• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V IMPLEMENTASI PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V IMPLEMENTASI PERANCANGAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI 40Z0 – CULINARY CENTER 55

BAB V

IMPLEMENTASI PERANCANGAN

V.1. DASAR PERANCANGAN

Dalam perancangan Culinary Center ini, proyek khusus yang ditangani adalah Speciality

Restaurant, Bar dan Open Kitchen untuk pembuatan pastry. Seluruh ruang ini merupakan area

rekreasi komersil yang bersifat publik. Speciality Restaurant

Salah satu program fasilitas yang terdapat dalam Culinary Center ini adalah speciality restaurant, yaitu sebuah restaurant yang khusus menyajikan jenis masakan tertentu. Dalam kasus ini, jenis masakan yang dihadirkan adalah jenis masakan dari negara regional Asia Timur. Negara yang termasuk dalam bagian timur Asia ini adalah Republik Rakyat China, Korea Utara, Korea Selatan, Mongolia dan Jepang.

Adapun latar belakang pemilihan regional Asia Timur sebagai pilihan dari speciality restaurant ini adalah sebagai berikut :

ƒ Asia Timur, khususnya bangsa China merupakan bangsa dengan kebudayaan tertua didunia. Khususnya dalam bidang kuliner, China telah terlebih dahulu menemukan dan mengembangkan beragam teknik memasak dengan menggunakan berbagai jenis bahan yang hampir tak berbatas. Konfusius (551-479 SM) pernah mengatakan, salah satu jalan untuk menuju persahabatan adalah dengan makanan. Beberapa abad kemudian, tahun 1225, filosofi yang sama diungkapan oleh Zhao Rugua dalam bukunya yang berjudul Zhufan Zhi (Penuntun ke Luar Negri). Rugua menasehati para pedagang yang ingin berniaga di Brunei, agar mempersembahkan jamuan makan terlebih dahulu untuk para Raja sebelum mengutarakan niatannya. Kemudian juga diketahui bahwa Marco Polo, pengelana asal Italia, membawa resep pembuatan mie adri China untuk kemudian dikembangkan menjadi yang saat ini kita kenal yaitu spagetti.

(2)

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI 40Z0 – CULINARY CENTER 56

ƒ Cita rasa masakan China telah dikenal cukup luas oleh hampir seluruh manusia dibumi ini. Tidak terlalu berlebihan jika mengingat bahwa bangsa China merupakan bangsa yang selalu berkelana untuk mencari penghidupan di negara lain. Dan kehebatan bangsa China lah yang menjadikan kebudayaan mereka tidak lekang dan terpengaruhi oleh budaya lokal tempat dimana mereka menetap. Bangsa China menjaga kelestarian budayanya, termasuk dalam bidang kliner, dimana mereka juga kemudian mengenalkan dan menyebarkannya di negeri rantau.

ƒ Masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia merupakan salah satu etnis non-pribumi dengan populasi terbesar. Sensus penduduk tahun 2000 menunjukkan angka 5% dari keseluruhan penduduk Indonesia merupakan etnis Tionghoa. Namun saat ini, banyak dari mereka yang mengaku sebagai penduduk asli Indonesia karena telah beberapa generasi datang dan menetap di Indonesia.

ƒ Di Indonesia sendiri, masakan China merupakan jenis masakan yang cukup populer dikalangan masyarakat luas. Hampir seluruh lapisan masyarakat, setidaknya pernah menikmati hidangan China. Mulai dari tipe masakan quick cook yang banyak ditemui dipinggir jalan, hingga masakan yang membutuhkan waktu lama dan tenaga ekstra untuk dapat menyajikannya ke meja makan.

Gambar 10. Kuliner Asia Timur

(3)

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI 40Z0 – CULINARY CENTER 57

Tujuan dari speciality restaurant yang menghadirkan masakan Asia Timur ini adalah :

ƒ Pelestarian salah satu budaya tertua di Asia Timur dalam bidang kuliner, dengan pengembagan, pengolahan dan teknik penyajian yang lebih modern. Ini dimaksudkan untuk tetap menjaga aset kebudayan dengan mengenalkannya pada lingkup masyarakat yang lebih luas.

ƒ Memperkaya khazanah kuliner Indonesia dengan turut menyajian masakan Asia Timur dengan bumbu asli Indonesia.

ƒ Menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang ingin menikmati hidangan Asia Timur, dimana

speciality restaurant di Culinary Center ini juga menyelipkan unsur edukasi dalam setiap

aktifitas rekerasi penggunjungnya.

Gambar 11. Image Asia Timur

(sumber : www.wikipedia.com, www.corbis.com)

Bar & Open Kitchen

Sesuai dengan tujuan Culinary Center ini, yaitu untuk menyediakan fasilitas edukasi sekaligus rekreasi masyarakat dibidang kuliner, maka dirasa tepat untuk menempatkan sebuah open kitchen

(4)

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI 40Z0 – CULINARY CENTER 58

yang dapat dinikmati langsung oleh pengunjung yang datang. Proses pembuatan sebuah makanan merupakan proses yang menarik untuk diamati, dimana proses ini secara tidak langsung juga memberikan pengetahuan kepada pengujung bagaimana sebuah makanan diolah dan diproduksi. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati beberapa pilihan minuman di area bar sembari menyaksikan kesibukan area dapur yang cukup menarik untuk diamati.

Secara konsep desain, area ini menerapkan konsep desain umum yang menjadi acuan dasar dalam perancangan Culinary Center ini. Berbeda dengan speciality restaurant yang menghadirkan masakan Asia Timur, sehingga konsep yang diterapkan di area ini pun harus mengikuti jenis masakan yang dihidangkan. Namun secara keseluruhan, semua area yang terdapat dalam Culinary Center ini mengambil tema dasar modern dan simple.

V.2. IMPLEMENTASI KONSEP DESAIN V.2.1. Implementasi Konsep Fungsi

a. Hubungan fungsional antar unit dan fasilitas yang tepat dan benar, sesuai dengan persyaratan perencanaan dengan sirkulasi yang efisien dan orientasi yang jelas bagi pengunjung.

b. Adanya pemisahan aktivitas yang berbeda untuk memberikan kemudahan dalam pengorganisasian pengguna, barang dan sirkulasi. Ini dapat dilihat pada pengaturan blocking pada fasilitas, dimana aktifitas rekreasi dipusatkan pada dua lantai pertama dengan pertimbangan bahwa area ini merupakan area publik dengan tingkat sirkulasi yang cukup padat. Sedangkan untuk aktifitas edukasi diorientasikan pada tiga lantai teratas untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi pengguna dalam melakukan aktifitasnya. c. Menjaga agar sirkulasi tetap nyaman dan terorganisir namun membuat jalan terpendek agar

setiap pergerakan menjadi mudah dan dapat ditempuh dalam waktu singkat. Selain itu mempertimbangakan sirkulasi yang ringkas dan mudah dimengerti oleh pengguna maupun pengunjung yang datang.

d. Perencanaan tata letak ruang dan integrasi desain dengan memperhatikan fungsi ruang dan kebutuhan fisiknya seperti cahaya, sirkulasi udara, kenyamanan, keamanan, dan lain-lain.

(5)

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI 40Z0 – CULINARY CENTER 59 V.2.2. Implementasi Konsep Bentuk

a. Simpel, modern, merepresentasikan image yang akurat, teratur sekaligus bersahabat dan memberikan kenyamanan pada level tertentu bagi pengguna.

b. Efisiensi pengaturan layout dengan menggunakan bentuk geometris dasar untuk memaksimalkan penggunaan besaran ruang sehingga program ruang yang telah direncanakan dapat diwujudkan dalam bangunan.

c. Menggunakan garis lengkung yang dapat mempengaruhi psikologis seseorang untuk selalu aktif bergerak, meningkatkan semangat dan energi, mempengaruhi perasaan menyenangkan, serta menghindari suasana yang statis dan kaku. Untuk menyeimbangkan dengan bentukan geometris yang cukup mendominasi, garis lengkung yang digunakan merupakan garis dengan bentuk seperempat lingkaran.

d. Adanya bentuk bulat ditengah bentukan geometris akan saling menguatkan masing-masing bentuk tersebut. Sesuai dengan konsep “Tien Yuan Ti Fang” (bentuk persegi didalam sebuah lingkaran) yang dipercayai oleh masyarakat China, dimana bentuk persegi merupakan perlambang dari duniawi dengan keteraturannya, dan juga bentuk bulat sebagai perlambang sifat alam yang cenderung bergerak, dinamis, dan tidak teratur.

e. Terdapat beberapa titik aksen yang memberikan kesan estetik pada ruang yang dapat berupa bentukan dinamis, repetisi, organik dan lain-lain.

f. Bentuk simetris menyimbolkan kejelasan, dan orientasi yang pasti. Bentuk ini juga banyak digunakan dalam wujud kebudayaan Timur yang mengutamakan kesatuan dan keseimbangan.

Gambar 12. Konsep Bentuk Tien Yuan Ti Fang

(6)

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI 40Z0 – CULINARY CENTER 60 V.2.3. Implementasi Konsep Warna

a. Pemilihan warna secara garis besar mempertimbangkan faktor psikologis pengguna ruang. Sebagai area rekreasi, penggunaan warna terang dan hangat merupakan pilihan yang tepat karena dapat meningkatkan atensi pengguna dan dapat menstimulasi otak untuk lebih aktif bergerak.

b. Penggunaan warna hangat seperti merah, orange dan coklat sebagai warna aksen yang secara psikologis dapat membangkitkan selera makan pengguna. Harus ditekankan bahwa penggunan warna hangat ini hanya sebatas pada penempatannya sebagai warna aksen. Ruang akan terasa menekan dan panas apabila kuantitas warna-warna ini terlalu banyak menumpuk disatu tempat. Pada speciality restaurant, warna merah merupakan warna yang merepresentasikan kedinamisan ciri enegeric dan kedinamisan bangsa Timur, khususnya bangsa China.

c. Penggunaan warna nertal seperti putih, abu-abu dan hitam sebagai warna primer, khususnya pada area speciality restaurant, yang dengan sendirinya akan menguatkan warna aksen merah walaupun dengan kuantitas kecil. Warna primer ini sekaligus juga dapat merepresentasikan ciri modern yang hendak dimunculkan pada perancangan ini.

Gambar 13. Konsep Warna pada Speciality Restaurant

(sumber : dok. pribadi)

V.2.4. Implementasi Konsep Material

a. Pemilihan material dititik beratkan pada kriteria fungsinya sebagai material dengan tingkat perawatan rendah. Dalam perancangannya, banyak digunakan material yang mengkilat karena cenderung mudah dibersihkan, seperti alumunium, granit, keramik, dan kaca. Material jenis ini juga tidak mudah terbakar mengingat aktifitas kuliner banyak menggunakan panas dan api.

(7)

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI 40Z0 – CULINARY CENTER 61

b. Material yang dapat mengurangi resiko ketika bekerja, seperti material yang tidak licin. c. Material alam yang difinishing untuk memperkuat tampilan dan menambah perlindungan.

Penggunaan material alam juga diminimalisir sebagai bentuk tindakan pelestarian lingkungan.

d. Material pabrikasi yang cenderung lebih fleksibel baik dalam desain maupun tampilan, sehingga memberikan kemungkinan yang beragam pada rancangan.

V.2.5. Implementasi Konsep Furnitur

a. Faktor kenyamanan pengguna menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan furnitur. Terutama untuk kursi makan pada restaurant, didesain khusus bagi penggun yang akan menyantap hidangan Timur yang cenderung berminyak, berbumbu kuat dan pedas. Hal ini dijadikan acuan dalam perancangan kursi makan, dimana pada desainnya ditempatkan beberapa bukaan (khususnya pada sandaran kursi) untuk menjaga suhu pengguna dengan sirkulasi udara yang mengitari area belakang pengguna.

b. Bentukan geometris, sederhana dan repetitif untuk memberikan kesan modern pada furnitur. Juga terdapat titik aksen untuk menjaga agar furnitur tidak terlihat kaku dan monoton.

V.2.6. Implementasi Konsep Sirkulasi

a. Sirkulasi mengoptimalisasi ruang sehingga pengguna merasa lapang, aman dan nyaman. b. Memisahkan sejauh mungkin jalur-jalur lalu lintas yang berbeda. Contohnya pemisahan jalur

pengguna dengan sirkulasi barang, servis agar tidak terjadi crossing.

c. Pengaturan yang efektif dan efisien sirkulasi kerja khususnya di area dapur sehingga memudahkan pengaturan dan efisiensi kerja. Terdapat pengelompokan area basah, kering, area sampah dan pemisahannya dengan area kerja dan persiapan di dapur.

d. Memperhatikan kenyamanan dengan sistem cukup udara dalam sistem sirkulasi khususnya pada area publik (lobby, ruang tunggu, koridor).

e. Penempatan beberapa bentukan estetik pada koridor yang cukup panjang untuk mengurangi kesan monoton, jauh dan melorong yang hendak dihindari.

(8)

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI 40Z0 – CULINARY CENTER 62 V.2.7. Implementasi Konsep Pencahayaan

a. Pemaksimalan penggunaan cahaya matahari sebagai sumber pencahayaan alami dengan menggunakan banyak bukaan pada area-area publik. Hal ini didukung dengan pemasangan

sun protector layer untuk menjaga cahaya yang masuk agar terbebas dari radiasi ultraviolet.

b. Penambahan sunshades untuk memberikan efek shadow painting pada siang hati dimana cahaya matahari yang masuk akan menghasilkan bayangan yang memberikan efek estetik pada ruang.

c. Pada speciality restaurant, jenis pencahayaan buatan yang diterapkan berupa penempatan

hidden lamp dan hanging lamp untuk memberikan kesan intim yang hendak diciptakan

dalam ruang. Jenis warna cahaya yang digunakan adalah jenis warm white yang memiliki warna pendar kuning. Hal ini sesuai dengan kepercayaan masyarakat China dengan warna kunis atau emas sebagai lambang kemakmuran.

V.2.8. Implementasi Konsep Penghawaan

a. Sistem sirkulasi udara memenuhi kriteria dan menghasilkan kenyamanan dalam ruang. b. Dominasi konsep penghawaan natural pada area dengan tingkat sirkulasi udara yang besar,

seperti daerah dapur.

c. Penempatan air diffuser dan return air grill yang sesuai dengan kriteria fungsi dan ekonomi, baik dalam pengoperasian dan perawatannya.

d. Penggunaan konsep penghawaan buatan pada area makan untuk menjaga kenyamanan pengunjung sehingga aktifitas makan tidak teranggu oleh udara panas dan debu yang biasa terbawa oleh aliran penghawaan alami.

e. Pencapaian suhu natural (24 - 27 °C ) dengan penggunaan banyak bukaan (guna mendukung sistem pertukaran dan pergerakan udara alami) untuk menunjang segi kesehatan dan penciptaan suasana yang dekat dengan lingkungan.

(9)

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI 40Z0 – CULINARY CENTER 63 V.2.8. Implementasi Konsep Akustik

a. Pengelompokan ruang berdasarkan tingkat kebisingan yang dihasilkan untuk mencegah pemborosan material pada treatment akustik. Dilakukan pemisahan antara ruang dengan tingkat kebisingan tinggi dengan ruang yang membutuhkan ketenangan dan kenyamanan dari polusi suara.

b. Penggunaan jenis material yang dapat menyerap suara sehingga meminimalisir gema yang dapat menganggu aktifitas pengguna.

c. Pengisolasian ruang dari lingkungan eksternal banguanan mengingat failitas ini terletak persis dipinggir jalan aktifitas transportasinya yang cukup padat dan ramai. Dilakukan dengan pemasangan fixed window dan vegetasi diluar bangunan.

V.2.10. Implementasi Konsep Keamanan

a. Pencegahan kebakaran dengan pemasangan water sprinkler pada ceiling untuk sebagian besar area.

b. Pemisahan dan pengelompokan area dengan aktifitas yang banyak menggunakan panas dan api. Sekaligus penempatan fire extingusher didekat kompor, oven atau benda lain yang menghasilkan api.

c. Penempatan sign sistem dan pola sirkulasi yang mengarahkan pengguna keluar banguanan apabila terjadi bahaya kebakaran ataupun bencana alam lainnya.

V.2.11. Implementasi Konsep Ergonomi

a. Mempertimbangkan karakteristik fisiologis pengguna yang berasal dari berbagai usia. Selain itu juga mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan dalam penggunaannya. Termasuk didalamnya pengguna yang membutuhkan bantuan khusus seperti pengguna kursi roda, tuna netra, anak balita dan lain-lain.

b. Penggunaan furniture yang sesuai dengan prosedur aktivitas dan posisi penggunaannya, mengacu pada standar desain internasional.

(10)

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI 40Z0 – CULINARY CENTER 64

c. Memperhatikan besar sirkulasi ruang yang dibutuhkan, harus dapat mengakomodasi kebutuhan aktivitas yang berlangsung.

d. Mengacu pada universal design, diadakan penyesuaian ukuran ergonomis dan anthopometri untuk para penyandang cacat, baik pada fasilitas umum, maupun penyediaan fasilitas khusus.

Gambar

Gambar 10. Kuliner Asia Timur  (sumber : www www.corbis.com)
Gambar 11. Image Asia Timur

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya dimana lokasi studi yang sangat dekat bantaran sungai, topografi di kawasan studi yang sangat landai dengan beda ketinggian

Hasil penelitian ini diharapkan bagi PT PLN Persero APJ (Area Pelayanan Jaringan) Yogyakarta dapat memberi masukan dan saran yang bermanfaat bagi perusahaan

19 (2) Orang itu berada dalam keadaan keracunan yang merusak kemampuan orang tersebut untuk menilai ketidak-absahan atau sifat dari perbuatannya, atau kemampuan untuk

Obama memiliki pengalaman dengan Muslim, pengalaman hidup di negara Indonesia yang merupakan negara mayoritas Muslim terbesar dimana dia tidak merasakan ancaman

Karena nilai Sig lebih besar dari 0,05 artinya tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar Sejarah pada kelompok siswa yang memiliki minat baca rendah dengan

Berdasarkan pada penilaian Servqual terbobot maka dapat diusulkan untuk pelaksanaan perbaikan sesuai dengan urutannya yaitu pada atribut A1 (Petugas Digital

Selain investasi TI yang berat, banyak organisasi tidak menyadari nilai bisnis yang penting dari sistem informasi mereka, karena mereka kurang – atau gagal untuk menghargai –

This conclusion can be used for solving the drawback of the convergence of Newton method since for most non convex function, Newton method will fail to obtain the closest solution