• Tidak ada hasil yang ditemukan

MARGIN PEMASARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN SODOHOA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MARGIN PEMASARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN SODOHOA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Marketing Margin Of Skipjack (Katsuwonus pelamis) In The Fish Landing Station Of Sodohoa Kendari City Southeast Sulawesi

1)Wa Ode Almaini, 2)Budiyanto, dan 3)Akhmad Mansyur

Jurusan/Program Studi Agribisnis Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Kampus Hijau Tridarma Anduonohu Kendari 93232

E-mail: 1)waodealmaini@yahoo.co.id, 2)gadhangku@gmail.com, 3)blackbet_ala@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari (1) Saluran pemasaran ikan cakalang (K. pelamis) di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Sodohoa Kota Kendari, (2) Menganalisis besarnya margin pemasaran, dan (3) Mengetahui efisiensi pemasaran ikan cakalang (K. pelamis). Penelitian ini menggunakan teknik survey atau wawancara berupa daftar pertanyaan berbentuk kuisioner. Penentuan sampel untuk nelayan Ikan cakalang (K. pelamis) menggunakan teknik accidental sampling, sedangkan penentuan sampel untuk pedagang yakni menggunakan snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran ikan cakalang ada dua saluran pemasaran yaitu 1). Nelayan/produsen menjual kepada Pedagang pengumpul, selanjutnya dijual kepada pedagang pengecer dan kemudian disalurkan kepada konsumen dan 2). Nelayan/produsen langsung menjual kepada pedagang pengecer dan kemudian disalurkan kepada konsumen. Semakin panjang rantai pemasaran maka semakin tinggi biaya yang dikeluarkan dan semakin kecil keuntungan yang diperoleh para pelaku usaha pemasaran ikan cakalang.

Margin pemasaran pada saluran pemasaran II lebih besar daripada saluran pemasaran I, semakin panjang saluran pemasaran maka semakin besar margin pemasaran.

Kata kunci: Ikan cakalang, margin pemasaran, TPI

ABSTRACT

The aim of study were to know (1). Marketing channel of skipjack (K. pelamis) in the fish landing station of Sodohoa of Kendari City, (2). to analyze value of marketing margin and (3). to determine marketing efficiency of skipjack (K. pelamis). The study used survey technique or interview using a questionaire.

Fishermen samples were choosen by accidental sampling, while merchants samples were determined using snowball sampling. The result of study showed that marketing channel of skipjack in present consisted of (1) fisherman/producers sell to collector traders and then were sold to retail traders and were chanelled to consumers, and (2) fisherman/producers directly sell to retail traders and chanelled to consumers.The longest marketing channel the highest cost expenditure and the lowest profit gained by marketing traders of skipjack. Marketing margin at marketing channel II was higher than at marketing channel I, and the longest marketing channel that the highest marketing margin.

Keywords: Skipjack, marketing margin, fish landing station

PENDAHULUAN

Potensi yang besar dari usaha perikanan maka subsektor ini memberikan peluang yang menjanjikan sebagai mata penca-

harian atau sumber pendapatan masyara- kat. Sumber daya perikanan yang berpotensi seperti ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Ikan yang cukup banyak digemari dan dipesan di Kota

(2)

Almaini, et al. – Margin Pemasaran Ikan Cakalang…

Kendari adalah cakalang. Proses penya- luran ikan cakalang dapat terarah dengan baik maka didirikanlah Tempat Pen- daratan Ikan (TPI).

Nelayan dalam memasarkan hasil tangkapannya melibatkan lembaga- lembaga pemasaran seperti pedagang pengumpul, pengecer dan konsumen.

Masing-masing lembaga tersebut me- lakukan pembelian dengan harga ber- beda-beda. Terjadinya variasi pengguna- an saluran pemasaran ikan cakalang menimbulkan masalah yakni mengenai saluran pemasaran mana yang sebaiknya diambil oleh nelayan dan lembaga pemasaran yang mampu menyalurkan ikan cakalang dengan harga yang dapat memberikan keuntungan yang maksimal dan efisien dalam aktivitas pemasaran.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui saluran pemasaran ikan cakalang (K. pelamis) di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Sodohoa Kota Kendari.

b. Untuk mengetahui besarnya margin pemasaran masing-masing saluran pemasaran yang melalui Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Sodohoa.

c. Untuk mengetahui efisiensi

pemasaran ikan cakalang (K. pelamis).

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2016 di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Sodohoa Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

Jumlah sampel untuk nelayan 30 orang yang diambil secara accidental sam- pling. Sedangkan penentuan sampel untuk pedagang yakni menggunakan snowball sampling.

Berdasarkan sumbernya penelitian ini terdiri dari 2 jenis yakni data primer yang berupa harga penjualan, harga pembelian, volume pembelian dan penjualan, biaya-biaya pengemasan, distribusi dan transportasi. Sedangkan data sekunder berupa peta lokasi penelitian.

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui saluran pemasaran ikan cakalang (K. pelamis) diketahui dengan menelusuri saluran pemasaran dari tingkat nelayan, pedagang pengumpul, pedagang eceran hingga konsumen. Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif.

2. Untuk mengetahui besarnya margin dan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang diadopsi dari Kotler, (2009), yaitu :

M = He-Hp Dimana :

M = Margin pemasaran ikan cakalang (K. Pelamis) (Rp/kg)

He = Harga jual ditingkat pedagang (Rp/kg)

Hp = Harga jual ditingkat Nelayan (Rp/kg)

3. Efisiensi pemasaran atau bagian harga yang diterima oleh nelayan penangkap dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (Soekartawi, 2002)

[

] Keterangan :

FS = Fisher’s share atau bagian yang diterima nelayan (%)

M = Margin pemasaran ikan cakalang (Rp/kg)

He = Harga jual ditingkat pedagang (Rp/kg)

Dengan kriteria :

FS ≥ 50% maka saluran pemasaran adalah efisien

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Sistem dan Saluran Pemasaran

Sistem pemasaran ikan cakalang (K. pelamis) di Tempat Pendaratan Ikan Sodohoa Kota Kendari ini dilakukan dengan sistem satuan rupiah per kilo gram (Rp/kg), maka sistem satuan yang ditetapkan dalam penelitian adalah Rp/kg.

Saluran pemasaran merupakan jalur distribusi yang dilalui suatu produk dari produsen sampai kepada konsumen akhir. Saluran pemasaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jalur yang dilalui ikan cakalang (K. pelamis) dari nelayan sampai kepada konsumen akhir.

Dari seluruh nelayan responden dalam penelitian ini, semuanya menggunakan

pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Adanya beberapa saluran pemasaran ini akan menyebabkan tingkat margin, biaya pemasaran dan keuntungan yang berbeda. Pembagian keuntungan yang adil diantara pelaku dalam pemasaran sangat ditentukan oleh efisiensi pemasaran.

Ada beberapa lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran ikan cakalang dari produsen atau nelayan di TPI Sodohoa Kota Kendari hingga ke tangan konsumen.

Dari hasil penelitian ada dua (2) saluran pemasaran yang terjadi pada proses pemasaran ikan cakalang yang ada di Tempat Pendaratan Ikan Sodohoa Kota Kendari yang bisa dilihat pada Gambar 1 berikut:

1.

2.

Gambar 1 Saluran pemasaran ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang ada di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Sodohoa Kota Kendari.

Berdasarkan kedua saluran diatas terlihat bahwa nelayan, pedagang pengumpul, pedagang pengecer memiliki lokasi pemasaran yang berbeda-beda yaitu saluran panjang dan saluran pendek sebagai berikut :

1. Nelayan/produsen menjual kepada pedagang pengumpul, selanjutnya dijual kepada pedagang pengecer dan kemudian disalurkan kepada kon- sumen.

2. Nelayan/produsen langsung menjual kepada pedagang pengecer dan kemudian disalurkan kepada kon- sumen.

Pedagang pengumpul merupakan pedagang yang ada di TPI Sodohoa yang membeli ikan dari nelayan dan memasar- kannya kepada pedagang pengecer.

Pedagang pengecer merupakan pedagang yang berada di TPI Sodohoa Kota Kendari yang membeli ikan cakalang (K.

pelamis) dari nelayan dan pedagang pengumpul. Berdasarkan pola saluran pemasaran ikan tersebut jelas bahwa nelayan dalam memasarkan ikan sampai kepada konsumen melalui pedagang perantara. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Swastha & Irawan (2007), yang menyatakan bahwa produsen dalam mendistribusikan barang atau produksi- Nelayan Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer Konsumen

Nelayan Pedagang Pengecer Konsumen

(4)

Almaini, et al. – Margin Pemasaran Ikan Cakalang…

nya hampir selalu menggunakan pedagang perantara sebagai penyalur.

Penyalur ini bertindak dalam posisi antara produsen/nelayan dan konsumen.

b. Harga Pembelian dan Harga Penjualan

Harga pembelian dan harga penjualan ikan cakalang (K. pelamis) merupakan indikator besar kecilnya skala usaha

yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran yang akan mempe- ngaruhi jumlah biaya pemasaran yang dikeluarkan. Oleh karena itu, harga pembelian dan harga penjualan yang diberlakukan oleh nelayan dan pedagang ikan cakalang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan nelayan dan pedagang ikan yang dapat disajikan pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1 Harga pembelian dan harga penjualan ikan cakalang (K. pelamis) di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Sodohoa Kota Kendari

No Saluran

Pemasaran Lembaga Pemasaran

Harga Pembelian

Rp/kg

Harga Penjualan Rp/kg

1. I Nelayan 7.733

Pedagang Pengumpul 7.733 12.467

Pedagang Pengecer 12.467 14.267

2. II Nelayan 8.333

Pedagang Pengecer 8.333 13.667

Sumber: Data Primer setelah diolah, 2016 Besarnya harga penjualan disebabkan banyaknya biaya yang dikeluarkan masing-masing lembaga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ningsih (2011), yang menyatakan bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan dan tingginya harga setiap saluran tergantung dari panjang pen- deknya tiap saluran pemasaran.

c. Volume Pembelian dan Volume Penjualan

Salah satu indikator keberhasilan nelayan dan pedagang ikan cakalang (K. pelamis) juga dapat dinilai dari volume penjualan dalam periode tertentu. Hasil yang lebih banyak yang

diperoleh nelayan maupun pedagang dapat menutupi biaya-biaya produksi maupun biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil pene- litian yang dilakukan besarnya volume penjualan pada tingkat nelayan dan pedagang berbeda-beda.

Besarnya volume penjualan dan pembelian pada tingkat pedagang ikan cakalang dipengaruhi oleh besar kecilnya skala usaha dari pedagang ikan itu sendiri. Berikut volume pembelian dan volume penjualan yang dilakukan oleh tiap saluran pemasaran disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Volume pembelian dan volume penjualan ikan cakalang (K. pelamis) di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Sodohoa Kota Kendari

No Saluran Pemasaran Lembaga Pemasaran Volume Pembelian Volume Penjualan

1. I Pedagang Pengumpul 1.020 1.020

Pedagang Pengecer 1.000 1.000

2. II Pedagang Pengecer 603.33 603.33

Sumber: Data primer setelah diolah, 2016

(5)

Pemasaran

Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan dalam penyaluran ikan dari nelayan sampai kepada konsumen.

Sedangkan margin pemasaran yaitu selisih antara harga ikan yang dibayar- kan konsumen dengan yang diterima nelayan/produsen. Besar kecilnya mar-

terlibat. Kegiatan pemasaran ikan cakalang (K. pelamis) di TPI Sodohoa Kota Kendari melalui 2 saluran pemasaran dan melibatkan dua lembaga pemasaran. Rata-rata biaya, margin dan keuntungan pemasaran pada saluran I disajikan pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 Biaya, margin dan keuntungan pemasaran ikan cakalang (K. pelamis) pada setiap Lembaga Saluran I

No Uraian

Volume Penjualan

(kg/hari)

Rata-rata Harga Pembelian

(Rp/kg)

Rata-rata Harga Penjualan

(Rp/kg)

Total Biaya (Rp/kg)

Margin (Rp/kg)

(Rp/kg)

1. P. Pengumpul 1.020 7.733 12.467 4.733 3.856

a. Transportasi 334.28

b. Upah Buruh 294.075

a. Es Batu 248.51

2. P. Pengecer 1.000 12.467 14.267 3.375 1.915

a. Pengemasan 286.31

b. Upah Buruh 220.02

c. Es batu 258.01

d. Distribusi 14.32

Sumber: Data primer setelah diolah, 2016 Saluran pemasaran I, Nelayan memasar- kan ikan cakalang kepada pedagang pengumpul dan pedagang pengumpul memasarkan ke pedagang pengecer di TPI selanjutnya pedagang pengumpul memasarkan ke konsumen. Margin pemasaran pedagang pengecer lebih rendah dibandingkan dengan margin pemasaran pedagang pengumpul. Demi- kian pula keuntungan yang dimiliki pedagang pengumpul lebih besar.

Sedangkan keuntungan pedagang penge- cer sebesar Rp1.915/kg. Besarnya ke- untungan yang diperoleh pedagang pengumpul karena tingginya harga jual

ke pedagang pengecer dan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer sehingga keuntungannya lebih kecil.

Saluran pemasaran II, nelayan/produsen memasarkan ikan cakalang (K. pelamis) kepada pedagang pengecer di TPI Sodohoa Kota Kendari selanjutnya pedagang pengecer memasarkan ke konsumen. Rata-rata biaya, margin dan keuntungan pemasaran pada saluran pemasaran II disajikan pada Tabel 4 berikut.

(6)

Almaini, et al. – Margin Pemasaran Ikan Cakalang…

Tabel 4 Biaya, margin pemasaran dan keuntungan pemasaran ikan cakalang (K. pelamis) pada Saluran II di Tempat Pendaratan Ikan Sodohoa Kota Kendari

No Uraian

Volume Penjualan

(kg/hari)

Rata-rata Harga Pembelian

(Rp/kg)

Rata-rata Harga Penjualan

(Rp/kg)

Total Biaya (Rp/kg)

Margin (Rp/kg)

(Rp/kg)

1. P. Pengecer 603.33 8.333 13.667 5.333 4.500

a. Pengemasan 349.13

b. Upah Buruh 229.232

c. Es batu 223.038

d. Distribusi 32.10

Sumber: Data primer setelah diolah, 2016 Tabel 4 Menunjukkan bahwa saluran pemasaran II, Nelayan memasarkan ikan cakalang kepada pedagang pengecer dan pedagang pengecer memasarkan ke konsumen. Rata-rata biaya pemasaran yang dikeluarkan pedagang pengecer berupa pengemasan, upah buruh, es batu dan distribusi. Dengan demikian sema- kin banyak biaya yang dikeluarkan maka harga jual semakin tinggi. Hal ini dimaksudkan keuntungan yang diterima dapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan. Sesuai dengan pernyataan Ningsih, (2011) yang menyatakan bahwa keuntungan pedagang merupakan imbalan jasa yang dilakukan selama proses pemasaran. Keuntungan peda- gang berbeda-beda antara pedagang yang satu dengan pedagang yang lain.

Hal ini, diduga karena biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing peda- gang/lembaga berbeda-beda.

Besarnya Margin pemasaran pedagang pengecer Rp5.333/kg. Demikian pula keuntungan yang dimiliki pedagang pengecer lebih besar yaitu Rp4.500/kg.

Besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer karena tingginya harga jual ke konsumen yaitu dengan rata-rata sebesar Rp13.667/kg.

e. Efisiensi Pemasaran

Pencapaian persentase harga yag tertinggi pada Saluran II disebabkan karena nelayan menjual langsung ke pedagang pengecer. Harga merupakan salah satu faktor yang sangat menen- tukan dalam pemilihan saluran pema- saran. Namun perhitungan mengenai biaya yang dikeluarkan dalam pema- saran juga sangat menentukkan saluran pemasaran mana yang akan dipilih tiap lembaga dalam memasarkan ikannya.

Karena pada prinsipnya seorang nelayan dan pedagang akan berusaha sedemikian rupa untuk memperoleh dari hasil produksi dan pemasaran. Selain itu juga, pemilihan saluran pemasaran yang dipilih tiap lembaga juga ditentukan oleh akses pemasaran yang lebih mudah.

Efisiensi pemasaran pada tiap saluran pemasaran dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Efisiensi pemasaran ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Sodohoa Kota Kendari

No Uraian Margin

(Rp/kg)

Harga Konsumen (Rp/kg)

Efisiensi Pemasaran (%)

1 Saluran Pemasaran I 6.534 14.267 54

2 Saluran Pemasaran II 5.330 13.663 61

Sumber: Data primer setelah diolah, 2016

(7)

sudah efisien. Namun diantara kedua saluran tersebut jika dibandingkan pada Saluran I lebih kecil yaitu sebesar 54%

jika dibandingkan dengan Saluran II sebesar 61%. Saluran pemasaran yang pendek memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan saluran pemasaran yang panjang. Sesuai dengan pernyataan Susilowati, (2004) yang menyatakan bahwa sedikitnya jumlah pedagang perantara yang terlibat maka tingkat keuntungan yang diterima tiap lembaga semakin tinggi.

Pencapaian persentase harga, hal ini sesuai dengan pernyataan Soekartawi, (2002) yang menyatakan jika FS ≥ 50%

maka saluran pemasaran adalah efisien dan FS ≤ 50% saluran pemasaran belum efisien.

SIMPULAN

Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Pola saluran ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang ada di TPI Sodohoa Kota Kendari terdiri atas dua saluran yaitu : 1) elayan/

produsen menjual kepada pedagang pengumpul selanjutnya dijual ke- pedagang pengecer dan kemudian disalurkan kepada konsumen, dan 2) Nelayan/produsen langsung men- jual kapada pedagang pengecer dan kemudian disalurkan kepada konsumen.

2. Margin pemasaran pada Saluran pemasaran I lebih kecil daripada Saluran pemasaran II, semakin panjang saluran pemasaran maka semakin besar margin pemasaran.

lebih efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Kotler P. 2005. Manajamen Pemasaran.

Jilid 1 dan 2. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Ningsih K. 2011. Analisis Saluran dan Margin Pemasaran Petani Jambu Air Camplong (Syzygium aqueum).

Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Islam. Madura.

Susilowati I. 2004. Petunjuk Pengukuran Efisiensi Melalui Data Envelopment Analysis (DEA). Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-hasil Pertanian Teori dan Aplikasinya.

PT Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.

Swastha B & Irawan. 2007. Manajemen Pemasaran Modern. Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta.

Gambar

Gambar  1  Saluran  pemasaran  ikan  cakalang  (Katsuwonus  pelamis)  yang  ada  di  Tempat  Pendaratan Ikan (TPI) Sodohoa Kota Kendari

Referensi

Dokumen terkait

Ascarya (2017) menjelaskan bahwa generasi ketiga dibangun atas dasar kekurangan model generasi kedua, namun jika diteliti lebih mendalam generasi ketiga mencoba

menunjukkan beberapa hal, yakni: a) istilah “musrenbang” (musyawarah peren canaan pemba- ngunan) populer di kalangan perempuan dan orang miskin. Mereka pun kerap

Merupakan saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan dimana aktifitas utamanya adalah menyalurkan produk dari produsen sampai ke tangan konsumen, yaitu

Dari pembahasan di atas teorema Pythagoras yang diperoleh pada bidang Taxicab bergantung kepada posisi segitiga siku-siku pada bidang koordinat serta menggunakan kemiringan dan

bahwa dengan Keputusan Menteri Pertanian selaku Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan Nomor 456/Kpts/OT.160/7/2006 telah ditetapkan Pembentukan Kelompok Kerja Khusus Pengkajian

Berdasarkan hasil dari Uji Hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar IPS siswa

(2014) mengidentifikasi sejumlah Trichoderma asperellum endofit dari buah di pertanaman kakao di Sulawesi dan dua isolat di antaranya telah diujicobakan pada penyakit hawar

1) Pola penggunaan lahan. Kota baru merupakan proyek pembangunan permukiman berskala besar yang memerlukan lahan luas. Salah satu yang menjadi masalah adalah pembangunan kota