• Tidak ada hasil yang ditemukan

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IAIN SYEKH NURJATI CIREBON 2013"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Keterampilan Membaca, Menyimak, Berbicara dan Menulis

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu : Indrya Mulyaningsih,M.Pd

Vivi Fitri F (14121520527)

Kelas/ Semester : Matematika C/ II

FAKULTAS TARBIYAH

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON 2013

Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon - Jawa Barat 45132 Telp : (0231) 481264 Faxs : (0231) 489926

(2)

Keterampilan Membaca, Menyimak, Berbicara Dan Menulis I. Keterampilan membaca

Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari suatu yang ditulis dengan melibatkan simbol yang menyusun sebuah bahasa.

Jenis-jenis membaca berdasarkan cara atau tekniknya:

1. Membaca cepat, teknik membaca untuk membaca efektif dimana dengan memindahkan pandangan mata secara cepat, kata demi kata, frase demi frase atau baris demi baris. Membaca cepat bertujuan untuk memaham bacaan dengan cepat.

Teknik membaca cepat yaitu:

 Tidak mengulang bacaan.

 Konsentrasi.

 Tidak bersuara dan bibir tidak bergerak.

 Perluas jangkauan mata ketika membaca atau memilih kata yang tidak penting untuk di baca.

2. Membaca sekilas (skimming), yaitu cara membaca untuk membaca bacaan yang ringan yang bertujuan untuk menemukan informasi yang di perlukan. Teknik membaca sekilas adalah membaca sekilas pada bagian teks terutama judul, daftar isi, kata pengantar, dan indeks. Cara membaca cepat adalah :

Baca judul → baca kepala berita → mencari yang penting → mulai membaca

3. Membaca memindai (scaning), yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca yang lain kecuali membaca masalah yang dibutuhkan. Contoh membaca memindai adalah ketika membaca nomor telefon.

4. Membaca intensif, bertujuan untuk mencari informasi yang besifat detail seperti membaca yang digunakan untuk bahan diskusi. Hal yang harus diperhatikan dalam menbaca intensf adalah jeli, mempertimbangkan kemampuan orang lain dengan diri sendiri, dan mempertimbangkan referensi.

5. Membaca ekstensif, yaitu membaca yang tidak begitu detail yang bertujuan untuk mendapatkan informasi pening dan tidak bersifat terperinci. Hal yang harus diperhatikan adalah memahami kedua teks secara keseluruhan (memahai isi),

(3)

memahami pokok-pokok penting, membandingkan kedua teks hingga menarik kesimpulan adanya persamaan dan perbedaan, menarik kesimpulan mengenai masalah kedua teks.

Jenis-jenis membaca berdasarkan karakteristiknya:

1. Nyaring, dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu ucapan tepat, frase tepat, intonasi yang wajar, posisi sikap yang baik, menguasai tanda-tanda baca, terang dan jelas, penuh perasaan, ekspresif, tidak terbata-bata, mengerti dan memahami bahan bacaan yang dibacanya, tanpa terus menerus melihat bacaan dengan kepercayaan diri.

2. Dalam hati (tanpa suara), ketentuannya yaitu tanpa berrsuara, tanpa gerak bibir, tanpa desis apapun, tanpa gerak kepala lebih cepat dibandingkan membaca nyaring, tidak menunjuk bacaan, kecepatan membaca, pemahaman yang bak, meningkatkan kecepatan dengan tingkat kesulitan yang ada dalam bacaan.

Membaca dalam hati di bagi menjadi dua yaitu ekstensif dan intensif, yang mana keduanya dibagi menjadi beberapa cara sebagai berikut:

a. Ekstensif yaitu membaca secara luas yang dibagi menjadi tiga:

→ Membaca survai, yaitu untuk mengetahui secara sekilas bacaan yang akan di baca lebih mendalam. Hal yang harus diperhatikan adalah pertama melihat judul, kata pengantar, daftar isi. Kemudian membaca bagian terakhir dari isi (kesimpulan) dan yang terakhir adalah membaca indeks dan apendiks.

→ Membaca sekilas, yaitu membaca yang mengandalkan kecepatan gerak mata dalam melihat tulisan untuk mendapatkan informasi yang tepat.

→ Membaca dangkal, untuk mendapatkan informasi yang dangakal atau tidak mendalam dan berjuan untuk kesenangan, membaca bacaan yang ringan atau mengisi waktu luang.

b. Intensif dibagi menjadi dua :

→ menelaah isi yaitu metode membaca dengan cara membaca tliti, kritis, kreatif, membaca ide, pendalaman (mendalami standar kesastraan, resensi kritis, pola fiksi).

(4)

→ Menelaah bahasa yaitu membaca bahasa (memperbanyak dan mengembangkan kosakata) dan manbaca sastra.

Dalam diskusi kelas disebutkan tujuh masalah dalam membaca dan penjelasan cara mengatasi masalah - masalanya yaitu:

1. Susahnya memahami bacaan, cara untuk mempermudah untuk memahami bacaan adalah dengan menggunakan teknik membaca scaning dan skimming, mengulang- ulang bacaan, memperhatikan intonasi, membaca dalam kondisi dan situasi yang nyaman, fokus.

2. Tidak konsentrasi, cara mengatasinya adalah dengan menumbuhkan minat untuk baca, dengan suasana dan lingkungan yang nyaman, dan fokus

3. Mengantuk, untuk mengatasi mengantuk ketika membaca adalah mengatur pola tidur, kesehatan atau pola hidup sehat, makanan, memperbanyak minum air putih dan ketika mengantuk segera berwudlu atau cuci muka.

4. Istilah-istilah asing yang ada dalam bacaan tidak akan menjadi suatu permasalahan jika menumbuhkan rasa penasaran terhadapnya dan mencari istilah asing tersebut, membaca secara berulang dan merbanyak membaca buku agar terbiasa dengan istilah-istilah asing.

5. Tingkat kecepatan dalam membaca dapat meningkat dengan cara banyak berlatih membaca, tidak menunjuk bacaan, tidak bersuara dan tidak mengulang kata, memperhatikan posisi ketika membaca, mengenal jenis bacaan sebelum membaca agara menggunakan teknik membaca yang tepat.

6. Jenuh ketika membaca dapat diatasi dengan menumbuhkan minat untuk membaca, membaca dalam suasana yang nyaman, dengan membaca bacaan yang bergambar, menjadikan judul buku yang akan dibaca menjadi menarik, memiliki rasa ingin tahu yang besar, ketika membaca di selingi dengan membaca bacaan yang bersifat bacaan ringan, membaca dengan mendengarkan musik atau makan makana ringan.

7. Malas ketika membaca harus dihilangkan dengan cara menjadikan membaca sebagai kebutuhan, memahami awal bacaan, mengvisualisasikan bacaan, memiliki niat yang kuat unuk membaca, mambaca buku yang menarik, membaca dalam lingkungan yang mendukung dan mencari macari referensi yang sama.

(5)

Cara membaca yang paling efektif adalah dengan cara membaca judul, membaca kata pengantar, membaca daftar isi (membaca sub judul), apabila mbanyak yang harus dibaca maka baca satu paragraph awalnya karena biasanya pokok bacaan ada pada awal paragraf, apabila masih belum mengerti maka baca satu paragraf awal tersebut.

II. Keterampilan menyimak

Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak. Atau suatu aktivitas yang mencangkup kegiatan mendengerkan dari bunyi bahasa. Menyimak juga dapat diartikan sebagai suatu proses kegitan mendengarkan bunyi bahasa, menngidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksikan atas makna yang terkandung di dalamanya.

Menyimak adalah suatu kegiatan pasif, sarana yang digunakan dalam menyimak adalah lisan yaitu suara, dimana sifat suara tidak berwujud. Menyimak ada yang memiliki respon dan ada yang tidak memiliki respon karena menyimak tergantung penyimak tersebut. Respon yang di dapatkan penyimak juga ada yang pasif dan ada yang aktif tergantung bagaimana penyimak tersebut menanggapi sesutu yang di dengarnya.

Seorang penyimak dikatakan sebagai penyimak yang tidak memiliki respon apabila penyimak tersebut mendengar sesuatu dengan tidak sengaja. Sedangkan penyimak yang memiliki respon apabila penyimak tersebut sengaja mendengarkan dan apabila hanya sekedar mendengar maka penyimak tersebut dikatakan sebagai penyimak pasif berbeda dengan penyimak yang sengaja mendengarkan kemudian melakukan suatu reaksi terhadap sesuatu yang didengarnya itu dinamakan penyimak yang memiliki respon aktif.

Kesulitan dalam menyimak adalah sebagaimana dikemukakan oleh Underwood (1989:16-20) yang menyebutkan bahwa masalah mendasar yang dihadapi pembelajar menyimak adalah (1) ketidakmampuan mengontrol kecepatan tuturan pembicara, (2) tidak adanya kesempatan mengulang tuturan, (3) keterbatasan kosa kata pembelajar, (4) kegagalan untuk me-ngenali tanda-tanda pembicara, (5) kesulitan menginterpretasikan wacana, (6) ketidakmampuan berkonsentrasi, dan (7) kebiasaan belajar.

(6)

Selain itu, seseorang sering mengalami kegagalan dalam memaknai ucapan disebabkan oleh beberapa hal yaitu hubungan pada ucapan, ketidakvariasian, masalah- masalah umum, penyesuaian diri, pembagian kosakata, dan ingatan. Ingatan merupakan bagian penting dalam pemahaman isi suatu pesan. Ada yang berbeda ketika membahas tentang ingatan kita yang memuat begitu banyak fonem dari bahasa yang memiliki tanda-tanda bahasa yang bervariasi. Ingatan merupakan sebuah tempat untuk mengumpulkan apa yang kita pelajari dan kemudian menyimpulkan makna- makna secara tidak langsung.

Masalah tersebut secara umum dapat di atasi dengan memusatkan pada bagaimana proses sinyal bahasa dan memusatkan pada bagaimana proses perbendaharaan kata yang ditunjukkan pada penyimpanan mental kita.

Ketampilan menyimak memiliki hubungan yang sangat erat dengan keterampilan membaca, keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. Adapun hubungannya adalah:

1. Hubungan menyimak dengan membaca

Menyimak dan membaca mempunyai persamaan yaitu kedua-duanya bersifat reseptif atau bersifat menerima ( Brooks, 1964: 134 ). Hanya saja menyimak menerima informasi dari sumber lisan, sedangkan membaca menerima informasi dari sumber tertulis. Dengan kata lain menyimak menerima informasi dari kegiatan berbicara, sedangkan membaca menerima informasi dari kegiatan menulis.

Keterampilan menyimak juga merupakan dasar atau faktor penting bagi suksesnya seseorang dalam belajar membaca secara efektif.

Penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli telah memperlihatkan beberapa hubungan penting antara membaca dan menyimak, antara lain :

a. Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh guru melalui bahasa lisan, dan kemampuan anak untuk menyimak dengan pemahaman.

b. menyimak merupakan cara atau mode utama bagi pelajaran lisan selama tahun- tahun permulaan di sekolah.

c. Walaupun menyimak pemahaman lebih unggul daripada membaca pemahaman (reading comrehension), tetapi anak-anak sering gagal untuk memahaminya

(7)

dan tetap menyimpan, memakai atau menguasai sejumlah fakta yang mereka dengar. Oleh karena itu, pelajar membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih efektif dan lebih teratur lagi, agar hasil pengajaran itu baik.

d. Kosa kata atau perbendaharaan kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.

e. Bagi para pelajar yang lebih besar atau tinggi kelasnya. Korelasi antara kosa kata baca dan kosa kata simak sangat tinggi.

f. Pendengaran yang jelek sering kali dihubugkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan dalam membaca.

g. Menyimak membantu anak untuk menangkap ide utama yang disampaikan oleh pembicara bagi pelajar yang lebih tinggi kelasnya.

Ketetrampilan menyimak dan membaca erat hubungannya, maka peningkatan pada salah satu maka menimbulkan peningkatan pada yang lain. Keduanya merupakan proses saling mengisi. Membaca hendaklah disertai oleh diskusi (sebelum, selama dan sesudah membaca) kalau kita ingin meningkatkan serta memperkaya kosa kata, pemahaman umum, serta pemilihan ide-ide para pelajar yang kita asuh. (Dawson [et al ] 1963 : 29-30).

2. Hubungan menyimak dengan berbicara

Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang saling melengkapi dan saling bergantung. Menyimak dan berbicara, merupakan keterampilan berbahasa lisan. Pembicara cemas akan kepastian responsi pendengar. Pembicara baru dapat memberikan responsi pendengar setelah dia mendapat responsi dari penyimak.

Pendengar baru dapat memberikan responsi yang tepat bila ia memahami pesan yang disampaikan pembicara.

Pada dasarnya bahasa yang digunakan dalam percakapan dipelajari lewat menyimak dan menirukan pembicaraan. Anak-anak tidak hanya menirukan pembicaraan yang mereka pahami, tetapi juga mencoba menirukan hal-hal yang tidak mereka pahami. Kenyataan ini mengharuskan orang tua dan guru menjadi model berbahasa yang baik, supaya anak-anak tidak menirukan pembicaraan yang memalukan atau tidak benar (Ross dan Roe, 1990: 11).

(8)

3. Hubungan menyimak dengan menulis.

Kegiatan menulis berfungsi sebagai penyampai informasi, dalam kegiatan menulis disalurkan dalam bahasa tulis. Bahan informasi yang digunakan dalam menulis didapatkan melalui kegiatan menyimak. Keterampilan menggunakan kaidah berpikir dalam kegiatan menyimak telah menunjukkan keterampilan menulis. Dengan melakukan kegiatan menyimak dengan baik maka seseorang pasti akan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dengan mudah, penyimak dapat menulis dengan baik.

III. Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara adalah suatu keterampilan bagaimana menempatkan diri sehingga ucapan atau kata yang dirangkai itu terucap sesuai dengan situasi.

Berbicara dibagi menjadi tiga macam yaitu ineraktif (berdialog), semi aktif (pembicaraan), non aktif (tanpa tatap muka). Berbicara hendaknya bicara yang jujur, tenang, percya diri, memperhatikan gesture (gerak tubuh) dan sopan agar dapat berbicara dengan baik.

Terdapat berbagai masalah dalam keterampilan berbicara diantaranya yang telah didiskusikan yaitu :

1. Kurang percaya diri dapat dihindari ketika berbicara dengan cara mempersiapkan mental dan materi sehingga dapat tampil maksimal dan dapat menguasai audiens, memperbanyak latiahan berbicara, bersikap optimis, dan menumbuhkan motivasi dari dalam diri dan lingkungan.

2. Kurangnya penguasaan materi ketika berbicara sangat menganggu, hal tersebut dapat diantisipasi dengan cara memperbanyak membaca, mengulang-ulang materi, mempelajari materi dan banyak bertanya sebelum berbicara, bersikap tenang dan focus ketika berbicara agar materi yang akan disampaikan sesuai yang diharapkan.

3. Gagap, dapat diatasi dengan cara terapi berbicara dan ada keinginan untuk sembuh, banyak bersyukur dan beribadah untuk keterangan psikisnya, banyak bersosialisasi dengan lingkungan, percaya diri, penguasaan situasi dan kondisi, penguasaan materi yang akan disampaikan

(9)

4. Kurangnya penguasaan kata-kat, diatasi denag cara sering membaca, sering berkomunikasi, mempraktekkan kata-kata yang baru diketahui, banyak bertanya, aktif dalam organisasi

4. Blank atau kehilangan ide, dapat dicegah dengan cara memperbanyak membaca karena orang yang memiliki ilmu dan perbendaharaan kata yang banyak tidak akan kehabisan ide untuk berbicara, memperbanyak dalam berlatih berbicara, berbicara dengan keadaan yang rileks

5. Kurang sesuai dengan tema, di hindari dengan cara memperluas pengetahuan dengan banyak membaca, memahami tema, membuat konsep mengenai apa yang akan di sampaikan, menentukan tujuan khusus pembicaraan yang sesuai dengan tema, menguasai materi,

6. Tidak terbiasa dalam berbicara bukan berarti tidak bisa berbicara, karena kemampuan berbicara seseorang dapat di asah agar terbiasa berbicara dengan cara memperbanyak latihan agar terbiasa, memberanikan diri untuk berbicara, banyak membaca untuk memperbanyak kosa kata, sering berdiskusi atau berbicara dengan orang yang terampil berbicara.

7. Pelafalan, intonasi dan jeda dalam berbicara sangatlah penting oleh karena itu agar pelafalan, intonasi dan jeda dalam berbicara tidak salah maka memperbanyak latihan memperhatikan penekanan pada kata-kata tertentu, menghilangkan logat kedaerahan dan rajin berbicara.

IV. Keterampilan menulis

Menulis merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai media. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Menulis juga suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.

Ada beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki seorang siswa untuk meng- hasilkan tulisan yang baik. Syafi’ie (1988:45) mengemukakan bahwa syarat-syarat tersebut adalah:

1. kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis.

(10)

2. kepekaan terhadap kondisi pembaca 3. kemampuan menyusun rencana penulisan 4. kemampuan menggunakan bahasa

5. kemampuan memulai tulisan 6. kemampuan memeriksa tulisan.

Menulis berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan. Alatnya adalah bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Pikiran yang disampaikan kepada orang lain harus dinyatakan dengan kata yang mendukung makna secara tepat dan sesuai dengan apa yang ingin dinyatakan. Kata-kata itu harus disusun secara teratur dalam klausa dan kalimat agar orang dapat menangkap apa yang ingin disampaikan itu.

Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu untuk mengekpresikan diri, memberikan informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk meng-hasilkan karya tulis.

Jenis tulisan menurut tujuan menulis sebagai berikut:

1) Narasi yaitu karangan atau tulisan imajinatif yang menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.

2) Deskripsi yaitu karangan atau tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan).

Penyampaiannya dilakukan secara objektif, apa adanya, dan terperinci.

3) Ekposisi yaitu karangan atau tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual).

4) Argumentatif yaitu karangan atau tulisan yang secara spesifik menyampaikan infor- masi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual) dengan tujuan mempengaruhi, memperjelas, dan meyakinkan.

5) Persuasif yaitu karangan atau tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual) dengan tujuan mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajak.

(11)

Menurut Pirera dan Tasai (1995:27) mengemukakan prinsip prinsip menulis adalah: (1) menulis tidak dapat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran menulis dan membaca terjadi secara serempak, (2) pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa, (3) pembelajaran menulis adalah pembel-ajaran tata tulis atau ejaan dan tanda baca bahasa Indonesia, dan (4) pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang bermula dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah.

Menulis banyak memberikan manfaat, di antaranya (1) wawasan tentang topik akan bertambah, karena dalam menulis berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis, (2) berusaha belajar, berpikir, dan bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring informasi, menghubung-hubungkan, dan menarik simpulan, (3) dapat menyusun gagasan secara tertib dan sistematis, (4) akan berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas walaupun gagasan yang tertulis memungkinkan untuk direvisi, (5) menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan (6) menulis yang terencana akan membisakan berfikir secara tertib dan sistematis.

Sedangkan manfaat menulis menurut Graves (dalam Akhadiah dkk., 1998:1.4) adalah: (1) menulis menyumbang kecerdasan, (2) menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, (3) menulis menumbuhkan keberanian, dan (4) menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

(12)

Daftar pustaka

Chandra, Rio. http://putra-belitung.blogspot.com/2012/10/hubungan-antara-menyimak- dan-membaca.html.

Mahendra . http://mahendra261291.wordpress.com/2011/11/22/hubungan-antara- keempat-keterampilan-berbahasa/.

Yusuf, Andi. http://terbangkania.blogspot.com/2012/12/masalah-dalam-menyimak.html.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengetahui hasil penelitian ini maka dapat ditarik hasil kesimpulan dari wawancara yang penulis lakukan di Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Dua hal yang dibatasi dalam pembahasan pada makalah ini yaitu pertama sistem pemanenan energi surya tidak menggunakan baterai dengan asumsi daya yang digunakan beban sama

(2003a), beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kemandirian pangan adalah: (1) ketergantungan ketersediaan pangan nasional pada produksi pangan domestik;

Pada variasi 2 dan 3 hasilnya memenuhi karena tegangan sisa maksimum yang terjadi tidak melebihi yield strength kedua material baik stainless steel maupun carbon steel, selain itu

Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan desain cross sectional dan pengukuran variabel juga dilakukan pada saat yang sama (Sastroasmoro

Pendidikan kitab klasik merupakan jenis pendidikan yang biasa digunakan oleh sistem pendidikan pondok pesantren pada umumnya. Pelaksanaan pendidikan dengan sistem

Penelitian ini bertujuan untuk dapat menjabarkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon dalam perkuliahan yang dilaksanakan secara daring

Hasil analisis ragam (Lampiran 10 b), menunjukkan bahwa jenis alkohol lemak dan bahan aktivator yang digunakan berpengaruh nyata terhadap kemampuan menurunkan tegangan