• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASAM URAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASAM URAT"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS ASAM URAT DI WISMA DAHLIA PSTW

YOGYAKARTA UNIT BUDI LUHUR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Program Ners Stase Keperawtan Gerontik

DISUSUN OLEH Lis Harnanik

Nurhayati Amir Mahmud Mappa Maria Agnestasia G.

Zainul Ashari

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SURYA GLOBAL YOGYAKARTA 2015

(2)

SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XV

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disahkan laporan pendahuluan dengan judul “Asam urat” dengan Asuhan Keperawatan dengan Judul “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Tn. S dengan Diagnosa Medis Asam urat di Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur” guna memenuhi tugas stase Keperawatan Gerontik di Panti Sosial Trisna Werda Yogyakarta.

Yogyakarta, Mei 2015 Mahasiswa

Nurhayati Amir Mahmud Mappa

Mengetahui Pembimbing Akademik

Pembimbing Lahan

Fitri Dian Kurnianti, S. Kep,. Ns Drs Suprana

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkatnya kepada kita khusunya bagi penyusun dalam pemberian laporan tentang “Asuhan keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa medis asam urat di Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur” ini dapat terselesaikan dengan baik.

(3)

Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk informasi dan wawasan bagi kita semua, khususnya bagi para mahasiswa Ilmu Keperawatan tentang Asuhan Keperawatan Asam Urat, dengan harapan sejauh mana mahasiswa dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan geriatric tentang asam urat dan intervensi yang diberikan.

Akhirnya penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini bukanlah merupakan akhir dari penulisan, tetapi merupakan langkah awal yang masih banyak memerlukan perbaikan-perbaikan.Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi menyempurnakan laporan ini. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini.

Yogyakarta, Mei 2015

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam urat sudah lama menjadi salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Dulu, penyakit ini juga disebut "penyakit para raja" karena penyakit ini diasosiasikan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang enak-enak. Kini, asam urat bisa menimpa siapa saja, yaitu para penggemar makanan enak.

Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional. Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium. Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti selsel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) ataupun hewan (daging, jeroan, ikan sarden). Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15%.

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta adalah panti social yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar agar hidup secara baik dan terawatt dala kehidupan masyarakat baik yang berada didalam panti maupun yang berada di luar panti. PSTW sebagai lembaga pelayanan social lanjut usia berbasis panti yang menjadi Institusi yang progresif dan terbuka untuk mengantisipasi dan merespon kebutuhan lanjut usia yang terus meningkat.

(5)

PSTW Yogyakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor : 6 Tahun 2008, peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 44 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi DIY, yang memberikan pelayanan kesejahteraan social kepada lanjut usia. PSTW Yogyakarta diharapkan mampu mengembangkan komitmen dan kompentensinya dalam memberikan pelayanan social yang terstandarisasi dengan mengacu kepada Kepmen Kesejahteraan dan Kesejahteraan Sosial Nomor 193/Menkes Kesos/III/2000 tentang Standarisasi Panti Sosial, yang telah direvisi dengan Kepmen Sosial RI Nomor 50/Huk/2004, sekaligus mengakomudasi potensi lokal di daerah.

PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur sebagai pelaksana teknis dalam memberikan pelayanan social bagi lansia, merupakan lahan praktek Program Studi Profesi Ners dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada lansia yang ada di Wisma Dahlia. Setelah beberapa hari saya melaksanakan praktek klinik di Wisma Dahlia, saya tertarik untuk memberikan Asuhan Keperawatan Gerontik pada Tn. S dengan masalah asam urat karena ingin mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh pada klien sesuai dengan perencanaan keperawatan yang ditetapkan sebelumnya dan membantu klien dalam mencapai kebutuhan kesehatan secara optimal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang masalah diatas maka penulis mengambil rumusan masalah “bagaimana Asuhan Keperawatan Gerontik pada Tn. S dengan diagnose asam urat di Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur yang meliputi pengkajian, rumusan diagnose, perencanaan, implementasi, dan evaluasi?”

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan gerontik pada Tn. S dengan diagnosa asam urat di Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur dengan proses keperawatan.

(6)

b. Tujuan Khusus

1. Mampu memberikan asuha keperawatan gerontik pada klien dengan asam urat yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, impelementasi, dan evaluasi keperawatan

2. Mampu mendokumentasikan setiap asuhan keperawatan gerontik pada Tn. S dengan diagnose asama urat di Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur.

D. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penulis studi kasus ini meliputi: 1. Lingkup mata ajar

Asuah keperawatan gerontik pada Tn. S dengan asam urat termasuk dalam keperawatan gerontik

2. Lingkup kasus

Lingkup kasus yang diambil penulis dalam laporan ini membahasa asuhan keperawatan gerontil pada Tn. S dengan asam urat di Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur dengan proses keperawatan

3. Lingkup waktu

Asuhankeperawatan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan pada tanggal 04-06 Mei 2015

4. Lingkup asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan ini dilakukan dengan proses keperawatan yang meliputi pengakjian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan E. Metode 1. Pemeriksaan fisik 2. Wawancara 3. Observasi 4. Dokumentasi

(7)

F. Manfaat

1. Bagi penulis

Laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan asam urat.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Sebagai sarana atau bahan pertimbangan asuhan keperawatan secara professional, khususnya asuhan keperawatan pada klien dengan asam urat khususnya pada lanjut usia

3. Bagi Panti atau Tempat Praktek

Sebagai bahan pertimbangan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien lanjut usia dengan asam urat.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi bagi tenaga kesehatan lain dapat menambah wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan asam urat.

(8)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacangkacangan) atau pun hewan. Jadi asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi yang merupakan hasil samping dari pemecahan sel dalam darah.

Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.

Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin juga dapat meningkatkan asam urat. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.

Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin.

(9)

B. PERJALANAN PENYAKIT

Perjalanan penyakit asam urat (gout) ada 3 tahapan, yaitu : 1. Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut.

Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau terkena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan.

2. Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intermiten.

Ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin panjang, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak maka menimbulkan nyeri yang berkepanjangan.

3. Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus

Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.

(10)
(11)

D. MACAM-MACAM ASAM URAT

Macam-Macam Asam Urat 1. Penyakit gout primer

penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.

2. Penyakit gout sekunder

disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi.

E. CIRI-CIRI ASAM URAT

Kriteria diagnostik untuk asam urat adalah:

1. Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi.

2. Thopus terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.

3. Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut 4. Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari 5. Oligoarthritis (jumlah sendi yang meradang kurang dari 4 6. Kemerahan di sekitar sendi yang meradang

7. Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak 8. Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal pertama

9. Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)

10. Tophus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago artikular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi

11. Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL) 12. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja)

(12)

F. MAKANAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN ASAM URAT

1. Makanan yang harus dihindari atau dikurangi jumlahnya :

a. minuman fermentasi dan mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur, tape, dan tuak.

b. Juga jangan sentuh sama sekali yang namanya makanan laut udang, remis, tiram, kepiting

c. berbagai jenis makanan kaleng seperti sarden,kornet sapi.

d. Berbagai jeroan seperti hati, ginjal, jantung, otak, paru, limpa, usus. e. buah-buahan tertentu seperti durian, alpokat dan es kelapa.

2. Sedangkan makanan yang harus Anda kurangi asupannya dalam arti dalam porsi sedikit masih bisa Anda makan, yaitu :

a. ikan, daging kambing, daging ayam, daging sapi b. tempe, emping, kacang, oncom

c. beberapa jenis sayuran tertentu seperti brokoli, bayam, kangkung, kol dan tauge. 3. Bahan makanan yang diperbolehkan adalah:

a. Bahan Makanan Sumber HA:

semua jenis bahan makanan pokok dapat dikonsumsi dengan jumlah seimbang menurut kebutuhan masing-masing. Makanan

pokok terdiri atas bijian dan umbi, termasuk produk olahannya seperti mi atau bihun.

b. Bahan Makanan Sumber Protein: susu dan hasil olahannya, keju, telur,

daging, ayam, ikan (maksimal 50 gram/hari)

kacang-kacangan kering maksimal 25 gram/hari atau tahu/tempe 50 gram/hari c. Bahan Makanan Sumber Vitamin-Mineral:

(13)

semua jenis sayuran kecuali bayam, buncis, kembang kol, kacang polong, jamur, asparagus, yaitu maksimal 50 g/hari.

d. Minuman: semua minuman kecuali yang mengandung alcohol. e. Bumbu: semua bumbu kecuali ragi.

G. PEMERIKSAAN FISIK

1. Kadar asam urat serum meningkat.

2. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat.

3. Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat.

4. Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat monosodium yang membuat diagnosis.

5. Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi.

H. PENGOBATAN

1. Obat Traditional Asam Urat :

a. Sirsak dimakan begitu saja atau dijuice, dimakan/minum tiap hari

b. Daun salam 7 lembar direbus dengan dua gelas air kemudian diminum pagi dan sore

c. Labu siam diparut kemudian disaring diambil airnya diminum tiap hari.

d. Cuka apel yang sudah jadi dan dicampur madu dengan ukuran satu sendok madu ditambah 2 sendok makan cuka apel plus air hangat -/ 50 cc dan diminum selama 1 minggu pagi bangun tidur dan kalau mau tidur malam.

(14)

2. Diet bagi penderita asam urat

Penyakit asam urat memang sangat erat kaitannya dengan pola makan seseorang. Pola makan yang tidak seimbang dengan jumlah protein yang sangat tinggi merupakan penyebab penyakit ini. Meskipun demikian, bukan berarti penderita asam urat tidak boleh mengkonsumsi makanan yang mengandung protein. Asalkan jumlahnya dibatasi, ya tidak masalah. Selain itu, pengaturan diet yang tepat bagi penderita asam urat mampu mengontrol kadar asam dan urat dalam darah. Penderita asam urat tinggi, memang harus hati-hati terhadap makanan. Diet yang dilakukan, harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Pembatasan purin

Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan asam urat harus melakukan diet bebas purin. Yang harus dilakukan adalah membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg purin per hari (diet normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari).

b. Kalori sesuai kebutuhan

Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat.

c. Tinggi karbohidrat

Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per hari.

d. Rendah protein

Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita gangguan asam urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari.

(15)

Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati yang berasal dari susu, keju dan telur.

e. Rendah lemak

Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.

f. Tinggi cairan

Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui urin. Karena itu, Anda disarankan untuk menghabiskan minum minimal sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa berupa air putih masak, teh, atau kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.

g. Tanpa Alkohol

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.

(16)

I. KOMPLIKASI

 Nodulus reumatoid ekstrasinovialdapat terbentuk pada katup jantung atau pada paru, mata, atau limpa. Funngsi pernapasan dan jantung dapat terganggu. Glukoma dapat terjadi apabila nodulus yang menyumbat aliran keluar cairan okular terbentuk pada mata.

 Vasulitis (inflamasi sistem vaskuler) dapat menyebabkan trombosist dan infark.

 Penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari, depresi dan stres keluarga dapat menyertai eksaserbasi penyakit.

J. PRINSIP DIET

Diet hiperurisemia pertama-tama harus mengikuti dahulu prinsip umum diet gizi seimbang seperti yang dikemukakan dalam Pedoman Empat-Sehat Lima-Sempurna dan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Selanjutnya diet tersebut mengacu pada lima pedoman yang disyaratkan dalam diet rendah purin:

1. pembatasan bahan makanan yang tinggi purin;

2. alkalinisasi urin untuk memudahkan ekskresi asam urat 3. peningkatan asupan cairan;

(17)

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS ASAM URAT DI WISMA DAHLIA PSTW YOGYAKARTA

UNIT BUDI LUHUR

Hari / tanggal pengkajian : 04 Mei 2015 Jam Pengkajian : 07.30 wib

Sumber : klien

Metode : wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.

A. PENGKAJIAN 1. Identitas klien

Nama : Tn. S

Umur : 74 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status perkawinan : Belum Menikah Pendidikan terahir :

No RM :

(18)

2. Orang yang dapat dihubungi

Nama : Tn. T

Umur : 52 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Akabri

Agama : Islam

Alamat : Sleman

Hubungan dengan lansia : Adik kandung

3. Riwayat Keluarga Genogram Keterangan: : Perempuan : Laki-laki : Meninggal : Hubungan pernikahan : Hubungan anak : Klien

(19)

4. Alasan Datang Ke Panti

Klien mengatakan dirinya diantar oleh adiknya

5. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Klien mengatakan sering merasakan nyeri di kedua kakinya (lutut) bila jongkok, dan kadang kaku pada kedua tangannya (jari)

b. Kesehatan sekarang

Klien mengatakan sudah 5 bulan menderita asam urat, klien mengatakan bila jongkok kedua kakinya (lutut) sakit dan kadang kaku pada kedua tangannya (jari).

Pengkajian nyeri:

O : sejak 5 bulan yang lalu

P : jika jongkok dan banyak gerak Q : seperti patah

R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut) dan kedua tangan (jari) S : 6

T : menetap

Kekuatan otot : 5 5

5 5

c. Riwayat kesehatan dahulu

Klien pernah di operasi usus buntu tahun 1964, klien pernah di operasi ambyen tahun 1974, Klien mengatakan sudah 5 bulan menderita asam urat

(20)

d. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan, dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit asam urat atau penyakit lainnya.

6. Penyakit yang diderita sekarang

Klien menderita asam urat

7. Riwayat Pekerjaan

- Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja - Pekerjaan sebelumnya: Cleaning service

- Sumber pendapatan : tidak ada, kebutuhan klien ditanggung oleh keluarga (anak ponakan).

8. Riwayat Lingkungan Hidup (saat lansia tinggal sekarang)

a. Tipe Tempat Tinggal : permanen b. Jumlah Kamar : 6 kamar

c. Kondisi tempat tinggal : Wisma Dahlia secara keseluruhan lingkungannya bersih, tertata rapi, pencahayaan cukup, lantai keramik tidak licin, kamar mandi bersih, dan jendela selalu terbuka pada pagi hari. Kamar klien bersih, tertata rapi, tidak licin, tidak tercium aroma tidak sedap

9. Gambaran Denah Wisma

U R. XI R. VIII R. VII R. X R. V R. IX R. VI R. IV R. III R. I R. II

(21)

Keterangan: R. I : teras R. II : kamar R. III : kamar R. IV : kamar R. V : ruang tamu R. VI : kamar R. VII : kamar R. VIII : kamar R. IX : Gudang

R. X : kamr mandi dan WC R. XI : tempat jemur dan cuci

10. Riwayat Rekreasi

Klien mengatakan jarang berekreasi ke tempat-tempat wisata, pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarga besar juga kadang-kadang, sehari-hari cuman main bersama teman-teman panti.

11. System Pendukung

Klien tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Bantul, setiap pagi mengikuti senam lansia, setiap rabu dan sabtu ada bimbingan keagamaan, setiap hari rabu ada pemeriksaan rutin di poliklinik panti.

(22)

Jadwal kegiatan di PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur : Senin : pagi hari senam dan dilanjutkan dengan dendang ria Selasa : senam pagi dan keterampilan

Rabu : senam pagi dan pemeriksaan kesehatan Kamis : senam pagi dan bimbingan psikologi Jumat : kerja bakti

Sabtu : senam tongkat, bimbingan psikologi

12. Deskripsi kekhususan

Klien beragama islam, klien mengatakan sholat 5 waktu ketika asam uratnya tidak kambuh, saat kambuh klien hanya tidur saja di kamr

13. Aktivitas Hidup Sehari-hari

Indeks KATZ : A/B/C/D/E/F/G

No Kegiatan Keterangan Hasil

1. Mandi Klien mandi secara mandiri tanpa bantuan orang lain

A

2. Berpakaian Klien berpakaian secara mandiri tanpa bantuan orang lain

A

3. Berpindah Klien berpindah secara mandiri tanpa bantuan orang lain

A

4. Toileting Klien toileting secara mandiri tanpa bantuan orang lain

A

5. Makan Klien makan secara mandiri tanpa bantuan orang lain

A

6. Kontinensia Klien kontinensia secara mandiri tanpa bantuan orang lain

(23)

Keterangan:

Skor Kriteria

A Kemandirian dalam hal mandi, toileting, berpakaian dan makan B Kemandirian dalam hal semua aktivitas sehari-hari, kecuali satu

fungsi tersebut

C Kemandirian dalam hal semua aktivitas, kecuali mandi, dan satu fungsi tersebut

D Kemandirian dalam semua kativitas sehari-hari kecuali mandi dan berpakaian dan salah satu fungsi tersebut

E Kemandirian dalam semua aktivitas sehari-hari kecuali mandi, berpakaian, toileting, dan salah satu fungsi tersebut

F Kemandirian dalam semua aktivitas sehari-hari kecuali mandi, berpindah, toileting, berpakaian dan salah satu fungsi tersebut G Ketergantungan dalam semua fungsi tersebut

Lain - lain

Ketergantungan dari sedikitnya dua fungsi tersebut tapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai A, B, C,D, E, F, G

Interprestasi:

Hasil indeks KATZ klien adalah A.

Dari hasil diatas menunjukkan bahwa klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mampu melakukannya dengan sendiri tanpa bantuan orang lain

1) Oksigenasi

Tidak terpasang alat bantu pernapasan. RR: 22 x/menit, tidak ada keluhan sesak napas.

2) Cairan dan elektrolit

(24)

3) Nutrisi:

Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi sedang , diwaktu siang klien makan nasi, lauk dan buah. Klien mengatakan sedikit tahu mana makanan patangan untuk penderita asam urat.

4) Eliminasi:

Klien mengatakan dalam sehari BAB 1 kali sehari tiap pagi dengan konsistensi lembek, tidak ada keluhan konstipasi, sedangkan BAK dalam sehari 3-4 kali

5) Aktivitas:

Dalam melakukan aktivitas sehari (makan, mandi, toileting, berpindah), klien masih mampu melakukannya dengan sendiri atau mandiri hanya mencuci pakaian klien susahmelakukannya. klien tidak pernah melakukan senam asam urat

6) Istrahat dan tidur:

Klien mengatakan disiang hari selalu istrahat (tidur) karena bila klien beraktifitas terasa nyeri pada persendian.

7) Personal hygiene:

Klien mengatakan gosok gigi 1 kali sehari dilakukan saat mandi, klien mandi 2 kali sehari. Klien tampak bersih dan rapi

8) Rekreasi:

Klien mengatakan jarang berekreasi ke tempat-tempat wisata, pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarga besar juga kadang-kadang, sehari-hari cuman main bersama teman-teman panti.

9) Psikologi:

(1).Persepsi klien:

Klien merasa sedikit terganggu dengan keadaan dirinya saat ini. (2).Konsep diri:

(a) Gambaran diri:

Klien adalah seorang perjaka yang tidak memiliki seorang anak, dan hidupnya sekarang tergantung pada keluarga besar.

(25)

(b) Ideal diri:

Klien mengatakan mampu melakukan aktivitas dengan mandiri (c) Peran diri:

Klien seorang perjaka yang tidak memiliki seorang anak yang sekarang menjadi penghuni panti di wisma D

(d) Harga diri:

Klien mengatakan dirinya bahagia dengan keadaannya sekarang di panti (e) Identitas diri:

Klien mampu menyebut nama, usia, jenis kelamin.

Nama : Tn. S, umur 74 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan seorang perjaka yang beragama islam.

(3).Emosi:

Klien tampak tenang, klien tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung, sering ketawa dan ramah

(4).Adaptasi:

Hubungan klien teman-teman, karyawan, mahasiswa magang di panti baik-baik saja tapi tidak akrab dengan orang asing soalnya klien lebih banyak dikamar (5).Mekanisme dan pertahanan diri:

Ada resiko cidera atau jatuh karena mata kiri klien tidak dapat melihat, klien mengatakan tidak kuat kalau terkena sinar matahari tapi klien tampak kuat/tidak lemah dan lelah. Tidak ada penurunan kekuatan otot. Klien juga mengatakan jika ada masalah selalu berdo’a dan memohon petunjuk dari Tuhan.

(26)

10) Status Mental

Short Portable Mental Status Questioner (SPSMQ)

No Pertanyaan Benar Salah

1 Tanggal berapa hari ini? 

-2 Sekarang hari apa? 

-3 Apa nama tempat ini? 

-4 Dimana alamat anda? 

-5 Berapa umur anda? 

-6 Kapan anda lahir? (minimal tahun lahir)

7 Siapa nama presiden Indonesia sekarang? 

8 Siapa nama presiden Indonesia sebelumnya 

9 Siapa nama ibu anda? 

10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun

Total 10 0

Keterangan:

0-3 : Fungsi intelektual utuh 4-5 : Kerusakan intelektual ringan 6-8 : Kerusakan intelektual sedang 9-10 : Kerusakan berat

Penjelasan: status mental pasien dengan fungsi intelektual utuh, dimana klien dapat mengingat semuanya dengan baik.

(27)

11) Skala Jatuh Morse No

.

Kriteria Keterangan Skor Ket.

1 Riwayat jatuh baru saja atau dalam waktu 3 bulan Ya : 25. Tidak : 0 0 Tidak ada riwayat jatuh baru saja atau dalam waktu 3 bulan

2 Diagnosa lain Ya : 25. Tidak : 0

25 Maag dan nyeri di mata

3 Bantu jalan Tidak ada tirah baring, dikursi roda, bantuan perawatan : 0 Tongkat ketiak (cruth), alat bantu jalan (walker) : 15 Furniture : 30

0 Dalam berjalan, klien tidak menggunakan alat bantu jalan

4 IV/heparin lock Ya : 25. Tidak : 0 0 5 Cara berjalan/berpi ndah

Normal, tirah baring, tidak bergerak : 0 Lemah ; 10 Terganggu : 20 0 Dalam berpindah tidak ada kesulitan (normal)

6 Status mental Mengetahui

kemampuan diri : 0 Lupa keterbatasan : 15

0 Klien masih dapat mengingat dengan baik dan mengetahui kemampuan diri

Keterangan :

(28)

25-50 : resiko rendah (lakukam tindakan pencegahan jatuh standar) ≥50 : resiko tinggi (lakukan intervensi pencegahan jatuh resiko tinggi)

Hasil: hasil skala jatuh Morse yaitu nol (25), artinya resiko rendah (lakukam tindakan pencegahan jatuh standar) klien

12) Tinjauan Sistem

Keadaan Umum : Baik

Tingkat kesadaran : composmentis

GCS : 15 (E4 M5 V6) Tanda-tanda Vital : TD : 120/70 mmHg N : 80 x/menit RR : 22 x/menit S : 36,50C 13) Pemeriksaan fisik:

(1) Kepala dan rambut a. Inspeksi:

Bersih, rapi, tidak ada luka, rambut keseluruhan sudah beruban. b. Palpasi:

Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan (2) Muka

a. Inspeksi:

Simetris, tidak ada lesi/luka, tidak bengkak b. Palpasi

(29)

(3) Mata

a. Inspeksi:

Tidak simetris kanan-kiri, konjungtiva tidak anemis, memakai kacamata (ketika keluar jalan jalan pada siang hari) terlihat sayu pada mata.

(4) Hidung a. Inspeksi:

Tidak ada lesi, tidak ada lender, tidak ada pendarahan, tidak menggunakan alat bantu napas.

b. Palpasi :

Tidak ada nyeri tekan dan benjolan (5) Mulut

a. Inspeksi:

Membran mukosa lembab, gigi tidak utuh lagi. (6) Telinga

a. Inspeksi:

Tidak ada serumen, antara yang kanan dan kiri simetris, tidak ada luka, terdapat penurunan pendengaran.

(7) Leher

a. Inspeksi:

Tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka/lesi

b. Palpasi:

Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan. (8) Dada dan punggung

a. Paru:

(30)

Palpasi : tidak ada nyeri tekan Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler, tidak ada suara napas tambahan (wheezing/mengi dan ronchi)

b. Jantung

Auskultasi: s1 dan s2 reguler (9) Abdomen dan pinggang

a. Inspeksi:

Tidak ada luka/lesi, simetris, warna kulit rata b. Auskultasi:

Peristaltic 20 x/menit c. Palpasi:

Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran organ, d. Perkusi:

Timpani (10) Genetalia

Klien adalah seorang laki laki yang sudah menopause dan tidak mempunyai istri, dan tidak memiliki anak. Tidak tercium bau tidak sedap, tidak terlihat klien menggaruk-garuk kegatalan.

(11) System imun

Klien tidak ada riwayat alergi (12) Integument

Turgor kulit: tidak kering, tidak ada luka/lesi, keriput (13) Ekstremitas

Atas: tangan kanan dan kiri sedikit kaku bila untuk menggenggam, tidak ada edema, tidak ada luka

(31)

Bawah: kaki kanan dan kiri bergerak normal cuman kalau untuk duduk (jongkok) sakit, tidak ada luka

Kekuatan otot: 5 5 5 5

Keterangan: 0 : paralis

1 : tidak ada erakan

2 : gerakan otot penuh menentang gravitasi dan sokongan 3 : gerakan normal menentang gravitasi

4 : gerakan normal menentang gravitasi dengan sedikit tahanan 5 : gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan tahanan penuh (14) System penginderaan

a. Mata:

Klien tidak bisa melihat dengan baik, agak sedikit kabur ketika melihat cahaya, memakai kacamata hitam ketika keluar, bisa membedakan warna b. Hidung:

Penciuman baik, klien masih bisa membedakan aroma bau dan harum (parfum, minyak kayu putih)

c. Telinga:

Klien tidak dapat mendengar dengan baik, ada penurunan fungsi pendengaran

d. Lidah:

Baik, klien masih bisa membedakan manis dan asin e. Peraba:

(32)

(15) Data penunjang

(16) Terapi medis

DATA FOKUS

Data Subyektif

- klien mengatakan bila jongkok kedua kakinya (lutut) sakit - Klien mengatakan kedua tangannya (jari) sedikit kaku

(33)

- Klien mengatakan sudah 5 bulan menderita asam urat - Klien mengatakan dulu pernah sekolah sampai SD

- Klien mengatakan tidak tahu tentang mana makanan pantangan untuk penderita asam urat - Tekanan darah 120/70 mmHg

- Nadi 80 x/menit - Respirasi 22 x/menit - Suhu 36,5 0C

- Pengkajian nyeri:

O : sejak 5 bulan yang lalu

P : jika jongkok dan banyak gerak Q : seperti patah

R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut) dan kedua tangan (jari) S : 6

T : menetap

Data Obyektif

- Tangan klien kaku kaku di jari dan persendian - Klien terlihat meringis kesakitan bila jongkok - klien tampak bingung ditanya tentang diet asam urat

(34)

- TD : 120/70 mmHg - N: 80 x/menit - RR : 22 x/menit - S : 36,50C

(35)

-ANALISA DATA

No Tgl/jam Data (subyektif dan Obyektif) Etiologi problem

1. 04/05/15 DS:

- klien mengatakan bila jongkok kedua kakinya (lutut) sakit

- Klien mengatakan kedua tangannya (jari) sedikit kaku

- Klien mengatakan sudah 5 bulan menderita asam urat

- Pengkajian nyeri:

O : sejak 5 bulan yang lalu

P : jika jongkok dan banyak gerak Q : seperti patah

R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut) dan kedua tangan (jari)

S : 4

T : menetap

DO :

- Tangan klien kaku kaku di jari dan persendian

- Klien terlihat meringis kesakitan bila jongkok Agen cidera biologi Nyeri akut (kaku pada lutut dan jari)

No Tgl/jam Data (subyektif dan Obyektif) Etiologi problem

2. 04/05/15 DS :

- Klien mengatakan dulu pernah sekolah sampai SD

- Klien mengatakan tidak tahu tentang mana makanan pantangan untuk penderita asam urat

Keterbatsan sumber informasi Kurang pengetahua n

(36)

DO :

- klien tampak bingung ditanya tentang diet asam urat

- klien tampak bingung ditanya tentang rendam air hangat untuk nyeri asam urat

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosa Keperawatan Prioritas

04-05 2015

Nyeri akut (kaku pada lutut dan jari) berhubungan dengan agen cidera biologi

kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan sumber informasi

I

(37)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

FORMAT INTERVENSI / PERENCANAAN KEPERAWATAN GERONTIK

Nama : Tn. S Umur :74 tahun Tanggal : 04 Mei 2015 No Diagnosa

keperawatan

Tujuan (NOC) Kriteria hasil NIC Rasional

1 Nyeri akut (kaku pada lutut dan jari) berhubungan dengan agen cidera biologi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x pertemuan, diharapkan nyeri berkurang. Mengontrol nyeri (1605) - Mampu mengontrol nyeri - Mengenali penyebab nyeri - Menjelaskan factor

penyebab nyeri

- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri

- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, tanda nyeri)

Manajemen nyeri (1400)

- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi - Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

- Gunakan teknik komunikasi teraupetik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien

- Lakukan teknik non

- Mengetahui lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas, factor penyebab nyeri

- Mengetahui tindakan selanjutnya yang akan diberikan

- Untuk mengetahui kualitas nyeri klien

(38)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

farmakologi (rendam air

hangat) untuk menurunkan nyeri sendi

- Anjurkan klien untuk istrahat yang cukup

sendi

- Untuk kenyamanan klien

No Diagnosa keperawatan

Tujuan (NOC) Kriteria hasil NIC Rasional

2 Kurang pengetahuan berhubungan keterbatasan sumber informasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali pertemuan, diharapkan mampu melakukan diet asam urat

- Mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

- Klien mampu menjalankan diet asam urat yang dianjurkan

- Asam urat dalam batas normal (3-8 mg/dl)

- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang asam urat

- Identifikasi faktor penyebab, kurangnya pengetahuan tentang asam urat

- Anjurkan klien untuk melakukan diet asam urat

- Sediakan informasi sesuai kondisi klien

- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat asam urat

- Mengetahui seberapa tahu klien tentang penyakitnya

- Mengetahui penanganan yang tepat untuk diberikan

(39)
(40)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN GERONTIK

Nama : Tn. S Umur :74 tahun Diagnosa

keperawatan

Tgl/jam Implementasi Respon Evaluasi Ttd+

nama

Nyeri akut (kaku pada lutut dan jari) berhubungan dengan agen cidera biologi

04-05-2015 11.00

- Mengkaji nyeri secara komperhensif (lokasi, intensitas, skala, dan waktu) - Mengobservasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan - Menggunakan teknik komunikasi teraupetik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien - Lakukan teknik non

farmakologi (rendam kaki

- Lokasi nyeri pada lutut (bila jongkok), tangan kaku (jari), skala: 4, waktu: disaat klien jongkok

- Klien kooperatif dan mau istarahat bila nyerinya tiba - Klien mau mendengarkan anjuran

perawat

- Klien mau melakukan teknik non farmakologi (rendam kaki

S:

- Klien mengatakan masih terasa sakit, seperti dipatahkan dengan sakala 3

O : sejak 5 bulan yang lalu

P : jika jongkok dan banyak gerak Q : seperti patah

R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut) dan kedua tangan (jari)

S : 4

T : menetap O :

(41)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

dengan air hangat) untuk

menurunkan nyeri sendi - Anjurkan klien untuk

istrahat yang cukup

dengan air hangat)

- Klien mengatakan selalu mengutamakan istirahat

- Pasien kooperatif melakukan senam - Klien mau melakukan nafas dalam - Klien mau melakukan istrahat yang

cukup A :

- Masalah teratasi sebagian P :

- Lanjutkan intervensi

Diagnosa keperawatan

Tgl/jam implementasi respon Evaluasi Ttd+

nama Kurang pengetahuan berhubungan keterbatasan 04-05-2015 11.10 - Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang asam urat

- Mengidentifikasi faktor

- Klien mengatakan sedikit tahu tentang asam urat - Klien mengatakan dirinya

hanya pernah sekolah S :

- Klien mengatakan dirinya pernah sekolah sampai SD - Klien mengatakan tahu tentang asam urat

(42)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

sumber informasi penyebab, kurangnya

pengetahuan tentang asam urat

- Anjurkan klien untuk melakukan diet asam urat - Sediakan informasi sesuai

kondisi klien

- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat asam urat

sampai SD

- Klien mengatakan paham dengan diet asam urat yang diajanjurkan

- Klien bingung saat ditanya tentang asam urat

-O

:-- klien bingung ditanya tentang senam dan diet asam urat

- informasi senam asam urat - Informasi diet asam urat

Klien kooperatif dan tampak mendengarkan penjelasan

Diagnosa keperawatan

Tgl/jam implementasi respon Evaluasi Ttd+

(43)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

- Klien dapat melakukan terapi asam urat

A :

masalah teratasi sebagian P :

lanjutkan intervensi

- Menyediakan informasi senam asam urat dan diet asam urat

- Memotivasi klien untuk melakukan diet asam urat

FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN GERONTIK

(44)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

Umur :71 tahun Diagnosa

keperawatan

Tgl/jam implementasi respon Evaluasi Ttd+

nama

Nyeri akut (sakit lutut dan tangan) berhubungan dengan agen cidera biologi

21/10/14 09.00 16.00

- Mengkaji nyeri secara komprehensif

- Menganjurkan klien untuk istrahat yang cukup

- Mengajarkan teknik napas dalam dan relaksasi

- Menganjurkan klien untuk tidak terlalu capek

- Menganjurkan klien untuk beraktivitas sesuai dengan kemampuan

- Lokasi nyeri pada lutut (bila jongkok), tangan kaku (jari), skala: 3, waktu: disaat klien jongkok

- Klien kooperatif dan mau istarahat bila nyerinya tiba - Klien mau mendengarkan

anjuran perawat

- Klien mau melakukan napas dalam dan relaksasi

S:

- Klien mengatakan nyeri dilutut dengan skala 3

- O : sejak 1 tahun yang lalu P : jika jongkok dan mengepal Q : seperti patah

R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut) dan kedua tangan (jari) S : 3

T : menetap

O :

- Pasien kooperatif melakukan senam

- Klien mau melakukan nafas dalam

(45)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

- Klien mau mengurangi

aktivitasnya A :

- Masalah teratasi sebagian P :

- Lanjutkan intervensi

Diagnosa keperawatan

Tgl/jam implementasi respon Evaluasi Ttd+

nama Kurang pengetahuan berhubungan keterbatasan sumber informasi 21/10/14 12.00 16.00 - Menyediakan informasi sesuai kebutuhan - Menjelaskan dan mengajarkan manfaat senam asam urat dan diet asam urat

- Menjelaskan manfaat diet - Motivasi untuk latihan

senam asam urat dengan

- Klien mendengarkan dengan baik

- Klien mulai lancar senam asam urat

- Klien mengatakan kemarin (sore) melakukan senam asam urat

- Klien mengatakan sudah tahu makanan apa saja yang tidak

S :

- Klien mengatakan kemarin (sore) melakukan senam asam urat

- Klien mengatakan sudah tahu makanan apa saja yang tidak boleh untuk penderita asam urat

- Klien mengatakan, bila menu (lauk dan sayur) yang tersedia merupakan pantangan asam urat, klien tidak

(46)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

mandiri

- Observasi pengetahuan klien tentang diet asam urat

- Memonitor pola diet klien

boleh untuk penderita asam urat

- Klien mengatakan, bila menu (lauk dan sayur) yang tersedia merupakan pantangan asam urat, klien tidak menghabiskannya.

- Lauk (hati ayam) tidak dihabiskan oleh klien

menghabiskannya.

-O

:-- Klien mendengarkan dengan baik - Klien mulai lancar senam asam urat - Klien tampak tidak bingung lagi

senam asam urat

- Lauk (hati ayam) tidak dihabiskan oleh klien

-A: masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi

(47)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN GERONTIK

Nama : Ny. P Umur :71 tahun

Diagnosa keperawatan Tgl/jam implementasi respon Evaluasi Ttd+ nama

Nyeri akut (lutut dan tangan) berhubungan dengan agen cidera biologi

22/10/14 08.00

- Mengkaji nyeri secara komprehensif

- Menganjurkan klien untuk istrahat yang cukup

- Mengajarkan teknik napas dalam dan relaksasi

- Menganjurkan klien untuk mengoles balsem pada kaki

- Membantu memijat kaki klien

- P : nyeri lutut (jongkok) dan tangan (jari dikepal)

Q : nyerinya seperti dipatahkan R : nyeri pada lutut dan tangan/jari

S : skala nyeri 2

T : nyeri terasa bila jongkok dan dikepal (jari)

- Klien kooperatif dan mau untuk istrahat

- Klien kooperatif dan mau S:

- Klien mengatakan nyeri masih terasa - Klien mengatakan, bila nyeri datang klien akan mengompres air hangat, olesin balsem

- O : sejak 1 tahun yang lalu P : jika jongkok dan mengepal Q : seperti patah

R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut)dan kedua tangan (jari)

(48)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

- Menganjurkan klien untuk

istrahat yang cukup

- Menganjurkan klien untuk tidak beraktivitas yang berlebihan

- Menganjurkan kompres air hangat

- Menganjurkan dan memotivasi klien untuk melatih mengepal sedikit demi sedikit

melakukan napas dalam dan relaksasi

- Klien merasa nyaman setelah melakukan napas dalam

- klien

T : menetap O :

- Klien mau melakukan nafas dalam - Klien mau mengurangi aktivitasnya - Klien merasa nyaman setelah dipijat A :

- Masalah teratasi sebagian P :

- Lanjutkan intervensi

-Diagnosa keperawatan

Tgl/jam implementasi Respon Evaluasi Ttd+

nama Kurang pengetahuan berhubungan keterbatasan sumber informasi 22/10/14 08.00 - Menyediakan informasi sesuai kebutuhan

- Mengajarkan senam asam urat

- Menganjurkan diet asam

- Klien mendengarkan dengan baik - Klien mulai lancar senam asam

urat

- Klien mengatakan sudah mulai melakukan senam asam urat

S :

- Klien mengatakan sudah tahu makanan apa saja yang tidak boleh untuk penderita asam urat

(49)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

urat

- Motivasi untuk latihan senam asam urat dengan mandiri

- Memonitor pola diet asam urat klien

dengan rutin

- Klien mengatakan sudah tahu makanan apa saja yang tidak boleh untuk penderita asam urat

- Klien mengatakan bila ada menu makanan (lauk dan sayur) yang menjadi pantangan, klien cuman memakannya sedikit saja.

makanan yang menjadi pantangan, klien cuman memakannya sedikit saja.

- Klien mengatakan sudah mulai melakukan senam asam urat dengan rutin

-O

:-- Klien mendengarkan dengan baik - Klien mulai lancar senam asam

urat

- Klien tampak tidak bingung lagi melakukan senam asam urat

- Klien tidak menghabiskan lauk A:

masalah teratasi P :

(50)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

pertahankan intervensi

(51)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari asuhan keperawatan yang telah dilakukan kepada Ny. P dengan asam urat di PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur, didapatkan diagnosa keperawatan :

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi NOC : mengontrol nyeri

 Mampu mengontrol nyeri (mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri)

 Mengenali penyebab nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri

 Menjelaskan factor penyebab nyeri

 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri

NIC : manajemen nyeri

 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi  Observasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan

 Gunakan teknik komunikasi teraupetik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien

 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi  Anjurkan klien untuk istrahat yang cukup

Hasil : S:

 Klien mengatakan nyeri masih terasa

 Klien mengatakan, bila nyeri datang klien akan mengompres air hangat, olesin balsem

 O : sejak 1 tahun yang lalu P : jika jongkok dan mengepal

(52)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

Q : seperti patah

R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut) dan kedua tangan (jari) S : 3

T : menetap

O :

 Klien mau melakukan nafas dalam  Klien mau mengurangi aktivitasnya  Klien merasa nyaman setelah dipijat A :

 Masalah teratasi sebagian P :

 Lanjutkan intervensi

b. Kurang pengetahuan berhubungan keterbatasan sumber informasi

NOC :

 Mampu melaksanakan prosedur sesuai penjelasan secara benar

 Mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

NIC :

 Kaji tingkat pengetahuan pendidikan klien

 Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada

penyakit, dengan cara yang tepat  Sediakan informasi sesuai kondisi klien

(53)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

 Jelaskan pada klien dan keluarga klien manfaat penkes sesuai materi

 Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

Hasil : S :

 Klien mengatakan sudah tahu makanan apa saja yang tidak boleh untuk penderita asam urat

 Klien mengatakan bila ada menu makanan yang menjadi pantangan, klien cuman memakannya sedikit saja.

 Klien mengatakan sudah mulai melakukan senam asam urat dengan rutin

O :

 Klien mendengarkan dengan baik  Klien mulai lancar senam asam urat

 Klien tampak tidak bingung lagi melakukan senam asam urat

 Klien tidak menghabiskan lauk

A:

 masalah teratasi

P :

(54)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

B. Saran

Ada beberapa saran yang penulis sampaikan sebagai berikut : 1. Untuk diagnsa 1 tentang nyeri akut yang sewaktu-waktu bisa kambuh, maka perlu pengualangan intervensi oleh klien untuk mengurangi nyeri meski sudah tercapai

2. Untuk diagnose 2 tentang defisiensi pengetahuan, diharapakan pengetahuan klien tentang penyakit, penanganan secara nonfarmakalogi ditingkatkan. Apa yang sudah diketahui oleh klien dipertahankan dan apa yang belum diketahui diinformasikan lagi.

(55)

Stase Keperawatan Gerontik 2015

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L. (2011). Keperawatan Lanjut usia. Yogyakarta : Graha Ilmu

Kusuma H. (2013). Aplikasi Nanda NIC-NOC. Yogyakarta. Media Action

Herdman, 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC

Intianur, Firman.2012.

http://firwanintianur93.blogspot.com/2012/09/laporan-pendahuluan-artritis-pirai-gout_8.html (Diakses 23

Oktober 2014)

Man, Lucky 2014, Patofisiologi Asam Urat pada Lansia.

http://obatasamurattradisionalalami.blogspot.com/2014/06/patofisiologi-asam-urat-pada-lansia.html(Diakses 23 Oktober 2014)

Muwarni dan Priyantari (2010). Gerontik Konsep Dasar Dan Asuhan Keperawatan Home Care Dan Komunitas.

Yogyakarta. Fitramaya

Murwani, Arita & priyantar, wiwin (2010), Gerontik konsep dasar dan asuhan keperawatan home care dan komunitas. Citramaya:Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang diberikan adalah (1) Pembelajaran fisika hendaknya menggunakan model yang dapat membawa siswa ikut

satu – satu sehingga harus bergiliran 25 orang siswa. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa prestasi belajar yang didapatkan siswa pada siklus I masih belum

Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian pembiayaan di BMT Arsyada Metro mengatakan bahwa setiapa penyaluran pembiayaan pada produk murabahah di BMT Arsyada tidak

Delik aduan adalah pengaduan dari korban tindak pidana KDRT yang dapat dicabut kembali oleh korban sedangkan delik biasa adalah laporan dari orang yang melihat,

Penelitian yang bersifat kuasi eksperimen telah dilakukan untuk melihat efek diberikannya pelatihan regulasi diri dalam belajar melalui web dan metode belajar problem-based

(2)   Rambu pendahulu petunjuk jurusan pada persimpangan di depan, rambu pendahulu petunjuk  jurusan yang menunjukkan jurusan yang dituju, rambu pendahulu petunjuk

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menegetahui perubahan garis pantai yang terjadi di kawasan kepesisiran Kabupaten Tuban bagian barat, yaitu Kecamatan Bancar, Tambakboyo, dan