• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEBARAN FREKUENSI PANJANG UDANG BANANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEBARAN FREKUENSI PANJANG UDANG BANANA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

-10 -

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia dan kebutuhan akan bahan pangan dan gizi yang lebih baik, permintaan ikan terus meningkat dari tahun ke tahun, permintaan ikan yang meningkat tentunya memeliki makna positif bagi pemgembangan perikanan, terlebih bagi Negara Kepu-lauan seperti Indonesia yang potensi perairan yang cukup luas dan potensial untuk pengembangan perikanan baik

ISN.2301—7163

Juli 2014

Jurnal Airaha

Volume III, Edisi 1

penangkapan maupun akuakultur. Na-mun demikian, tuntutan pemenuhan kebutuhan akan sumberdaya tersebut akan diikuti oleh tekanan eksplotasi sumberdaya ikan yang juga semakin intensif. Jika tidak dikelola secara bi-jaksana, sangat dikhawatirkan pem-anfaatan sumberdaya secara intensif akan mendorong usaha perikanan ke jurang kehancuran dan terjadinya berbagai konflik terhadap sum-berdaya ikan (Widodo dan Suadi, 2006).

ESTIMASI SEBARAN FREKUENSI PANJANG UDANG BANANA (Penaeus merguensis) YANG TERTANGKAP DENGAN ALAT TANGKAP PUKAT

UDANG DI PERAIRAN KAIMANA - TIMIKA

Muhammad Ali Rozaki1*, Arhandy Arfah1,Rohyadi2, dan Franklyn Hoek1 1) Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan, Akademi Perikanan Sorong

2) Program Studi Mesin Peralatan Perikanan, Akademi Perikanan Sorong

ABSTRAK

Pengelolaan sumberdaya perikanan dan pembangunan perikanan bagaiman dapat mempertahankan struktur umur produktif dari suatu jenis udang, sehingga memberi kesempatan kepada udang yang masih relatif muda untuk tumbuh, dan mampu reproduksi sebelum tertangkap. Dengan cara demikian, penangkapan ikan dapat dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan di masa depan. Untuk itu tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui komposisi hasil tangkapan udang penaeid, ukuran panjang udang Banana (Penaeus merguensisi) yang tertangkap pada jaring pukat udang dan distribusi jenis udang Banana (Penaeus merguensisi) menurut kedalaman.Hasil penelitian ini bahwa komposisi Hasil Tangkapaan yang diperoleh selama pengoperasian pukat udang jenis double rig trawl sebanyak 5 jenis udang penaeid tertangkap dan Udang banana/jerbung (Penaeus merguensis) yang dominan.Udang Banana/jerbung (Penaeus merguensis)dengan ukuran panjang total (TL) antara 15.81 – 16.20 cm dan pola hubungan antara kedalaman dengan hasil tangkapan udang banana (Penaeus merguensis) di Perairan Kaimana –Timika mengikuti model persamaan regresi kuadratik. Hal ini menunjukkan, bahwa produksi hasil tangkapan berbentuk parabola yang memiliki titik maksimum, pada kedalaman < 17 meter cenderung menaik produksi hasil tangkapan sedangkan pada kedalaman > 17 cenderung menurun produksi hasil tangkapan.

Kata Kunci : Udang Banana, Pukat Udang

*Alamat Korespondensi:

Akademi Perikanan Sorong (APSOR)

Jl.Kapitan pattimura, Suprau, Distrik Sorong Barat Kota Sorong-Papua Barat.

(2)

-11 -

Pendekatan dalam mengelola sumberdaya perikanan agar tujuan pengelolaan dan pembangunan peri-kanan dapat dicapai. Diantaranya telah dikemukakan oleh Gulland (1977)

da-lam Nikijuluw (2002) dengan enam

pendekatan manajemen sumberdaya sebagai berikut perikanan Pembatasan alat tangkap ikan, penutupan musim penangkapan ikan, penutupan daerah penangkapan ikan, pemberlakuan kuo-ta penangkapan ikan, pembakuo-tasan uku-ran ikan yang menjadi sasauku-ran operasi penangkapan dan penetapan jumlah kapal serta jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan untuk setiap ka-pal.

Pembatasan ukuran ikan yang menjadi sasaran operasi penangkapan, hal ini terkait dengan selektivitas alat tangkap dalam suatu operasi pe-nangkapan, Pendekatan dengan sistem ini merupakan metode yang bertujuan untuk mencapai atau mempertahankan struktur umur produktif dari suatu jenis ikan, sehingga memberi kesem-patan kepada ikan yang masih relatif muda untuk tumbuh, bertambah nilai ekonominya, serta memiliki kemam-puan reproduksi sebelum tertangkap. Dengan cara demikian, penangkapan ikan dapat dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan di masa depan.

Sebagai salah pedekatan pengelolaan sumberdaya udang untuk itu perlu pengukuran panjang udang banana(Penaeus merguensis yang tertangkap dengan alat tangkap pukat udang (trawl). Seperti yang telah dilakukan oleh Retraubun (1985)

bahwa Udang banana/jerbung tertangkap pada

Edisi 01 Juli 2014

Jurnal Airaha

(Penaeus merguensis) banyak tertangkap pada ukuran panjang 15 cm sampai dengan 16,7 cm di perairan Timur Aru dan Hoek (2012) bahwa ukuran jenis udang banana/jerbung (Penaeus merguensis),dimana ukuran panjang total yang terbanyak tertangkap pada ukuran antara 15,97 – 16,49 cm di perairan Pulau Dolak Merauke.

Dari hasil penulisan-penulisan yang telah ada, penulis untuk mengkaji mengenai estimasi sebaran frekuensi ukuran panjang udang banana atau jerbung (Penaeus merguensis) yang tertangkap dengan

alat tangkap pukat udang (trawl) di perairan Kaimana–Timika.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui komposisi hasil tangkapan udang penaeid, ukuran panjang udang Banana (Penaeus merguensisi)yang tertangkap pada jaring pukat udang dan distribusi jenis udang Banana (Penaeus merguensisi) menurut kedalaman.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, sebagai informasi panjang udang Banana (Penaeus

merguensisi) yang dominan yang

tertangkap pada pukat udang Banana dan distribusi hasil tangkapan jenis udang Banana (Penaeus merguensisi) menurut kedalaman.

(3)

-12 -

Edisi 01 Juli 2014

Jurnal Airaha

dalam pengoperasian kapal pukat udang.Dengan melihat titik koordinat daerah penangkapan, jenis dan jumlah hasil tangkapan udang penaeid dan mengukur panjang udang yang domi-nan tertangkap serta melihat kedala-man perairan selama penelitian.

2.3.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang berasal dari studi pustaka atau literatur yang terkait dengan judul penelitian.

2.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang di gunakan selama penelitian melaksanakan ada-lah kapal, alat tangkap, GPS dan peng-garis untuk mengukur panjang udang yang dominan tertangkap.

2.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan selama penelitian ini berupa data primer dan data sekunder sebagai berikut :

2.3.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung di lapangan

2. METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan penelitian ini, dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai dengan April 2014, di KM Avona Jaya 18 milik PT Avona Mina Lestarim di Perairan Kaimana-Timika Papua Barat dapat lihat pada gambar 1. Peta daerah penangkapan.

(4)

-13 -

2.4 Analisa Data

2.4.1 Analisis Distribusi Frekuensi

Untuk menghitung distribusi-frekuensi panjang udang banana menggunakan Sparred dan Vaname (1999) dengan rumus sebagai berikut : a. Varians (S2)

b. Standart Deviasi (Sd) c. Distribusi normal.

Dimana :

Fc (x) = Fr ekwensi Ter hitung, n

(Jumlah observasi), dL (Ukuran Inter-val), Sd (Standar deveasi), (Nilai rata-rata panjang), dan = 3,14159

2.4.2 Analisis Distribusi Udang Ba-nana Menurut Kedalaman

Untuk mengetahui distribusi hasil tangkapan menurut kedalaman, dipergunakan persamaan regresi kuadratik adalah Y = a + bX + cX2, Dimana : Y = Hasil tangkapan jenis udang banana, X = Kedalaman dan a, b dan c = koefisien. Untuk mengetahui model persamaan regresi yang berlaku pada setiap kedalaman, diketahui dengan uji koefisien regresi. Hubungan antara kedalaman dengan hasil tangkapan udang banana, di lihat dari besarnya koefsien korelasi (r).

Edisi 01 Juli 2014

Jurnal Airaha

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Komposisi Jenis Hasil

Tangka-pan Udang Penaeid

Jenis-jenis udang hasil tangkapan utama yang diperoleh di KM. Avona Jaya 18 di Perairan Kaimana-Timika adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Komposisi Jenis Udang hasil Tangkapan.

Berdasarkan tabel di atas dapat diamati bahwa hasil tangkapan udang banan Penaus merguensis mencapai 70.9% sedangkan haasil tangkapan black tiger (BT) 5.5%, Ende pink 14.8%, Red 1.7%, dan Tiger 7%.

N

o Nama lokal Nama Inggris Nama latin

Juml ah

(Kg) %

1 Udang

jerbung Banana prawn Penaeus merguensis (De Man 1888)

2686 70,9

2 Udang

karas Black tiger Penaeus monodon (Fabricius, 1798)

210

5,5

3 Udang

dogol En-deavou r prawn Metapenaeus endeavouri (Schmitt, 1926) 562 14,8 4 Udang

red Red Coral Salenocera crassicornis (H. Milne Edwards, 1837) 66 1,7 5 Udang

kembang Tiger prawn Penaeus semisulcatus (de Haan 1844)

267 7,0

(5)

-14 -

Edisi 01 Juli 2014

Jurnal Airaha

Dari tampilan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa udang yang dominan yang tertangkap adalah udang banan Penaus merguensis dengan perolehan 71.5 % menunjukan di daerah tersebut sangat banyak di temukana udang banana Penaus merguensis.

Gambar 2. Grafik Komposisi Jenis Hasil tangkapan

3.2 Analisis Frekuensi dan Disribusi Panjang Udang Penaeus Merguensis

Hasil perhitungan nilai rata-rata, varians standart deviasi, koefisien varians, standart error, pengamatan dalam interval dan se-lang batas kepercayaan dapat disajikan pada tabel 2 berikut ini

Tabel 2.Hasil Perhitungan Varians, Standart deviasi, pengama-tan interval dan selang batas ke-percayaan.

(6)

-15 -

Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah pengamatan terletak dalam in-terval antara 10.25 - 21.76 cm, dengan batas kepercayaan ukuran antar 15.81 – 16.20 cm,untuk jenis udang banana

Penaus merguensis, yang digambar

pada gambar 3 dalam grafik.

Ukuran udang menurut Simbo-lon (2011) dalam Hoek (2012), bahwa udang jerbung (Penaeus merguensis) panjang badan umumnya

Edisi 01 Juli 2014

Jurnal Airaha

dapat mencapai hingga 15-25 cm dan jantan 24 cm dan betina 25 cm. Hol-thusis (1980) dalam Hoek (2012) bah-wa Penaues merguensis ukuran pan-jang total maxsimum 24 cm.

Martosubrato (1977) dalam Hoek (2012) bahwa panjang total udang jerbung (Penaeus merguensis) saat mencapai matang gonat pertama kali adalah ukuran 12,5 cm dengan panjang kerapak 26 mm.

Gambar 3.Grafik Ukuran Pengamatan dan Distribusi Ukuran Jenis Udang Banana (Penaus merguensis).

(7)

-16 -

Edisi 01 Juli 2014

Jurnal Airaha

thitung (2,9540) > ttebel(2,0322) atau p (t) 0,0052 < 0,05. dan c memiliki thi-tung (-3,2367) > p(t) 0,0052 < 0,05. dan c memiliki thitung (-3,2367) > ttebel (2,0322) atau p(t) 0,0027 < 0,05, ber-sifat “signifikan”. Pada ketiga koefisien juga memiliki Cl yang dida-lamnya tidak memuat nilai nol. Dengan demikian model regresi kuad-ratik yang terbentuk bersifat signif-ikan.Nilai R. dari model yang ter-bentuk relative sedang yaitu koefsien

korelasi (R).sebesar0,525 atau 52,5 % Gambar 4. Grafik Regresi kuad-ratik hubungan antara kedalaman dengan hasil tangkapan udang Banana (Penaeus merguensis) di Perairan Kaimana-Timika

Berdasarkan grafik pada gam-bar 4. Dapat di jelaskan bahwa kurva produksi hasil tangkapan berbentuk parabola yang memiliki titik maksi-mum pada kedalaman < 17 meter cenderung menaik produksi hasil tangkapan sedangkan kedalaman > 17 cenderung menurun produksi hasil

3.3 Analisis Disribusi hasil

Tangkapan Udang Penaeus

merguensis menurut kedalaman Hasil perhitungan distribusi produksi hasil tangkapan Udang

Pe-naeus merguensismenurut kedalaman

maka doperoleh nilai a, b dan c dengan model persamaan kuadratik yang terbentuk Y = -37,762 + 9,598 X – 0,278 X2, dimana nilai c bernilai negative menunjuhkan bahwa model membentuk kurva yang titik maksi-mum. Hasil Uji Anova, Uji t serta tingkat determinasinya disajikan pada tabet 3 berikut ini.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Anova, Koefiensi dan nilai R

Berdasarkan tabel 3 diatas hasil anova diketahui bahwa nilai F hi-tung (6,4651) > nilai Ftabel (3,2759) atau F(f) 0,0042 < 0,05. Dengan demikian b dan c secara bersama-sama mampu membentuk model kuadratik/parabola yang bersifat “signifikan”. Untuk a memiliki thitung (-1,3205)<ttebel(2,0322) atau p(t) 0,1955 > 0,05 bersifat “tidak signifikan”, sedangkan b memiliki

(8)

-17 -

IV. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan

1. Komposisi Hasil Tangkapaan yang diperoleh selama pengoperasian pukat udang jenis double rig trawl sebanyak5 jenis udang penaeid, dimana Udang banana/jerbung (Penaeus merguensis) yang dominan

2. Udang Banana/jerbung (Penaeus

merguensis)dimana ukuran

panjang total (TL) denganselang batas kepercayaan antara 15.81 –

16.20 cm.

3. Pola hubungan antara kedalaman dengan hasil tangkapan udang ba-nana (Penaeus merguensis) di Perairan Kaimana –Timika mengi-kuti model persamaan regresi kuadratik. Hal ini menunjukkan, bahwa produksi hasil tangkapan berbentuk parabola yang memiliki titik maksimum pada kedalaman < 17 meter cederung menaik produksi hasil tangkapan se-dangkan kedalaman > 17 cender-ung menurun produksi hasil tangkapan.

4.2 Saran

Dari hasil kesimpulan penelitian ini penulis menyarakan sebagai berikut :

1. Perlunya ada penelitian lanjutan tentang ukuran panjang udang penaeid yang tertangkap pada setiap tingkat kedalaman sebab hal ini berhubungan dengan siklus udang penaeid, dimana udang dewasa di hutan mangrove dan melakukan pemijahan migrasi ke arah laut dalam.

2. Mengatasi over –fisihing perlu adanya kawasan konservasi atau

Edisi 04 Juli 2014

Jurnal Airaha

daerah perlindungan laut (DPL) atau marine protected area (MPA), yang merupakan kawasan laut yang ditetapkan dan diatur sebagai daerah “larang ambil/tangkap ”, secara permanen tertutup (10-20 % dari luas wilayah perairan) bagi berbagai aktivitas pemanfaatan yang bersifat ekstraktif.

3. Perlu ada penegakan peraturan-peraturan yang sudah ada lewat pengawasan dan monitoring di daerah penangkapan serta terjagan-ya ekosistem hutan mangrove se-bagai tempat pemijahan, tempat pembesaran/pemeliharaan larva dan tempat mencari makan udang.

DAFTAR PUSTAKA

Hoek, F. 2012. Kajian Potensi Sum-berdaya Udang Penaeid Di Perairan Kepulauan Aru Bagian Timur.Tesis.(tidak diterbitkan) Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Program Pascasarjana,Ambon.

Nikijuluw, V.P.H. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Peri-kanan. Pusat Pemberdayaan dan Pembangunan Regional. Jakarta. Retraubun, A. S. W., 1985. Keadaan

Stok Perikanan Demersal di Perairan Arafura Sub Area Utara Dolak dan Timur Aru. Skripsi (tidak diterbitkan) Fakultas Peri-kanan UNPATTI, Ambon.

(9)

-18 -

Edisi 01 Juli 2014

Jurnal Airaha

Sparre, P. dan Venema, S. C. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. Buku 1 Manual. (Terjemahan: J. Widodo, I.G.S. Merta, S. Nurhakim, dan M. Badrudin). Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Widodo, J. dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Penerbit Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1. Peta daerah penangkapan
Gambar  2.   Grafik Komposisi Jenis Hasil tangkapan
Gambar 3.Grafik  Ukuran Pengamatan dan Distribusi Ukuran Jenis Udang   Banana (Penaus merguensis)
Tabel  3.  Hasil  Perhitungan  Anova,  Koefiensi dan nilai R

Referensi

Dokumen terkait

tergantung dengan cuaca (mendung atau terik matahari). Penjemuran sebaiknya dilakukan ditempat yang bebas menerima sinar matahari, bebas banjir dan bebas dari gangguan

Menurut hasil ekstraksi faktor menggunakan metode PCA (Principal Component Analysis) faktor yang paling dominan dari keenam faktor motivasi eksternal adalah

Sangki (2017) dalam penelitiannya berjudul “Penerapan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (Suatu Studi di

Pendahuluan : Gagal jantung kongestif (CHF) dan sindrom metabolik (MetS) merupakan masalah kardiovaskular utama di berbagai negara maju maupun berkembang. Sampai sekarang,

Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini menurut hasil uji analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara dislipidemia dengan status PAP pada

Perpustakaan adalah salah satu alat yang vital dalam setiap program pendidikan, pengajaran, dan penelitian bagi setiap perguruan tinggi.. tentang perpustakaan maka

berfikir kritis, pemecalahan masalah dan ketrampilan informasi. Perpustakaan adalah komponen penting untuk pembelajaran formal mahasiswa dan kebutuhan riset informal, dan

- Klien mengatakan sudah tahu makanan apa saja yang tidak boleh untuk penderita asam urat. - Klien mengatakan bila ada