• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. CV. Terlaksana Sukses Mandiri Merupakan Perusahaan Distributor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. CV. Terlaksana Sukses Mandiri Merupakan Perusahaan Distributor"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan dan Profil Responden 4.1.1 Profil Perusahaan

CV. Terlaksana Sukses Mandiri Merupakan Perusahaan Distributor Consumers Good yang menangani distribusi di Wilayah III Cirebon. Sebagai

pendatang baru di bisnis Distribusi, CV. Terlaksana Suskses Mandiri akan terus melakukan perbaikan dan pembenahan di semua aspek sebagai wujud dari tanggung jawab moral dan profesionalisme kepada mitra kerja (Principal).

Bagi CV. Terlaksana Sukses Mandiri kepercayaan yang telah di berikan oleh pihak Principle sehingga menujuk CV. Terlaksana Sukses Mandiri Menjadi distributor, merupakan pendorong bagi perusahaan kami untuk terus lebih baik bekerja sesuai dengan kesepakatan bersama.

CV. Terlaksana Sukses Mandiri ini dipimpin oleh Direktur Utama yang sekaligus sebagai owner (Pemilik). Menangani dan mengawasi langsung segala kegiatan operasional perusahaan dan di bantu oleh tim management dan pihak principle.

(2)

CV. Terlaksana Sukses Mandiri memiliki komitmen untuk mensinergikan sumber daya yang ada guna memberikan pelayanan yang optimal kepada konsumen serta menjalin hubungan baik dengan pihak principle yang memberikan kepercayaan kepada CV. Terlaksana Sukses Mandiri dengan sekuat tenaga ingin memberikan kesejahteraan yang layak kepada semua personil/karyawan yang mendukung dan memperlancar usaha ini, dengan harapan pada gilirannya akan menjadikan CV.Terlaksana Sukses Mandiri sebagai perusahaan yang besar dalam arti seseungguhnya kompetitif, berkualitas, berkompetensi serta menguasai sumber dan jaringan pemasaran.

CV. Terlakasana Sukses Mandiri adalah sebagai distributor Susu Bendera ( Frisian Flag ). Dimana jenis – jenis produk yang didistibusikan terdiri dari :

1. Produk Susu Kental Manis • Susu Kental Manis 387c.

• Susu Kental Manis Coklat 387c. • Susu Kental Manis sachet 42s.

• Susu Kental Manis Sachet Coklat 42s. • Susu Omela 387c.

• Susu Kental Manis Sachet 3 in 1 ( Kopi, Susu, dan Krimer ) 2. Produk Mainstream

• Susu Bubuk Full Cream. • Susu Bubuk Instant. • Susu Bubuk Madu.

(3)

• Susu Bubuk Coklat. 3. Produk Infat

• Susu Formula 1 ( Bayi Usia 0 – 6 Bulan ) • Susu Formula 2 ( Bayi Usia 6 – 12 Bulan ) 4. Produk Gum

• Susu 123 ( Anak Usia Batita 1 – 3 Tahun )

Produk ini terbagi menjadi 3 rasa yaitu : Vanila, Madu, Coklat. • Susu 456 ( Anak Usia 4 – 6 Tahun )

Produk ini terbagi menjadi 3 rasa yaitu : Vanila, Madu, Coklat. 5. Produk Liquid

• Botol Cair 800ml

Produk ini terbagi menjadi 2 rasa yaitu : Coklat dan Strawberry. • Botol Cair 190ml dan Kemasan Kotak 190ml.

Produk ini terbagi menjadi 2 rasa yaitu : Coklat dan Strawberry. • Botol Cair Kemasan Kotak 115ml.

Produk ini terbagi menjadi 2 rasa yaitu : Coklat dan Strawberry. • YES ! Cair Kemasan Kotak 180ml.

Produk ini terbagi menjadi 2 rasa yaitu : Coklat dan Strawberry. • YES ! Botol Cair 90ml Fruity.

Produk ini terbagi menjadi 4 rasa yaitu : Manggo, Orange, Strawberry, Grape.

(4)

• Struktur Organisasi

Dalam kegiatan operasional pemasaran dan pendistribusian CV.Terlaksana Sukses Mandiri di bantu oleh staff management, staff Administrasi, dan para tim penjual yang berkerja langsung untuk memasarkan produk–produk yang didistribusikan. Dengan Struktur Organisasi Sebagai berikut :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Terlaksana Sukses Mandiri

Sumber : Data Internal Perusahaan CV. Terlaksana Sukses Mandiri Owner

Manager Operasional

Kepala Gudang

Kasir Supervisor Administrasi Kantor Administrasi

Gudang

Sales Sales

Sales Sales Sales Sales Sales Sales Sales Sales

Driver / Helper Driver / Helper Driver / Helper Driver / Helper Driver / Helper Driver / Helper Driver / Helper Driver / Helper Driver / Helper Driver / Helper

(5)

• Tugas dan Wewenang

Owner :

‐ Mengontrol semua kinerja karyawan ‐ Menentukan arah dan tujuan perusahaan

‐ Pengambilan keputusan tertinggi dalam perusahaan Operasional manager :

‐ Tugas yang dilakukan oleh operasional manager adalah menjalankan semua keputusan yang diberikan oleh owner dan menentukan tahapan-tahapan agar setiap keputusan yang telah diberikan dapat terealisasikan dengan baik

‐ Selain menentukan tahapan - tahapan agar setiap keputusan dapat terealisasikan maka setiap hasil kerja harus memberikan report kepada owner atas kinerja yang telah dikerjakan

Kepala gudang :

‐ Tugas kepala gudang adalah sebagai pengontrolan dan pengecekan keluar masuk barang dari gudang agar barang yang keluar masuk gudang dapat terkontrol dengan baik selain itu juga bertugas untuk memberikan informasi akan adanya barang-barang yang sudah rusak, kadaluwarsa (seperti retur barang)

(6)

Kasir :

‐ Menerima pembayaran dari para sales

‐ Membereskan uang agar bisa disetor ke bank

‐ Menghitung penerimaan uang yang akan masuk dari setiap sales

Supervisor :

‐ Mengecek keadaan penjualan

‐ Menentukan permintaan konsumen di lapangan ‐ Pengecekan target para sales

‐ Sebagai motivator sales dalam bekerja Administrasi kantor :

‐ Mengumpulkan dan merapihkan data-data penjualan, arsip, piutang para konsumen

Administrasi gudang :

‐ Menghitung antara data penerimaan barang di gudang dengan penjualan yang telah dilakukan serta mencocokan persediaan barang yang ada dengan data yang telah didapat pada saat barang yang masuk dan yang keluar sudah di kurangi agar sesuai dengan persediaan barang yang ada di gudang.

(7)

Sales :

‐ Mencari orderan

‐ Mencapai target yang telah ditentukan ‐ Dapat menarik uang atau piutang ‐ Mencari konsumen baru

Driver/helper :

‐ Mengantar barang sampai tempat tujuan dengan tepat waktu ‐ Melakukan perawatan kendaraan secara berkala.

4.1.2 Profil Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 50 responden yang meliputi owner, manager operasional, supervisor, administrasi kantor, kasir, kepala gudang, administrasi gudang, sales, driver dan helper yang bekerja pada CV. Terlaksana Sukses

Mandiri, Serta meliputi beberapa konsumen yang sudah menjadi pelanggan tetap pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri, dengan adanya pengambilan data seperti ini maka dapat di ketahui data-data yang nantinya akan dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya keterlambatan dalam pendistribusian barang pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri. dalam pengambilan data yang di lakukan penulis menggunakan teknik sensus. Data komposisi responden dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

(8)

Tabel 4.1 Komposisi Responden

No Responden Jumlah Responden

1 Owner 1 2 Manager Operasional 1 3 Supervisor 2 4 Administrasi Kantor 2 5 Kasir 1 6 Kepala Gudang 1 7 Administrasi Gudang 2 8 Sales 10 9 Driver 10 10 Helper 10 11 Konsumen 10 Total 50

(9)

4.2 Transformasi Data Ordinal menjadi Interval

Teknik transformasi data ordinal menjadi interval yang digunakan dalam penelitian ini adalah MSI (Method of Successive Interval).

Keterangan:

Alternatif Jawaban 1= Sangat Tidak Setuju Alternatif Jawaban 2= Tidak Setuju

Alternatif Jawaban 3= Cukup Setuju Alternatif Jawaban 4= Setuju

Alternatif Jawaban 5= Sangat Setuju

o Transformasi data ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Transformasi Data

Skala Ordinal Berubah Skala Interval Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1.00 Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 2.10 Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2.97 Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3.80 Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4.84

(10)

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df = n-2. Nilai n dalam penelitian ini yaitu 50, sehingga nilai df = 48. Dengan begitu, diperoleh nilai ttabel = 1,69. Selanjutnya dengan menggunakan rumus rtabel,

maka diperoleh nilai rtabel = 0,24.

Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut: o Jika rhitung≥ 0,24 , maka butir pertanyaan tersebut valid.

o Jika rhitung < 0,24 , maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

Uji validitas dengan menggunakan bantuan program SPSS menunjukkan semua butir pernyataan valid dan dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Uji Validitas

Butir Pertanyaan rTabel rhitung Keterangan

1 0,24 0.366 Valid 2 0,24 0.494 Valid 3 0,24 0.424 Valid 4 0,24 0643 Valid 5 0,24 0.579 Valid 6 0,24 0.320 Valid 7 0,24 0.454 Valid 8 0,24 0.386 Valid

(11)

Tabel 4.3 Uji Validitas

Butir Pertanyaan rTabel rhitung Keterangan

9 0,24 0.303 Valid 10 0,24 0.588 Valid 11 0,24 0.441 Valid 12 0,24 0.452 Valid 13 0,24 0.426 Valid 14 0,24 0.387 Valid 15 0,24 0.393 Valid 16 0,24 0.326 Valid 17 0,24 0.434 Valid 18 0,24 0.268 Valid 19 0,24 0.666 Valid 20 0,24 0.614 Valid 21 0,24 0.334 Valid 22 0,24 0.573 Valid 23 0,24 0.588 Valid 24 0,24 0.656 Valid

(12)

4.3.2 Uji Reliabilitas

Setelah alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari data. Dalam melakukan pengujian reliabilitas sampel yang digunakan juga sebanyak 50 responden.

Dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

o Jika Cronbach Alpha≥0,24, maka data reliabel o Jika Cronbach Alpha <0,24, maka data tidak reliabel

Hasil dari pengujian reliabilitas dengan bantuan program SPSS dapat dilihat pada table 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011

nilai Cronbach Alpha adalah 0,882 > 0,24 yang berarti data reliabel

4.3.3 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data populasi berdistribusi normal. Uji normalitas untuk tiap variabel dilakukan dengan menggunakan alat uji LILIEFORS atau KOLMOGOROV SMIRNOV.

(13)

Dasar Pengambilan Keputusan:

• Jika angka Sig Kolmogorov-Smirnova ≥ 0,05 maka data

berdistribusi normal

• Jika angka Sig Kolmogorov-Smirnova < 0,05 maka data tidak

berdistribusi normal

Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Gambar 4.2 dan Tabel 4.5 berikut ini :

Gambar 4.2 Grafik Normal Q-Q

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011

Jika dilihat pada gambar 4.2 diatas, terlihat sebaran data disekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Maka data tersebut berdistribusi normal.

(14)

Tabel 4.5 Kolmogorov-Smirniva

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011

Jika dilihat dari tabel diatas, nilai Sig = 0,200 ( ≥ 0,05 ), maka data tersebut berdistribusi normal.

4.4 Sistem Pendistribusian Barang CV. Terlaksana Sukses Mandiri

Dalam menjalankan usaha pendistribusian, CV. Terlaksana Sukses Mandiri menggunakan saluran distribusi tidak langsung ( Produsen – pengecer - konsumen) yaitu produk didistribusikan oleh CV. Terlaksana Sukses Mandiri kepada agen/toko besar kemudian baru didistribusikan kepada konsumen. Untuk mendistribusikan barangnya perusahaan ini memiliki tim penjual yang terdiri dari 10 orang. setiap orang dari tim penjual ini memiliki daerah operasional masing- masing yang telah ditetapkan oleh perusahaan, berikut ini adalah data pembagian wilayah untuk masing-masing tim penjual pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri yang dapat dilihat pada table 4.6 berikut ini :

(15)

Tabel 4.6 Pembagian Wilayah Tim Penjual

Sumber : Data Internal Perusahaan CV. Terlaksana Sukses Mandiri

No Distributor Tim Penjual Area

1 CV.TSM Saudi Cirebon Kota

2 CV.TSM Kastolani Kuningan Kota

3 CV.TSM Ade Suharto

Mertapada, Cipeujeuh, Karang Sembung, Sumber, Beber, Jagasatru, Kesambi

4 CV.TSM Adiyanto Klayan, Kanoman, Pasar Pagi, Pasar Gunung Sari, Pasar Drajat.

5 CV.TSM Nanang

Cilimus,Sangkan Hurip,Kramat Mulya,Kadu Gede,Darma,Mandi Rancang

6 CV.TSM Irfan

Ancara, Jalan Siliwangi, Ciawi, Gebang, Luragung, Cibingbin,

Ciwaru

7 CV.TSM Solikin Gebang, Babakan, Pabuaran, Cilimus, Losari

8 CV.TSM Taryanto Mundu,Pasar Perumnas, Kanggraksan, Harjamukti, Kepongpongan

9 CV.TSM Revi Ismayanti Plered, Plumbon, Jamblang

(16)

Dalam mendistribusikan barangnya tim penjual dipimpin oleh seorang supervisor yang berpengalaman, dimana bertugas untuk mengontrol setiap

pekerjaan dari para tim penjual tersebut dan mengevaluasi penjual dari tim penjualan, selain itu supervisor juga memberikan report kepada direktur utama atau pemilik dari usaha atas hasil dari evaluasi yang dilakukan.

Sistem orderan yang di lakukan CV. Terlaksana Sukses Mandiri adalah dengan menggunakan tim penjual, dimana sebelum melakukan orderan atau pemasaran barang, semua tim penjual melakukan pengecekan barang pada outlet-outlet yang ada untuk melihat persedian barang pada outlet tersebut, dimana proses pengecekan dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan tujuan supaya tidak terjadi kekosongan barang pada outlet-outlet yang ada dan sebisa mungkin mencari toko-toko baru atau konsumen baru. Selain melakukan pengecekan tim penjual memberikan informasi tentang promo dan memperkenalkan produk baru. Dalam melakukan pengecekan tim penjual juga mencatat segala permintaan barang yang di pesan oleh outlet-outlet yang ada. Selain melakukan orderan melalui tim penjual pada saat pengecekan barang, outlet-outlet juga bisa melakukan orderan secara langsung ke CV. Terlaksana Sukses Mandiri melalui Telepon.

(17)

Gambar 4.3 Pola Orderan

Sumber : Data Internal Perusahaan CV. Terlaksana Sukses Mandiri

Proses pengiriman barang CV. Terlasana Sukses Mandiri dilakukan secepatnya dalam waktu 1 x 24 jam, dimana sales atau tim penjual harus memberikan laporan permintaan barang dari toko terlebih dahulu kebagian fakturing untuk dicatat sebagai bukti pemesanan barang, kemudian permintaan barang dilaporkan ke bagian penjualan, sehingga bagian penjualan bisa mengeluarkan surat Delivery order (DO) yang terdiri dari 4 lembar surat DO yang memiliki fungsi masing –

(18)

1. Untuk pengecekan barang pada gudang

Gambar 4.4 Surat Delivery Order Untuk Pengecekan Barang Pada Gudang

Sumber : Data Internal Perusahaan CV. Terlaksana Sukses Mandiri

2. Untuk bagian loading atau muat barang ke dalam truk

Gambar 4.5 Surat Deleviry Order Untuk Bagian Loading

(19)

3. Bukti pengiriman barang.

Gambar 4.6 Surat Delivery Order Untuk Bukti Pengiriman Barng

Sumber : Data Internal Perusahaan CV. Terlaksana Sukses Mandiri

4. Untuk arsip gudang CV. Terlaksana Sukses Mandiri

Gambar 4.7 Surat Delivery Order Untuk Arsip Gudang CV. Terlaksana Sukses Mandiri

(20)

Setelah itu diteruskan ke bagian gudang untuk melakukan pengecekan atas permintaan barang tersebut, pengecekan barang di gudang mengunakan surat DO yang berwarna putih. setelah semua permintaan barang terpenuhi maka akan ada loading barang dari gudang ke truk dengan mengunakan surat DO berwarna

merah. barulah perusahaan akan melakukan pengiriman dengan menggunakan truk box kesemua outlet-outlet yang melakukan pemesan barang pada CV.Terlaksana Sukses Mandiri. Pada saat pengiriman barang helper (kenek) membawa surat DO yang berwarna kuning. sedangkan surat DO yang berwarna hijau akan di simpan di berkas gudang.

Sistem pembayaran yang ada pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri terbagi menjadi dua yaitu secara tunai dan kredit. Pembayaran secara tunai yaitu para pedagang dapat membayar secara tunai kepada supir atau helper pada saat pengiriman barang dilakukan. Sedangkan pembayaran secara kredit yaitu toko atau outlet diberikan kelonggaran dalam pembayaran selama 14 hari kerja, terhitung dari barang tersebut diterima oleh toko.

Bagi toko yang ingin melakukan pembayaran secara kredit harus dapat memenuhi beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan, dimana persyaratannya sebagai berikut:

(21)

1. Orang yang ingin mengajukan kredit harus mengisi formulir terlebih dahulu, bentuk formulir pengisisan kredit dapat dilihat pada gambar 4.8 sebagai berikut :

Gambar 4.8 Formulir Pengisisan Kredit

Sumber : Data Internal Perusahaan CV. Terlaksana Sukses Mandiri

2. Pengambilan barang akan dipantau oleh perusahaan selama 3 bulan dengan syarat pengambilan perbulannya minimal 1 juta perbulan,

3. Dilakukan survei kelayakan toko dalam pengajuan kredit dengan melihat pengambilan dan penjualan barang toko tersebut.

(22)

Dalam sistem pembayaran ini terdapat faktur penjualan yang terdiri dari 4 lembar, dimana berfungsi sebagai bukti penjualan untuk perusahaan. Berikut bentuk faktur penjualan dari CV. Terlaksana Sukses Mandiri :

1. Untuk toko atau outlet yang membayar secara tunai

Gambar 4.9 Faktur Penjualan Pembayaran Tunai

Sumber : Data Internal Perusahaan CV. Terlaksana Sukses Mandiri

2. Untuk toko atau outlet yang membayar secara kredit

Gambar 4.10 Faktur Penjualan Pembayaran Kredit

(23)

3. Untuk arsip bagian pajak

Gambar 4.11 Faktur Penjualan Untuk Arsip Bagian Pajak

Sumber : Data Internal Perusahaan CV. Terlaksana Sukses Mandiri

4. Untuk arsip kantor CV. Terlaksana Sukses Mandiri

Gambar 4.12 Faktur Penjualan Untuk Arsip Kantor CV. Terlaksana Sukses Mandiri

(24)

Jika toko atau outlet melakukan pembayaran secara tunai maka faktur penjualan yang diberikan adalah berwarna putih, sedangkan toko atau outlet yang melakukan pembayaran secara kredit faktur penjualan yang diberikan adalah berwarna merah. Untuk faktur penjualan yang berwarna kuning dan hijau akan dimasukan kedalam arsip kantor sebagai barang bukti transaksi.

Setelah mempelajari sistem distribusi pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri dapat disimpulkan bahwa sistem distribusi perusahaan tersebut masih terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki, antara lain sebagai berikut:

1. Pembagian wilayah tim penjual yang belum tertata dengan baik, dimana seorang tim penjual menangani dua wilayah yang memiliki jarak tempuh yang jauh

2. Pola orderan yang terlalu rumit

3. Sistem pembayaran tunai yang terlalu beresiko ( pembayaran secara tunai kepada supir/helper)

Sebaiknya CV. Terlaksana Sukses Mandiri dapat memperbaiki sistem pendistribusian barangnya dengan cara sebagai berikut :

1. Pembagian wilayah tim penjual seharusnya ditata lebih baik dengan cara melakukan pengelempokan wilayah berdasarkan suatu area saja, contohnya Saudi menangani wilayah bagian kota sehingga dapat menghemat waktu, dan tim penjual bisa lebih fokus karena jarak antara area tersebut tidak begitu jauh. Dan dari tim yang disusun sesuai usulan, sehingga hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini :

(25)

Tabel 4.7 Pembagian Wilayah Tim Penjual yang Tertata

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011

No Distributor Tim Penjual Area Wilayah

1 CV.TSM Saudi Cirebon Kota, Kesambi,

JalanSiliwangi. Cirebon kota.

2 CV.TSM Kastolani

Pasar Jagasatru, Pasar Kanoman, Pasar Pagi,Pasar

Gunung Sari, Pasar Drajat.

Pasar yang berada di Cirebon.

3 CV.TSM Ade Suharto

Mertapada, Cipeujeuh, Karang Sembung, Pabuaran, Klayan,

Mundu

Cirebon bagian timur.

4 CV.TSM Adiyanto

Kuningan Kota, Cilimus, Sangkan Hurip, Mandi

Rancang.

Kota kuningan

5 CV.TSM Nanang Gebang, Babakan, Losari,

Kepongpongan Cirebon bagian timur

6 CV.TSM Irfan Perumnas, Kanggraksan,

Harjamukti Cirebon bagian selatan

7 CV.TSM Solikin Kramat Mulya, Kadu Gede,

Darma Kabupaten cirebon

8 CV.TSM Taryanto Ancara, Ciawi, Luragung,

Cibingbin, Ciwaru Kabupaten kuningan

9 CV.TSM Revi Ismayanti

Sumber, Beber, Plered,

Plumbon, Jamblang Cirebon bagian barat

10 CV.TSM Reo Kristi Outlet Moderen Pasar moderan yang berada di cirebon

(26)

2. Sebaiknya pola orderan dapat dipersingkat dengan cara pada saat sales melakukan pengecekan barang, sales pergi menggunakan truk atau menggunakan motor yang sudah berisikan produk-produk yang siap jual, sehingga toko atau outlet bisa melakukan orderan secara langsung dan pendistribuisan barang bisa lebih cepat. Selain itu dengan cara ini bisa mengoptimalkan sistem distribusi barang pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri.

3. Sebaiknya pembayaran secara tunai tidak dilakukan oleh supir atau helper karena terlalu beresiko. Lebih baik pembayaran secara tunai dilakukan dengan cara menggunakan fasilitas perbankan yang telah ada sehingga tingkat keamanan lebih terjamin dan lebih memudahkan dalam bertransaksi.

4.5 Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Barang Pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri

Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis faktor, dengan tahapan sebagai berikut :

1. Menilai kelayakan variabel

2. Proses Standarisasi data ke dalam bentuk Z-score

3. Menilai kelayakan variabel berdasarkan data yang sudah distandarisasikan ke bentuk Z-score

(27)

1. Tahap pertama

Tahap pertama pada Analisis Faktor adalah menilai apa saja variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam Analisis selanjutnya, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8 KMO and Bartlett’s test dan Anti-Image Matrices

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011

Pada analisis kelayakan variabel, angka KMO dan Bartlett’s adalah 0,794 dengan Signifikansi 0,000 itu berarti variabel layak untuk dianalisis dengan analisis faktor karena angka KMO dan Bartlett’s sudah di atas 0,5 dan signifikansi jauh dibawah 0,05

Sedangkan pada analisis Anti image matrices seluruh angka MSA pada anti image correlation yang bertanda a sudah berada diatas 0,5 yaitu untuk

variabel Manusia 0,813a, variabel kendaraan 0,834a, variabel Produk 0,810a, variabel Orderan 0,760a, variabel Waktu 0,797a, variabel Infrastruktur 0,761a,

(28)

variabel Harga 0,776a, dan variabel Biaya 0,784a, itu berarti semua variabel yang ada layak untuk dianalisis lebih lanjut.

2. Tahap Kedua

Tahap kedua adalah melaukan proses standarisasi dengan mentransformasikan data ke bentuk z-score, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini :

Tabel 4.9 Transformasi Data

(29)

3. Tahap Ketiga

Tahap ketiga adalah melakukan penilaian terhadap data yang sudah distandarisasikan ke dalam bentuk Z-score, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini :

Tabel 4.10 KMO and Bartlett’s test dan Anti-Image Matrices

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011

analisis kelayakan variabel pada data Z-Score, angka KMO dan Bartlett’s adalah 0,794 dengan Signifikansi 0,000 itu berarti variabel layak untuk dianalisis dengan analisis faktor karena angka KMO dan Bartlett’s sudah di atas 0,5 dan signifikansi jauh dibawah 0,05

(30)

Sedangkan pada analisis Anti image matrices seluruh angka MSA pada anti image correlation yang bertanda a sudah berada diatas 0,5 yaitu untuk

variabel Zscore(Manusia) 0,813a, variabel Zscore(kendaraan) 0,834a, variabel

Zscore(Produk) 0,810a, variabel Zscore(Orderan) 0,760a, variabel Zscore(Waktu) 0,797a, variabel Zscore(Infrastruktur) 0,761a, variabel Zscore(Harga) 0,776a, dan variabel Zscore(Biaya) 0,784a, itu berati semua variabel yang ada layak untuk dianalisis lebih lanjut.

4. Tahap keempat

Tahap keempat adalah melakukan proses Faktoring dan rotasi, dimana melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu faktor atau lebih , hasilnya dapat dilihat pda tabel 4.11, tabel 4.12, tabel 4.13, tabel 4.14

Tabel 4.11 Communalities

(31)

Pada tabel Communalities menunjukkan seberapa banyak jumlah varians pada setiap variabel, dimana untuk variabel Manusia angka extraksi sebesar 0,665 itu berarti jumlah varians variabel manusia sebesar 66,5%, variabel Kendaraan angka extraksi sebesar 0,720 itu berarti jumlah varians variabel Kendaraan sebesar 72,0%, variabel Produk angka extraksi sebesar 0,792 itu berarti jumlah varians variabel Produk sebesar 79,2%, variabel Orderan angka extraksi sebesar 0,584 itu berarti jumlah varians variabel Orderan sebesar 58,4%, variabel Waktu angka extraction sebesar 0,76 itu berarti jumlah varians variabel Waktu sebesar 71,6%, variabel Infrastruktur angka extraction sebesar 0,297 itu berarti jumlah varians Variabel infrastruktur sebesar 29,7%, variabel Harga angka extraction sebesar 0,719 itu berarti jumlah varians variabel Harga sebesar 71,9%, variabel Biaya angka extraction sebesar 0,563 itu berarti jumlah varians variabel Biaya sebesar 56,3%. Jadi semakin besar varians suatu variabel maka semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk.

Tabel 4.12 Total Variance Explained

(32)

Pada Total Variance explained ada 8 variabel yang dimasukkan dalam analisis faktor yaitu Manusia, Kendaraan, Produk, Orderan, Waktu, Infrastruktur, Harga, Biaya, dengan masing-masing variabel mempunyai 1 varians sehingga total varians adalah 8.

Pada total dari initial eigenvalues, dimana jumlah angka total pada initial eigenvalues harus sama dengan total varians yang ada. Sedangkan untuk

susunan total dari initial eigenvalues diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil, dengan kriteria bahwa angka total pada initial eigenvalues dibawah 1 tidak digunakan dalam menghitung jumlah factor yang terbentuk.

Dari analisis yang dilakukan terlihat bahwa hanya ada 2 (dua) faktor yang terbentuk karena hanya 2 faktor yang angka total pada initial eigenvalues diatas angka 1

Tabel 4.13 Component Matrixa

(33)

Pada Component Matrixa semua variabel yang ada masuk kedalam 2 (dua)

faktor yang terbentuk, kemudian setiap variabel dinilai sesuai dengan perbandingan korelasinya sehingga dapat diketahui variabel-variabel yang ada akan masuk kedalam faktor yang mana. Untuk korelasi yang berada diatas 0,5 dinyatakan kuat sedangkan untuk korelasi yang dibawah 0,5 dinyatakan lemah. Karena variabel diatas ada yang korelasinya sama-sama kuat yaitu variabel produk dan variabel waktu maka dilakukan proses rotasi agar semakin jelas perbedaan sebuah variabel yang akan dimasukkan pada faktor yang terbentuk.

Tabel 4.14 Rotated Component Matrixa

(34)

Setalah variabel yang ada dirotasi maka dapat ditentukan variabel-variabel yang ada akan masuk kefaktor yang mana, yaitu sebagai berikut:

• Variabel Manusia : variabel ini masuk ke dalam faktor 1, karena korelasinya paling besar berada pada faktor 1 yaitu 0,803

• Variabel Kendaraan : variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena korelasinya paling besar berada pada faktor 2 yaitu 0,626

• Variabel Produk : variabel ini masuk ke dalam faktor 1, karena korelasinya paling besar berada pada faktor 1 yaitu 0,879

• Variabel orderan : variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena korelasinya paling besar berada pada faktor 2 yaitu 0,588

• Variabel waktu : variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena korelasinya paling besr berada pada faktor 2 yaitu 0,846

• Variabel Infrastruktur : variabel ini masuk ke dalam faktor 1, karena kerelasinya paling besar berada pada faktor 1 yaitu 0,504

• Variabel Harga : variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena korelasinya paling besar berada pada faktor 2 yaitu 0,803

• Variabel Biaya : variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena korelasinya paling besar berada pada faktor 2 yaitu 0,534

Dengan demikian, delapan variabel yang ada telah direduksi ke dalam 2 faktor yaitu:

• Faktor 1 terdiri atas variabel Manusia, Produk, dan infrastriktur

• Faktor 2 terdiri dari variabel Kendaraan, Orderan, Waktu, Harga, dan Biaya

(35)

Jadi dari 8 variabel yang diteliti, dengan proses faktoring atau analisis faktor menghasilkan 2 faktor, dimana untuk faktor 1 terdiri atas variabel Manusia, Produk, Infrastruktur, faktor tersebut diberi nama faktor Pendukung, sedangkan untuk faktor 2 terdiri atas variabel Kendaraan, Orderan, Waktu, Harga, dan Biaya, faktor tersebut diberi nama faktor Internal. Hal ini berarti keterlambatan pendistribusian barang Pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri disebabkan oleh faktor Pendukung dan faktor Internal.

4.6 Optimalisasi Sistem Pendistribusan Barang Pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri

CV. Terlaksana Sukses Mandiri memiliki wilayah penjualan mencangkup seluruh wilayah III kota Cirebon yang terbagi atas Kota Madya dan Kabupaten. Dalam melaksanakan sistem pendistribusian masih belum optimal dan pembuatan peta kerja yang masih belum detail, sehingga memungkinkan adanya outlet-outlet yang tidak terjangkau oleh CV. Terlaksana Sukses Mandiri serta masih belum adanya peta kerja yang teratur sehingga berakibat meningkatkan biaya pendistribusian dan membuang waktu. Selain itu rute kunjungan yang dimiliki CV. Terlaksana Sukses Mandiri masih belum efektif. Oleh karena itu penulis ingin menjelaskan bagaimana cara mengoptimalkan sistem distribusi pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri

Untuk mengoptimalkan sistem Distribusi pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri dilakukan dengan cara Pemaksimalan wilayah penjualan, dimana melakukan penjualan dengan cara merangkul semua pelanggan secara detail

(36)

dan membuat peta kerja yang detail sehingga tim penjual bisa menguasai seluruh wilayah yang ada. Dengan cara menjangkau semua outlet maka bisa memaksimalkan pendistribusian barang dan melakukan pembagian wilayah kerja sesuai dengan kemampuan tim penjualnya dengan begitu sistem pendistribusian pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri bisa optimal selain itu untuk memaksimalkan wilayah penjualaan dapat dilakaukan dengan cara menerapkan konsep SCP ( Spreanding, Coverage, Penetration). Konsep SCP ini dapat membantu mengelola wilayah penjualan secara lebih detail.

1. Konsep yang pertama adalah Spreading, yaitu seorang tim penjual sebaiknya mendalami dan mengetahui luas wilayah penjualan yang sudah diserahkan untuk dikerjakan, ia harus mengetahui batasan-batasan wilayah yang ada serta wilayah-wilayah yang merupakan area berpotensi. Dengan mengetahui wilayah secara detail, maka ia akan menemukan banyaknya pelanggan dalam wilayah yang dikuasainya. 2. Konsep yang kedua adalah Coverage yaitu seorang tim penjual akan

mengetahui siapa dan dimana saja pelanggan yang ada di wilayahnya, dengan begitu secara tidak langsung tim penjual sudah menguasai Coverage. Yang dimana tim penjual sudah mengetahui banyaknnya

toko atau pelanggan di wilayah penjualannya. Dengan adanya pengetahuan akan batas-batas wilayah dan banyaknya pelanggan yang ada di wilayah penjualan akan menentukan berapa banyak penjualan yang dapat dilakukan oleh seorang tim penjual. Akan tetapi bila seorang tim penjual buta akan batasan-batasan wilayah dan pelanggan

(37)

yang ada di wilayah penjualannya, maka akan berdampak pada kehilangaan pelanggan.

3. Konsep ketiga adalah Penetration yaitu seorang tim penjual harus mengetahui jumlah produk akan di distribusikan sehingga banyaknya produk yang ada di outlet merupakan peluang penjualan. Semakin banyak ragam produk yang dipenetrasikan maka akan memberikan peluang penjualan yang lebih banyak.

Selain menerapkan konsep SCP untuk memaksimalkan wilayah penjualan juga diperlukan pembuatan jadwal kerja yang disesuaikan dengan wilayah penjualan seorang tim penjual. Jadwal kunjungan seorang tim penjual selalu akan berhubungan dengan biaya bahan bakar, biaya parkir dan biaya servis kendaraan, rute kunjungan yang dibuat tidak efektif akan menyebabkan pemborosan ongkos dan pemborosan waktu. Jadi untuk memaksimalkan wilayah penjualan perlu dibuat juga rute kunjugan yang baik yaitu dengan cara melakukan pemetaaan berdasarkan wilayah kemudian melakukan pemetaan yang lebih kecil berdasarkan jalan-jalan yang ada. Pembuatan rute berdasarakn jalan-jalan yang ada dimaksudkan agar seorang tim penjual tidak melewatkan setiap toko yang ada disepanjang jalan rute kunjungannya. Rute kunjugan dikerjakan melingkar seperti bola dengan tujuan agar tim penjual tidak akan mengulangi wilayah yang sudah terlewati. Untuk pola rute kunjungan yang baik dapat di lihat pada gambar 4.13 sebagai berikut :

(38)

Gambar 4.13 Rute Kujungan yang Baik

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011

Pembuatan rute kunjugan yang baik memiliki beberapa manfaat yaitu sebagai berikut:

1. Pelanggan bisa memastikan kedatangan rutin seorang tim penjual sehingga pembelian produk ketika seorang tim penjual datang bisa diperkirakan.

2. Seorang tim penjual bisa selalu mengingatkan kepada pelanggan bahwa selain menjual ia juga datang untuk menagih utang.

3. Memudahkan tim delivery untuk mengirim produk sesuai jadwal.

4. Tidak adanya pengulangan ke lokasi yang sama sehingga bisa menghemat waktu.

(39)

5. Mengantisipasi masuknya seorang tim penjual pesaing agar tidak masuk dijam yang bersamaan.

Berikut ini merupakan pembagian wilayah dan rute kunjungan yang ada pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri:

• Pembagian wilayah yang ada pada CV. Terlaksana Sukses Mandri dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini :

Tabel 4.15 Pembagian Wilayah Tim Penjual

No Distributor Tim Penjual Area

1 CV.TSM Saudi Cirebon Kota

2 CV.TSM Kastolani Kuningan Kota

3 CV.TSM Ade Suharto Mertapada,Cipeujeuh,Karang

Sembung,Sumber,Beber,Jagasatru,Kesambi

4 CV.TSM Adiyanto Klayan,Kanoman,Pasar Pagi,Pasar Gunung Sari,Pasar Drajat.

5 CV.TSM Nanang Cilimus,Sangkan Hurip,Kramat Mulya,Kadu

Gede,Darma,Mandi Rancang 6 CV.TSM Irfan Ancara,Jalan Siliwangi,Ciawi,Gebang,Luragung,Cibingbin, Ciwaru 7 CV.TSM Solikin Gebang,Babakan,Pabuaran,Cilimus,Losari 8 CV.TSM Taryanto Mundu,Pasar Perumnas,Kanggraksan,Harjamukti, Kepongpongan

9 CV.TSM Revi Ismayanti Plered,Plumbon,Jamblang

10 CV.TSM Reo Kristi Outlet Moderen

(40)

• Rute kunjungan pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini:

Tabel 4.16 Rute Kunjungan Tim Penjual pada CV. Terlaksana Sukses mandiri

No Tim Penjual Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

I Kesepuhan Kesambi Pekalipan Siliwangi Gunung Sari

1 Saudi

II Jagasatru Parujakan Tentara Pelajar Vetran Winaon

I Penggung Samadikun Talang Suratno Bahagia

2 Kastolani

II Klayan Yos sudarso Villa Intan Pasuketan Karang Getas I Martapada Sembung Karang Kepompongan Pancuran Mundu 3 Ade Suharto

II Beber Majasem Bima Kartini Kedaung

I Diponegoro Wungkuk Lemah Gunung Jati Lapangan Udara Tanjung Kali 4 Adiyanto

II Kusnan Harja Mukti Pasar Pagi Dungur Dukuh Cideng

I Cikaso Gunung Kelapa PS.Darma Kadugede Cigugur

5 Nanang

II Padamenak Bojong Sukasari Terminal Cilimus PS Cilimus I PS. Ciawi Gebang Ciwaru PS. Cibingbin Cidahu PS. Ancaran 6 Irfan

II Lengkong JL. Ahmad Yani PS.Baru PS.Kepuh I PS.Kepuh II I PS.Losari Alun-alun Ciledug PS.Ciledug PS.Pabuaran Jatiseeng 7 Solikin

II Cukilak PS. Babakan Kalimoro Rawa Urip PS.Gebang

I Harjamukti PS. Ciperna PS. Mundu Dukuh Duwur Malabar 8

Taryanto

(41)

Tabel 4.16 Rute Kunjungan Tim Penjual pada CV. Terlaksana Sukses mandiri (Lanjutan)

I Manis Kidul Caracas Mandirancan Paniis Maleber

9 Ismayanti Revi

II Lawanggada Kesambi Dalam Bondet Suradinaya Sutawinangun

10 I Sedong Cipeujeuh Gambir Laya Wanasaba Bodelor

Reo Kristi

II Putat Kemantren Kudu Keras Karang Asem Waled

Sumber : Data Internal Perusahaan CV. Terlaksana Sukses Mandiri

Untuk memaksimalakan wilayah penjualan sebaiknya CV. Terlaksana Sukses Mandiri menerapkan konsep SCP kepada seluruh karyawannya, berikut penerapan konsep SCP pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri.

1. Konsep pertama yaitu S (Spreading) yang berarti bahwa setiap tim penjual harus tahu akan batasan – batasan wilayah penjualan yang telah di berikan CV. Terlaksana Sukses Mandiri. Dengan adanya pengetahuan tim penjual adanya batasan – batasan maka akan dapat memudahkan setiap tim penjual dalam mendistribusikan barang kepada setiap outlet – outlet yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini dapat di lakukan dengan cara pembagian wilayah untuk masing– masing seorang tim Penjual. Untuk pembagian wilayah pada CV.Terlaksana Sukses Mandiri ditata lebih baik dengan cara melakukan pengelempokan wilayah berdasarkan suatu area saja, yaitu dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini:

(42)

Tabel 4.17 Pembagian Wilayah Tim Penjual Yang Tertata

No Distributor Tim Penjual Area Wilayah

1 CV.TSM Saudi Cirebon Kota, Kesambi, JalanSiliwangi. Cirebon kota.

2 CV.TSM Kastolani

Pasar Jagasatru, Pasar Kanoman, Pasar Pagi, Pasar Gunung Sari, Pasar

Drajat.

Pasar yang berada di Cirebon.

3 CV.TSM Ade Suharto

Mertapada, Cipeujeuh, Karang Sembung, Pabuaran, Klayan, Mundu

Cirebon bagian timur.

4 CV.TSM Adiyanto

Kuningan Kota, Cilimus, Sangkan Hurip, Mandi

Rancang. Kota kuningan

5 CV.TSM Nanang Gebang, Babakan, Losari, Kepongpongan Cirebon bagian timur

6 CV.TSM Irfan Perumnas, Kanggraksan, Harjamukti

Cirebon bagian selatan

7 CV.TSM Solikin Kramat Mulya, Kadu

Gede,Darma Kabupaten cirebon

8 CV.TSM Taryanto Ancara, Ciawi, Luragung, Cibingbin, Ciwaru Kabupaten kuningan

9 CV.TSM Ismayanti Revi Sumber,Beber, Plered, Plumbon, Jamblang Cirebon bagian barat

10 CV.TSM Reo Kristi Outlet Moderen

Pasar moderan yang berada di

cirebon Sumber : Hasil Pengolahan Data,2011

2. Konsep kedua yaitu C (Coverage) yang berarti bahwa setiap tim penjual harus tau akan banyaknya konsumen yang berada pada wilayah penjualan yang di kuasainya. Dengan adanya pengetahuan tim penjual akan banyak konsumen maka akan dapat memudahkan tim penjual dalam menawarkan produk pada setiap outlet – outlet yang ada dengan

(43)

demikian akan dapat memaksimalkan wilayah penjualan yang telah di berikan CV. Terlaksana Sukses Mandiri kepada setiap tim penjual. Untuk mengetahui banyaknya konsumen pada suatu wilayah maka haruslah membuat rute kunjungan yang baik dan benar, untuk rute kunjungan sebaiknya rute kunjungan yang ada pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri dikerjakan melingkar seperti bola dengan tujuan agar tim penjual tidak akan mengulangi wilayah yang sudah terlewati, Serta berdasarkan pengelompokan wilayah yang sudah satu area. Rute kunjungan tim penjual yang tertata dengan rapi bisa dilihat pada tabel 4.18 berikut ini :

Tabel 4.18 Rute Kunjungan Tim Penjual Yang Tertata

No Tim

Penjual Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

I Gunung Sari Siliwangi Pekalipan Kesepuhan Kesambi

1 Saudi

II Vetran Parujakan Winaon Jagasatru Tentara Pelajar I Pasar Gunung Sari Kanoman Pasar Pasar Pagi Jagasatru Pasar Drajat Pasar 2 Kastolani

II PS.Losari PS.Ciledug PS.Gebang PS. Mundu Harjamukti PS.

I Mertapada Cipeujeuh Sembung Karang Pabuaran Mundu

3 Ade Suharto

(44)

Sumber : Hasil Pengolahan Data,2011

3. Konsep ketiga yaitu P (Penetration) yang berarti bahwa tim penjual harus dapat menguasai dan mengetahui produk – produk apa saja yang akan di tawarkan kepada setiap outlet – outlet yang ada di wilayah penjualan. Dengan adanya pengetahuan akan setiap produk yang akan di jual oleh tim penjual maka akan memudahkan setiap tim penjual dalam menawarkan setiap produk yang ada di wilayah penjualan. Tabel 4.18 Rute Kunjungan Tim Penjual Yang Tertata (Lanjutan)

I Cigugur Cikaso Sangkan Hurip Ciwaru Rancang Mandi 4 Adiyanto

II Cilimus PS Cilimus Terminal Cilimus Harja Mukti Gambir Laya

I Gebang Babakan Losari Kepongpongan Malabar

5 Nanang

II PS. Babakan Alun-alun Ciledug Padamenak Bojong Sukasari I Perumnas Kanggraksan Harjamukti Cidahu Duwur Dukuh 6 Irfan

II PS.Kepuh I PS.Kepuh II PS.Baru Lengkong JL. Ahmad Yani I Kramat Mulya Kadu Gede Darma PS.Pabuaran Jatiseeng 7 Solikin

II Pilang Perjuangan Kalimoro Rawa Urip Cukilak

I Ancara Ciawi Luragung Cibingbin Ciwaru

8 Taryanto

II Paniis Caracas Cendana Raya Kanggraksan Bima

I Sumber Beber Plered Plumbon Jamblang

9 Ismayanti Revi

II Lawanggada Kesambi Dalam Bondet Suradinaya Sutawinangun

I Cipeujeuh Mandirancan Sedong Wanasaba Bodelor

10 Reo Kristi

(45)

Dengan begitu akan dapat juga membantu dalam pengoptimalan wilayah penjualan tim penjual tersebut.

4.7 Implikasi Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa CV.Terlaksana Sukses Mandiri mempunyai permasalahan pada sistem distribusi barangnya sehingga mengakibatkan keterlambatan pendistribusian barangnya kepada outlet-outlet yang ada. Hal ini dapat terlihat dari pembagian wilayah tim penjual yang belum tertata dengan baik, dimana seorang tim penjual menangani dua wilayah yang memiliki jarak tempuh yang jauh sehingga dapat menyebabkan pemborosan waktu dan pemborosan biaya. Selain itu juga terlihat dari pola orderan yang terlalu rumit, sehingga membutuhkan waktu yang lama bagi konsumen untuk memesan barang. Serta sistem pembayaran tunai yang terlalu beresiko, dimana pembayaran tunai dilakukan kepada supir atau helper. Sedangkan faktor – faktor yang menjadi penghambat keterlambatan pada CV.Terlaksana Sukses Mandiri diketahui berdasarkan analisis dengan menggunakan analisis faktor yang menghasilkan 2 faktor yaitu faktor pendukung dan faktor internal sebagai penghambat kerterlambatan pendistribusian barang pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri. Faktor pendukung itu sendiri merupakan gabungan dari beberapa variabel yaitu variabel manusia, Produk, dan Infrastruktur, sedangkan faktor internal merupakan gabungan dari beberapa variabel lainnya yaitu variabel Orderan, Waktu, Kendaraan, Harga, dan Biaya. Untuk mengoptimalkan sistem distribusi pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri dilakukan dengan cara pemaksimalan wilayah penjualan dimana melakukan

(46)

penjualan dengan cara merangkul semua pelanggan secara detail dan membuat peta kerja yang detail sehingga tim penjual bisa menguasai seluruh wilayah penjualan yang ada. Sedangkan untuk memaksimalkan wialyah penjualan perusahaan dapat menerapkan konsep SCP (Spreading, Converage, Penetration) pada seluruh tim penjualnya, dimana semua tim penjual harus menguasai konsep SCP yang ada yaitu tim penjual harus mengetahui batasan-batasan wilayah

penjualan yang diberikan kepadanya, ini merupakan konsep S, sedangkan untuk konsep C tim penjual harus mengetahui akan banyaknya konsumen yang berada pada wilayah penjualan yang dikuasainya, serta konsep P yaitu tim penjual harus mengetahui dan menguasai produk-produk apa saja yang ditawarkan oleh perusahaan kepada Konsumen. Selain penerapan konsep SCP untuk memaksimalkan wilayah penjualan juga bisa dilakukan dengan cara pembuatan jadwal kerja yang disesuaikan dengan wilayah penjualan seorang tim penjual, dimana pembuatan jadwal kerja mencakup pembuatan rute kunjungan. Untuk pembuatan rute kunjungan seorang tim penjual sebaiknya dibuat berdasarkan pemetaaan berdasarkan wilayah penjualan seorang tim penjual , kemudian rute kunjungan dibuat melingkar seperti bola sehingga tim penjual tidak melewati wilayah yang sudah terlewati. Jadi dengan penerapan Konsep SCP dan pembuatan jadwal kerja serta rute kunjungan yang melingkar seperti bola akan dapat memaksimalkan wilayah penjualan yang ada pada CV.Terlaksana Sukses Mandiri, begitu juga dengan maksimalnya wilayah penjualan akan mengoptimalkan Sistem distribusi pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri.

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Terlaksana Sukses Mandiri
Tabel 4.1 Komposisi Responden
Tabel 4.2 Transformasi Data
Tabel 4.3 Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah fluktuasi kredit KUR yang telah disalurkan oleh Bank Rakyat Indonesia unit Baturetno selama

Anak-anak dan remaja dengan tinggi badan rendah atau tingkat pertumbuhan yang rendah, umur tulang melambat, kulit kering dan aspek lain terkait hipotiroidisme, bahkan tanpa

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa berdasarkan dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa Metode Altman memprediksi bahwa seluruh Perusahaan

Pri osebnih storitvah so ti standardi običajno povezani s karakteristikami, ki se nanašajo na: - obnašanje izvajalca storitve prijaznost, videz … - okolje hrup, vonj, čistoča …

Induktor toroid binokuler yang telah dibuat mampu bekerja dengan rangkaian boost converter pada mode kontinyu sampai pada level tegangan input 231 Vdc dan

Dalam Dalam penelitian Herwandi (21:2012) pada kegiatan konfimasi mencakup 4 indikator dalam observasi. Dalam hasil observasi tersebut menunjukkan kemampuan guru dalam

strategis penguatan perdamaian Aceh dan melanjutkan pelaksanaan program reintegrasi bagi mantan pasukan Gerakan Aceh Merdeka yang berkaitan dengan MoU Helsinki,

Komposisi hasil tangkapan (kg) pada bagan tancap setiap perlakuan lampu selama penelitian menunjukkan berturut-turut adalah lampu neon dengan jumlah hasil tangkapan total 761,4 kg