• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI "Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan"

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI "Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan""

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

RUMUSAN

SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI

Banjarbaru, 20 Juli 2016

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi dengan tema: ”Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan” bertujuan untuk mengkomunikasikan inovasi teknologi spesifik lokasi mendukung kedaulatan pangan berkelanjutan kepada pengguna; dan mendapatkan umpan balik untuk penyempurnaan kegiatan penelitian dan pengkajian di masa mendatang. Hasil Seminar Nasional adalah dirumuskannya informasi teknologi unggulan spesifik lokasi yang telah dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPTP, Balit Komoditas) dan Lembaga Penelitian lainnya termasuk Perguruan Tinggi. Inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi diharapkan dapat menunjang pengembangan pertanian yang berdaya saing, berkelanjutan dan meningkatkan pendapatan petani. Informasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengambil kebijakan, peneliti, penyuluh, maupun petani dan masyarakat pelaku agribisnis di daerah.

Hasil seminar yang dilaksanakan selama 1 hari adalah sebagai berikut:

1. Teknologi merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung proses pelaksanaan pembangunan pertanian. Peran teknologi selain untuk meningkatkan produktivitas, juga berperan dalam meningkatkan efektivitas,

"Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan"

Seminar Nasional ini merupakan kerjasama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dan Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi). Seminar Nasional diikutioleh 350 peserta yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, meliputi pengambil kebijakan, peneliti, penyuluh, akademisi, mahasiswa, pelajar, pengusaha, petani, dan masyarakat umum.

Makalah yang disajikan selama seminar adalah 5 makalah utama, 9 makalah penunjang oral dan 202 makalah penunjang poster.

(2)

efisiensi, dan mutu produk yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing produk. Teknologi dilahirkan melalui serangkaian inovasi, invensi, modifikasi dan adaptasi. Inovasi teknologi terbukti menjadi sumber pertumbuhan bagi peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani. Dengan demikian, teknologi berperan sebagai Driving Force Pembangunan Pertanian.

2. Paradigma baru “Penelitian untuk Pembangunan” (Research for Development) mempunyai makna bahwa Balitbangtan berkomitmen kuat dan memberikan perhatian yang besar terhadap pendayagunaan hasil penelitian dan mempercepat proses penerapannya di lapangan. Hal ini berarti inovasi hasil penelitian dan pengkajian pertanian yang telah banyak dihasilkan, perlu dikemas kembali sehingga mudah dipahami dan dapat secepatnya sampai ke khalayak pengguna.

3. Pertanian menjadi leading sector dalam memenuhi tuntutan kebutuhan pangan dan energi, namun demikian masih ada beberapa tantangan yang dihadapi yaitu 1) Lahan subur (arable land) yang terbatas, 2) peningkatan kebutuhan terhadap air bersih (menghabiskan 70% suplai air dunia), 3) Perubahan iklim, 4) Semakin terbatasnya pasokan energi, serta 5) Pengelolaan SDM dan pemerataan kesejahteraan.

4. Kebijakan pembangunan pertanian diarahkan pada empat hal, yaitu:

1) Peningkatan Produksi dan Provitas (Fokus Tujuh Komoditas), 2) Hilirisasi produk pertanian (Mendorong Investasi Industri Gula, Jagung

dan Sapi, Hilirisasi Produk Kelapa Sawit, Kakao, Kopi,Kredit Usaha Kecil (KUR) untuk Kopi, Kakao, Pala dan Teh, Pengolahan Hasil Padi, Jagung dan Pangan Lainnya, Integrasi Sawit – Sapi, Pangan – Ternak), 3) Tata Niaga Domestik (Fokus pada 11 Komoditas Pangan Strategis), dan 4) Kendalikan impor dan mendorong ekspor (Fokus pada 11 Komoditas Komersial/Ekspor, Regulasi/Deregulasi Pengendalian Impor).

5. Pertanian modern yang inovatif mendukung pencapaian kedaulatan pangan berkelanjutan adalah berbasis bioekonomi yang terintegrasi dengan bioscience, bioengineering, social engineering & bioinformatics. Program strategis litbangtan mendukung kedaulatan pangan berkelanjutan difokuskan pada:

penyediaan VUB, penyediaan benih sumber, pendampingan UPSUS, model

(3)

6. Percepatan diseminasi dan penyediaan logistik inovasi pertanian spesifik lokasi sangat diperlukan agar adopsi inovasi oleh petani meningkat. Terdapat tujuh Strategi untuk percepatan diseminasi dan penyediaan logistik inovasi pertanian spesifik lokasi, yaitu: 1) Gelar Lapang Agroinovasi (Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan) di 33 provinsi, 2) Model Pengembangan Pertanian Bioindustri di 90 kabupaten, 3) Produksi benih sebar VUB Padi (330 ton), 4) Dem Area Teknologi Jajar Legowo Super di 31 Provinsi, 5) Kemitraan dengan swasta, lembaga, maupun komunitas untuk penguatan logistik inovasi pertanian, 6) Unit Pelaksana Benih Sumber dan Pembinaan Produsen Benih, Taman Sains dan Teknologi Pertanian (20 TSP dan 46 TTP).

penanganan pascapanen, dan penyiapan teknologi budidaya, pascapanen dan alsintan untuk 7 komoditas utama yaitu padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai, dan bawang merah. Program strategis tematik litbangtan lainnya adalah:

model pertanian bioindustri, pengembangan bahan bakar nabati, litbang nano, transgenik, pengembangan benih secara somatik embriogenesis.

8. Hasil-hasil penelitian/pengkajian dibeberapa daerah dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) yang mengkombinasikan inovasi teknologi penggunaan varietas unggul baru, pengelolaan air, penggunaan alsintan, penggunaan amelioran (pupuk organik, kapur), penggunaan pupuk berimbang, cara tanam (jajar legowo), pengendalian Hama Penyakit terpadu dapat 7. Upaya khusus (Upsus) padi, jagung dan kedelai (pajale) dimaksudkan untuk mencapai swasembada berkelanjutan untuk komoditas padi dan jagung, dan swasembada kedelai yang ditargetkan pada tahun 2017. Inovasi teknologi yang telah tersedia mendukung program UPSUS Pajale berupa varietas unggul baru yang didukung oleh penyediaan benih sumber dan benih sebar dengan Model Desa Mandiri Benih, Pengelolaan Tanaman Terpadu dan Teknologi Budidaya Jarwo Super pada lahan sawah irigasi untuk meningkatkan produktivitas padi.

Utamanya untuk padi telah dikembangkan Kalender Tanam Terpadu yang dapat dikases melalui web, SMS, aplikasi Android, sebagai alat (tool) sistem untuk merakit komponen teknologi spesifik lokasi menjadi PTT dan Layanan Konsultasi Padi yang dapat diakses melalui web.

(4)

10. Program peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura di Kalimantan Selatan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura difokuskan pada kegiatan peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan perluasan areal tanam (ekstensifikasi) yang dalam pelaksanaannya diharapkan petaninya mengadopsi Teknologi Tanam Jajar Legowo (khusus padi). Pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi akan berhasil meningkatkan produksi dan pendapatan petani apabila didukung oleh semua pihak termasuk pemangku kepentingan baik hulu, on farm maupun hilir serta terciptanya koordinasi pelaksanaan pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi yang sinkron dan sinergis pada setiap tingkat pemerintahan mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/ kota, kecamatan sampai tingkat desa.

11. Lahan rawa pasang surut potensial untuk pertanaman padi dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan. Penggunaan varietas unggul berumur pendek merupakan pilihan dalam pengembangan lahan pasang surut, namun preferensi petani lebih kepada varietas lokal yang pada umumnya berumur panjang.

Penggunaan varietas unggul yang berasal dari varietas lokal diharapkan dapat diadopsi petani, antara lain varietas yang berumur pendek, tanaman pendek, mempunyai daya hasil lebih tinggi dan spesifik lokasi.

meningkatkan produksi padi, jagung dan kedelai. Tidak semua petani mengadopsi inovasi teknologi, sehingga perlu upaya-upaya peningkatan adopsi secara lebih luas oleh petani dalam penerapan komponen-komponen teknologi dari PTT.

9. Untuk mengoptimalkan kekuatan dari inovasi dalam mendukung tercapainya tujuan dari kebijakan publik para pengambil keputusan dapat memainkan peran yang penting. Pengembangan inovasi hendaknya dapat bermuara kepada peningkatan produktivitas, pertumbuhan dan kesejahteraan. Inovasi teknologi mendukung peningkatan nilai tambah dari produk pertanian secara berkelanjutan dan juga untuk inovasi yang didasarkan dari hasil-hasil penelitian dalam rangka mendukung program pajale, maka arahan kebijakan inovasi yang disarankan meliputi: 1) Inovasi untuk pelayanan masyarakat, 2) Inovasi dalam pengelolaan limbah, 3) Inovasi dalam pengelolaan sumber daya tanah, dan 4) Inovasi dalam pengelolaan sumber daya air.

(5)

12. Guna mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan daging sapi, dapat dilakukan antara lain dengan: 1) Perbaikan inovasi teknologi budidaya ternak sapi potong dalam penyiapkan induk dan bakalan sapi sebagai penghasil daging; 2) Pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan sawit/kakao yang dilakukan secara terintegrasi sebagai sumber pakan sapi potong; 3) Dukungan teknologi perbibitan dan penggemukan sapi potong melalui sekolah lapang secara intensif dapat dilakukan dengan pendekatan berbasis kelompoktani/ternak; 4) Untuk memperbaiki kondisi reproduksi dapat dilakukan dengan menggunakan hormon PGF2α atau progesteron (CIDR-G);

5) Identifikasi potensi pakan dan permasalahannya dalam mendukung data dan informasi ketersediaannya.

Tim Perumus :

1. Dr. Ir. Aidi Noor, MP. (Peragi Kalsel) 2. Dr. Hilda Susanti, SP, MP. (Peragi Kalsel) 3. Dr. Suryana, S.Pt, MP. (BPTP Kalsel)

4. Dr. Ahmad Subhan, S.Pt, MS. (BPTP Kalsel) 5. Dr. Ir. Eni Siti Rohaeni, MP. (BPTP Kalsel) 6. Ir. Rosita Galib, MS. (BPTP Kalsel)

7. Ir. Noor Amali (BPTP Kalsel)

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang

pada tahap ini yang dilakukan guru adalah menyampaikan topic materi yang diajarkan pada awal pembelajaran, Guru mengelompokkan siswa secara berpasangan, Guru

Mengangl<at Pauitia workshop Perlr-rlisan TLrgas Al<hiI Mahasisrva Progranr StLrdi Pendicliliatl Bahasa Daeralr Fakultas Bahasa clatr Setri Uriiversitas Negeri

The frequency modulation is a sub$type of the process for analogue oscillation modulation. Here a continuous sinusoidal high$frequency wave is used as the carrier of.. a

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY (ADI) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI, PENALARAN ILMIAH, DAN KOGNITIF SISWA

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH..

[r]

[r]