51
ANALISIS MARKET DEMAND FUNCTION PADA KOMODITAS SEPEDA MOTOR BEKAS
DI KOTA BANJARMASIN.
Akhmad Rivai ABSRAKSI
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini Untuk mengetahui secara parsial Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin, Untuk mengetahui secara simultan Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin; dan Untuk mengetahui dinamika pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan dalam Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin
Dengan menggunakan sampel sebanyak 96 responden dan menggunakan analisis regresi linear berganda peneliti bermaksud untuk membuktikan hepotesis kerja yang telah dibangun dalam penelitian ini.
Hasil penelitian merekomendasikan bahwa Secara parsial pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial signifikan terhadap market demand function pada komoditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin; hal ini dibuktikan secara statistik nilai t hitung masing-masing faktor nilai t tabel alpha 5%;; Secara simultan pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial signifikan terhadap market demand function pada komuditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin, hal ini dibuktikan secara statistik nilai F hiutngnya > nilai F tabel dengan alpha 5%; dan Secara total pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial cukup erat terhadap market demand function pada komoditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin, hal ini dibuktikan dengan nilai R
2mendekati angka 1.
Kata Kunci : Psikologis, Lingkungan Sosial, dan Market Demand Functio
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
Pembangunan Nasional yang sedang giat-giatnya dilaksanakan oleh pemerintah dengan segenap keikutsertaan lapisan masayarakat tentunya tidak lain dengan tujuan akhir untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Dengan pembangunan nasional secara bertahap dan gradual ini diharapkan secara jangka panjang terwujud tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam suasana kehidupan kesejahteraan rakyat yang semakin tinggi.
Banyaknya berbagai kemudahan yang didapat rakyatnya atas alat pemuas kebutuhan hidup menunjukkan semakin maju dan modernisasinya kondisi dan situasi ekonomi bangsa.
Sangat peka dirasakan oleh sebagian kehidupan bangsa kita hari ini, dimana banyak rakyat Indonesia yang kehidupannya jauh dari cita-cita bangsa atau dengan kata lain masih berkutik dalam kemiskinan dan hidup dalam garis kemiskinan. Inilah tantangan bangsa kita bisakah membawa mereka yang miskin- miskin itu keluar dari belenggu kehidupan yang serba terbatas menuju sejahtera lahir dan batin. Ini semua membutuhkan energi yang besar untuk berubah dengan cara- cara atau berpikir positif Thinking for Change.
Oleh karenanya peran serta seluruh
lapisan masyarakat Indonesia dalam
perekonomian In saat ini sudah menjadi
keharusan dalam rangka menggerakkan
roda ekonomi nasional dalam mewujudkan
ekonomi yang stabil. Peran pemerintah,
swasta dan piranti ekonomi lainnya tidak bisa diabaikan begitu saja. Apalagi menyangkut dinamika peran swasta dalam perekonomian nasional dan daerah saat ini yang dirasa sangat menentukan nasib kebanyakan pekerja Indonesia. Banyak rakyat Indonesia yang menaruhkan kehidupannya berprofesi sebagai usaha swasta dan pekerja swasta. Agar perannya secara jangka panjang dapat dinamis dan membawa keberlangsungan survival usahanya, tentunya pelaku bisnis swasta harus memiliki cara pandang tersendiri mengenai bisnis masa depan yang membutuhkan peramalan bisnis yang tepat termasuk didalamnya bagaimana memprediksi permintaan pasar di masa datang. Disinilah ketertarikan peneliti mencoba menelaah fenomena bisnis yang ada kaitanya dengan pasar komoditas sepeda motor bekas di kota Banjarmasin, diman pelaku bisnis swasta harus mampu menganalisis market demand functionnya secara akurat.
Perumusan Masalah
1. Secara parsial apakah Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin
2. Secara simultan apakah Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin.
3. Bagaimanakah dinamika pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan dalam Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui secara parsial Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin
2. Untuk mengetahui secara simultan Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market
Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin.
3. Untuk mengetahui dinamika pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan dalam Market Demand Function Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Demand
Sejalan dengan kajian market demand function, tentunya kajian ilmiah mengenai demand function itu sendiri harus dijabarkan secara jelas dan mendasar melalui pendapat berbagai pijakan yang ilmiah. Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin dipenuhi. Dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas.
1Permintaan mencerminkan perilaku konsumen dalam membeli barang/jasa.
Interaksi antara konsumen dan produsen akan menciptakan kesepakatan harga diantara keduanya yang disebut dengan keseimbangan harga. Permintan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu pula.
2Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Secara periode permintaan dari seorang individu atau masyarakat terhadap suatu barang ditentukan oleh antara lain harga barang yang dimaksud, tingkat pendapatan, jumlah penduduk, selera dan ramalan di masa yang akan datang dan harga barang lain atau subtitusi.
Analisis teori permintaan memfokuskan hubungan antara permintaan dan perubahan harga, sedangkan faktor lainnya dianggap tetap (ceteris paribus).
3Permintan adalah banyaknya jumlah
barang yang diminta pada suatu pasar
tertentu dengan tingkat harga tertentu pada
tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
4Dengan adanya berbagai pendapat secara ilmiah di atas dapatlah ditarik benang merah mengenai definsi demand sebagai banyaknya jumlah barang yang diminta pada tingkat harga tertentu dalam pasar tertentu pula yang berkaitan erat dengan hukum keseimbangan pasar.
Hukum Permintaan
Sejalan dengan definisi permintaan yang diuraikan secara jelas pada deskripsi di atas, maka untuk menambah pemahaman sehubungan dengan market demand function tentunya perlu sekali diketengahkan mengenai hukum permintaan. Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat
5. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi :
Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta. Disini berlaku asumsi ceterus paribus.
Hukum permintaan berbunyi : jumlah produk yang diminta berbanding terbalik dengan harga, artinya : jika harga barang naik maka jumlah permintaannya akan turun dan sebaliknya
2. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang diminta, hal ini dikarenakan : 1). Naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan, 2). Naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah.
Pada hakikatnya hukum permintaan menyatakan bahwa ketika harga produk per unit mengalami kenaikan, akan menyebabkan jumlah produk yang diminta mengalami penurunan, dan jika harga
produk per unit turun dari harga semula, berarti jumlah produk yang diminta akan mengalami peningkatan. Dengan kata lain permintaan berbanding terbalik dengan harga
3. Dimana hukum permintaan ini hanya berlaku jika asumsinya ceteris paribus.
Hukum permintaan berbunyi “harga suatu barang berbanding terbalik terhadap jumlah barang yang diminta.”
5Sering dikenal The law of demanishing demand artinya hukum permintaan yang menurun, yang bunyinya “Apabila harga suatu barang dinaikkan, maka semakin berkurang jumlah yang diminta.” Keduanya mempunyai pengertian yang sama, maksudnya adalah harga merupakan perubah bebas, sedangkan jumlah barang yang diminta merupakan perubah tergantung.
Dengan memahami beberapa pendapat di atas yang mereferensikan mengenai hukum permintaan, maka dapatlah disimpulkan bahwa hukum permintaan menyatakan adanya hubungan yang terbalik antara barang yang diminta dengan harga, dimana hukum permintaan memberlakukan asumsi ceterus paribus.
Secara mendasar dengan melihat definisi permintaan dan hukum permintaan tentunya permintaan yang dimaksud dalam kaidah ekonomi mikro memiliki berbagai macam permintaan. Ada pendapat yang membagi permintaan menjadi 5 macam yaitu :
1. Permintaan Absolut : Permintaaan yang tidak disertai daya beli.
2. Permintaan Potensial : Permintaan potensial adalah permintaan yang sudah didukung oleh daya beli, namun belum terdapat keinginan untuk membeli.
3. Permintaan efektif : Permintaan efektif adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai kemampuan membeli 4. Permintaan Individu : Permintaan
individu adalah permintaan yang hanya dilakukan oleh salah seorang konsumen saja.
5. Permintaan Pasar : Permintaan pasar
adalah permintaan yang dilakukan oleh
konsumen secara keseluruhan dalam
pasar.
Faktor Yang Mempengaruhi Demand Permintaan yang individual maupun pasar sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen melakukan pembelian terhadap produk.
Adapun faktor yang mempengaruhi demand diantaranya : harga barang itu sendiri, harga barang substitusi (pengganti), harga barang komplementer (pelengkap), jumlah pendapatan, selera konsumen, intensitas kebutuhan konsumen, perkiraan harga di masa depan, jumlah penduduk.
Pendapat yang senada juga diketengahkan dalam uraian ini, dimana faktor-faktor yang mempengaruhi demand adalah perilaku/selera konsumen, ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap, pendapatan/
penghasilan konsumen, perkiraan harga di masa depan dan banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen.
3Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang ditentukan oleh faktor-faktor, diantaranya : 1). Harga barang itu sendiri (Px), 2). Harga barang lain ( Py), 3). Pendapatan konsumen (Inc), 4). Cita rasa (T), 5). Iklim (S), 6).
Jumlah penduduk (Pop), 7). Ramalan masa yang akan datang (F).
Teori Permintaan atau Teori Perilaku Konsumen
Untuk memberikan dasar berpikir yang ilmiah dalam kajian riset terhadap fenomena ekonomi mikro, tentunyam kajian teori permintaan perlu sekali dijabarkan secara komprehensif. Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu :
1. Pendekatan nilai guna (Untiliti) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif: dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif.
2. Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference:
manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif.
Teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang dari mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau untiliti. Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian ; 1). Nilai guna total : jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu, dan 2). Nilai guna marginal : pertambahan (pengurangan) penggunaan suatu unit barang tertentu.
Secara histories, teori nilai guna (untiliti) merupakan teori yang lebih dahulu dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih barang- barang yang akan dikonsumsinya. Analisa ini dikenal sebagai analisisa kepuasan sama, yang meliputi penggambaran dan macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran. Garis anggaran pengeluaran (budget line) yang menunjukan berbagai gabungan barang- barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu. Syarat mencapai kepuasan sama, Seorang konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum apabila ia mencapai garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama.
Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang meliputi 1). Pendekatan Kardinal dan 2). Pendekatan Ordinal.
Asumsi : Konsumen bersikap rasional Dengan anggaran yang tersedia, konsumen berusaha memaksimalkan kepuasan totalnya dari barang yang dikonsumsinya.
Pendekatan Kardinal
1. Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
2. Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
3. Terjadi hukum The law of deminishing
Marginal Utility pada tambahan
kepuasan setiap satu satuan. Setiap
tambahan kepuasan yang diperoleh dari
setiap unit tambahan konsumsi semakin
kecil. (Mula – mula kepuasan akan naik
sampai dengan titik tertentu atau
saturation point tambahankepuasan
akan semakin turun). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hokum Gossen.
4. Tambahan kepuasan untu ktambahan konsumsi 1 unit barang bias dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.
Pendekatan cardinal biasa disebut sebagai Dayaguna marginal.
Skedul Utiliti Total
Qx TUx MUx
0 0 …
1 10 10
4 28 4
6 30 0
7 28 -2
Keseimbangan konsumen tercapai ijika konsumen memperoleh kepuasan maksimum dari mengkonsumsi suatu barang. Syarat Keseimbangan :
1.MUx/Px = MUy/Py = ….= MUn/Pn 2.PxQx + Py QY + ……+ PnQn = M MU = marginal utility
P = harga
M = pendapatankonsumen
Q 1 2 3 4 5 6 7 8
MUx 16 14 12 10 8 6 4 2 MUy 11 10 9 8 7 6 5 4
Diketahui : Px = 2, Py = 1, M = 12 Syarat Equilibrium:
1. MUx / Px =MUy / Py 12 / 2 = 6 / 1
2. PxQx + PyQY =MPxQx + Py QY = M (2) (3) + (1) (6) = 12
Total Utility = MUx QX + MUy QY
= (12) (3) + (6) (6)
= 72 Pendekatan Ordinal
Kelemahan pendekatan cardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).
Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).
Ciri-ciri kurva indiferens : Mempunyai kemiringan yang negatif, konsumen akan mengurangi konsumsi barang yang satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi, cembung kearah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing- masing barang yang dikonsumsi, tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda.
Perbedaan antara pendekatan cardinal dengan ordinal
Pandangan antara besarnya utility
menganggap bahwa besarnya utility dapat
dinyatakan dalam bilangan/angka.
Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalam lbilangan/angka.
Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy (pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama .
Model Perilaku Konsumen
Dalam pasar sasaran konsumen yang selalu mencari kepuasannya dalam meraih alat pemuas kebutuhan hidup tentunya selalu mentendensikan perilakunya dalam sebuah model yang umum dilakukan.
Umumnya perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor dalam model di bawah ini : 1. Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh ; (1).
Kebutuhan konsumen, (2). Persepsi atas karakteristik merek, dan (3). Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh (1). Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), (2). Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), (3). Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan (4). Faktor menentukan yang situasional ( situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
3. Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah (1). Barang, (2). Harga, (3). Periklanan dan (4). Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini memberikan informasi kepada organisasi pemasaran
mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalaman konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi. Umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran.
Pemasar akan mengiikuti responsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.
METODOLOGI Definisi Operasional Variabel
1. Market Demand Function adalah fungsi atau persamaan permintaan pasar yang diekuvalensikan dengan persamaan regresi linear berganda, dimana variabel yang memberi pengaruh pada permintaan pasar ditentukan oleh faktor psikologis dan faktor lingkungan konsumen.
2. Faktor psikologis adalah faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam
bertindak memiliki sepeda motor bekas
diantaranya dibentuk oleh sub faktor
yaitu persepsi, keperibadian, pengalaman dan motivasi konsumen.
3. Faktor lingkungan adalah faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam bertindak memiliki sepeda motor bekas diantaranya dibentuk oleh sub faktor yaitu kelas sosial, tingkat pendapatan, dan kelompok referensi konsumen.
Populasi Dan Sampel
Populasi adalah konsumen yang memiliki pembelajaran dalam membeli sepeda motor bekas di kota Banjarmasin.
Berhubung proporsi penduduk yang pernah membeli dan yang tidak sulit diketahui datanya secara pasti, maka proporsi yang dipakai
8adalah 50% : 50% dengan probabilitas 95% dan standarr error 10%
berarti sampel yang ditarik sebanyak 96 orang dengan formulasi sebagai berikut :
+/- 1,96 σ
p= +/- 10 (1,96) = 50/√n == 10 98/√n = 10
9,8 = √n 96 = n
Untuk pemerataan area tanggapan konsumen, sampel sebanyak 96 orang tersebut ditetapkan sebagai sampel berdasaarkan cluster sampling per kecamatan yang ada di kota Banjarmasin dengan pembagian sampel secara proporsional sebagai berikut :
1. Kec. Banjarmasin Utara 19 unit 2. Kec. Banjarmasin Selatan 19 unit 3. Kec. Banjarmasin Timur 19 unit 4. Kec. Banjarmasin Barat 19 unit 5. Kec. Banjarmasin Tengah 20 unit Jenis data
Karena penelitian ini dikembangkan dengan tehnik survei, maka jenis data yang digunakan sepenuhnya memakai data primer dengan menerapkan studi angket dimana faktor yang menjadi unit analisis dibuatkan perwakilan pertanyaan yang dianggap mewakili dengan menggunakan skala ekstrim setuju dengan nilai 1 dan tidak setuju dengan nilai 0.
Tehnik Pengumpulan Data
Ada beberapa tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti menyangkut studi pustaka, studi observasi, dan studi angket. Dengan studi pustaka, peneliti mengilhami penelitian ini secara ilmiah dengan menelusuri referensi ilmiah yang dianggap masih relevan sebagai dasar pijakan berpikir. Melalui studi observasi, peneliti mengamati secara dekat dinamika mekanisme pasar sepeda motor bekas di kota Banjarmasin.
Dalam pengumpulan data ini, peneliti memiliki konsekuensi untuk melakukan uji coba instrumen penelitian. Uji coba instrumen penelitian yang akan digunakan menggunakan uji validitas dan reliabilitas data.
Vailiditas data dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh sebuah instrumen mampu mengukur yang yang seharusnya diukur. Secara ukuran statistik peneliti mengkonotasikan koefisien validitas dengan besaran korelasi yang terbentuk dari masing-masing instrumen atau ( r ) instrumen. Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila r instrumen > atau = 0,300.
Formulasi yang digunakan untuk menguji validitas ini adalah :
r =
N ( XY ) – ( XY )
((NX 2 -(X 2 )) (NY 2 - (Y) 2 )
Dimana : r = korelasipearson X = skortiap item Y = skor total
N = jumlahsubyek yang diteliti
Dengan menggunakan SPSS versi 16
dapatlah disarikan hasil pengujian validitas
sebagai berikut :
Memperhatikan nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing faktor mulai faktor X1 yang memiliki r sebesar 0,879, faktor X2 sebesar 0,798, dan faktor Y dengan r sebesar 0,927; karena nilai r masing-masing instrumen > atau = 0,300, maka dapat dipastikan bahwa faktor X1, faktor X2, dan faktor Y melalui uji validitas dapat dikatakan valid.
Setelah dilakukan uji validitas data, selanjutnya peneliti akan melaksanakan pengujian reliabilitas data. Uji reliabilitas data dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen konsisten mengukur apa yang seharusnya diukur.Sebuah isntrumen dapat dikatakan reliabel apabilan nilai alphanya > atau = 0,500. Untuk menguji kadar reliabilitas data digunakan formulasi sebagai berikut :
α
=
r . 1+(k-1)r
= keandalan alpha cronbach k = jumlah pernyataan dalam skala r = rata-rata korelas idiantara butir pernyataan
Melalui SPSS versi 16 dapatlah disarikan hasil uji reliabilitas, dimana berdasarkan Item-Total Statistic di atas pada kolom Cronbach’s Alpha If Item Deletednilai alpha faktor X1 sebesar 0,894, faktor X2 sebesar 0,963, dan faktor Y sebesar 0,859 > alpha standar 0,500; hal ini dapat dikatakan bahwa seluruh instrumen penelitian dapat berstatus reliabel (dapat dipercaya).
Tehnik Analisis Data
Untuk menentukan market demand function, peneliti menggunakan persamaan regresi berganda yang mendeksripsikan garis estimasi permintaan pasar pada komoditas sepeda motor bekas di kota Banjarmasin dengan persamaan :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + e
9Dimana :
Y = permintaan pasar b0 =konstanta
b1 =pengaruh X1 terhadap Y b2 =pengaruh X2 terhadap Y e =penganggu
Dalam mendeteksi pengaruh yang signifikan secara parsial antara faktor X1 dan faktor X2 terhadap Y digunakan analisis uji t
9dimana rumusannya sebagai berikut :
t hitung =
bi = rata-rata beda Se bi = kesalahan standar
beda rata-rata beda
Se bi
=
Sd = stabdar deviasi . n
(bi)
2 bi
2Sd
=
n
--- n-
1
dimana apabila t hitung >
t tabel (Ha diterima)
Uji Anova atau uji F
10akan digunakan untuk mendeteksi pengaruh yang signifikan secara simultan antara faktor X1 dan faktor X2 terhadap Y dengan rumusan sebagai berikut :
1 2 1
2