• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGUKURAN ANTENA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENGUKURAN ANTENA

4.1 METODOLOGI PENGUKURAN PARAMETER ANTENA

Parameter antena yang diukur pada skripsi ini adalah return loss, VSWR, diagram pola radiasi, dan gain. Ke-empat parameter antena yang akan diukur ini dikelompokkan menjadi dua tahap pengukuran, yaitu tahap pertama adalah pengukuran return loss, VSWR, dan frekuensi kerja dengan menggunakan Network Analyzer Anritsu MS2026A , dan tahap yang kedua adalah pengukuran pola radiasi antena dan gain menggunakan Spectrum Analyzer GW ISNSTEK Type GSP-830 dan Signal Generator HAMEG Instrument Type HM8135.

4.1.1 Pengukuran Antena Array 2-Elemen Tahap Pertama

Pengukuran ini merupakan pengukuran parameter sebuah antena tanpa melibatkan antena lain sebagai pemancar atau penerima. Pada pengukuran ini, parameter yang diukur adalah return loss, VSWR, dan frekuensi kerja. Konfigurasi pengukuran terlihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Konfigurasi pengukuran tahap pertama

4.1.2 Pengukuran Antenna Array 2-Elemen Tahap Kedua 4.1.2.1 Pengukuran Diagram Radiasi

Pengukuran ini membutuhkan sebuah antena lain selain dari antena yang ingin diukur dan harus memiliki frekuensi kerja yang sama. Antena yang ingin diukur dihubungkan dengan Spectrum Analyzer dan antena lain dihubungkan dengan signal generator.

38  

(2)

Gambar 4.2 Konfigurasi pengukuran tahap kedua

Pengukuran ini digunakan untuk mengukur karakteristik pola radiasi dari antena yang telah difabrikasi. Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa antena pemancar (Tx) dan penerima (Rx) dipisahkan sejauh R. Jarak pisah ini mimiliki nilai minimum yang harus dipenuhi agar antena bekerja pada medan jauhnya (far-field). Jarak minimum tersebut dapat dihitung dengan Persamaan 4.1.

………. 4.1 Di mana :

R = jarak minimum pemancar dan penerima D = dimensi terbesar dari antena

λ = panjang gelombang

Dimensi terbesar dari antena yang ingin diukur pada skripsi ini adalah sebesar D = 14,4 cm dan panjang gelombang pada frekuensi 2,35 GHz adalah λ = 12,7 cm maka diperoleh jarak minimum R = 16,33 cm. Pada pengukuran digunakan jarak pisah sejauh 400 cm. Pengukuran pola radiasi dilakukan pada frekuensi kerja antena (yaitu frekuensi pada saat nilai return loss minimum).

Antena yang diukur diputar dari posisi sudut 0 – 180 derajat dengan interval 15 derajat.

4.1.2.2 Pengukuran Gain

Cara yang paling sederhana untuk mengukur gain sebuah antena adalah metode dua antena. Dalam pengukuran ini dipergunakan dua antena yang sama,

(3)

40  

yang belum diketahui gain-nya. Antena ini dipakai sebagai antenna pengukur sekaligus sebagai AUT. Jadi harus difabrikasi dua buah antena yang eksak sama.

Metode ini enggunakan persamaan Friis seperti ditunjukkan oleh Persamaan 4.2.

…..……… 4.2 di mana :

G = gain (dB);

R = jarak pisah antara antena pemancar dan penerima (meter);

λ = panjang gelombang pada frekuensi yang digunakan (meter);

Pt = daya pengirim (Watt);

Pr = daya penerima (Watt).

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran gain antenna untuk mengurangi terjadinya kesalahan pengukuran adalah:

1. Sistem berada pada frekuensi yang stabil

2. Antena pengirim dan penerima saling berhadapan pada berkas maksimumnya, 3. Antena memenuhi kriteria medan jauh,

4. Semua komponen dalam kondisi matching.

4.2 HASIL PENGUKURAN TAHAP PERTAMA

Setelah dilakukan pengukuran didapatkan grafik yang menunjukan nilai tertentu dari parameter antena tersebut. Adapun hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.3, Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 berturut-turut yang menunjukkan hasil return loss , VSWR, Smitch Chart dan frekuensi kerja antenna mikrostrip rectangular array 2- elemen.

Dari Gambar 4.3 diperoleh nilai return loss < -10 yang berada pada rentang 2,289091 - 2,452727 GHz (163.636 MHz) dan frekuensi resonansinya pada 2,374545 GHz dengan return loss minimum -25,3 dB. Sehingga dari data tersebut diperoleh bandwidth sebesar :

BW = ((fatas – fbawah)/ftengah) x 100%

= ((2,452727 – 2,289091)/2,374545)x 100%

= 6,89 % (163.636 MHz)

(4)

Gambar 4.3 Grafik Return Loss Hasil Pengukuran Antena Array 2-Elemen

Gambar 4.4 Grafik VSWR Hasil Pengukuran Antena Array 2-Elemen Terlihat dalam gambar 4.4 bahwa nilai VSWR yang di dapat adalah sebesar 1.11.

Ini menunjukan bahwa antena sudah memenuhi kriteria matching, sehingga dengan kondisi seperti ini maka power yang dipancarkan hampir mendekati maksimal ( sedikit yang refleksikan ).

(5)

42  

Gambar 4.5 Grafik diagram Smitch Chart Hasil Pengukuran Antena Array 2-Elemen

4.3 HASIL PENGUKURAN TAHAP KEDUA 4.3.1 Hasil Pengukuran Pola Radiasi Antena

Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa pola radiasi antena mikrostrip array 2-elemen pada frekuensi 2,374545 GHz cenderung berbentuk unidirectional.

Berkas maksimum di mainlobe pada medan E pada sudut 75°.

Gambar 4.6 Grafik pola radiasi medan E antena array 2-elemen

(6)

4.3.2 Hasil Pengukuran Gain

Pada skripsi ini dilakukan metode pengukuran 2 antena, yaitu : antena mikrostrip rectangular 2-elemen. Pengukuran dilakukan mulai pada frekuensi 2,27 – 2,47 GHz dengan kenaikan setiap 10 MHz. Hasil pengukuran dapat terlihat pada Gambar 4.7. Dari gambar terlihat besar gain berada sekitar 6.11 – 8.79 dBi, nilai gain tertinggi sebesar 8.79 dBi dicapai pada frekuensi 2,37 GHz.

No 1 2 ……. 9 10 11 ……. 21 Frekuensi

( GHz ) 2.27 2.28 ……. 2.35 2.36 2.37 ……. 2.47

Gambar 4.7 Grafik Gain Antena Array 2-Elemen

4.4 ANALISA HASIL SIMULASI DAN PENGUKURAN 4.4.1 Analisa Pengukuran Tahap Pertama

Sesuai dengan data hasil simulasi dan hasil pengukuran, maka dapat diberikan suatu tabel untuk memberikan perbandingan dari hasil tersebut.

Tabel 4.1 Perbandingan antara hasil simulasi dan hasil pengukuran antenna array 2-elemen

Parameter Hasil Simulasi Hasil Pengukuran Frequency Resonant 2,35 GHz 2,374545 GHz Bandwidth 2,295 – 2,455 GHz

( 160 MHz )

2,289091 - 2,452727 GHz (163.636 MHz)

Return Los -38.92 dB -25.3 dB

VSWR Tidak ditampilkan 1.11 : 1

(7)

44  

Tabel diatas menunjukkan perbandingan hasil simulasi dan pengukuran terhadap return loss, VSWR dan frequency Resonant pada antena array 2-elemen. Dari tabel terlihat adanya pergeseran bandwidth dan frekuensi kerja antena pada hasil pengukuran sebesar kurang lebih 24,545 MHz, tetapi masih mencakup rentang bandwidth yang diinginkan yaitu pada rentang 2300 -2400 MHz.

4.4.2 Analisa Pengukuran Tahap Kedua 4.4.2.1 Analisa Pengukuran Pola Radiasi

Gambar 4.8 menunjukkan perbandingan antara pola radiasi antena array 2- elemen pengukuran pada medan E dengan hasil simulasi. Pola radiasi kedua antena menunjukkan pola unidirectional dengan berkas maksimum antenna simulasi pada sudut 80°, sedangkan berkas maksimum antena array 2-elemen pengukuran pada sudut 75°.

Gambar 4.8a Pola Radiasi hasil simulasi Antena Array 2-Elemen

(8)

Gambar 4.8b Pola Radiasi hasil pengukuran Antena Array 2-Elemen

4.4.2.2 Analisa Pengukuran Gain

Dari hasil pengukuran gain memperlihatkan bahwa antena array 2-elemen memiliki gain yang lebih besar dibandingkan dengan antena simulasi.

Tabel 4.2 Perbandingan nilai gain antena array 2-elemen Frekuensi

(GHz)

Gain (dBi)

Hasil Simulasi Hasil Pengukuran

2.27 6.89 6.11

2.28 7.11 6.23

2.29 7.31 7.20

2.30 7.49 7.44

2.31 7.65 7.62

2.32 7.80 8.22

2.33 7.92 8.35

2.34 8.02 8.40

2.35 8.10 8.55

2.36 8.16 8.66

2.37 8.19 8.79

2.38 8.20 8.33

2.39 8.19 8.24

2.40 8.15 8.20

2.41 8.09 8.15

2.42 8.02 8.05

2.43 7.92 7.86

2.44 7.81 7.26

2.45 7.68 6.88

2.46 7.53 6.50

2.47 7.38 5.80

(9)

46  

Dengan digunakannya teknik array maka gain dari suatu antena dapat ditingkatkan. Oleh karena itu dengan memperbanyak jumlah elemen yang identik pada antena array, maka diharapkan gain antena akan semakin besar.

4.4.3 Analisa Kesalahan Umum

Analisa terhadap antena hasil simulasi dengan antena hasil pengukuran, menghasilkan penyimpangan, beberapa penyebabnya antara lain :

1. Ketebalan konduktor tembaga dari substrat yang digunakan tidak menjadi parameter yang dihitung dalam perancangan dan simulasi. Ketebalan tembaga pada substrat walaupun sangat kecil berpengaruh dalam penyaluran gelombang elektromagnetik.

2. Adanya mutual coupling antar elemen array, menyebabkan tidak semua gelombang dipancarkan, tetapi sebagian diterima oleh elemen yang terdekat. Pada simulasi tidak memperhitungkan mutual coupling antara elemen array.

3. Bahan substrat memiliki nilai toleransi konstanta dielektrik substrat yaitu sekitar = 4, 4 ± 0,02 r ε serta adanya nilai toleransi pada loss tangent substrat.

4. Penyolderan konektor SMA dengan saluran pencatu mikrostrip yang kurang baik.

5. Pada simulasi tidak memperhitungkan tingkat temperatur dan kelembapan udara, tetapi pada saat pengukuran temperatur dan tingkat kelembapan berpengaruh pada propagasi gelombang dan resistansi udara.

6. Adanya pengaruh benda-benda yang ada di dalam ruang anechoic chamber yang menyebabkan refleksi gelombang yang dipancarkan antena.

Bendabenda tersebut antara lain manusia, network analyzer, signal generator, dan konektor serta barang yang lain

7. Adanya rugi-rugi pada kabel penghubung, port SMA, tembaga/konduktor pada substrat, konektor pada network analyzer, dan signal generator

(10)

4.4.4 Pencapaian Spesifikasi Antena Array 2-elemen

Tabel 4.3 memperlihatkan perbandingan pencapaian parameter antena elemen tunggal dan antena linear array 2-elemen hasil pengukuran.

Tabel 4.3 Pencapaian parameter antena hasil pengukuran

Parameter Hasil Pengukuran

Frequency Resonant 2,374.545 GHz

Bandwidth 2,289091 - 2,452727 GHz

(163.636 MHz)

Gain 7 dBi , ± 1dB

Return Los -25.3 dB

VSWR 1.11 : 1

Gambar

Gambar 4.2  Konfigurasi pengukuran tahap kedua
Gambar 4.3 Grafik Return Loss Hasil Pengukuran Antena Array 2-Elemen
Gambar 4.5 Grafik diagram Smitch Chart Hasil Pengukuran Antena Array  2-Elemen
Tabel 4.1 Perbandingan antara hasil simulasi dan hasil pengukuran antenna                   array 2-elemen
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat perencanaan yang matang dan ditunjang dengan mekanisme manajerial yang baik serta terdapat dukungan sumber daya dan sumber dana yang memadai, akan sangat

Menurut UU tentang HAM, pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja

Antena yang sudah difabrikasi selanjutnya dilakukan pengukuran dengan Network Analyzer untuk mengetahui frekuensi kerja antena yang kemudian dilanjutkan dengan pengukuran

Hasil pengukuran parameter-parameter antena mikrostrip patch rectangular meliputi nilai dari return loss, impedansi, pola radiasi, VSWR dan gain yang optimum

Tidak layaknya kualitas kakao Indonesia untuk diekspor disebabkan oleh adanya serangga hama pada biji kakao (Sjam, 2010). Nilai ekspor total komoditi Indonesia yang menurun pada

membandingkan kapasitas tahanan lateral (Qu) pondasi tiang pancang tunggal kondisi kepala tiang jepit (fixed end) ujung bawah terbuka dengan ujung bawah tertutup model tiang skala

Pengembangan kebijakan publik ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah, dan kewirausahaan yang mendukung tema utama Unand lainnya Menghasilkan kebijakan public untuk ekonomi

Hamalik (2002:146) menyatakan bahwa hasil belajar itu sendiri dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran disekolah, yang