• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sambutan Presiden RI - Sosialisasi Program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty), Surabaya, 15 Juli 2016 Jumat, 15 Juli 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sambutan Presiden RI - Sosialisasi Program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty), Surabaya, 15 Juli 2016 Jumat, 15 Juli 2016"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Surabaya, 15 Juli 2016

Jumat, 15 Juli 2016

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI PROGRAM PENGAMPUNAN PAJAK (TAX AMNESTY)

SURABAYA, JAWA TIMUR

15 JULI 2016

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

Selamat malam,

Salam sejahtera bagi kita semua,

Bapak-Ibu, Saudara-saudara yang saya hormati,

Saya kaget waktu masuk ke ruangan ini, ke hall ini. Saya dibisiki dan tadi juga dilapori oleh Dirjen Pajak. Yang hadir 2.700 pengusaha. Saya mintanya kemarin maksimal 2.000 saja, jangan banyak-banyak. Tapi, karena ini ada tambahan menjadi 2.700, saya kira ini sebuah prestasi dari Kanwil Pajak Jawa Timur.

Yang pertama, saya ingin berbicara terlebih dahulu mengenai ekonomi global yang saya kira Bapak-Ibu dan Saudara- saudara tahu semuanya.

Tekanan ekonomi global terhadap Indonesia, terhadap negara kita sekarang ini betul-betul saya kira semua merasakan.

Semua negara turun.

Lihat Tiongkok. Dulu bisa sampai 10 persen lebih. Sekarang tinggal kurang lebih 6,5.

http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 3 March, 2017, 06:30

(2)

Negara lain, ada yang minus, ada yang minus 3. Turun anjlok.

Ada yang hampir minus 7. Saya tidak usah sebutkan negaranya.

Negara tetangga kita juga ada yang turun 0,5 persen, 1 persen, 1,5 persen.

Inilah tekanan global yang kita hadapi. Dan kita harapkan dalam tahun depan itu sudah mulai ada recovery, ada pemulihan. Ini dari eksternal.

Oleh sebab itu, sekarang ini semua negara, semua negara berebut investasi, berebut uang, berebut modal agar ada aliran investasi, agar ada aliran modal masuk, agar ada aliran uang masuk. Semuanya berkompetisi. Semuanya bersaing menberikan kemudahan-kemudahan, memberikan pelayanan-pelayanan yang terbaik.

Inilah yang saat ini juga kita lakukan, dari Paket Ekonomi I sampai Paket Ekonomi XII. Yang ini terus akan kita perbaiki.

Persaingan itulah yang mau tidak mau harus kita hadapi bersama.

Yang kedua—saya ingin membuka lagi—kita semua, kita semua ini hidup di Indonesia, makan juga di Indonesia, mencari rezeki juga di Indonesia, bertempat tinggal juga di Indonesia meskipun saya tahu ada 1, 2, 3, 4, 5 yang mempunyai

apartemen, mempunyai aset di luar. Dalam situasi persaingan seperti ini, kita memerlukan partisipasi, negara memerlukan partisipasi dari Bapak-Ibu dan Saudara-saudara semuanya.

Bertahun-tahun, mungkin ada yang berpuluh-puluh tahun, ada uang-uang yang diendapkan, disimpan di luar. Yang menikmati siapa? Negara itu. Padahal ini adalah uang kita semuanya, baik dari sumber daya alam Indonesia, baik dari kemudahan-kemudahan usaha yang dilakukan oleh pemerintah.

Oleh sebab itu, dengan adanya tax amnesty ini, ada amnesti pajak ini, kita ingin seluruh warga negara itu berpartisipasi.

Yang uangnya ada di dalam negeri, di-declare. Yang uangnya ada disimpan, diendapkan di luar negeri, dibawa masuk.

Ini pertarungan antarnegara, persaingan antarnegara, kompetisi antarnegara. Ini kesempatan Bapak-Ibu dan Saudara- saudara semuanya untuk berpartisipasi terhadap negara.

(3)

Saya senang tadi mendapatkan laporan dari gubernur bahwa triwulan I tahun 2016 di Jatim tumbuh 5,3%, di atas

nasional yang 4,9. Triwulan I tadi juga disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur: 5,6. Ini adalah pertumbuhan yang sangat baik yang kita harapkan. Semua provinsi juga seperti itu karena apa pun kita membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang baik, membutuhkan pembukaan lapangan pekerjaan di mana-mana. Ini yang kita butuhkan.

Kembali lagi, jadi yang disimpan tadi sekarang sudah kita buatkan payung hukum yang namanya amnesti pajak, yang namanya tax amnesty, yang sudah mendapat persetujuan dari Dewan, dari Komisi XI yang juga hadir di sini. Ada lima.

Terima kasih karena sudah memberikan persetujuan dengan sangat cepat.

Memang kita ini bersaing dari detik ke detik dengan negara yang lain. Begitu kita terlambat, tidak segera memutuskan, diambil oleh negara lain. Negara lain itu juga memperbarui undang-undangnya, membuat kebijakan-kebijakan untuk mengantisipasi agar uang itu tidak mengalir keluar dari negaranya. Kecepatan ini yang saya sangat menghargai dan berterima kasih kepada Komisi XI yang betul-betul waktunya, momentumnya itu pas.

Sekarang masuk ke amnesti pajak, ke tax amnesty. Apa itu? Orang banyak yang bertanya-tanya, “Apa sih tax amnesty, amnesti pajak?― Banyak yang belum tahu, tapi sudah memberikan komentar. Jadinya keliru.

Amnesti pajak itu adalah,

Pertama, penghapusan tunggakan pajak;

Yang kedua, pembebasan sanksi administrasi;

Yang ketiga, pembebasan sanksi pidana perpajakan;

Yang keempat, penghentian proses pemeriksaan dan penyidikan tindak pidana perpajakan;

Ini adalah urusan pajak. Ada yang menghubungkan dengan yang lain-lain. Padahal ini urusan perpajakan.

Kemudian, apa syaratnya bisa ikut amnesti pajak? Ya menyampaikan, mengungkapkan harta yang disimpan. Dulu misalnya menyimpan di Swiss, menyimpan di BVI, menyimpan di Singapura, menyimpan di Hongkong. Sekarang dibuka, diungkap mumpung ada yang namanya amnesti pajak.

http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 3 March, 2017, 06:30

(4)

Ini di depan saya sampaikan. Nanti awal tahun 2018, akan ada keterbukaan informasi. Semua negara itu kan akan buka- bukaan, buka-bukaan. Jadi misalnya saya punya simpanan di Swiss gitu. Sekarang orang enggak tahu. Tapi nanti orang akan tahu, orang akan tahu bahwa, “Oh ternyata punya simpanan toh.― Akan dibuka. Dan ini semua negara sudah menandatangani perjanjian untuk itu.

Yang pertama tadi mengungkapkan, menyampaikan hartanya, asetnya, uangnya yang belum disampaikan. Kemudian membawa uang itu kembali ke Indonesia. Ini yang kita harapkan.

Tapi, kalau sudah dalam bentuk aset di luar misalnya apartemen atau rumah atau perusahaan, ya disampaikan. Kalau dulu belum disampaikan, sekarang bisa disampaikan. Yang di dalam negeri juga sama. Yang dulu belum disampaikan, sekarang disampaikan. Ini yang juga kenapa kita sampaikan bahwa UKM juga sangat memerlukan ini karena nanti tarifnya akan disampaikan oleh Pak Menteri Keuangan. Berapa tarifnya, nanti akan disampaikan.

Dan yang ketiga, syarat untuk ikut amnesti pajak ini adalah tidak sedang berperkara atau menjalani hukuman pidana perpajakan.

Kemudian yang terakhir, tentu saja membayar uang tebusan. Kalau yang ikut awal-awal ini, tiga bulan di depan, itu kalau membawa uang dari luar ke dalam, kena 2%. Kalau men-declare, melaporkan asetnya yang ada di luar, kena 4%.

Enak toh? Daripada nanti tahun 2018, kalau sudah ditutup amnesti pajak ini, kemudian nanti ada keterbukaan informasi, nah. Saya tidak nakut–nakuti lo karena saya memang tidak ingin menakut-nakuti. Saya ingin mengajak.

Kemudian apa yang sudah kita siapkan? Instrumen-instrumen jangka pendek apa yang sudah kita siapkan? Ada reksadana. Bisa dimasukkan dulu di situ. Ada surat berharga negara, SBN. Bisa dimasukkan ke sana. Ada obligasi BUMN. Nanti Bu Menteri BUMN, Bu Rini, akan menyampaikan. Kemudian juga investasi-investasi keuangan di bank dan obligasi perusahaan swasta. Ini yang jangka pendek.

Pokoknya uangnya segera dibawa dulu masuk ke sini.

Kemudian investasi jangka menengah-panjang, saya kira sudah di mana-mana saya sampaikan. Sekarang ini kita baru gencar-gencarnya membangun infrastruktur, baik pembangkit listrik, baik pelabuhan, baik jalan tol, baik airport, baik kawasan industri. Ya masuk ke sini. Ini investasi langsung. Masuk ke sini.

Memang kita membutuhkan. Dalam lima tahun ini, kita membutuhkan 4.900 triliun. Dalam lima tahun, APBN hanya bisa menyiapkan 1.500 triliun. Artinya sisanya, kekurangannya dari mana? Ya dari swasta. Dari mana lagi? Dari mana? Ya

(5)

Inilah kesempatan yang kita ingin agar yang masuk ini pengusaha-pengusaha nasional, pengusaha-pengusaha lokal dulu. Ambil kesempatan ini. Bawa uang masuk. Tanamkan di investasi-investasi yang tadi saya sebutkan. Infrastruktur bisa, atau ke industri manufaktur, atau di industri garmen, industri makanan, industri perikanan, yang ini kesempatannya sangat terbuka sekali.

Industri perikanan itu sekarang—Bapak-Ibu bisa bayangkan—dulu 7.000 kapal lalu lalang mencuri ikan kita. Sekarang kapal- kapal asing ilegal itu sudah ditenggelamkan oleh Menteri Susi. Artinya 7.000 kapal hilang.

Terus ikannya sekarang yang mengambili siapa? Ya kita, harus kita yang ngambil. Buat industri cold storage. Buat industri pengalengan ikan. Ambil itu ikan-ikan. Ekspor. Ini kesempatan. Jangan yang ngambil orang lain, tapi kita.

Kemudian bisa juga investasi di gula. Konsumsi kita itu 5,8 juta ton, 5,8 juta ton. Produksi baru 2,6. Berarti impor karena kekurangan 3,2 juta ton. Ini kan bisa dimasuki.

Jagung, kebutuhan kita 7,3 juta ton. Impornya masih karena kekurangannya 3,5 juta ton. Kita masih impor jagung 3,5 juta ton. Kekurangan itu yang mestinya bisa dimasuki.

Kesempatan-kesempatan seperti ini, barang-barang seperti ini yang bisa dimasuki. Yang jelas pasarnya ada. Ya kita sendiri pasarnya. Ini yang harus diisi supaya tidak diisi oleh jagung impor. Belum yang lain-lain: buah, kedelai. Impor semua itu.

Peluang, opportunity di negara kita ini masih banyak sekali yang bisa dimasuki. Jadi kenapa uang itu harus disimpan?

Kalau disimpan di sini, enggak apa-apa. Tapi, kalau disimpan di luar, yang senang negara lain, ya enggak?

Kemudian industri pariwisata, ada KEK-KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) pariwisata. Ini kita juga membuka lagi sepuluh destinasi wisata: di Danau Toba, di Tanjung Klayang, di Mandalika, di Wakatobi, di Morotai, di Pulau Komodo, di

Kepulauan Seribu, Borobudur, di Bromo Tengger di Jawa Timur. Ini kesempatan, entah hotel-hotel, resort.

Masih banyak sekali peluang di negara kita ini. Masih banyak sekali peluang.

Kemudian di properti, ini juga kesempatannya masih banyak sekali karena kebutuhan rumah di 2016 ini kita masih kurang 13 juta rumah, 13 juta rumah, baik yang bawah, tengah, atas. Ini besar sekali kebutuhannya.

http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 3 March, 2017, 06:30

(6)

Dan, kalau masuk ke properti, ke perumahan, ini efeknya ke mana-mana. Pasir bisa. Kebutuhan pasir akan banyak.

Kebutuhan bata akan banyak. Kebutuhan tenaga kerja di industri ini akan banyak.

Ini peluang-peluang yang saya kira bisa dimasuki. Itu tadi peluang.

Kemudian ada juga yang bertanya, “Pak, masalah kerahasiaan seperti apa? Kerahasiaan data seperti apa?― Bagi yang ikut amnesti pajak, yang ikut tax amnesty, kerahasiaannya itu dijamin. Dan itu tidak dijadikan dasar untuk penyelidikan, untuk penyidikan, dan penuntutan pidana, tidak akan karena payung hukumnya, Undang-Undang Tax Amnesty, itu mengatakan seperti itu.

Ada payung hukumnya yang jelas ini. Dan data itu, sekali lagi, tidak dapat diminta oleh siapa pun dan tidak akan diberikan kepada siapa pun. Payung hukumnya ada. Dan yang membocorkan—yang membocorkan pasti di dalam kan—yang membocorkan kena pidana maksimal lima tahun. Jelas sekali itu.

Yang kita inginkan, uang yang masuk, uang yang sudah di-declare tadi kita ingin untuk pembangunan infrastruktur.

Yang kedua, juga nanti bisa menambah penerimaan negara untuk disalurkan ke desa sebagai Dana Desa, untuk memperbaiki pelayanan pendidikan, untuk memperbaiki pelayanan kesehatan rakyat.

Dan manfaat bagi perekonomian nasional kita, ini manfaatnya sangat besar sekali. Bukan hanya urusan penerimaan negara, tetapi dengan adanya arus uang masuk dari repatriasi ini, dari amnesti pajak ini, akan ada yang namanya penguatan nilai tukar rupiah. Dan sekarang sudah kejadian. Belum masuk saja, sudah kejadian.

Nanti pengaturannya oleh Pak Gubernur BI, seperti apa pengendaliannya. Kalau terlalu kuat, kan juga tidak baik karena produk-produk kita, komoditas-komoditas kita menjadi tidak kompetitif di pasar-pasar dunia, pasar-pasar ekspor. Akan ada penguatan nilai tukar rupiah.

Yang kedua, akan ada peningkatan cadangan devisa. Cadangan devisa kita pasti akan naik. Ini baru satu-dua hari saja sudah naik. Sekarang US$109 miliar, dari yang sebelumnya 103. Ini belum mulai—kan baru mulai Senin—ini sudah naik.

Apalagi kalau sudah mulai. Iya dong.

Kita itu kan mengekspor komoditas, mengekspor kayu—zaman booming kayu dulu—minerba dulu. Ini kan mestinya akan memperkuat cadangan devisa kita. Saya kan hitung-hitungan kayak itu hafal. Kenapa enggak masuk? Ya karena di situ ada transfer pricing. Saya kan ekspor-impor. Jadi ya ngerti.

(7)

Jadi enggak usah ditutup-tutupi. Ya sudahlah buka-bukaanlah kita sekarang. Enggak usah ada yang ditutup-tutupi.

Yang kedua tadi peningkatan cadangan devisa.

Yang ketiga, akan ada peningkatan likuiditas perbankan kita. Perbankan kita akan kebanjiran uang, sehingga nanti penyaluran kredit pun akan semakin banyak kepada masyarakat, baik usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, juga usaha besar.

Dan yang terakhir, tentu saja peningkatan penerimaan negara tidak hanya tahun ini, tapi ya tahun depan, tahun depannya lagi, tahun depannya lagi, sehingga pembangunan ini akan semakin cepat. Kalau pembangunan cepat, pertumbuhan ekonomi juga akan naik. Yang dapat siapa? Rakyat. Yang dapat siapa? Bapak-Ibu semuanya, Bapak-Ibu, Saudara-saudara semuanya. Kalau ekonomi tumbuh, semuanya mau jualan apa juga akan laku.

Kemudian yang berkaitan dengan UKM, isu yang ada: ini hanya untuk orang-orang kaya. Untuk yang duitnya triliun amnesti pajak ini. Tidak, karena amnesti pajak ini juga untuk usaha kecil-menengah, juga bisa manfaatkan ini. Saya sudah memberikan target kepada Menteri Keuangan, kepada Dirjen Pajak, agar yang bisa ikut amnesti pajak ini dari UKM minimal 10.000, minimal, karena ini tarifnya juga sangat rendah sekali, hanya setengah persen, 0,5 persen khusus untuk pelaku usaha yang omsetnya di bawah 4,8 milyar. Oleh karena itu, ikut!

Dan yang paling penting—ini kalau masih ada satu-dua orang yang ragu—bahwa pelaksanaan amnesti pajak ini, pelaksanaan tax amnesty ini akan saya awasi sendiri. Jadi enggak usah ragu. Saya akan bentuk satgas. Saya akan bentuk task force dari BPKP maupun intelijen, yang akan mengawasi proses pelaksanaan tax amnesty, untuk mengawasi aparat pajak supaya semuanya merasa terlayani.

Meskipun di Kementerian Keuangan juga ada task force-nya, tetapi beda. Sana bikin, saya juga akan bikin. Biar apa?

Ada kepercayaan bahwa ini betul-betul untuk membangun negara kita, ini untuk membangun bangsa kita.

Banyak negara lain juga melakukan hal yang sama. Tax amnesty di negara yang lain banyak yang gagal. Tapi saya tidak mau tax amnesty ini, amnesti pajak ini gagal. Tidak, saya tidak mau. Harus berhasil.

Kita pernah dulu tahun ’64 melakukan tax amnesty ini, tapi gagal karena ada peristiwa ’65. Tahun ’84 juga sama, juga tidak berhasil karena memang saat itu pajak hanya pelengkap untuk APBN.

Tapi yang sekarang ini, ini adalah momentum. Ada momentum eksternal, yang awal tahun 2018 tadi. Dan juga momentum kondisi politik sekarang yang stabil, yang baik. Dukungan dari Dewan sangat-sangat besar untuk

pemerintahan kita. Inilah momentum yang saya pakai untuk memanfaatkan agar tax amnesty ini, agar amnesti pajak ini

http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 3 March, 2017, 06:30

(8)

betul-betul berhasil.

Yang terakhir, ada yang bertanya juga mengenai, “Pak, ini kan digugat di MK.― Di kita itu, yang namanya undang-undang, yang enggak digugat itu apa sih? Setiap undang-undang itu pasti digugat, setiap undang-undang digugat.

Tapi percayalah bahwa akan kita siapkan tim untuk memberikan penjelasan di MK nanti, bahwa ini adalah untuk kepentingan bangsa, ini adalah untuk kepentingan negara, bukan untuk kepentingan yang lain-lain.

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Terima kasih.

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

*****

Biro Pers, Media dan Informasi

Sekretariat Presiden

Referensi

Dokumen terkait

Akan saya ikuti karena ini nanti bukan hanya penerimaan tahun ini, tetapi penerimaan untuk tahun-tahun mendatang dan dan menjadi sebuah database yang lebih besar, yang kita

Djamil, Penyelesaian Pembiayaan …, hal.. sampai dengan 180 hari, penyampaian laporan keuangan tidak teratur dan meragukan, dokumentasi perjanjian piutang kurang

Kesimpulan dari penelitian ini adalah kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal mengenai garis singgung lingkaran terdiri dari : (a) kesulitan konsep

Penelitian ini melihat seperti apa perkembangan visual komik strip unggahan ulang dari komunitas Komikin Ajah yang muncul di Instagram dalam kurun waktu tahun 2014

melakukan eksperimen fisika karena sangat tidak mungkin untu mengukur tumbukan secara langsung. Oleh karena itulah penulis terdorong untuk melakukan analisis tumbukan

(3) Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Perturan Bupati Cilacap Nomor 48 Tahun 2017 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran dalam Anggaran Pendapatan

26.1.6 Setelah scrutineering, jika mobil ternyata tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dan/atau peraturan keselamatan, maka Pengawas Perlombaan dapat menetapkan

Contoh dari kimia komoditi adalah produk-produk petrokimia seperti polyvinylchloride (PVC), high-density polyethylene (HDPE), low-density polyethylene (LDPE), polypropylene