• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. LANDASAN TEORI. 1 Drs. Sugiyono Ardjaka M.Sc. Catatan Metodologi Desain mengenai Batasan Desain.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. LANDASAN TEORI. 1 Drs. Sugiyono Ardjaka M.Sc. Catatan Metodologi Desain mengenai Batasan Desain."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

pada kata desain.

Desain, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mempunyai pengertian sebagai berikut :

desain n 1 kerangka bentuk ; rancangan ; 2 motif, corak.

mendesain membuat desain ; membuat rancangan (pola dsb) pendesain pembuat rancangan ; perancang ; pembuat model.

Sedangkan menurut Kamus Inggris Indonesia, karangan John M. Echols dan Hassan Shadily, desain (terjemahan dari kata design) dapat berarti :

1 potongan. 2 bentuk. 3 model. 4 pola. 5 konstruksi. 6 mode. 7 tujuan, maksud.

- designing kb. membuat pola-pola. ks. berkomplot, bersekongkol.

designer kb. pelukis, perencana, perancang, pembuat model.

Secara umum, desain dapat diartikan sebagai rancangan. Sedangkan orang yang melakukan pekerjaan desain disebut desainer atau perancang.

Kata desain sendiri secara etimologis berasal dari kata designo (Italia) yang berarti gambar.

1

Menurut Amy E. Arnston dari University of Wisconsin-Whitewater, dalam bukunya Graphic Design Basics, desain berarti penyelesaian masalah.

2

Dalam penjelasan tentang Jurusan Desain Komunikasi Visual pada buku Katalog Universitas Kristen Petra 1999-2000 tertulis definisi Desain Komunikasi Visual sebagai berikut :

Desain komunikasi visual adalah desain yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara visual.

Di Indonesia, Desain Komunikasi Visual, diidentikkan dengan kata desain grafis. Masyarakat sering juga menghubungkan karya desain (grafis) sebagai karya seni.

1

Drs. Sugiyono Ardjaka M.Sc. Catatan Metodologi Desain mengenai Batasan Desain.

Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra.

2

Amy E. Arnston. Graphic Design Basics. USA : Holt, Rinehart and Winston, Inc. 1998. hal. 2.

(2)

Seni yang berasal dari kata latin ‘ars’, artinya keahlian dalam mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi penciptaan benda, suasana, atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah. Sistem klasifikasi tradisional yang biasanya digunakan untuk seni-seni murni, terdiri atas seni sastra (sajak, drama), seni rupa (lukis, patung), seni grafis (kemudian akan berkembang menjadi desain grafis), seni dekoratif (desain furniture, mozaik), seni gerak (teater, tari), musik, dan seni arsitektur.

3

Desain grafis berkembang dari Seni Grafis yang menonjol sejak ditemukan mesin cetak oleh Gutenberg, dan sekalipun profesinya terus bertumbuh dan marak pada saat revolusi industri, istilahnya baru muncul sekitar tahun 1920- an.

Pengertian desain grafis menurut Amy E. Arnston adalah penyelesaian masalah pada sebuah media datar dua dimesional. Seorang desainer menyusun, merencanakan dan menghasilkan desain yang mengkomunikasikan pesan tertentu untuk audiens tertentu dalam keterbatasan biaya, materi (fisik), dan psikologis.

4

Desain grafis juga dapat diartikan sebagai pekerjaan membuat atau memilih tanda atau bentukan, kemudian mengatur atau mengkomposisikannya pada suatu media untuk menyampaikan sebuah ide atau pesan.

5

Dalam perkembangannya, banyak orang menganggap karya desain sebagai karya seni. Padahal kenyataannya, karya desain berbeda dari karya seni.

Dari definisi yang telah diungkapkan di atas, ada sebuah makna penting yang membedakan karya desain dengan karya seni (murni), yaitu desain adalah suatu bentuk penyelesaian masalah. Terkait dengan pengertian penyelesaian masalah, di bawah ini ada beberapa faktor-faktor yang membedakan bidang desain grafis dengan seni murni

6

.

Desain grafis :

3

Herlianto (YABINA Ministry). Disain Komunikasi Visual & Panggilan Kristiani. Artikel pada http :// www.yabina.org/artikel/A’02_46.htm. Di-download pada 3 Maret 2003.

4

Arnston. Op. Cit.

5

Catatan matakuliah Desain Komunikasi Visual 2 pada jurusan DesKomVis Universitas Kristen Petra Surabaya.

6

Ibid.

(3)

• Adalah sebuah seni komersial (seni terapan/Apllied Arts)

• Audiens-nya masyarakat

• Berusaha untuk mencari penyelesaian masalah secara visual –yang fungsional, cocok (sesuai), sederhana (simpel) dan ekonomis

• Bekerja untuk perusahaan, lembaga, dan pemerintah

• Menggunakan tipografi, ilustrasi, fotografi dan sebagainya untuk berkomunikasi secara visual

• Orang yang bekerja di bidang desain grafis, sering disebut desainer (grafis).

Sedangkan, Seni Murni (Fine Art):

• Adalah seni

• Audiens-nya seringkali cuma sang seniman itu sendiri

• Tidak perlu fungsional

• Seniman seringkali bekerja untuk kepuasan dirinya sendiri

• Kebanyakan menggunakan satu media karya, contoh lukisan cat minyak

• Orang berkarya di bidang seni murni disebut seniman.

Dari pengertian di atas, jelaslah jika desain (grafis) berbeda dengan karya seni dalam hal fungsinya. Karya seni murni seringkali merupakan cerminan ekspresi jiwa pembuatnya tanpa memperhatikan fungsi dan tujuannya. Sedangkan karya desain, fungsi dan tujuannya harus jelas.

Dalam perkembangan selanjutnya, desain grafis tak hanya menggunakan media cetak (grafika) untuk berkomunikasi, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena desain grafis hampir dapat diaplikasikan pada semua media yang ada, maka berkembanglah cabang-cabang dari desain grafis seperti desain poster, desain cover buku dan majalah, desain iklan yang kemudian berkembang hingga iklan televisi dan radio, desain judul (titel) film, dan sebagainya.

Makin banyaknya bidang yang termasuk dalam pekerjaan desain grafis,

membuat istilah desain grafis mulai dirasa tidak relevan-berkaitan dengan

(4)

masalah pekerjaan desain grafis meluas tak selalu hanya pada media grafika (cetak) saja, karenanya muncullah istilah Desain Komunikasi Visual, yang diharapkan dapat menjadi lebih umum dan langsung mengacu pada pengertian perancangan (desain) pada media untuk berkomunikasi secara visual.

Desain Komunikasi Visual sebagai istilah mulai muncul di tahun 1970-an dan mulai digunakan di Indonesia sekitar tahun 1983

7

, dan mencakup bidang yang lebih luas dan tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat grafika sebab berurusan dengan komunikasi yang beragam lewat bahasa visual, medianya bisa apa saja seperti advertising (dahulu pernah disebut commercial art), ilustrasi, fotografi, tipografi, dan termasuk juga di dalamnya, desain grafis.

8

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, cabang-cabang ilmu Desain Komunikasi Visual bertambah banyak dengan animasi, audio visual, desain komik, iklan televisi, web design, game design, desain kemasan produk, dan sebagainya.

2.2. Tinjauan Lapangan Pekerjaan Desain Komunikasi Visual

Desain Komunikasi Visual sebagai kegiatan profesional memiliki cakupan bidang pekerjaan (profesi) yang amat luas. Kemampuan dan pengetahuan seorang lulusan Desain Komunikasi Visual saat ini amat dibutuhkan dalam berbagai bidang pekerjaan yang berada dalam lingkup komunikasi visual.

Banyaknya bidang pekerjaan yang dapat dilakukan membuat seorang desainer komunikasi visual dapat memilih bidang apa yang akan dimasukinya sesuai dengan minat dan ketertarikannya.

Bidang-bidang pekerjaan itu terkait dengan periklanan, percetakan, production house, animasi, ilustrasi, fotografi, web design, pertelevisian, corporate identity, dan bidang-bidang pekerjaan komunikasi visual lainnya.

Dalam berbagai bidang itu, seorang desainer grafis misalnya bisa menempati beberapa posisi sebagai berikut (berdasarkan bidang pekerjaannya) :

7

Ada beberapa perdebatan tentang siapa yang pertamakali memakai istilah jurusan DKV ini, tetapi menurut pengamatan penulis, ada ITB Bandung dan ISI (Institut Seni Indonesia) Jogyakarta yang hampir secara bersamaan memperkenalkan jurusan ini.

8

Herlianto. Op. Cit.

(5)

Periklanan (Advertising)

• Creative Director

• Art Director

• Copywriter

• Visualiser (termasuk di dalamnya Typographer, Storyboard Illustrator, dsb.)

• Account Executive

• Media Planner

• Media Buyer

Percetakan dan penerbitan (Publishing)

• Desainer cover buku

• Desainer kartu ucapan

• Desainer layout suratkabar, tabloid, dan majalah

• Typesetter

• Illustrator (termasuk di dalamnya ilustrator komik, buku bergambar, kartunis, dsb.)

Multimedia

• Animator (2D atau 3D)

• Web Designer

• Game Designer Audio Video dan Fotografi

• Sutradara (baik film, sinetron, iklan televisi, acara televisi, videoklip, dsb.)

• Operator kamera

• Storyboard illustrator

• Fotografer

• Editing video Post Production House Desain untuk Perusahaan (Corporate Design)

• Corporate Identiy (desain logo perusahaan dan aplikasinya)

• In house design Division (Bagian Desain dalam sebuah perusahaan)

• Desain Kemasan, dan sebagainya.

(6)

Pekerjaan-pekerjaan bidang komunikasi visual di atas memerlukan kemampuan dan pengetahuan tertentu sebagai seorang desainer. Desain berfungsi sebagai penyelesaian masalah

9

, karenanya seorang desainer harus mengerti teori- teori desain dan dasar-dasar pemasaran (marketing) untuk berpikir secara kreatif dan inovatif untuk kemudian membuat desain yang baik.

Perlu juga diketahui beberapa perangkat grafis yang minimal harus diketahui oleh desainer, seperti airbrush, scanner, printer, komputer grafis (Macintosh maupun PC), juga software-software grafis berdasarkan bidang pekerjaannya, sebagai berikut :

Desain Grafis (desain untuk media cetak) Software yang digunakan misalnya :

• Adobe Photoshop

• Macromedia Freehand

• Corel Draw

• Adobe PageMaker

• Adobe Illustrator

Desain Multimedia (Animasi, Web Design, video editing) Software yang digunakan misalnya :

• 3DSMAX

• Alias Wavefront Maya

• Adobe Premiere

• Macromedia Dreamweaver

• Macromedia Flash

• Macromedia Director

• Macromedia Fireworks

• Digital Fusion

9

Arnston. Op. Cit.

(7)

Pada akhirnya aplikasi pekerjaan seorang desainer komunikasi visual dapat berupa perancangan simbol dan logotype, corporate identity, indoor dan outdoor signage, media promosi luar ruang (billboard), desain kemasan, cover dan layout majalah, suratkabar, periklanan (iklan TV, radio, dsb.), katalog, brosur, stationery, poster, film, animasi, acara televisi, video klip, serta media promosi komunikasi visual lainnya.

10

2.3. Sejarah Perkembangan Desain Komunikasi Visual

Komunikasi visual adalah sebuah hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dalam sejarah manusia. Bentuk komunikasi itu akan selalu eksis selama ada kebutuhan untuk berkomunikasi dengan tanda dan simbol sebagai alternatif dalam berkomunikasi dengan bahasa yang diucapkan.

Dalam perkembangannya, kegiatan mengorganisasi tanda dan simbol, atau kata-kata dan gambar, untuk komunikasi antar masyarakat didefinisikan sebagai desain grafis - sebuah sebutan yang khusus untuk membedakan dengan bidang desain lainnya.

11

Cikal bakal munculnya desain grafis dapat diketahui kira-kira sekitar 30.000 tahun yang lalu pada lukisan-lukisan di gua atau sekitar 560 tahun yang lalu, ketika Gutenberg menemukan alat cetak yang pertama.

12

Revolusi industri telah membawa perubahan perilaku dan penemuan- penemuan baru pada umat manusia. Perubahan perilaku dan penemuan-penemuan baru tersebut, telah membawa dampak bagi kemajuan pesat desain grafis pada saat itu.

Semakin banyaknya industri dan produksi massal, membuat persaingan di antara para kaum industralis, yang berdampak adanya kebutuhan komunikasi dengan konsumen untuk memasarkan produk mereka. Di sinilah peran desain

10

Prospek profesi lulusan Desain Komunikasi Visual UK. Petra. Buku Katalog Universitas Kristen Petra 1999-2000. hal. 58.

11

Jeremy Aynsley. A Century of Graphic Design. London : Octopus Publishing Group Limited, 2001. hal. 6.

12

Arnston. Op. Cit. hal. 11.

(8)

grafis dalam membantu pemasaran produk dari industri-industri yang berkembang pada saat itu.

Periklanan (advertising) berkembang dengan pesat saat itu, dan penemuan-penemuan di bidang cetak terus ditingkatkan. Penemuan-penemuan penting itu seperti, besi cetak dari proses fotografi yang pertama ditemukan pada 1824, dan layar (screen) halftone untuk cetak pertama yang ditemukan pada tahun 1852. Cetakan berwarna yang pertamakali dicetak pada tahun 1893, dan pada tahun 1906, cetak off-set yang pertamakalinya dalam sejarah dilakukan. Periode masa itu diwarnai dengan perkembangan seni fungsional yang cukup maju.

13

Seorang tipografer berkebangsaan Amerika bernama William Addison Dwiggins menggunakan istilah “graphic design” pertamakalinya pada tahun 1922, untuk membedakan banyaknya jenis desain cetak yang berkembang saat itu.

14

Pekerjaan orang yang bekerja di industri grafika -pada masa revolusi industri- mulanya adalah bertanggungjawab atas ilustrasi pada media cetak dengan teknik yang ada saat itu. Tetapi, seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, pekerjaan tersebut membutuhkan perencanaan kegiatan yang lebih teratur dan komunikasi dengan para klien. Karenanya timbul pembagian kerja antara bagian perencanaan dan pelaksanaan. Sebagai perantara, diperlukanlah seorang desainer grafis.

Desainer grafis pada masa itu adalah orang yang menerima instruksi dari klien, merencanakan desain, kemudian menginstruksi bagian teknis, seperti typesetter dan tukang cetak untuk merealisasikan desain yang telah dibuat.

15

Pada tahun-tahun awal munculnya kegiatan desain grafis ini, muncullah istilah “seni komersial” yang tentu saja merujuk pada kegiatan desain grafis.

Penggunaan kata “seni komersial” ini mempunyai konotasi buruk saat itu. Seni komersial dianggap menjatuhkan hirarki seni murni -yang sebenarnya tidak tidak terkait dengan bidang perniagaan. Seni murni ini dianggap berdiri di atas seni terapan -yang ternyata digunakan sebagai salah satu alat untuk berpromosi.

13

Ibid. hal. 13.

14

Aynsley. Op. Cit.

15

Ibid.

(9)

Perdebatan terus berjalan hingga akhir abad ini, asumsi-asumsi tersebut masih susah diterima walaupun di masa sekarang mulai ada kejelasan hampir semua seni merupakan bagian dari sistem ekonomi.

16

Banyak hal yang telah diperjuangkan oleh orang-orang yang peduli atas masalah tersebut untuk menyakinkan masyarakat bahwa kegiatan desain grafis ini penting untuk diperhatikan.

Profesionalitas desain grafis mulai diperkenalkan dengan munculnya lembaga-lembaga yang mempromosikan seni (desain) grafis pada saat itu.

Pergerakan ini dimulai di Eropa dan Amerika. Salah satunya adalah American Institute of Graphic Arts (AIGA) yang didirikan di New York pada tahun 1914.

AIGA sebagai organisasi tertua tempat berkumpulnya para desainer grafis sangat peduli terhadap masalah bagaimana mempromosikan ‘seni (desain) grafis’ kepada khalayak luas. Tokoh-tokohnya antara lain, Ivan Chermayeff, Seymour Chwast, dan Massimo Vignelli. AIGA bertujuan untuk meningkatkan standar desain melalui debat, pendidikan, dan praktek yang baik.

Periklanan (advertising) adalah sebuah bidang khusus yang memerlukan perhatian lebih. Adanya penghargaan semacam award kepada iklan yang dinilai baik dan perlakuan iklan sebagai suatu karya seni akan membawa kemajuan kegiatan periklanan pada umumnya. Art Directors Club yang dibentuk pada tahun 1920 di New York, adalah sebuah organisasi yang mengkhususkan diri pada bidang periklanan. Sebuah eksibisi tahunan dan publikasinya diadakan untuk mencari desain dengan kreativitas dan pengarahan seni (art direction) yang terbaik.

Pada awal kemunculan seni grafika, di benua Eropa banyak bermunculan poster, yang saat itu adalah media yang paling mudah dilihat dan paling prestisius.

17

Di kota Paris, Perancis, Roger Marx menerbitkan Les Maitres de L’Affiche secara berkala mulai tahun 1895. Dalam terbitan itu diikutkan juga beberapa karya poster dari orang-orang yang mendesain poster lithografi untuk konsumsi bioskop, konser, dan barang komersil. Kegiatan ini diikuti juga oleh

16

Ibid. hal. 7.

17

Ibid. hal. 8.

(10)

terbitan lain sejenis di Inggris oleh The Poster (1898-1901), dan di Jerman oleh Das Plakat (1910-1921).

Pada masa perang dunia, bidang desain grafis semakin menyatukan kekuatannya, ini dibuktikan dengan terbitan semacam Arts et MetiersGraphiques (1927-1939) dan Gebrauchsgraphik (1924-1944) yang mengambil perhatian pada desain buku, poster, dan karya desain yang dipamerkan.

Kiranya setelah tahun 1945, barulah istilah “desain grafis” secara luas digunakan untuk mendefinisikan kegiatan pendidikan dan profesional (bidang kerja). Sejak itulah mulai banyak didirikannya pendidikan sarjana bidang Desain Grafis dan Ilustrasi di berbagai belahan dunia.

18

Pada masa-masa itu, majalah-majalah yang mengulas desain grafis semakin gencar, diantaranya yang paling berpengaruh adalah Graphis (1944-), Neue Graphik (1958-1965) dari Swiss, Print (1940-) dari Amerika, dan Typographica (1958-1965) dari Inggris. Hal ini tentu saja semakin meningkatkan minat dan pengetahuan pada bidang desain grafis masyarakat dunia saat itu.

Desain juga diaplikasikan untuk pembuatan film dan acara televisi pada saat itu. Dari situlah muncul istilah ‘Visual Communication’ atau Komunikasi Visual untuk menghindari asumsi bahwa desain grafis hanya menunjukkan kegitan desain pada media cetak (grafika).

19

Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, berbagai gaya desain muncul silih berganti. Masing-masing gaya desain memiliki ciri khas dan tokohnya sendiri. Hal ini juga tak lepas dari situasi sosial dan budaya masyarakat yang berkembang saat itu. Banyaknya ragam gaya desain, membuat para desainer punya banyak pilihan dalam hal mengapliklasikan gaya desain ke dalam karyanya.

Bidang desain grafis semakin berkembang ketika diluncurkannya komputer Apple Macintosh pada tahun 1984. Ini membuka kesempatan makin luasnya bidang desain grafis, karena kini seseorang dapat mendesain sesuatu secara mudah dengan bantuan komputer. Sejak saat itu, penggunaan tipografi

18

Ibid.

19

Ibid. hal. 9.

(11)

dalam desain grafis semakin variatif dan menarik. Kreativitas dalam merangkai tipografi dengan elemen desain lainnya pun semakin menonjol.

Saat ini bidang desain grafis telah meliputi media cetak dari berbagai jenis dan bentuk, dari selembar kecil prangko, label, tiket, sampul buku dan majalah, cover kaset dan CD, hingga poster dengan ukuran super besar. Desain grafis juga meliputi periklanan, trademarks, dan corporate identity. Khusus mengenai perluasan bidang desain grafis yang meliputi periklanan, multimedia, animasi, dan sebagainya, saat ini mulai digunakan istilah Desain Komunikasi Visual, yang lebih mencakup semua bidang tersebut. Istilah Desain Komunikasi Visual digunakan untuk menghindari asumsi desain grafis sebagai desain yang ditujukan pada media cetak saja.

Desain Komunikasi Visual lebih luas pengertiannya karena mencakup semua desain visual yang mengkomunikasikan sesuatu kepada audiensnya. Ini berarti hampir semua bidang desain dengan tujuan komunikasi visual masuk di dalamnya, seperti desain media cetak (brosur, pamflet, poster, majalah, buku, surat kabar, dan berbagi macam jenis media cetak lainnya), desain multimedia (acara televisi, desain web, desain game, animasi, program interaktif), corporate identity (logo dan stationery pada perusahaan), signage, desain kemasan, dan periklanan (iklan TV, radio, billboard, media budget dan media planning, art directing, dan sebagainya).

2.3.1. Sejarah Desain Komunikasi Visual di Indonesia

Komunikasi visual di Indonesia secara cikal bakal sudah ada dalam kehidupan nenek moyang bangsa ini jaman dahulu. Hal ini dibuktikan dengan adanya bentuk-bentuk peninggalan sejarah yang berisikan ilustrasi-ilustrasi yang mengandung makna tertentu oleh pembuatnya.

Relief-relief candi ataupun juga ukiran-ukiran yang mengandung makna

adalah cikal bakal dilakukannya komunikasi visual di Indonesia. Hal itu

setara dengan lukisan prasejarah di gua, hieroglyphics, ataupun karakter

(12)

tulisan Cina yang merupakan cikal bakal komunikasi visual dunia.

20

Sejak jaman prasejarah hingga sekarang masyarakat dunia sudah menggunakan komunikasi visual bilamana pilihan menggunakan komunikasi verbal tak dapat dilakukan.

Desain Grafis semula beranjak dari Seni Grafis yang menonjol sejak penemuan mesin cetak oleh Gutenberg sekitar 560 tahun yang lalu, dan sekalipun profesinya terus bertumbuh dan marak pada saat revolusi industri, istilahnya baru dikemukakan pada tahun 1922 oleh William Addison Dwiggins.

Di Indonesia sendiri, mesin cetak tentu saja dibawa dan diperkenalkan oleh kaum penjajah dari Eropa saat itu. Suratkabar- suratkabar baik yang berbahasa Belanda, Cina, ataupun Melayu mulai dihiasai dengan karya-karya komunikasi visual (grafis) seperti iklan, pengumuman, dan komik strip.

21

Bahkan iklan koran di Indonesia telah ada sekitar lebih dari 100 tahun yang lalu, walaupun belum menggunakan ilustrasi atau gambar.

22

Kiranya setelah tahun 1945, barulah istilah “graphic design (desain grafis)” secara luas digunakan hampir di seluruh dunia untuk mendefinisikan kegiatan pendidikan dan profesional (bidang kerja). Sejak itulah mulai banyak didirikannya pendidikan sarjana bidang Desain Grafis dan Ilustrasi di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Tercatat beberapa perguruan tinggi dalam negeri mulai mendirikan jurusan Desain Grafis, seperti ITB (Institut Teknologi Bandung) pada sekitar tahun 1970- an, Universitas Trisakti dengan jurusan Desain yang didirikan tahun 1969

23

, dan ASRI (sekarang Institut Seni Indonesia) Jogyakarta yang mendirikan jurusan Seni Reklame sekitar tahun 1963.

20

Ibid. hal. 6.

21

Bonneff. Op. Cit. hal. 19.

22

Rhenald Kasali. Manajemen Periklanan. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 1992. hal.7.

23

Sejarah singkat Jurusan Desain Universitas Trisakti, pada http://www.usakti.edu/

fsrd/infoumum/sekilas/sejarah_singkat_i.html. Di-download pada 3 Maret 2003.

(13)

Desain Komunikasi Visual sendiri sebagai istilah mulai digunakan di seluruh dunia pada tahun 1970-an dan secara umum mulai digunakan di Indonesia pada sekitar tahun 1983

24

, dan mencakup bidang yang lebih luas dan tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat grafika. Semenjak saat itulah pengaruh lulusan jurusan Desain Komunikasi Visual dan Desain Grafis perguruan tinggi dalam negeri mulai dirasakan dalam berbagai bidang komunikasi visual di Indonesia.

Sekarang ini, tak kurang dari belasan jurusan Desain Komunikasi Visual- untuk gelar sarjana S1- di Indonesia, dan tersebar pula puluhan hingga ratusan pilihan program Desain Grafis -non gelar- yang ditawarkan pada perguruan tinggi ataupun lembaga-lembaga pendidikan. Ini tentunya tak lepas dari semakin majunya perekonomian Indonesia -meski sedang dilanda krisis moneter- yang tentunya membutuhkan tenaga yang berpendidikan Desain Komunikasi Visual untuk membantu mewujudkan strategi pemasarannya.

2.4. Tinjauan Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra

2.4.1. Sejarah Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, pertumbuhan dan perkembangan berbagai bidang kehidupan pun juga dihindari. Kota Surabaya -sebagai salah satu kota terbesar kedua di Indonesia- adalah kota yang cukup maju dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak perguruan-perguruan tinggi swasta maupun negeri yang lulusannya diakui secara nasional dan internasional. Beberapa perguruan tinggi besar itu, contohnya ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya), UNAIR (Universitas Airlangga), UBAYA (Universitas Surabaya), dan Univesitas Kristen Petra (UK. Petra).

24

Di mana pelopor penggunaan istilah ini diperkenalkan oleh ITB dan ISI hampir bersamaan

waktunya.

(14)

Universitas Kristen Petra didirikan pada tahun 1961. Universitas ini didirikan oleh Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen Petra (PPPK Petra). PPPK Petra merupakan perhimpunan Kristen yang didirikan pada tanggal 12 April 1951 dengan tujuan untuk menyelenggarakan pendidikan mulai TK hingga SMA.

25

Gagasan mendirikan perguruan tinggi ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para lulusannya mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Setelah mengalami beberapa rapat persiapan dan perencanaan, panitia memutuskan untuk mendirikan Fakultas Sastra sebagai fakultas utama, pada 8 Agustus 1961. Kemudian pada tanggal 22 September 1961 -bertepatan dengan hari jadi ke-10 PPPK Petra- diumumkan berdirinya Universitas Kristen Petra. Konsep pendirian YPTK (Yayasan Pendidikan Tinggi Kristen) Petra diterima pada tanggal 22 Oktober 1964 dan diaktenotariskan pada tanggal 7 Januari 1965.

Selama beberapa tahun mengalami perkembangan, Petra kini telah dikenal secara luas oleh masyarakat Surabaya, tingkat nasional, hingga internasional. Universitas Kristen Petra sudah menghasilkan ribuan lulusan dari berbagai jenis program pendidikan yang ada.

Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra sendiri baru didirikan pada tahun 1998, dengan Surat Keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 147/DIKTI/Kep/1988 tertanggal 25 Mei 1998. Secara resmi, jurusan ini merayakan pembukaannya pada tanggal 19 September 1998.

Dalam perkembangannya, jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra telah mendapat status terakreditasi, dan keberadaannya telah diterima oleh masyarakat luas. Jurusan ini juga telah bekerjasama dengan para praktisi industri informasi dan komunikasi serta prguruan tinggi dalam dan luar negeri seperti Universitas Trisakti (Jakarta), Wanganui Polytechnic New Zealand, DongSeo University (Korea), Institut Seni Indonesia (Jogyakarta).

25

Sejarah Singkat UK. Petra. Buku Katalog Universitas Kristen Petra 1999-2000. hal. 7.

(15)

Sehubungan dengan masalah kemahasiswaan Desain Komunikasi Visual UK. Petra, HIMAVISTRA (Himpunan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual Petra) didirikan guna mengaspirasikan dan membina persatuan di kalangan mahasiswa jurusan DKV UK. Petra.

2.4.2. Tujuan Pendidikan Jurusan Pendidikan Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra

Tujuan pendidikan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra

26

secara umum adalah untuk menghasilkan sarjana desain komunikasi visual yang mempunyai kemampuan sebagai seorang komunikator visual yang dapat mewujudkan gagasan-gagasannya secara visual, deskriptif, dan diskursif serta mampu mengembangkan profesinya dalam bidang desain komunikasi visual secara mandiri.

Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra juga mempunyai tujuan pendidikan khusus agar mahasiswa dan lulusannya mampu

27

:

• Mengkomunikasikan pemikiran mereka kepada masyarakat umum melalui karya-karyanya dalam bidang desain komunikais visual

• Menganalisis dan kemudian mengolah data yang didapat menjadi suatu konsep desain serta mampu mewujudkan konsep tersebut dalam bentuk produk akhir desain komunikasi visual yang estetis.

• Memberikan evaluasi di bidang komunikasi visual secara objektif, serta mengembangkan ketrampilan pengetahuannya seiring dengan perkembangan dalam bidang komunikasi visual.

2.4.3. Kurikulum Pendidikan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra

26

Ibid. hal. 57.

27

Buku Panduan Desain Komunikasi Visual 2002-3003 Universitas Kristen Petra Surabaya. hal. 4.

(16)

Kurikulum Jurusan Desain Komunikasi Visual

28

Universitas Kristen Petra disusun dengan memperhatikan kesepadanan antara pemahaman konsep, ketrampilan manual, dan penguasaaan teknologi informasi dan komunikasi. Lulusan diarahkan tidak hanya memiliki ketrampilan desain secara manual tetapi juga trampil dalam penggunaan teknologi komputer maupun audio visual selaras dengan tuntutan profesi di bidang komunikasi visual.

Mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan 144 sks (sistem kredit semester) dalam 8 semester.

29

Fasilitas laboratorium dan studio untuk pendidikan diperlengkapi dengan perangkat canggih dan modern. Dalam kurikulum terdapat matakuliah tentang dasar-dasar sistem desain komunikasi, tipografi, penggunaan bahan, maupun pemasaran, psikologi persepsi/ pemasaran, manajemen, analisa, konsumen serta masalah- masalah teknis produksi.

2.4.4. Mata kuliah pada Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra

Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra memiliki mata kuliah sebagai berikut

30

:

Mata kuliah Dasar Umum (MKDU)

• Pancasila (2 sks)

• Kewiraan (2 sks)

• Agama Kristen (2 sks)

• Etika Profesi (2 sks)

• Ilmu Sosial Dasar (2 sks)

• Ilmu Alamiah Dasar (2 sks)

28

Kurikulum Desain Komunikasi Visual UK. Petra. Buku Katalog Universitas Kristen Petra 1999-2000. hal. 57.

29

Data Kurikulum Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra pada situs matfoto.com, http://www.matfoto.com/pendidikan/kurikulum/petra-kur.htm. Di-download pada 3 Maret 2003.

30

Buku Panduan Desain Komunikasi Visual 2002-3003 Universitas Kristen Petra Surabaya. hal. 6.

Keterangan lebih lanjut lihat lampiran.

(17)

Mata kuliah Dasar Keahlian (MKDK)

• Bahasa Indonesia (2 sks)

• Bahasa Inggris (2 sks)

• Estetika I (2 sks)

• Estetika II (2 sks)

• Metodologi Desain (2 sks)

• Menggambar Teknik (2 sks)

• Menggambar Ekspresi I (3 sks)

• Menggambar Ekspresi II (3 sks)

• Nirmana I (5 sks)

• Nirmana II (5 sks)

• Psikologi Persepsi (2 sks)

• Sejarah Budaya Indonesia (2 sks)

• Sejarah Seni Rupa I (2 sks)

• Sejarah Seni Rupa II (2 sks)

• Seminar (3 sks)

• Tinjauan Desain I (2 sks)

• Tinjauan Desain II (2 sks)

• Audio Visual I (2 sks)

• Audio Visual II (2 sks)

• Fotografi I (2 sks)

• Fotografi II (2 sks)

• Sosiologi Seni (2 sks)

• Metode Penelitian (2 sks)

• Desain Komunikasi Visual I (5 sks)]

• Desain Komunikasi Visual II (6 sks)

• Desain Komunikasi Visual III (7 sks)

• Desain Komunikasi Visual IV (7 sks)

• Desain Komunikasi Visual V (8 sks)

• Huruf dan Tipografi I (3 sks)

(18)

• Huruf dan Tipografi II (3 sks)

• Ilustrasi I (2 sks)

• Ilustrasi I (2 sks)

• Kerja Profesi (6 sks)

• Komputer I (2 sks)

• Komputer II (2 sks)

• Komunikasi Periklanan (2 sks)

• Manajemen (2 sks)

• Proses Komunikasi (2 sks)

• Proses Produksi Grafika I (2 sks)

• Proses Produksi Grafika II (2 sks)

• Psikologi Sosial (2 sks)

• Tugas Akhir (10 sks)

• Animasi I (2 sks)

Selain mata kuliah di atas, ada beberapa mata kuliah yang bisa dipilih menurut minat masing-masing mahasiswa, yaitu :

• Desain Kemasan (2 sks)

• Animasi II (2 sks)

• Desain Web (2 sks)

• Desain Poster (2 sks)

• Komik (2 sks)

• Kewirausahaan (2 sks)

2.4.5. Fasilitas dan Lokasi Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra

Berikut, adalah nama lengkap dan data mengenai jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra :

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA FAKULTAS SENI DAN DESAIN

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

(19)

Alamat :

Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya - 60236 Indonesia

P.O. Box 1991

Telp.: (+62-31) 8439040, 8494830, 8494831 Fax : (+62-31) 8436418 ,

Data : (+62-31) 8437027, 8437028, 8437029, 8436417 Web Site : http://www.petra.ac.id/

http://adf.petra.ac.id/dkv/

Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra memiliki berbagai fasilitas peralatan dan studio yang canggih dan modern yang ditunjang dengan suasana kampus yang nyaman.

Beberapa fasilitas studio yang dimiliki yaitu :

• Studio Fotografi (terletak di Lt. 1 Gedung P UK. Petra)

• Studio Komputer Grafis (Lt. 4 Gedung P UK. Petra)

• Studio Audio Visual (Lt. 4 Gedung P UK. Petra)

• Studio Gambar (Lt. 5, 8, dan 9 Gedung P UK. Petra)

• Ruang Tugas Akhir DKV (Lt. 10 Gedung P UK. Petra) Peralatan untuk menunjang perkuliahan yang dimiliki, misalnya :

• Peralatan studio foto lengkap dengan kamera dan peralatan untuk mencuci-cetak foto hitam putih.

31

• Perangkat komputer kelas high-end untuk komputer grafis, animasi, dan editing audio visual.

• Peralatan kamera video dan audio video editing tools untuk mata kuliah Audio Visual.

• Perangkat airbrush, dan sebagainya.

Selain itu guna menunjang kenyamanan dan kesehatan mahasiswa dan para dosen, maka ruang kuliah semua jurusan

31

Keterangan lebih lengkap pada lembar lampiran.

(20)

Universitas Kristen Petra diperlengkapi dengan AC (Air Conditioner), dan kamar kecil (toilet) pada tiap lantai.

Beberapa fasilitas Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra lain yang perlu diketahui keberadaannya adalah :

• Ruang Dosen ber-AC dan jalur komputer terhubung internet (teletak di Lt. 3 Gedung P UK. Petra)

• Ruang Tata Usaha DKV dan ruang rapat dosen ber-AC (Lt. 3 Gedung P UK. Petra)

• Ruang Tata Usaha Fakultas Seni dan Desain (Lt. 4 Gedung P UK. Petra)

Universitas Kristen Petra sendiri adalah sebuah kampus yang memiliki fasilitas dan luas lahan yang cukup besar sehingga kampus ini relatif aman dan nyaman bagi mahasiswanya. Fasilitas- fasilitas tersebut misalnya :

• Areal lahan parkir yang luas.

• Kantin mahasiswa.

• Auditorium (Ruang Pertemuan).

• Toko alat-alat tulis, fotokopi, dan swalayan.

• Warung internet (Warnet), Warung telekomunikasi (Wartel), dan Kantor Pos.

• Bank dan ATM dalam kampus.

• Perpustakaan untuk dosen dan mahasiswa, termasuk Ruang pemutaran film dan fasilitas internet.

• Adanya Elevator (Lift) untuk berpindah lantai.

• Pengamanan Satpam dan kebersihan oleh Cleaning Service.

• Ruang kuliah ber-AC.

• Toilet (kamar kecil) laki-laki dan perempuan tiap lantai.

• Lapangan untuk berolahraga yang cukup luas.

(21)

• Klinik kesehatan yang dengan peralatannya yang cukup lengkap.

• Terdapat hotel Petra (4 kamar) yang dioperasikan jurusan Perhotelan Universitas Petra untuk para tamu.

• Adanya Wisma Petra yang disediakan sebagai tempat bermalam bagi pendidik atau tamu universitas.

• Tersedia fasilitas antar jemput bagi dosen dan karyawan UK. Petra.

Selain fasilitas-fasilitas di atas, Universitas Kristen Petra juga ditunjang oleh :

• Lokasinya relatif mudah dijangkau dan dekat dengan gerbang tol Waru-Sidoarjo.

• Lokasi dilewati oleh angkutan umum perkotaan (bemo).

• Daerah sekitarnya yang cukup dinamis dan relatif aman.

• Banyak toko, depot, wartel, warnet, dan rumah kos untuk mahasiswa.

Banyaknya fasilitas dan kekhasan dalam pendidikan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra membuat jurusan ini sejak awal keberadaannya banyak diminati oleh lulusan SMU dari berbagai daerah di Indonesia.

2.4.6. Wawancara dengan Para Pendidik Jurusan Desain Komunikasi Visual UK. Petra

Wawancara dilakukan pada bulan Maret 2003 dengan alat bantu perangkat perekam suara (recorder) dan peralatan tulis. Bertindak sebagai pihak yang diwawancarai adalah :

• Bapak Andrian Dektisa Hagijanto S.Sn. (Kepala Jurusan Desain

Komunikasi Visual UK. Petra, juga merangkap sebagai dosen tetap

dan dosen wali)

(22)

• Bapak Deddi Duto S.Sn. (Dosen matakuliah Desain Komunikasi Visual, juga seorang dosen tetap dan dosen wali)

2.4.6.1.Wawancara dengan Bapak Andrian Dektisa Hagijanto S.Sn.

Berikut adalah kutipan wawancara dengan Pak Andrian sebagai Kepala Jurusan Desain Komunikasi Visual UK. Petra.

Ø Mengenai pengertian (definisi) Desain Komunikasi Visual (Terkait dengan sejarah umum Desain Komunikasi Visual di Indonesia)

Menurut Pak Andrian, Desain Komunikasi Visual memiliki definisi sebagai suatu metode atau suatu usaha yang dilakukan manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain melalui tanda- tanda atau lambang-lambang yang dibentuk sedemikian rupa, melibatkan unsur gambar, pola, tekstur, garis, sehingga antara komunikator dan komunikan tercapai pemahaman yang baik.

Singkatnya adalah unsur komunikasi menggunakan bahasa-bahasa visual.

Desain Komunikasi Visual di Indonesia, awal mulanya disebut sebagi seni reklame. Ketika manusia mulai mengenal proses cetak, mereka berkomunikasi dengan menggunakan lambang-lambang, dsb.

Metode yang digunakan adalah bagaimana cara melakukan komunikasi dengan menggunakan alat-alat percetakan.

Perkembangan selanjutnya adalah masa masyarakat memproduksi barang dan jasa, sehingga komunikasi yang dilakukan mulai digunakan untuk memasarkan (mempromosikan) barang atau jasa. Pada waktu itu terkenal dengan pola-pola reklame. Muncullah seni reklame.

Perguruan tinggi yang pertamakali menggunakan istilah Seni Reklame tersebut, kiranya, Akademi Seni Rupa (ASRI) di Jogyakarta.

Selain itu ASRI juga ada jurusan Grafik Ilustrasi.

(23)

Seiring dengan perkembangan mesin cetak, muncullah Desain Grafis, yang sengaja diciptakan untuk berkomunikasi dengan media grafis (cetak). Pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan membuat pekerjaan desain grafis meluas dan istilah Desain Komunikasi Visual pun mulai digunakan.

Di Indonesia sendiri, jurusan Desain Komunikasi Visual mulai didirikan oleh ITB, yang hampir bersamaan waktunya dengan ISI Jogyakarta pada sekitar tahun 1980an.

Ø Mengenai lapangan pekerjaan yang ditawarkan oleh bidang Desain Komunikasi Visual

Lapangan pekerjaan bidang Desain Komunikasi Visual sangat luas, bisa menyangkut semua aspek. Sebagai contoh, sebuah perusahaan obat dapat menggunakan Desain Komunikasi Visual untuk desain kemasan, desain produk, dan promosinya.

Secara khusus, Pak Andrian mengingatkan agar dalam diri seorang desainer komunikasi visual terdapat faktor inheren, yang merupakan faktor minat dan ketertarikan terhadap bidang Desain Komunikasi Visual. Tanpa faktor inheren ini, seorang desainer Komunikasi Visual tidak akan benar-benar sukses. Idealnya jika seorang desainer Komunikasi Visual mencintai bidang komunikasi visual, berkecimpung di bidang tersebut, dan mencari penghasilan dari bidang itu juga.

Ø Mengenai banyaknya lulusan SMU yang berminat ingin melanjutkan pendidikan perguruan tinggi bidang Desain Komunikasi Visual umumnya, DKV UK. Petra khususnya

Secara umum, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, karena

pola pikir masyarakat mengalami perubahan. Posisi seorang desainer

sudah tidak dipandang sebelah mata, berkaitan dengan anggapan

(24)

masyarakat jaman dahulu tentang seniman. Anggapan tersebut berubah, bahkan saat ini profesi seniman sudah dihargai (tinggi).

Di Petra sendiri, peminatnya cukup banyak. UK. Petra punya cara untuk mendapatkan calon-calon desainer berbakat, dengan memperkenalkan diri ke sekolah-sekolah yang menjalin kerjasama dengan UK. Petra. Sementara yang masuk melalui Gelombang I dan Gelombang II tidak begitu banyak.

Tahun ini saja, peminat yang diterima melalui jalur kerjasama dan jalur prestasi saja sudah diterima sekitar 180 orang. Nantinya akan ada sekitar 20-30 orang yang menyusul lewat jalur Gelombang I dan Gelombang II.

Jika dilihat per-angkatan, angkatan tahun 1999, ada 600 orang pendaftar, DKV UK. Petra sendiri berkeinginan menerima hanya sekitar 200 orang saja. Dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Tahun 2003, peminat sekitar 1000 orang, sebuah angka yang besar, mengingat yang hendak diterima hanya seperlima-nya saja.

Ø Mengenai penyebab banyaknya kasus mahasiswa yang pindah jurusan (transfer) keluar-masuk dari Desain Komunikasi Visual (Berdasarkan pengalaman, data, dan pengamatan sebagai dosen wali)

Penyebab masih adanya kasus mahasiswa yang pindah jurusan (transfer) keluar-masuk Desain Komunikasi Visual sangat banyak dan bermacam-macam.

Salah satu penyebabnya adalah mahasiswa yang malas. Malas

adalah penyakit nomor satu yang menyebabkan mahasiswa tidak

berprestasi optimal, akibatnya merasa jenuh dan tidak berniat

melanjutkan kuliahnya. Adanya anggapan dari mahasiswa bahwa

desainer adalah seniman, sehingga seniman harus menunggu mood

untuk melakukan pekerjaannya. Padahal kenyataannya desainer

(25)

bukanlah seniman dalam arti sepenuhnya, karena desain adalah seni terapan, mood haruslah diciptakan untuk mendapatkan ide.

Penyebab yang kedua adalah mahasiswa tersebut tidak mempunyai bakat dan kemampuan yang cukup, apalagi mahasiswa tersebut tidak mau berusaha untuk bisa.

Penyebab yang ketiga adalah masalah keuangan, sementara si penanggung biaya (bisa diri sendiri, orangtua, dsb.) merasa tidak mampu. Dapat juga, karena mahasiswa tersebut merasa penghasilan dari bekerja lebih baik daripada hanya bersekolah (kuliah).

Sistem rekrutmen di Petra juga masih dirasa kurang maksimal, karena kemampuan calon mahasiswa berbeda-beda, ujian yang diberikan tidak bisa diberikan sama rata. Cara ini sebagian besar memang berhasil, tetapi beberapa calon mahasiswa yang mungkin potensial tidak terjaring, misalnya karena pada waktu ujian tegang, atau bahkan sakit sehingga tidak bisa mengikuti ujian dengan baik.

Satu dua calon yang kurang potensial dapat masuk juga, meski nantinya hal seperti inilah yang dapat menimbulkan masalah bagi mahasiswa itu sendiri.

Ada juga yang merasa minat dan kemampuannya di bidang Desain Komunikasi Visual setelah mahasiswa tersebut menjalani kuliah di jurusan lain. Mahasiswa-mahasiswa yang merasa bakat dan kemampuannya di Desain Komunikasi Visual inilah yang kemudian berpindah masuk. Hal-hal seperti inilah yang banyak dijumpai.

Ø Mengenai jumlah masalah transfer antar jurusan ini dan dampaknya bagi jurusan serta kaum pendidik di Desain Komunikasi Visual UK. Petra

Perpindahan mahasiswa ini dari tahun ke tahun meningkat.

Berbicara mengenai prestasi mahasiswa-mahasiswa itu ada yang berprestasi ada juga yang gagal.

(26)

Ø Mengenai kegiatan yang telah dilakukan pihak kampus untuk memperkenalkan jurusan Desain Komunikasi Visual ke khalayak luas (lulusan SMU) umumnya

Ada beberapa macam kegiatan seperti Open House di tempat- tempat umum (seperti yang dilakukan di Plasa Tunjungan), aktif mengadakan lomba-lomba (Lomba poster, web, dsb.), kerjasama dengan pihak-pihak sekolah, juga dengan menyuarakan kepentingan- kepentingan publik yang dapat di-akomodir di Desain Komunikasi Visual, seperti perubahan kurikulum, dan pelatihan guru gambar SMU, bakti sosial, pendidikan sablon untuk Karang Taruna wilayah sekitar Petra.

Ø Mengenai syarat yang harus dipenuhi seorang lulusan SMU untuk masuk jurusan Desain Komunikasi Visual UK. Petra

Syarat yang harus dipenuhi adalah :

• Mempunyai bakat dan kemampuan

• Mengikuti dan lulus ujian saringan masuk (tes tertulis dan tes menggambar), tidak buta warna

• Mampu membayar dan melunasi uang sumbangan

Ø Mengenai anggapan calon mahasiswa Desain Komunikasi Visual harus mempunyai kemampuan tinggi di bidang ilustrasi

Hal tersebut relatif (tidak harus begitu), yang terpenting mahasiswa tersebut harus mempunyai bakat. Ilustrasi adalah bagian dari menuangkan gagasan. Bagaimana menuangkan gagasan, apa yang harus di gambar, dsb. itulah yang lebih penting.

Ø Mengenai anggapan bahwa mahasiswa Desain Komunikasi Visual

(Petra khususnya) membutuhkan anggaran yang cukup besar

dalam menjalani perkuliahan

(27)

Memang anggaran yang dibutuhkan cukup besar dan sifatnya relatif.

Ø Mengenai ciri khas pendidikan Desain Komunikasi Visual UK.

Petra Surabaya

Jurusan Desain Komunikasi Visual UK. Petra memiliki kekhasan pada pengutamaan teori dan praktek 50 berbanding 50.

Ini berkaitan dengan strategi dan posisioning masing-masing perguruan tinggi yang memiliki jurusan Desain Komunikasi Visual.

Ada yang mengutamakan teori, ada yang mengutamakan praktek, berdasarkan strategi posisioning universitas tersebut.

Hal lainnya adalah Petra berusaha mengajarkan enterpreneurship yang tinggi, sehingga mahasiswa Desain Komunikasi Visual UK. Petra sudah mengerti bidang pekerjaan yang akan dijalani sebelum memilih.

Ø Mengenai prospek kerja lulusan Desain Komunikasi Visual UK.

Petra

Prospek kerja lulusan Desain Komunikasi Visual UK. Petra cukup baik.

Ø Mengenai saran dan bahan yang ingin disampaikan dalam rangka pembuatan komik pengenalan jurusan Desain Komunikasi Visual UK. Petra Surabaya yang ditujukan untuk SMU sebagai Tugas Akhir pewawancara

Belum Ada.

2.4.6.2.Wawancara dengan Bapak Deddi Duto S.Sn.

Berikut adalah kutipan wawancara dengan Pak Deddi sebagai

seorang dosen wali dan pendidik di Desain Komunikasi Visual UK. Petra.

(28)

Ø Mengenai pengertian (definisi) Desain Komunikasi Visual (Terkait dengan sejarah umum Desain Komunikasi Visual di Indonesia)

Pak Deddi menjelaskan pengertian Desain Komunikasi Visual secara etimologis (asal katanya) dahulu.

Desain berarti sebuah rancangan. Komunikasi adalah interaksi seseorang dengan orang yang lain. Visual adalah sesuatu yang digambarkan.

Jadi, Desain Komunikasi Visual (DKV) adalah suatu rancangan yang dikomunikasikan kepada orang lain (individu atau masyarakat) dalam wujud sebuah gambar atau visual.

Terkait dengan sejarah umum Desain Komunikasi Visual di Indonesia, jurusan ini merupakan pengembangan dari jurusan Desain Reklame (Seni Reklame) di ISI. Kemudian berkembang sebagai jurusan ‘desain grafis’ di ITB. Jurusan Desain Grafis inilah yang nantinya berkembang menjadi jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV).

Menurut Pak Deddi penggunaan kata ‘desain grafis’ lebih spesifik, karena menggunakan kata ‘grafis’ yang lebih mengarah ke rancangan cetak (grafis). Jadi ‘desain grafis’ berarti rancangan yang berwujud benda cetak.

Jika ada sebuah perguruan tinggi mempunyai jurusan Desain Grafis berarti jurusan tersebut mempelajari desain pada media cetak.

Universitas Kristen Petra sendiri membuka jurusan Desain

Komunikasi Visual untuk mendidik siswanya agar bisa merancang

(mendesain) berbagai macam media, seperti multimedia, audio visual,

dan sebagainya. Singkatnya, jurusan Desain Komunikasi Visual

(Desain Komunikasi Visual) lebih umum dan menawarkan banyak

pilihan daripada jurusan Desain Grafis.

(29)

Ø Mengenai lapangan pekerjaan yang ditawarkan oleh bidang Desain Komunikasi Visual

Lapangan pekerjaan bidang Desain Komunikasi Visual sangat banyak. Di bidang periklanan (advertising), seorang sarjana DKV - yang baru lulus- dapat bekerja sebagai :

• JuniorArt Director

• Graphic Designer Artist (Visusaliser)

• Paste Up Man

• Copywriter

Jika pekerjaannya telah mapan dan pengalamannya telah cukup, maka posisi-posisi seperti :

• Creative Director

• Media Planner

• Media Buyer

• Account Executive

Bidang Desain Grafis :

Lapangan pekerjaannya adalah Art Director, Fotografer, Illustrator, Penata artistik, Layouter.

Bidang Production House dan Post Production House :

Lapangan pekerjaannya adalah sutradara, editing film, kameramen, scriptwriter.

Lapangan pekerjaan di bidang pertelevisian, misalnya Graphic Designer, Fotografer, Animator.

Bidang Fotografi :

Fotografer iklan, Fotografi desain, atau Fotografi jurnalistik.

Bidang Illustrator :

Komikus, perancang cover, dsb.

(30)

Ø Mengenai banyaknya lulusan SMU yang berminat ingin melanjutkan pendidikan perguruan tinggi bidang Desain Komunikasi Visual umumnya, DKV UK. Petra khususnya

Jurusan DKV secara umum, sangat banyak peminatnya. Pada tahun 1989-1990, di ITB saja yang mendaftar sebanyak 3000 orang, tetapi yang dapat diterima cuma 30 orang. Universitas Trisakti juga begitu, peminatnya 100 orang pada tahun 1990. ISI Jogya, peminta 1000, yang diterima cuma 30 orang.

Universitas swasta baru membuka jurusan DKV pada tahun 1995 ke atas, contohnya Universitas Pelita Harapan, Universitas Kristen Petra dan sebagainya.

Contoh universitas milik negara yang memiliki jurusan Desain Komunikasi Visual, misalnya seperti ITB, ISI, UNS, dan ITS.

Contoh universitas swasta yang punya jurusan DKV, yaitu Universitas Trisakti, Universitas Pelita Harapan, dan Universitas Kristen Petra.

Jurusan Desain Komunikasi Visual UK. Petra sendiri baru didirikan pada tahun 1998. Di mana pada tahun 1990-an, Petra telah memiliki Program Diploma (D3) Desain Grafis-PPKAI, yang merupakan cikal bakal DKV UK. Petra.

Peminat jurusan DKV dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Ø Mengenai penyebab banyaknya kasus mahasiswa yang pindah jurusan (transfer) keluar-masuk dari Desain Komunikasi Visual (Berdasarkan pengalaman, data, dan pengamatan sebagai dosen wali)

Jurusan DKV ini berhubungan dengan bakat dan kemampuan.

Kalau tidak berbakat, biasanya tidak punya minat. Kalau sudah seperti

itu, tentu sulit untuk bertahan di sebuah jurusan. Akhirnya terjadi

transfer keluar dari DKV.

(31)

Sebagai contoh ada mahasiswa DKV, yang pindah ke jurusan Komunikasi UK. Petra, karena dia tidak menguasai komputer, dan kemampuan gambarnya lemah.

Ada juga mahasiswa lainnya yang kena batas (limit) studi, karena mahasiswa tersebut memang kurang niat.

Proses transfer di DKV cukup banyak, Pak Deddi -saat wawancara ini dilakukan- memiliki kurang lebih 5 orang mahasiswa yang telah melakukan proses transfer. Beberapa mahasiswa ini ada yang bermodal semangat, bahkan ada yang memiliki masalah buta warna, hal ini tentu saja menimbulkan kesulitan bagi mahasiswa itu sendiri.

Setelah diamati dari tahun ke tahun, ternyata sebagian mahasiswa ini ada yang tidak melanjutkan kuliah dengan alasan menikah, bekerja, bahkan ada yang sudah merasa tua. Tentu saja tidak semua mahasiswa transfer gagal dalam belajar di DKV, sebagian yang memang niat, tentu saja berhasil.

Ø Mengenai jumlah masalah transfer antar jurusan ini dan dampaknya bagi jurusan serta kaum pendidik di Desain Komunikasi Visual UK. Petra

Pak Deddi berpendapat kemampuan mahasiswa yang diterima melalui seleksi dan mahasiswa transfer berbeda.

Ada kesulitan-kesulitan tertentu yang dialami oleh mahasiswa transfer, seperti penyetaraan matakuliah, administrasi yang panjang, dan sebagainya.

Di kalangan pendidik yang mengamati soal mahasiswa yang transfer, ternyata pada mata kuliah tertentu, banyak mahasiswa tersebut yang tidak lulus.

Jumlah masalah transfer ini dari tahun ke tahun mengalami

penurunan, mungkin sudah banyak yang tahu mengenai jurusan DKV

ini.

(32)

Ø Mengenai kegiatan yang telah dilakukan pihak kampus untuk memperkenalkan jurusan Desain Komunikasi Visual ke khalayak luas (lulusan SMU) umumnya

Ada suatu kemajuan mulai dikenalnya dunia Desain Komunikasi Visual di masyarakat. Kalau dulu, orang cuma mengenal desain sebagai desain iklan, desain order, dan sebagainya, sekarang DKV mulai dikenali.

Ini tentu diperlukan sebuah media perkenalan yang mengikuti style yang disukai audience-nya, supaya mereka tertarik dan paham dunia DKV.

Pak Deddi juga pernah mengikuti Tim Informasi Studi (TIS).

Selama ini yang sering ditanyakan adalah “Apakah kalau mau masuk DKV harus bisa menggambar ?”.

Menurut Pak Deddi, kemampuan menggambar itu relatif, sebab waktu bekerja nanti yang dilihat bukan kemampuan gambarnya, tetapi kemampuan untuk mendesain.

Ø Mengenai syarat yang harus dipenuhi seorang lulusan SMU untuk masuk jurusan Desain Komunikasi Visual UK. Petra

Syarat masuk DKV adalah :

• Harus bisa berimajinasi.

• Punya bakat , minat, dan kemampuan dalam bidang DKV.

• Punya motivasi untuk maju.

Tentu saja syarat lulus tes gambar dan tes masuk UK. Petra harus dipenuhi.

Ø Mengenai anggapan calon mahasiswa Desain Komunikasi Visual harus mempunyai kemampuan di bidang ilustrasi

Menggambar bukan sesuatu ‘harga mati’ di DKV UK. Petra.

Semua perguruan tinggi DKV di Indonesia juga melakukan tes

gambar. Cuma sekarang bakat seni apa yang mendekati dunia DKV.

(33)

Yang pertama dilihat adalah imajinasi. Gambar adalah hasil dari imajinasi.

Hal itu tidak terlalu menentukan, karena selain tes gambar, juga ada tes kemampuan verbal sebelum calon mahasiswa tersebut dapat masuk ke jurusan DKV.

Ø Mengenai anggapan bahwa mahasiswa Desain Komunikasi Visual (Petra khususnya) membutuhkan anggaran yang cukup besar dalam menjalani perkuliahan

DKV adalah sekolah desain. Banyak praktek. Jadi peralatan itu penting. Bagaimana mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan dengan baik bila sarananya tidak lengkap. Soal anggaran ini memang relatif tergantung mahasiswanya. Ada yang memang boros, ada yang bisa berhemat. Tapi semua yang diajarkan di DKV ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa itu nantinya agar minimal mengerti peralatan yang digunakan di bidang Desain Komunikasi Visual.

Singkatnya, kuliah DKV memang relatif mahal, tapi tergantung cara mahasiswanya menyikapi anggaran tersebut.

Ø Mengenai prospek kerja lulusan Desain Komunikasi Visual UK.

Petra

Sangat bagus, karena mahasiswa-mahasiswa DKV UK. Petra mampu menunjukkan kemampuannya secara luas di dunia kerja.

Beberapa yang sudah lulus bekerja di advertising, majalah, desain grafis, pertelevisian, dan sebagainya.

Mahasiswa DKV UK. Petra juga berprestasi dengan memenangkan beberapa lomba desain tingkat nasional. Ini tentu saja membanggakan.

Ø Mengenai saran dan bahan yang ingin disampaikan dalam rangka

pembuatan komik pengenalan jurusan Desain Komunikasi Visual

(34)

UK. Petra Surabaya yang ditujukan untuk SMU sebagai Tugas Akhir pewawancara

Diharapkan komik yang dibuat akan bergaya anak muda, baik dari pewarnaan, maupun gaya bahasanya. Kalau bisa menggunakan gaya ilustrasi diri sendiri, tidak Jepang maupun Barat. Bolehlah kalau komik Jepang disukai, kita mengaplikasikannya, tetapi gaya komik tersebut tetap harus diolah kembali. Kesan lokal harus tetap dipertahankan.

2.4.7. Wawancara dengan staf bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Universitas Kristen Petra

Berikut adalah kutipan wawancara dengan Bapak Wiweko Adi dan Ibu Myte Cienly, yang merupakan staf bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Universitas Kristen Petra.

Ø Mengenai penyebab banyaknya kasus mahasiswa yang pindah jurusan (transfer) keluar-masuk dari Desain Komunikasi Visual (Berdasarkan pengalaman, data, dan pengamatan sebagai dosen wali)

Minat mereka yang transfer itu tidak sesuai dengan bakat dan kemampuan di jurusan DKV. Tidak semua dapat mengenal bakat dan kemampuannya secara baik, karena itulah timbul kasus-kasus transfer ini.

Ø Mengenai kegiatan yang telah dilakukan pihak kampus untuk memperkenalkan jurusan Desain Komunikasi Visual ke khalayak luas (lulusan SMU) umumnya

Yang telah dilakukan oleh pihak kampus adalah datang ke sekolah-

sekolah (SMU), dengan membawa hasil karya DKV dan silabus

matakuliah, sehingga mereka yang tertarik bisa sedikit banyak

mengerti tentang DKV.

(35)

Tim yang datang ke sekolah-sekolah inilah yang disebut Tim Informasi Studi.Tim Informasi Studi (TIS) ada stafnya tersendiri, juga biasanya ada sekitar 20 mahasiswa yang mendampingi.

Ø Mengenai anggapan calon mahasiswa Desain Komunikasi Visual harus mempunyai kemampuan di bidang ilustrasi

Memang sebaiknya begitu. Akan sulit kalau mahasiswa DKV tidak punya kemampuan gambar.

Ø Mengenai anggapan bahwa mahasiswa Desain Komunikasi Visual (Petra khususnya) membutuhkan anggaran yang cukup besar dalam menjalani perkuliahan

Masalah biaya itu relatif. Menurut Pak Wiweko Adi, biaya yang dikeluarkan untuk kuliah cukup sebanding dengan fasilitas yang diberikan oleh UK. Petra.

Ø Mengenai prospek kerja lulusan Desain Komunikasi Visual UK.

Petra

Cukup bagus. Beberapa mahasiswa DKV pada tingkat semester 4- 5 sudah mendapat kerja.

2.4.8. Data dari Biro Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni (BAKA) UK. Petra tentang Beasiswa

Universitas Kristen Petra memiliki program-program beasiswa untuk membantu meringankan mahasiswa berprestasi yang kurang mampu dalam bidang keuangan.

Untuk lebih jelas tentang macam-macam beasiswa dan Surat

Keputusan Rektor tentang Beasiswa dapat dilihat pada lembar Lampiran.

(36)

2.4.9. Data dari Biro Administrasi Akademik (BAAk) UK. Petra tentang Mahasiswa Transfer

Data berikut ini diolah dari BAAk mengenai peminat dan data mahasiwa transfer keluar masuk DKV.

Tabel 2.4.9.1 Jumlah Peminat Jurusan DKV UK. Petra

Sumber : BAAk UK. Petra

Tabel 2.4.9.2. Jumlah Mahasiswa Transfer Keluar Masuk Jurusan DKV UK. Petra Periode 1998-2002

Mahasiswa Transfer Masuk DKV 53

Mahasiswa Transfer Keluar DKV 11

Mahasiswa keluar DKV 58

Sumber : BAAk UK. Petra

Tabel 2.4.9.1. di atas menunjukkan jumlah peminat yang mendaftarkan diri ke jurusan DKV UK. Petra. Atas permintaan pihak BAAk, data jumlah mahasiswa yang diterima tidak dapat dipublikasikan.

Tabel 2.4.9.2. menunjukkan jumlah mahasiswa transfer periode 1998-2002. Mahasiswa yang transfer masuk ke jurusan DKV UK. Petra dari berbagi macam jurusan adalah sebanyak 53 orang. Tabel ini juga menunjukkan sekitar 11 mahasiswa transfer keluar dari jurusan DKV, sedangkan sejumlah 58 orang diputuskan telah keluar dari jurusan DKV, karena masalah biaya, mengundurkan diri, atau di-drop out dari DKV.

Data ini menunjukkan adanya kasus-kasus mahasiswa transfer di DKV UK. Petra. Masalah transfer ini tentu merugikan mahasiswa dan pihak kampus secara umum.

Tahun Jumlah

1998 409

1999 666

2000 721

2001 1055

2002 861

(37)

Untuk mengurangi kasus transfer ini, maka dibutuhkanlah pemahaman yang benar dari calon mahasiswa terhadap jurusan yang akan dipilihnya. Hal ini untuk mencegah mengurangi resiko “salah masuk”

jurusan.

2.5. Tinjauan tentang Komik

Komik merupakan salah satu bentuk komunikasi secara verbal dan visual yang sudah berkembang sejak lama. Di dalam komik, komikus akan berusaha untuk menyampaikan idenya kepada khalayak yang dituju secara jelas melalui bahasa gambar (visual) maupun bahasa tulisan (verbal).

32

Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Yang perlu digarisbawahi dan diketahui dari pernyataan- pernyataan di atas, bahwa komik bukan cuma sekadar bacaan bagi anak- anak.

Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita.

Gambar-gambar dalam komik membuat informasi dan ide-ide dari pembuat komik lebih mudah diserap. Bahasa tulisan (teks) membuatnya lebih mudah dimengerti, dan alur cerita yang dibangun membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat.

Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan, berbagai bentuk promosi bisnis, alat penyuluhan, pembentukan opini dalam pers, hingga sebagai alat kampanye/propaganda.

33

32

Albertus Chandra, Perancangan Komik Pengetahuan Untuk Anak-anak dengan tema Kebudayaan Seri Lima Benua. Proposal Tugas Akhir Jurusan DesKomVis UK. Petra, 2002. hal.1.

33

Karpet Biru, Komik. Berita dan Artikel. http://mikon.diffy.com/mikon/berita/artikel4.htm.

9 Desember 2002.

(38)

2.5.1. Tinjauan sejarah Komik Indonesia

Komik merupakan salah satu bagian dari budaya Indonesia.

Perkembangan komik berjalan seiring dengan perkembangan budaya di Indonesia. Sejak jaman prasejarah pun telah ada usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia pada jaman itu untuk berkomunikasi secara visual. Komik sendiri merupakan salah satu bentuk komunikasi visual yang sudah cukup lama keberadaannya di Indonesia, baik yang merupakan cikal bakal komik seperti lukisan-lukisan pewayangan, relief pada candi, maupun yang berupa komik lengkap dengan ilustrasi dan balon teks.

Masyarakat Indonesia sudah sejak lama mengenal komik, tepatnya pada tahun 1930an

34

, ketika itu muncul komik-komik asing berbentuk komik strip di surat kabar-surat kabar yang diterbitkan di Indonesia.

Munculnya tokoh Put On muncul pada surat kabar Sin Po yang berbahasa Melayu yang diilustrasikan oleh Kho Wang Gie (Sopoiku), menjadi awal munculnya tokoh-tokoh komik di Indonesia. Kemunculan komikus- komikus Indonesia pada tahun-tahun berikutnya, ditandai dengan banyaknya komik-komik strip karya mereka yang dimuat di surat kabar atau majalah pada saat itu.

Beberapa tahun kemudian, munculah komik buku di Indonesia, yang kisah-kisahnya dibuat oleh komikus Indonesia ataupun hanya mengambil idenya, seperti tokoh Sri Rimba, yang mengambil ide dari cerita Tarzan.

Kisah-kisah dalam komik Indonesia yang banyak berkisar antara cerita silat dan superhero, nampak jelas dipengaruhi oleh budaya Barat dan Timur. Cerita-cerita silat yang ditampilkan oleh beberapa komikus, banyak juga yang mengambil inspirasi dari cerita-cerita ataupun film-film silat dari Hongkong, sedangkan cerita-cerita kisah superhero dan fiksi ilmiah kebanyakan mengambil ide dari komik-komik Barat. Pada saat itu, komik Jepang (manga) di Indonesia belum sepopuler sekarang. Komik- komik wayang, roman remaja, komik dongeng, dan komik dengan cerita-

34

Marcel Bonnef, Komik Indonesia (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 1998), halaman 19.

(39)

cerita yang mendidik juga sempat mewarnai dunia perkomikan Indonesia pada saat itu.

Setelah beberapa tahun mengalami pasang surut, hingga sekarang komik Indonesia kiranya masih membutuhkan waktu untuk bangkit kembali. Saat ini, di rak-rak toko buku di hampir seluruh wilayah Indonesia, mulai jarang ditemui komik-komik Indonesia yang dibuat oleh komikus nasional. Seandainya adapun, prosentasenya sangat kecil apabila dibandingkan keberadaan komik-komik impor terjemahan (khususnya Jepang) yang kini harganya terjangkau dan semakin mudah didapatkan.

Komik impor terjemahan dari Barat yang cukup disukai dan eksistensinya sudah bertahun-tahun di Indonesia, adalah komik Walt Disney, dengan tokoh-tokoh semacam Donal Bebek, Miki Tikus, Gufi, dan lain sebagainya. Komik impor yang bukan terjemahan, yang berasal dari Barat (semacam Spiderman, X-MEN dan sebagainya), juga kini relatif lebih mudah didapatkan meskipun harganya cukup mahal, dan prosentasenya lebih kecil dibandingkan komik Jepang. Komik Jepang dengan tokoh-tokoh komiknya semacam Doraemon, Crayon Shinchan, Dragonball dan sebagainya) semakin banyak di pasaran dan merajai pasar penjualan komik di Indonesia, karena ceritanya yang bervariatif dan disukai oleh kaum muda maupun anak-anak Indonesia. Keadaan ini memang memprihatinkan, komik Indonesia yang dulu sempat menjadi

‘raja’ dan mencetak sukses besar (ketika era komik pewayangan, dan komik silat semacam “Si Buta Dari Goa Hantu”, dan sebagainya) kini hanya bisa ditemui sisa-sisa jaman keemasannya.

Dibutuhkan kesadaran dan kemauan untuk turut membangkitkan

kembali komik Indonesia yang sampai saat ini masih dipandang sebelah

mata oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hanya dengan kemauan

dan minat untuk berpartisipasi dari masing-masing komikus untuk

membuat komik Indonesia yang berkualitas kiranya yang dapat

membangkitkan perkomikan nasional.

Gambar

Tabel 2.4.9.1 Jumlah Peminat Jurusan DKV UK. Petra

Referensi

Dokumen terkait

Penulis sependapat dengan Parsons yang menyatakan bahwa tindakan tersebut dapat menjadi saluran dimana nilai-nilai kultural bergeser menjadi tindakan yang didorong

Meskipun demikian ini tetap membahayakan keselamatan penerbangan, karena mereka tidak mengetahui dimana posisi pesawat berada, oleh karena itu aerodrome control tower

Karakteristik Biofisik Habitat Pebeluran Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Interaksinya dengan Populasi Penyu Hijau yang Bertelur di Pantai Pangumbahan,

Yang membedakan dengan penelitian saat ini adalah mempromosikan salah satu potensi wisata Blitar yang ada di Kelurahan Karangsari Kota Blitar agar dikenal sebagai Kampung

A Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab dan disampaikan secara mutawatir mendapat pahala jika membacanya.. B Kalam Allah SWT yang

Hasil yang dikeluarkan berupa pendukung keputusan dalam menentukan lokasi gudang baru milik Roti Kuro Subang berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan menggunakan

Hasil yang didapatkan dalam pengambilan data pada alat di dapatkan efisiensi dari kedua trafo tersebut untuk travo CT efisiensinya sebesar kurang lebih 10% sedangkam