• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PERILAKU MENYONTEK SISWA DI SMA NEGERI 1 UJUNG PADANGKABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI. FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PERILAKU MENYONTEK SISWA DI SMA NEGERI 1 UJUNG PADANGKABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI. FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2012."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

iv

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

1.1 Pengertian Menyontek... 8

1.2 Konsep Umum Menyontek ... 11

1.3 Alasan Menyontek... 12

1.4 Penyebab Perilaku Menyontek ... 14

1.5 Faktor –Faktor Penyebab Perilaku Menyontek ………. ... 15

1.6 Alternatif Strategi Penanganan Perilaku Menyontek…. ... 16

2. Layanan Konseling Kelompok ... 17

2.1 Pengertian Layanan Konseling kelompok... 17

2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi konseling Kelompok ... 20

2.3 Isi Layanan Konseling Kelompok ... 22

2.4 Tujuan Konseling Kelompok ... 22

2.5 Struktur Konseling kelompok ... 23

2.6 Kegiatan Pendukung Konseling Kelompok ... 24

2.7 Tahap – Tahap Konseling Kelompok ... 25

2.8 Perbedaan Bimbingan Kelompok Terhadap Konseling Kelompok... 29

B. Kerangka Konseptual ... 30

C. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Desain Penelitian ... 34

(5)

v

1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 35

D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 35

E. Langkah – Langkah Penelitian ... 36

F. Tehnik Pengumpulan Data ... 36

G. Uji Coba Instrumen ... 38

1. Validitas ... 38

2. Reliabilitas ... 38

H. Tehnik Analisis Data ... 39

I. Lokasi Dan Waktu ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Deskripsi Penelitian ... 40

1. Keadaan SMA Negeri 1 Ujung Padang ... 40

2. Persiapan Penelitian ... 41

3. Pelaksanaan Penelitian ... 42

B. Pengujian Persyaratan Penelitian ... 42

C. Analisis Data Penelitian ... 43

1. Pretes ... 43

2. Postes ... 44

D. Uji Hipotesis ... 44

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Implikasi ... 47

C. Saran – Saran... 48

(6)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1 Peneliti melakukan Pengenalan dan Pengakraban

Dengan peserta konseling kelompok ... 95 Gambar. 2 Anggota kelompok satu persatu menceritakan masalah

Yang dialami .... 95

Gambar. 3 Anggota kelompok melakukan permainan ... 96 Gambar. 4 Pemimpin kelompok dan anggota kelompok menyampaikan

(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran. 1 Angket Perilaku Menyontek Siswa ... 52

Lampiran. 2 Data Uji Coba Angket Perilaku Menyontek Siswa ... 55

Lampiran. 3 Angket Perilaku Menyontek Siswa (Valid) ... 63

Lampiran. 4 Satuan Layanan Konseling Kelompok ... 66

Lampiran. 5 Laporan Konseling Kelompok ... 68

Lampiran. 6 Data Mentah Pretes Angket Perilaku Menyontek Siswa ... 88

Lampiran. 7 Perhitungan kategori Perilaku Menyontek ... 89

Lampiran. 8 Perhitungan Rata – Rata Deviasi Data Pretes Perilaku Menyontek Siswa ... 90

Lampiran. 9 Data Mentah Pretes Angket Perilaku Menyontek Siswa ... 91

Lampiran. 10 Perhitungan Rata-rata, Standart Deviasi Data Postest Perilaku menyontek Siswa ... 92

Lampiran. 11 Perhitungan Hipotesis ... 93

(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

DATA PRIBADI

Nama : Desfriana S.Ningsih Sirait

Tempat/Tanggal Lahir : Jawabaru, 31 Desember 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : MAHDI SIRAIT

Pekerjaan : Kepala Desa

Nama Ibu : KISMININGSIH SIHOTANG

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua : Desa jawabaru Kecamatan Hutabayu Raja Kabupaten Simalungun

RIWAYAT PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD Negeri 095197 Simangonai Tahun Ajaran 1996 s/d 2002

Sekolah Menengah Pertama :SMP Swasta PTP N IV Bukit Lima

Kabupaten Simalungun Tahun Ajaran 2002 s/d 2005

Sekolah Menengah Atas : SMA Swasta Sultan Agung P.Siantar Tahun Ajaran 2005 s/d 2008

Hormat saya,

(9)

1

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya merupakan dasar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung di sekolah. Pendidikan juga bermakna proses membantu individu baik jasmani dan rohani ke arah terbentuknya kepribadian utama (pribadi yang berkualitas). Umumnya generasi muda kurang peduli terhadap persoalan lingkungan sosialnya, berfikir instan dan sempit, ingin berhasil tanpa bekerja keras, tidak peduli terhadap masa depan, dan hanya berfikir untuk saat ini saja.

Terkait di dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolak ukur maksimal yang dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama. Seorang siswa dikatakan telah mencapai perkembangan secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki.

(10)

2

pengajaran yang lebih baik. Untuk mencegah permasalahan tersebut, layanan bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan disekolah.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti di lapangan tepatnya di sekolah SMA Negeri 1 Ujung Padang, terdapat beberapa siswa yang tidak disiplin, terlambat, berpakaian tidak rapi, bolos pada jam mata pelajaran , dan masih ada siswa yang mengerjakan tugas (PR) di sekolah dengan melihat contekan dari berbagai teman yang telah siap mengerjakan tugas.

Menyontek merupakan kata yang dikenal oleh sebagian besar siswa di sekolah. Dikenal karena ada yang melakukan atau hanya sebatas mengetahui perilaku itu dari teman-temannya. Pada kasus menyontek, siswa yang masih memasuki usia remaja menganggap bahwa menyontek merupakan hal yang wajar dan tidak menyalahi aturan karena adanya tekanan untuk mencapai nilai yang baik untuk dapat diterima dijenjang sekolah yang lebih tinggi serta menunjang keberhasilan kehidupan social dan ekonomi di masa yang akan datang.

Menyontek juga berakibat sulitnya mengukur kadar kesuksesan proses belajar mengajar. Perbuatan yang termasuk perbuatan membohongi diri sendiri. Jika diabaikan, maka banyak pihak yang dirugikan. Mereka yang menyontek dengan mudahnya mencuri hasil kerja keras temannya. Menyontek juga akan menghilangkan rasa percaya diri akan kemampuan diri menjadi luntur sehingga semangat belajar jadi hilang. Siswa akan mempercayai pendapatnya bahwa untuk menjadi pintar tidak bisa dengan belajar akan tetapi menyontek.

(11)

3

Perilaku atau kegiatan yang dilakukan seseorang termasuk siswa sebagai remaja pada hakikatnya merupakan cara pemenuhan kebutuhan akan dirinya. Banyak cara yang dilakukan yang ditempuh individu untuk memenuhi kebutuhan nya, baik dengan cara – cara yang wajar maupun yang tidak wajar, cara-cara yang disadari, maupun yang tidak disadari. Hal yang terpenting untuk dapat memenuhi kebutuhan ini, adalah individu harus dapat menyelesaikan tugas – tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan guru, menyelesaikan tugas ataupun ulangan maupun ujian sendiri tanpa harus menyontek jawaban atau pekerjaan teman lainnya yang belum tentu benar.

Kenyataan, kelainan tingkah laku ini sering tampak seperti perilaku agresif, mereka melakukan banyak berbagai macam cara menyontek,dengan cara mengopek, membuat catatan kecil sebagai bantuan agar bisa menjawab soal-soal. Hal ini tidak dapat dibiarkan terus karena akan banyak menganggu baik individu itu ataupun lingkungan.

Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat merubah peilaku siswa terutama kebiasaan siswa menyontek. Dengan demikian, akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat.

(12)

4

dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaan yang sekarang, dan kemungkinan keadaannya dimasa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi. Lebih lanjut konseli atau klien dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah yang di miliki.

Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan dan konseling mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan.

Berkaitan dengan memberikan bantuan kepada siswa yang memiliki masalah tentang tentang perilaku menyontek, layanan yang dapat diberikan adalah konseling kelompok.

Konseling kelompok merupakan salah satu jenis layanan dalam bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada siswa dalam suasana kelompok. Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah melalui dinamika kelompok dalam konseling kelompok.

(13)

5

atau tidak fair, guna mendapatkan keberhasilan , nilai tinggi, tanpa usaha dan kerja keras. Menyontek juga terjadi karena adanya erosi perilaku, di mana siswa lebih mementingkan membantu teman-teman mereka dalam mengerjakan tugas dan ujian di sebabkan karena kurangnya kompetensi atau pengetahuan siswa dalam pelajaran atau tes tertentu.

Layanan konseling kelompok merupakan wahana untuk menambah penerimaan diri dan orang lain, menemukan alternatif cara penyelesaian masalah, mengambil keputusan yang tepat dari konflik yang dialami dan untuk meningkatkan rasa tanggungjawab pada diri sendiri dan orang lain. Dengan demikian, berdasarkan uraian tersebut penulis merasa termotivasi untuk melakukan suatu penilaian dengan mengangkat judul “ Pengaruh Layanan

Konseling kelompok Terhadap Perilaku Menyontek Siswa Di SMA Negeri 1 Ujung Padang kabupaten Simalungun Tahun Ajaran 2011 /2012.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat di ambil pokok-pokok masalah penelitian yaitu:

1. Generasi muda ummnya berfikiran instan dan sempit.

2. Siswa cenderung tidak memiliki kebiasaan yang baik dalam belajar seperti pengaturan waktu belajar, cara belajar yang baik dirumah maupun disekolah, dalam mempersiapkan diri diri pada saat ujian, menyelesaikan tugas / PR.

(14)

6

5. Siswa tidak disiplin, terlambat, berpakaian tidak rapi, bolos, dan menyontek.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada ,maka penulis perlu melakukan batasan masalah agar penelitian yang dilakukan lebih terarah. Pembatasan masalah dalam penelitian di titik beratkan pada “Pengaruh

Konseling kelompok Terhadap Perilaku Menyontek Siswa Di SMA Negeri 1 Ujung Padang Kabupaten Simalungun Tahun Ajaran 2011 /2012.

D. Rumusan Masalah

Sesuai pembahasan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh pelaksanaan konseling kelompok terhadap perilaku menyontek siswa di SMA Negeri 1 Ujung Padang kabupaten Simalungun Tahun Ajaran 2011 /2012 ?

E. Tujuan Penelitian

(15)

7

F.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1) Manfaat Praktis

a. Menambah wawasan peneliti dalam pengembangan ilmu yang berkaiatan dengan layanan bimbingan dan konseling.

b. Bahan masukan bagi sekolah, guru bidang studi maupun guru pembimbing dalam pelaksanaan program Layanan Konseling kelompok di sekolah.

c. Bahan masukan bagi para guru, tentang pentingnya layanan Konseling Kelompok dalam mengatasi masalah menyontek siswa.

d. Bahan masukan bagi para petugas bimbingan dan konseling sehingga proses Layanan konseling kelompok dapat dilaksanakan tepat sasaran dan tepat guna.

2) Manfaat Konseptual

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi atau referensi dalam melakukan penelitian dibidang yang sama.

b. Bagi Jurusan PPB/BK dan mahasiswa UNIMED dapat digunakan sebagai referensi dalam menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan terkait pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.

(16)

47 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan – temuan dan hasil – hasil penelitian yang telah diuraikan pada BAB IV, maka diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan pelaksanaan konseling kelompok terhadap perilaku Menyontek siswa di SMA Negeri 1 Ujung Padang Kabupaten Simalungun tahun Ajaran 2011/2012.

B. Implikasi

Penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Ujung Padang kabupaten Simalungun menunjukkan bahwa layanan Konseling kelompok dapat membantu siswa dalam mengatasi atau mengentaskan masalah menyontek siswa. Dengan demikian implikasi dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Kepada para siswa diharapkan untuk dapat Merubah perilaku menyontek dengan baik di lingkungan kelas dan sekolah, agar tidak menghambat aktivitas siswa dalam belajar.

2. Para guru Pembimbing sangat diperlukan dalam mengatasi atau memecahkan masalah menyontek siswa termasuk dilingkungan sekolah dengan memberikan bantuan melalui kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Salah satu layanan yang diberikan adalah melalui layanan konseling kelompok.

(17)

48 C. Saran – Saran

Sebagai implikasi untuk mencapai manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, makan dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa sebagai remaja dituntut untuk lebih giat belajar dirumah maupun disekolah agar dapat menghindari perilaku menyontek, percaya akan jawaban sendiri, dan diharapkan untuk dapat mengkonsultasikan masalah yang dialami kepada guru pembimbing agar dapat dibantu mencari solusi atau pemecahan masalah yang dialami melalui layanan bimbingan dan konseling.

2. Kepada orang tua siswa, diharapkan untuk lebih meluangkan waktu memberikan perhatian yang termasuk masalah-masalah yang dialami siswa termasuk masalah menyontek siswa, agar meciptakan generasi muda yang berkualitas atas kemampuannya sendiri tanpa mengharapkan orang lain.

3. Kepada guru-guru pembimbing, diharapkan untuk dapat tetap menjalankan fungsinya sebagai pembimbing yang siap memberika bantuan dan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa sehingga siswa dapat memahami keadaan dan kualitas / kemampuan dirinya.

(18)

49

Referensi

Dokumen terkait

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan reproduksi dari satu subspesies yang sama yang berada di iklim berbeda untuk

Penelitian ini meliputi pengamatan morfologi kumbang, perhitungan populasi kumbang pada bunga jantan kelapa sawit dan pengukuran parameter lingkungan yang terjadi

Variabelproduk, harga, lokasi dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat berkunjung kembali tetapi orang, bentuk fisik, dan proses berpengaruh negatif

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode inkuiri

pay on the location of the invoked service and what platform / technology is being used by the service. Loose coupling is very important for SOA because a service call by

Koefisien korelasi (r) merupakan variabel yang dapat menunjukan keeratan hubungan antara dua peubah atau lebih terhadap peubah tak bebasnya, satu peubah menggunakan

Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran operasi hitung perkalian melalui metode discovery. Universitas Pendidikan Indonesia |

Novel adalah prosa rekaan yang panjang, menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar belakang secara terstruktur (Sudjiman, 1990: 55). Di