• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Rumusan Permasalahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Rumusan Permasalahan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Rumusan Permasalahan

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi, corak dan ragam perdagangan juga mulai mengalami perkembangan, dari perdagangan berjangka yang bersifat kebendaan dilakukan secara langsung menjadi perdagangan terhadap modal atau bentuk-bentuk perdagangan berjangka (future trading) baru seperti surat berharga, barang komoditi utama, seperti saham, obligasi, komoditi perkebunan seperti kelapa sawit, karet, minyak bumi dan lain-lain. Didunia perdagangan berjangka tentunya tidak dapat lepas dari resiko. Karena dalam setiap perdagangan pasti terdapat resiko yang besarnya tergantung dari jenis perdagangan berjangka tersebut dan pengetahuan para pihak yang terlibat dalam perdagangan berjangka tersebut.

Trading adalah kegiatan jual dan beli secara terus menerus, regular dengan jumlah yang relatif kecil dan konsisten untuk mendapat keuntungan.

Yang membedakan trading dengan investasi adalah : investasi selalu berorientasi dalam jangka panjang, sedangkan trading umumnya berjangka pendek. Oleh karena itu, orang yang melakukan investasi disebut sebagai investor, sedangkan yang melakukan trading sering disebut speculator.

1

Perdagangan Berjangka merupakan suatu bentuk kegiatan yang dapat dimanfaatkan dan dilakukan oleh kalangan dunia usaha sebagai sarana

”lindung nilai” (hedging) yang sangat efektif untuk menunjang kemantapan

(2)

strategi manajemen perusahaan dari timbulnya risiko/kerugian yang disebabkan karena adanya fluktuasi/volatilitas harga. Selain itu perdagangan berjangka ini dapat digunakan sebagai sarana alternatif perdagangan berjangka bagi para pihak yang bermaksud untuk mananamkan modalnya di Bursa Berjangka.

Perkembangan perdagangan berjangka di berbagai negara sangat pesat dan saat ini telah menjadi salah satu infrastruktur penunjang pertumbuhan perekonomian suatu negara.

2

Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2011 perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, Perdagangan Berjangka Komoditi yang selanjutnya disebut Perdagangan Berjangka, adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli Komoditi dengan penarikan margin dan dengan penyelesaian kemudian berdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.

3

Dalam praktiknya industri perdagangan berjangka pada awalnya

melaksanakan perdagangan kontrak komoditi primer berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 119 Tahun 2001 tentang Komoditi Yang Dapat Dijadikan Subjek Kontrak Berjangka yaitu crude palm oil (CPO), kopi, minyak kelapa sawit, plywood, karet, kakao, lada, gula pasir, kacang tanah, kedelai, cengkeh, udang, ikan, bahan bakar minyak, gas alam, tenaga listrik, emas, batu bara, timah, pulp dan kertas, benang, semen dan pupuk. Namun dalam perkembangannya industri ini tidak menghasilkan lindung nilai, karena

2Johanes Arifin Wijaya. Bursa Berjangka. Penerbit Andi, Yogyakarta 2005. h. xi

3Dikutip dariUndang-undang Nomor 10 Tahun 2011 perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

(3)

transaksi komoditi tidak banyak diminati oleh pelaku pasar. akhirnya Pialang Berjangka (perusahaan yang melakukan jual beli komoditi) lebih banyak melakukan transaksi produk keuangan sebagai salah satu alternatif perdagangan berjangka (indeks dan foreign exchange). Melalui SK Kepala BAPPEBTI Nomor: 90/BAPPEBTI/PER/10/2011 tentang komoditi yang dapat dijadikan subjek kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah dan/atau kontrak derivatif lainnya yang diperdagangkan di bursa berjangka.

Diantaranya dibidang pertanian dan perkebunan : kopi, kelapa sawit, kakao, karet, lada, mete, cengkeh, kacang tanah, kedelai dan jagung dan kopra.

Dibidang pertambangan dan energi : emas, timah, alumunium, bahan bakar minyak, gas alam, tenaga listrik dan batu baru. Dibidang industri gula pasir, polywod, pulp dan kertas, benang, semen dan pupuk. Dibidang perikanan dan kelautan : udang, ikan dan rumput laut. Selain itu juga indeks saham dan indeks emas.

Perdagangan Berjangka merupakan salah satu bentuk perdagangan berjangka yang berkaitan dengan jual beli komoditi dan penyerahannya (barang) dilakukan berdasarkan kontrak berjangka - opsi atas kontrak berjangka pada waktu telah disepakati. Melalui bursa berjangka dibolehkan menjual meski barang belum tersedia, berbeda dengan transaksi di bursa efek (pasar modal) yang disertai pasar fisik - adanya produksi efek (emisi saham) dan persediaan saham.

4

Kasus penipuan yang terjadi di bursa berjangka terus terjadi karena

masyarakat (calon nasabah/nasabah) terus diajari dan diiming-imingi mimpi

untuk memperoleh kekayaan dengan cepat yaitu dengan menyetorkan

(4)

sejumlah dana (perdagangan berjangka) yang nantinya dikelola oleh Pialang Berjangka. Namun, perdagangan berjangka tersebut tidak seperti yang diharapkan, akibatnya Pialang meminta dana tambahan dari nasabah untuk melakukan perdagangan berjangka lagi dan hal ini terjadi berulang-ulang.

Minimnya pengetahuan masyarakat dan juga sumber literatur yang mengangkat tema ini, membuat masyarakat kehilangan sikap rasionalnya sehingga dengan mudahnya tertipu oleh bujuk rayu para perusahaan pialang.

Bentuk penipuan didalam perdagangan berjangka banyak terjadi karena tidak tahunya nasabah akan perdagangan berjangka itu sendiri, sebagaimana dinyatakan oleh Thomas A. Hieronymus :

” Futures trading is little known and less understood. Only a small percentage of people know what futures market sare or have seen one in operation. More people have heard of futures markets. But people who have seen marketsare even more mystified, if this is possilble., than the people who have not even heard of the market. There is mystery about these markets that seem difficult to penetrate.

5

Selain bentuk penipuan, perlindungan terhadap nasabah dalam perdagangan komoditi dan sistem perdagangan alternatif sangat lemah.

Bentuk perjanjian yang dibuat antara nasabah yaitu Kontrak Berjangka dan Opsi atas Kontrak Berjangka merupakan akta di bawah tangan, dalam bentuk kontrak standar, sehingga tidak memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna seperti akta otentik yang dibuat secara notariil. Berbeda dengan aktivitas yang dilakukan di pasar modal, dimana perjanjian yang dibuat antara para pihak dilakukan dengan akta notariil sehingga ada notaris khusus pasar modal yang secara khusus membuat akta dalam setiap perjanjian dan kegiatan transaksi di

5Thomas A. Hieronymus, Economic Of Futures Trading ”For Commercial and Personal Profit”,third Printing, Commodity Research Bureau Inc. New York 1976. h. 3

(5)

pasar modal, hal ini dikarenakan asas yang diatur di dalam penanaman modal diantaranya diselenggarakan berdasarkan asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas dan efesiensi keadilan.

Oleh karena itu, hendaknya dalam perdagangan berjangka perlu kiranya dasar hukum yang kuat untuk memberi kepastian hukum dan melindungi masyarakat dari praktik-praktik perdagangan yang merugikan. Seperti yang kita ketahui setiap transaksi bursa berjangka tidak dapat dilakukan secara langsung oleh nasabah dan hanya dapat dilakukan melalui perantara yaitu pedagang dan Pialang Berjangka. Dengan demikian nasabah harus memilih pedagang atau Pialang Berjangka untuk melaksanakan perdagangan berjangkanya pada bursa berjangka. Untuk itu mereka mengadakan perjanjian untuk melakukan perdagangan berjangka, di mana satu pihak sepakat untuk menitipkan modal dan pihak lain mengelola perdagangan berjangka sesuai keinginan pihak kesatu.

Kontrak merupakan bagian yang melekat baik dalam skala besar maupun

kecil, baik domestik maupun internasional. Fungsinya sanagt penting dalam

menjamin bahwa seluruh harapan yang dibentuk dari janji-janji para pihak dapat

terlaksana dan dipenuhi. Dalam hal pelanggaran maka terdapat kompensasi yang

harus dibayar. Kontrak, dengan demikian merupakan sarana untuk memastikan

bahwa apa yang hendak dicapai oleh para pihak dapat di wujudkan. Dalam dunia

perdagangan berjangka, waktu dan kepastian merupakan faktor penting. Hukum

kontrak dalam hal ini memberikan sarana yang memungkinkan para pihak

(6)

mengakomodasi seluruh kepentingannya. Kontrak merupakan janji yang mengikat dan janji tersebut menimbulkan harapan-harapan yang layak.

6

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan isu hukum dan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah bentuk hubungan hukum antara Bursa Berjangka dengan Pialang Berjangka dan bentuk hubungan hukum antara Pialang Berjangka dan Nasabah didalam Perdagangan Berjangka Komoditi ?

2. Pihak manakah yang bertanggung gugat terhadap Nasabah bilamana Nasabah mengalami kerugian didalam Perdagangan Berjangka Komoditi ?

2. Tujuan Penelitian

a. Untuk menggambarkan, menerangkan, menjelaskan dan melakukan kajian terhadap mekanisme mengenai suatu hubungan hukum antara Bursa Berjangka dengan Pialang Berjangka.

b.Untuk menggambarkan, menerangkan, menjelaskan dan melakukan kajian terhadap mekanisme mengenai suatu hubungan hukum antara Bursa Berjangka dengan Pialang Berjangka.

c. Untuk mengetahui, menerangkan dan menjelaskan pihak-pihak manakah yang bertanggung gugat terhadap nasabah apabila nasabah mengalami kerugian serta dilanggar hak dan kewajibannya didalam Perdagangan Berjangka Komoditi.

3. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini ada tiga manfaat yang dapat diperoleh yaitu :

6Yohanes Sogar Simamora, Hukum Perjanjian “Prinsip hukum kontrak pengadaan dan jasa oleh pemerintah”. LaksBang PRESSindo, Yogyakarta 2009.

(7)

a. Untuk mengetahui lebih jelas tentang bentuk-bentuk hubungan hukum antara Bursa Berjangka dengan Pialang Berjangka didalam Perdagangan Berjangka Komoditi.

b. Untuk dapat mengetahui lebih jelas tentang bentuk-bentuk hubungan hukum antara Bursa Berjangka dengan Pialang Berjangka didalam Perdagangan Berjangka Komoditi.

c. Untuk mengetahui pihak-pihak manakah yang bertanggung gugat terhadap nasabah apabila nasabah mengalami kerugian serta pelanggaran terhadap hak dan kewajiban nasabah.

4. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian hukum normatif yang dilakukan untuk mencari pemecahan masalah atas isu hukum dan permasalahan yang ada.

Peter Mahmud Marzuki menyatakan bahwa langkah-langkah penelitian hukum yang dilakukan adalah sebagai berikut;

1. mengidentifikasi fakta hukum dan mengelimir hal-hal yang tidak relevan untuk menetapkan isu hukum yang hendak dipecahkan

2. pengumpulan bahan-bahan hukum dan sekiranya dipandang relevansi juga bahan-bahan non hukum

3. melakukan telaah atas isu yang diajukan berdasarkan bahan-bahan yang telah dikumpulkan

4. menarik kesimpulan dalam bentuk argumentasi yang menjawab isu hukum 5. memberikan preskripsi berdasarkan argumentasi yang telah dibangun di

dalam kesimpulan.

7

a. Pendekatan Masalah

7 Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum. Cetakan keenam. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2010, h. 171

(8)

Proposal penelitian ini adalah penelitian hukum. proposal penelitian ini menggunakan pendekatan terhadap perundang-undangan (statute approach). Yaitu dilakukan dengan menganalisa mengenai landasan hukum pelaksanaan perdagangan berjangka dan bentuk perlindungan hukum bagi nasabah yang melakukan perdagangan berjangka di Pialang Berjangka, yang terkandung di dalam peraturan perundang-undangan tentang Perdagangan Berjangka Komoditi. Pendekatan mengenai landasan hukum tersebut peneliti kombinasikan dengan pendekatan konsep-konsep hukum (conceptual approach) yang diperlukan untuk membangun suatu konsep hukum.

b. Sumber Bahan Hukum

Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berupa norma hukum yang sifatnya mengikat. Norma hukum tersebut ditemukan dalam pasal- pasal didalam peraturan perundang-undangan. Bahan hukum primer yang digunakan dalam penulisan proposal penelitian ini adalah : Undang- undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, dan Surat Keputusan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi.

Sedangkan bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang berupa pendapat hukum yang sifatnya mengikat. bahan hukum sekunder didalam penelitian ini diperoleh dari penelitian kepustakaan yang berupa literatur- literatur dan makalah yang berkaitan dengan berdagangan berjangka pada Pialang Berjangka.

c. Prosedur Pengumpulan dan Analisa Bahan Hukum

Bahan hukum primer berupa peraturan perrundang-undangan di

bidang hukum perdagangan berjangka perdagangan berjangka dan

(9)

perlindungan konsumen. Bahan hukum sekunder diperoleh dari kepustakaan maupun media internet kemudian dikumpulkan menggunakan metode inventarisasi. Selanjutnya bahan hukum tersebut diklasifikasi dan diolah secara sistematis. Bahan hukum yang diperoleh dan diolah tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode normatif kualitatif berdasarkan landasan-landasan hukum yang berlaku terkait dengan materi tulisan.

5. Sistematika Penulisan

Pada Bab I, yaitu pendahuluan diawali dengan diuraikannya mengenai latar belakang permasalahan dan rumusan permasalahan. Telah diuraikan juga mengenai tujuan dan manfaat yang ingin dicapai melalui penelitian ini. Dalam bab I ini disebutkan pula mengenai tinjauan pustaka yang mengandung pengertian/makna dari konsep-konsep hukum yang terdapat dalam judul dan rumusan permasalahan. Selanjutnya diuraikan memngenai merode yang digunakan dalam penelitian ini yang diharapkan dapat memberikan gambaran tentang cara-cara penelitian dilakukan. Metode penelitian ini mencakup pendekatan masalah, bahan hukum dan pengumpulan dan pengolahan bahan hukum. Bab I diakhiri dengan diuraikannya pertanggungjawaban sistematika penulisan.

Bab II dibahas mengenai pokok permasalahan yang pertama yaitu mengenai landasan yuridis dari perjanjian pemberian amanat oleh Pialang Berjangka terhadap nasabah.

Bab III dibahas mengenai pokok permasalahan yang kedua yaitu

instrumen perlindungan hukum bagi nasabah terhadap perdagangan berjangka

di Pialang Berjangka.

(10)

Terakhir, dalam Bab IV, penutup diuraikan kesimpulan yang dilengkapi

dengan saran-saran yang diurut berdasarkan pada uraian atau pembahasan yang

telah dilakukan dalam bab-bab sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai %transmitan rendah tidak sesuai dengan penelitian Syukri et al 2016 menyatakan bahwa suatu formula mampu membentuk nanoemulsi formula

Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disingkat KLHS adalah proses mengintegrasikan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam

Dalam pengertian sehari-hari istilah kebutuhan sering disamakan dengan keinginan. Seringkali terjadi seseorang mengatakan kebutuhan padahal sebetulnya yang dimaksud adalah

Analisis data dilakukan secara kualitatif yakni menjelaskan dan menguraikan teori-teori, asas-asas, norma-norma, doktrin, dan kaidah-kaidah yang terkandung dalam

%O 278 3M Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kamu menyembelih untuk qurban melainkan yang Musinnah telah berganti gigi kecuali jika sukar didapati,

Ak]vitas  Jurnal  menuju  Internasional

Penulis temukan juga keadaan siswa dalam hal kebutuhan belajar anak seperti pakaian, fasilitas belajar dan lain sebagainya terkucupi sehingga dapat penulis

Bahwa oleh karena materi permohonan keberatan pemohon yang kami sampaikan ini adalah mengenai keberatan atas hasil pemilu legislatif di Kabupaten Bulukumba yang telah