• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Simpang

2.1.1. Pengertian Simpang

Simpangan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu sistem jaringan jalan yang secara umum memiliki kapasitas persimpangan yang dapat dikontrol dengan mengendalikan volume lalu lintas dalam system jaringan tersebut.

Kemudian prinsip persimpangan adalah pertemuan antara dua atau lebih jaringan jalan (Alamsyah, 2008).

Persimpangan ialah titik temu dua atau lebih sudut jalan, biasanya terjadi pertemuan kendaraan satu dengan kendaraan lain. Dimana situasi ini menyebabkan kemacetan jalan dan menyebabkan keterlambatan kendaraan pada persimpangan.

Kepadatan ini juga diakibatkan banyak faktor seperti tidak baiknya manajemen lalu lintas pada persimpangan tersebut (Tamin, 2000).

A. Kapasitas Simpang

Kapasitas simpang yaitu kondisi lalu lintas dan geometri jalan mempengaruhi arus maksimum kendaraan yang dapat melewati suatu persimpangan, beberapa kontrol yang berlaku untuk kapasitas persimpangan yang akan diperiksa. Faktor- faktor yang sangat mempengaruhi kapasitas dan pelayanan simpang, contohnya seperti kondisi fisik simpang itu sendiri dan pengoperasiannya, kondisi lingkungan sekitar simpang, karakteristik arus lalu lintas di simpang tersebut dan jumlah kendaraan yang melewati persimpangan tersebut. (Oglesby dan Hick, 1982).

B. Jenis Simpang

Seumumnya simpang terbagi atas dua bagian yaitu : simpang sebidang dan simpang tidak sebidang. (Alamsyah, 2008).

1. Simpang Sebidang (At Grade Intersection)

Simpang yang dimaksud adalah titik temu satu area antara dua jalur atau lebih jalur di jalan raya. Untuk persimpangan jalan dengan semua pergerakan belokan untuk menyederhanakan perencanaan dan pengoperasian maka

(2)

8 jumlah persimpangan tidak boleh melebihi empat lengan. Ini mengurangi titik konflik dan membantu pengemudi dalam mengawasi situasi yang ada. Bentuk simpangan sebidang terbagi atas empat bentuk, yaitu :

• Simpang tiga

• Simpang empat

• Simpang banyak

• Simpang bergeser (Prasetyo, 2013)

Simpang sebidang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

• persimpangan dengan sinyal

• persimpangan tanpa sinyal. (Risdiyanto, 2018)

2. Simpang Bersinyal (Signalized Intersection)

Simpang bersinyal yaitu simpang yang diatur dan diatur menggunakan tiga aspek lampu lalu lintas yang berwarna merah, kuning dan hijau yang biasanya disebut dengan lampu pengatur sinyal lalu lintas (Traffic Light).

Selain mengatur lalu lintas kendaraan, lampu lalu lintas juga mempunyai tugas untuk mengarahkan pengendara sepeda dan juga pejalan kaki sebagai pengguna jalan tersebut. (Oglesby dan Hick, 1982).

Alasan umum sinyal lalu lintas dipergunakan menurut (Departemen Pekerjaan Umum, 1997) adalah :

• Untuk menghindari kemacetan akibat terjadinya konflik pada arus lalu lintas dan juga terjaminnya suatu kapasitas yang dapat dipertahankan pada jam-jam puncak.

• Untuk memberikan kesempatan kepada pejalan kaki dan beberapa pengguna kendaraan lainnya untuk dapat memotong jalan utama pada suatu jalan.

• Untuk memangkas jumlah kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas yang datang dari arah lainnya.

(3)

9 Suatu simpang dapat dikatakan perlu bahkan harus dipasang lampu pengatur sinyal lalu lintas (Traffic Light) menurut APILL yaitu :

• Minimal arus lalu lintas yang terjadi di suatu simpang rata-rata adalah 750 kendaraan/jam yang terjadi secara kontinus selama 8 jam perhari.

• Digunakan juga oleh 175 rata-rata pejalan kaki secara kontinus selama 8 jam perhari.

• Sering terjadinya kecelakaan lalu lintas pada simpang tersebut.

• Hambatan waktu tunggu terjadi lebih dari 30 detik.

Jenis simpang bersinyal yang memiliki empat lengan dan simpang tiga lengan yang terlampir dalam gambar berikut :

Gambar 2. 1 Simpang Bersinyal Empat Lengan (Sumber : MKJI, 1997)

Gambar 2. 2 Simpang Bersinyal Tiga Lengan (Sumber : MKJI, 1997)

(4)

10 3. Simpang Tak Bersinyal (Unsignalised Intersection)

Simpang tak bersinyal yaitu simpang yang tidak menggunakan lampu pengatur sinyal lalu lintas (Traffic Light) sehingga simpang dengan jenis ini biasanya dapat dijumpai di daerah dengan pemukimaan perkotaan dan juga daerah pedesaan yang tidak memiliki banyak jalan minor serta jalan perbelokan yang sedikit sehingga pengguna jalan simpang itu sendiri yang akan menilai apakah aman ketika melintas di simpang tersebut (Departemen Pekerjaan Umum, 1997).

Gambar 2. 3 Contoh Persimpangan Sebidang (Sumber : Khisty dan Lall, 2003)

4. Simpang Tidak Sebidang (Interchange)

Simpangan tidak sebidang yaitu simpang yang memiliki fungsi untuk memisahkan jalur kendaraan sesuai dengan jenis persimpangannya, contohnya saat kendaraan hendak bergabung atau berpisah pada satu laju jalur yang sama (Morlok, 1987).

(5)

11 Simpang tidak sebidang ini membutuhkan tikungan yang besar dan sulit sehingga menyebabkan biaya konstruksi yang begitu mahal serta membutuhkan penempatan dan tata guna lahan yang sangat luas juga.

Contohnya bundaran layang atas, pertigaan yang membentuk Y dan pertigaan membentuk T yang dimodifikasi membentuk tiga jembatan (Hobbs, 1979).

Gambar 2. 4 Contoh Persimpangan Tidak Sebidang (Sumber : Khisty dan Lall, 2003)

2.1.2. Peta Lokasi

Peta lokasi penelitian simpang berada di Jl. Kelapa 2 - Jl. Hamadi Pante, Kota Jayapura, Provinsi Papua. Lokasi penelitian ini dipilih karena merupakan jalan utama yang dilalui untuk menuju jalan alternatif dan juga merupakan kawasan komersial yang dimana terdapat banyak pertokoan, tempat wisata, perkantoran dan juga karena tingginya tingkat volume mobilitas lalu lintas yang melewati simpang tersebut.

(6)

12 2.1.3. Luas Wilayah

Luas wilayah Kota Jayapura pada tahun 2021 tersaji dalam tabel sebagai berikut :

Kecamatan Luas Wilayah

1 2

Jayapura Utara 51,00

Jayapura Selatan 61,00

Abepura 201,44

Muara Tami 626,56

Total 940,00

Tabel 2. 1 Luas Wilayah (Sumber : BPS Kota Jayapura)

2.1.4. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kota Jayapura pada tahun 2021 tersaji dalam tabel sebagai berikut :

Kecamatan Jumlah Penduduk

1 2

Jayapura Utara 86,925

Jayapura Selatan 84,435

Abepura 60,505

Muara Tami 8,476

Total 240,341

Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk (Sumber : BPS Kota Jayapura)

2.2 Lalu Lintas

2.2.1. Pengertian Lalu Lintas

Lalu lintas merupakan berjalan bolak balik, hilir mudik dan perihal perjalanan di jalan atau sebagainya yang berhubungan antara satu tempat ke tempat lainnya.

(7)

13 Lalu lintas juga bisa disebut sebagai ruang lalu lintas. Ruang lalu lintas adalah prasarana penunjang yang diperuntukan untuk kendaraan bergerak maupun berpindah bagi manusia dan barang juga. Di dalam lalu lintas ada 3 komponen sistem yang saling berkaitan yaitu manusia, kendaraan dan jalan yang dimana saling berinteraksi dalam pergerakan mobilitas kendaraan dan juga lalu lintas. (UU No.

22, 2009).

2.2.2. Geometrik Lalu Lintas

Kondisi geometric memberikan informasi serta gambaran tentang lebar jalan, lebar bahu jalan dan juga lebar median jalan dengan petunjuk arah jalan di setiap lengan simpang yang dapat dilihat serta digambarkan dalam bentuk sketsa agar dapat menjelaskan lebar ukuran dan tipe simpang. (Departemen Pekerjaan Umum, 1997).

a. Pengukuran Lebar Pendekat Efektif

Pengukuran lebar pendekat efektif mendefinisikan hasil dan lebar efektif (We) berdasarkan lebar pendekat (WA) dan lebar keluar (WKELUAR). Prosedur pengukuran lebar pendekat efektir terbagi atas 2, yaitu :

• Prosedur untuk tipe pendekat tanpa belok kiri langsung.

• Prosedur untuk pendekat dengan belok kiri langsung.

(Departemen Pekerjaan Umum, 1997) b. Lebar Masuk

Lebar masuk adalah lebar bagian pendekat yang diperkeras, diukur pada garis henti (m).

c. Lebar Keluar

Lebar keluar adalah lebar bagian pendekat yang diperkeras yang digunakan oleh lalu lintas berangkat setelah melewati persimpangan jalan (m).

(8)

14

Gambar 2. 5 Pendekat dengan dan tanpa pulau lalu lintas (Sumber : MKJI,1997)

d. Gambar Penampang Melintang

Gambar 2. 6 Penampang Melintang Pendekat Arah Barat

Gambar 2. 7 Penampang Melintang Pendekat Arah Timur

Gambar 2. 8 Penampang Melintang Pendekat Arah Selatan

(9)

15 2.2.3. Waktu Sinyal lalu lintas

Penentuan waktu sinyal lalu lintas ditinjau dari segi tipe tipe pendekat.

Memahami tipe pendekat (approach) beserta tipe pendekat terlindungi (protected)

= P dan terlawan (opposed) = O berdasarkan tabel penentuan tipe pendekat.

(Departemen Pekerjaan Umum, 1997).

Gambar 2. 9 Penentuan Tipe Pendekat (Sumber : MKJI,1997)

2.2.4. Arus Lalu Lintas

Berdasarkan kelasnya jenis-jenis kendaraan terbagi atas kendaraan ringan (LV), kendaraan Berat (HV), dan sepeda motor (MC) yang kemudian akan dianalisis dalam periode per satuan jam untuk mengetahui kondisi jam puncaknya yang akan dibagi setiap lengan pergerakannya. Nilai ekivalen dapat dinyatakan dalam smp/jam dalam kend/jam pada data arus lalu lintas.

(10)

16 2.2.5. Kondisi Lingkungan Sekitar

Kondisi lingkungan sekitar simpang diambil untuk menentukan tipe lingkungan sebagai lahan pemukiman, komersil dan daerah akses terbatas.

a. Pemukiman

Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaam maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat mendukung kehidupan. (UU No. 22, 2009)

b. Komersial

Daerah komersial merupakan bangunan yang direncanakan dan dirancang untuk mendatangkan keuntungan bagi pemiik maupun pengguna dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Memiliki fungsi utama sebagai kawasan pusat perniagaan/usaha kota. (Koswara, 2017).

c. Daerah akses terbatas

Lahan tanpa jalan masuk langsung atau sangat terbatas. Misalnya karena adanya penghalang fisik maka dari itu harus melalui jalan samping. (UU No. 22, 2009)

2.3 Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

Evaluasi kinerja simpang bersinyal ini dilakukan untuk memperoleh tingkat kinerja simpang tiga bersinyal Jl. Kelapa 2 – Jl. Hamadi Pante pada tahun 2021 yang mengacu pada metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997 yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga dengan melakukan perhitungan yang terdiri atas :

a. Kapasitas (C)

b. Derajat Kejenuhan (DS) c. Panjang Antrian (QL) d. Tundaan (D)

(11)

17 2.4 Analisa Perbaikan Kinerja Simpang Bersinyal Dalam Lima Tahun

Mendatang

Analisa kinerja simpang tiga dalam lima tahun yang akan datang tentunya memiliki tujuan agar dapat diketahui bagaimana kinerja simpang selanjutnya di lima tahun mendatang. Apakah masih layak untuk dilalui dibarengi dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya. Mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI,1997) dapat dihitung estimasi kinerja simpang melalu formulir sebagai berikut :

a. FORM SIG I = Membahas hal terkait dengan kondisi geometrik, pengaturan lalu lintas dan kondisi lingkungan di sekitar simpang.

b. FORM SIG II = Membahas tentang arus lalu lintas.

c. FORM SIG III = Menjelaskan tentang pencatatan waktu antar hijau dan waktu hilang.

d. FORM SIG IV = Menentukan nilai suatu waktu sinyal, kapasitas persimpangan dan derajat kejenuhan.

e. FORM SIG V = Menghitung panjangnya antrian kendaraan, jumlah kendaraan, serta nilai suatu tundaan kendaraan.

2.5 Peningkatan Kinerja Simpang Tiga Bersinyal

Sesudah dilakukan pengambilan dan pengolahan data maka didapatkan hasil untuk peningkatan kinerja simpang tiga bersinyal yaitu :

a. Mengetahui nilai penentu tingkat kinerja simpang yaitu derajat kejenuhan.

b. Memprediksi kinerja simpang tiga bersinyal pada tahun 2026.

c. Menentukan alternative pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada simpang penelitian.

(12)

18 2.6 Penelitian Terdahulu

N

o Peneliti Tah

un Lokasi

Hasil yang Dikaji

Permasala

han Penyelesaian Perbandi ngan

1

Chu Cong, MINH Kazushi SANO

2013

Persimpan gan Kota Hanoi dan Kota Bangkok, Thailand.

Analisis Pengaruh sepeda motor terhadap laju aliran saturasi pada persimpa ngan bersinyal di negara berkemba ng.

Menyelidik i dan menganalisi s efek sepeda motor pada lalu lintas heterogen dan mobil penumpang di

persimpang an

bersinyal.

Setelah dilakukan analisis lalu lintas heterogen, didapatkan bahwa pengaruh sepeda motor terhadap laju aliran saturasi sangat tinggi, sehingga menghambat moda transportasi lainnya. Oleh karena itu harus diambil perhitungan dalam desain geometrik dan pengoperasian simpang bersinyal.

Persamaa n : Penelitian yang diambil berkaitan dengan evaluasi kinerja simpang bersinyal.

Perbedaa n : Selain perbedaan pada wilayah, penelitian ini juga mengguna kan metode yang berbeda yaitu dengan analisis regresi.

Dan juga kutipan referensi yang berbeda.

2 M.J.

Paransa, Lintong Elisabeth

2014

Simpang Bersinyal Jalan 17 Agustus - Jalan Babe Palar Kota Manado

Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Jalan 17 Agustus- Jalan Babe Palar Kota Manado

Jenis simpang yang merupakan empat ruas jalan dengan simpangan tiga ganda (senjang) dengan pengaturan siklus yang sama mempengar uhi kelancaran

Setelah dilakukan analisis dengan kondisi eksisting dan pada kondisi desain menggunakan metode MKJI, maka

diperlukanann ya perubahan geometrik (Pelebaran Jalan) dengan menambah

Persamaa n : Penelitian yang diambil berkaitan dengan evaluasi kinerja simpang bersinyal dan mengguna kan sumber referensi MKJI

(13)

19

N

o Peneliti Tah

un Lokasi

Hasil yang Dikaji

Permasala

han Penyelesaian Perbandi ngan arus lalu

lintas di persimpang an tersebut sehingga membutuhk an waktu yang cukup lama untuk keluar dari persimpang an tersebut.

rambu lalu lintas.

Perbedaa n : Selain perbedaan pada wilayah, penelitian ini mengkaji tentang analisis dengan metode desain.

3 B.

Ramkuma r, B.Adinara yana Mane Sr Rohith

2016 PCU- Balapur- TKR, India

Analisis Persimpa ngan Tak Bersinyal

Lalu lintas yang bertabrakan ,

penyebrang an untuk pejalan kaki yang sembaranga n, dan kendaraan angkutan umum yang berhenti mendadak sehingga menimbulk an antrian kendaraan.

Dibuatkan sinyal pengaturan lalu lintas, dibuatkan penyebrangan pejalan kaki, zebra cross harus dipasang di persimpangan dan parkir kendaraan harus ditentukan pada

persimpangan atau dilarang sama sekali.

Persamaa n : Penelitian yang diambil berkaitan dengan evaluasi kinerja simpang, menentuka n fase kuning dan pembagian waktu hijau.

Perbedaa n : Selain perbedaan pada wilayah, penelitian ini juga meneliti tentang studi parkir dan studi kecelakaa n.

Referensi yang digunakan juga berbeda.

(14)

20

N

o Peneliti Tah

un Lokasi

Hasil yang Dikaji

Permasala

han Penyelesaian Perbandi ngan

4 Zulfhazli,

Abdullah 2017

Simpang Selat Malaka, Kota Lhokseum awe

Evaluasi Simpang Tiga Tak Bersinyal

Merupakan titik bertemu nya ruas jalan yang merupakan pintu keluar dan masuk dan juga terletak pada kawasan campuran yaitu perindustria n,

perdaganga n,

perkantoran , dan pemukiman padat penduduk

Pembangunan sarana dan prasarana yang

mendukungter utama peningkatan serta manajemen lalu lintas yang tertata dengan baik.

Persamaa n : Penelitian yang diambil berkaitan dengan evaluasi kinerja simpang tiga bersinyal dan mengguna kan sumber referensi MKJI Perbedaa n : Selain perbedaan pada wilayah, penelitian ini juga terletak pada simpang tiga tak bersinyal.

Dan juga mengguna kan alat bantu Highway Capacity Software (HCS) 2000.

5

Reza, Torang, Amelia

2017

Simpamg Bundara Kalibante ng, Semarang

Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal dan Flyover di Bundaran Kalibante ng

Merupakan simpul utama pertemuan enam ruas jalan yang mobilitas kendaraan tinggi sehingga kendaraan besar masih memenuhi

Setelah dibuat analisis 4 skenario dipilih yaitu jalan flyover dibuat

menjadi 2 arah namun masih perlu dikaji lebih dalam mengenai biaya dan

Persamaa n : Penelitian yang diambil berkaitan dengan evaluasi kinerja simpang bersinyal dan mengguna

(15)

21

N

o Peneliti Tah

un Lokasi

Hasil yang Dikaji

Permasala

han Penyelesaian Perbandi ngan jalur utama

sehinggan membebani bundaran Kalibanten g flyover.

tingkat efektif dan efisien.

kan sumber referensi MKJI.

Perbedaa n : Selain perbedaan pada wilayah, penelitian ini membuat skenario pemindaha n arah jalan sebagai salah satu alternatif dan juga mengkaji tentang flyover.

6 Tommy,

Dicki 2018

Simpang Tiga Jl.

Raya Duri Kosambi, DKI Jakarta

Evaluasi Simpang Tak Bersinyal

Merupakan simpang yang menghubun gkan antara ruas jalan akses tol lingkar luar Jakarta sehingga membuat pola pengaturan lalu lintas di simpang tersebut belum teratur sehingga menyebabk an

kemacetan berupa antrian panjang dan resiko kecelakaan yang lebih tinggi pada

Diberikan sinyal lalu lintas simpang pada tiap jalan mayor maupun minor, kemudian memberikan pelebaran jalan mayor dan minor

Persamaa n : Penelitian yang diambil berkaitan dengan evaluasi kinerja simpang tiga bersinyal dan mengguna kan sumber referensi MKJI dan mengutip buku Alamsyah, A., Rekayasa Lalu lintas.

Perbedaa n : Selain perbedaan pada

(16)

22

N

o Peneliti Tah

un Lokasi

Hasil yang Dikaji

Permasala

han Penyelesaian Perbandi ngan jam-jam

sibuk pagi hari.

wilayah, penelitian ini hanya mengkaji sampai dengan perhitunga n DS nya saja, tidak menganali sis kinerja simpang untuk 5 tahun mendatang .

7 Iqbal, Cut 2019

Simpang Pos Kota Langsa, Aceh

Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

Pergerakan kendaraan pada jam- jam sibuk sangat tinggi, karena merupakan akses utama ke banyak tempat

Menghitung nilai DS untuk simpang tiga pos kemudian diperoleh nilai LOS adalah C

Persamaa n : Penelitian yang diambil berkaitan dengan evaluasi kinerja simpang tiga bersinyal dan mengguna kan sumber referensi MKJI.

Perbedaa n : Selain perbedaan pada wilayah, penelitian ini hanya mengkaji sampai dengan perhitunga n DS nya saja, tidak menganali sis kinerja simpang untuk 5 tahun

(17)

23

N

o Peneliti Tah

un Lokasi

Hasil yang Dikaji

Permasala

han Penyelesaian Perbandi ngan mendatang .

8 Dwi, Aris,

Yogi 2020

Simpang Tiga Purin Kendal

Peningkat an kinerja simpang tiga bersinyal

Tundaan yang tinggi dan seringnya terjadi kecelakaan dan kondisi eksisting pada simpang belum mampu menampun g volume lalu lintas yang tegolong padat.

Dibuat pelebaran geometric jalan dan juga untuk

meningkatkan kecepatan kendaraan lebih tinggi sehingga tundaan akan menjadi lebih rendah.

Persamaa n : Penelitian yang diambil berkaitan dengan peningkata n kinerja simpang bersinyal.

Perbedaa n : Selain perbedaan pada wilayah penelitian, terdapat perbedaan pada variable perhitunga n alternatif perubahan simpang yang dikaji.

9

Meilana, Agus, Abdul

2020

Simpang Bersinyal Tugu Wisnu Surakarta

Evaluasi Rekayasa Lalu Lintas Simpang Empat Bundaran menggun akan mikrosim ulasi Vissim

Sering terjadinya kecelakaan karena adanya konflik lalu lintas di bundaran dan merupakan area padat pada jam sibuk pagi atau sore hari.

Diterapkannya 4 fase APILL dengan pergerakan lalu lintas tanpa mengelilingi Bundara.

Persamaa n : Penelitian yang diambil berkaitan dengan evaluasi kinerja simpang tiga bersinyal dan mengguna kan sumber referensi MKJI.

(18)

24

N

o Peneliti Tah

un Lokasi

Hasil yang Dikaji

Permasala

han Penyelesaian Perbandi ngan Perbedaa n : Selain perbedaan pada wilayah, penelitian ini mengkaji mengguna kan APILL yang diperoleh dari ATCS (Automati c Traffic Control System) dan mengguna kan metode CTMC (Classified Turning Moving Counting).

1 0

Firda,

Budi 2020

Simpang Dr Djundjuna n-Surya Sumantri, Bandung.

Evaluasi Operasi Simpang Dr.

Djundjun an Surya Sumantri Dengan Software Vissim

Terjadi antrian kemcetan dan tundaan yang sangat panjang pada lengan simpang 4 bersinyal

Setelah dibuatnya beberapa alternatif menggunakan bantuan software Vissim maka peneliti menyarankan untuk membangun flyover untuk mengurangi tundaan.

Persamaa n : Penelitian yang diambil berkaitan dengan evaluasi kinerja simpang bersinyal.

Perbedaa n : Selain perbedaan pada wilayah, penelitian ini mengkaji mengguna kan software Vissim.

Tabel 2. 3 Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal seorang wajib-pajak dapat menunjukkan bahwa ia tidak sepenuhnya menguasai kekayaan yang dimilikinya ataupun dapat menunjukkan bahwa bagian-bagian kekayaannya

Hal ini menggambarkan bahwa dari keempat faktor tersebut yang paling dominan pengaruhnya terhadap potensi mogok kerja karyawan (Y) adalah faktor sosial, merupakan faktor

Tampaknya buah mangga yang pa- ling bawah dari tumpukan buah pada su- sunan buah mangga adalah yang paling besar mengalami kerusakan ditunjukkan oleh hasil uji kuat tekan

kajian ini dapat dimanfaatkan untuk memprediksi umur sisa fungsional perkerasan jalan khusus di jalan tol dengan catatan bahwa masih diperlukan kajian lebih lanjut

Koordinasi yang baik harus tercipta untuk menyukseskan operasi house to house yang dilakukan, antara unit kepolisia n, pemerintahan lokal, badan-badan anti-narkoba,

Dalam hal ini, peneliti membatasi dalam penelitian jika terdapat satu kalimat yang menggunakan anak kalimat maka berita tersebut dinyatakan kalimat yang kompleks atau

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa lelang akan dilaksanakan apabila sampai batas waktu yang telah ditetapkan penerima gadai (rahin) masih tidak dapat

Terlaksana Sukses Mandiri adalah dengan menggunakan tim penjual, dimana sebelum melakukan orderan atau pemasaran barang, semua tim penjual melakukan pengecekan barang