• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

30 4.1. PENELITIAN AWAL

4.1.1. Penentuan Jumlah Yeast

Percobaan dilakukan dengan menggunakan 4 konsentrasi starter yeast yang berbeda yaitu 0,5 gram, 1 gram, 1,5 gram dan 2 gram, dan fermentasi dilakukan selama 72 jam karena mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2013) bahwa waktu yang paling optimal dalam fermentasi adalah 72 jam. Tujuan dilakukannya percobaan seleksi yeast ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi yeast yang paling baik dalam memproduksi etanol serta mendapat mikroorganisme yang tumbuh dengan cepat dan tahan terhadap mikroorganisme lain sehingga mendapatkan kadar etanol dalam jumlah yang tinggi. Hasil perbandingan dari 4 penambahan yeast dapat dilihat pada tabel 4.1.1.

Tabel 4.1. Data kadar etanol dengan variasi jumlah yeast dengn fermentasi 72 jam jumlah Yeast

(gram) kadar Etanol

(%)

0,5 68,3

1 69,3

1,5 63,3

2 60,5

(2)

Kemudian dari hasil data pengujian penambahan yeast dapat dijelaskan pada gambar 4.1. di bawah ini:

Gambar 4.1. Grafik kadar etanol variasi jumlah yeast dengan waktu fermentasi 72 jam

Berdasarkan gambar 4.1 di atas diketahui bahwa penambahan yeast 1 gram menghasilkan etanol yang paling baik dibandingkan dengan pemberian yeast yang lainnya, sedangkan kadar etanol dengan penambahan yeast 1,5 dan 2 gram cenderung menurun, hal ini disebabkan semakin banyak penambahan yeast maka subtrat dan nutrisi yang ada tidak sebanding dengan banyaknya mikroba sehingga menyebabkan subtrat dan nutrisi akan cepat habis dan hal inilah yang menyebabkan kadar etanol menjadi menurun. Sementara untuk penambahan yeast 0,5 gram subtrat dan nutrisi yang ada masih tersisa sehingga ada indikasi bahan masih bisa di fermentasi. Oleh karena itu penambahan yeast dengan berat 1 gram digunakan untuk percobaan selanjutnya.

68.3 69.3

63.3

60.5

56 58 60 62 64 66 68 70

0.5 1 1.5 2

Kadar Etanol (%)

Yeast (gram)

Etanol

(3)

5 7 9 11 13 15

0 12 24 36 48 60 72

Kadar Gula (%)

Waktu (Jam)

Yeast 0.5 Yeast 1 Yeast 1.5 Yeast 2

4.1.2. Penurunan Kadar Gula Variasi Yeast

Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa penurunan kadar gula bervariasi pada masing-masing pemberian yeast yang digunakan pada saat proses fermentasi. Bisa dilihat pada data tabel (4.1.2) dan penjelasannya pada (grafik 4.1.2)

Table 4.2. Data penurunan kadar gula variasi penambahan yeast dengan waktu fermentasi 72 jam

JUMLAH YEAST (gram)

PENGAMATAN KADAR GULA WAKTU TERTENTU (%)

0 jam 12 jam 24 jam 36 jam 48 jam 60 jam 72 jam Yeast 0,5 g 15,00 11,40 10,00 7,60 6,60 6,60 6,60

Yeast 1 g 15,00 11,20 8,06 6,70 6,60 6,60 6,60

Yeast 1,5 g 15,00 10,80 7,60 6,60 6,60 6,60 6,60

Yeast 2 g 15,00 7,60 6,80 6,60 6,60 6,60 6,60

Kemudian dari hasil pengamatan kadar gula seperti yang tertera pada (tabel 4.2) dapat dijelaskan pada gambar 4.1.2. berikut ini:

Gambar 4.2. Grafik variasi jumlah yeast pengamatan kadar gula waktu

(4)

Selama berlangsungnya proses fermentasi, kadar gula media cenderung mengalami perubahan. Pada awal fermentasi kadar gula dibuat 15 % dengan menambahkan aquades hal ini dimaksudkan supaya saccharomyces cereviase dapat tumbuh baik selama berlangsungnya proses fermentasi. Wardani (2013) mengatakan kadar gula 15 % dalam fermentasi tetes tebu lebih menghasilkan kadar etanol tinggi dibandingkan dengan kadar gula 20 % dan 25 %.

Dari gambar 4.2 di atas dapat disimpulkan bahwa penurunan kadar gula tercepat adalah fermentasi yang menggunakan yeast 2 gram dan penurunan terlambat yaitu fermentasi yang menggunakan yeast 0,5 gram. Perbedaan penurunan kadar gula ini disebabkan karena semakin banyak yeast yang diberikan maka penurunan kadar gulanya akan semakin cepat, sementara pada jam ke-48 untuk semua pemberian yeast sudah tidak bisa merubah gula menjadi etanol ini menandakan bahwa penambahan sedikit atau banyaknya yeast tidak berpengaruh terhadap seberapa banyak gula yang tereduksi hanya sebatas cepat atau lambatnya penurunan kadar gula.

4.2. PENELITIAN LANJUT

4.2.1. KADAR ETANOL VARIASI WAKTU FERMENTASI

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa waktu fermentasi berpengaruh terhadap kadar etanol. Hasil yang diperoleh bervariasi antara lain adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3. Data hasil pengujian kadar etanol variasi waktu fermentasi dengan yeast 1 gram.

Waktu Fermentasi

(jam) kadar Etanol

(%)

24 55,60

48 77,00

72 67,60

96 61,13

(5)

55.6

77

67.6 61.3

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

24 48 72 96

Kadar Etanol (%)

Waktu (jam)

Etanol

Kemudian dari hasil data pengujian variasi lama waktu fermentasi dapat dijelaskan pada gambar 4.1.2. di bawah ini:

Gambar 4.3. Kadar etanol variasi waktu fermentasi dengan yeast 1 gram

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat awal fermentasi kadar etanol yang dihasilkan masih rendah seiring dengan meningkatnya waktu fermentasi kadar etanol yang dihasilkan semakin meningkat, kadar etanol terendah terdapat pada waktu fermentasi 24 jam yaitu 55 % sedangkan kadar etanol tertinggi diperoleh pada fermentasi 48 jam yaitu 77 %, namun setelah fermentasi 48 jam kadar etanol cenderung menurun. Pada keadaan dimana kadar etanol mengalami penurunan, proses fermentasi sudah terhenti dan laju pertumbuhan mikroba ada pada fase kematian dan hal ini menyebabkan etanol yang dihasilkan terkonversi menjadi asam- asam organik seperti asam asetat, asam cuka dan ester. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyawati yang menyatakan bahwa waktu fermentasi berpengaruh terhadap hasil karena semakin lama fermentasi akan meningkatkan kadar bioetanol, namun bila fermentasi terlalu lama nutrisi dalam subtrat akan habis dan khamir tidak lagi dapat memfermentasikan bahan.

(6)

4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 5 5.1

0 20 40 60 80 100 120

Penurunan pH

Waktu (jam)

pH

4.2.2. Penurunan pH

Dari hasil pengamatan fermentasi yang telah dilakukan terlihat bahwa nilai derajat keasaman (pH) bervariasi pada masing-masing waktu (fermentasi). Bisa dilihat pada tabel (4.4) dan penjelasannya pada grafik (gambar 4.4) tersebut.

Tabel 4.4. Data hasil pengamatan penurunan pH selama berlangsung proses fermentasi dengan yeast 1 gram

Waktu Fermentasi

(jam) Kadar pH

0 5,00

24 4,50

48 4,40

72 4,33

96 4,26

Kemudian dari hasil pengamatan nilai pH selama berlangsung proses fermentasi seperti yang tertera pada tabel (4.2.2) dapat dijelaskan pada gambar (4.2.2) di bawah ini:

Gambar 4.4. grafik perubahan nilai pH selama fermentasi berlangsung dengan yeast 1 gram

(7)

Selama berlangsungnya proses fermentasi, pH media cenderung mengalami perubahan. Pada awal fermentasi pH dibuat 5,0 dengan menambahkan natrium hidroksida (NaOH) hal ini dimaksudkan supaya saccharomyces cereviase dapat tumbuh baik selama berlangsungnya proses fermentasi. Hartina (2014) mengatakan pH 5 dalam fermentasi tetes tebu lebih menghasilkan kadar etanol tinggi dibandingkan dengan pH 4 dan 4,5.

Dari gambar 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa pH mengalami penurunan seiring bertambahnya waktu fermentasi hingga mencapai titik 4,26 pada fermentasi jam ke-96. Penurunan nilai pH dapat disebabkan oleh meningkatnya asam-asam organik seperti asam laktat, asam asetat dan asam cuka pada saat proses fermentasi berlangsung. Purwoko (2009) mengatakan pada saat proses fermentasi asam organik dapat membunuh prokariota secara tidak langsung, karena itu asam organik akan menurunkan nilai pH.

4.2.3. Gula Sisa Tak Terfermentasi

Dari hasil pengamatan fermentasi yang telah dilakukan terlihat gula sisa tak terfermentasi bervariasi pada masing-masing waktu (fermentasi). Bisa dilihat pada tabel (4.5) dan dijelaskan pada gambar (4.5) tersebut.

Tabel 4.5. Data hasil pengamatan Kadar gula sisa tak terfermentasi dengan yeast 1 gram.

Waktu Fermentasi

(jam) Gula Sisa Tak Terfermentasi (%)

0 15,00

24 11,30

48 7,16

72 6,70

96 6,70

(8)

4 5.5 7 8.5 10 11.5 13 14.5 16

0 20 40 60 80 100

Gula Sisa Tak Terfermentasi (%)

Waktu (jam)

Gula Sisa Tak Terfermentasi

Kemudian dari hasil pengamatan kadar gula sisa tak terferementasi seperti yang tertera pada tabel (4.2.3) dapat dijelaskan pada gambar (4.2.3) di bawah ini:

Gambar 4.5. Grafik kadar gula sisa tak terfermentasi dengan yeast 1 gram

Selama berlangsunya proses fermentasi kadar gula cenderung mengalami penurunan. Pada hari pertama gula sisa masih 10,5 % ini menandakan masih banyak kadar gula yang belum diubah menjadi etanol, seiring bertambahnya waktu fermentasi kadar gula terus mengalami penurunan. Namun pada waktu fermentasi 72 jam gula sisa masih 6,70 % dan sudah tidak bisa menurun lagi, oleh karena itu di waktu fermentasi 96 jam kadar gula sisa tidak mengalami perubahan. Hal ini ada kemungkinan nutrisi yang diberikan tidak cukup sehingga mengakibatkan kadar gula sisa yang tak terfermentasi masih banyak karena Saccharomycess cereviae memerlukan sumber vitamin dan mineral dalam pertumbuhannya.

Gambar

Tabel 4.1. Data kadar etanol dengan variasi jumlah yeast dengn fermentasi 72 jam jumlah Yeast
Gambar 4.1. Grafik kadar etanol variasi jumlah yeast dengan waktu  fermentasi 72 jam
Table  4.2.  Data  penurunan  kadar gula variasi  penambahan  yeast dengan  waktu fermentasi 72 jam
Tabel 4.3. Data hasil pengujian kadar etanol variasi waktu fermentasi dengan yeast 1  gram.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Oleh itu, penting untuk melaksanakan program dalam pemaham- an dan persepsi apa yang didengar daripada Akidah Islamiah secara khu- sus dan ilmu-ilmu syariat yang lain, yang

Sasaran tersebut diwujudkan melalui Rencana Kinerja Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu Tahun 2019 yang berjumlah 44 (empat puluh empat) kegiatan yang

Hasil uji mutu hedonik Nata de banana skin pada tabel 4.3 dapat dilihat penilaian terhadap aroma yang diberikan oleh panelis yaitu 2,3-4,7 (berbau menyengat hingga

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Menurut Gagne, Wager, Goal, & Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Berdasarkan pembahasan tentang Standar Nasional Perpustakaan yang dirujuk melalui UU No 43 tahun 2007. Setelah menyajikan hasil data penelitian diatas maka

Alat ukur baku meliputi, penggaris, neraca timbangan (kg), gelas ukur, meteran dan sebagainya. Sedangkan, alat ukur tidak baku meliputi, stick eskrim, timbangan buatan,