AZAB TUHAN
BAGI ORANG YANG MENINGGALKAN
Ṣ
ALAT
(Analisis Isi Nazam Tarikus-salat dalam Kitab Aqaid Iman)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 Sastra Indonesia
Disusun Oleh: Riri Safitri 13010113120024
PROGRAM STUDI S1 SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
Penulis menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini disusun tanpa mengambil bahan hasil penelitian untuk meraih suatu gelar atau diploma yang sudah ada disuatu Universitas. Sejauh yang penulis ketahui dan yakini, skripsi ini tidak mengambil bahan dari publikasi atau tulisan orang lain, kecuali yang sudah disebutkan dalam rujukan. Saya bersedia menerima sanksi jika terbukti melakukan penjiplakan.
Riri Safitri
Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan kepada Tim
Penguji skripsi pada:
Hari : Jum’at
Tanggal : 9 Juni 2017
Disetujui
Dosen Pembimbing
Dr. M. Abdullah M.Hum NIP 19610210 198703 1003
Panitia Ujian Skripsi
Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro Semarang
Ketua
Nur Fauzan Muhammad S.S,M.A ... NIP 196802121998031002
Anggota I
Dra. Mirya Anggrahini,M.Hum ... NIP 195408061982032002
Anggota II
Dr. M.Abdullah,M.Hum ... NIP 196102101987031003
Semarang, 13 September 2017
Ketua Departemen S1 Sastra Indonesia
Dr. M.Abdullah,M.Hum NIP 196102101987031003
MOTTO :
“Sesungguhnya, kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada siapa yang kamu suka, akan tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang ia kehendaki.”
(Al-Qashash:56)
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini penulis persembahkan untuk Bapak dan Mamah
Aa, Teteh, Rai dan para Alo penulis
Murrobi penulis
Sahabat-sahabat dalam jalan dakwah penulis
Teteh alumni sastra sunda Unpad yang telah meminjamkan naskah pribadinya untuk penulis teliti
Untuk ilmuan yang memilih filologi sebagai fokusnya
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Shalawat serta salam penulis panjatkan kepada junjungan alam habibana wanabiyana Muhammad Saw. Berkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Azab Tuhan Bagi Orang yang Meninggalkan Salat: Analisis isi
Nazam Tarikus-salat dalam Kitab AqaidIman”.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa, bantuan, bimbingan, dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Redyanto Noor, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro sekaligus dosen wali penulis.
2. Dr. Muh. Abdullah, M.Hum. Selaku dosen pembimbing penulis serta ketua Jurusan Sastra Indonesia dan Dra. Sri Puji Astuti, M.Pd. Selaku sekertaris Departemen Sastra Indonesia.
3. Segenap dosen Sastra Indonesia, terutama dari seksi filologi dan staff jurusan Sastra Indonesia.
4. Teh Agnes Maharani Khodijah, selaku pemilik naskah.
5. Bapak (Saepudin), Mamah (Kasrena), Aa (Saepul Rahman), Kang Ujang, A
Dede Teteh-teteh ku, teh Ratna, teh Rani, teh Elis, adikku si bungsu Ersan Saputra, Alo-alo penulis, Vieri Al-Kausar (Dede) ,Viona Arya Zanetti (Eneng), Vierra Kakak Aryana (Aden), Elvan Kurnia Rahman (Empon) dan Amira Nur
sareung sadaya nu teu tisa ku abdi sebut hiji-hiji kana jasanya.
6. Murrabi penulis dari kecil sampai sekarang, jazakalloh khoiron khasiron.
7. Wisma Fakultas Ilmu Budaya terkhusus wisma khadijah jazakalloh khoiron khasiron untuk mba-mba penulis yang super strong dalam membina (Mba Fera,
Mba Firas, Mba Anis, Mba Septi, Mba Yulis, Mba Dwi, Mba Asna, Mba Yeni) dari kalian penulis belajar apa arti bagaimana hidup ini harus dijalani. Untuk adik-adik unyu yang melatih penulis bagaimana menepatkan diri diruang kesabaran (Ayu Widya, Rena, Musliha, Aniek, Irul, Deria, Yuni, Tata, Refita, Aulia, dan adik-adik penulis lainnya yang sedang atau pernah berada di wisma Fakultas Ilmu Budaya). Dan yang terakhir untuk wisma Fakultas Ilmu Budaya
squad 2013 yang rumpi dan bikin makin betah di wisma karena kebersamaan kalian yang tiada dua (Mir’ah, Sofi, Miza, Dita, Qoqon, Nurna ,Ismaul, Ulfah, Via).
8. Pea Bele yang selalu buat meleleh thanks selalu dalam kebersamaan sampai saat ini, thanks untuk kesabaran atas tingkah-tingkah penulis yang buat emosi. (Rere, Anin, Uly, Elda, Yeni, Anggi, Tom-tom, Dinda) kejutana-kejutan kalian saat ulang tahun selalu dihati.
9. Sahabat-sahabat penulis yang tidak pernah lelah bersahabat dengan diri penulis (Asty, Yuning, Nia, Mia, Wanti, Lisna, Sahrul, Icha) hatur nuhun pisan.
belajar akan keseriusan dalam menuntut ilmu khususnya filologi (Zety, Ulfah, Tika, Atma, Umi, Dwi, Lana, Elsa, dan teman-teman 19 orang lainnya di filologi 2013).
11. Lingkaran ukhuwah, KAMMI FIB Undip dan KAMMI Semarang jazakalloh khoiron khasiron di jalan juang kita dipertemukan.
12. SINEAS (Sastra Indonesia 2013) terimakasih untuk kebersamaan kalian sungguh banyak pelajaran berharga diperjalanan bersama kalian.
13. DNA Writing Club (Mba Norma, Mba Rafngi, Siti, Dania, dan pengajar lainnya)
Jazakalloh atas ilmu-ilmunya, penulis menjadi tercerahkan akan begitu pentingnya menulis.
14. PKPU Semarang, terimakasih atas pembelajarannya tentang arti dari kehidupan.
15. Semua pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini baik dalam bentuk tenaga, pikiran, dan materi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis merasa masih jauh dari sempurna
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi orang lain sebagaimana penulis mengambil pelajaran dari proses
pengerjaan skripsi ini.
Semarang, 17 Juni 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………i
HALAMAN PERNYATAAN………ii
HALAMAN PERSETUJUAN………..iii
HALAMAN PENGESAHAN………iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………v
PRAKATA………..vi
DAFTAR ISI………...ix
DAFTAR SINGKATAN……….….xii
DAFTAR TABEL………...xiii
DAFTAR GAMBAR………xiv
DAFTAR LAMPIRAN………...xv
INTISARI……….xvi
ABSTRACT……….xvii
BAB I PENDAHULUAN………...1
A. Latar Belakang……….1
B. Rumusan Masalah………....3
C. Tujuan Penelitian……….3
D. Manfaat Penelitian………...3
1. Manfaat Teoretis………..3
E.Tinjauan Pustaka……….4
1. Penelitian Sebelumnya………...4
2. Penelitian Lain………...4
F. Landasan Teori………..5
a. Teori Filologi………6
b.Teori Analisis Isi (Content Analysis)………....8
G. Metode Panelitian………..……..10
1. Pengumpulan Data………...10
2. Analisis Data………....10
a. Data Primer………..…….10
b. Data Sekunder……….………..10
3. Penyajian Data………...11
H. Sistematika Penelitian………11
BAB II PERNASKAHAN………...13
A. Inventarisasi Naskah………..……….13
B. Deskripsi Naskah………14
C. Deskripsi Naskah Kitab AqaidIman………..14
1. Umum……….15
2. Bagian Buku………...16
3. Tulisan………17
4. Penjilidan………18
6. Isi……….19
D. Garis Besar Isi Naskah...22
E. Suntingan Teks Nazam Tarikus-salat...22
1. Transliterasi………...22
2. Panduan Tranliterasi Arab-Latin………...23
F. Panduan Pegon Sunda………...30
G. Panduan Terjemahan………...33
H. Suntingan Teks dan Terjemahan……….34
BAB III ASPEK RELIGIUS DALAM NAZAM TARIKUS-SALAT…...40
A. Struktur Nazam Tarikus-salat………...40
B. Aspek Religius dalam Nazam Tarikus-salat………...46
1. Balasan di Dunia………..…..49
2. Balasan di dalam Kubur………...54
3. Balasan di akhirat……….……..55
4. Balasan di Hari Kiamat……….……….57
BAB V SIMPULAN A. Simpulan………60
B. Saran………...61
DAFTAR PUSTAKA GLOSARIUM
DAFTAR SINGKATAN
NTS : Nazam Tarikus-salat
PUEBI : Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
SKB : Surat Keputusan Bersama SAW : Shallallahu ‘alaihi wa sallam
SWT : Subhanahu wa ta’ala
Tabel Halaman
Tabel 1 Penulisan Konsonan Arab-Latin………..26
Tabel 2 Penulisan Vokal Tunggal………...27
Tabel 3 Penulisan Vokal Rangkap…..……….…….27
Tabel 4 Penulisan Vokal Panjang……….…...28
Tabel 5 Penulisan Diftong………...28
Tabel 6 Daftar Panduan Pegon Sunda Vokal……….…...30
Tabel 7 Daftar Panduan Pegon Sunda Konsonan……….…...31
Gambar Halaman Gambar Ukuran Pias……….17 Gambar Kolofon………...19
Lampiran Halaman Foto Naskah Teks NTS……….67 Foto wawancara………70
Nazam Tarikus-salat dalam Kitab Aqoid Iman”. Skripsi Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia. Semarang: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Pembimbing: Dr. M. Abdullah, M.Hum.
Nazam Tarikus-salat (NTS) merupakan naskah Pegon Sunda yang tergolong ke dalam puisi nadoman atau pupujian. NTS merupakan salah satu bab yang berada dalam naskah kitab Aqaid Iman. Penelitian NTS Mempunyai dua tujuan utama yaitu 1) menghasilkan suntingan teks yang bersih dari kesalahan penyalinan dan dapat dipertanggungjawabkan. Serta dapat dipakai sebagai sumber berbagai penelitian bidang ilmu lain dengan menggunakan naskah kuno (manuskrip) sebagai sumber informasi. 2) Menjelaskan nilai-nilai religius yang terkadung dalam NTS agar dapat bermanfaat bagi masyarakat. Untuk mencapai tujuan-tujuan diatas, diterapkan beberapa teori yaitu teori filologi dan analisis isi (content analysis). Teori filologi berkaitan dengan suntingan teks. Metode suntingan teks yang digunakan adalah metode standar, yaitu menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil. Metode penelitian naskah yang digunakan adalah metode penelitian naskah dan metode penyuntingan teks. Metode penelitian naskah mencakup penentuan naskah tunggal dan deskripsi naskah. Metode suntingan teks berupa menyajikan suntingan teks disertai aparat kritik tanpa mengubah keasliannya. Analisis isi (content analysis) digunakan dalam NTS lebih ditekankan pada nilai religius yang terkandung dalam teks. NTS memberi penjelasan tentang azab Tuhan bagi orang yang meninggalkan salat. Dengan adanya teks NTS masyarakat lebih mengerti tentang pentingnya salat karena balasan yang akan menimpa orang yang tidak salat sungguh berat. Dalam teks NTS dijelaskan ada lima belas azab yang akan didapatkan manusia. Azab tersebut yaitu enam azab ketika di dunia, tiga di waktu matinya, tiga di dalam kubur dan tiga di hari kiamat.
Kata Kunci: Naskah Kuno, Nazam Tarikus-salat, Azab Tuhan.
Safitri, Riri. 2017. Azab Tuhan Bagi Orang yang Meninggalkan Salat: Analisis Isi Nazam Tarikus-salat dalam Kitab Aqaid Iman. A Thesis for S-1 Degree in Indonesian Literature. Semarang: Faculty of Humanities. Diponegoro University. Advisor: Dr. M. Abdullah, M. Hum.
Nazam Tarikus-salat (NTS) is a Sundanese Pegon script that belongs to a nadoman or praise poem. NTS is one of the chapters in the text of Aqaid Iman. The research of NTS has two main aims: 1) Producing the clean text edits from reliable copying and writing errors. Moreover, it can be used as a source of research in other fields of science with using manuscripts as the source of information. 2) Describing the religious values contained in NTS in order to give the benefit to the society. To achieve the above aims, it has been applied several theories namely the philology theory and the content analysis. The philology theory relates with the text edits. The text editing method used is the standard method, which is to publish the manuscript by correcting small errors. The method used in the research is the method of textual research and the text editing method. The method of the study of the manuscript includes the determination of a single manuscript and a manuscript description. The text editing method in the form of presenting text edits with the critical apparatus without changing its authenticity. The content analysis used in NTS is more emphasized on the religious values contained in the text. NTS gives an explanation of the God punishment for the person who left the salat. By the NTS text, people understand more about the importance of salat because the punishment that will befall people who do not salat is really heavy. In the NTS text, it was described there are fifteen punishments that will be obtained by humans. The punishments are six in the world, three at dead, three in the grave, and three in the Judgment Day.
Keywords: Ancient Script, Nazam Tarikus-salat, The God Punishment.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan bangsa yang terletak di kawasan Asia Tenggara dengan tingkat kebudayaan tinggi yang dari waktu ke waktu mengalami perubahan (Lubis,1996:1). Indonesia terbagi dalam banyak kelompok etnis yang mempunyai ciri khas kebudayaanya masing-masing. Khazanah peninggalan kebudayaan nusantara tersebut salah satunya berupa naskah nusantara. Naskah (manuskrip) merupakan peninggalan budaya yang berwujud tulisan berbahan kertas (dluwang), lontar, kulit binatang, tulang atau bambu (Lubis, 1996:27).
Naskah (manuskrip) merupakan aset budaya yang dapat memberikan sumbangan besar yang di dalamnya mengandung pikiran, adat istiadat, kepercayaan, dan sistem nilai masyarakat pada masa lampau. Sumber tulisan di dalam naskah terdiri dari berbagai bahasa, tergantung daerah asalnya. Beberapa di antara bahasa utama yang digunakan adalah: Aceh, Minangkabau, Melayu, Lampung, Sunda, Jawa, Madura, Bali, Makasar, Bugis, Wolio (Robson,1994:2). Hampir semua daerah di Indonesia mempunyai koleksi naskah dengan beragam aksara yang mempunyai ciri khas masing-masing, termasuk di dalamnya adalah naskah Sunda.
Maka dari itu, studi terhadap karya tulis masa lampau perlu dilakukan karena adanya anggapan bahwa dalam peninggalan tulisan terkandung nilai-nilai yang masih relavan (Baried dkk, 1994:1). Filologi sebagai ilmu yang banyak mengungkapkan khazanah ruhaniah warisan nenek moyang diharapkan dapat menghasilkan suntingan dan terjemahan teks.
Berdasarkan hal di atas, penulis akan meneliti salah satu naskah Sunda yaitu Nazam Tarikus-salat. Sejauh pengetahuan penulis, Nazam Tarikus-salat
merupakan naskah tunggal yang belum pernah diteliti sebelumnya. Naskah
Nazam Tarikus-salat yang selanjutnya akan disebut NTS, merupakan naskah tulis tangan dari Sunda beraksara Arab (pegon) dan Latin serta bahasa yang digunakan adalah Bahasa Sunda. NTS adalah naskah yang terdapat di dalam subbab kitab Aqaid Iman. NTS merupakan salah satu puisi Sunda yang berbentuk pupujian atau nadoman. Pupujian atau nadoman merupakan bentuk puisi Sunda yang terdiri dari empat larik, tiap larik bersuku kata delapan dan berima akhir a-a-a-a, isinya nasihat, pelajaran agama, pujian kepada Tuhan,
salawat nabi dan do’a (Zaidan, 2004:165)
NTS sendiri merupakan naskah yang berisi pelajaran agama yaitu azab bagi orang yang meninggalkan salat. Azab tersebut berupa siksaan yang terbagi menjadi lima belas siksaan yaitu enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di dalam kubur dan tiga siksaan pada hari kiamat. Nilai pelajaran dibalik isi naskah inilah yang menarik untuk dilakukan penelitian. Selain itu, NTS keadaannya cukup baik denga tulisan dan tinta yang masih mudah untuk dibaca sehingga memudahkan penulis untuk penelitian.
Sebelum dilakukan penelitian, penulis melakukan penyuntingan teks NTS
Meninggalkan Salat: Analisis Isi Nazam Tarikus-salat dalam Kitab Aqaid Iman”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana suntingan teks dari NTS?
2. Nilai-nilai religius apa saja yang terkandung dalam NTS?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang hendak dicapai peneliti ialah:
1. Membuat suntingan teks NTS.
2. Menjelaskan nilai-nilai religius yang terkandung dalam NTS. D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini membantu penerapan analisis isi sebagai alat untuk membedah nilai-nilai religius pada naskah. Selain membantu dalam penerapan analisis isi, juga membantu dalam penerapan teori filologi. 2. Manfaat Praktis
Penelitian ini memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memahami dan memanfaatkan NTS serta dapat diamalkan dalam kehidupan keseharian. Disamping itu, juga bisa dijadikan untuk rujukan penelitian selanjutnya.
E. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Sebelumnya Terhadap NTS
skripsi-skripsi yang terdapat di perpustakaan FIB Universitas Diponegoro dan Universitas Gajah Mada. Serta skripsi-skripsi yang telah di unggah ke dalam dunia maya tidak ditemukan adanya skripsi yang menggunakan
NTS sebagai objek penelitiannya. Hasil penelusuran internet dengan kata kunci “Nazam Tarikus-salat” tidak ditemukan adanya artikel ilmiah, penelitian ilmiah, ataupun jurnal ilmiah terkait dengan kata kunci tersebut.
Sejauh pengetahuan penulis NTS juga merupakan naskah tunggal karena tidak juga ditemukan adanya naskah NTS melalui penelusuran internet dengan kata kunci “Nazam Tarikus-salat”. Selain itu tidak ditemukan juga melalui penelusuran terhadap katalog koleksi museum dan perpustakaan seperti Daftar Naskah Perpustakaan Republik Indonesia, Daftar Naskah Museum Sribaduga Bandung, dan Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 3-B Fakultas.
2.Penelitian Lain dengan Objek Manuskrip dan Pengkajian Nilai Religius.
Penelitian terhadap naskah NTS sejauh penulis ketahui belum pernah dilakukan sebelumnya, maka sebagai landasan penulis dalam menganalisis NTS berikut adalah penelitian dengan objek naskah kuno dan pengkajian nilai religius dalam salat:
kekuatan-kekuatan religi ini. Menyembahnya dengan kata lain
(salat) dengan menyerahkan diri kepada Allah.
b. Penelitian oleh Yana Shuraida dalam tesisnya di Universitas Airlangga pada tahun 2011 dengan judul: “Suntingan Teks dan Makna dalam Kitab Mawaidhotus Salat”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya makna dan manfaat dalam salat. Banyaknya penegasan tentang pentingnya salat yang terdapat dalam sumber-sumber agama bahwa salat merupakan keseluruhan ajaran dan tujuan agama. Sehingga salat dikatakan sebagai tiangnya agama karena tegak kokohnya agama Islam ditentukan oleh salat.
Kebaruan dari penelitian ini adalah pengungkapan nilai religi yang dapat menjadi panduan bagi masyarakat dewasa ini, melalui sebuah manuskrip NTS yang berbentuk nadoman yang mana sejauh pengetahuan penulis naskah ini belum pernah ada yang mengungkap.
F. Landasan Teori
Penelitian ini, penulis menggunakan dua teori, yaitu teori filologi untuk mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan naskah dan teks dari NTS dan analisis isi (content analysis) untuk mengungkapkan pesan dalam NTS
yang berupa nilai-nilai religius yang terkandung dalam NTS.
1. Teori Filologi
dan sasaran kerja yaitu naskah dan teks. Nabilah, Lubis (1996:27). mendeskripsikan bahwa yang dimaksud dengan teks adalah kandungan atau isi naskah yang biasanya mengandung ide-ide atau amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Perbedaan antara naskah dan teks akan menjadi lebih jelas terdapat naskah yang lebih muda tetapi mengandung teks yang lebih tua.
Lahirnya filologi dilatarbelakangi oleh munculnya varian-varian teks yang tersimpan dalam naskah. Dengan demikian, adanya variasi-variasi untuk suatu informasi masa lampau yang terkandung dalam naskah itulah yang melahirkan kerja filologi (Baried,1994:5). Oleh karena itu, untuk mendapatkan kembali naskah yang bersih akan kesalahan dibutuhkannya proses kerja filologi yaitu dengan metode penyuntingan.
Djamaris (2002:24-26) mengungkapkan bahwa metode penyuntingan teks dapat dibedakan menjadi dua hal, pertama penyuntingan naskah tunggal dan yang kedua penyuntingan naskah jamak atau lebih dari satu naskah. Metode penyuntingan naskah tunggal terbagi lagi kedalam dua metode yaitu metode standar (biasa) yang bisa digunakan hanya untuk naskah tunggal dan metode diplomatik yang digunakan untuk naskah yang dianggap suci. Sedangkan untuk penyuntingan naskah jamak terbagi kedalam dua metode yaitu metode gabungan yang dipakai apabila menurut tafsiran nilai naskah semua hampir sama, yang satu tidak lebih dari yang lain dan metode landasan yang dipakai menurut tafsiran nilai naskah jelas berbeda sehingga ada satu atau sekelompok naskah yang menonjol kualitasnya.
berwibawa (autografi), mentrasliterasi teks dan menyuntingnya (Djamaris, 2002:9). Maka dari itu, kajian naskah teks NTS merupakan kajian filologi yang berusahan mendapatkan naskah yang mendakati asli serta bersih dari kesalahan-kesalahan pada saat proses penyalinan melalui penyuntingan teks.
Setelah proses penyuntingan, NTS ditentukan penggolongannya seperti yang diungkapkan Suryani (2012:6-7) bahwa filologi dibagi menjadi dua, yakni filologi tradisional dan filologi modern. Filologi tradisional beranggapan bahwa perbedaan yang menyebabkan terjadinya varian bacaan yang ada dalam berbagai naskah merupakan suatu kesalahan atau korup dari bentuk aslinya yang dipandang negatif dan harus disingkirkan. Filologi modern beranggapan bahwa varian pada naskah tidak dianggap sebagai sesuatu yang korup, tetapi dianggap sebagai kreasi teks oleh penyalin yang disesuaikan dengan perubahan dalam sosial budaya, dimana salinan itu harus berfungsi menurut harapan pembaca yang menjadi sasaran naskah baru itu.
2. Analisis Isi (Content Analysis)
Untuk mengungkapkan pesan dalam NTS penulis menggunakan analisis isi. Analisis isi merupakan analisis yang digunakan apabila peneliti hendak mengungkapkan, memahami, dan menangkap pesan karya sastra. Endraswara (2002:160) mengungkapkan bahwa analisis isi meliputi (a) pesan moral/etika, (b) nilai pendidikan (didaktis), (c) nilai filosofis, (d) nilai religius, (e) nilai kesejarahan dan sebagainya.
Fungsi dari analisis konten selain yang dijelaskan diatas yaitu untuk mengungkapkan makna simbolik menungkapkan pesan-pesan yang terselubung yang memuat isi yang berharga bagi pembaca. Dalam penelitian ini digunakan beberapa tahapan agar isi dalam NTS dapat terungkap sehingga dapat bermafaat bagi pembaca yaitu mengumpulkan data, menentukan unit analisis, penentuan sampel, perekaman/pencatatan data, inferensi, analisis, validitas, reliabitas dan penyajian.
Dari definisi di atas, Endraswara (2011:162-164) menjelaskan bahwa langkah-langkah penelitian analisis isi yaitu:
a. Pengadaaan Data
1) Penentuan Unit Analisis
Dalam penelitian NTS ini dikarenakan penulis hendak mengungkapkan makna religius maka data-data diluar makna religius yang terdapat dalam teks NTS disingkirkan.
2) Penentuan Sampel
Dalam tahap ini NTS ditentukan permasalahan apa yang akan diteliti.
Teks NTS dicatat hal yang melukiskan pesan dan makna simboliknya serta meninggalkan data-data yang tidak relavan dengan kontruksi.
b. Proses Inferensi dan Analisis 1) Inferensi
Dalam proses ini NTS dikaji terlebih dahulu makna simboliknya sebelum dilakukan inferensi yang berupa penarikan simpulan yang bersifat abstrak.
2) Analisis
Teks NTS disajikan dan dibahas secara konseptual serta dihubungkan dengan konteks dan konstruk analisis.
c. Validitas dan Reliabilitas
Tahapan ini NTS diukur tingkat kesensitifannya makna simbolik yang bergayut dengan konteks. Setelah di validitas teks NTS di reliabilitas yakni penyesuain antara hasil penelitian dengan kajian pustaka serta pembacaan yang cermat.
G. Metode Penelitian
Naskah NTS merupakan naskah kuno maka dari itu penulis menggunakan Penelitian filologi yang mana objek dari filologi yaitu naskah dan teks. Hasil dari kerja filologi penelitian ini yaitu transkripsi NTS.
1. Pengumpulan data a. Data Primer
Pengumpulan data primer yaitu dilakukan dengan cara studi lapangan (field research) dan studi katalog. Studi lapangan (field research) yaitu studi lapangan ke rumah-rumah warga di daerah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Pengumpulan data sekunder dengan studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data-data teori yang dipakai. Data ini penulis dapatkan dari perpustakaan-perpustakaan serta jurnal ilmiah.
2. Analisis Data
Analisis data NTS dibagi menjadi dua bagian yaitu kajian filologi dan analisis ini (content analysis). Kajian filologi diterapkan untuk mendapatkan suntingan teks naskah NTS yang bersih akan kesalahan dengan langkah kerja sebagaimana yang diungkapkan Djamaris (2002:9) langkah kerja filologi terdiri dari inventarisasi naskah, deksripsi naskah, transliterasi, suntingan teks dan translasi (terjemahan) hingga tersaji naskah yang mudah untuk dibaca dan dimengerti oleh masyarakat umum. Analisis isi (content analysis)
dirapkan untuk mengungkapkan kandungan pesan religius dalam NTS.
Pengungkapan kandungan religius ini dilakukan dengan menggunakan analisis isi untuk mengungkapkan pesan-pesan pengarang dalam karyanna tersebut. Langkahnya dilakukan dengan pembacaan secara teliti kemudian dilakukan pencatatan data.
3. Penyajian Data
Tahap penyajian data merupakan tahap terakhir, yaitu menyajikan data menggunakan metode deskriptif. Penyajian data dilakukan secara sistematis sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Penulis mengkaji naskah-naskah, membuat laporan dan menyunting teks serta mengkaji fungsi teks NTS dengan menggunakan analisis isi untuk memberikan manfaat pada pembaca.
Tahap akhir dari penelitian ini adalah menyajikan laporan hasil penelitian yang akan disajikan dengan urutan:
Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, serta sistematik penelitian.
Bab II Pernaskahan. Bab ini berisi inventarisasi naskah, deskripsi naskah NTS, garis besar isi teks, suntingan teks NTS dan aparat kritik.
Bab III Aspek Religius dalam NTS. Bab ini berisi proses analisis isi terhadap teks NTS.
PERNASKAHAN
Identifikasi naskah ialah kegiatan mendeskripsikan naskah yang akan di teliti baik itu secara fisik maupun isinya. Dalam bab ini diuraikan tentang inventarisasi naskah,deskripsi naskah,garis besar isi teks, suntingan teks naskah NTS dan aparat kritik.
A. Inventarisasi Naskah
Inventarisasi naskah merupakan tahap pertama yang dilakukan dalam rangka pengumpulan data yang akan diteliti. Proses pengumpulan data metode studi lapangan (field research) yaitu dengan mendatangi rumah-rumah warga, penulis memperoleh naskah kitab Aqaid Iman sendiri yaitu di rumah Agnes Maharani Khodijah yang beralamat di di Jalan K.H Syamsuri Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Naskah kitab AqaidIman merupakan naskah yang diturunkan turun-temurun yang ditulis oleh H. Jima Mun. Naskah ini awalnya tersimpan di pesantren yang terletak di daerah Purwakarta, Jawa Barat. Setelah mengamati keadaan naskah, penulis dapat menjabarkan bahwa naskah kitab Aqaid Iman kondisinya sudah lapuk dan kusam (cover sudah mengelupas), hal ini disebabkan karena naskah sudah terlalu lama tersimpan dan naskah tidak terawat. Namun, isi teks dari naskah tersebut masih bisa terlihat. Naskah ini tidak terdapat judul, sehingga diberikan judul oleh cucu dari penulis yaitu Agnes Maharani Khodijah yaitu “Kitab AqaidIman”.
B. Deskripsi Naskah
Deskripsi naskah ialah gambaran tentang keadaan fisik naskah, kertasnya, apakah terdapat cap air yang disebut “watermark” dan catatan lain mengenai naskah (Lubis,1996:6). Dalam deskripsi antara lain berisikan tentang: dimana tempat naskah tersimpan, judul, nomor, jumlah teks dalam naskah tersebut,tanggal penulisan, tempat penulisan, penulis/penyalin, pemilik naskah, panjang naskah, lebar naskah, bahan/alas, cap kertas, warna tinta, kondisi, jumlah halaman, jumlah baris per halaman,jumlah lembar pelindung, ukuran halaman, ukuran pias, tanda koreksi, pungtuasi, rubrikasi, ilustrasi, bahan sampul, ukuran sampul, rusuk, pengikat, motif, sejarah dan isi yang berupa ringkasan isi, kutipan teks awal dan akhir.
Deskrisipsi naskah berfungsi untuk mengetahui bagaimana keadaan naskah dilihat dari fisik maupun isi, yang tidak lain untuk mempermudah pembaca untuk memahami isi kandungan naskah.
C. Deskripsi Naskah Kitab AqaidIman
Dalam proses pendeskripsian dikenal dengan pola istilah “kodikologi” yaitu ilmu mengenai naskah-naskah bukan ilmu yang mempelajari apa yang tertulis di dalam naskah. Berikut ini merupakan deskripsi naskah “Kitab Aqaid Iman” sesuai dengan kajian kodikologi:
1. Umum
a. Tempat penyimpanan naskah : Rumah Agnes Maharani Khodijah. Jl. K.H. Syamsuri Kec. Cibadak Kab. Sukabumi, Jawa Barat.
c. Nomor : Tidak ada
d. Jumlah teks : 39 yaitu : (1) Salat Thaba, (2) Salat Gufronuddunya, (3) Salawat Badar, (4) Salawat Thobat, (5) Tidak ada judul, (6) Tidak ada judul, (7) Tidak ada judul, (8) Tidak ada judul, (9) Do’a Imam Mahdi, (10) Nazam Tarikus-salat, (11) Tidak ada judul, (12) Tidak ada judul, (13) Tidak ada judul, (14) Tidak ada judul, (15) Tidak ada judul, (16) Tidak ada judul, (17) Tidak ada judul, (18) Tidak ada judul, (19) Tidak ada judul, (20) Tidak ada judul, (21) Salam Tilu Ngadua, (22) Tidak ada judul, (23) Tidak ada judul, (24) Tidak ada judul, (25) Tidak ada judul,(26) Tidak ada judul, (27) Tidak ada judul, (28) Tidak ada judul, (29) Tidak ada judul, (30) Tidak ada judul, (31) Tidak ada judul, (32) Tidak ada judul, (33) Tidak ada judul, (34) Tidak ada judul, (35) Tidak ada judul, (36) Tidak ada judul, (37) Ngusap Beungeut, (38) Salat Ashar, (39) Salat
Akhir Tahun
e. Jenis : Prosa dan Puisi
f. Bahasa : Arab dan Sunda
g. Tanggal penulisan : 1942
h. Tempat Penulisan : Purwakarta
i. Penulis/Penyalin : Alm. H. Jima Mun
k. Katalog lain : Tidak ada
l. Panjang Naskah : 35 cm
m. Lebar naskah : 25 cm
2. Bagian Buku
a. Bahan/alas : Folio bergaris
b. Cap kertas : Tidak ada
c. Warna tinta : Hitam tetapi sudah memudar menjadi kecoklatan. Selain warna hitam terdapat warna merah dan biru yang sudah memudar pula
e. Kondisi : Naskah Sedikit rusak,gambar sampul sudah sedikit rusak, terdapat noda tinta pada halaman 1, 2, 125 dan halaman 144 terdapat noda warna orange. Serta ada bekas sobekan 2 lembar kertas yang disobek.
f. Jumlah halaman : 144 halaman
g. Jumlah baris perhalaman : Rata-rata 40 baris
h. Jarak antar baris : 0,8 cm
j. Jumlah lembar perlindung : 1 halaman pada halaman depan
k. Jumlah kuras/susunan kuras : 4 kuras
l. Ukuran halaman : P : 32 cm L : 23 cm
m. Ukuran pias : 2,8 cm
1,3 cm
1,4 cm
1,8 cm
Gambar ukuran pias
n. Cara penggarisan : Dengan menggunakan meteran kain
o. Kolom : 1 kolom
p. Penomoran halaman : Pada naskah tidak ada. Penulis memberi nomor dengan pensil pada bagian atas tengah dengan menggunakan angka Arab.
3. Tulisan
a. Aksara : Arab dengan tulisan sedang
c. Jumlah penulis : Jumlah penulis kemungkinan lebih dari satu orang. Dilihat dari bentuk tulisannya.
d. Tanda koreksi : Pada halaman 13, 69, 115, 116, 138 dan 143 terdapat coretan dengan menggunakan bulpen.
e. Pengtuasi : Tidak ada
f. Rubrikasi : Pada halaman 35, 59, 60, 61, 62, 63, 64 dan 65
g. Hiasan huruf : Tidak ada
h. Iluminasi : Ada, berupa garis setengah segitiga pada halaman 101
h. Ilustrasi : Tidak ada
4. Penjilidan
a. Bahan sampul : Karton tebal bewarna coklat
b. Ukuran sampul : P : 32 cm L: 20, 5 cm
c. Rusuk : Dilapisi lakban hitam
d. Pengikat : Benang putih
e. Perbaikan : Belum pernah
5. Sejarah
a. Kutip Kolofon : Gambar kolofon
b. Catat ciri kepemilikan : Naskah milik Agnes Maharani Khodijah semula milik Siti Purnama yang diwariskan dari Alm. H. Jima Mun
c. Kutip catatan lain : Tidak ada
d. Cara memperoleh naskah : Naskah ini milik pribadi dari saudari Agnes Maharani Khodijah yang diwariskan dari kakek buyutnya yang bernama Alm. H. Jima Mun.
6. Isi
a. Ringkasan isi :
Halaman 1 tentang salat tuba
Halaman 2 -5 awal tentang salawat badar
Halaman 5 akhir-7 awal tentang doa salat tobat
Halaman 7 akhir- 8 tentang doa-doa
Halamana 9 tentang doa salawat
Halaman 10 tentang doa Imam Mahdi
Halaman 14-15 tidak ada tulisan
Halaman 16- 19 tentang sifat-sifat Allah SWT
Halaman 20-28 tidak ada tulisan
Halaman 29 terdapat huruf “ba”
Halaman 30 tentang tulisan yang berisi ceramah tetapi tidak selesai hanya enam baris
Halaman 31-34 tidak ada tulisan
Halaman 35 tentang tulisan yang tidak lengkap hanya 5 baris berisi risalah buat meringankan wekasan
Halaman 36-42 tidak ada tulisan
Halaman 43 tentang taubat
Halaman 44 tentang kehalalan
Halaman 45 tentang salat tholah
Halaman 46 tentang salat tobat
Halaman 47 tidak ada tulisan
Halaman 48-49 hanya terdapat kalimat bismillahirohmanirrohim
Halaman 50-51 tidak ada tulisan
Halaman 54-56 tidak ada tulisan
Halaman 57 tentang salam dan doa
Halaman 58 tentang salat hasoma
Halaman 59-65 tentang puasa
Halaman 66, 67, 68, 69 dan 70 tentang doa
Halaman 70-77 tentang salat
Halaman 78-79 tentang iman
Halaman 80-87 tentang wudhu
Halaman 88-99 tentang tajwid
Halaman 100-127 tentang iman
Halaman 128-143 tentang fardu wudhu
Halaman 144 tentang salawat salam
b. Kutipan teks awal : Ya Allah berkahi atas Muhammad, Ya Allah berkahi atasnya dan keselamatan
D. Garis Besar Isi Teks NTS
Bagian awal teks ini mendeskripsikan tentang peringatan kepada umat muslim untuk mendirikan salat. Pada kenyataannya umat muslim sekarang ini menyepelekan akan perintah salat padahal Rasulullah bersabda bahwa umat Islam diakhir zaman akan berbondong-bondong meninggalakan salat, lupa pada Allah Yang Maha Esa. Apabila manusia masih salat akan adanya harapan selamat tetapi ketika manusia sudah meninggalkan salat temannya adalah iblis laknatullah yang membuat manusia akan lupa pada taubat.
Bagian kedua teks ini mendeskripsikan tentang kandungan sabda Rasulullah
bahwa manusia yang menteledorkan salat terdapat lima belas siksaan, enam siksaa di dunia, tiga di waktu matinya dan tiga di dalam kubur. Serta bagian ketiga teks ini mendeskripsikan tentang siksaan-siksaan apa saja yang akan diterima ketika manusia tidak melaksanakan salat.
Bagian ke empat teks ini mendeskripsikan tentang firman Allah SWT yang berisi tentang semua amalan manusia tidak akan diterima ketika manusia tidak melaksanakan
salat.
E. Suntingan Teks NTS 1. Transliterasi
Menurut Nabilah, Lubis (1994:6) Transliterasi ialah penggantian huruf atau pengalihan huruf demi huruf dari satu abjad ke abjad lain. Transliterasi merupakan suatu tahap dimana pemisahan dan pengelompokkan kata, ejaan dan pungtuasi.
menggunakan aksara Arab. Untuk memudahkan pembaca mengetahui isi naskah transliterasi akan menggunakan panduan transliterasi Arab-Latin SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tertanggal 22 Januari 1988 No. 0543b/U/1987 dan panduan transliterasi Latin-Pegon Sunda Ruhailah (2016:3-4).
2. Panduan Transliterasi Arab-Latin
Dalam tahap ini penulis melakukan transliterasi NTS yang merupakan naskah lama yang beraksarakan Arab-Latin.Penulis akan menyajikan suntingan teks agar dapat isi dari NTS dapat dipahami oleh pembaca. Dalam proses transliterasi ini, penulis menyesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan pada proses ini tidak mengubah makna dari isi teks. Transliterasi Arab-Latin Panduannya adalah sebagai berikut:
a. Penulisan Konsonan
Huruf Arab
Huruf Arab
Nama
Nama
Huruf Latin
Huruf Latin
Keterangan
Keterangan
أ
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkanب
Bā' B Beث
Śā' Ś Es titik di atasج
Jim J Jeح
Ḥā' Ḥ Ha titik di bawahخ
Khā' Kh Ka dan Haد
Dal D Deذ
Źal Ź Zet titik di atasر
Rā' R Erز
Zai Z Zetس
Sīn S Esش
Syīn Sy Es dan Yeص
Ṣād Ṣ Es titik di bawahض
Ḍād Ḍ De titik di bawahط
Ṭā' Ṭ Te titik di bawahظ
Ẓā' Ẓ Zet titik di bawahع
‘Ayn …‘… koma terbalik (di atas)غ
Gayn G Geف
Fā' F Efك
Kāf K Kaل
Lām L Elم
Mīm M Emن
Nūn N Enو
Waw W Weه
Hā' H Haء
Hamzah …’… ApostrofTabel 1. Penulisan Konsonan Arab-Latin
b. Penulisan vokal dan diftong
Vokal bahasa Arab terdiri atas vokal tunggal (monoftong) dan vokal rangkap (diftong). Vokal tunggal dalam bahasa Arab lambangnya berupa tanda syakl
atau harkat. Berikut transliterasinya: 1) Penulisan Vokal
Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah A A
Kasrah I I
Dammah U U
Tabel 2. Penulisan Vokal Tunggal
Tanda Huruf Latin
(Fathah dan ya sukun) ai (a dan i) (Fathah dan wawu sukun) au (a dan u)
Tabel 3. Penulisan Vokal Rangkap
Vokal Panjang:
Tabel 4. Penulisan Vokal Panjang
c. Penulisan Diftong
Diftong dalam bahasa Arab yang lambangnya merupakan gabungan antara harkat dan huruf, transliterasi berupa gabungan huruf, yaitu sebagai berikut:
Tanda/Nama Huruf Latin
( fathah dan alif atau ya) ā (a dengan garis di atas)
(kasrah dan ya) Ī (i dengan garis di atas)
(dammah dan wawu) ū (u dengan garis di atas)
Harakat dan Huruf Gabungan Huruf Ai
Tabel 5. Penulisan Diftong
d. Penulisan Artikal (Kata Sandang)
Artikal dalam penulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu berupa alif lam ( ال ), hukum bacaan dari alif lam ada dua yaitu alif lam qamariyah
(dibaca jelas) dan alif lam syamsiyah (dibaca lebur).
Contoh:
1) Alif lam qamariyah 2) Alif lam syamsiyah
e. Penulisan ta’marbutah
Transliterasi untuk ta’marbutah ada dua :
1) Ta’marbuatah hidup
Ta marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah dan dhammah transliterasi adalah /t/
2) Ta’marbutah mati
3) Kalau pada kata yang terakhir dengan ta’marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang, al serta bacaan kedua kata itu terpisah maka ta’marbutah itu ditransliterasikan dengan ha. (h).
f. Penulisan syaddah (tasydid) Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda ...’..., tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yangs sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.
F. Panduan Pegon Sunda
Panduan penulisan dan transliterasi aksara Arab Pegon yang ada di Indonesia sangatlah beragama dan memiliki perbedaaan di setiap daerah atau pesantren-pesantren yang masih menggunakan Arab Pegon sebagai media pembelajaran kitab kuning. Arab Pegon yang digunakan untuk menulis naskah Sunda ada sejak abad ke-18 M hingga abad sekarang. Berikut panduan Latin-Pegon Sunda:
1. Panduan Pegon Sunda Vokal (Aksara Sora)
Tabel 6. Daftar Pedoman Pegon Sunda Vokal (Aksara Sora)
No Bunyi Aksara Arab Aksara Naskah
1 A A
2 I I
3 U U
4 é (ditéléng) É
5 o (ditolong) O
2. Tabel Pedoman Pegon Sunda Konsonan (Aksara Ngalagena)
No Aksara Sunda Aksara Latin Aksara Pegon
20 Qa Q
ق
21 Va V
ڤ
22 Xa X
ج
23 Za Z
ذ
Tabel 7. Daftar Pedoman Pegon Sunda Konsonan
3. Penulisan tanda-tanda yang dipakai dalam transliterasi teks
1) Transliterasi dan terjemahan diletakkan berdampingan;
2) Transliterasi di cetak miring untuk memudahkan perbedaan antara transliterasi dan terjemahan;
3) Tanda angka superscript dengan angka desimal dalam teks adalah tanda catatan kaki (footnote) berhubungan dengan kata-kata yang memerlukan penjelasan;
4) Tanda angka superscript dengan angka desimal dalam teks adalah tanda catatan akhir dokumen (endnote) untuk aparat kritik teks;
5) Tanda dengan fontasi italic adalah tanda bahwa kata-kata atau kalimat yang dicetak miring tersebut berupa kosa kata asing dari bahasa Arab, yang belum dibakukan sebagai kosa kata Bahasa Indonesia;
7) Penulisan nomor bait naskah ditulis dengan angka Arab (1,2,3...) 8) Penulisan nomor halaman naskah ditulis dalam dua tanda kurung
kurawal miring bold [...];
9) Tanda garis panjang ( ) adalah tanda batas pemisah antara halamanyang satu dengan halaman yang lainnya dalam naskah;
10) Huruf cetak miring (italic) adalah tanda bahwa kata-kata atau kalimat tersebut berupa kosa kata istilah asing seperti bahasa Arab, Sunda atau yang lainnnya yang belum dibakukan sebagai kosa kata Bahasa Indonesia;
11) Terjemahan disajikan secara bebas dengan tetap mengacu pada sumber yang diterjemahkan;
12) Kosakata Arab yang sudah biasa dipakai dalam bahasa Indonesia ditulis dalam bentuk baku bahasa Indonesia.
G. Panduan Terjemahan
1. Model terjemahan harfiah (terikat) merupakan model terjemahan kata perkata.
2. Model terjemahan setengah bebas yaitu model terjemahan memindahkan pesan dan kesan naskah asli semaksimal mungkin dan berusaha memeliharan kelancaran bahasa terjemahan.
3. Model terjemahan bebas yaitu model terjemahan yang mempunyai tingkat keterbacaan tinggi, akan tetapi banyak pesan dan sumber yang tidak terpindahkan di dalam terjemahan.
Berdasarkan model terjemahan diatas, peneliti akan menggunakan model terjemahan bebas pada Teks NTS. Tujuannya adalah untuk memudahkan pembaca untuk memahami isi teks NTS. Namun, tidak meninggalkan pesan atau maksud yang diharapkan penulis.
H. Suntingan Teks dan Terjemahan
Transliterasi Terjemahan
Awali dengan menyebut nama Allah
Segala puji bagi Allah
Rahmat salam kepada panutan kita yaitu Muhammad Rasululullah SAW
1 1
1 Seseorang yang menerima wahyu dari Allah dengan suatu syariat dan ia diperintahkan untuk menyampaikan dan mengamalkannya.
2 Ini nazam yang sangat singkat semoga menjadi peringatan
dan yang utama kepada diri sendiri orang di zaman sekarang
banyak yang teledor terhadap salat nya
4
di dalam hadis Nabi bersabda
5
Umat Islam akhir zaman4
Kana salat ninggalkeun Ninggal salat lima waktu Poho ka Allah nu satu//
5
Bahwa umat Islam di akhir zaman banyak yang meninggalkan salat
meninggalkan salat yang lima waktu lupa kepada Allah yang Maha satu
6
apabila manusia masih salat
ada harapan selamat
tetapi apabila sudah tidak salat
pengikutnya merupakan iblis yang dilaknat Tuhan
akan lupa terhadap taubat matinya tidak akan selamat hidupnya tidak akan bermanfaat usahanya akan selalu keteteran
8 manusia yang tidak pernah salat
ruginya ketika di dunia dan di akhirat
9
Bahwa Rasulullah SAW bersabda orang yang suka menteledorkan salat
akan mendapatkan lima belas siksaan
10
tiga lagi yang sangat berat di hari kiamat Katilu kabeh5 amalna
Ditolak ku Pangerannana//6
12
kedua mukanya kusam
tidak ada sinar pada wajahnya ketiga semua amalannya ditolak oleh Allah SWT
5 Dalam naskah ditulis “kabih”
13
Kaopatna duana Teu pisan ditarimana Kalima teu kabagean Duana para Solihin7//
13
keempat doanya tidak akan dikabulkan kelima tidak akan
mendapatkan doa dari para Solihin
14
Ka genepna nu rugi pisan Maotna teh tanpa iman Siksaan waktu maotna Kacida pisan hinana//
14
keenam ini yang sangat rugi matinya tanpa adanya iman
dan dalam keadaan sangat haus kalaupun minumnya selaut rasa hausnya tidak akan hilang
16
akan di siksa di dalam kuburannya akan di jepit liang lahadnya jepitan itu sangat kencang Ti beurang jeung ti petingna//
17
kuburannya dibakar oleh api yang sangat panas
tubuhnya akan terpanggang oleh bekas tumpukkan api
terus menerus dari pagi sampai malam
7 Orang-orang salih
18
Allah ngirim ka kuburna Oray nu bangeut gedena Syuja’ul Aqro’9 ngaranna
Macokan kana badanna//
18
Allah mengirimkan kedalam kuburannya
ular yang sangat besar
Syuja’ul Aqro’ nama ularnya menggigit tubuhnya
dan pada saat kiamat akan di siksa kembali
oleh Malaikat yang sangat bengis [13
]
Mawa rante besi jaba Panjang tujuh puluh hasta
yang panjangnya tujuh puluh hasta dikalungkan rantai itu kepundaknya
setelah itu ditusukkan kedalam duburnya
rasanya sangatlah sakit itulah siksaannya
orang yang menteledorkan salat nya
22
Jibril10 turun ka Rasulna
Nyandak wahyu ka Nabina Ya Muhammad perhatikeun
Wahyu ti Allah regepkeun// 22
Malaikat Jibril memberikan pesan kepada Rasulullah SAW
Ya Muhammad perhatikanlah dan resapi wahyu dari Allah SWT
23
Allah tidak akan menerima
dari orang yang tidak pernah salat
amalan puasa dan sedekahnya
24
begitu juga dengan amalan hajinya dan tidak juga amalan zakatnya semua amalan yang dikerjakannya
Allah tidak akan menerimanya
25
Jalma anu tara11 salat
Dilaknat ku kitab opat Taurat Injil ngalaknatan Kitu deui Zabur12 Qur’an//
25
manusia yang tidak pernah mengerjakan salat
dilaknat oleh ke empat kitab
Taurat Injil begitu juga Zabur dan Al-Qur’an
26
Unggal poe jeung petingna Allah nurunkeun laknatna Rebo laknatan diturunkeun Ka nu salat sok ninggalkeun//
26
setiap hari pagi dan malamnya
Allah menurunkan laknat yaitu pada hari Rabu
laknatan itu akan diturunkan pada orang yang meninggalkan perintah
salat
dan berkata kepada Muhammad, Muhammad janganlah kamu kasihan terhadap orang yang tidak salat
28
Maotna di syafaatan13
Teu ka asup umat anjeun Jalma nu ninggalkeun salatna Dimana kering payahna//
28
matinya janganlah diberi syafaat
karena dia tidak termasuk umatmu orang yang meninggalkan salat
di mana apa yang dia usahakan
29 Ku anjeun tong dilayadnaSabab deukeut jeung iblisna// 29 jangan engkau karena dia dekat dengan iblistakziah
11 Dalam naskah ditulis “tarik” 12 Dalam naskah ditulis “jabur”
ASPEK RELIGIUS DALAM NAZAM TARIKUS-SALAT
A. Struktur Nazam Tarikus-salat
Subbab ini akan membahas sekilas struktur NTS. Namun, penulis membatasi dengan tidak menjelaskan struktur secara keseluruhan dan lengkap dikarenakan penulis tidak menjadikan analisis struktur sebagai fokus masalah.
NTS merupakan karya sastra yang berbentuk pupujian atau nadoman.
Pupujian memiliki aturan tersendiri dalam satu bait yaitu terdiri dari empat larik bersuku kata delapan dan berima akhir a-a-a-a (Zaidan, 2004:165).
I 8a II 8a III 8a IV 8a
Dari 29 bait pupujian dalam NTS hanya satu bait yang melenceng dari aturan yaitu bait ke-29
I 8a II 8a
Dalam bait ini menurut aturan pupujian adalah empat larik. Namun, dalam NTS
Bait ke-29 hanya terdapat dua larik. NTS terdiri dari 29 bait pupujian. Dari 29 bait tersusun atas pembukaan (bait 1-3), isi (bait 3-21), dan penutup (bait 22-29). Berikut adalah pembagiannya:
1. Bagian yang pertama sampai ketiga adalah pembukaan dari pengarang NTS.
7. Awali dengan menyebut nama Allah
8. Segala puji bagi Allah
9. Rahmat salam kepada panutan kita 10. yaitu Muhammad Rasululullah SAW
11. Kasahabatna ridhoan 12. Kulawargana kabehan 13. Ieu nazam singkat pisan 14. Itung-itung peringeutan
15.
16. Kepada para sahabatnya 17. dan juga kepada keluarganya 18. Ini nazam yang sangat singkat 19. semoga menjadi peringatan
20. Umumna ka ikhwan-ikhwan 21. Utamana ka diri pisan 22. Jalma di jaman ayeuna 23. Taledor kana salatna
24.
25. umumnya untuk semuanya
26. dan yang utama kepada diri sendiri 27. Orang di zaman sekarang
28. banyak yang teledor terhadap salat
nya
29.
2. Bait ke-4 hingga ke-9 merupakan penjelasan awal yang terkadung dalam teks
NTS.
35. padahal itu merupakan dosa 36. yang sangat besar
37. Di dalam hadis Nabi bersabda
38. Umat Islam akhir zaman
39. Kana salat ninggalkeun 40. Ninggal salat lima
waktu
41. Poho ka Allah nu satu
42. 43. Bahwa umat Islam di akhir zaman 44. banyak yang meninggalkan salat
48.
50. Lamun jalma masih salat
51. Aya hareupan salamet 52. Tapi lamun teu salat 53. Baladna iblis laknat
54.
55. apabila manusia masih salat
56. ada harapan selamat
57. tetapi apabila sudah tidak salat
58. pengikutnya merupakan iblis yang dilaknat Tuhan
59. Bakal poho kana taubat
60. Paehna moal salamet 61. Hirupna moal manfaat 62. Usahana kadodorot
63.
64. akan lupa terhadap taubat 65. matinya tidak akan selamat 66. hidupnya tidak akan bermanfaat 67. usahanya akan selalu keteteran
68. Bakal cilaka maotna 69. Sene neraka tempatna 70. Jalma anu tara salat 71. Rugina dunia akhirat
72.
73. matinya akan celaka
74. api neraka menjadi tempatnya 75. manusia yang tidak pernah salat
76. ruginya ketika di dunia dan di akhirat
77. Dina hadis diterangkeun 78. Ku Rasulna di
jelaskeun
79. Nu sok taledorkeun salatna
80. Lima belas siksaanana
81.
82. dalam hadis diterangkan
83. Bahwa Rasulullah SAW bersabda 84. orang yang suka menteledorkan salat
85. akan mendapatkan lima belas siksaan
86.
88. Genep siksaaan dunyana 89. Tilu di waktu maotna
90. Tilu dijero kuburna
91. Mangku urang sing paurna
92.
93. enam siksaan di dunia 94. tiga siksaan ketika matinya 95. tiga di dalam kuburnya 96. seharusnyalah kita takut
97.
98. 4.Bait ke-11 sampai dengan ke-14 baris 1 dan 2 merupakan penjelasan azab ketika di dunia.
99. Diangkat berkah umurna 100.101. akan diangkat keberkahan umurnya
102. Kadua kucel bengeutna
103. Teu aya sinar wajahna 104. Katilu kabeh amalna 105. Ditolak ku
Pangerannana
106.
107. kedua mukanya kusam
108. tidak ada sinar pada wajahnya 109. ketiga semua amalannya 110. ditolak oleh Allah SWT
111. Kaopatna duana
119. mendapatkan doa dari para Solihin
120. Ka genepna nu rugi pisan
121. Maotna teh tanpa iman
122.123. keenam ini yang sangat rugi124. matinya tanpa adanya iman
125.
126. 5.Bait ke-14 bait ke-3 dan 4 sampai bait ke-15 merupakan penjelasan azab ketika di meninggal.
127. Siksaan waktu maotna
128. Kacida pisan hinana 129.
132. Kacida pisan
138. dan dalam keadaan sangat haus 139. kalaupun minumnya selaut 140. rasa hausnya tidak akan hilang
141.
142. 6.Bait ke-16 sampai ke-19 merupakan penjelasan azab ketika dalam kubur.
143. Siksaan jero kuburna 144. Di gencet liang lahadna 145. Kutarik gencetannana 146. Nepi ka potong tulangna
147.
148. akan di siksa di dalam kuburannya
149. akan di jepit liang lahadnya 150. jepitan itu sangat kencang 151. sehingga memotong
tulang-tulangnya
152. Dihuru kuburanana 153. Ku sene bangeut gedena 154. Dipanggang dina
ruhakna
155. Ti beurang jeung ti petingna
156.
157. kuburannya dibakar 158. oleh api yang sangat panas 159. tubuhnya akan terpanggang
oleh bekas tumpukkan api 160. terus menerus dari pagi
sampai malam
161. Allah ngirim ka kuburna 162. Oray nu bangeut gedena 163. Syuja’ul Aqro’ ngaranna 164. Macokan kana
bandanna
165.
166. Allah mengirimkan kedalam kuburannya
167. ular yang sangat besar 168. Syuja’ul Aqro’ nama ularnya 169. menggigit tubuhnya
170. Terus teu aya erenna
171. Dugi poe kiamatna 172.173. terus menerus tidak berhenti 174. hingga hari kiamat
175.
176. 7.Bait ke-18 baris ke-3 dan 4 sampai bait ke-21 merupakan penjelasan azab ketika hari kiamat.
177. Siksaan poe kiamatna 178. Malaikat nu bengisna
179.180. dan pada saat kiamat akan di siksa kembali
bengis
182. Mawa rante besi jaba 183. Panjang tujuh puluh
hasta
188. yang panjangnya tujuh puluh hasta
189. dikalungkan rantai itu kepundaknya
190. lalu dimasukkan kedalam mulutnya
196. setelah itu ditusukkan kedalam duburnya
197. rasanya sangatlah sakit 198. itulah siksaannya
199. orang yang menteledorkan
salat nya
4. Bait ke-22 sampai ke-29 merupakan penutup penjelasan.
200. Jibril turun ka Rasulna 201. Nyandak wahyu ka
Nabina
202. Ya Muhammad perhatikeun 203. Wahyu ti Allah
regepkeun
204.
205. Malaikat Jibril memberikan pesan kepada Rasulullah SAW
206. Ya Muhammad perhatikanlah dan resapi wahyu dari Allah SWT
207. Allah moal narimana 208. Ti jalma tara salatna 209. Puasa sodaqohna 210. Teu di tampa sadayana
211.
212. Allah tidak akan menerima 213. dari orang yang tidak pernah
salat
214. amalan puasa dan sedekahnya
215. Kitu deui jeung hajina 216. Wala amal jang jakatna 217. Sagala duna amalna 218. Allah moal narimana
219.
220. begitu juga dengan amalan hajinya
221. dan tidak juga amalan zakatnya
222. semua amalan yang dikerjakannya
224. Jalma anu tara salat 225. Dilaknat ku kitab opat 226. Taurat Injil ngalaknatan 227. Kitu deui Zabur Qur’an
228.
229. manusia yang tidak pernah mengerjakan salat
230. dilaknat oleh ke empat kitab 231. Taurat Injil begitu juga Zabur
dan Al-Qur’an
232. Unggal poe jeung petingna
237. setiap hari pagi dan malamnya 238. Allah menurunkan laknat 239. yaitu pada hari Rabu
240. laknatan itu akan diturunkan pada orang yang meninggalkan perintah salat
242.
244. Malaikat ngalaknatan 245. Ti langit tujuh lapisna 246. Muhammad ulah
nyaahan
247. Ka jalma tara salatna
248.
249. Malaikat pun ikut melaknat 250. dari langit ketujuh
251. dan berkata kepada Muhammad, Muhammad janganlah kamu kasihan 252. terhadap orang yang tidak
salat
253. Maotna di syafaatan 254. Teu ka asup umat anjeun 255. Jalma nu ninggalkeun
salatna
256. Dimana kering payahna
257.
258. matinya janganlah diberi
syafaat
259. karena dia tidak termasuk umatmu
260. orang yang meninggalkan
salat
261. di mana apa yang dia usahakan
262. Ku anjeun tong dilayadna
263. Sabab deukeut jeung iblisna
264. 265. jangan engkau takziah 266. karena dia dekat dengan iblis 267.
B. Aspek Religius dalam Nazam Tarikus-salat
kepercayaan kepada Tuhan yang selalu hidup, yakni kepada jiwa dan kehendak
illahi yang mengatur alam semesta (Rakhmat, 2004:50). Dalam berkehidupan, agama menjadi hal yang sangat penting dan sangat mendasar sebagai pedoman hidup atau pandangan hidup. Pengarang dalam NTS menitikan pesan pembelajaran berupa nilai-nilai religius. Religius dalam pupujian merupakan sarana yang berhubungan dengan ajaran religius tertentu yang bersifat praktis sehingga dapat ditafsirkan oleh pembaca. Pengarang dalam NTS menjelaskan aspek-aspek religius dalam segi salat. Azab-azab yang akan diterima oleh manusia bila tidak melaksanakannya.
269. Salat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah doa. Salat
merupakan dimensi penting dalam Islam di mana salat adalah sebagai sarana hubungan (zikir) dengan Allah SWT (Djaelani, 2008:5). Sedangkan dalam istilah ialah ibadah yang berupa perbuatan dan perkataan dengan mengahadirkan hati serta pikiran yang diawali dengan takbir dan dikahiri dengan salam sesuai dengan rukun dan syarat yang telah ditentukan. Sebagaimana yang dijelas dalam firman Tuhan di dalam kitab Al-Qur’an dalam surat An-Nisa ayat 103,
270.
271.
272. Artinya: “Sungguh salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (QS An-Nisa:103)
274.
275. Artinya: “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku”. (QS Az-Zariyat: 56)
276. Salat merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang yang menganut agama Islam. Ketika label kewajiban sudah ditanamkan maka sesuai dengan hukum Islam, maka salat ketika dikerjakan akan pendapatkan pahala dan ketika tidak dilaksanakan mendapatkan dosa.
277. Dalam sehari ada lima waktu yang wajib dilaksanakan dan itu wajib untuk dilakasanakan sebagaimana firman Tuhan di dalam kitab Al-Qur’an dalam surat Al-Ankabut ayat 45,
278.
279.Artinya: “Dan dirikanlah salat, sesungguhnya salat itu mencegah perbuatan keji dan munkar”. (QS Al-Ankabut: 45)
281.Dalam NTS pengarang menyampaikan bahwa Rasulullullah nabi terakhir sebagai manusia utusan Tuhan menjelaskan bahwa ada lima belas siksaan yang akan didapatkan manusia apabila manusia tidak melaksanakan salat yaitu enam di dunia dan tiga di waktu matinya tiga ketika di dalam kubur dan tiga lagi di hari kiamat. Dalam teks NTS pengarang berusaha untuk menjelaskan apa saja balasan apabila manusia tidak melaksanakan salat.
1. Balasan di dunia
282. Ketika manusia melanggar apa yang diperintahkan Tuhan, maka Tuhan akan melaknatnya. Dalam aspek-aspek religius balasan di dunia secara rinci penulis dapat jelaskan sebagai berikut:
a. Hidupnya Tidak Akan Bermanfaat
283. Berikut kutipan dalam teks NTS bait ke-7 baris ke-3 dan 4 halaman ke 11:
284. 285.
286. Ketika manusia meninggalkan salat maka hidupnya di dunia tidak akan bermanfaat. Dalam Islam kehidupan seorang manusia diukur dari seberapa besar manusia tersebut melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai manusia yang hidup. Salat adalah salah satu kewajiban yang harus ditaati karena itu merupakan perintah dan 1. Hirupna moal manfaat
2. Usahana ka dororot
3. Hidupnya tidak akan bermanfaat
aturan dari Tuhan untuk manusia yang mengimami Allah sebagai Tuhanya dan Muhammad utusannya.
287. Manusia yang sudah jauh dari perintah Tuhannya apalagi melalaikan kewajiban yang sungguh kewajiban itu sangat utama akan jauh dari apa yang dikatakan hablum minallah wa hablum minannas. Berikut adalah kutipan terjemahan ayat dari kitab suci Al-Qur’an tentang siksaan Tuhan:
288.Katakanlah (Muhammad), “Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakan Tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?” perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang (kepada mereka) tanda-tanda kekuasaan (Kami),tetapi mereka tetap berpaling”.
289. (QS Al-An’am : 46) 290.
291.Seseorang yang tidak melaksanakan salat akan jauh dari hidayah-Nya dimana setiap perbuatan yang sebenarnya salah tetapi benar akan terlihat dimatanya. Dalam konteks tersebut maka Tuhan mengingatkan dengan menutup mata hatinya dan raganya untuk sekedar berbuat kebaikan untuk menuju keridhoan-Nya. Maka dari itu, manusia yang tidak melaksanakan perintah salat akan mendapatkan kegelisahan terus menerus dalam hidupnya, apapun yang dikerjakannya akan merasa sulit seakan tidak pernah ada kelapangan.
b. Kusam Mukanya, Tidak Ada Sinar Pada Wajahnya
292.Dalam kutipan teks NTS bait ke-12 baris 2 dan 3 halaman 12. 293.
294.
5. Kadua kucel bengeutna
6. Teu aya sinar wajahna
295. Syarat sah salat seseorang harus suci dari hadas besar dan kecil yaitu dengan cara berwudhu. Maka dari itu, ketika seseorang tidak melaksanakan perintah salat karena jauh dari berwudhu wajahnya pun akan jauh dari kata berseri dan bersinar yang memancarkan ketenangan, sedangkan pancaran sinar wudhu tersebut merupakan bukti bahwa seseorang tersebut merupakan umat Rasululullah SAW.
Rasululullah SAW sebagai nabi dan rasul terakhir menginginkan keimanan dan keselamatan kepada umatnya, tetapi sudah dijelaskan diatas orang yang tidak salat sudah termasuk orang yang tidak beriman dan kehidupannya akan celaka.
c. Matinya Tanpa Iman
296.Dalam kutipan teks NTS bait ke-14 baris ke-2 halaman 12.
297. Maotna teh tanpa iman 298. Matinya tanpa iman 299.
300. Dalam kaitannya dengan teks NTS
menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui”.(QS At-Taubah:11)
301.
302.
d. Dilaknat oleh ke Empat Kitab (Taurat,Injil,Zabur dan Al-Qur’an)
303.Tuhan berfirman dalam kitab Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 3: “Dia menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membernarkan (kitab-kitab) sebelumnya dan menurukan Taurat dan Injil”. (QS Al-Imran:3)
304. Dalam kutipan teks
NTS bait ke dua lima baris ke tiga dan empat halaman 3. 305.
306.
307. Pada dasarnya ketika kita melanggar apa yang ada dalam Al-Qur’an maka empat kitab yaitu Taurat,Injil, dan Zabur kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an turun, ketiga kitab itupun akan melaknat karena Al-Quran adalah kitab penyempurna dari semua kitab terdahulu. Tuhan berfirman dalam kitab Al-Qur’an: “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar di menangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi”. (QS Al-Fath:28)
308. e. Dilaknat Malaikat
309.Dalam kutipan tek NTS bait ke-27 baris ke-2 halaman 13. 9. Dilaknat ku kitab opat