• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA DAN PEMBENTUKAN KATA DALAM BAHASA I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KATA DAN PEMBENTUKAN KATA DALAM BAHASA I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KATA DAN PEMBENTUKAN KATA

DALAM BAHASA INDONESIA

Ada banyak ragam pembentukan kata dalam Bahasa Indonesia. Sebagian besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda. Untuk memahami cara pembentukan kata-kata tersebut kita sebaiknya mengetahui lebih dahulu beberapa konsep dasar dan istilah seperti yang dijelaskan di bawah ini.

A. Konsep Morf, Alomorf, Morfem, dan Kata

Untuk memahami ketiga konsep tersebut, marilah kita cermati contoh kalimat berikut. “Mahasiswa PGSD berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen dengan terus belajar tanpa mengenal lelah.”

Kalimat tersebut terdiri atas 12 kata.

Ada kata yang terdiri atas satu morfem, ada pula kata-kata yang terdiri atas lebih dari satu morfem.

Kata mahasiswa, PGSD, tugas, yang, oleh, dosen, dengan, terus, tanpa, dan lelah merupakan kata yang terdiri atas satu morfem,

sedangkan kata berusaha, menyelesaikan, diberikan, belajar, dan mengenal terdiri atas lebih dari satu morfem.

Kata berusaha terdiri atas morfem ber- dan usaha;

kata menyelesaikan terdiri atas morfem konfiks meN-kan dan selesai; kata diberikan terdiri atas tiga morfem, yaitu di-, beri, dan akhiran –kan; kata belajar terdiri atas dua morfem yaitu ber- dan ajar;

kata mengenal terdiri atas dua morfem yaitu morfem meN- dan kenal.

Dari contoh tersebut dapat dibedakan konsep kata dan morfem. Sebuah kata dapat terdiri atas sebuah morfem, tetapi dapat pula terdiri atas lebih dari satu morfem. Sebaliknya sebuah morfem dapat menjadi sebuah kata tetapi dapat pula bukan merupakan sebuah kata. Hal ini sangat bergantung pada jenis morfemnya.

(2)

B. Jenis Kata

Kata asal adalah kata yang menjadi asal dari suatu bentukan atau kata yang belum mengalami proses morfologis (proses pembentukan kata).

Kata Jadian/turunan adalah kata yang telah mengalami proses morfologis, baik melalui afiksasi (prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks), reduplikasi, maupun komposisi.

Contoh:

- kata asal: rumah

- kata jadian: perumahan, dirumahkan, rumah-rumah, rumah tangga, rumah sakit Pada contoh di atas, kata asal rumah dapat berubah menjadi kata jadian,

kata asal: kata perumahan dan dirumahkan melalui proses afiksasi; berubah menjadi rumah-rumah melalui proses reduplikasi; dan berubah menjadi rumah tangga dan rumah sakit melalui proses komposisi.

2. Kategori Kata Bahasa Indonesia

Kategori kata merupakan masalah yang cukup rumit. Pandangan satu ahli dengan ahli lain sangat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut. Kategori kata di bawah ini dipilih berdasarkan penguasaan kata untuk anak usia Sekolah Dasar. Kata-kata tersebut yaitu:

a. Kata benda (nomina): ibu, rumah, mainan, kecantikan, Surabaya

b. Kata kerja (verba): lari, tidur, kehujanan, meletus

c. Kata sifat (adjektiva): pandai, cantik, tinggi

d. Kata bilangan (numeralia): satu, kedua, beberapa, banyak

e. Kata ganti (pronomina): aku (ku), engkau (kau), kamu, dia, mereka, ini, itu

f. Kata depan (preposisi): di, ke, dari, pada

g. Kata sambung (konjungsi): dan, atau, tetapi, ketika, yang

Sebagai contoh kata benda (nomina). Secara semantis, nomina diartikan sebagai kata yang melabeli suatu benda baik secara konkret maupun abstrak. Misalnya ayah, malaikat, dan cinta. Kata ayah merupakan kata yang konkret, tetapi malaikat dan cinta merupakan kata yang abstrak. Secara morfologis, nomina dapat berupa bentuk asal, tetapi dapat pula berupa kata jadian baik melalui proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.

(3)

Definisi Istilah

kata dasar (akar kata) = kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan, juga dapat dikelompokkan sebagai bentuk asal (tunggal) dan bentuk dasar (kompleks), tetapi perbedaan kedua bentuk ini tidak dibahas di sini.

afiks (imbuhan) = satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila ditambahkan pada kata dasar akan mengubah makna dan membentuk kata baru. Afiks tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain seperti kata dasar.

Istilah afiks termasuk prefiks, sufiks dan konfiks.

kata turunan (kata jadian) = kata baru yang diturunkan dari kata dasar yang mendapat imbuhan.

keluarga kata dasar = kelompok kata turunan yang semuanya berasal dari satu kata dasar dan memiliki afiks yang berbeda.

Kata dalam bahasa Indonesia dibentuk melalui proses morfologis dan di luar proses morfologis. Proses morfologis yaitu proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Terdapat tiga cara pembentukan kata melalui proses morfologis, yaitu afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.

1. Proses Morfologis

a. Afiksasi

Afiksasi merupakan proses penambahan morfem afiks pada bentuk dasar. Afiks tersebut dapat berupa prefiks (awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), konfiks dan simulfiks (imbuhan gabung). Contoh masing-masing adalah sebagai berikut.

prefiks (awalan) = afiks (imbuhan) yang melekat di depan kata dasar untuk membentuk kata

baru dengan arti yang berbeda.

prefiks: ber-, di-, ke-, me-, meng-, mem-, meny-, pe-, pem-, peng-, peny-, per-, se-,

ter- Infiks: er, el, em; gerigi, gelegar, gemetar

sufiks (akhiran) = afiks (imbuhan) yang melekat di belakang kata dasar untuk membentuk

kata baru dengan arti yang berbeda.

sufiks: -an, -kan, -i, -pun, -lah, -kah, -nya

(4)

konfiks (sirkumfiks / simulfiks) = secara simultan (bersamaan), satu afiks melekat di depan

kata dasar dan satu afiks melekat di belakang kata dasar yang bersama-sama mendukung satu fungsi.

konfiks: ke - an, ber - an, pe - an, peng - an, peny - an, pem - an, per - an, se - nya Konfiks: ke-an, per-an; kemanusiaan, perlakuan, perbuatan

Simulfiks: memper-kan, diper-kan; mempertanggungjawabkan, diperlakukan.

b. Reduplikasi

Reduplikasi merupakan proses pengulangan bentuk dasar yang dilakukan dengan pengulangan seluruh, pengulangan sebagian, pengulangan berkombinasi dengan afiks, pengulangan berubah bunyi.

Bentuk rumah-rumah dan perumahan-perumahan merupakan pengulangan secara utuh, artinya seluruh bentuk dasar mengalami proses pengulangan

c. Komposisi

Komposisi merupakan suatu proses penggabungan dua atau lebih bentuk dasar sehingga menimbulkan makna yang relatif baru. Makna yang timbul akibat penggabungan tersebut ada yang dapat ditelurusuri dari unsur yang membentuknya, ada yang maknya tidak berkaitan dengan unsur pembentuknya, dan ada yang mempunyai makna unik.

Contoh masing-masing tipe dapat dilihat pada contoh berikut.

 rumah makan

(5)

a. Akronim; pemendekan dengan mengambil satu suku atau lebih kata-kata asalnya. Misalnya:

b. Abreviasi; pemendekan dengan mengambil huruf pertama setiap kata asalnya.

o ABG (Anak Baru Gede; atas Bawah Gede)

o PGTK (Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak)

o PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar)

o BLK (Balai Latihan Kerja)

c. Abreviakronim; gabungan dari abreviasi dan akronim.

 AKABRI

 PEMILU

d. Kontraksi; pemendekan dengan pengerutan bentuk.

 tidak – tak

 saya pergi – sapi (dalam kebiasan bahasa masyarakat Nusa Tenggara).

e. Kliping; pemendekan dengan mengambil sebagian untuk mewakili seluruh.

 influensa – flu

 dokter –dok

 profesor – prof

G. Penggunaan Afiks

Mempelajari proses pembentukan kata-kata dan metode pembubuhan afiks merupakan kunci untuk memahami makna kata-kata turunan dan belajar membaca teks Bahasa Indonesia. Sebagian besar kata yang terdapat dalam surat kabar dan majalah Indonesia berafiks. Jika seseorang mengerti makna kata dasar, ia dapat mengerti makna sebagian besar kata yang berasal (diturunkan) dari kata dasar itu dengan menggunakan kaidah umum untuk masing-masing jenis afiks.

H. Aplikasi Afiks

ber- : menambah prefiks ini membentuk verba (kata kerja) yang sering kali mengandung arti (makna) mempunyai atau memiliki sesuatu. Fungsi utama prefiks "ber-" adalah untuk menunjukkan bahwa subyek kalimat merupakan orang atau sesuatu yang mengalami perbuatan dalam kalimat itu.

(6)

sangat erat dengan prefiks "me-." Prefiks "me-" menunjukkan tindakan aktif sedangkan prefiks "di-" menunjukkan tindakan pasif, di mana tindakan atau obyek tindakan adalah fokus utama dalam kalimat itu, dan bukan pelaku.

pe- : Prefiks ini membentuk nomina yang menunjukkan orang atau agen yang melakukan perbuatan dalam kalimat. ter- : Sekitar satu dari tiap 54 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki prefiks ini.

se-: menambah prefiks ini dapat menghasilkan beberapa jenis kata. Prefiks ini sering dianggap sebagai pengganti “satu” dalam situasi tertentu.

-an : menambah sufiks ini biasanya menghasilkan kata benda yang menunjukkan hasil suatu perbuatan. Sufiks ini pun dapat menunjukkan tempat, alat, instrumen, pesawat, dan sebagainya. Sekitar satu dari tiap 34 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki sufiks ini.

-i : Sufiks ini sering digunakan untuk memindahkan perbuatan kepada suatu tempat atau obyek tak langsung dalam kalimat yang mana tetap dan tidak mendapat pengaruh dari perbuatan tersebut .

-kan: menambah sufiks ini akan menghasilkan kata kerja yang menunjukkan penyebab, proses pembuatan atau timbulnya suatu kejadian.

-kah : menambah sufiks ini menunjukkan bahwa sebuah ucapan merupakan pertanyaan dan sufiks ini ditambahkan kepada kata yang merupakan fokus pertanyaan dalam kalimat. Sufiks ini jarang digunakan.

-lah : sufiks ini memiliki penggunaan yang berbeda dan membingungkan, tetapi secara singkat dapat dikatakan bahwa sufiks ini sering digunakan untuk memperhalus perintah, untuk menunjukkan kesopanan atau menekankan ekspresi. Hanya sekitar satu dari tiap 400 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki sufiks ini.

ke-an : Konfiks ini adalah untuk:

1. membentuk nomina yang menyatakan hasil perbuatan atau keadaan dalam pengertian umum

yang menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan kata dasar

2. membentuk nomina yang menunjuk kepada tempat atau asal

(7)

per-an : menambah konfiks ini akan menghasilkan sebuah nomina yang menunjukkan hasil suatu perbuatan (bukan prosesnya) dan dapat juga menunjukkan tempat. Artinya sering menunjuk kepada suatu keadaan yang ditunjuk oleh kata dasar atau hasil perbuatan verba dalam kalimat. Keadaan ini mirip dengan yang diperoleh dengan menggunakan konfiks “ke-an”, tetapi biasanya kurang umum dan lebih konkrit atau spesifik. Sekitar satu dari tiap 108 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki konfiks ini.

se - nya : Konfiks ini seringkali muncul bersama-sama dengan kata dasar tunggal atau kata dasar ulangan untuk membentuk adverbia yang menunjukkan suatu keadaan tertinggi yang dapat dicapai oleh perbuatan kata kerja (misalnya: setinggi-tingginya = setinggi mungkin).

-nya : Ada penggunaan “-nya” sebagai sufiks murni yang mengubah arti kata dasarnya, tetapi hal ini merupakan konsep yang agak rumit dan kurang umum dan tidak dibahas di sini. contoh: biasanya = usually; rupanya = apparently

J. Prefiks

Dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan atas prefiks meN-, peN-, ber-, per, ter, di-, ke-, dan se-.

K. infiks

Infiks merupakan bentuk terikat yang diimbuhkan pada bentuk dasar. Pengimbuhannya ditempatkan ditengah atau diantara bentuk dasar. Infiks dalam bahasa Indonesia antara lain: -el-, -em-, -er-, -in-.

(8)

sehingga sufiks itu tidak mengalami perubahan apabila diimbuhkan pada bentuk dasar dimanapun.

Contoh:

-an + pikir → pikiran

-kan + bersih → bersihkan

-i + khianat → khianati

M. Gabungan awalan-akhiran (konfiks/simulfiks)

Penggabungan awalan-akhiran dalam bahasa indonesia dapat dilakukan dengan dua cara. Penggabungan/pengimbuhan yang dilakukan dengan bersamaan pada bentuk dasar, gabungan awal itu dinamakan konfiks. Artinya bentuk dasar yang diimbuhkan awalan-akhiran secara bersamaan itu tidak mempunyai tataran kata sebelumnya.

Contoh:

Per-an + tani → pertanian

Ke-an + rajin → kerajinan

di-kan + kerja → dikerjakan

ber-an + lanjut → berkelanjutan

N. Perubahan Suara dalam kata kompleks

(9)

BAB III PENUTUP A. Simpulan

Morfologi tidak pernah lepas dari kata dan kalimat. Pemebentukan kata selalu memerlukan kaidah morfofonemik. Kaidah morfofonemik yang terdapat dalam bahasa Indonesia terdiri dari meN-, peN, ber-, per-, ter-.

Huruf kapital N mewakili suara perubahan yang tergantung pada suara dasar. N dapat muncul sebagai salah satu nasal m, n, ny, ng, atau nol. Kadang-kadang sengau sebelum datang pertama suara dasar dan kadang-kadang ia menggantikan suara pertama. Atruan-aturan yang digambarkan meN- tetapi berlaku untuk peN- dan peN…-an.

meN- memiliki alomorf me-, men-, mem-, meny-, menge-, meng-.

Prefiks ber- memiliki alomorf be- dan bel- .

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Jadi oleh sebab timbulnya perubahan tahanan akibat adanya medan luar, maka sistem tersebut bisa diaplikasikan sebagai sensor magnet tanpa menggunakan arus seperti pada metoda

• Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) adalah standar harga satuan tertinggi untuk biaya pelaksanaan kontruksi fisik per-m 2   pembangunan. bangunan gedung negara

Hukum acara Penyelesaian sengketa ekonomi Syariah belum terkodifikasi masih tersebar di beberapa peraturan lain, karena untuk menunjang pelaksanaan hukum acara

Penciptaan skenario film UDA bertujuan untuk (1) Memperkenalkan dan memberikan sisi lain dari merantau kepada masyarakat luas dalam kehidupan sosial dan budaya, khususnya

yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Magister Teknik pada Kekhususan Manajemen Gas Program Studi Teknik Kimia Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia,

Untuk kronologis menurut pendapat kami, peneliti sudah menjelaskan secara terperinci, hal tersebut dapat dilihat dari: Penjabaran peristiwa dilematis antara

Berdasarkan analisis hasil pembahasan dalam penelitian ini, maka penelitian yang berjudul hubungan antara efikasi diri dengan pilihan karir pada siswa kelas IX

Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan 2 jenis hama yang menyebabkan kerusakan tanaman gaharu pada umur 1 tahun di lapangan dan berdasarkan hasil identifikasi 2