• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Geografi Penduduk

Menurut Nursid Sumaatmaja, (1988:52) secara garis besar, Geografi dapat diklasifikasikan menjadi tiga cabang, yaitu Geografi Fisik (physical Geography), Geogarfi manusia (Human Geography), dan Geografi Regional (Regional Geography). Dalam penelitian ini ruang lingkup yang digunakan yaitu Geografi Penduduk dan Demografi.

Geografi penduduk merupakan salah satu cabang dari Geografi Manusia yaitu mencakup aspek keruangan dan gejala-gejala yang terajadi di permukaan bumi, sebagai obyek pokoknya adalah manusia. Geografi Penduduk terdiri dari dua kata yaitu Geografi dan Penduduk.Wringley (1965) dalam Trisnaningsih (1998:3) berpendapat bahwa geografi adalah suatu disiplin yang berorientasikan kepada masalah dalam rangka interaksi dan interdependensi antara manusia dan lingkungannya.Penduduk (population), menurut Garnadi Prawirosudirdjo (1971) dalam Trisnaningsih (1998:3-4) adalah suatu kelompok organism yang terdiri dari individu-individu yang sejenis dan mendiami suatu daerah dengan batas-batas tertentu.Penduduk yang dimaksud adalah manusia. Selanjutnya pengertian Geografi Penduduk dalam arti garis besar yaitu bahwa :

(2)

“Geografi Penduduk adalah ilmu yang mempelajari sebaran dan dinamika penduduk di muka bumi dalam ruang dan waktu”.Penduduk atau manusia ini mempunyai tempat tinggal yang tersebar mengikuti kondisi fisiografis dan kondisi sosiogeografi yang ada.Di daerah-daerah yang subur dan menguntungkan dilihat dari ketersediaan sumber alamnya konsentarsi penduduk Nampak padat dan daerah-daerah yang kurang menguntungkan manusia tidak banyak dihuni manusia. Jadi dalam hal ini nampak jelas ada keterkaitan antara keadaan geografi dengan pola sebaran penduduk (Bintarto, 1998:5)”.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Geografi Penduduk adalah salah satu cabang ilmu Geografi yang mempelajari tentang persebaran penduduk yang ada di muka bumi berdasarkan unsur geografi, yang kajian utamanya yaitu masalah kependudukan dengan sasaran studi fertilitas, mortalitas, mobilitas, urbanisasi, harapan hidup, beban tanggungan, sebaran penduduk, dan kepadatan penduduk .

2. Migrasi Penduduk

a) Pengertian Migrasi

Setiap wilayah di muka bumi tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan masing-masing wilayah memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang jumlahnya tak sama. Perbedaan inilah yang menyebabkan sebaran penduduk di muka bumi tidak merata. Migrasi merupakan salah satu dari ketiga faktor dasar yang menyebabkan perubahan atau dinamika jumlah penduduk di suatu wilayah.Sedangkan faktor lainnya yaitu kelahiran (fertilitas) dan kematian (mortalitas). Apabila semakin banyak jumlah migrasi yang masuk ke suatu wilayah, maka akan semakin brertambah jumlah penduduk di daerah tersebut.

Begitu juga sebaliknya, semakin banyak jumlah migrasi keluar dari suatu daerah, akan mengurangi jumlah penduduk di wilayah tersebut.

(3)

Menurut Kartomo Wirosuhardjo (2007:114) mengemukakan bahwa: migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Ada dua dimensi penting yang perlu ditinjau dalam penelaahan migrasi yaitu dimensi waktu dan dimensi daerah. Untuk dimensi waktu, ukuran yang pasti tidak ada karena sulit menentukan beberapa lama seseorang pindah tempat tinggal untuk dianggap sebagai migran, tetapi biasanya digunakan definisi yang ditentukan dalam sensus penduduk . Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa migrasi adalah suatu bentuk gerak penduduk geografis, spasial atau teritorial yang melibatkan perubahan tempat tinggal yaitu dari tempat asal ke tempat tujuan (Said Rusli, 1996:136).

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain, baik antar negara maupun dalam satu negara dengan tujuan untuk menetap dalam kurun waktu yang tidak dapat ditentukan, akan tetapi dapat ditentukan dalam sensus penduduk. Selain itu, migrasi juga dapat diartikan sebagai perubahan tempat tinggal dari daerah asal ke daerah tujuan.

b) Teori Migrasi

Menurut teori migrasi yang dikemukakan oleh Everett S. Lee (1976) dalam tulisannya yang berjudul A Theory of Migration dalam Mantra (2003:180) mengemukakan bahwa :

(4)

“volume migrasi di suatu wilayah berkembang sesuai dengan keanekaragaman daerah wilayah tersebut. Di daerah asal dan daerah tujuan ada faktor-faktor positif (+), negatif (-), dan ada pula faktor-faktor netral (0).Faktor positif adalah faktor yang memberikan keuntungna kalau bertempat tinggal di daerah itu, misalnya di daerah tersebut terdapat sekolah, kesempatan kerja, dan iklim yang baik.Faktor negatif adalah faktor yang memberikan nilai negatif pada daerah yang bersangkutan sehingga seseorang ingin pindah dari tempat tersebut karena kebutuhan tertentu tidak terpenuhi. Perbedaan nilai kumulatif antara kedua tempat tersebut cenderung menimbulkan arus migrasi penduduk ”.

2. Rintangan antara (Intervening obstacles)

1. Daerah asal 4. Individu 3. Daerah tujuan Gambar 1. Gambar teori menurut Lee

Keterangan :

+ = faktor dimana kebutuhan dapat terpenuhi - = faktor dimana kebutuhan tidak dapat terpenuhi 0 = faktor netral

Selanjutnya Lee menambahkan bahwa besar kecilnya arus migrasi juga dipengaruhi oleh rintangan antara, misalnya berupa ongkos pindah yang tinggi, topografi antara daerah asal dengan daerah tujuan berbukit-bukit, dan terbatasnya sarana transportasi atau pajak masuk ke daerah tujuan tinggi.Faktor yang tidak kalah pentingnya adalah faktor individu karena migran tersebutlah yang menilai positif dan negatifnya suatu daerah ini atau tidak. Kalau pindah, daerah mana yang akan dituju. Menurut Lee proses migrasi itu dipengaruhi oleh empat faktor :

1. Faktor individu

2. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal 3. Faktor-faktor yang terdapat didaerah tujuan

4. Rintangan antara di daerah asal dengan daerah tujuan + - + -

-- + - + + - +

+ - + - -- + - +

+ - +

(5)

c) Jenis-jenis Migrasi

Adanya peningkatan jumlah penduduk pada suatu tempat tidak hanya disebabkan oleh jumlah kelahiran saja, akan tetapi dapat disebabkan oleh semakin banyaknya penduduk yang melakukan migrasi secara umum lebih besar migrasi masuk daripada migrasi keluar. Migrasi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk di suatu wilayah. Oleh karena itu, berikut ini macam-macam migrasi yang diungkapkan oleh R. Bintarto (1998:50), yaitu : (1) Migran Masuk (In Migration)

Masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (Area Of Destination).

(2) Migrasi Keluar (Out Migration)

Perpindahasn penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin).

(3) Migrasi Neto (Net Migration)

migrasi neto ini merupakan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar.

Apabila migrasi yang masuk lebih besar dari pada migrasi yang keluar maka disebut migrasi neto positif, sedangkan jika migrasi masuk maka disebut migrasi neto negatif.

(4) Migrasi Bruto (Gross Migration)

Jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.

(5) Migrasi Total (Total Migration)

Migrasi total adalah seluruh kejadian migrasi mencakup migrasi semasa hidup (Life Time Migration) dan migrasi pulang (Return Migration). Migrasi total adalah semua yang pernah pindah.

(6) Migrasi International (International Migration)

Migrasi international merupakan perpindahan penduiduk dari suau negara ke negara lain. Imigrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatu negara disebut imigrasi (Imigration), sedangkan sebaliknya jika migrasi itu merupakan keluarnya penduduk dari suatu negara disebut emigrasi (Emigration).

(7) Migrasi Semasa Hidup (Life Time Migration)

Migarsi ini adalah berdasarkan tempat kelahiran.Migrasi semasa hidup adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah kelahirannya.

(8) Migrasi Parsial (Parsial Migration)

Migrasi yang terjadi antara dua daerah saja.

(9) Transmigrasi (Transmigration)

(6)

Transmigrasi merupakan salah satu bagian dari migrasi. Transmigrasi adalah perpindahan dan/ kepindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap di daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang- undang.

Migrasi yang terdapat di dalam penelitian ini adalah jenis migrasi masuk (in migration) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan, artinya

terjadi pergerakan penduduk menuju daerah baru. Maka masuknya migrasiSuku Banten ke Kota Bandar Lampung tepatnya di Kecamatan Tanjungkarang Barat Kelurahan Sukajawa yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan jenis migrasi semasa hidup (Life Time Migration) mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah kelahirannya.

3. Faktor-Faktor Penyebab Migrasi

Pada dasarnya terjadinya migrasi (perpindahan) penduduk disebabkan karena adanya faktor pendorong dari daerah asal dan faktor penarik dari daerah tujuan.

Adanya proses pembangunan yang terjadi di perkotaan menyebabkan kota menjadi tumbuh berkembang pesat. Sehingga menarik minat seseorang untuk melakukan migrasi, karena kota adalah salah satu daya tarik yang paling utama dalam terjadinya proses migrasi di suatau wilayah. Maka, untuk lebih jelasnya berikut ini faktor-faktor pendorong dan penarik yang dikemukakan oleh para ahli antara lain :

Menurut Sans Hutabarat (1985:38) mengemukakan bahwa :

Terjadinya migrasi dapat atau dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut : a. Faktor-faktor pribadi atau keluarga di daerah asal, yaitu :

1. Rasa tidak puas, tidak senang, tidak cocok.

(7)

2. Tekanan-tekanan atau ketidaktenangan.

3. Keinginan merubah cara hidup.

4. Cita-cita dan harapan masa depan yang lebih baik bagi pribadi atau keluarga.

5. Keadaan sehat pribadi atau keluarga.

6. Keinginan mengikuti keluarga yang pindah atau yang sudah berada di tempat tujuan.

b. Faktor-faktor di luar pribadi atau keluarga di daerah asal, antar lain : 1. Konflik-konflik sosial.

2. Berkurangnya sumber-sumber usaha dan sempitnya lapangan usaha.

3. Lingkungan alam yang kurang membantu, bahkan dapat membahayakan.

4. Kurangnya kemudahan-kemudahan yang diperoleh.

c. Faktor-faktor yang terdapat didaerah tujuan, yaitu :

1. Harapan kehidupan pribadi atau keluarga yang lebih tenang.

2. Kesempatan berusaha lebih baik atau sesuai.

3. Kesempatan peningkatan karier maupun pendidikan anak.

4. Daya tarik cara hidup di daerah tujuan 5. Adanya kemudahan yang diperoleh.

d. Faktor-faktor yang merupakan kemudahan-kemudahan dalam gerak perindahan dan ini meliputi :

1. Kelancaran dalam urusan perpindahan dari daerah asal dan urusan untuk menetap di daerah tujuan.

2. Kemudahan dalam hal transportasi baik alat pengangkutannya maupun biaya angkutannya.

3. Kebijakan-kebijakan pemerintah maupun non pemerintah dalam membantu melancarkan proses perpindahan.

Selain dari pendapat di atas menurut Rozy Munir dalam Kartomo Wirosuhardjo (2007:118) adapun faktor-faktor yang menyebabkan penduduk meninggalkan daerah asal dan menetap di daerah tujuan, karena adanya faktor pedorong dari daerah asal dan faktor penarik dari daerah tujuan yang menyebabkan terjadinya migrasi antara lain :

Faktor-faktor pendorong migrasi misalnya :

1. Makin berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian.

(8)

Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya di pedesaan) akibat masuknya teknologi yang menggunakan mesin-mesin (capital intensive).

2. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, Suku di daerah asal.

3. Tidak cocok lagi dengan adat/budaya/kepercayaan di tempat asal.

4. Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa mengembangkan karir pribadi.

5. Bencana alam baik banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.

Faktor-faktor penarik migrasi antara lain :

1. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan yang cocok.

2. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik.

3. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.

4. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan lainnya.

5. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung.

6. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik dari orang-orang dari desa atau kota kecil.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulannya bahwa tujuan penduduk bermigrasi adalah salah satu bentuk usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan taraf hidupnya agar menjadi lebih baik. Menurut Todaro (1976) dalam Aris Ananta (1993:139) berpendapat migrasi terjadi melalui keputusan rasional untuk memaksimumkan penghasilan di masa depan. Dengan demikian dari pendapat tersebut, maksud dari mengadakan perpindahan (migrasi) yaitu agar penduduk memiliki harapan akan peningkatan kualitas hidup terutama pada bidang ekonomi, dengan cara mensejahterakan kehidupan keluarganya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sehingga pertimbangan untuk melakukan migrasi didasari oleh adanya keinginan agar mendapatkan penghasilan yang lebih baik dari daerah asalnya.

(9)

4. Kurangnya Lapangan Usaha di Daerah Asal

Adanya migrasi yang dilakukanSuku Banten yaitu kurangnya lapangan usaha menyebabakan sempitnya lapangan pekerjaan di daerah asal merupakan faktor pendorongSuku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rozy Munir (1981) dalam Kartomo Wirosuhardjo (2000:122) mengemukakakn bahwa :

“Lapangan pekerjaan atau terbatasnya kesempatan kerja pada suatu daerah disebabkan oleh besarnya jumlah penduduk pada daerah tesebut yang mencari pekerjaan sedangkan lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki terbatas, hal ini mendorong penduduk pada daerah tersebut untuk mencari pekerjaan di daerah lain yang memungkinkan mereka untuk bekerja atau memasuki lapangan pekerjaan”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat diketahui bahwa kurangnya lapangan usahadi daerah asal, karena semakin bertambahnya jumlah penduduk. Sehingga semakin kurangnya lapangan usaha sebagai salah satu faktor pendorong penduduk untuk bermigrasi di daerah yang masih tersedia peluang usaha yang luas.

Sehingga mendapatkan kesempatan kerja di daerah tujuan untuk memperbaiki perekonomian keluarganya.

5. Memperoleh Pendapatan yang Rendah di Daerah Asal

Migrasi suatu penduduk dapat terjadi sebab memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal artinya secara materiil tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.

Oleh karena itu, pendapatan yang rendah merupakan daya dorong yang mempengaruhi penduduk Suku Banten melakukan migrasi (perpindahan) ke daerah lain yang memberikan pendapatan yang lebih baik. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Calvin G (1985:121) menyatakan bahwa penduduk yang berpendapatan rendah akan bersifat mobil atau melakukan perpindahan yang

(10)

bersifat permanen sehingga terjadi perubahan tempat tinggal. Selanjutnya Revenstein dalam David Lucas MC Donald (1985:109) berpendapat bahwa arus- arus migrasi dalam negeri menunjukkan bahwa penduduk pindah dari wilayah yang dirasakan kurang menguntungkan dari keadaan ekonomi merupakan sebab utama terjadinya migrasi dan pada umumnya penduduk bermigrasi dari daerah- daerah miskin ke daerah yang kaya.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat diketahui bahwa keadaan ekonomi merupakan penyebab utama bagi penduduk meninggalkan daerah asal ke daerah yang lebih menguntungkan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.Hal ini disebabkan karena kurangnya penambahan kesempatan kerja dan peningkatan produktivitas kerja. Sehingga akan memungkinkan menjadi alasan bagi penduduk untuk bermigrasi ke luar daerah. Tingkat pendapatan tersebut dapat dilihat berdasarkan penghasilan yang diperoleh kepala keluarga perbulan.

6. Lokasi Daerah Tujuan yang Mudah di Jangkau

Lokasi suatu tempat yang mudah dijangkau merupakan salah satu faktor penarik penduduk Suku Banten migrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat yang letaknya dekat dengan pusat Kota Bandar Lampung.Sebagaimana Nursid Sumaatmadja (1988:118) mengemukakan bahwa:

lokasi dalam ruang, dapat dibedakan antara lokasi absolut dan lokasi relatip.

Lokasi absolut suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi yang berkenaan dengan posisinya menurut garis lintang dan garis bujur atau berdasarkan jaring- jaring derajat.

(11)

Selanjutnya Nursid Sumaatmadja (1988:119) mengemukakan bahwa :

Lokasi relatip suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi tempat atau wilayah yang bersangkutan berkenaan dengan hubungan tempat atau wilayah itu dengan faktor alam atau budaya yang ada di sekitarnya.

Berdasarkan pendapat di atas, dengan melihat lokasi absolut suatu wilayah dapat diketahui posisi dan iklim wilayah tersebut.Lokasi absolut suatu wilayah dapat dilihat pada peta ataupun globe. Maka dapat diketahui bahwa keberadaan lokasi suatu wilayah menunjukkan posisinya dengan tempat-tempat lainnya.Sehingga lokasi merupakan salah satu unsur penting yang mempengaruhi penduduk Suku Banten dalam memilih lokasi untuk bermigrasi karena lokasi berkaitan dengan keadaan disekitarnya yang dapat memberikan keuntungan atau kerugian bagi kehidupannya. Jika suatu wilayah tidak dapat memberikan keuntungan, maka manusia akan berpindah tempat untuk mencari tempat yang dapat memberi keuntungan.

Adanya kecenderungan penduduk untuk memilih bermigrasi ke wilayah yang strategis yaitu daerah yang mudah dijangkau dari semua tempat.Sehingga keterkaiatan keruangan suatu wilayah menjadi hal utama dalam menentukan lokasi tempat bermukim sebab kawasan pemukiman yang ramai dengan kegiatan perekonomian menjadi pilihan tempat bermukim migran Suku Banten.

7. Harapan Kehidupan Ekonomi yang Lebih Baik di Daerah Tujuan

Harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan merupakan salah satu faktor penarik yang berasal dari pribadi seseorang dalam mengambil

(12)

keputusan untuk bermigrasi ke suatu tempat yang menjadi tujuannya.Sebagaimana yang dijelaskan dalam Mantra (1985:308) mengemukakan bahwa pertimbangan awal sebelum pindah telah difikirkan secara hati-hati, baru mereka berani memutuskan untuk mengadakan perpindahan atau migrasi, sudah tentu pertimbangan itu ialah untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.Seperti Menurut Mantra dalam Aris Ananta (1993:141) mengemukakan bahwa:

Setiap individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi dan aspirasi-aspirasi yang ingin dicapai. Apabila kebutuhan-kebutuhan atau aspirasi tersebut tidak dapat dipenuhi atau dicapai dengan tetap tinggal di daerahnya yang sekarang, individu tersebut kemungkinan akan melakukan migrasi ke daerah lain untuk dapat memenuhi atau mencapai kebutuhan aspirasinya.

Selanjutnya Michael P. Todaro (1987:266) mengemukakan bahwa :

Para migran diasumsikan akan tanggap terhadap adanya perbedaan penghasilan yang diharapkan (expected incomes), maka ketidakseimbangan kesempatan ekonomi antara sektor perkotaan dan pedesaan sangat penting untuk dikurangi.

Membiarkan tingkat upah di daerah perkotaan meningkat lebih cepat daripada rata-rata pendapatan akan merangsang terus berlanjutnya migrasi.

Berdasarkan dari pendapat di atas, bahwa harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan adalah salah satu tujuan seseorang untuk melakukan migrasi.

8. Kemudahan Mendapatkan Kesempatan Kerja di Daerah Tujuan

Kemudahan mendapatkan kesempatan kerja merupakan alasan pekerjaan yang sangat berperan dalam bermigrasinya suatu penduduk. Karena keputusan untuk

(13)

bermigrasi adalah untuk meningkatkan taraf hidupnya di daerah tujuan yang dapat memberikan kesempatan kerja. Masri Singarimbun (1981:78) mengemukakan bahwa:

“…Tidak diragukan lagi perpindahan penduduk sering merupakan rekasi terhadap faktor-faktor ekonomi, seperti adanya kesempatan pekerjaan yang lebih baik”.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Rozy Munir (1981) dalam Kartomo Wirosuhardjo (2000:120) yang menyatakan bahwa faktor penarik penduduk bermigrasi antara lain memasuki lapangan pekerjaan yang cocok, kesempatan mendapatkan pekerjan yang lebih tinggi, keadaan hidup yang menyenangkan sebagai daya tarik penduduk untuk bermigrasi.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa alasan pekerjaan merupakan salah satu faktor penarik yang menyebabkan penduduk bermigrasi ke suatu daerah, yang bertujaun untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan meningkatkan taraf hidupnya agar di daerah tujuan. Sehingga daya tarik inilah yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kota Bandar Lampung tepatnya Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat.

9. Adanya Ajakan dari Teman atau Saudara di Daerah Tujuan

Adanya ajakan dari teman atau saudara merupakan faktor penarik yang menyebabakan penduduk melakukan migrasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteran hidupnya dan memperbaiki kualitas taraf hidupnya. Karena informasi yang diperoleh dari teman atau saudara merupakan sumber informasi yang menarik penduduk Suku Banten bermigrasi.Sehingga para migran cenderung

(14)

memilih daerah tempat teman atau saudara yang bertempat tinggal di daerah tujuan. Menurut Mabogunje dalam Trisnaningsih (1998:87) menyatakan bahwa : Kontribusi migran baru berasal dari desa atau daerah yang sama dengan mereka, terutama pada tahap-tahap awal mekanisme penyesuaian diri terhadap daerah tujuan. Dengan proses migrasi berantai ini, maka makin lama jumlah migran ke wilayah tujuan akan meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa faktor penarik penduduk melakukanmigrasi karena adanya informasi dari teman atau saudara yang berada di daerah tujuan. Jadi, migrasi penduduk dapat terjadi karena adanya keberhasilan teman atau saudara di daerah tujuan, kemudian mereka mengajak teman atau saudara yang ada di daerah asal agar melakukan migrasi, sehingga timbullaharus migrasi yang menarik terjadinya proses migrasi.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka migrasi dapat diartikan sebagai proses perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain untuk menetap secara permanen maupun tidak permanen yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya di masa yang akan datang. Adanya faktor- faktor pendorong dari daerah asal dan penarik dari daerah tujuan merupakan penyebab penduduk untuk bermigrasi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis mengacu pada teori Everett S. Lee bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan untuk melakukan migrasi antara lain: (1). Faktor individu merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan migran terhadap penilaian di daerah asal maupun tujuan yang akan memberikan nilai positif atau negatif bila melakukan migrasi, (2). Faktor-faktor

(15)

yang terdapat di daerah asal, merupakan faktor yang mendorong migran untuk bermigrasi karena di daerah asal perekonomian keluarga tidak mengalami perkembangan, sehingga kebutuhan hidup tidak dapat terpenuhi, (3). Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan, merupakan faktor penarik menjadi nilai positif bagi migran yang ingin bermigrasi ke suatu daerah baru, yaitu harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik, kemudahan mendapatkan kesempatan kerja. Untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga agar kebutuhan hidup dapat terpenuhi dengan mendapatkan pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan. (4). Rintangan antara di daerah asal dan di daerah tujuan, merupakan faktor yang ikut mempengaruhi arus migrasi seseorang yaitu dengan pertimbangan aksesbilitas di daerah asal maupun tujuan yang berhubungan dengan keterjangkuan tempat dan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Maka dapat dibuat kerangka pikir sebagai berikut:

yang mempengaruhi migrasi

yang terpengaruh migrasi

Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir Faktor pendorong terjadinya migrasi :

1. Kurangnya lapangan usaha di daerah asal.

2. Memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal .

Faktor penarik terjadinya migrasi : 1. Lokasi daerah tujuan yang mudah

dijangkau.

2. Harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik.

3. Kemudahan mendapatkan kesempatan kerja.

4. Adanya ajakan dari teman atau saudara

Penduduk Suku Banten yang Bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan

Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung

(16)

C. Hipotesis

Menurut Sugiyono, (2010:96) Hipotesis merrupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung disebabkan kurangnya lapangan usaha di daerah asal sebagai faktor pendorong.

2. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung disebabkan memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal sebagai faktor pendorong.

3. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tertarik oleh lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau sebagai faktor penarik.

4. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung disebabkan oleh harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan sebagai faktor penarik.

5. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tertarik oleh kemudahan mendapatkan kesempatan kerja di daerah tujuan sebagai faktor penarik.

6. Penduduk Suku Banten ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tertarik oleh adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan sebagai faktor penarik.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis, implementasi dan pengujian pada penelitian ini, maka dapat diambil simpulan bahwa aplikasi Documents Similarity Measure yang dikembangkan

di bidang Ushul Fikih, melainkan ia justru dianggap berperan penting dalam mengembangkan pemikiran konsep atau t eor i m ashl ahah menjadi jamak dig unakan, sebag aimana

Sensor load cell bekerja jika bagian lain yang lebih elastik mendapat tekanan, maka pada sisi lain akan mengalami perubahan regangan yang sesuai dengan

pertumbuhan tanaman kacang tunggak sangat menunjang hama untuk menyerang, selama penelitian berlangsung tanaman masih berada pada stadia pertumbuhan vegetatif untuk masuk

Sedangkan untuk faktor pencetusnya juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 6% untuk kasus hipertensi (hipertensi esensial maupun hipertensi

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas antioksidan ekstrak daun Libo dari berbagai metode ekstraksi yaitu maserasi (cara dingin) dan refluktasi (cara panas)..

Guru yang juga merupakan peneliti menjalankan tugas sebagai penilai sementara siswa yang lain diberi kebebasan untuk memberikan apresiasi sastra geguritan dengan memilih salah

Dalam Undang-Undang Merek telah diatur secara preventif diberikan dalam Pasal 6 yang menyatakan bahwa permohonan pendaftaran merek harus ditolak oleh Direktorat Jenderal