• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERFILMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERFILMAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

RISALAH RAPAT

PANITIA KHUSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

Tahun Si dang Masa Persidangan

RapatKe Jenis Rapat Si fat

Hari/Tanggal Wak tu Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Aca ra

Anggota Tetap yang.hadir Anggota Pengganti yang hadir Pemerintah yang hadir

PERFILMAN

1991/1992.

III.

19.

Rapat Kerja Te r bu k a.

Jum'at, 14 Pebruari 1992 Pukul 08.30 WIB.

Wacanasabha-1 Gedung MPR/DPR-RI.

J alan J enderal Gatot Subroto, Jakarta.

Krissantono

Toip Heriyanto, S.H.

Pembicaraan Tingkat III Rancangan Undang-undang tentang Perfilman.

23 orang dari 25 orang Anggota.

4 orang dari 12 orang Anggota.

Menteri Penerangan Repu blik Indonesia, Harmoko, Sekretariat J enderal Departe- men Penerangan, Inspektur Jenderal De- partemen Penerangan, Direktur Jenderal Radio Televisi Clan Film, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Penerangan, Kepala Biro Hukum :bepar·

temen Penerangan, Staf Sekretariat Negara.

(2)

ANGGOT A TETAP : 1. Krissantono

2. Ors. H. Iman Soedarwo PS.

3. A. Hartono

4. H. Imron Rosyadi, S.H.

5. Ir. H.T. Suriansyah

6. Ors. H. Abu Hasan Sazili M.

7. Ors. H. Harun Rasyidi

8. Ny. Endang Kusuma In ten Soeweno 9. Ny. H.S.A. Leg'owo

10. Ny. Hartini Soesilo R.

11 . Drs. Soetrisno R.

12. Drs. Sabar Koembino.

1 3. Savrinus Suardi 14. Soeardi 15. HE. Kusnaedi 16. H. lsnain Mahmud 17. Ors. E. Syarifuddin 18. Drs. Made Sudiartha 19. Ny. H. Aisyah Arniny 20. H. Kemas Badaruddin 21. H. Andi Cella Nurdin 24. B.N. Marbun, S.H.

ANGGOT A PENGGANTI :

1. Ny. A.S. Pitoyo Mangkoesoebroto 2. Salvador Januario Ximenes Soares 3. Sams u din

4. Gin an d j a r.

KETUA RAPAT (KRISSANTONO):

Selama t p agi,

Yang terhormat Saudara Menteri Penerangan bersama staf, Anggota-anggota Panitia Khusus Perfilman yang kami hormati.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pada hari ini hari Jum'at tanggal 14 Pebruari kita masih mengadakan Sidang Pleno Panitia Khusus, dan dari daftar hadir telah hadir 27 Anggota dari 37 Anggota Panitia Khusus dan dihadiri oleh keempat Fraksi. Dengan demi- kian maka quorun terpenuhi dan Rapat ini kami buka dan dinyatakan ter- buka untuk umum.

(3)

Yang terhormat Saudara Menteri Penerangan bersama staf dan Anggota- anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-undang Perfilman. Menurut Jad- wal waktu yang kita sepakati memang hari ini yang seyogyanya mau kita su- dah Rapat Panitia Kerja, tetapi memang karena ada alasan pada waktu itu bah-.

wa 2 hari Panitia Kerja menggunakan Rapat Pleno Panitia Khusus, maka hari inipun masih dapat kita pergunakan sebagai Rapat Pleno Panitia Khusus. Dan harapan kami, kami kira harapan kita semua, moga-moga pagi ini, siang ini dapat kita selesaikan, sehingga hari Senin yang akan datang kita sudah bisa le- bih maju lagi, mungkin tidak perlu kita nagih 1 hari, untuk mengadakan Ple- TI? Panitia Khusus, tetapi mungkin bisa langsung Rapat Panitia Kerja.

Oleh karena itu kami percaya dengan semangat kebersamaan, semangat musyawarah di antara kita bersama, empat Fraksi bersama Pemerintah, kita akan dapat menyelesaikan hal-hal yang masih kita pendingkan. Dan dari daftar yang kami ca tat bahwayang penQ.ing adalah;

1. konsiderans mengingat, Pasal 3 3 'yang kemarin juga sudah kita bicarakan dan nampaknya belum menemukan suatu titik temu.

2. Pasal 12 Ayat (2), yang kemarin sore juga kita bicarakan, kita kaitkan dengan Pasal 14 Ayat (2), yaitu yang mengandung usulan mengenai tambahan kata-kata yang satu sisi adalah mengenai pembuatan film clan di lain pihak juga ada tambahan mengenai reklame film, yang pada dasar- nya hampir bersamaan yaitu supaya memperhatikan nilai-nilai keagama- an dan sosial budaya.

3. Selain dua hal ini, yang sampai kemarin sore, kita juga masih ada satu lagi, sehingga dengan demikian yang masih tersisa pending yang kita akan selesaikan, moga-moga bisa selesai hari ini adalah pasal yang mengandung lembaga banding, yaitu Pasal 32 - sensor, ayat tambahan dari FKP, FPP serta FPDI yaitu mengenai film yang ditolak clan dicarikan upaya penampungan, termasuk keberatan-keberatannya. Dan ini secara prinsip, keempat Fraksi serta Pemerintah pada dasarnya sudah sepakat untuk' mencarikan solusi jalan keluarnya, hanya mekanisme atau lembaganya.

pada waktu yang lalu belum kita menemukannya.

Jadi mekanisme ataupun lembaga yang menampung keberatan ataupun pembelaan film yang ditolak, itu yang kemarin pada waktu tanggal 6 kita

I membicarakan .hal ini, memang masih kita pikirkan. Ini ada baiknya juga nan-

,1 ti, hari ini dapat kita selesaikan. Jadi jelasnya ada empat hal yang mau kita selesaikan.

Pagi hari ini kami lihat kita ingin memang meneruskan pembicaraan kita sore kemarin, yaitu mengenai tambahan dari nilai-nilai keagamaan dan sosial budaya yang memang kita semua dirasakan, kita merasa perlu bahwa menjun- jung tinggi nilai-nilai keagamaan dan sosial budaya itu, dan nampaknya ke- marin belum ketemu bagaimana rumusan a tau bagaimana bunyinya ?

(4)

Jadi dari Pimpinan mengusulkan, kalau ini memang diterima oleh Sidang iru, bagaimana kita berbincang-bincang seperti biasanya supaya lebih rilek, lebih bebas, sehingga kita bisa menemukan solusi yang sebaik-baiknya untuk hal yang pending, terutama kemarin sore. Syukur-syukur juga bisa langsung hal-hal yang pending, yang ta.di kami sebut; Pasal 3 3, kemudian Pasal 12 Ayat (2), Pasal 14 Ayat (2) dan Pasal 32 ayat tambahan baru, mungkin bisa lebih ketemu begitu.

Kami persilakan FK.P.

FKP (DRS. H. ABU HASAN SAZILI M.) : Terima kasih Saudara Ketua.

Usulan Saudara Ketua mengenai kita bisa berbincang-bincang sejenak di udara pagi ini setelah kita endapkan satu malam, mungkin ada timbul pikiran- pikiran segar dari kita semua untuk bisa menyelesaikan, karena memang re- kad kita bisa selesai di dalam, pada waktunya. Kami FKP setuju, sehingga nanti k ita masuk sudah bisa, moga-moga - Insya Allah bahwa kita sudah bisa menyelesaikannya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

FPP bagaimana Bu? Terhadap usulan kami ta.di. Jadi kita ingin berbin- cang-bincang, khususnya yang menyangkut masalah kemarin sore, supaya enak begi tulah pembicaraannya.

Setuju, terima kasih. FPDI ? FPDI (B.N. MARBUN, S.H.):

Pada prinsipnya tidak setuju. Karena soal-soal prinsip ini lebih baik kita Panitia Khususkan terbuka begitu, lebih ketahuan warnanya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Ya. F AB RI bagaimana ? FABRI (SOEARDI):

FABRI setuju berbincang-bincang KETUA RAPAT :

J adi, Pemerintah bagaimana ?

(5)

PEMERINTAH (MENTERI PENERANGAN/H. HARMOKO·) :

Mekanisme yang kita tempuh selama ini tidak berarti bahwa masalah yang prinsi.pial itu kita ticlak indahkan, justru cliperbincangan itu kita ingin menyampaikan hal-hal yang mungkin kita kembangkan secara bersama begitu.

Jadi clari Pemerintah menyetujui untuk hal ini diperbincangkan, di lobi begitu- lah, karena hal-hal yangjustru menyangkut kebersarnaan kita.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih.

Dan menurut catatan kami memang apa yang kita bicarakan dalam lobi itu pada dasarnya juga sudah, dan harus dilaporkan dalam Pleno Panitia Khu- sus ini. Dan selama ini memang demikian yang kita lakukan, sehingga sebenar- nya tidak acla barang rahasia di antara kit.a, sel;>enarnya. Hanya masalahnya masalah cara saja di dalam menyelesaikan, mungkin dalam suatu Si dang yang resmi dan iru sama-sama kita hormati Sidang resmi in~ kami kira tidak ada seorang pun yang tidak menghormati Sidang resmi ini. Mungkin ada hal-hal yang akan lebih tepat diungkapkan dalam suatu pembicaraan, yang lebih in- tim begitu daripacla -dalam suaru yang formal, dan kami kira kita semua me- ngalami ini selama pem bicaraan ini.

Jadi hal ini kami pikir sudah merupakan suaru mekanisme kerja, yang kami kira bukan hal yang baru buat kita, dan di dalam hal menemukan titik temu seperti ini kami kira kita perlu menempuh suatu langkah yang cukup bi- jaksanalah, karena yang kita mau putuskan juga itu menyangkut kit.a semua.

Jadi tidak menyangkut sekelompok gololongan atau satu, dua orang tetapi sebangsa ini secara keseluruhan. Karena atas kesaclaran itulah, maka kita ingin mencari jalan yang sebaik-baiknya untuk menemukan titik-titik temu itu.

, Sebab siapa tahu kalau tidak cluduk begini, tetapi sambil rilek, mungkin kalau perlu ya sambil sedikit dengan kata yang agak miring-miring atau apa itu mungkin bisa ketemu justru.

J adi itulah FPDI yang kami maksudkan, jadi kami tidak berrnaksud un- ruk sembunyi-sembunyi, apa membicarakan sesuatu di bawah meja, itu sama sekali tidak demikian. Kami kira apa yang kita akan bicarakan dalam lobi juga akan kita laporkan, clan kita sahkan, clan kita nyatakan sebagai suatu hasil kebersamaan kit.a. Jadi tidak ada ini hasil Fraksi A atau Fraksi B atau Fraksi C, karni kira tidak ada, ini basil kita bersama, bersama Pemerintah juga kami kira.

Jadi ini ajakan dari kami, dan karena kita menganut suatu demokrasi yang pada dasarnya mengu tamakan musyawarah untuk mencapai mufakat, maka cara-cara mencapai mufakat inilah yang kita utamakan. Jadi musyawa-

(6)

rah irulah yang kita utamakan dan kita prioritaskan. Dalam rangka rnusyawa- rah ini memang bisa di meja resmi, tetapi juga bisa dilakukan, dan iru juga su- aru konvensi yang biasa. Dan selama ini, pada waktu pembicaraan Rancangan

Undang-undang inipun sudah kita kerjakan. J adi kami kira tawaran dari Pim- pinan ini ditanggapi oleh FPP, FKP, FABRI, dan Pemerintah dengan positif.

Dan kami harapkan juga rekan kita FPDI dapat turut bersama kitalah. Sebab kalau ini tidak ada yang a tau salah satu Fraksi tidak hadir, itu namanya bukan musyawarah namanya. Ini sebenarnya yang ingin kita capai, jadi kita tidak ingin membicarakan sesuatu di luar apa yang sudah kita sepakati. J adi bagai- mana kalau kita sekali lagi untuk menempuhjalan keluar ini kita ingi.n, bahwa nanti masing-masing mengajukan argumentasinya itu hak setiap Fraksi, kami kira tidak ada pembatasan, Pimpinan tidak pemah membatasi kami kira.

Fraksi Karya bagairnana ?

FKP (DRS. H ABU HASAN SAZILI M.) : Terima kasih.

Melalui Saudara Kerua, pada rekan kami dari FPDI, kami sangat meng- hargai beberapa kali rekan kami Marbun iru meminta kita untuk berbesar hati., dan FKP selalu melakukan itu dengan tersenyum. Dan kami mohon juga pagi ini agar kita supaya musyawarahnya enak, plong semua, dan kami yak.in Bung Marbun juga masih bisa tersenyum, kita bisa bertemu sejalan. Dengan hati yang senyum kawan kami PDI - Insya Allah akan menerimanya. Hanya ngo- broL bagaimana hasilnya ya kita perbincangkanlah, kami pikir demikian Bung Marbun.

Terima kasih.

FPDI (B.N. MARBUN, S.H):

Terima kasih.

Kami jugakan pada prinsipnya,.bukan apriori menolak, tetapi mohon ja- ngan mendikte Fraksi-fraksi lain.

Terima kasih. Mari kita bennusyawarah.

KETUA RAPAT :

Ya, kami setuju sekali, kami kira kita jangan mendikte Fraksi-fraksi lain.

Dan sampai pagi ini kami pikir Pimpinan juga tidak pemah rnendikte pada Fraksi lain, dan kami harap juga Fraksi yang lain mendikte Fraksi yang lain, jangan mendikte Pemerintah juga, dan Pemerintah jangan mendikte Fraksi.

Dan ini kami kira kita. sama-sama sepakat, jadi kita jangan saling mendikte, karena ini bukan pelajaran mencongak. Mencongak itu dulu waktu kami masih kecil, tidak tahu sekarang apa itu?

Jadi kami kira itu prinsip itu pasti kita junjung tinggi dan kita semua menghargai pandangan yang dikemukakan di dalam forum ini maupun di da-

(7)

lam forum-forum lobi, dan itu tetap akan kita junjung tinggi, apapun pan- dangan itu mungkin sangat bertentangan, sangat kontroversi, i:U yan~ kita junjung. Dan kita sebagai Wak il-wakil rakyat yang bertanggung p.wab JUS:1"~

ingin menemukan, mencari titik temu mana yang terbaik untuk bangsa mi:

Jadi bukan mana yang terbaik untuk kelompok ini, untuk Fraksi ini, tetap1 mana yang terbaik untuk bangsa ini. Kami kira itu pedoman kita bersama, kami kira, kami yakin seyakin-yakinnya.

Jadi karena FPDI tadi sudah menyatakan pada prinsipnya, dan tidak apriori menolak kami kira, dan karena kita juga tidak akan mendikte satu de- ngan yang lain, kami kira saatnya kita dapat mulai lobi ini.

Bagaimana dapat disetujui ya ?

(RAPAT SETUJU) Terima kasih.

Sidang kami skors, ini sekarang pukul 09 .00, moga-moga tidak sampai 1 jam begitulah, kita dapat menyelesaikan ini.

(RAPAT DISKORS)

J adi skhors kami cabu t, dan Si dang kita mulai lagi.

Saudara Menteri Penerangan yang kami hormari bersama staf, clan Sidang yang kami muliakan.

Ternyata lebih dari 1 jam kita berbincang-bincang, namun hasilnya cu- kup menggembirakan kita bersama. Jadi yang dibicarakan selama lobi itu ada- lah semua hal yang masih pending, jadi berkaitan bukan hanya dengan Pasal 12 Ayat (2) dan Pasal 14 Ayat (2), tetapi juga berkaitan dengan konsiderans mengingat dan sekaligus juga dengan Pasal 32 Ayat (7) baru yang mengatur . mengenai prinsip-prinsip bagaimana perusahaan atau pemilik film mengajukan

keberatan terhadap filmnya yang ditolak.

Baiklah kami ingin melaporkan pada Sidang Pleno Panitia Khusus yang kami muliakan ini terhadap hasil-hasil lobi yang sudah merupakan kesepakat- an di dalam lobi unruk dapat dilaporkan dan mendapatkan pemecahan di da- lam Sidang ini. Pertama yang menyangkut Pasal 32 Ayat (7) baru. Di dalam Pasal 32 Ayat (7) baru ini atas usul FKP, FPP, dan FPDI yang mempunyai saran untuk dapat menampung keberatan ataupun pengajuan terhadap film yang ditolak oleh Lembaga Sensor Film, maka empat Fraksi dan Pemerintah setelah bermusyawarah mencapai suatu kesepakatan sebagai berikut :

1. Terhadap film yang ditolak Lembaga Sensor Film, perusahaan film atau pemilik film dapat mengajukan keberatan-keberatan atau pembelaan kepada Badan yang berfungsi memberikan pertimbangan sesuai dengan Pasal 36 Ayat (2).

2. Mekanisme atau tata cara pengajuan keberatan-keberatan tersebut akan dia tur lebih lanju t di dalam Pera turan Pemerin tab.

(8)

3. Penyelesaian lebih lanjut atas usulan ini diserahkan kepada Tim Perumus dan penempatannya terdapat pada Pasal 32 Ayat (7) baru.

Demikia.n yang menyangkut pasal usulan ketiga Fraksi yang menyangkut Pasal 32 Ayat (7) baru.

FABRI (SOEARDI):

ltu hanya dita.mbahkan 1 ayat, tetapi dia rnencakup mengenai pengarur- an-penga turan.

KETUA RAPAT:

Mohon pakai anu Pak, mick.

F ABRI (SOEARDI) :

Yang kita tambahkan adalah l ayat, tetapi di sini ada dua hal, tentang pembelaan dan keberatan, kemudian ada pengaruran di dalam Peraturan Pe- merintah apa tambahannya jadi 2 ayat

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Mengenai hal ini nanti Tim Perumus yang akan mengarumya.

J adi begini, prinsip-prinsip ini, jadi ta.di pertama adalah prinsip bahwa ke- bera tan iru diterima oleh suatu badan, badannya belum kita bentuk. Nah tata cara bagaimana pengaturan itu tadi disepakati, iru diarur oleh Peraturan Peme- rintah. Apakah nanti di dalam suatu penuangannya 2 ayat atau 1 ayat, kami kira bisa Tim Perurnus yang akan merumuskan.

Bagaimana Bu Aisyah ?

FPP (NY. HJ. AISY AH AMINY, S.H. ) :

Saudara Ketua, kalau, begitu bunyinya, maka seakan-akan nanti tata cara tentang pengajuan keberatan itu akan ada lagi Peraturan Pemerintah, pada hal maksudnya bukan demikian. Yang kita maksudkan ialah seperti dalam Pasal 36 itu akan ada badan pertimbangan yang nanti salah satu ke- wenangannya itu adalah menampung keberatan ini. J adi nan ti di penjelasan Pasal 36 nanti akan dimuat tentang tata cara itu, nanti akan termasuk, nanti dalam pengaturan bagaimana badan pertimbangan itu akan bekerja. Jadi jangan kita buat dalarn Pasal 32 Ayat (7), sehingga lalu mengesankan akan ada Peraturan Pemerintah khusus untuk tata cara.

J adi kami mohon ini tidak dimasukkan di sini.

K.EllJA RAPAT:

Baik, dengan dernikian, maka yang butir kedua tadi; rnekanisme tata

(9)

cara pengajuan keberatan akan diatur Pemerintah, itu ~anti din:asukk~n materinya di dalam Pasal 36, penjelasan pasal, kalau pen3elasan tidak b1sa dengan Peraturan Pemerintah Bu?

FPP (NY. HJ. AISYAH AMINY, S.H.):

Bukan. Saudara Ketua, ini mengenai badan ini sudah ada Pasal 36 akan diatur oleh Peraturan Pemerintah. Nah ini nanti soal badan itu antara lain kewenangannya menampung ini akan ada di sana.

KETUA RAPAT:

)adi di dalam Pasal 36 Ayat (2) nanti di dalam penjelasannya akan di- berikan tambahan fungsi, selain pertimbangan, kemarin yang kita sepakati adalah fungsi pertimbangan. Juga ditambahkan atau menampung pengajuan dan keberatan dari perusahaan atau pemilik film yang ditolak oleh Lembaga Senor Film. Mengenai rumusannya, nanri kita serahkan ke Tim Perumus. Jadi dengan kata lain, maka yang tadi saya katakan butir 2 tadi tidak jadi atau tidak dimuat atau tidak kita muat di dalam Pasal 32 Ayat (7) baru.

Demikian, jadi ini diserahkan kepada Tim Perumus, dan penempatan- nya pada Pasal 32 Ayat (7). Dapat disetujui, bukan yang keseluruhan tadi itu, yang keberatan?.

Jadi demikian, dapat disetujui?

(RAPATSETUJU) Terima kasih, yang pertama.

Lalu yang kedua adalah menyangkut materi usulan dari FPP Pasal 12 Ayat (2), dan juga dikaitkan dengan napas yang sama adalah usulan dari FABRI, pada Pasal 14 Ayat (2). Yang pada dasarnya di dalam Pasal 12 Ayat (2) FPP mengusulkan mengenai kebebasan berkarya selain memperhatikan kode etik, juga ditambahkan nilai-nilai keagamaan dan kesusilaan yang hidup di kalangan masyarakat. Demikian pula pada F ABRI pada di dalam pem- buatan reklame dengan memperhatikan etika, nilai-nilai keagamaan dan sosial I budaya yang hidup di dalam masyarakat di berbagai daerah.

I Setelah mengadakan musyawarah, maka tercapai kata-kata ataupun : tercapai kemufakatan atau kesepakatan sebagai berikut; keempat Fraksi bersama Pemerintah dapat menerima tambahan, esensi tambahan nilai-nilai keagamaan di dalam Pasal 12 Ayat (2) maupun di dalam Pasal 14 Ayat (2),

· itu yang pertama. J adi bisa menerima <lulu.

Kedua, juga disepakati selain, khususnya di dalam Pasal 12 Ayat (2);

selain disebut Pasal 6 lama juga supaya ditambahkan Pasal 5 lama, yaitu mengenai dasar. )adi tepatnya adalah; "penyelenggaraan perfilman sebagai-

(10)

mana dimaksud dalam Pasal 6", itu di dalam Rancangan Undang-undang maka ditambahkan Pasal 5 dan Pasal 6. J adi ada tambahan pasal di sini.

Itu kesepakatan yang nomor dua.

Kemudian ketiga; terhadap rumusan yang disepakati itu, yaitu tambah- an esensi nilai-nilai keagamaan diserahkan kepada Tim Perumus.

Keempat; disepakati di dalam Pasal 12 Ayat (2), ditambahkan penjelasan yang intinya adalah :

Pertama, yang dimaksud dengan nilai-nilai keagamaan adalah nilai- nilai universal yang ada pada seti.ap agama. Sekali lagi mengenai rumusannya ini bisa disempurnakan, tetapi yang dimaksud di sini adalah nilai-nilai uni- versal yang ada di setiap agama. Jadi nilai-nilai universal yang baik-baik semua, setiap agama terkandung nilai-nilai itu, itulah yang dimaksud dengan perkata- an nilai-nilai keagamaan di sini. Jadi itu yang muatan itu yang dimasukkan di dalam penjelasan.

Kemudian muatan yang kedua dengan pencantuman nilai-nilai keagama- an ini tidak berarti tidak dimaksudkan untuk menghambat kreativitas di dalam berkarya. Jadi sekali lagi kami hanya menyatakan muatannya.

Mengenai perumusannya nanti sepenuhnya Tim Perumus.

Demikian mengenai Pasal 12 Ayat (2) dan ini sekaligus dikaitkan dengan Pasal 14 Ayat (2). Apakah hal ini dapat disetujui?

(RAPAT SETUJU) Terima kasih.

Yang terakhir adalah konsideran mengingat. Dengan semangat keber- samaan dan musyawarah yang tinggi., maka keempat Fraksi dan Pemerintah sepakat untuk mencantumkan Pasal 3 3 Ayat ( 1) di dalam konsideran me- ngingat pencantumannya setelah Pasal 32. Ini saya kira tidak usah Tim Pe- rumus langsung ketuk, setuju?

(RAPAT SETUJU) Terima kasih.

J adi demikian Saudara Menteri yang say a hormati bersama staf.

Sidang yang mulia dan terima kasih atas segala partisipasi selama lobi dan sumbangan pikiran ini akan sangat berharga untuk Tim Perumus bahkan untuk bangsa dan negara kita ini.

J adi yang kita selesaikan adalah hal-hal yang pending sudah selesai semua oleh Pleno Panitia Khusus. Kernudian atas edaran karni mengenai tugas- tugas dari Panitia Kerja, Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi kemarin, maka penjelas:in umum itu akan dibahas oleh Panitia Kerja, sehingga penjelasan

(11)

umum nanti akan dibahas oleh Panitia Kerja yang menurut jadwal yang kami coba untuk reka-reka, sekali lagi rekaan saja. Dan rekaan ini terserah kita hanya sebagai pedoman.

Maka tanggal 17 dan tanggal 18, jadi berarti hari Senin dan Scla.sa kita akan Rapat Panitia Kerja menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh Pleno Panitia Khusus. Kami catat di sini yang belum selesai adalah Pasal lS, Pasal 29, Pasal 34, dan Penjelasan Umum. Jadi ada 4 hal di sini Pasal 15, Pasal 29, Pasal 34 dan Penjelasan Umum.

Kemudian tanggal 19, 20, 21, 24, 28 dan 26 itu berarti 6 hari kerja, Tim Perumus rnulai bergelut dengan rumusan-rurnusannya. ltu menyelesaikan dengan tambahan tadi. Berarti ada 42 butir, jadi saya tidak mengatakan pasal, butir. Ini mohon bisa dikoreksi nanti sebab sampai kemarin 39 plus yang kita·

sahkan ini, Tim Perurnus-Tim Perumus ini, 42\ butir plus Penjelasan Pasal•

-pasal.

Kernudian tanggal 27 kita harapkan Tim Sinkronisasi dapat bekerja.

syukur kalau bisa 1 hari penuh. Ini sangat kita harapk~ akan tetapi karena Anggota Tim Perurnus dan Tim Sinkronisasi ini memang pada dasamya. se·

bagian terbesar sama, maka mengenai hari itu bisa nanti diatur oleh Tim Perumus.

Akan tetapi yang kita sepakati adalah tanggal 28 Pebruari 1992 itu memang merupakan Rapat Panitia Kerja. Dan Panitia Kerja di sini adalah menerima laporan Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi. Serta mungkin ada beberapa nanti yang bisa, bukan beberapa tapi pengesahan juga sekaligus memang hari itu memang sudah final semua di dalam Panitia Kerja.

Kemudian tanggal 2 Maret 1992 Pleno Panitia Khusus ini laporan Panitia, Kerja dan 3 Maret 1992 adalah Pleno Panitia Khusus lagi, itu pendapat akhir mini di dalam forum Pleno Panitia Khusus dan pengesahan. Tanggal 4, 6, dan 7 Maret 1992 itu persiapan untuk atau bagi Fraksi-fraksi untuk mempersiap- kan Pendapat Akhir. Dan 9 Maret 1992 itu Paripurna DPR

RI

Pembicaraan Tingkat IV. Jadi rekaan kami ini hanya untuk mengisi di dalam jadwal yang·

sudah kita sepakati sampai dengan tanggal 28 itu isinya apa.

J adi ini sekali lagi masih merupakan suatu pedoman dan lihat perkem- bangan, begitu. Dan pengalaman selama ini saya kira kita cukup fleksibel untuk dapat mengaturnya, misalnya apakah 28 dan 2 Maret itu bisa dijadikan satu atau bagaimana, nanti kita lihat perkembangan.

Catatan untuk Tim Sinkronisasi adalah bahwa Tim Sinkronisasi ini selain nanti melihat hasil rumusan Tim Perumus. Juga harus dapat meneliti muatan pasal-pasal. Korelasi antara Pasal 1, antara Ayat (1) dengan ayat berikutnya termasuk juga penjelasan-penjelasan umum dan penjelasan pasa~

demi pasal. Sehingga merupakan satu Rancangan Undang-undang yang benar- benar utuh, yang benar-benar dapat konsisten dalam rumusannya, baik dai'i segi kebahasaan maupun dari segi hukum.

(12)

.· Sidang yang saya muliakan rencana kita yang akan kita mulai besok hari •

·Senin. Dan karena hari ini, sampai siang ini pukul 11.29 WIB kita bisa menye- lesaikan hal•hal. yang masih pending. Maka saya kira cukup beralasan kalau scsudah makan siang kita tidak mengadakan Sidang Pleno lagi. Kecuali kalau memang semangatnya masih tinggi untuk mengadakan.

Jadi dengan demikian maka Sidang Pleno Panitia Khusus ini bisa kita - akhiri dengan ucapan terima kasih atas segala sumbangsih pemikiran dari Pemerintah bersama Staf dan semua Fraksi. Serta semangat kebersama.3.n kita semua.

Terima kasih selamat siang.

Wassalamu' alaikum warahmatullah wabarakatuh.

(Rapat ditutup pukul 11. 30 WIB).

Jakarta, 14 Pebruari 1992 a.n. KETUA RAPAT SEKRET ARIS PANITIA KHUSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG PERFILMAN/

KEPALA BAGIAN SEKRETARIAT KOMISI I,

ttd.

TOIP HERIY ANTO, S.H.

NIP.210000466

Referensi

Dokumen terkait

Air kelapa sangat baik digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan nata, karena mengandung nutrisi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri

Agar kemampuan berhitung anak dapat berkembang dengan baik maka sebaiknya guru atau pendidik dapat memahami tahap kemampuan berhitung anak dan melaksanakan proses

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul PENGARUH

erkumpul, B Gambar Sumb 2d Motif ba ber : www.r Kawung, mo ersinggunga l yang tamp sebuah mot dominan em tik pusat, p gala kekuas ng ana (Bhs aan Tuhan. Motif ber : www.r atik

bahwa kebijakan pengarahan mobilitas dan/atau persebaran penduduk sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan,

Federal International Finance (FIF) Surabaya sebagai perseroan yang bergerak dibidang pembiayaan, dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik terhadap para nasabah atau

Pariwisata adalah aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar, yang mengadakan pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar

Formula Allah ya Allah digunakan di dalam syair pengiring tari karena kesenian merupakan salah satu media dakwah yang digunakan oleh ulama di Aceh untuk berzikir..