• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI Nilai Jujur Remaja Ditinjau Dari Kualitas Hubungan Orangtua – Anak Dan Transmisi Nilai.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI Nilai Jujur Remaja Ditinjau Dari Kualitas Hubungan Orangtua – Anak Dan Transmisi Nilai."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi dan Pendidikan Agama Islam

Oleh :

ASTERIA ARLITA F.100 080 007 – G. 000 080 282

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN

FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

ii

NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi dan Pendidkian Agama Islam

Diajukan oleh: ASTERIA ARLITA F 100 080 007 – G 000 080 282

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN

FAKULTAS AGAMA ISLAM

(3)

NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI

Yang Diajukan Oleh : ASTERIA ARLITA F 100 080 007 – G 000 080 282

Telah Disetujui untuk dipertahankan Di depan Dewan Penguji

Telah disetujui oleh: Pembimbing I

Dr. Sri Lestari M.Si

Pembimbing II

(4)

iv

NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI

Yang diajukan oleh : ASTERIA ARLITA F 100 080 007 – G 000 080 282 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 18 Juli 2014

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Penguji Utama

Dr. Sri Lestari, S.Psi., M.Si. Penguji Pendamping I

Dra. Chusniatun M.Ag Penguji Pendamping II

Dra. Wiwien Dinar Prastiti, S.Psi Penguji Pendamping III

Drs. M. DarojatAriyanto, M.Ag −−−−−−−−−−−−−−−−−−− Penguji Pendamping IV

Surakarta,

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Psikologi Fakultas Agama Islam

Dekan, Dekan,

(5)

NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN ORANGTUA – ANAK DAN TRANSMISI NILAI

ABSTRAK Asteria Arlita

FakultasPsikologidan Fakultas Agama Islam UniversitasMuhammadiyah Surakarta

lita.asteria@yahoo.com

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas hubungan orangtua – anak dan transmisi nilai yang diberikan orangtua dengan nilai jujur pada remaja. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SMK Muhammadiyah Delanggu berusia 15-18 tahun dan tinggal bersama orangtua. Jumlah sampel sebanyak 203 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling.Pengumpulan data menggunakan tigaskala yaitu skala kualitas hubungan orangtua dan anak, skala transmisi nilai dan skala nilai jujur. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi ganda metode stepwise. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara transmisi nilai ayah, transmisi ibu dan kualitas hubungan ayah, kualitas hubungan ibu terhadap nilai jujur pada remaja Secara bersama-sama variabel transmisi nilai dan kualitas hubungan orangtua anak memberikan sumbangan yang efektif sebesar 80,4% terhadap nilai jujur pada remaja.

(6)

vi

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ILMIAH Bismillahirrahmanirrahim

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : AsteriaArlita

NIM : F 100 080 007 / G 000 080 282 Fakultas : Psikologi / Agama Islam Jurusan : Psikologi / Tarbiyah

Judul :NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN ORANGTUA – ANAK DAN TRANSMISI NILAI

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atau penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikam hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Dengan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 18 Juli 2014 Yang menyatakan

(7)

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman membuat kehidupan remaja saat ini tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan remaja masa lalu. Norma-norma dan tata susila di masyarakat juga mengalami pergeseran seiring perputaran waktu. Sebagian norma menjadi lebih longgar dan masyarakat juga makin permisif terhadap hal-hal tertentu yang pada masa lalu menjadi sesuatu yang tabu.

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, fenomena tentang kemerosotan nilai-nilai moral telah menjadi lampu merah yang mendesak semua pihak, untuk segera memandang penting sebuah sinergi bagi pengembangan pendidikan karakter. Menyiapkan karakter bangsa bukan hanya berurusan dengan penanaman nilai-nilai, namun merupakan sebuah usaha bersama untuk menciptakan suatu lingkungan pendidikan tempat dimana setiap individu dapat

menghayati kebebasannya sebagai sebuah prasyarat bagi kehidupan moral yang dewasa.

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh dunia remaja dewasaini yang diungkapkan oleh Syukur (2011) adalah memudarnya salah satu nilai moral, yaitu nilai kejujuran, sehingga dengan memudarnya nilaikejujuran dalam diri seseorang akan berdampak negatif dan dampak ini bukanhanya dialami oleh pelakunya sendiri tapi juga akan berdampak negatif padaorang lain. Nilai jujur merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan tujuan hidup.

(8)

2 mencapai sesuatu. Orang tua menyampaikan bahwa bagaimanapun bentuknya, ketidakjujuran pasti akan terbongkar dan menimbulkan kesulitan bagi orang yang melakukannya.

Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi bagi pengembangan kepribadian anak, dalam hal ini orang tua harus berusaha untuk menciptakan lingkungan keluarga yang sesuai dengan keadaan anak. Dalam lingkungan keluarga harus diciptakan suasana yang serasi, seimbang, dan selaras, orang tua harus bersikap demokrasi baik dalam memberikan larangan. Pendapat lain tentang peran dan tugas orang tua adalah sebagai berikut, ”Komunikasi ibu dan ayah

dalam keluarga sangat menentukan pembentukan pribadi anak-anak di dalam dan di luar rumah. Selanjutnya dikatakan bahwa seorang ayah umumnya berfungsi sebagai dasar hukum bagi putra-putrinya, sedangkan seorang ibu berfungsi sebagai landasan

moral bagi hukum itu sendiri.”(Ali,

1995).

Salah satu nilai yang dianggap penting dalam kehidupan sehari-hari bahkan wajib dimiliki oleh sebagian kalangan adalah nilai jujur (Koellhofer, 2009). Kejujuran memegang pengaruh besar yang menentukan perilaku seseorang dikatakan bermoral atau tidak. Kohlberg (Rice&Dolghin, 2008) juga menyatakan bahwa seseorang yang jujur akan mengalami tahap pengembangan moral pada tingkat pertama, yaitu orientasi terhadap hukuman untuk menerima ketika seseorang bertindak tidak jujur. Dampak dari tindakan yang jujur seperti keselamatan dan kedamaian juga memperkuat keyakinan individu dalam berperilaku jujur.

LANDASAN TEORI Nilai Jujur

(9)

kesesuaian perkataan hati nurani, dapat dipercaya dalam segala hal, bertindak dengan adil, dan tulus. Nilai jujur juga disebut nilai yang tertanam dalam jiwa yang merupakan prosespenyampaian informasi dan upaya untuk mendapatkan sesuatu dengan cara yang etis.

Nilai jujur adalah nilai moral yang paling penting dan mendasar yang muncul dari dalam diri individu sebagai cerminan dari nilai-nilai yang telah diajarkan lingkungannya, terutama oleh orang tua, serta bukanlah sebuah bentuk keterpaksaan, melainkan sebuah panggilan dari dalam dan sebuah wujud keterikatan atau komitmen (Syukur, 2011).

Kejujuran adalah perbuatan yang sesuai dengan keadaan yang berlaku. Kejujuran juga merupakan spirit amal, pembuka suasana, pengurai kegundahan, dan merupakan sifat pembeda antara oang munafik dan orang beriman (Abdul Qadir, 2012).

Dalam terjemahan Bahasa Indonesia, Prof. Dr. Mahmud Yunus menterjemahkan kata shidq dengan arti benar, jujur. Kata benar diartikan sesuai dengan sebagaimana adanya (seharusnya). Sedangkan kata jujur, diartikan sebagai lurus hati, tidak curang, tulus ikhlas. Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Jika ada seseorang berhadapan dengan sesuatu atau fenomena maka orang itu akan memperoleh gambaran tentang sesuatu atau fenomena tersebut. Jikaorang itu menceritakan informasi tentang gambaran tersebut kepada orang lain tanpa ada “perubahan” (sesuai dengan

realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur.

(10)

4 Karena kejujuran terangkum dalam tiga hal, yaitu:

a. Jujur dalam perkataan, yaitu kesesuaian antara lisan dan perbuatan seperti kesesuaian antara buah dan pohonnya

b. Jujur dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara perbuatan dengan perintah dan anjuran seperti kesesuaian antara kepala dengan tubuh

c. Jujur dalam keadaan, yaitu kesesuaian antara amalan hati dan perbuatan secara ikhlas, tulus, dan bersungguh-sungguh

Dengan demikian jujur memiliki dua aspek yaitu :

a. Menyampaikan kebenaran

Menyampaikan kebenaran berarti menyampaikan pesan kepada orang lain tentang suatu informasi atau berita secara benar sesuai fakta yang ada.

b. Mendapatkan sesuatu dalam cara yang benar

Berperilaku sesuai dengan

prosedur atau aturan, adil dan tidak curang.

Remaja

Istilah remaja atau adolescence, berasal dari kata latinadolescere (kata bendanya adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescent seperti yang digunakan saat ini, mempunyai arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini yang dikatakan oleh Piaget yang mengatakan bahwa, secara psikologis, masa remaja adalah dimana usia individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa ada dibawah tingkat orang-orang yang lebih dewasa melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

(11)

meliputi perubahan besar pada aspek fisik, kognitif, dan psikososial. Secara umum, masa remaja ditandai dengan masa pubertas (puberty), proses yang pada akhirnya akan menghasilkan kematangan seksual dan fertilitas (kemampuan untuk melakukan reproduksi).

Dalam Islam, istilah remaja biasa disebut dengan baligh. Baligh secara bahasa berarti sampainya seorang anak pada usia melaksanakan kewajiban agama. Ahli fiqh mendefinisikan baligh adalah berakhirnya masa anak-anak dan sampai pada usia dimana telah memiliki kesiapan untuk melaksanakan kewajiban dan konsisten untuk melaksanakan hukum syariat (Ensiklopedia IRIB, 2012).Sedangkan ciri-ciri dalam perubahan fisiologisnya, anak laki-laki sudah mengalami mimpi basah atau mengelurkan cairan mani sedangkan pada anak perempuan anak sudah mengalami masa menstruasi atau haid di tiap bulannya. Dalam islam, jika sudah

melewati usia baligh, maka diharuskan melakukan kewajiban agama.

Menurut WHO, remaja adalah bila anak telah mencapai usia 10-19 tahun. Batasan usia remaja yang dikemukakan oleh Monks, Knoers, dan Haditono (2004), yaitu :

1. 10-12 tahun termasuk dalam masa pra remaja

2. 12-15 tahun termasuk dalam masa remaja awal

3. 15-18 tahun termasuk dalam masa remaja pertengahan, dan

4. 18-21 tahun termasuk dalam masa remaja akhir (Monks, Knoers, dan Haditono, 2004)

(12)

6 menggunakan simbol baik secara verbal dan non verbal yang dilakukan oleh seseorang dengan pihak lain. Menurut penelitian Shek (2006), menunjukkan bahwa kualitas hubungan orangtua dan anak mempengaruhi pemaknaan anak terhadap kontrol orangtua. Menurut Shek, kualitas hubungan orangtua dan anak dapat diketahui dari kepercayaan orang tua terhadap anak, kepercayaan anak terhadap orangtua, kesiapan anak untuk berkomunikasi dengan orangtua, dan kepuasan anak terhadap kontrol yang dilakukan oleh orangtua. Dalam Alquran dijelaskan pada surat Ash-Shaaffaat ayat 102, yang artinya : “Maka ketika anak itu sampai (pada usia) sanggup berusaha bersamanya, Ibrahim berkata, ‘wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi menyembelihmu. Maka pikirkanlah pendapatmu!’. Dia Ismail menjawab, ‘wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Hubungan orang tua dan anak yang positif mendukung transmisi nilai-nilai keluarga (Schwarz,

Trommsdorff, Albert, dan Mayer, 2005), dan semakin berkualitas hubungan orang tua dan anak, maka semakin besar kesesuaian norma dan nilai antara anak dan orang tua (Taris, Semin, dan Bok, 1998).

(13)

mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.

2. Aspek-aspek Kualitas Hubungan Hasil penelitian Shek (2006), menunjukkan bahwa kualitas hubungan orang tua dan anak mempengaruhi pemaknaan anak terhadap kontrol orang tua. Menurut Shek, kualitas hubungan orang tua dan anak dapat diketahui dari beberapa aspek, yaitu ;

1) Kepercayaan anak terhadap orang tua dan kepercayaan orang tua terhadap anak

Tingginya kepercayaan orangtua dan anak, dihasilkan oleh tingginya pengetahuan orangtua terhadap anak dan akan menghasilkan kontrol dan pengawasan orangtua yang rendah.

Buseri (1990) menjelaskan, orangtua merupakan sentral bagi pendidikan anak. Dengan menumbuhkan kepercayaan pada

anak, maka anak akan selalu mengingat apa yang telah diajarakan orangtua. Djamarah (2001) juga menjelaskan bahwa hubungan yang baik antara orangtua dan anak tidak hanya diukur dari pemenuhan kebutuhan materiil saja, namun kasih sayang dan kepercayaan antara keduanya merupakan ukuran keberhasilan dalam menciptakan hubungan tersebut.

2) Kesediaan anak untuk berkomunikasi dengan orang tua

(14)

8 respon, maka proses komunikasi dapat dikatakan berlangsung. Kualitas komunikasi yang dibicarakan adalah komunikasi keluarga, khususnya komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak remaja mereka, karena keduanya saling terikat dan berinteraksi.

Djamarah (2004) mengatakan bahwa dalam mengakrabkan hubungan keluarga, komunikasi yang harmonis perlu dibangun secara timbal balik dan silih berganti antara orangtua dan anak. 3) Kepuasan anak terhadap kontrol

orangtua

Orang tua adalah pendidik pertama dimana anak akan sangat bergantung kepadanya. Baiknya sikap orang tua dalam hal mengajar dan mendidik anaknya, maka anak pun menjadi baik dan terdidik. Salah satu sikap orang tua dalam mengajar dan mendidik anak yaitu dengan melakukan dan menjaga komunikasi dengan baik.

Transmisi Nilai Jujur

Dalam suatu kelompok budaya terjadi proses transmisi budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang di dalamnya tercakup proses enkulturasi dan sosialisasi. Menurut Bery, Poortinga, Segall, dan Dasen (1994) dalam Lestari (2012), terdapat tiga jenis transmisi budaya, yakni transmisi vertikal (dari orangtua ke anak), transmisi horizontal (dari teman sebaya), dan transmisi oblique (dari orang dewasa lain). Rokeach (disitasi Berling, Krebsbach, & Kurka, 1997 (dalam Lestari, 2012)) menyatakan bahwa nilai dipelajari melalui proses sosialisasi, dan setiap orang dalam individualnya dipengaruhi oleh perkembangan kepribadian, pengalaman hidup, serta konsep sosial budaya.

(15)

1. Dialog

Dalam metode dialog orangtua menyampaikan alasan pemilihan nilai dan harapannya kepada anak. Dengan cara tersebut, anak memperoleh penjelasan tentang harapan orangtua kepada dirinya. Selain itu, orangtua juga memberi kesempatan pada anak untuk menjelaskan alsan tindakannya maupun bertanya pada orangtua apabila ada penjelasan orangtua yang kurang dipahami. Melalui proses dialog terjadi komunikasi yang bersifat timbal balik antara orangtua dengan anak.

2. Keteladanan

Metode pemberian contoh digunakan orangtua dalam mengajarkan perilaku jujur. Metode pemberian contoh pada anak dilakukan orangtua dengan melakukan terlebih dahulu perilaku yang diharapkan orangtua untuk dilakukan oleh anak. Dengan memberikan contoh tersebut, orangtua berharap

anak dapat menirunya. Apabila orangtua telah mencontohkan perilaku yang diharapkan pada anak, orangtua juga merasa lebih mudah menasehati pada anak.

3. Pembiasaan

Metode membiasakan anak paling banyak digunakan orangtua dalam mengajarkan ibadah kepada anak seperti melakukan salat dan puasa. Orangtua juga membiasakan anak untuk selalu bersikap jujur seperti dalam hal ibadah jika anak ditanya sudah melakukan salat atau belum, anak harus berkata jujur sudah melakukannya atau belum, atau ketika anak berbelanja dan mendapat kelebihan kembalian uang maka wajib untuk mengembalikan kembaliannya. 4. Pemberian nasehat

(16)

10 berperilaku yang tidak sesuai dengan harapan orangtua. Namun, ada pula orangtua yang menasehati anak agar lebih mandiri dan bertanggung jawab. 5. Mendongeng

Orangtua menggunakan metode mendongeng untuk menyampaikan budi pekerti pada anak-anaknya. 6. Pemberian instruksi

Metode memberikan instruksi dilakukan orangtua dengan memberikan perintah pada anak untuk melakukan sesuatu.

Dalam Islam disebutkan tiga proses transmisi nilai orangtua terhadap anak, yaitu tarbiyah, ta’lim, ta’dib.

Tarbiyah yaitu penanaman etika yang mulia padsa jiwa anak yang sedang tumbuh dengan cara member nasehat, sehingga memiliki potensi - potensi yang menghasilakan sifat-sifat bijak dan baik pada anak. Ta’lim yaitu proses

transmisi nilai dan berbagai ilmu pengetahuan pada individu tanpa ada batasan dan ketentuan tertentu.

Sedangkan ta’dib yaitu proses

(17)

Penanaman sebuah nilai, semestinya telah diajarkan sejak usia anak-anak, karena usia anak-anak merupakan usia pembentukan awal karakter. Nilai adalah suatu pedoman yang menjadi dasar dalam kehidupan sehari-hari untuk menentukan suatu sikap dan perilaku dapat dikatakan positif atau negatif. Salah satu nilai yang sangat penting untuk selalu dijaga pada setiap individu adalah nilai kejujuran. Kejujuran merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan bersosial (Syukur, 2011). Jujur memiliki beberapa aspek yaitu menyampaikan kebenaran dan mendapatkan sesuatu dalam prosedur yang benar atau bertindak fair. Menyampaikan kebenaran berarti menyampaikan pesan kepada orang lain tentang suatu informasi atau berita secara benar sesuai fakta yang ada. Sedangkan bertindak fair adalah bertindak atau berperilaku sesuai dengan prosedur atau aturan, adil dan tidak curang.

(18)

12 Transmisi nilai dalam keluarga dapat dikatakan berhasil jika kualitas hubungan orangtua-anak dan penerapan nilai, khususnya nilai jujur dalam kehidupan sehari-hari, terjalin baik dan anak tetap memegang teguh nilai yang diajarkan orangtua. Beberapa aspek dari kualitas hubungan anak dengan orangtua yaitu : Kepercayaan anak terhadap orang tua dan kepercayaan orang tua terhadap anak, kesediaan anak untuk berkomunikasi dengan orang tua, kepuasan anak terhadap kontrol orang tua.

Hipotesis

Terdapat hubungan positif antara kualitas hubungan orang tua dan transmisi nilai yang diturunkan orangtua terhadap nilai jujur. Semakin tinggi kualitas hubungan orang tua dan anak dan transmisi nilai yang diturunkan, maka akan semakin tinggi nilai jujur yang diterapkan remaja.

METODE PENELITIAN Gejala Penelitian

Gejala yang akan diteliti yaitu nilai jujur remaja ditinjau dari kualitas

hubungan orangtua dan anak. Definisi operasional nilai jujur remaja ditinjau dari kualitas hubungan orangtua dan anak yaitu Semakin dekat dan baik hubungan orangtua-anak, dan komunikasi antara orang tua dan anak, akan membuat anak tetap memegang teguh nilai-nilai yang telah diajarkan oleh orang tua melalui transmisi nilai keluarga, meskipun tanpa pengawasan orang tua. Pada penelitian ini nilai jujur remaja ditinju dari kualitas hubungan orangtua dan anak dapat diungkap melalui skala dengan model vignette.Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster random Sampling.

Metode Analisis Data

(19)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis regresi ganda diperoleh koefisien korelasi : a. Kualitas hubungan ayah memiliki

nilai r 0,885 dan transmisi ayah memiliki nilai r 0,844 terhadap nilai jujur, dan nilai sig = 0,00 (p < 0,05). Artinya ada pengaruh yang signifikan antara kualitas hubungan ayah dan transmisi nilai ayah terhadap nilai jujur remaja. Semakin tinggi kualitas hubungan ayah yang terjalin dan tranmisi nilai ayah yang diberikan, maka akan semakin tinggi nilai jujur pada siswa atau remaja.

b. Kualitas hubungan ibu memiliki nilai r 0,864 dan tranmisi ibu memiliki nilai r 0,860 terhadap nilai jujur, dan nilai sig = 0,00 (p < 0,05). Artinya ada pengaruh yang signifikan antara nilai jujur remaja dengan kualitas hubungan ibu dan transmisi nilai ibu terhadap nilai jujur remaja. Semakin tinggi

kualitas hubungan ibu yang terjalin, dan transmisi nilai ibu yang diberikan maka akan semakin tinggi nilai jujur pada siswa atau remaja.

Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa kualitas hubungan ayah, ibu dengan anak dan transmisi nilai memiliki nilai alpha cronbach (R) sebesar 0,899, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara variabel bebas dan terikatnya.

(20)

14 nilai ayah, ibu dengan nilai jujur. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil analisis stepwise:

a. Besarnya prosentase sumbangan kualitas hubungan ibu dan transmisi nilai ibu terhadap nilai jujur yaitu 78,1%.

b. Besar prosentase kualitas hubungan ayah dan transmisi nilai ayah terhadap nilai jujur yaitu sebesar 79,8%.

Hal ini dapat diartikan bahwa antara kualitas hubungan ibu, transmisi nilai ibu, kualitas hubungan ayah dan transmisi nilai ayah bersama-sama mempunyai sumbangan yang sama besar dan pengaruh yang signifikan terhadap nilai jujur.

c. Besarnya prosentase peran ayah dan ibu dalam variabel kualitas hubungan terhadap nilai jujur anak, didapatkan nilai sumbangan sebesar 79,7%.

d. Sedangkan peran ayah dan ibu dalam variable transmisi nilai

terhadap nilai jujur anak, diperoleh nilai sumbangan sebesar 76,9%. Hal ini dapat diartikan bahwa antara kualitas hubungan ayah dan ibu, dan tranmsisi nilai ayah dan ibu, bersama-sama mempunyai sumbangan yang sama besar dan pengaruh yang signifikan terhadap nilai jujur.

e. Nilai sumbangan kualitas hubungan ayah, ibu dan transmisi nilai ayah, ibu sebesar 80,4% terhadap nilai jujur anak. Dan sisanya 19,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

(21)

paling dominan pada kualitas hubungan, yaitu ada pada ayah, dan pada transmisi nilai yaitu ada pada ibu.

Jadi dapat disimpulkan bahwaHasil analisis yang didapat menunjukkan peran ibu (73,9%) sebagai pemberi transmisi nilai kepada anak lebih dominan daripada ayah (71,2%). Dan antara kualitas hubungan ayah, ibu dan transmisi ayah, ibu bersama-sama mempunyai sumbangan yang sama besar dan pengaruh yang signifikan terhadap nilai jujur. Dan kualitas hubungan ayah, ibu dengan anak dan transmisi nilai memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai jujur pada anak sehingga hasil yang diajukan dalam penelitian ini terbukti dan diterima.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian dan analisis hasil penelitian, maka peneliti menyimpulkan hasil penelitian ini mengenai nilai jujur anak ditinjau

darikualitas hubungan orang tua anak dan transmisi nilai, diantaranya sebagai berikut;

1. Hasil hipotesis dalam pengujian analisis dalam penelitian ini diterima, karena berdasarkan hasil analisisnya menunjukkan adanya hubungan positif antara kualitas hubungan orang tua (ayah, ibu) dan anak dan transmisi nilai dengan nilai jujur pada anak. Dalam pengujian uji Anova didapatkan persamaan regresi signifikansi 0,00 dengan p <0,05 dan F hitung 207.508. Artinya secara bersama-sama variabel transmisi nilai ayah, transmisi nilai ibu, kualitas hubungan ayah, kualitas hubungan ibu secara signifikan mempengaruhi nilai jujur pada anak.

(22)

16 variabel bebas memiliki korelasi hubungan yang signifikan terhadap variabel terikat. Koefisien korelasi (r) antara variabel kualitas hubungan ayah dengan nilai jujur anak adalah 0,885 dan sig 0,000 dengan p<0,05 korelasi antara variable kualitas hubungan ibu dengan variabel nilai jujur anak r = 0,864 dan sig 0,000 (p<0,05) dan variabel transmisi nilai ayah dengan nilai jujur r = 0,844 dan sig 0,000 (p<0,05), sedangkan variabel transmisi nilai ibu dengan nilai jujur anak r = 0,860 dan sig 0,000 (p<0,05). Jadi semua variabel bebas dalam penelitian ini memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai jujur pada remaja. 3. Dari hasil analisis metode stepwise,

diketahui besarnya sumbangan kualitas hubungan ayah, ibu dan transmisi nilai ayah, ibu sebesar 80,4% terhadap nilai jujur anak. Dan sisanya 19,6% dipengaruhi

oleh faktor-faktor lain. Dalam analisis regresi ganda metode stepwise peneliti membagi empat kategori : pertama peran ayah dalam variabel kualitas hubungan dan transmisi nilai yang mempengaruhi nilai jujur anak, didapatkan hasil nilai sumbangan yang cukup tinggi yaitu sebesar 79,8%. Yang kedua, peran ibu dalam variabel kualitas hubungan dan tranmisi nilai terhadap nilai jujur anak, didapatkan hasil sumbangan yang juga sama cukup tinggi yaitu sebesar 78,1%. Yang ketiga, peran ayah dan ibu dalam

variabel kualitas hubungan terhadap nilai jujur anak, didapatkan nilai sumbangan sebesar 79,7%. Sedangkan yang keempat, peran ayah dan ibu dalam

(23)

ayah - ibu, dan transmisi ayah - ibu terhadap nilai jujur diperoleh nilai sumbangan sebesar 80,4%.

SARAN

Dari hasil penelitian, pembahasan,dan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti berharap ada manfaat yang didapatkan dari penelitian ini, oleh karena itu peneliti menyampaikan saran saran sebagai berikut :

1. Pentingnya bagi orang tua, untuk bisa selalu menjaga kualitas hubungan yang baik terhadap anak anaknya, misalnya dengan menumbuhkan pola komunikasi yang terbuka, saling percaya , dan mengajak untuk selalu berdiskusi agar tercipta nilai-nilai jujur anak terhadap orangtuanya.

2. Perlu bagi orangtua untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik pada anaknya sejak kecil, melalui

pemberian teladan yang baik, pembiasaan perilaku yang baik, memberikan nasehat-nasehat dan pemberian instruksi yang benar dan tepat agar dikemudian hari terbentuk karakter jiwa anak yang bermoral, beretika dan memiliki nilai-nilai jujur dan luhur terhadap orang lain.

(24)

18 faktor lain yang mempengaruhi nilai jujur anak.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Tholib, A.Q &Abdullah. (2012). Berani Jujur Kunci Hidup Mujur. : Solo Nabawi.

Dirgagunarsa, Y. S., & Sutantoputri, N. W. (2004) ”Hubungan orang tua dan

remaja”, Dalam Singgih D.

Gunarsa (Editor), Dari anak sampai lanjut usia: Bunga rampai psikologi perkembangan. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Djamarah, Drs. S.B. M.Ag. (2004). Pola Komunikasi Ortu dan Anak dalam Keluarga. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.

Ensiklopedia IRIB

Indonesia.(2012).http://indonesian. irib.ir. Diunduh pada oktober 2013 pukul 21.43 WIB.

Lestari, S& M.G, Adiyanti. (2012). The Concept of Honesty in Javanese People’s Perspective. Anima. Vol. 27, No. 3, 129-142.

Lestari, S. (2013). Konsep & Transmisi Nilai-Nilai Jujur, Rukun, Hormat. Disertasi. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Lestari, S dan Asyanti,S. (2008). Strategi Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Nilai Dalam Praktek Pengasuhan Anak Pada Keluarga

Jawa. Laporan

PenelitianFundamental.

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tidak diterbitkan.

Shek T.L. (2006). Journal Adolescence. Perceived Parent Child Relational Qualities and Parental Behavioral and Psychological Control in Chinese Adolescents in Hongkong.

Academic research library page 536.

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan Gedung Sekolah Belanja Modal Pekerjaan

Salah satunya adalah project MvcContrib yang menyediakan helper method Grid() untuk membuat sebuah tampilan grid dalam View dengan menerima parameter Model, dan

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa faktor kontekstual yang berpengaruh pada niat berbagi adalah ketergantungan, sedangkan faktor organisasional yang berpengaruh

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa faktor situasional (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah asal, lingkungan sosial masyarakat), maupun faktor psikologis

Penekanan pada komunikasi antar budaya adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seseorang melalui saluran tertentu kepada orang lain yang keduanya

Tarif parkir mobil kisaran 3.000 rupiah sedangkan tarif parkir motor hanya 1.000 rupiah saja.Setelah itu kita dapat berjalan dari arah utara hingga ke arah selatan, sepanjang jalan

yang telah dilakukan oleh para sarjana berkaitan dengan pertuturan bahasa Arab, kita mendapati bahawa faktor utama yang menyebabkan permasalahan dalam

Investasi tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi