• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH OKULASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH OKULASI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang

Teknologi memang dapat menciptakan suatu yang baru. Dan apabila Teknologi memang dapat menciptakan suatu yang baru. Dan apabila teknologi dipadukan dengan seni, hasilnya akan lebih mempesona lagi. Hal ini teknologi dipadukan dengan seni, hasilnya akan lebih mempesona lagi. Hal ini dapat dilakukan pada tanaman. Cara memperbanyak tanaman sangat banyak dapat dilakukan pada tanaman. Cara memperbanyak tanaman sangat banyak ragamnya. Mulai yang sederhana sampai yang rumit. Ada yang tingkat ragamnya. Mulai yang sederhana sampai yang rumit. Ada yang tingkat keberhasilannya tinggi, ada pula yang rendah. Hal tersebut sangat bergantung keberhasilannya tinggi, ada pula yang rendah. Hal tersebut sangat bergantung  pada beberapa faktor,

 pada beberapa faktor, antara lain antara lain cara perbanyakan cara perbanyakan yang kita pilih, yang kita pilih, jenis tanaman,jenis tanaman, waktu memperbanyak, keterampilan pekerja, dan sebagainya.

waktu memperbanyak, keterampilan pekerja, dan sebagainya.

Perbanyakan tanaman bisa kita golongkan menjadi dua golongan besar, Perbanyakan tanaman bisa kita golongkan menjadi dua golongan besar, yaitu secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman secara generatif atau yaitu secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman secara generatif atau seksual adalah perbanyakan dengan menggunakan biji. Namun demikian, seksual adalah perbanyakan dengan menggunakan biji. Namun demikian,  perbanyakan

 perbanyakan secara secara generatif generatif memiliki memiliki kendala, kendala, yaitu yaitu tidak tidak semua semua tanamantanaman menghasilkan biji, ada tanaman menghasilkan biji, tetapi biji tersebut tidak dapat menghasilkan biji, ada tanaman menghasilkan biji, tetapi biji tersebut tidak dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Disamping itu tanaman yang ditanam dengan biji tumbuh menjadi tanaman baru. Disamping itu tanaman yang ditanam dengan biji terkadang ada yang memiliki rasa dan hasil yang mengecewakan.

terkadang ada yang memiliki rasa dan hasil yang mengecewakan.

Untuk menghindari hal tersebut, maka dilakukan perbanyakan secara Untuk menghindari hal tersebut, maka dilakukan perbanyakan secara vegetatif. Perbanyakan

vegetatif. Perbanyakan vegetatif dapat dibedakan vegetatif dapat dibedakan menjadi dua ymenjadi dua yaitu aitu secara alamisecara alami dan secara buatan. Perbanyakan vegetatif yang biasanya dilakukan adalah dan secara buatan. Perbanyakan vegetatif yang biasanya dilakukan adalah vegetatif buatan, salah satunya dengan cara menempel atau okulasi.

vegetatif buatan, salah satunya dengan cara menempel atau okulasi.

Menempel juga disebut okulasi. Cara perbanyakan tanaman dengan okulasi Menempel juga disebut okulasi. Cara perbanyakan tanaman dengan okulasi memberikan hasil

memberikan hasil yang lebih yang lebih baik dibanding baik dibanding dengan stek dan dengan stek dan cangkok, karenacangkok, karena okulasi dilakukan pada tanaman dengan perakaran yang baik serta tahan terhadap okulasi dilakukan pada tanaman dengan perakaran yang baik serta tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa serangan hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa  buah

 buah lezat, lezat, tetapi tetapi mempunyai mempunyai perakaran perakaran yang yang kurang kurang baik. baik. Teknik Teknik okulasi okulasi dapatdapat menciptakan sesuatu yang baru bila dipadukan dengan seni, sehingga hasilnya menciptakan sesuatu yang baru bila dipadukan dengan seni, sehingga hasilnya akan lebih mempesona hal tersebut dapat dilakukan pada tanaman misalnya pada akan lebih mempesona hal tersebut dapat dilakukan pada tanaman misalnya pada tanaman puring. Puring merupakan tanaman hias yang banyak diminati orang. tanaman puring. Puring merupakan tanaman hias yang banyak diminati orang. Selain sebagai tanaman hias puring juga digunakan sebagai tanaman pagar dan Selain sebagai tanaman hias puring juga digunakan sebagai tanaman pagar dan

(2)

tanaman obat. Karena banyak manfaat yang dimiliki oleh tanaman ini, maka dari itu dilakukan perbanyakan dengan cara okulasi.

Oleh karena itu, pada makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian menempel atau okulasi, macam-macam cara okulasi, faktor  –   faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi, sejarah tanaman puring, langkah- langkah okulasi tanaman puring dengan cara okulasi huruf T, dan kelebihan dan kelemahan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai  berikut.

1. Apakah yang dimaksud dengan menempel atau okulasi? 2. Apa sajakah macam-macam cara okulasi?

3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi?

4. Bagaimanakah langkah-langkah mengokulasi tanaman puring dengan cara okulasi huruf T?

5. Apakah kelebihan dan kelemahan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi?

1.3 Tujuan

Penulisan ini mempunyai tujuan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan menempel atau okulasi. 2. Untuk mengetahui macam-macam cara okulasi.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi. 4. Untuk mengetahui langkah- langkah mengokulasi tanaman puring dengan

cara okulasi huruf T.

5. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menempel atau Okulasi

Okulasi sering juga disebut dengan menempel, oculatie (belanda) atau  budding (Inggris). Okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai suatu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada luka sambungan.

Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi memberikan hasil yang lebih  baik dibanding dengan stek dan mencangkok karena okulasi dilakukan pada tanaman dengan perakaran yang baik serta tahan terhadap serangan hama dan  penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah lezat, tetapi mempunyai perakaran yang kurang baik. Banyak jenis tanaman yang dapat diokulasi, ada yang mudah dilakukan dan ada juga yang susah dilakukan. Seperti  pada tanaman puring, jeruk, durian, adenium, advokat, rambutan, dan tanaman

lainnya.

Syarat tanaman dapat di okulasi yaitu tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru), antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama, tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus.

Waktu untuk melakukan okulasi yang paling baik adalah pada saat kulit  batang bawah maupun batang atas mudah dikelupas dari kayunya. Saat ini terjadi  pada waktu pembelahan sel dalam kambium berlangsung secara aktif. Setiap  pohon mempunyai waktu pembelahan yang berbeda, ada yang aktif dimusim kemarau dan ada pula yang aktif dimusim hujan. Faktor-faktor yang mempengaruhi mudah atau sulitnya pelepasan kulit kayu adalah curah hujan, ketinggian tempat dan sebagainya.

Jika kita melakukan okulasi tanaman pada saat musim hujan, jangan dilakukan pada waktu hujan sedang turun, karena jika tempelan kemasukan air maka kemungkinan keberhasilannya sangat kecil. Secara umum pekerjaan okulasi terdiri atas pengirisan batang bawah, pengambilan, penyisipan mata, pengikatan

(4)

tempelan, pelepasan ikatan, pemotongan batang pokok. Pelepasan ikatan dan  pemotongan batang pokok sering disebut dengan pemeliharaan okulasi.

2.2 Macam-macam Cara Okulasi

Banyak cara okulasi yang bisa kita lakukan, diantaranya adalah okulasi huruf T, cara Forkert, cara okulasi Forkert yang disempurnakan, okulasi Segiempat, okulasi Jendela, okulasi Haji Ali atau okulasi Stempel.

1. Okulasi huruf T

Disebut demikian karena irisan dari batang pokok berbentuk huruf T atau huruf T terbalik. Adapun caranya sebagai berikut:

 Kita buat irisan melintang kurang lebih 1 cm dari lingkaran batang. Dari

 pertengahan irisan melintang ini kita buat irisan vertikal ke bawah (huruf T) atau ke atas ( huruf T terbalik). Panjang irisan vertikal lebih kurang 3cm. Kulit di kedua belah sisi irisan vertikal diangkat dengan pisau.

 Kita ambil mata dengan cara menyayat atau bentuk segiempat. Setelah kayu

dilepaskan dari kulit mata, maka mata ini segera disisipkan ke bawah kulit  batang pokok yang telah diiris tadi.

2. Okulasi cara Forkert

Okulasi dengan cara Forkert biasanya memberi hasil lebih baik dibanding dengan okulasi huruf T karena kambium pada cara Forkert tidak rusak tergores  pisau, terutama di bagian tengah yang akan ditempeli mata. Adapun caranya

adalah sebagai berikut:

 Pada batang pokok , kita buat irisan melintang sepanjang 1 cm, dari ujung

irisan melintang ini kita buat irisan vertikal yang tegak lurus ke arah bawah. Panjang irisan lebih kurang 3cm.

 Dengan menggunakan sudip pelan-pelan irisan ini kita buka. Cara membuka

irisan ini dimulai dari atas lalu di tarik ke bawah. Agar kambium tidak mengering maka irisan yang telah kita buka tadi kita tutup kembali. Untuk menjaga supaya irisan tidak membuka kembali maka perlu diikat seperlunya.

 Mata tunas diambil dengan cara sayatan atau irisan segiempat. Besarnya

(5)

ukuran kulit mata sama atau lebih besar dariada irisan yang telah kita buat maka kita akan mengalami kesulitan untuk menempelkan kulit mata dan akibatnya okulasi akan gagal.

 Kulit mata yang telah dilepas kayunya, di dalamnya ada kambiumnya dan

diluar ada matanya, ditempelkan pada irisan batang pokok yang telah kita  buka lebar-lebar.

 Setelah kambium menempel pada kambium batang pokok, maka kulit irisan

 batang pokok ditutup kembali.

 Dalam waktu 2-3 minggu kemudian ikatan dibuka. Bila matan ya masih hijau

 berarti ada harapan okulasi akan jadi. Kemudian kulit yang menutup mata dipotong di bawah mata supaya tunas dapat tumbuh bebas.

3. Okulasi Forkert yang disempurnakan

Dasar okulasi ini seperti okulasi Forkert, tapi mengalami sedikit perubahan, sehingga bentuk irisinnya seperti huruf H. Oleh sebab itu, cara okulasi forkert yang disempurnakan sering disebut dengan okulasi H. Okulasi H banyak diterapkan pada okulasi tanaman buah-buahan di Indonesia karena tingkat keberhasilannya tinggi. Adapun caranya adalah sebagai berikut:

 Di bagian batang pokok yang telah kita pilih, dibuat irisan melintang selebar

2,5 cm. Dari ujung- ujung irisan ini maka kita buat irisan tegak lurus ke  bawah maupun ke atas sepanjang 2 cm. Dan jika kita perhatikan, maka  bentuk irisan ini akan menyerupai huruf H. Secara pelan-pelan kulit kayu dari irisan melintang ini kita sayat ke atas dan ke bawah sehingga terbentuk dua lidah yang mengarah ke atas dan ke bawah.

 Pada cabang mata kita buat irisan dengan panjang 3 cm dan lebar 2 cm, dan

letak mata diperkirakan di tengah- tengah irisan ini.

 Dua lidah pada batang pokok kita buka, lalu irisan mata kita tempelkan

sehingga kambium melekat.

 Luka ini selanjutnya ditutup dengan lilin, kemudian diikat dengan tali

 plastik. Cara pengikatan dengan sistem genting yaitu dari bawah ke atas.

(6)

4. Okulasi Segiempat

Bentuk irisan okulasi segiempat sama dengan cara okulasi Forkert, hanya lidah dari kulit batang pokok dibuang. Adapun caranya adalah sebagai berikut:

 Kita buat irisan yang berbentuk segiempat atau bujur sangkar pada batang

 pokok di tempat yang telah kita tentukan. Panjang sisi  –   sisi dari irisan ini adalah 1,2 –  1,5 cm.

 Dengan menggunakan sudip (pisau), kulit kayu ini kita angkat sampai

terlepas.

 Selanjutnya dibuat irisan segiempat pada kulit sekitar mata. Ukuran irisan

segiempat ini harus lebih kecil dibanding ukuran irisan pada batang pokok sehingga bisa masuk pada irisan batang pokok.

 Kulit mata ditempelkan pada irisan batang pokok, kemudian diikat dengan

tali plastik. 5. Okulasi Jendela

Pelaksanaan okulasi jendela memerlukan waktu yang agak lama dan rumit. Pada lidah kulit yang telah dibuat, harus dibuat lubang. Lubang tersebut nantinya digunakan untuk tempat mata, dengan demikian mata tidak akan tertutup oleh lidah atau kulit batang pokok. Adapun caranya adalah sebagai berikut:

 Kita buat lebih dulu irisan pada batang pokok. Untuk membuat irisan ini ada

dua cara. Pertama, pada ketinggian kira-kira 15 cm dari permukaan tanah dibuat dua buah irisan vertikal yang arahnya ke atas. Jarak antara dua irisan ini 1,25 cm, kemudian kedua irisan ini bertemu kira-kira pada ketinggian 21 cm dari permukaan tanah. Cara kedua, kira-kira 21 cm dari permukaan tanah kita buat irisan tegak lurus ke arah bawah sepanjang 5 cm.

 Dengan pelan-pelan kita angkat irisan ini dengan sudip atau pisau, sehingga

terbentuk lidah. Lidah ini isa berbentuk lancip atau rata pada ujungnya  bergantung pada cara yang kita pilih.

 Di tengah-tengah lidah itu kita buat lubang berbentuk segiempat dengan

 panjang 0,9 cm dan lebarnya 0,6 cm.

 Kita siapkan kulit pohon yang ada matanya yang panjangnya 4,5 cm dan

(7)

kambiumnya bertemu dan diusahakan mata terletak tepat pada lubang lidah  bila nanti ditutupkan. Dengan demikian kulit lidah akan menutupi kulit mata

dan kambium benar-benar menempel rata.

 Luka bekas irisan ditutup dengan lilin atau parafin, kemudian diikat dengan

tali plastik dengan sistem ikatan genting yaitu dari bawah ke ata s. 6. Okulasi Haji Ali atau Stempel

Cara okulasi ini lebih menguntungkan dibanding menggunakan pisau okulasi karena harga alat lebih murah, bahkan dapat dibuat sendiri. Cara kerjanya lebih cepat, tingkat keberhasilan lebih tinggi, dan biaya produksi lebih rendah. Adapun caranya adalah sebagai berikut:

 Pisau ditancapkan pada kulit batang pokok tempat okulasi. Posisi pisau

mula-mula miring, lalu semua mata pisau dirapatkan sambil ditekan. Dengan  pelan- pelan pisau diangkat, maka kulit batang pokok ini akan terikut dan

kulit ini kita buang.

 Kita ambil mata, caranya sama dengan pengambilan kulit pada batang

 pokok. Mata beserta kulitnya yang menempel pada pisau lalu kita angkat dengan kuku ibu jari dan telunjuk.

 Secara perlahan  –   lahan mata ini kita tempelkan pada lubang bulat yang

telah kita buat tadi, sehingga letaknya bisa tepat benar.

 Kemudian kita ikat dengan tali plastik dari bawah ke atas (sistem genting).

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Okulasi

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penempelan dapat dibagi menjadi tiga golongan :

a. Faktor lingkungan

 Waktu penempelan

Pada umumnya penempelan dilakukan pada waktu cuaca yang cerah, tidak hujan, dan tidak di bawah terik matahari.

 Temperatur dan kelembaban

Temperatur dan kelembaban yang optimal akan mempertinggi  pembentukan jaringan halus, yang sangat diperlukan untuk berhasilnya suatu

(8)

tempelan. Temperatur yang diperlukan dalam penempelan berkisar antara 7,20 C-320 C, bila temperatur kurang dari 7,20 C pembentukan kalus akan lambat. Bila lebih dari 320 C pembentukan kalus juga lambat dan dapat mematikan sel-sel pada sambungan. Temperatur optimum pada penyambungan adalah 250C-300C. Penempelan memerlukan kelembaban yang tinggi, bila kelembaban rendah akan mengalami kekeringan, dan menghambat/menghalangi pembentukan kalus pada sambungan karena  banyak sel-sel pada sambungan mati.

 Cahaya

Cahaya matahari berpengaruh pada waktu pelaksanaan penempelan  berlangsung. Oleh karena itu penyambungan sebaiknya dilakukan pada waktu  pagi atau sore hari pada saat matahari kurang kuat memancar dan sinarnya. Cahaya yang terlalu panas akan mengurangi daya tahan batang atas terhadap kekeringan, dan dapat merusak kambium pada daerah sambungan.

 b. Faktor tanaman

 Kompatibilitas dan inkompatibilitas

Pada umumnya batang atas dan batang bawah dari varietas sama akan menghasilkan tempelan yang kompatibel, dan biasanya gabungan tanaman/hasil tempelan yang dihasilkan akan hidup lama, produktif dan kuat. Sedangkan inkompatibilitas, salah satunya adalah terjadi penghambatan tumbuh pada tanaman hasil sambungan (tanaman menjadi kerdil).

 Keadaan fisiologi tanaman

Beberapa tanaman mengalami kesukaran untuk ditempelkan ke tanaman lain, karena jenis tanaman tersebut sulit membentuk kalus.

 Pengelupasan kulit kayu

Pengelupasan kulit kayu sangat berpengaruh pada okulasi. Bila kulit kayu mudah mengelupas, kerusakan kambium pada batang atas dan batang bawah yang akan diokulasi dapat dihindari.

 Penyatuan kambium

Agar persentuhan kambium batang atas dan batang bawah lebih banyak terjadi, maka diperlukan ukuran batang bawah dan batang atas dipilih yang hampir sama. c. Faktor pelaksana

(9)

 Keahlian

Kecepatan menyambung merupakan pencegahan paling baik terhadap infeksi  penyakit dan kerusakan pada kambium.

 Kesempurnaan alat

Dalam penyambungan diperlukan ketajaman dan kebersihan alat, tali pengikat yang tipis dan lentur.

2.4 Langkah - langkah Mengokulasi Tanaman Puring dengan Cara Okulasi Huruf T

Puring termasuk tanaman hias perdu yang sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar. Puring pertama kali diidentifikasi di wilayah laut Seram, Maluku,  pada 1600 dengan nama ilmiah Codiaeum mollucanum alias Crozophyla, Junghuhnia, Phyllaurea, dan Synaspisma. Nama lain dari tanaman puring antara lain: pudding, croton, kraton, torimas dan lain-lain. Di Eropa, puring mulai dikenal pada 1804 ketika perahu East Indies berlabuh di London, Inggris. Kecantikan puring membuat kaum bangsawan Inggris menggandrunginya. Lantaran tanaman ini masih langka dan hanya dimiliki kaum bangsawan, maka dinamakan King of Plant.

Bak lukisan, tanaman puring memiliki warna-warni yang indah, cerah dan cantik. Tanaman dengan nama latin Codiaeum, sebuah nama yang diberikan oleh seorang botaniawan asal belanda GE Rumphius pada 1660 ini merupakan tanaman asli tropis. Namun dalam perkembangannya, tanaman ini lebih banyak dikembangkan di daratan Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Sedangkan di kampung halamannya, yakni Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia, Srilangka dan India, tanaman ini masih dianggap tanaman liar.

Setelah berjaya di Eropa dan Amerika pada abad 18, terutama setelah kelahiran puring varietas-varietas baru hasil persilangan, mulailah kaum petani tanaman hias Asia melakukan pembudidayaan. Tidak jelas sejak tahun berapa, namun dalam perkembangannya kini banyak bermunculan varietas baru yang cantik dan unik, seperti puring apel merah dan kura-kura asal Thailand, dust ruby asal Filipina, puring tokek asal Malaysia, dan puring oscar, puring concord brazil asal Indonesia.

(10)

Asal-usul tanaman puring dan habitatnya, berdasarkan sistem klasifikasi adalah sebagai berikut.

Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliophyta Ordo : Malpighiales Famili : Euphorbiaceae Subfamili : Crotonoideae Rumpun : Codiaea

Genus : Codiaeum A.Juss

Spesies : Codiaeum affine, Codiaeum hirsutum,

Codiaeum megalanthum, Codiaeum tenerifolium, dan Codiaeum veriegatum. Dari bentuk daun, puring dibedakan menjadi puring berdaun oval, berdaun  pita atau keriting, dan berdaun telapak kaki bebek. Warna daun ada yang

campuran merah, hijau, kuning, merah muda dan putih. Adapun kandungan yang terkandung dalam tanaman puring yaitu kulit batang dan akarnya mengandung zat samak dan zat yang rasanya panas dilidah dan tenggorokan. Selain itu, adapun manfaat tanaman puring antara lain:

 Di daerah Pasundan daun puring muda berwarna kuning kadang dimakan

sebagai sayuran.

 Air rebusan daun puring kuning bisa digunakan untuk mandi dan dapat

membantu memperlancar keluarnya keringat, dan jika diminum dapat menurunkan panas badan karena demam.

 Untuk mengobati penyakit sipilis.  Untuk mengobati sakit perut.

(11)

1. Alat dan Bahan:

a. Dua buah pohon berjenis sama  b. Pisau

c. Tali plastik d. Tunas tanaman 2. Cara Mengokulasi

a. Buat jendela okulasi pada batang tumbuhan satu, dengan irisan kira- kira 1 cm dari lingkaran batang. Dari pertengahan irisan melintang ini, buat irisan vertikal ke bawah(huruf T). Panjang irisan vertical lebih kurang 3 cm.

 b. Kulit kedua buah sisi irisan vertikal diangkat dengan pisau.

c. Iris kulit batang yang memiliki mata tunas sebesar irisan batang yang akan ditempeli dengan cara menyayat atau bentuk segiempat.

d. Irisan mata tunas ditempel pada batang pokok yang telah diiris tadi dan dijepit dengan ibu jari untuk memudahkan pembalutan.

e. Mata tunas yang sudah ditempel, kemudian diikat menggunakan tali plastik. Cara pengikatan dari bawah ke atas. Dalam pengikatan bagian mata tunas(tempelan) tidak boleh terlalu kencang tidak juga terlalu longgar.

f. Setelah dua minggu melakukan penempelan, dilakukan pengamatan. Mata tunas mengalami pertambahan ukuran dari ukuran daun (0,2);(1,5); (1,7); dan (3,0) cm menjadi (0,4); (1,7); (2,0); (3,2).

g. Setelah tiga minggu, karena tanaman puring yang saya okulasi menunjukkan adanya pertumbuhan seperti pertambahan ukuran dan daunnya masih tetap hijau dan segar, jadi dapat disimpulkan okulasi “berhasil”. Maka dari itu pembalutan sudah boleh dibuka.

h. Setelah itu yang terakhir dilakukan adalah memotong batang pokok.

2.5 Kelebihan dan Kelemahan dari Perbanyakan Tanaman dengan Cara Okulasi

Dari praktek okulasi terhadap tanaman puuring yang saya lakukan dan menurut sumber yang saya baca dapat ditarik beberapa kelebihan dan kelemahan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi.

(12)

Beberapa kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu sebagai berikut.

 Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas

yang tinggi.

 Ada beberapa warna di satu pohon.  Tanaman memiliki sifat yang baru.  Pertumbuhan tanaman yang seragam.  Penyiapan benih relatif singkat.

Beberapa kelemahan dari perbanyakan dengan cara okulasi yaitu sebagai  berikut.

 Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi

karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres).

 Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.

 Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi

kemungkinan kegiatan okulasi akan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

(13)

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan

Dari pemaparan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa menempel atau okulasi adalah salah satu jenis perbanyakan secara vegetatif  buatan. Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi memberikan hasil yang lebih baik dibanding dengan stek dan mencangkok karena okulasi dilakukan pada tanaman dengan perakaran yang baik serta tahan terhadap serangan hama dan  penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah lezat, tetapi mempunyai perakaran yang kurang baik. Salah satu tanaman yang dapat di okulasi adalah tanaman puring

Banyak cara okulasi yang bisa kita lakukan, diantaranya adalah okulasi huruf T, cara Forkert, cara okulasi Forkert yang disempurnakan, okulasi Segiempat, okulasi Jendela, okulasi Haji Ali atau okulasi Stempel. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penempelan dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman dan faktor pelaksana. Dengan memperhatikan faktor  –   faktor yang mempengaruhi okulasi, okulasi yang saya lakukan dengan menggunakan cara okulasi huruf T dapat dinyatakan “berhasil”.

Adapun kelebihan dan kelemahan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi. Kelebihannya adalah dapat diperoleh tanaman dengan produktifitas yang tinggi, ada beberapa warna di satu pohon, tanaman memiliki sifat yang baru,  pertumbuhan tanaman yang seragam, penyiapan benih relatif singkat. Sedangkan

kelemahannya adalah terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres) dan bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan kegiatan okulasi akan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

(14)

3.2 Saran

Dalam mengokulasi tanaman sebaiknya dilakukan pada saat kulit batang  bawah maupun batang atas mudah dikelupas dari kayunya. Dan jangan melakukan okulasi pada saat musim hujan, sebab tempelan bisa kemasukan air. Apabila tempelan kemasukan air, kemungkinan keberhasilan okulasi sangat kecil . Dengan mengetahui syarat tanaman yang dapat di okulasi dan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan okulasi, hendaknya dapat dijadikan bekal baik oleh mahasiswa maupun masyarakat luas dalam mengokulasi tanaman sehingga kegagalan dalam mengokulasi tanaman dapat diminimalizir.

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat keberhasilan okulasi diukur berdasarkan kriteria (I) jumlah mata tempel tanaman induk jeruk keprok Brastepu yang dapat menyatu dengan tanaman batang bawah jeruk

Hasil penelitian menunjukan Media simpan serbuk gergaji (M1) menunjukan bahwa mampu menyimpan entres selama 1 hari yang menghasilkan tingkat keberhasilan okulasi

Hasil penelitian ini adalah penyimpanan entres jati pada media pelepah pisang ambon selama enam hari mampu mempertahankan persentase keberhasilan okulasi sebanyak 66,67%,

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang Pengertian Persepsi; Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi; Pengertian Muzakki; Pegertian Penerapan; Faktor yang mempengaruhi

Berdasarkan latar belakang masalah, masalah yang dikaji dalam makalah ini hanya membahas pengertian reliabilitas, cara mencari besar nilai reliabilitas dan cara menghitung

Tingkat keberhasilan okulasi hijau pada tanaman karet sebagai akibat perlakuan media tumbuh (Gambar 7) tidak terlepas dari pengaruh peningkatan pertumbuhan tinggi, diameter

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan jenis klon dan penambahan pupuk terhadap keberhasilan okulasi cokelat serta pertumbuhan bibit

Makalah mengenai dye laser  ini disusun agar mahasiswa dapat memahami lebih dalam mengenai salah satu jenis laser atau cara kerja laser pada umumnya....