LEMBARAN DAERAH
PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR:232 TAIIUN zlgg4 SERI:
D NO.230GUBERNUR
KEPAI,A DAERAII TINGKAT I BALI
KEPUTUSAN GUBERNUR
KEPALA
DAERAHTINGKAT I BALI
NOMOR 521 TAHUN T994I
TENTANG
PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN PEMASUKAN
MINUMAN
KERA.SDI
PROPINSI DAERATITINGKAT I BALI
GUBERNUR
KEPAI,A
DARATITINGKAT I BALI,
Menimbang
: a.
bahwapenggunaanminumankerasyangberkele- bihan disamping dapat menimbulkan gangguan terhadap ketertiban umum dan keamanan masya- rakatjuga dap at menimbulkan gangguan kesehat-an, di
mana kesehatan merupakan salah satuunsur
kesejahteraan umum yangharus
diwu- judkan dan dilindungi;b.
bahwa salah satu langkahuntuk
mewujudkanperlindungan masyarakat terhadap
bahaya penggunaan minuman keras tersebut maka usaha pengendalian dan penertiban peredarannya perlu ditingkatkan, sehingga akan tercipta suatu kon-disi yang dapat membangkitkan
kesadaran masyarakat dari ketergantungan dan kebiasaanMengingat
mengkonsumsi minuman keras dapat dikurangi dan akhirnya bisa dihilangkan;
c.
bahwa pengaturan dan pembatasan peredaran minuman keras yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan
keasliankualitasnya, perlu
diambil langkah-langkah pengendaliandan
penertiban yang lebih bijaksana, terarah dan terus menerus;d.
bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut padahuruf
a,b, c
dan sesuai dengansurat
Menteri Dalam Negeri Tanggal 19 Pebruari 1994 Nomor 535 / 563/PU OD dipandangperlu ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Kepala DaerahTingkat I
BaIi mendahului Peraturan Daerah.
1. Undang-undang Nomor 12Darurat Tahun 1957
tentang Peraturan Umum Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 57; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1288);2.
Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerahTingkat I
Bali, NuSa TenggaraBarat dan NusaTenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indo4r.esia Tahun 1958 Nomor 115; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor L649);3.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokokPemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 38; Tambahan Lembaran Negara Republik Indo- nesia Nomor 3037);4.
Undang-undang Nomor2 tahun
1981 tentang Meterologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesiatahun
1981Nomor
11; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9193);5.
Undang-undang Nomor8 tahun
1981 tentangKitab
Undang-undangHukum
Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia tahunMenetapkanl
:1981 Nomor 76; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor B20g) yo Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1988 tentangpelak- sanaan Undang-undang Hukum Acara pidana;
6.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indone- siaTahun 1992 Nomor 100; TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor B19B);7.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indone- sia Nomor 329/MenkeslIIl/Ig7
6 tentang Produk- si dan Peredaran Makanan;8.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indone-sia Nomor 86/Menkes/Per/IY/Ig77 tentang
Minuman Keras;9.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indone-s i a Nom or 7 9/l\{ enke s/P er
IIII/
Ig 7 8 tent an g L ab eI dan Periklanan Makanan;10.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indone- sia Nomor 59/NIenkes/Per-II/Ig82 tentang La- rangan Peredaran, Produksidan
Pengimport Minuman Keras dan tidak terdaftar pada Depar- temen Kesehatal;11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indone- sia Nomor 382/Menkes/Per/IV/1989 tentang pen- daftaran Makanan;
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA
DAERAH TINGI(AT IBAII
TENTANG PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN PEMASUKANMINUMAN
KERAS DI PROPINSI DAERAH TINGKATI
BALI.BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal I
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
a. Gubernur Kepala Daerah ialah Gubernur Kepala Daerah Tingkat
I
Bali;Minuman keras adalah semuajenis minuman ber- alkohol, tetapi bukan obat yang terbagai dalam 3 (tiga) golongan yaitu :
1.
GolonganA yaitu
minuman keras yang me- ngandung kadar ethanol lVo sampai dengan1Vo;
2.
Golongan B yaitu minumankeras yangmengan- dung kadar ethanol lebih besar dari \Vo sampai dengan20Vo;3
.
Golongan C yaitu minuman keras yang mengan- dungkadar
ethanollebih dari
20Vo sampai dengala 55Vo;Ijin
Pemasukan adalahijin
tentang pemasukandan
pengendaran minuman keraske
Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Bali, yang dikeluarkan oleh Gubernur Kepala Daerah TingkatI
BaIi;Kas
Daerah adalahKas
Pemerintah Propinsi Daerhh TingkatI
Bali;Pemasok minuman keras adalah Peflagang Besar minuman keras yang telah diberikan
Ijin
mema- sukan minuman keras kedalam Wilayah Propinsi Daerah TingkatI
BaIi;Pedagang besar minuman keras adalah Perusa-
haan yang menjual minuman keras
kepada penyalur minuman keras dan satu penjual mi- numan keras;Penyalur minuman keras adalah Pemsahaan yang menjual minuman keras kepada pengecer atau penjual minuman keras;
Pengecer minuman keras adalah Perusahaan yang menjual minuman keras golongan B dan C dalam kemasan secara eceran;
b.
d.
e.
f.
bo
h.
J
(2) (1)
Penjual minuman keras adalah penjual secara eceran minuman keras yang langsung dapat dimi- num pada tempat sipenjual;
Tanda pengendali adalah label tanda pengenal
yang ditempel pada setiap botol atau
wadah minuman keras yang akan dijual kepada konsu- men.BAB II
PEREDARAN
MINUMAN
KERASPasal
2Semua minuman keras yang dijuai harus dima-
sukkan kedalam
kemasan sedemikian rupa dengan menggunakan etiket, dan menempelkan tanda pengendali yang dikeluarkandan
atau yang diketahui oleh Gubernur Kepala Daerah;Tanda pengendali yang ditempelkan pada setiap botol atau wadah minuman keras harus ditem- pelkan sedemikian rupa sehingga melekat dengan aman serta terlihat dengan baik dan tidak dapat dipergunakan lagi.
Pasal
3Minuman keras yang diberikan
ijin
pemasukan ke WilayahPropinsi DaerahTingkat I Bali adaiahsebagaiberikut:
1.
Golongan A yaitu minuman keras yang mengan- dung kadar Ethanol LVo sampai dengan 1Vo;2.
Golongan B yaitu minuman keras yang mengan- dung kadar Ethanol lebih besar dari 1Vo sampai dengan 20Vo;3.
Golongan C yaitu minuman keras yang mengan- dung kadar Ethanol leb ih dari2oVo sampai dengan51Vo;
Pasal
4T ata c ar a p enj ual an atau pere daran minum an keras
di
Wilayah Propinsi daerah TingkatI Baii
adalah sebagai berikut :(1)
Pemasok minuman keras hanya boleh menjual minuman keras kepada pedagang besar minuman keras;(2)
Pedagang besar minuman keras hanya bolehmenjual minuman keras kepada penyalur
minuman keras.(3)
Penyalur minuman keras hanya boleh menjual minuman keras kepada pengecer atau penjual minuman keras.Pasal
5Lokasi penjualan minuman keras seperti Restau- rant, Bar atau tempat lain untuk diminum ditempat penjualan
tidak
boleh berdekatan dengan tempat Ibadah, Sekolah dan Rumah Sakit.BAB III,.
PENGENDALIAN
DANPENERTIBAN Pasal
6Pemasok minuman keras dalam aktivitas penge- darannya di Wilayah Propinsi Daerah Tingkat
I
Bali terlebih dahulu harus mendapat
Ijin
Pema-sukan
secaratertulis dari Gubernur
Kepala Daerah;Ijin
Pemasukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang;Perpanj angan Ijin Pemasukan sebagaimana ayat (2), disampaikan selambat-lambatnya
2
(dua)bulan sebelum berakhir masa berlakunya;
Ijin
Pemasukan tidak boleh dipindah tangankan kepada pihak lain;(1)
(r\
(3)
@)
(5)
Syarat-syaratuntuk
mendapatkanIjin
Pema-sukan ditentukan oleh Gubernur Kepala Daerah;
Pasal
7Pemasok minuman
keras
yang mendapatkanIjin
Pemasukan sebagaimana tersebut pada pasal 6 ayat (1), diwajibkan untuk mencantumkan tanda pengen-
dili
pada setiap botol atau wadah minuman keras yang akan diedarkan;Pasal
8Pemasok minuman keras yang mendapat
ijin
pema- sukanwajib
menyampaikantanda
pengendalian kepada Gubernur Kepala Daerah untuk disahkan.Pasal
9Ijin
Pemasukan sebagaimana dimaksuC pasal 6 ayat (1), sewaktu-waktudapat
dicabutoleh
Gubernur Kepala Daerah ;a. ratas
permintaan sendiri si pemegang
ijin;
b.
melanggar ketentuan pasal6
ayat (4);c.
jumlah minuman keras yang dimasukkan melebihi dari jumlah yang ditetapkan dalamijin
pemasuk- an.BAB fV
PEMBINAAN
DAN PENGAWASANPasal
10Pembinaan dan pengawasan terhadap pemasukan minuman keras dilaksanakan oleh
fim
yang diben-tuk berdasarkan Keputusan Gubernur
Kepala Daerah.Pasal 1l
(1) Minuman keras yang
dimasukandan tidak
mempunyai tanda pengendali minuman keras digolongkan minuman keras yang dilarangbere- dar;(2)
Terhadap minuman keras dimaksud ayat (1), pasal ini dapat dikenakan penyitaan dan pemus- nahan.Pasal
12Untuk memudahkan pengawasan pemasok minuman keras diwajibkan menyampaikan laporan bulanan kepada Gubernur Kepala Daerah tentangjumlah dan
jenis
minuman keras yangtelah
dimasukan sertanama dan alamat penerima.
BAB
V
PUNGUTANPasal 13
Kepada
pemegangijin pemasukan
dikenakanpungutan:
a.
Biaya ijin pemasukan minuman keras sebesar . .Rp. 1.000.000,00 per
ijin
pemasukan;b.
Retribusi atas pemasukan minuman keras;Pasal 14
Besarnya
Retribusi
pemasukanminuman
keras adalah sebagai berikut :a.
Golongan A Rp. 50,00 per-botol, denganisi
botol maksimum 620 meliliter;
b.
Golongan B Rp. 75,00 per-botol, dengan isi botol maksimum 620 meliliter;
c.
Golongan C Rp. 100,00 per-botol, dengan isi botol maksimum 620 meliliter.
BAB
VI
CARA PEMBAYARAN
RETRIBUSI
PasallS
(1) Ijin
pemasukan diterimakan kepada pemegangijin
setelah ada bukti pembayaran atas biayaijin
pemasukan;
(2)
Retribusi disetorke Kas Daerah Propinsi Daerah TingkatI Bali
oleh Pernegangijin
pemasukan atau kuasanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;BAB
VII
KETENTUAN
PENUTUPPasal
16Keputusan
ini
mulai berlaku pada tanggal ditetap- kan.Ditetapkan
di :
DenpasarPada
tanggal :
13 Oktober L994GUBERNUR KEPALA DAERA}I TINGKAT I BALI, ttd.
IDA
BAGUS OKA.Keputusan
ini
disamp4ikan kepada:
,1.
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia di Jakarta.2.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia di Jakarta.3.
Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia di Jakarta.4.
Menteri Perdagangan Republik Indonesia di Jakarta.5.
Menteri Perindustrian Republik Indonesia di Jakarta.6.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah TingkatI Bali
3 (tiga) exemplar.7.
MUSPIDA TingkatI
BaIi di Denpasar.8.
Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan PropinsiBali
di Denpasar.9.
Kepala Kantor Wilayah Departemen Pariwisata Pos dan Telekomu- nikasi Propinsi Bali di Denpasar.10. Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan Propinsi Bali di Denpasar.
11. Kepala Kantor Wilayah Departemen Perindustrian Propinsi Bali di Denpasar.
12.
Staf Lengkap Gubernur Kepala Daerah TingkatI
Bali.Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat
I
BaIiNomor : 232
Tanggal:
29 Oktober 1994Seri:DNomori230
Sekretaris Wilayah/Daerah Tingkat
I
Bali, ttd.DEWA BERATHA.
PEMBINAUTAMA NIP. 010049857