• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

53

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.

Penelitian kualitatif berusaha memahami makna dari fenomena-fenomena, peristiwa-peristiwa, dan kaitannya dengan orang-orang atau masyarakat yang diteliti dalam konteks kehidupan dalam situasi yang sebenarnya (Subroto, 1992:6). Menurut Sudaryanto (1990:62), penelitian deskriptif itu dilakukan semata-mata hanya didasarkan pada fakta atau fenomena yang ada dan secara empiris hidup pada penuturnya, sehingga hasilnya adalah perian bahasa yang mempunyai sifat pemaparan yang apa adanya. Dikatakan sebagai penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif karena data-data yang dikumpulkan adalah data yang berupa tuturan lisan, bukan data yang berupa angka.

B. Sumber Data dan Data

Sumber data adalah asal data penelitian diperoleh. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah video tayangan acara Tatap Mata di Trans 7 yang diambil oleh penulis dari youtube. Pengambilan video dengan cara seperti itu karena lebih praktis dan lebih jelas dialognya. Pengambilan video ini tidak semata-mata hanya asal mengambil saja. Penulis sebelumnya telah melihat acara langsung dari televisi Trans 7 tersebut dan baru kemudian mencari dalam youtube.

Data merupakan semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam (dalam arti luas) yang harus dicari atau dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti (Subroto, 1992:34). Data merupakan bahan jadi penelitian, bukan bahan mentah

(2)

penelitian (Sudaryanto, 1990:3). Adapun data dalam penelitian ini adalah dialog yang di dalamnya terdapat tuturan yang mengandung tindak tutur ekspresif dan strategi kesantunan beserta konteksnya dalam percakapan yang dilakukan oleh pembawa acara panelis, dan narasumber pada Acara Tatap Mata di Trans 7.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data-data yang berkualitas. Di dalam penelitian linguistik, data kebahasaan itu harus ditranskripsikan secara tepat sesuai dengan sifat masalah yang diteliti (Subroto, 1992:35-36).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Teknik simak bebas libat cakap adalah penulis tidak terlibat langsung dalam dialog melainkan penulis hanya sebagai pemerhati, mendengarkan apa yang dikatakan bukan apa yang dibicarakan (Sudaryanto, 1993:134). Hal ini berarti bahwa yang diperhatikan oleh peneliti bukan isi pembicaraan melainkan tuturan atau perkataan yang digunakan.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik rekam. “Teknik rekam adalah teknik pemerolehan data dengan cara merekam pemakaian bahasa lisan yang bersifat spontan” (Subroto, 1992:40). Perekaman dapat dilakukan dengan menggunakan tape recorder sebagai alatnya. Perekaman harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu perekaman, kewajaran proses kegiatan pertuturan yang sedang terjadi, sehingga dalam praktiknya kegiatan merekam itu atau setidak-tidaknya tujuan merekam itu cenderung selalu dilakukan tanpa sepengetahuan penutur sumber data atau pembicara (Sudaryanto, 1993:135).

(3)

Teknik catat merupakan pemerolehan data yang relevan dengan cara mengadakan pencatatan terhadap data relevan yang sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian (Subroto, 1992:36).Setelah data dikumpulkan melalui teknik rekam, maka data yang telah direkam ditranskripsikan dengan menggunakan teknik catat. Pencatatan dilakukan pada kartu data yang kemudian dilanjutkan dengan klasifikasi (Sudaryanto, 1993:135).

D. Klasifikasi Data

Klasifikasi data berarti penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan (KBBI, 2005:507).

Klasifikasi data dapat dilakukan setelah semua data yang diperoleh telah terkumpul.

Data yang tersedia dikelompokkan terlebih dahulu dengan maksud mendapatkan tipe-tipe data dari acara Tatap Mata di Trans 7 yang tepat dan cocok dengan tujuan penelitian. Pengelompokan data diharapkan dapat memberi arahan serta gambaran langkah selanjutnya yang dilakukan penulis sehingga mempermudah proses analisis data pada tahapan-tahapan selanjutnya.

Pada penelitian ini, klasifikasi data dilakukan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu dengan cara memperhatikan tuturan berdasarkan data pada konteksnya. Klasifikasi data pada penelitian ini berdasarkan tuturan yang mengandung tindak tutur ekspresif dan strategi kesantunan berbahasa mengikuti strategi kesantunan yang disampaikan oleh Brown dan Levinson. Hal tersebut dikarenakan tidak semua tuturan yang dituturkan mengandung tindak tutur ekspresif dan strategi kesantunan berbahasa.

(4)

Pengurutan data bermanfaat untuk mencocokkan data-data dengan analisisnya, yaitu memberikan isyarat tambahan yang ada yang akan dikerjakan berikutnya dan bagaimana tahapan ini dilakukan dengan pengurutan sesuai dengan tujuan penelitian.

Pengurutan data bermanfaat untuk mencocokkan data-data dengan analisisnya, yaitu memberikan isyarat tambahan yang ada yang akan dikerjakan berikutnya dan bagaimana tahapan ini dilakukan dengan pengurutan sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun penomoran data disesuaikan menurut nomor urut contoh, sumber, tanggal, bulan, dan tahun.

03 : Nomor urut data pada lampiran TTE : Tindak Tutur Ekspresif

TM : Tatap Mata

TRANS 7 : Sebuah Stasiun televisi Swasta di Indonesia.

7 Juni 2014 : Tanggal, Bulan, Tahun (waktu penayangan program) 1. Konteks tuturan:

Tuturan disampaikan oleh Rosiana Silalahi kepada pemirsa.

Percakapan tersebut membahas tentang rasa kekecewaan Rosiana Silalahi kepada orang yang bependidikan terjun dalam dunia yang salah.

Bentuktuturan:

Rosiana Silalahi : “Banyak orang menyayangkan pilihannya untuk terjun ke dunia politik, karena sesungguhnya reputasi dia melebihi dunia politik. Saya termasuk salah satu yang kecewa mengapa seorang yang begitu besar di dunia pendidikan, mau menceburkan dirinya di dunia yang sarat dengan intrik dan kotor.

Inilah jawaban yang akan kita terima dari seorang Anies Baswedan. “

AniesBaswedan : “Selamat malam.”

RosianaSilalahi : “Malam, Pak Anis, terima kasih sudah datang.”

(03/TTE/TM/TRANS 7/7 Juni 2014)

(5)

E. Metode Analisis Data

Analisis data adalah puncak dari segala tahap penelitian. Semua tahap yang ada terikat erat pada tahap analisis data. Hal ini karena tahap analisis data menentukan akan ditemukan tidaknya kaidah yang menjadi sumber sekaligus titik sasaran obsesi setiap penelitian. Dengan ditemukannya kaidah yang dimaksud, fenomena yang tampak sebagai masalah dan menjadi objek sasaran penelitian dengan sendirinya dapat langsung diterangjelaskan dengan tidak ditemukan kaidah yang dicari, setiap masalah tetap menjadi masalah; dan penelitian tetap tidak terselesaikan dan harus terus dilanjutkan (Sudaryanto, 1993:8).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode padan pragmatik, kontekstual, (cara-tujuan) means-end dan hioristik untuk analisis data. Metode padan merupakan metode yang dipakai untuk mengkaji atau menentukan identitas satuan lingual tertentu dengan memakai alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Metode ini dapat dibedakan paling tidak menjadi lima sub-jenis berdasarkan alat penentunya.

Kelima alat penentunya yaitu referen, organ wicara, bahasa lain, perekam dan pengawet, dan lawan bicara atau mitra wicara (Sudaryanto, 1993:13).

Metode analisis kontekstual adalah cara analisis yang diterapkan pada data dengan mendasar, memperhitungkan, dan mengaitkan identitas konteks-konteks yang ada (Kunjana Rahardi, 2005:16). Konteks tersebut mengacu pada aspek- aspek konteks dari Leech (dalam terjemahan M. D. D. Oka, 1993:19-21) yang meliputi penutur dan lawan tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan, dan tuturan sebagai produk verbal.

(6)

Teknik merupakan penjabaran metode yang ditentukan oleh alat yang dipakai untuk analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah teknik analisis means-end. Pragmatik sebagai pemecahan masalah dapat dilihat dari sudut pandang penutur dan petutur. Pemecahan masalah dalam penulisan ini dapat dilihat dari sudut pandang penutur karena masalah yang ada di sini adalah masalah interpretasi tuturan berdasarkan keadaan awal dan akhir.

Berpijak pada kerangka analisis cara-tujuan, maka tindak tutur yang secara langsung merupakan perintah „Nyalakan alat pemanas!‟ pun merupakan cara yang tidak langsung untuk mencapai suatu tujuan akhir, karena diarahkan kepada suatu tujuan sekunder dulu. Karena itu „ilokusi-ilokusi tak langsung‟ hanyalah sekedar ilokusi yang lebih tidak langsung daripada ilokusi-ilokusi lain; jadi langsung tidaknya suatu ilokusi hanyalah masalah darajat atau tingkat saja dan karena itu dapat diletakkan pada sebuah skala. Dalam kerangka acuan analisis cara-tujuan, skala ketaklangsungan sebuah ilokusi digambarkan dengan panjang rantai cara- tujuan yang menghubungkan tindak ujar dengan tujuannya (Leech : dalam terjemahan M. D.D. Oka, 1993:57).

Dalam analisis cara-tujuan, konsep „tujuan‟ harus dapat diterapkan pada penggunaan tuturan secara phatic seperti pada „basa-basi‟ bahasa, pada penghindaran kata-kata tabu dan sebagainya, maupun pada penggunaan- penggunaan tuturan lainnya yang tujuan-tujuan penggunaannya tidak disadari oleh penuturnya, walaupun pola perilakunya jelas. Singkatnya, istilah „tujuan‟ dipakai dalam pengertian artifical intelegence yang netral, yakni keadaan yang mengatur perilaku individu sehingga memudahkan suatu hasil tertentu (Leech : dalam terjemahan M. D.D. Oka, 1993:61).

(7)

Penutur menggunakan bahasa secara komunikatif dengan maksud agar tujuan tuturannya dapat dipahami. Tuturan merupakan keseluruhan transaksi dan dianggap sebagai suatu usaha untuk menyampaikan daya ilokusi pada penutur.

Tujuan penutur tercapai apabila dipahami oleh petutur. Keberhasilan ini ditandai oleh keadaan akhir. Supaya penutur dapat mencapai tujuannya, penutur harus memilih suatu makna (ide idesional) yang dapat menyampaikan makna yang dimaksud (Leech : dalam terjemahan M. D.D. Oka, 1993:93).

F. Metode Penyajian Data

Sudaryanto (1990:144), menyatakan bahwa metode penyajian hasil analisis data ada dua macam, yaitu yang bersifat informal dan yang bersifat formal. Hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode penyajian hasil analisis data secara informal dan formal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan beberapa terminologi yang teknis sifatnya, sedangkan penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang (Sudaryanto, 1990:145).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penyajian hasil analisis data informal, yaitu merumuskan hasil analisis data dengan kata-kata biasa untuk menafsirkannya. Selain itu, penyajian informal juga digunakan untuk memudahkan pemahaman.

Referensi

Dokumen terkait

Saragih (2001) menambahkan bahwa dasar pemikiran strategi pengembangan industri berbasis pertanian adalah sebagai berikut : (1) agroindustri memiliki keterkaitan yang besar, baik

Perkara Nama

Kitab tafsir Shafwah al-Tafasir merupakan salah satu karya monumental al-Shabuni yang menggunakan metode tahlili yang mengambil bentuk ma’tsur (riwayat) dan al-ma’qul

b) Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan industri perjalanan, teknologi atau seni sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata

Kendali mutu (Quality Control) radiologi diharapkan akan dapat mengendalikan persoalan yang berkaitan dengan kualitas gambar dan eksposi yang diterima

Oleh karena itu, pada makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian menempel atau okulasi, macam-macam cara okulasi, faktor  –   faktor yang mempengaruhi

Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui adalah peluang pasar dan bagaimanan menggaet order.. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita

Sehubungan komputer memiliki sebuah server pada jalur 2 yang memiliki protokol SSH dan dapat mengakses internet maka komputer tersebut dapat mengakses internet