BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kemampuan Spasial
1. Pengertian Kemampuan Spasial
Menurut Wahyudin (2015:85) kemampuan spasial adalah kemampuan membayangkan, membanding, menduga, menentukan, menkonstruksi, mempresentasikan, dan menemukan informasi dari stimulus visual dalam konteks ruang. Sedangkan menurut Piaget (Marliah, 2006:28) menyatakan kemampuan spasial sebagai konsep abstrak yang didalamnya meliputi hubungan spasial (kemampuan untuk mengamati hubungan posisi objek dalam ruang), kerangka acuan (tanda yang dipakai sebagai patokan untuk menentukan posisi objek dalam ruang), hubungan proyektif (kemampuan untuk melihat objek dari berbagai sudut pandang), konsversi jarak (kemampuan untuk memperkirakan jarak antara dua titik), representasi spasial (kemampuan untuk merepresentasikan hubungan spasial dengan memanipulasi secara kognitif), dan rotasi mental (membayangkan perputaran objek). Menurut Shearer dalam (Ahmad dan Jaelani 2015:4) kemampuan spasial juga termasuk mempresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan astistik.
2. Indikator Kemampuan Spasial
Indikator kemampuan spasial menurut Wahyudin (2015:85) adalah : a. Menyatakan kedudukan antar unsur-unsur suatu bangun ruang. b. Mengidentifikasi dan mengkalasifikasi gambar-gambar geometri. c. Membayangkan bentuk atau posisi suatu obyek geometri yang
dipandang dari sudut pandang tertentu.
d. Mengontruksi dan mempresentasikan model-model geometri yang digambar pada bidang datar dalam konteks ruang.
e. Menginvestigasi suatu obyek geometri.
B. Prestasi Belajar Matematika 1. Pengertian Prestasi
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia pengertian prestasi secara bahasa adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan, diusahakan, dan sebagainya (Poerwadarminta, 2003:910). Sedangkan prestasi menurut istilah adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai.
Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari serangkaian usaha yang dapat dinyatakan dengan nilai, angka, atau kata-kata.
2. Pengertian Belajar
Menurut Skinner (Sagala, 2012:14) belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Sedangkan menurut Whitlater (dalam Ahmadi, 2013:126) belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Menurut Hamalik (2007:28) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku inividu melalui interaksi dengan lingkungannya. Pendapat lain diungkapakan oleh Sardiman (2011:21) yang mengatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
3. Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar rmenurut kanus unum Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai dari penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui matapelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru. Sedangkan menurut Hamdani (2011:137) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Matematika menurut Jujun S.Suriasumantri (1999:85) adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. Sedangkan menurut Jonshon dan Myklebus (Mulyono, 2009:252) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspersikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya untuk memudahkan berfikir.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai dari penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang berupa nilai tes atau angka dalam mata pelajaran matematika.
4. Prinsip Dasar Pengukuran Prestasi
hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program intruksional atau pengajaran. (3) Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yag pling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan. (4) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya. (5) Reabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati. (6) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar peserta didik.
5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Hamadi (2013:138) prestasi belajar yang dicapai sesorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang memperngaruhi baik dari diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal adalah :
(1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
(2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas :
b. Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
(3) Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong faktor eksternal adalah :
(1) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok.
(2) Faktor budaya adat istiadat, ilmu pengetahuan, tekhnologi, kesenian.
(3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
(4) Faktor lingkungan spiritual atau kemanan.
C. Materi Kubus dan Balok
Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas. 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
Indikator
5.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok serta unsur-unsurnya. 5.2.1 Melukis jaring-jaring kubus dan balok.
5.3.1 Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok serta bagian-bagiannya.
5.3.2 Menyelsaikan soal yang berkaitan dengan kubus dan balok.
C. Penelitian Yang Relevan
Menurut penelitian Pakaya (2013) yang berjudul “hubungan antara kemampuan spasial siswa dengan hasil belajar siswa pada materi geometri” menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif antara kemampuan spasial dengan hasil belajar matematika pada materi geometri.
Penelitian yang dilakukan oleh Rif’an (2011) Ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan spasial peserta didik terhadap prestasi belajar matematika materi pokok dimensi tiga padas siswa kelas X SMA Negeri 11 Semarang. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kemampuan spasial mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap prestasi belajar dimensi tiga.
D. Kerangka Pikir Latar Belakang peneltian Landasan Teori Tujuan Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan dan Saran