• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

PERSEPSI BENTUK

Persepsi Modul 1

Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn

Desain dan Seni Kreatif Desain Produk

www.mercubuana.ac.id

(2)

Abstract

• Persepsi dapat diartikan sebagai “bagaimana

orang melihat atau menginterpretasikan

peristiwa, objek, serta manusia.”

(3)

Kompetensi

• Mahasiswa mengerti tentang adanya

persepsi dalam desain dan macamnya

(4)

Persepsi

A. Pengertian Persepsi

B. Faktor Yang Terdapat Pada Persepsi

C. Jenis Persepsi

(5)

A. Pengertian Persepsi

Kamus Besar Bahasa Indonesia: “Persepsi merupakan tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau

merupakan proses seseorang mengetahui bebarapa hal melalui panca inderanya”

“Merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.”

Persepsi dapat diartikan sebagai “bagaimana

orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa,

objek, serta manusia”

(6)

Definisi persepsi yang formal adalah “proses dengan mana seseorang memilih, berusaha, dan menginterpretasikan rangsangan ke dalam suatu gambaran yang terpadu dan penuh arti.”

Persepsi secara konsisten dapat menunjukkan bahwa setiap individu yang berbeda dapat melihat hal yang sama namun memahaminya dengan cara yang berbeda.

Kenyatan: bahwa tak seorang pun dari kita dapat melihat realitas. Yang kita

lakukan adalah menginterpretasikan apa yang kita lihat dan

menyebutnya sebagai realitas. “Persepsi setiap individu mengenai suatu

objek atau peristiwa sangat tergantung pada kerangka ruang dan waktu

yang berbeda.” Perbedaan tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor

dalam diri seseorang (aspek kognitif) dan faktor dunia luar (aspek stimulus

visual). ”Persepsi suatu individu terhadap objek sangat mungkin memiliki

perbedaan dengan persepsi individu lain terhadap objek yang sama.”

(7)

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh

”penginderaan” yaitu ”suatu stimulus yang diterima oleh

individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera

merupakan penghubung antara individu dengan dunia

luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh

individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga

individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera.”

(8)

Persepsi merupakan “suatu proses penginderaan, stimulus yang

diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian

diinterpretasikan sehingga setiap individu dapat memahami dan

mengerti tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses

menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh

pengalaman dan proses belajar dari setiap individu.”

(9)

Dengan kata lain persepsi adalah ”proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan yang terintegrasi dari individu terhadap stimulus yang diterimanya.” Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman dari individu akan ikut berpengaruh dalam proses persepsi.

Selain itu terdapat perluasan definisi dari persepsi yaitu ”proses

kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan

memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek).” Namun dapat juga

dijelaskan bahwa persepsi merupakan ”proses pemberian arti

terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu

memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun

objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih

penting daripada situasi itu sendiri.”

(10)

B. Faktor Yang Terdapat Pada Persepsi

Faktor Internal dan Faktor Eksternal.

1. Faktor Internal faktor yang terdapat dalam diri individu, mencakup beberapa hal antara lain :

a. Fisiologis: ” alat indera, akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya.

Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda- beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.”

b. Perhatian: ” Energi untuk memperhatikan /memfokuskan bentuk fisik dan fasilitas mental pada suatu obyek Berbeda-beda sehingga perhatian terhadap obyek juga berbeda ,mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.”

c. Minat: ” variasi tergantung energi atau perceptual vigilance.

Perceptual vigilance meruyang digerakkan dapat dikatakan sebagai minat.”

d. Kebutuhan yang searah: ”faktor kuatnya individu mencari obyek- obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.”

e. Pengalaman dan ingatan: ”Pengalaman tergantung ingatan – kejadian-kejadian.”

f. Suasana hati: ”Emosi mempengaruhi perilaku -menerima, bereaksi

dan mengingat.

(11)

2. Faktor Eksternal

”Merupakan karakteristik dari lingkungan dan obyek yang terlibat didalamnya. Elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya.

a.Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. ”Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.”

b. Warna dari obyek. ”Obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.”

c. Keunikan dan kekontrasan stimulus. ”Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.”

d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus. ”Adanya stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat.

Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.”

e. Motion atau gerakan. ”Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.”

(12)

Kesimpulan dari kedua faktor, internal da eksternal

Persepsi adalah ”proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu

informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan

terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang

selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognitif dimulai dari persepsi.”

(13)

C. Jenis Persepsi

1. Persepsi Visual

2. Persepsi Auditori

3. Persepsi Perabaan

4. Persepsi Penciuman

5. Persepsi Pengecap

(14)

1. Persepsi visual

Didapatkan dari penglihatan. Penglihatan adalah ”kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata.” Banyak binatang yang indra penglihatannya tidak terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk mengenali lingkungannya, misalnya pendengaran untuk kelelawar. Manusia yang daya penglihatannya menurun dapat menggunakan alat bantu atau menjalani operasi lasik untuk memperbaiki penglihatannya

Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.

(15)

2. Persepsi Auditori

Didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.

Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara.

Dalam manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak.

Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang.

Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi

tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai

20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu

tinggi terus menerus, sistem pendengaran dapat menjadi

rusak

(16)

3. Persepsi Perabaan

Didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit berfungsi

“sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.” Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor reseptor khusus

.

Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah

epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang

jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas,

ujung reseptornya terletak di dekat epidermis .

(17)

4. Persepsi penciuman

Persepsi penciuman atau “olfaktori” didapatkan dari “indera penciuman yaitu hidung. Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata.”

Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri

atau, pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada organisme yang

hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air

di sekitarnya. Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk

kemosensor. Zat kimia yang mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam

konsentrasi yang sangat kecil, disebut dengan bau.

(18)

5. Persepsi pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah. Pengecapan atau gustasi adalah suatu bentuk kemoreseptor langsung dan merupakan satu dari lima indra tradisional.

Indra ini merujuk pada kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun.

Pada manusia dan banyak hewan vertebrata lain, indra pengecapan terkait dengan indra penciuman pada persepsi otak terhadap rasa. Sensasi pengecapan klasik mencakup manis, asin, masam, dan pahit. Belakangan, ahli-ahli psikofisik dan neurosains mengusulkan untuk menambahkan kategori lain, terutama rasa gurih (umami) dan asam lemak.

Pengecapan adalah ”fungsi sensoris sistem saraf pusat. Sel reseptor pengecapan pada manusia ditemukan pada permukaan lidah, langit-langit lunak, serta epitelium faring dan epiglotis.”

Dapat disimpulkan bahwa Persepsi merupakan konsep yang sangat penting , karena melalui ”adanya persepsi manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat

“berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan.”

(19)

Daftar Pustaka

Buku

Ban, Van Den Dan Hawkins, Komunikasi Bisnis, Gramedia, Jakarta, 2000.

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001 Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin, Komunikasi Antarbudaya, Paduan Berkomunikasi Dengan Orang – Orang Berbeda Budaya, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001.

Modul

Ramadhan, Ali. Modul Mata Kuliah Studio Desain 1, Program Studi Desain Produk Grafis Dan Multimedia, Fakultas Teknik Perencanaan Dan Desain, Universitas Mercu Buana, Jakarta, 2013.

(20)

Terima Kasih

Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn.

Referensi

Dokumen terkait

Model TAM (Technology Acceptance Model) yang dikembangkan oleh Davis F.D pada tahun 1989 merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam penelitian

Pada penelitian data rekam medis pasien di rs bedah mitra sehat dengan metode naive bayes dan clustering didapat bebrapa gejala jenis penyakit tersebut dengan beberapa

Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir didapatkan data bahwa pada responden yang tidak mengikuti pendidikan formal, semuanya mengalami bangkitan dalam 1 bulan

Jika tingkat pendidikan ibu rendah maka sulit untuk mendapatkan informasi tentang pemenuhan asupan gizi ibu selama kehamilan, asupan gizi yang kurang sangat berpengaruh terhadap

Diantara mereka ada yang mengambil pendapatnya orang yang menyebutkan boleh untuk mencukur jenggot, lalu mereka meninggalkan dalil-dalil yang jelas, yang bisa

Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengenalan akan peran penting manajemen strategik dalam manajemen perusahaan dan keterlibatannya untuk menghadapi

• Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dan Upaya Penegakan Hak Asasi

Dalam homili, Romo Herman menyampaikan bahwa Minggu Palma bisa menjadi simbol pembaruan iman untuk menyambut Yesus sebagai Raja dan Tuhan, serta membangun kembali cinta bakti