• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini seluruh masyarakat dunia terutama di Indonesia sedang mengalami wabah covid-19 atau dikenal dengan sebutan virus corona. Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) (Pane, 2020). Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan covid-19 ini masih belum diketahui. Berdasarkan bukti ilmiah, covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien covid-19 termasuk yang merawat pasien covid-191. Tanda dan gejala umum infeksi covid-19 termasuk gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata adalah 5 - 6 hari dengan masa inkubasi demam, batuk, dan sesak napas. Pada kasus yang parah, covid-19 dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian2.

Kasus covid19 yang terjadi di awal bulan Desember 2020 penyebara virus covid-19 sudah tersebar luas ke seluruh dunia, mencapai 219 negara sudah terkena covid-19 dengan total 63,965,092 kasus yang terkonfirmasi covid-19 dan total 1,488,120 kasus kematian. Dari hasil penelitian yang di dapat negara yang menduduki peringkat pertama dengan kasus terbanyak adalah Amerika serikat dengan jumlah 14.313.864 kasus. Indonesia berada di urutan ke 22 sebagai negara dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif covid-19 yaitu 557.877 kasus dan DKI Jakarta menduduki peringkat pertama kasus covid-19

(2)

dengan jumlah kasus sebanyak 140.238 jiwa yang terpapar covid-19.

Sedangkan kasus positif Covid-19 di Provinsi Jambi tercatat sebanyak 2.168 jiwa.

Dengan mewabahnya virus corona maka seluruh aktifitas diluar rumah termasuk proses belajar mengajar mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dilakukan pembelajaran dari rumah dan dilakukan penutupan, ini menjadi langkah paling efektif untuk mengurangi penyebaran virus pada siswa dan mahasiswa3. Perguruan tinggi juga menjadi salah satu lembaga Pendidikan yang terdampak dari pandemi covid-19 setelah lembaga pendidikan pada tingkat pra sekolah, tingkat dasar, tingkat menengah pertama dan juga pada tingkat menengah atas4. Penutupan perguruan tinggi sendiri dilakukan secara fisik, artinya hanya gedung kampus yang ditutup tetapi kegiatan pembelajaran dan kegiatan yang bersifat administratif lainnya tetap dikerjakan secara jarak jauh5. Dampak penutupan lembaga pendidikan akibat pandemi COVID-19 berdampak besar dalam proses pembelajaran dan kurikulum pendidikan6.

Pembelajaran daring menjadi sebuah solusi alternatif yang diambil setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan surat edaran tentang pembelajaran secara daring dalam rangka pencegahan penyebaran corona virus disease (Covid-19). Pembelajaran jarak jauh merupakan metode pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan konektivitas, aksesibilitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran7. Perubahan proses belajar dari tatap muka menjadi pembelajaran daring merupakan suatu keputusan yang harus diambil oleh universitas agar pembelajaran masih dapat berlangsung sebagaimana mestinya. Berbagai perubahan harus dilakukan oleh universitas dan hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi setiap universitas untuk tetap mejalankan tujuan pendidikan. Kebijakan pemindahan kegiatan belajar dari sekolah ke rumah berdampak pada perubahan model pembelajaran. Baik mahasiswa

(3)

maupun dosen harus menggunakan aplikasi online seperti Google Classroom, Zoom, dan fasilitas lainnya untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran yang dilakukan secara daring memiliki beberapa kelebihan dalam penerapannya. Pembelajaran daring membuat kegiatan belajar mengajar menjadi dapat dijangkau dari berbagai waktu dan tempat8. Penggunaan media daring juga memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan informasi yang lebih luas melalui interne9. Pemanfaatan teknologi ini dianggap sangat membantu dalam melangsungkan pembelajaran selama pembatasan sosial di masa pandemi covid-1910. Generasi mahasiswa saat ini juga dekat dengan teknologi sehingga lebih mudah untuk beradaptasi dengan pembelajaran daring.

Berbagai kendala juga muncul dalam penerapan pembelajaran daring.

Pembelajaran melalui internet menjadi hal yang sulit dilakukan di beberapa daerah tertentu dengan jaringan yang tidak memadai9.. Penggunaan kuota internet juga memunculkan pengeluaran biaya baru yang bisa menjadi masalah bagi beberapa mahasiswa yang mengalami kesulitan finansial11. Pengaruh lingkungan yang membuat suasana rumah yang kurang mendukung seperti ramai, berisik, dan tidak nyaman, dan kelelahan kognitif seperti i ketidakberdayaan, kehilangan semangat, kehilangan minat untuk belajar, dan kesulitan berkonsentrasi dan kesulitan dalam membuat keputusan. Kesuksesan dari penerapan pembelajaran daring juga tergantung dari kesiapan universitas penyelenggara serta dosen pengajar12. Tidak semua dosen mampu menyampaikan keseluruhan materi dengan optimal melalui sistem pembelajaran daring11. Perubahan pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring yang dilaksanakan melalui online sehingga membuat pembelajaran tidak dapat berjalan dengan maksimal13. Seiring berjalannya waktu pembelajaran daring menjadi berdampak pada psikologis mahasiswa. Hasil penilitian juga menyebutkan bahwa tuntutan untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan yang luas dengan waktu yang terbatas dapat menyebabkan cemas bagi mahasiswa14. Hasil penelitian lain didapatkan 55,8% merasa stres selama

(4)

pandemi Covid-19 disebabkan proses pembelajaran daring yang mulai membosankan karena tidak bisa bertatap muka seperti biasanya15.

Kecemasan atau ansietas adalah perasaan was-was seakan sesuatu yang buruk terjadi dan merasa tidak nyaman seakan ada ancaman yang disertai gejala-gejala fisik seperti jantung berdebar-debar, keringat dingin, gelisah, meras takut. Gangguan kecemasan dikarenakan pembelajaran daring pada dewasa muda di Amerika adalah sekitar 18,1% atau sekitar 42 juta orang hidup dengan gangguan kecemasan, seperti gangguan panik, gangguan obsesi kompilsif, gangguan stress pasca trauma, gangguan kecemasan umum dan fobia16.

Gejala kecemasan diantaranya timbul rasa kekhawatiran, tidak tenang, ragu, bimbang, memandang masa depan dengan rasa was-was, kurang percaya diri, gugup, gerakan sering serba salah, mudah tersinggung, serta bertindak histeris kalau sedang emosi. Mahasiswa yang cemas menjadi kurang percaya diri, tidak suka menghadapi tantangan, diri sendiri dianggap tidak menyenangkan oleh lingkungan. Kecemasan dapat mempengaruhi suasana hati (kecemasan, mudah marah, perasan tegang), pikiran (sukar berkosentrasi, suka melamun, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, sangat sensitif, merasa tidak berdaya), motivasi (ketergantungan, meremehkan, ingin melarikan diri), perilaku (gelisah, gugup, kewaspadaan berlebihan), gejala biologis (gerakan otomatis meningkat seperti berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar,mual, sulit tidur dan mulut kering).

Penelitian lain yang menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami cemas karena diakibatkan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi covid-19. Tidak ada ketetapan jadwal yang jelas membuat mahasiswa menjadi cemas dan akhirnya menjadi stres. Di perguruan tinggi, program penjadwalan merupakan salah satu hal penting dalam proses belajar mengajar, karena semua kegiatan dosen dan mahasiswa bergantung pada jadwal yang ada, sehingga harus disusun dengan benar, sehingga nantinya tidak mengganggu aktivitas

(5)

belajar mengajar. Tapi pada pembelajaran jarak jauh, seringkali jadwal perkuliahan mengalami perubahan dan seringkali dikabarkan mendadak17.

Kejenuhan belajar yang dialami para mahasiswa terjadi akibat dari adanya tuntutan bagi mereka untuk selalu mematuhi aturan tugas-tugas yang telah diberikan, mengerjakan kegiatan perkuliahan yang selalu sama di setiap harinya seperti hanya menatap layar laptop kemudian mengerjakan tugas. Hal ini membuat mahasiswa menjadi sensitif. Perilaku yang ditunjukkan seseorang yang mengalami kejenuhan yaitu cepat marah, mudah stres, mudah terluka, dan mudah frustasi18.

2.1 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran yang mempengaruhi kecemasan mahasiswa dalam menjalani pembelajaran dimasa covid-19 ?

3.1 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui apa saja gambaran yang mempengaruhi kecemasan mahasiswa dalam menjalani pembelajaran dimasa covid.

2. Tujuan Khusus

Mengetahui gambaran tingkat kecemasan mahasiswa dalam menjalani pembelajaran daring pada massa covid19

4.1 Manfaat

1. Bagi Keperawatan Universitas Jambi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi untuk menambah ilmu pengetahuan terkait bagaimana gambaran yang berhubungan dengan kecemasan mahasiswa dalam menjalani pembelajaran dimasa covid.

(6)

2. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitin ini dijadikan sumber refrensi untuk peneliti selanjutnya dan melakukan penelitian tentang kecemasan dalam menjalanin pembelajaran di masa covid.

3. Bagi Pembaca

Peneliti berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi pembaca tentang gambaran yang berhubungan dengan kecemasaan pada mahasiswa keperawatan dalam menjalani pembelajaran daring di massa covid-19.

Referensi

Dokumen terkait

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Dalam teks, muncul kata-kata tertentu yang dominan dan dinaturalisasikan kepada pembaca. Kata tersebut selalu diulang-ulang dalam berbagai peristiwa tutur. Kata-kata

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR

Gambar 4.12 Senyawa karoten dan beberapa fragmen ion molekul ekstrak cabe merah asil KKCV (Metanol: N-Heksana (2:5))pada retensi 9.38 menit. Kedua fragmen yaitu pada retensi

[r]

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel motivasi belajar (Y) akan diukur tingkat reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah ditentukan pada

tidak dapat mengukur non-perform dari suatu kredit padahal terdapat variabel total loans dalam perhitungan efisiensi; investor di Indonesia masih berorientasi short term