• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PADA PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING DAN ALGORITMA CORELAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PADA PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING DAN ALGORITMA CORELAP"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING DAN ALGORITMA CORELAP

DRAFT TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh:

YOHANNES TULUS MARTINEZ NIM : 160403083

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 2 1

(2)
(3)
(4)
(5)

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan baik.

Pembuatan laporan tugas akhir ini ditujukan untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S-1 Teknik Industri) di Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara. Adapun Tugas Sarjana ini berjudul Perbaikan Tata Letak Fasilitas pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA Menggunakan Metode Systematic Layout Planning dan Algoritma CORELAP.

Besar harapan penulis bahwa laporan Tugas Sarjana ini dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan belum sempurna sehingga dibutuhkan perbaikan dan penyesuaian lebih lanjut. Untuk itu penulis mengharapkan kritik atau saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan dan semoga laporan kerja praktek ini bermanfaat bagi pembaca.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

MEDAN, SEPTEMBER 2021 YOHANNES TULUS MARTINEZ

(6)

Syukur dan terima kasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departeman Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan menulis laporan tugas sarjana ini.

Dalam pelaksanaan penelitian sampai dengan selesainya laporan ini, banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua Orangtua penulis Bonifasius Sihotang dan Betanita Sihombing yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril maupun materil dan medoakan penulis menempuh pendidikan sarjana. Kakak penulis Kak Lala dan Kak Nora yang selalu memotivasi penulis untuk melakukan yang terbaik sehingga laporan ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, MT, IPM selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah mengizinkan pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Buchari, ST, M.Kes, selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah mengizinkan pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, M.S.I.E., Prof. Dr. Ir. Abdul Rahim

Matondang, MSIE., dan Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc. selaku

(7)

5. Bapak Ir. Mangara Tambunan, Msc selaku Dosen Pembimbing Tugas Sarjana yang telah bersemangat meluangkan waktu, pemikiran, dan tenaga beliau untuk membimbing dalam penulisan laporan Tugas Sarjana ini.

6. Seluruh Dosen di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membeikan pengajaran selama perkuliahan yang menjadi bekal penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas sarjana ini..

7. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Mijo, Bang Nurmansyah, Bang Edi, Kak Rahma, Bu Ester dan Kak Mia yang selalu membantu dalam proses administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

8. Seluruh pihak PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA yang telah memberikan izin serta membantu data yang diperlukan selama penelitian Tugas Sarjana.

9. Asisten Laboratorium TLP 2016 yaitu Anggi, Zein, Ali, Andrian, Talitha, Suci, Muti, dan Lamsihar yang saling memotivasi, memberi bantuan, berbagi cerita canda tawa, hingga suka duka kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Sahabat-sahabat penulis di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yaitu Desmar, Okta, Bez, Dani, Sampang, Ulva yang telah memberi dukungan kepada penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini

11. Teman-teman penulis di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara khususnya angkatan 2016 yang tidak dapat

(8)

12. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tak dapat disebutkan namanya satu per satu, semoga Tuhan yang maha kuasa membalas kebaikan kalian semua. Amin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

MEDAN, SEPTEMBER 2021 YOHANNES TULUS MARTINEZ

(9)

potensial bagi Indonesia, mengingat peranannya yang cukup penting sebagai penghasil devisa Negara sub sektor perkebunan. PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit yang didirikan pada tahun 2018 dan mulai beroperasi pada tahun 2019 di Bagan Batu provinsi Riau. Pada lantai produksi PT. TIAN TUJUHPUUH UTAMA memiliki jarak perpindahan yang besar dan terdapat cross movement yang mengakibatkan rendahnya produktivitas pabrik karena mahalnya ongkos material handling dan lamanya transportasi dalam proses produksi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode Systematic Layout Planning dan algoritma CORELAP dalam membuat rancangan tata letak ulang yang lebih baik.

Dari hasil rancangan tata letak yang dibuat dihitung pengurangan biaya perpindahan dimana metode SLP alternatif I sebesar Rp 91086,37 dan alternatif II sebesar Rp 785603,33 dan algoritma CORELAP sebesar Rp 14940,38 dan tidak terdapat cross movement.

Kata kunci: Tata Letak Pabrik, Material Handling Cost, Systematic Layout

Planning, CORELAP

(10)

sectors for Indonesia, given its important role as a foreign exchange earner for the plantation sub-sector. PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA is a company engaged in palm oil processing which was founded in 2018 and started operating in 2019 in Bagan Batu, Riau province. On the production floor of PT. TIAN TUJUHPUUH UTAMA has a large displacement distance and there is a cross movement which results in low factory productivity due to the high cost of material handling and the length of transportation in the production process. In this study, researchers used the Systematic Layout Planning method and the CORELAP algorithm in making a better layout design. From the results of the layout design, it is calculated the reduction in displacement costs where the SLP alternative method I is Rp 91.086,37 and alternative II is Rp 785.603,33 and the CORELAP algorithm is Rp 14.940,38 and there is no cross movement.

Keywords: Facility Layout Planning, Material Handling Cost, Systematic

Layout Planning, CORELAP

(11)

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang Masalah ... I-1 1.2 Rumusan Masalah ... I-8 1.3 Tujuan Penelitian ... I-8 1.4 Batasan Masalah dan Asumsi... I-8 1.5 Manfaat Penelitian ... I-9 1.6 Sistematika Penulisan Laporan ... I-10

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1 Sejarah Perusahaan... II-1

(12)

xi

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3 Organisasi dan Manajemen ... II-2 2.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... II-2 2.3.2 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4 2.3.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-8 2.3.3.1 Tenaga Kerja ... II-8 2.3.3.2 Jam Kerja ... II-8 2.3.4 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-9 2.4 Proses Produksi ... II-10

2.4.1 Bahan yang Digunakan ... II-10

2.4.1.1 Bahan Baku ... II-10

2.4.1.2 Bahan Penolong ... II-10

2.4.1.3 Bahan Tambahan ... II-11

2.4.2 Uraian Proses Produksi ... II-11

2.4.3 Mesin dan Peralatan ... II-18

2.4.3.1 Mesin Produksi... II-18

2.4.3.2 Peralatan ... II-20

(13)

xii

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1 Tata Letak Pabrik ... III-1 3.2 Tujuan Tata Letak ... III-4 3.3 Jenis-jenis Persoalan Tata Letak ... III-5 3.4 Jenis-jenis Tata Letak ... III-8 3.5 Pola Aliran Bahan ... III-13 3.6 Ukuran Jarak ... III-16 3.7 Peta Dari- Ke (From To Chart) ... III-21 3.8 Perancangan Tata Letak dengan Algoritma CORELAP... III-21 3.9 Perancangan Tata Letak dengan Metode Systematic

Layout Planning ... III-16

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2 Jenis Penelitian ... IV-1

4.3 Objek Penelitian ... IV-1

4.4 Variabel Penelitian ... IV-2

4.5 Kerangka Berpikir ... IV-3

4.6 Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-5

(14)

xiii

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.7 Diagram Prosedur Penelitian... IV-7 4.8 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... IV-7 4.8.1 Metode Pengolahan Data ... IV-7 4.8.2 Metode Analisis ... IV-9

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1 5.1 Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1 Data Primer ... V-1 5.1.2 Data Sekunder ... V-1 5.1.3 Ukuran Stasiun Produksi ... V-2 5.1.4 Urutan Proses Produksi ... V-2 5.1.5 Tata Letak Awal Lantai Produksi ... V-4 5.1.6 Spesifikasi Material Handling pada Pabrik ... V-5 5.1.7 Perhitungan Jarak pada Layout Awal ... V-6 5.1.8 Aliran Material pada Stasiun Produksi ... V-7 5.1.9 Perhitungan Biaya Material Handling pada

Stasiun Awal ... V-9 5.2 Pengolahan Data Menggunakan Metode Systematic

Layout Planning ... V-10

(15)

xiv

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.1 Material Flow... V-10 5.2.2 Block Layout Alternatif I Metode Systematic

Layout Planning ... V-13 5.2.3 Perhitungan Biaya Alternatif I Metode Systematic

Layout Planning ... V-13 5.2.4 Block Layout Alternatif II Metode Systematic

Layout Planning ... V-15 5.2.5 Perhitungan Biaya Alternatif II Metode Systematic

Layout Planning ... V-16 5.3 Pengolahan Data Menggunakan Algoritma CORELAP ... V-18 5.3.1 Perhitungan Biaya Metode CORELAP ... V-47

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1 Analisa Kondisi Awal pada Lantai Produksi ... VI-1 6.2 Perbandingan Rancangan Tata Letak ... VI-3

6.2.1 Perbandingan Layout Awal dengan Layout

Alternatif I Metode Systematic Layout Planning VI-3 6.2.2 Perbandingan Layout Awal dengan Layout

Alternatif II Metode Systematic Layout Planning VI-5

(16)

xv

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.2.3 Perbandingan Layout Awal dengan Layout

Hasil Algoritma CORELAP ... VI-7

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1 Kesimpulan... VII-1 7.2 Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(17)

TABEL HALAMAN 1.1 Legenda Block Layout ... I-3 1.2 Nilai Koordinat Tiap Stasiun Kerja ... I-5 1.3 Jarak Antar Stasiun pada Layout Awal... I-6 2.1 Jam Kerja Berdasarkan Shift Karyawan ... II-9 2.2 Jam Kerja Karyawan Sistem Kerja Non-Shift ... II-9 2.3 Mesin Produksi pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA... II-18 2.4 Peralatan - peralatan Pada PT. TIAN TUJUHPULUH

UTAMA... II-21

5.1 Data Ukuran Tiap Stasiun Kerja dan Kode Stasiun Kerja... V-2

5.2 Legenda Block Layout PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA V-5

5.3 Koordinat Titik Tengah Stasiun pada Layout Awal ... V-6

5.4 Jarak Antar Stasiun pada Layout Awal... V-7

5.5 Data Perpindahan Material pada Stasiun Produksi (Ton) ... V-8

5.6 Biaya Perpindahan pada Layout Awal ... V-9

5.7 From To Chart Material Flow... V-11

5.8 Activity Relationship Chart ... V-12

5.9 Nilai Kelas Berdasarkan Simbol Closeness Rating ... V-12

5.10 Koordinat Titik Tengah Stasiun Alternatif I Metode SLP ... V-14

5.11 Jarak Antar Stasiun pada Layout Alternatif I Metode SLP .... V-14

5.12 Biaya Perpindahan pada Alternatif Layout I Metode SLP ... V-15

(18)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.13 Koordinat Titik Tengah Stasiun Alternatif II Metode SLP .... V-17 5.14 Jarak Antar Stasiun pada Layout Alternatif II Metode SLP ... V-17 5.15 Biaya Perpindahan pada Alternatif Layout II Metode SLP .... V-18 5.16 Rekapitulasi Activity Relationship Chart ... V-19 5.17 Nilai Closeness dari Simbol ... V-19 5.18 Nilai TCR Seluruh Stasiun Kerja ... V-20 5.19 Urutan Pengalokasian Stasiun ... V-22 5.20 Koordinat Titik Tengah Stasiun Metode CORELAP ... V-48 5.21 Jarak Antar Stasiun pada Layout Alternatif Metode

CORELAP ... V-48 5.22 Biaya Perpindahan pada Alternatif Layout Metode

CORELAP ... V-49

(19)

GAMBAR HALAMAN

1.1 Layout Awal PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA... I-2

1.2 Block Layout Awal PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA I-3

2.1 Struktur Organisasi PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA II-3

3.1 Siklus Perbaikan Perancangan Fasilitas Berkelanjutan ... III-2

3.2 Hierarki Perancangan Fasilitas ... III-3

3.3 Process Layout ... III-8

3.4 Product Layout ... III-10

3.5 Fixed Position Layout ... III-11

3.6 Group Layout ... III-12

3.7 Pola Aliran Bahan Garis Lurus ... III-13

3.8 Pola Aliran Bahan Ular atau Zig-Zag ... III-14

3.9 Pola Aliran Bahan Bentuk U ... III-14

3.10 Pola Aliran Bahan Melingkar ... III-15

3.11 Pola Aliran Bahan Tak Beraturan ... III-15

3.12 Perhitungan Jarak Berdasarkan Beberapa Pendekatan... III-17

3.13 Adjacency ... III-20

4.1 Kerangka Berpikir ... IV-4

4.2 Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-5

5.1 Urutan Produksi CPO ... V-3

5.2 Urutan Produksi Kernel ... V-3

(20)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.3 Block Layout PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA ... V-4

5.4 Block Layout Alternatif I Metode SLP ... V-13

5.5 Block Layout Alternatif II Metode SLP... V-16

5.6 Diagram Penempatan Stasiun Kerja ... V-23

5.7 Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-1... V-24

5.8 Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-2... V-24

5.9 Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-3... V-25

5.10 Perhitungan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-4... V-26

5.11 Perhitumgan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-5 ... V-27

5.12 Perhitumgan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-6 ... V-28

5.13 Perhitumgan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-7 ... V-30

5.14 Perhitumgan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-8 ... V-31

5.15 Perhitumgan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-9 ... V-32

5.16 Perhitumgan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-10 ... V-34

5.17 Perhitumgan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-11 ... V-35

5.18 Perhitumgan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-12 ... V-37

5.19 Perhitumgan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-13 ... V-38

5.20 Perhitumgan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-14 ... V-40

5.21 Perhitumgan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-15 ... V-41

5.22 Perhitumgan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-16 ... V-43

(21)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.23 Perhitumgan Algoritma CORELAP Iterasi Ke-17 ... V-45

5.24 Hasil Algoritma CORELAP ... V-46

5.25 Block Layout Algoritma CORELAP ... V-47

6.1 Layout Awal PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA ... VI-2

6.2 Layout Alternatif I Metode SLP ... VI-4

6.3 Layout Alternatif II Metode SLP ... VI-6

6.4 Layout Hasil Algoritma CORELAP ... VI-8

(22)

1.1 Latar Belakang Masalah

Tata letak lantai produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu pabrik. Pengaturan tata letak produksi meliputi pengaturan tata letak fasilitas produksi seperti mesin, bahan, dan semua peralatan yang digunakan dalam proses pada area yang tersedia. Tata letak fasilitas merupakan bagian perancangan fasilitas yang lebih fokus pada pengaturan unsur-unsur fisik. Unsur- unsur fisik dapat berupa mesin, peralatan, meja, bangunan, dan sebagainya. Aturan atau logika pengaturan dapat berupa ketetapan fungsi tujuan misalnya total jarak atau total biaya perpindahan bahan. (Hadiguna, 2008.)

Tata letak fasilitas yang baik dan sesuai dengan keadaan perusahaan merupakan salah satu faktor utama untuk mengoptimalkan waktu dan biaya produksi. Tata letak departemen-departemen yang kurang terencana dengan jarak perpindahan material yang kurang baik menimbulkan sejumlah masalah seperti penurunan produksi dan peningkatan biaya yang harus dikeluarkan. Dengan melakukan perancangan ulang tata letak fasilitas diharapkan proses produksi menjadi lancar (Tompkins,et al, 1996). Untuk itu pengaturan tata letak fasilitas produksi dilakukan sebaik mungkin guna menunjang kelancaran proses produksi yang pada akhirnya mampu mencapai efektif dan efisien.

PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA merupakan sebuah perusahaan yang

bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit. Produk olahan dari perusahaan ini

(23)

adalah kernel dan CPO. Jenis layout yang digunakan pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA adalah layout by product dimana tata letak berdasarkan aliran produksi. PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA memiliki beberapa stasiun produksi yaitu stasiun penimbangan, stasiun sortasi, stasiun perebusan, stasiun tresher, stasiun kernel, dan stasiun klarifikasi. Layout awal dari PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Sumber: Pengumpulan Data

Gambar 1.1 Layout Awal PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA

(24)

Sumber: Pengumpulan Data

Gambar 1.2 Block Layout Awal PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA

Legenda dari block layout dapat dilihat pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Legenda Block Layout

Kode Keterangan

Aliran Material Cross Movement Aliran Material

A Timbangan

(25)

Tabel 1.1 Legenda Block Layout (Lanjutan)

Kode Keterangan

B Parkir Loading Ramp

C Loading Ramp

D Sterilizer

E Thresher

F Vibrating Screen dan Sand Trap

G Presser

H Nut Station

I Klarifikasi

J Water Boiler Tank

K Boiler

L Engine Room

M Kernel Silo

N CPO Tank

O Fat Pit

P Despatch CPO

Q Water Treatment

R Incinerator

Sumber: Pengumpulan Data

Nilai efisiensi aliran bahan dari suatu layout aktual dapat dihitung dengan membandingkan nilai jarak aktual dengan jarak terpendek / jarak Euclidian (Wulansari, 2010).

Jarak aktual dihitung dengan menggunakan metode Rectilinier dan jarak terpendek dihitung dengan menggunakan metode Euclidian. Berdasarkan garis diagonal maka dapat ditentukan titik koordinat tiap stasiun kerja. Titik koordinat dihitung menggunakan rumus.

Koordinat X = X

0

+

(X1-X0)

2

Koordinat Y = Y

0

+

(Y1-Y0)

2

(26)

Nilai koordinat tiap stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Nilai Koordinat Tiap Stasiun Kerja

Titik Nilai Koordinat

X Y

A 18,693 2,125

B 17,548 14,800

C 15,328 13,550

D 13,803 9,650

E 12,078 9,590

F 11,289 9,590

G 10,258 9,590

H 8,193 9,590

I 12,018 11,125

J 9,908 11,175

K 8,413 11,175

L 10,883 11,175

M 8,126 8,317

N 11,244 1,486

O 12,067 14,000

P 12,163 4,175

Q 2,000 10,368

R 7,423 4,250

Sumber: Pengumpulan Data

Rumus jarak Rectilinear adalah sebagai berikut.

dij = |xi-xj|+ |yi-yj|

Berdasarkan rumus maka dapat dihitung jarak aktual antar tiap stasiun pada lantai produksi. Rekapitulasi jarak antar stasiun ditunjukkan pada Tabel 1.3.

(27)

Tabel 1.3. Jarak antar Stasiun pada Layout Awal No Dari Ke Jarak (cm) Jarak (m)

1 A B 13820,000 138,200

2 B C 3470,000 34,700

3 C D 5425,000 54,250

4 D E 1785,000 17,850

5 D O 6086,000 60,860

6 E G 1820,000 18,200

7 G F 1031,000 10,310

8 G H 2065,000 20,650

9 H M 1340,000 13,400

10 F I 2264,000 22,640

11 I O 2924,000 29,240

12 I N 10413,000 104,130

13 N P 3608,000 36,080

14 Q J 8715,000 87,150

15 J K 1495,000 14,950

16 K D 6915,000 69,150

Total 731,760

Berdasarkan pola aliran bahan pada lantai produksi PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA, dimulai dari proses awal hingga akhir dapat disimpulkan bahwa pola aliran yang dipakai adalah pola aliran odd angle. Lokasi antar stasiun tidak tersusun dengan baik sehingga menyebabkan momen pemindahan bahan yang sangat tinggi. Momen pemindahan bahan yang tinggi terjadi karena ada beberapa stasiun yang memiliki hubungan kedekatan yang tinggi namun diletakkan secara berjauhan. Berdasarkan layout aktual PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA dapat dilihat adanya cross movement pada aliran material CPO dari Sand Trap Tank ke Stasiun Clarification dan aliran TBS dari stasiun Thresher ke Stasiun Press.

Sehingga dapat dikatakan bahwa tata letak lantai produksi pada PT. TIAN

TUJUHPULUH UTAMA belum efisien.

(28)

Systematic Layout Planning (SLP) digunakan untuk merancang dan

mengevaluasi beberapa alternatif perencanaan tata letak pabrik. Evaluasi diarahkan dengan menggunakan beberapa parameter yaitu: jarak total penanganan material dan alur kerja (Indrani, 2016). Pada penelitian di PT. Dwi Komala digunakan metode Systematic Layout Planning (SLP) sehingga jarak tempuh pada layout usulan menjadi kecil dan dapat meminimasi ongkos material handling (OMH) sebesar 32,44% (Pitaloka, 2013). Penggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP) di perusahaan palm oil agro industry juga menghasilkan alternatif layout dengan momen perpindahan lebih kecil dari layout aktual dan ongkos material handling yang lebih kecil (Imam, 2018).

Algoritma CORELAP algoritma ini merupakan salah satu dari metode konstruksi yang menggunakan peringkat hubungan kedekatan yang dinyatakan dalam Total Closeness Rating (TCR) dalam pemilihan penempatan fasilitas.

Penempatan fasilitas dapat berdasarkan placing rating dengan melihat nilai weight closeness rating atau jumlah bobot antar fasilitas (Dwianto, 2016). Pada penelitian

di PT. PT. AROMA MEGA SARI digunakan algoritma CORELAP dan didapatkan hasil tata letak usulan yang lebih baik dimana total momen perpindahan lebih kecil dari layout aktual dan ongkos material handling yang berkurang (Angga, 2017).

Penerapan algoritma CORELAP juga digunakan pada perancangan layout fasilitas pada pabrik pembuatan oven dan didapatkan hasil penghematan area sebesar 8,83%

(Rajesh, 2016). Algoritma CORELAP mengurangi total perbedaan jarak pada lantai

produksi dan mengurangi total biaya pemindahan bahan dibadingkan layout awal

(Yan, 2019).

(29)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka permasalahan yang dialami pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA adalah adanya cross movement antar stasiun yang saling berhubungan, dan jarak perpindahan material yang jauh. Hal ini disebabkan oleh perancangan tata letak yang belum baik. Oleh karena itu diperlukan perbaikan tata letak untuk meningkatkan efisiensi dalam produksi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan tata letak lantai produksi usulan yang lebih baik pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Menghitung momen perpindahan layout awal.

2. Memberikan alternatif tata letak lantai produksi PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning, dan Algoritma CORELAP

3. Menghitung biaya material handling dari layout alternatif yang telah dibuat 4. Memilih layout usulan dengan biaya material handling terkecil.

1.4 Batasan Masalah dan Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Perancangan ulang hanya dilakukan pada stasiun yang mempengaruhi proses

produksi pada PT. PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA.

(30)

2. Metode yang digunakan untuk melakukan perancangan ulang layout adalah metode Systematic Layout Planning dan Algoritma CORELAP

3. Penelitian tidak membahas mengenai biaya perubahan tata letak yang direncanakan dan biaya lainnya yang dianggap sama.

4. Perpindahan material yang diperhitungkan hanyalah bahan baku, bahan setengah jadi, dan barang jadi dari produk CPO dan Inti.

5. Hasil penelitian hanya berupa usulan

Batasan-batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada penambahan ataupun pengurangan mesin dan peralatan selama penelitian.

2. Tidak terjadi perubahan pada proses produksi perusahaan selama penelitian.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori dan metode ilmiah yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dengan mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah yang terdapat di lapangan kerja dan menambah keterampilan serta pengalaman dalam memahami dunia kerja.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran bagi pihak perusahaan untuk

(31)

perbaikan tata letak bagian produksi dan peningkatan kinerja perusahaan melalui evaluasi tata letak.

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Mempererat hubungan kerjasama antara perusahaan dan Departemen Teknik Industri USU dan menambah literatur perpustakaan tentang tata letak fasilitas.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan dalam Bab I hingga Bab VII. Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut:

Dalam Bab I Pendahuluan, diuraikan mengenai latar belakang permasalahan yang mendasari dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian.

Dalam Bab II Gambaran Umum Perusahaan, diuraikan secara ringkas dan padat berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi objek studi yaitu sejarah, gambaran umum perusahaan, struktur organisasi dan manajemen perusahaan, jumlah tenaga kerja dan jam kerja, jenis produk, serta proses produksi yang terdiri dari bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong yang digunakan, serta uraian proses produksi.

Dalam Bab III Tinjauan Pustaka, diuraikan teori-teori yang digunakan

sebagai landasan dalam pembahasan serta pemecahan masalah. Landasan teori

yang digunakan bertujuan untuk menguatkan metode yang digunakan dalam

memecahkan persoalan perusahaan.

(32)

Dalam Bab IV Metodologi dan Rancangan Penelitian, diuraikan langkah- langkah yang dilakukan dalam penelitian seperti variabel penelitian, kerangka konseptual, tahapan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, serta metode analisis data.

Dalam Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, diuraikan data-data yang dikumpulkan peneliti yang berhubungan dengan pemecahan permasalahan penelitian, baik data primer maupun data sekunder, serta bagaimana data-data tersebut diolah untuk memperoleh hasil yang menjadi dasar pemecahan permasalahan tersebut.

Dalam Bab VI Analisis dan Pembahasan, diuraikan analisis terhadap hasil dari pengolahan data dan diskusi terhadap pemecahan masalah dalam penelitian.

Dalam Bab VII Kesimpulan dan Saran, diuraikan kesimpulan yang

diperoleh dari pembahasan pemecahan masalah, serta saran-saran yang bermanfaat

bagi perusahaan dan pengembangan penelitian selanjutnya.

(33)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit yang didirikan pada tahun 2018 dan mulai beroperasi pada tahun 2019 yang berlokasi di desa Bagan Batu provinsi Riau.

PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA mengolah buah yang berasal dari kebun milik perusahaan dengan lahan seluas 36.740 ha dan dari supplier yang bekerjasama dengan perusahaan. PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA adalah pabrik yang baru saja dibuka dan masih dalam tahap pengembangan dan perbaikan guna peningkatan efisiensi produksi kelapa sawit.

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA merupakan perusahaan pengolah

kelapa sawit yang menghasilkan produk uitama berupa Crude Palm Oil (CPO) dan

juga Inti. Dengan bahan baku yang berasal dari kebun perusahaan dan dari

masyarakat (supplier)

(34)

2.3 Organisasi dan Manajemen 2.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan.

Struktur organisasi di Perusahaan berbentuk struktur organisasi lini fungsional dimana wewenang dari pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit organisasi yang ada dibawahnya dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai kebutuhan organisasi. Masing-masing pimpinan dari setiap unit berhak memerintah semua satuan pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang tugas masing- masing. Setiap satuan pelaksana mempunyai wewenang dalam semua bidang pekerjaan.

Bentuk organisasi lini fungsional sudah sesuai dengan Perusahaan. Bentuk organisasi ini sangat efektif sehingga mempermudah proses kerjasama tiap karyawan. Perusahaan telah menjalankan prinsip-prinsip organisasi yang baik dan benar. Prinsip pembagian kerja yang terpakai berguna untuk membagi beban kerja yang ada dalam perusahaan sesuai dengan keahlian dan batasan yang dimiliki oleh masing-masing karyawan.

Struktur organisasi PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA dapat dilihat pada

Gambar 2.1.

(35)

Manajer

SPV. Sortasi

Asst. qc SPV. Admin

Asst. Proses A

SPV. Maintanance

Asst. Proses B

ACCT Security PGA Asst. SPV.

Log Asst. SPV. EHS

WB.

Foreman Elektrik Foreman

Proses Foreman Proses Foreman Maint

Asst. Maint

Sumber: PT.TIAN TUJUHPULUH UTAMA

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA

Ket: = fungsional

(36)

2.3.2 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan berdasarkan struktur organisasi PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA adalah sebagai berikut:

1. Manager

a. Bertanggung jawab sebagai pemimpin dalam menjalankan perusahaan.

b. Menetapkan strategi untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

c. Mengkoordinasikan penyusunan recana anggaran belanja (RAB) perusahaan.

d. Memutuskan peraturan yang berlaku dalam pabrik.

e. Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir, dan laporan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.

f. Mengarahkan job desk yang diatur dalam SOP kepada asisten.

2. Departemen Sortasi

a. Memelihara jalur masuk tetap bersih dan bebas dari TBS yang jatuh secara manual atau dengan bantuan alat berat

b. Memberi informasi kepada atasan langsung dan pimpinan perusahaan apabila ada kualitas TBS Buruk.

c. Menilai setiap TBS yang masuk menurut Standart Kematangan dan kualitas d. Menyediakan laporan terperinci atas penilaian FFB

e. Bekerjasama dengan officer/spv dan operator loading ramp menjalankan

sistem first in first out (FIFO) atas FFB yang dimasukkan ke ramp/lory

f. Bekerjasama dengan ass. Spv Logistic dalam hal pelaporan grading FFB.

(37)

3. Asisten Proses A dan B

a. Berkoordinasi dengan asisten bengkel terkait mesin yang perlu diperbaiki dan kendala pada proses.

b. Bertanggung jawab terhadap Manager

c. Memimpin berjalannya proses produksi di pabrik

d. Mengevaluasi kinerja operator mesin pada lantai produksi 4. Kepala Tata Usaha

a. Berkoordinasi dengan mill manager terkait pemasok kelapa sawit

b. Membuat laporan biaya yang dikeluarkan oleh pabrik dan dipertanggung jawabkan terhadap Manager

c. Mengkoordinasikan dan mengawasi pekerja administrasi

d. Melakukan pengadaan barang-barang yang diperlukan dalam pabrik dengan persetujuan Manager

e. Mengatur pengiriman produk dari pabrik f. Membuat laporan produksi pabrik 5 Kepala Laboratorium

a. Membuat laporan tentang kualitas produk b. Menyimpan rekapan data kualitas

c. Menganalisa mutu pada semua produk dan bahan pada pabrik

d. Mengawasi jalannya pengujian kualitas

(38)

6. PGA (Personalia General Affair)

a. Membuat daftar gaji bulanan karyawan pada pabrik

b. Bertanggung jawab atas pengambilan gaji dan pembagiannya kepada karyawan.

c. Bertanggung jawab terhadap penerimaan dan pengeluaran petty cash.

d. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem dan prosedur administrasi umum dan personalia, absensi, jamsostek, filling dokumen, pengontrolan ketertiban dan kebersihan lingkungan kantor perusahaan dan perumahan.

7. Departemen Logistik

a. Laporan produksi PKS (daily & monthly)

b. Laporan pengiriman cangkang (daily & monthly) c. Laporan out standing DO (CPO dan Kernel) d. Laporan pengiriman hasil produksi

e. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan tertib administrasi Logistik perusahaan serta pengontrolan dan pengecekkan data-data atau laporan timbangan yang disajikan oleh Ast Supervisor Weighbridge.

f. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan administrasi logistik perusahaan dan penyajian.

8. Accounting

a. Mengontrol penggunaan dan pelaporan petty cash pabrik b. Pembuatan dan pengiriman laporan administrasi pabrik 9. Gudang (Store)

a. Bertanggung jawab atas pembuatan laporan stok gudang tiap bulan.

(39)

b. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan penyediaan material kebutuhan produksi, bengkel, laboratorium, alat berat, kendaraan dan perumahaan milik PT. Darma Wungu Guna.

c. Meneriman permintaan kebutuhan barang/material dari masing-masing supervisor departemen.

10. Weight Brigde (WB)

a. Melaksankan penimbangan terhadap semua kendaraan angkut yang melalui pabrik

b. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan administrasi Timbangan.

c. Melakukan koordinasi kepada Asst. Spv Logistic.

11. Departemen EHS (Enviroment Health and Safety)

a. Bertanggung jawab dalam pengelolaaan sistem administrasi EHSC (Enviroment Health and Safety community)

b. Bertanggung jawab terhadap laporan administrasi insidentil, bulanan, triwulan, semester dan tahunan.

c. Bertanggung jawab terhadap pemantauan limbah cair, limbah udara, tanah, air tanah, kebisingan, getaran, pencahayaan atau air sungai.

d. Memfasilitasi pemeriksaan/audit internal terkait safety observation, audit safety compliance, safety inspection.

e. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan briefing pagi, sosialisasi K3 dan

pelatihan.

(40)

12. Departemen security

a. Bertanggung jawab dalam sistem manajemen keamanan yang manpu menunjang kelancaran operasional perusahaan.

b. Membentuk dan memelihara organisasi unit security yang efektif, efisien, dan anggota yang professional.

c. Memeriksa segala kendaraan yang masuk dan keluar dari pabrik.

2.3.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.3.3.1 Tenaga Kerja

Tenaga kerja PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA berjumlah 125 orang karyawan yang terbagi atas tenaga kerja pria dan wanita

2.3.3.2 Jam Kerja

Perusahaan menerapkan dua sistem kerja bagi karyawannya, yaitu sistem kerja per shift dan non shift. Jumlah hari kerja perusahaan untuk pekerja adalah Senin hingga Sabtu. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada penjelasan berikut ini:

1. Karyawan shift

Karyawan shift pada umumnya adalah asisten proses, mandor proses dan

karyawan proses serta satpam. Jam kerja karyawan shift dapat dilihat pada

Tabel 2.1.

(41)

Tabel 2.1 Jam Kerja Berdasarkan Shift Karyawan

Hari Nama Shift Jam Kerja Jam Istirahat Senin-jumat Pagi 07.00-15.00 12.00-14.00

Malam 15.00-22.00 17.00-18.00

Sabtu Pagi 07.00-12.00 -

Sumber : Pengumpulan Data

2. Karyawan non shift

Pekerja bagian selain asisten proses, mandor proses dan karyawan proses serta satpam memiliki sistem kerja non-shift. Jam kerja karyawan non shift dapat lihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Jam Kerja Karyawan Sistem Kerja Non-Shift

Hari Jam Kerja Istirahat

Senin- Jumat 07.00-17.00 12.00-14.00

Sabtu 07.00-12.00 -

Sumber : Pengumpulan Data

2.3.4 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan pada Perusahaan adalah upah bulanan sesuai dengan jam kerja dan jabatan karyawan ditambah jam lembur. Sistem pengupahan perusahaan berdasarkan proses pengangkatan dan pemberhentian berdasarkan surat keputusan direksi dan mendapatkan gaji bulanan yang dimasukkan ke dalam skala gaji berdasarkan masa kerja dan kedudukannya.

Sistem pengupahan pada Perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Gaji Pokok yang diterima oleh karyawan setiap bulan dan besarannya sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR)

2. Pemberian upah ditetapkan setelah melihat jam kerja, hari kerja, lembur dan

berdasarkan golongan.

(42)

2.4 Proses Produksi

Kegiatan proses produksi PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA yaitu terjadinya transformasi dari input Tandan Buah Sawit (TBS) menjadi output berupa CPO dan Kernel. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bahan yang digunakan, uraian proses produksi, mesin dan peralatan.

2.4.1 Bahan yang Digunakan

PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA dalam memproduksi CPO dan Inti menggunakan bahan yang dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

2.4.1.1 Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan di PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA adalah TBS yang berasal dari kebun masyarakat. Berdasarkan penampang irisan buahnya tanaman sawit memiliki tiga jenis yaitu dura, pasifera, dan tenera. Jenis dura memeliki tempurung tebal dan biji besar, jenis pasifera memiliki tempurung tipis dan biji kecil, sedangkan tenera yang merupakan hasil persilangan dura dengan pasifera yang menghasilkan buah dengan tempurung tipis dan inti yang besar. PT.

TIAN TUJUHPULUH UTAMA menerima jenis dura dan tenera.

2.4.1.2 Bahan Penolong

Pengertian persediaan bahan penolong (supplies) adalah persediaan barang-

barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau

(43)

komponen barang jadi. Bahan penolong yang digunakan pada produk berupa air.

Air digunakan sebagai bahan penolong dalam proses menggunakan mesin hydrocyclone sebagai energi penggerak tabung, dan juga sebagai bahan rebusan dalam boiler untuk menjadi uap (steam) untuk menggerakkan turbine sebagai sumber tenaga pabrik, sebagai sumber panas dalam proses sterilizing, pada mesin pressing agar tidak terjadi kemacetan, sumber panas perebusan dan juga dalam pemurnian minyak.

2.4.1.3 Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang berfungsi untuk meningkatkan nilai dari produk dan merupakan bagian dari produk akhir. PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA tidak memiliki bahan tambahan karena produk masih berupa bahan mentah.

2.4.2 Uraian Proses Produksi

Proses pengolahan CPO dan kernel pada PT. TIAN TUJUHPULUH

UTAMA melalui beberapa stasiun produksi yaitu Stasiun Penimbangan (Weighting

Station), Stasiun Penerimaan TBS (Fresh Fruit Bunch Receptiont Station), Stasiun

Perebusan (Sterilizing Station), Stasiun Penebahan (Thressing Station), Stasiun

Kempa (Pressing Station), Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station),

Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station), Stasiun Pembakaran (Incinerator

Station).

(44)

1. Stasiun Penimbangan (Fruit Reception Station)

Stasiun timbangan merupakan tempat penimbangan TBS yang dibawa ke pabrik untuk mengetahui berat Brutto, Tara, dan Netto pada truk TBS yang masuk ke dalam pabrik. Stasiun timbangan juga digunakan untuk mengetahui berat Brutto, Tara, dan Netto dari truk ataupun mobil tangki pengangkut produk hasil dari PT.

TIAN TUJUHPULUH UTAMA sebelum produk keluar dari pabrik. Alat yang digunakan adalah berupa jembatan timbang. Jembatan timbang adalah alat untuk mengukur berat yang dilengkapi dengan platform dan load cell sebagai sensor terhadap gaya berat (analog).

2. Stasiun Penerimaan TBS (Fresh Fruit Bunch Reception Station)

Stasiun Penerimaan TBS pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA dimulai dari

sortasi sampai menuju loading ramp. Stasiun Penerimaan TBS merupakan pintu

masuk buah menuju mesin produksi.Setelah truk TBS melewati jembatan

timbang kemudian truk TBS akan diarahkan menuju stasiun loading ramp dan

sebelum buah masuk akan dilakukan sortasi. Stasiun Sortasi bertugas untuk

menyortir TBS secara manual oleh departemen sortasi sebelum dimuat ke dalam

loading ramp. Sortasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas buah

dari TBS yang dihasilkan oleh kebun pihak ketiga (masyarakat) dan mengontrol

TBS yang akan masuk kedalam loading ramp dimana buah yang tidak

memenuhi standar mutu bahan tidak akan masuk kedalam loading ramp dan

akan dimasukkan kembali kedalam truk. Buah yang telah melewati proses

sortasi akan dituang kedalam Loading Ramp. Loading Ramp pada PT. TIAN

TUJUHPULUH UTAMA memiliki kapasitas 363 ton dan memiliki 22 pintu

(45)

masuk dengan kapasitas per pintu sebsar 16,5 ton. Pintu masuk dikendalikan oleh tuas dengan sistem hidrolik. TBS yang telah masuk ke loading ramp akan dibawa ke stasiun perebusan menggunakan conveyor.

3. Stasiun Perebusan (Sterillizing)

TBS dibawa menuju stasiun sterilizer menggunakan conveyor. TBS akan dimasukkan kedalam mesin sterilizer dimana lama proses perebusan yang terjadi dalam mesin sterilizer adalah selama 90 menit dengan mempertahankan suhu pada 130-140

o

C dan tekanan sebesar 3 kg/cm

2

. Proses ini berfungsi untuk menghilangkan enzim lipase yang menaikkan kandungan asam lemak bebas (kualitas minyak menurun), menurunkan kadar air dalam buah, memudahkan proses pelepasan buah dari tandan di stasiun thresher, memudahkan pelumatan buah di stasiun pressing, dan memudahkan pelepasan inti dari cangkang dalam mesin ripple mill. PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA menggunakan vertical sterilizer sebanyak 3 unit.

4. Stasiun Penebahan (Threshing)

Buah yang telah direbus dibawa ke stasiun threshing menggunakan conveyor..

Buah yang masih melekat pada tandan akan dipisahkan dengan menggunakan

prinsip bantingan. Alat bantingan ini berupa drum (Drum Bunch Thresher) yang

terpasang secara horizontal dan berputar dengan kecepatan 23 rpm dengan

kapasitas drum sebesar 10 ton. PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA

menggunakan double thresher pada stasiun threshing. Hasil dari proses ini

adalah buah (fruit) dan janjangan kosong (empty bunch). Empty bunch akan

dibawa ke stasiun pembakaran dengan menggunakan conveyor sedangkan fruit

(46)

akan jatuh ke under tresher dan dibawa ke stasiun pressing menggunakan elevator.

5. Stasiun Pembakaran (Incinerator)

Pada stasiun pembakaran, empty bunch dibakar menggunakan bahan bakar empty bunch itu sendiri dimana pembakaran dilakukan secara kontinu. Pada PT.

TIAN TUJUHPULUH UTAMA terdapat 1 incinerator.

6. Stasiun Pengempaan (Pressing)

Stasiun Pengempaaan adalah stasiun pengambilan minyak dari daging buah

dengan jalan melumat dan mengempal. Pelumatan (Digesting) brondolan

dilakukan dalam digester sehingga daging buah terpisah dari biji sel-sel yang

mengandung minyak terlumat sehingga memaksimalkan minyak pada saat

pengempaan. Pada digester diberikan panas dari steam injection yang berasal

boiler pemanasan untuk memudahkan pelumatan buah dengan parameter suhu

90⁰C - 95⁰C. Proses pada digester dilakukan selama 15 menit dengan kecepatan

putaran 25 rpm. Pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA terdapat 4 unit

digester dengan kapasitas 4,5 ton per digester. Buah yang telah melalui proses

digester kemudian dialirkan masuk ke dalam mesin screw press yang berfungsi

mengeluarkan minyak (crude oil) dari brondolan yang telah dilumatkan dalam

digester semaksimal mungkin dan nut pecah seminimal mungkin pada press

cake. Proses pengempaan dilakukan selama 25 menit dengan parameter kontrol

ampere pada motor screw press sebesar 38A – 45A, tekanan screw press sebesar

45 – 65 Bar, oil loss pada fibre maksimal 4,4%, oil loss pada cangkang maksimal

0,7%, nut pecah maksimal 10%. Mesin screw press dikendalikan dengan daya

(47)

hidrolik. Pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA terdapat 4 unit screw press dengan kapasitas 15 ton FFB/jam. Hasil dari mesin screw press adalah press cake dan crude oil. Press cake akan dibawa menuju stasiun kernel menggunakan cake breaker conveyor. Crude oil akan mengalir kedalam sand trap tank yang berfungsi untuk mengendapkan partikel tanah dan pasir yang terbawa oleh crude oil. Sand trap tank juga dilengkapi dengan steam injection untuk mempartahankan suhu pada rentang 90⁰C - 95⁰C. Sand trap tank pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA memiliki kapasitas 4 ton dan berjumlah 2 unit. Crude oil dalam sand trap tank dialirkan menuju vibrating screen melalui pipa.

Vibrating screen berfungsi untuk menyaring kotoran berupa serat, pasir, dan lumpur yang tercampur dengan crude oil dengan memberikan getaran saat penyaringan. Pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA terdapat 2 buah vibrating screen berkapasitas 4 ton per uni, berukuran 30 mesh dengan elektromotor ber daya 3 HP (Horse Power). Crude oil yang telah melalui vibrating screen akan dialirkan ke dalam crude oil tank. Crude oil tank (COT) merupakan penampungan sementara crude oil sebelum dipompakan ke CST (Continuous Settlling Tank). Pada COT temperatur dijaga tetap pada suhu 90⁰C - 95⁰C.

7. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification)

Crude oil dalam COT dialirkan menuju CST menggunakan pompa. Continuous

Settling Tank berfungsi untuk memisahkan antara pure oil, sludge dan air dengan

memanfaatkan berbedaan massa jenis. CST terbuat dari plat MS 6 mm dan

dilapisi dengan isolator yang didalamnya terdapat pipa injection steam untuk

(48)

menjaga temperatur crude oil pada suhu 90 - 95

0

C. CST dilengkapi dengan agitator dengan putaran 4-5 rpm dan pada CST terdapat pipa output minyak, pipa drain dan pipa output sludge. Overflow (Pure oil) akan dialirkan menuju pure oil tank dan akan diteruskan ke vacum drier. Vacum drier berfungsi untuk memurnikan minyak dengan kevakuman yang bertujuan mengurangi moisture (kadar air) minyak. Vacum drier memiliki parameter kontrol suhu yaitu 70- 80

0

C dan tekanan 70- 76cmHg. Pure Oil yang telah melalui vacum drier akan dialirkan menuju oil transfer tank. Oil transfer tank berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum pure oil dipompa ke storage tank. Underflow (sludge) dari CST dialirkan menuju sludge drain tank. Sludge kemudian dialirkan ke sand cyclone untuk mengurangi kandungan pasir dan tanah halus yang masih terikut sebelum dialirkan ke sludge distributing tank. Sludge dari sludge distributing tank dialirkan ke feed decanter tank sebagai tempat penampungan sementara sebelum sludge diproses dalam decanter. Decanter berfungsi untuk memecah sludge dengan bantuan gaya sentrifugal menjadi 3 fasa yaitu light phase, heavy phase dan solid. Light phase akan dialirkan menuju oil reclaimed tank sebelum dialirkan kembali menuju CST. Heavy phase dialirkan menuju fat pit sebagai limbah cair. Solid dialirkan menuju bak solid.

8. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel)

Press cake yang dari hasil mesin screw press dibawa ke stasiun pengolahan biji

dengan menggunakan cake breaker conveyor. Press cake dari cake breaker

conveyor akan melalui fibre cyclone dan fibre dari press cake akan diterbangkan

melalui ducting menuju tempat penampungan fibre yang nantinya akan

(49)

digunakan sebagai bahan bakar boiler. Nut yang telah melalui fibre cyclone akan masuk kedalam nut polishing drum. Nut polishing drum berguna untuk membersikan fibre yang masih tertinggal atau menempel pada nut dengan cara pemutaran drum. Nut yang telah melalui polishing drum akan dibawa ke nut silo melalui destoner. Destoner berfungsi memisahkan nut dari partikel yang berat.

Nut silo berfungsi sebagai tempat penampungan nut sementara sebelum dipecah oleh ripple mill. Ripple mill berfungsi untuk memecahkan nut dengan cara menggiling. Pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA terdapat 2 unit ripple mill. Crack mix hasil penggilingan ripple mill akan dibawa menuju mesin vibrating kernel melalui LTDS (Light Tenera Dust Separator). LTDS berfungsi untuk memisahkan partikel halus pada komposisi crack mix dari keluaran ripple mill. Vibrating kernel berfungsi menyaring crack mix dari nut yang belum terpecahkan dalam ripple mill. Residu dari penyaringan akan dibawa kembali kedalam nut silo untuk diproses kembali ke ripple mill. Crack mix yang telah melalui vibrating kernel akan dibawa ke mesin hydrocyclone. Hydrocyclone berfungsi memisahkan antara shell dengan kernel. Pemisahan memanfaatkan berat jenis dengan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh semburan pompa air didalam cone. Hasil dari proses hydrocyclone dibawa ke vibrating claybath yang berfungsi meniriskan air yang terikut pada wet kernel dan wet shell keluaran hydrocyclone. Wet shell kemudian akan dibawa menuju tempat penampungan Shell dan kernel dibawa ke kernel silo. Kernel silo berfungsi mengeringkan kernel sampai moisture sesuai standar material balance. Kernel silo pada PT.

TIAN TUJUHPULUH UTAMA berjumlah 3 unit. Kernel yang telah melalui

(50)

kernel silo dibawa menuju bulk silo kernel menggunakan conveyor untuk proses despatch kernel.

2.4.3 Mesin dan Peralatan 2.4.3.1 Mesin Produksi

Mesin yang digunakan di PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA dapat dilihat Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Mesin Produksi pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA

Nama Gambar Fungsi

Sterilizer

Sterilizer berfungsi mengurangi kadar FFA dengan mematikan enzim lipase, memudahkan buah lepas dari tandannya, melunakkan daging buah dan mengurangi kadar air dengan cara merebus buah

Thresser

Thresser berfungsi memisahkan brondolan dari tandan dengan cara membanting

Digester

Digester digunakan untuk melumatkan buah agar memaksimalkan minyak yang dihasilkan dalam proses pengempaan

Screw Press Screw Press digunakan untuk memeras

minyak sawit dari daging buah

Boiler

Boiler digunakan sebagai penghasil

steam yang menggerakkan turbin uap

dan memenuhi kebutuhan steam dari

alat-alat yang digunakan.

(51)

Tabel 2.3 Mesin Produksi pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA (Lanjutan)

Nama Gambar Fungsi

Sand Trap Tank

Sand Trap Tank digunakan untuk mengendapkan partikel tanah dan pasir yang terbawa dalam crude oil

Vibrating Screen

Vibrating Screen digunakan untuk menyaring serabut, pasir, tanah dan kotoran lainnya dari crude oil.

Crude Oil Tank

Crude Oil Tank berfungsi menampung sementara crude oil sebelum dipompa menuju stasiun pemurnian

Continuous Setting Tank

Continuous Setting Tank digunakan untuk mengendapkan lumpur dalam crude oil

Pure Oil Tank

Sebagai tempat penampungan pure oil sebelum menuju vacum drier

Vacum Dryer

Vacum Drier digunakan untuk mengurangi moisture dari pure oil Oil

Transfer Tank

Oil Transfer Tank Berfungsi sebagai tempat penampungan sementara pure oil sebelum dipompakan ke storage tank

Sand Cyclone

Sand Cyclone berfungsi mengurangi

kandungan pasir dan tanah halus dari

sludge

(52)

Tabel 2.3. Mesin Produksi pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA (Lanjutan)

Nama Gambar Fungsi

Decanter

Decanter berfungsi membagi sludge menjadi 3 fasa yaitu light phase, heavy phase dan solid

Nut Polishing Drum

Nut Polishing Drum berfungsi membersikan fibre yang masih tertinggal atau menempel pada nut dengan cara pemutaran drum

Ripple Mill Ripple Mill berfungsi memecahkan nut

dengan cara menggiling

Vibrating Kernel

Vibrating Kernel berfungsi menyaring crack mix dari nut yang belum terpecahkan dalam ripple mill.

Hydrocyclo ne

Hydrocyclone berfungsi memisahkan antara shell dengan kernel

Vibrating Claybath

Vibrating Claybath berfungsi meniriskan air yang terikut pada wet kernel dan wet shell keluaran hydrocyclone

Sumber: PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA

2.4.3.2 Peralatan

Peralatan-peralatan yang digunakan pada PT. TIAN TUJUHPULUH

UTAMA dapat dilihat pada Tabel 2.4.

(53)

Tabel 2.4 Peralatan-peralatan Pada PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA

Nama Gambar Fungsi

Fruit Elevator

Fruit Elevator berfungsi untuk membawa buah berasal dari stasiun thresher menuju stasiun press

Cake Breaker Conveyor

Cake Breaker Conveyor digunakan untuk membawa press cake menuju stasiun kernel

Empty Bunch Conveyor

Empty Bunch Conveyor berfungsi untuk membawa empty bunch dari stasiun thresher menuju incinerator

Sumber: PT. TIAN TUJUHPULUH UTAMA

(54)

3.1 Tata Letak Pabrik

Salah satu kegiatan rekayasa industri yang tertua adalah tata letak pabrik dan pemindahan bahan. Tata letak pabrik dan pemindahan bahan adalah kegiatan yang berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu berhubungan erat dengan industri manufaktur. Tata letak yang baik selalu melibatkan tatacara pemindahan bahan di pabrik sehingga kemudian disebut tataletak pabrik dan pemindahan bahan. Untuk menyusun fasilitas fisik, maka digunakanlah metodologi dalam perancangan fasilitas. Tujuannya secara keseluruhan adalah untuk mempertimbangkan masukan dan dapat membuat pemindahan masukan dengan efisien, melalui fasilitas yang telah dirancang (Apple,1990).

Perancangan fasilitas mempunyai aplikasi yang luas. Sebagai contoh,

perancangan fasilitas dapat digunakan untuk rumah sakit, departemen assembly

pergudangan, atau bandara. Perbaikan tata letak berkelanjutan harus terintegrasi

dengan elemen dari siklus perancangan fasilitas (Tompkins, 2010). Siklus

perancangan fasilitas berkelanjutan dapat dilihat pada Gambar 3.1.

(55)

Sumber: Tompkins. 2010. Facility Planning

Gambar 3.1 Siklus Perbaikan Perancangan Fasilitas Berkelanjutan

Dari gambar dijelaskan tentang membuat rancangan fasilitas yang baru atau memperbaharui layout yang telah ada. Perancangan fasilitas menjelaskan bagaimana aktivitas dan aset mendukung untuk pencapaian tujuan.

Fasilitas untuk mendukung pencapaian tujuan ditentukan oleh lokasi fasilitas. Penentuan bagaimana perancangan komponen fasilitas untuk mendukung pencapaian tujuan tergantung pada perancangan. Oleh karena itu, perancangan

Apakah yang layak digunakan membuat operasi baru atau tetap pada

fasilitas yang telah ada

Kembangkan alternatif dan evaluasi

Implementasikan Pilih fasilitas

Tentukan lokasi fasiiitas Pelihara dan perbaiki

terus menerus

Tentukan area yang dibutuhkan untuk setiap

aktivitas Spesifiksi/ update

aktivitas yang berhubungan untuk

melengkapi tujuan

(56)

fasilitas dapat dibagi menjadi beberapa subjek dari lokasi fasilitas dan perancangan fasilitas. Lokasi penentuan fasilitas merupakan masalah makro dan perancangan fasilitas merupakan elemen mikro. Hierarki perancangan fasilitas dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Sumber: Tompkins. 2010. Facility Planning.

Gambar 3.2 Hierarki Perancangan Fasilitas

Dalam tata letak pabrik, perlu dilakukan pengaturan sebagai berikut yaitu (Wignjosoebroto, 1996):

1. Pengaturan mesin (Machine Layout)

Pengaturan dari semua mesin dan fasilitas yang diperlukan untuk proses produksi di dalam tiap-tiap departemen yang ada di dalam pabrik.

2. Pengaturan departemen yang ada dalam pabrik

Pengaturan bagan/departemen serta hubungannya satu dengan lainnya di dalam sebuah pabrik.

Penrancangna fasilitas Perencanan fasilitas

Pegnancangan sistem penganganan material Penrancangan tataletak faslitas

Pengancangna sistem fasilitas Lokasi fasilitas

(57)

3.2 Tujuan Tata Letak

Pada dasarnya tujuan utama perancangan tata letak adalah optimasi pengaturan fasilitas – fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produksi akan maksimal. Adapun secara rinci tujuan tataletak fasilitas diantaranya adalah (Purnomo, 2004):

1. Memanfaatkan area yang ada

Perancangan tataletak yang optimal akan memberikan solusi dlam penghematan penggunakan area (space) yang ada, baik area untuk produksi, gudang, service, dan untuk departemen lainnya.

2. Pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja dan fasilitas produksi lebih besar.

Pengaturan yang tepat akan dapat mengurangi investasi peralatan dan perlengkapan produksi. Peralatan-peralatan dan perlengkapan dalam proses produksi dapat dipergunakan didalam tingkat efisiensi produksi yang cukup tinggi.

3. Meminimumkan material handling

Selama proses produksi/ operasi perusahaan akan selalu terjadi aktivitas perpindahan baik itu bahan baku, tenaga kerja, mesin ataupun peralatan produksi lainnya, proses perpindahan ini memerlukan biaya yang relatif cukup besar.

4. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran

Waktu tunggu dalam proses produksi (production delays) yang berlebihan akan

dapat dikurangi dengan pengaturan tata letak yang terkoordinasi dengan baik.

(58)

5. Memberikan jaminan keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi tenaga kerja

Para tenaga kerja tentu saja menginginkan bekerja dalam lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan. Hal-hal yang mengakibatkan bahaya dihindarkan

6. Mempersingkat proses manufaktur

Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan yang lain, maka waktu yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari satu stasiun kerja lainnya yang dapar dipersingkat pula. Dengan demikian total waktu produksi juga dapat dipersingkat.

7. Mengurangi persediaan setengah jadi

Persediaan setengah jadi (work in process inventory) terjadi karena belum selesainya proses produksi dari produk yang bersangkutan. Persediaan barang setengah jadi yang tinggi tidak menguntungkan perusahaan karena dana yang tertanam tersebut sangat besar.

8. Mempermudah aktivitas supervisi

Penempatan ruangan supervisor yang tepat akan memberikan keleluasaan bagi supervisor untuk mengawasi aktivitas yang sedang berlangsung di area kerja.

3.3 Jenis-jenis Persoalan Tata Letak

Rancang fasilitas atau proyek tata letak tidaklah seluruhnya dilakukan untuk

perancangan fasilitas yang baru. Ada beberapa masalah yang dihadapi melibatkan

penataletakkan ulang dari satu proses yang telah ada atau perubahan beberapa

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat perbedaan hasil belajar dasar desain grafis dengan menerapkan model pembelajaran CBL berbantuan animasi dibandingkan dengan model pembelajaran CBL berbantuan

Variasi rasa produk baru ini telah dijual dipasaran dan mendapat respon lebih baik dari rasa sebelumnya yaitu rasa original, Dengan bantuan alat pengemasan

Hukum Kirchoff I (Hukum Arus) dan Hukum Kirchoff II (Hukum Tegangan) merupakan dasar untuk menganalisis semua rangkaian listrik, sehingga dari Hukum Kirchoff

Redisain layout dilakukan dengan menggunakan metodologi Systematic Layout Planning (SLP) dan pola aliran bahan yang sesuai dengan rekomendasi layout adalah pola aliran

Pendekatan yang digunakan pada perancangan ulang tata letak fasilitas pabrik adalah dengan menggunakan pendekatan Systematic Layout Planning (SLP) yang dapat dikategorikan ke

Sistem pengelolaan sampah terpadu merupakan aspek non teknis dalam pelaksanaannya, melibatkan beberapa faktor yang saling mempengaruhi, yaitu kepatuhan untuk menjalankan

Analisis tingkat kekeringan dan kebasahan dengan menggunakan Index SPI, akumulasi curah hujan tiga bulan Juni - Agustus 2013 di Propinsi Jawa Timur pada umumnya sebagian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap IFR (Internet Financial Reporting) pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI