• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Kharismayanda, 2013

Uji Vadilitas, Realitas Dan Obyektivitas Tes Kelincahan Sepak Bola Balsom Untuk Siswa Yang Mengikuti Ekstra Kulikuler Sepak Bola Di Sman Se Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian dan penembangan merupakan jembatan antara penelitian dasar (basic research) dengan penelitian terapan (applied research), dimana penelitian dasar bertujuan untuk “to discover new knowledge about fundamental phenomena” dan applied research bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat diaplikasikan (Sugiyono, 2012:10). Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk mengembangkan produk. Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia. Disamping kedua alasan seperti tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik para peneliti muda, karena bentuknya sangat sedarhana dengan mudah di pahami tanpa perlu memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual. Penenelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penenelitian naturalistik yang menggunakan kasus yang spesifik malalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian setting alami fenomenologis dan

(2)

dilaporkan secara thick description (deskripsi mendalam) atau dalam penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.

Best (Hartoto, 2009) mengemukakan tentang metode deskriptif yaitu :

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya, penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal.

Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya memiliki proses dan sadar yang sama seperti penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu, penelitian ini juga memerlukan tindakan yang teliti pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti mendekati kebenaranya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan yang diteliti signifikan, variabel penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau komparasi yang tepat perlu dilaukan untuk mendapatkan gambaran objek atau subjek yang diteliti secara lengkap dan benar.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang saat sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptifi, peneliti memungkinkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antar variabel.

Surakhmad (Gemini, 2010) menjelaskan bahwa :

(3)

Kharismayanda, 2013

Metode deskriptif adalah metode penelitian didasarkan pada pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta dan kenyataan pada saat penelitian berlangsung. Data-data tersebut mula-mula diinventisir, kemudian disusun secara sistematis agar data tersebut dapat dijelaskan dan selanjutnya dianalisis berdasarkan teori yang ada.

Hartoto (2009) mengemukakan langkah – langkah penyusunan penelitian deskriptif, diantaranya :

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.

2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.

3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.

5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.

6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data.

7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.

8. Membuat laporan penelitian

Penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang karena banyak sekali ragam penelitian demikian, metode penelitian deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif.

Surakhmad (1994:139) mengemukakan teknik – teknik penelitian deskriptif, diantaranya :

1. Menuturkan, menganalisa dan mengklasifikasi : penelitian dengan teknik survey, dengan teknik interviu, angket, observasi.

(4)

2. Teknik tes : studi kasus, studi komperatif, studi waktu dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif atau operasional.

Pelaksanaan metode – metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. Karena itulah maka dapat terjadi sebuah penelitian deskriptif membandingkan persamaan dan perbedaan fenomen tertentu lalu mengambil bentuk studi kooperatif atau mengukur suatu dimensi seperti dalam berbagai studi kuantitatif, angket, tes, interviu dan lain – lain.

B. Populasi dan Sampel

Sugiyono (2012:117) mengemukakan bahwa : “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Nawawi (Riduwan, 2011:10) memberikan pengertian bahwa : “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyk yang lengkap.”

Populasi bukan hanya orang, tapi juga obyek atau benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu. Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan lain – lain.

Dalam penelitian yang dilakukan ini, peneliti akan melakukan penelitian dengan menggunakan populasi yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepak bola di sekolah menengah atas negeri yang ada di kota Cimahi, yang terdiri dari enam sekolah, diantaranya SMAN 1 Cimahi, SMAN 2 Cimahi, SMAN 3 Cimahi, SMAN 4 Cimahi, SMAN 5 Cimahi, dan SMAN 6 Cimahi.

C. Teknik Pengambilan Sampel

(5)

Kharismayanda, 2013

Sugiyono (2012:118) memberikan pengertian bahwa : “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan data, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Arikunto (Riduwan, 2011:11) mengatakan bahwa : “sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Dalam pengambilan sampel, Riduwan (2011:11) mengemukakan bahwa :

Teknik pengambilan sampel atau tehnik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representative dari populasi. Pengambilan sampel ini dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar – benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Dalam penelitian ini, peneliti dalam pengambilan sampel menggunakan tehnik area sampling (kluster sampling). Seperti yang dikemukakan oleh Riduwan (2011:60) bahwa : “area sampling (kluster sampling) ialah tehnik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada.”

Tabel 3.1

Sekolah SMAN di Kota Cimahi Menurut Letak Geografis Untuk Dijadikan Sampel Penelitian

\ SMAN 1 CIMAHI SMAN 2 CIMAHI SMAN 4 CIMAHI

SMAN 3 CIMAHI SMAN 5 CIMAHI SMAN 6 CIMAHI

CIMAHI SELATAN CIMAHI TENGAH

CIMAHI UTARA

KOTA CIMAHI

(6)

Dari letak geografis diatas, maka penulis memilih sekolah yang untuk dijadikan sampel ialah SMAN 3 Cimahi dari Cimahi Utara, SMAN 2 Cimahi dari Cimahi Tengah, dan SMAN 6 Cimahi dari Cimahi Selatan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ialah mendapatkan data. Tanpa mengetahui tehnik pengambilan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Tehnik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah tehnik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar – benar didapat data yang valid dan reliable. Jangan semua tehnik pengumpulan data dicantumkan kalau sekiranya tidak dapat dilaksanakan

Riduwan (2011:69) mengemukakan bahwa : “metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaannya melalui : angket, wawancara, penhamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainnya.”

Lebih lanjut Riduwan (2011:76) mengemukakan beberapa macam tes instumen pengumpulan data, diantaranya :

1. Tes kepribadian

Tes kepribadian adalah tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian seseorang.

2. Tes bakat

Tes bakat (talent test) adalah tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.

3. Tes prestasi

Tes prestasi (achievement test) adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

(7)

Kharismayanda, 2013

4. Tes intelegensi

Tes intelegensi adalah tes yang digunakan untuk membuat penaksiran atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang ndiukur intelegensinya.

5. Tes sikap

Tes sikap (attitude test) adalah tes yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik tes prestasi karena mengukur kemampuan siswa dalam melakukan tes kelincahan dengan menggunakan Balsom Agility Test sebagai alat pengambilan data, dan setelah melakukan tes ini, data yang terkumpul akan langsung dapat diolah.

E. Prosedur Pelaksanaan Tes

Sebelum tes dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan – persiapan administrasi dan persiapan fasilitas yang akan digunakan. Sebelum sampel melakukan tes, peneliti menjelaskan terlebih dahulu cara untuk melakukan tes.

Gambar 3

Prosedur Balsom Agility Test

(8)

1. Tujuan

Tes kelincahan Balsom ini bertujuan untuk tes kecepatan, kontrol tubuh dan kemampuan untuk mengubah arah (kelincahan).

2. Peralatan yang dibutuhkan

 Stopwatch

 Meteran

 Kerucut penanda

 Lapang yang datar.

3. Prosedur pengetes

- Pengetes memangil obyek tes untuk melakukan tes

- Pengetes member aba – aba „bersedia‟ „siap‟ lalu meniup peluit - Kedua pengetes memegang stopwatch untuk mengukur waktu.

- Setelah sampai finish pengetes menulis hasil waktu yang didapat 4. Prosedur obyek tes

 Mengatur kerucut seperti digambarkan dalam diagram untuk menandai awal, akhir dan tiga titik balik.

 Jarak antara kerucut A dan B adalah 7,5 m

 Jarak antara kerucut B dan C adalah 7,5 m

 Jarak antara garis lurus A,B ke D adalah 3 m

 Jarak antara kerucut D ke E adalah 7,5 m

 Subjek mulai dari A dan berlari ke kerucut di B kemudian berbalik dan kembali ke A.

 Subyek kemudian berlari melewati kerucut D dan menuju kerucut E

 Subyek kembali ke D dan kemudian melewati kerucut B untuk berakhir di kerucut C sebagai finish.

5. Penilaian

Waktu (tercepat) terbaik total dicatat.

6. Hasil Uji Coba

(9)

Kharismayanda, 2013

Dalam penelitian ini sebelumnya sudah melakukan uji coba , tapi tingkat validitas dan reliabilitasnya belum diketahui, penelitian ini menggunakan sampel pemain sepak bola Inggris Premier League dengan mencapai skor rata- rata 11,7 detik

7. Populasi Target

Tes ini dirancang untuk pemain sepak bola, tetapi tes juga akan cocok untuk tim olahraga yang menguktamakan kelincahan.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Berkaitan dengan pengujian instrument, Arikunto (Riduwan, 2011:97) menjelaskan bahwa : “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur” dilanjutkan oleh Sugiyono (Riduwan, 2011:97) bahwa : “jika instrument dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.” Dari pengertian itu dapat diartikan lagi bahwa valid itu mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan).

Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid. Maka penulis dalam penelitian ini melakukan pengujian validitas dengan menggunakan tehnik daya beda, seperti yang dikemukakan oleh Suntoda (2012) bahwa : “daya pembeda adalah kemampuan suatu tes untuk membedakan peserta tes antara yang berkemampuan tinggi dan rendah.” Untuk mencari tingkat reliabilitas dan obyektivitas menggunakan tehnik korelasi pearson product moment seperti yang dikemukakan oleh Abduljabar dan Sudrajat (2010:229) bahwa : “Korelasi product moment ditemukan oleh Karl Pearson tahun 1900. Kegunaannya untuk mengetahui derajat hubungan dan konstribusi variable bebas (independent) dengan variable terikat (dependent).” Tehnik korelasi product moment termasuk tehnik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu.

(10)

Untuk mendapatkan derajat koefisien validitas, peneliti membandingkan tes kelincahan sepakbola Balsom ini dengan bentuk tes yang sering digunakan yaitu shuttle run, dengan bentuk tes seperti pada gambar 2.1

Adapun langkah – langkah dalam pengolahan dan analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti, diantaranya :

1. Mengurutkan data nilai hasil tes dari skor tertinggi (waktu tercepat) sampai skor terendah (waktu terendah)

2. Menentukan kelompok atas dan kelompok bawah dengan 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah.

3. Mencari nilai rata – rata kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus :

̅ Keterangan :

̅

N = Jumlah responden

∑ = Jumlah

4. Mencari variansi (S²) kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus :

5. Masukkan nilai rata – rata dan varians dari masing – masing kelompok kedalam rumus :

̅ ̅

√ Keterangan :

t = t hitung

̅ ̅

(11)

Kharismayanda, 2013

6. Mencari batas kritis nilai t-tabel pada 1- α (0,05) dengan dk = n1+n2-2 7. Membandingkan t-hitung dengan t-tabel, jika :

a. Nilai t-hitung ≥ t-tabel, maka perbedaan tersebut signifikan b. Nilai t-hitung < t-tabel, maka perbedaan tersebut tidak signifikan

8. Membandingkan hasil tes kelincahan Balsom dengan tes Shuttle run untuk mencari derajat validitas tes dengan rumus korelasi product moment angka kasar.

√ Keterangan :

r XY = Koefisien korelasi = Jumlah skor item

= Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

9. Menghitung tingkat reliabilitas tes

Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan metode tes ulang (test and re-test method) dengan menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar.

√ Keterangan :

r XY = Koefisien korelasi = Jumlah skor item

(12)

= Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

10. Mencari signifikansi tes dengan rumus √

11. Menghitung tingkat obyektivitas dengan mengkorelasikan data dari 2 peneliti dengan langkah – langkah seperti penghitungan uji reliabilitas.

G. Tempat dan Jadwal Penelitian

Sebuah penelitian yang baik adalah penelitian yang terencana dan terorganisasi dengan baik, oleh karena itu peneliti membuat waktu rencana penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.2

Waktu dan Lokasi Penelitian

NO NAMA SEKOLAH WAKTU TEMPAT

1 SMAN 3 Cimahi 3 April 2013 dan

24 Mei 2013

Lap. Tenis SMAN 3 Cimahi

2 SMAN 2 Cimahi 1 April 2013 dan

27 Mei 2013

Lap. Futsal SMAN 2 Cimahi

3 SMAN 6 Cimahi 8 April 2013 dan

25 Mei 2013

Lap. Futsal SMAN 6 Cimahi

Referensi

Dokumen terkait

Memasak memperkenalkan anak-anak kepada pengalaman di dunia makanan untuk pertama kalinya.Mereka tidak hanya mempelajari bagaimana makanan disiapkan tetapi

Sebagaimana kita tau pasar adalah sebuah tempat bertemunya pembeli dengan penjual guna melakukan transaksi ekonomi yaitu untuk menjual atau membeli suatu barang

Giliran dalam penyajian makanan atau disebut dengan Courses pada masa sekarang dikenal dengan Menu Moderen atau Modern Menu yang terdiri dari 4 giliran makan atau courses

Pada tanaman kelapa sawit muda, jumlah bunga jantan lebih sedikit dibandingkan dengan bunga betina, tetapi perbandingan tersebut akan berubah sesuai dengan

Mereka mempersiapkan diri dan mengantisipasi problem-problem yang mungkin akan timbul; mereka mengkonfirmasi peluang yang ada, dan apa yang diperlukan untuk meraih keberhasilan;

b) Implementansi kebijakan pengurangan risiko bencana. Dimana potensi kerentanan akan lebih banyak berbicara tentang aspek teknis yang berhubungan dengan dimensi

Pertumbuhan ekonomi AS pada triwulan III 2016 mencapai 2.9% SAAR, utamanya didorong peningkatan pertumbuhan ekspor dan investasi yang lebih besar dari penurunan pertumbuhan

Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu proses pembelajaran yang menekankan kepada peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam menemukan