• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan kesenian. Kesenian merupakan pencitraan salah satu sisi realitas dalam lingkungan rohani jasmani manusia (Saini et.al, 1990:52). Beragam bentuk kesenian Sunda yang dimiliki masyarakat Sunda, yang cukup dikenal adalah seni musik, tari dan lagu. Dalam seni musik Sunda dikenal banyak musisi dan yang paling sering disebut budayawan Sunda dalam banyak tulisan adalah Mang Koko.

Mang Koko adalah nama yang sering ditemukan pada tulisan-tulisan yang mengkaji tentang budaya Sunda secara umum, atau musik Sunda secara khusus. Banyak artikel ataupun buku yang sudah menuliskan kiprah sosok Mang Koko. Meski demikian generasi muda Sunda saat ini belum tentu mengenal beliau, dalam pengertian apa peranannya dalam mengembangkan seni Sunda.

Umumnya tulisan mengenai Mang Koko membahas mengenai biografi singkat Mang Koko dan berdampingan dengan biografi seniman sunda lainnya.

Adapun tulisan yang lebih rinci mengenai Mang Koko yaitu penelitian mengenai karya-karya Mang Koko, ditinjau dari ilmu musik yang menunjukan kreativitas Mang Koko sebagai komposer karawitan. Namun ada aspek yang belum ada sehingga ditulis dalam skripsi ini untuk melengkapi pengetahuan kita tentang Mang Koko.

(2)

Seni musik Sunda yang cukup dikenal saat ini adalah pop Sunda. Hal ini dapat dilihat dari tayangan – tayangan televisi lokal Jawa Barat dan pajangan penjual VCD kaki lima di pasar tradisional. Sebelum pada bentuk pop Sunda seperti sekarang, sebagai masyarakat kita belum tentu memperhatikan perubahan yang terjadi. Umumnya kita hanya menikmati sajian seni yang sudah terhidang tanpa memikirkan bagaimana proses kreatifnya, sedangkan pada seni proses kreatif itu yang menjadikannya unik dan berharga. Proses kreatif tersebut berbeda pada setiap orang, bergantung pada kemampuan individu seniman itu sendiri.

Menurut Koentjaraningrat (2004:308) kepribadian orang Sunda sangat mencintai dan menghayati kesenian. Namun tak dapat dipungkiri pertambahan penduduk akan berkontribusi pada perubahan dalam berbagai aspek budaya. Hal itu dapat disebabkan penyaluran informasi budaya yang belum tentu sejalan dengan pertumbuhan manusianya. Peranan seniman seperti Mang Koko perlu diperlihatkan kepada masyarakat agar lebih menyadarkan tentang perkembangan seni daerah. Mengenal seni daerah dan perkembangannya, berarti mengenal kepribadian kita sendiri sebagai suatu bangsa.

Sebagai bangsa yang besar seperti Indonesia, perlu diperlihatkan kepada masyarakat mengenai perkembangan seni daerah, mengingat banyak sekali budaya kita yang diklaim bangsa lain. Bangsa Indonesia besar bukan saja karena luas wilayahnya, namun juga besar dalam artian banyak jumlah ragamnya. Hal itu merupakan kekayaan dan potensi yang sangat unik di dunia masa kini (Mack, 2001:3), sehingga sebagai masyarakat seharusnya kita berbangga dan menghargainya.

(3)

Seni tidak lepas pula dari kreasi, namun kreasi baru dapat menghilangkan nilai-nilai yang terdapat pada kesenian yang asli jika kreasi itu diukur dari sudut komersil atau dikenal sebagai budaya pop. ”Budaya pop yaitu budaya massa yang artifisial dan penuh dengan makna dangkal...”(Mack, 2001:96), dan jika dijadikan standar kesenian yang baik, maka identitas seni kita ditentukan oleh peran media yang menyebarluaskannya. Sedangkan kesenian daerah merupakan identitas suatu masyarakat yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari yang nyata dan bukan rekayasa media.

Bagi masyarakat Sunda secara umum yang dilakukan Mang Koko adalah sesuatu yang baru tetapi tidak menghilangkan kesundaannya. Oleh karena itu banyak yang menyukai pembaruan atau kreasi yang dilakukan Mang Koko. Hal itu juga yang menyebabkan ia mendapatkan penghargaan dari pemerintah sebagai Pembaharu Karawitan Sunda. Pada saat yang sama tak dapat dipungkiri banyak pihak yang ikut pula mengkritisi kreativitas Mang Koko terhadap seni daerah.

Bagi kalangan kontra Mang Koko, pembaruan dinilai akan merusak tatanan baku yang sudah ada. Namun hal itu tidak dipermasalahkan Mang Koko karena baginya yang lebih penting adalah seni diminati masyarakat banyak.

Sebagai seniman Mang Koko adalah pribadi yang peka jaman, dan dapat kita lihat melalui karya-karyanya. Isu-isu sosial saat tak luput dari perhatian dan dikemas dalam bentuk karya lagu oleh Mang Koko. Tidak hanya isu sosial, apapun yang ia lihat dan rasakan sebagai seorang seniman, Mang Koko ungkapkan dalam karya lagu-lagu yang dilantunkan dengan indah dan iringan waditra yang serasi.

(4)

Mang koko merupakan musisi yang perhatian pada perkembangan anak, oleh karena itu ia menciptakan banyak lagu yang khusus untuk dinyanyikan anak- anak. Selain itu anak-anak merupakan simbol penerus bangsa sehingga Mang Koko cukup perhatian pula untuk mendidik anak-anak mencintai seni Sunda. Hal itu dilakukan dengan mendirikan Taman Cangkurileung sebagai wadah bagi anak- anak untuk belajar seni Sunda dan bahkan difasilitasi untuk siaran di RRI sehingga hasil latihan mereka tidak percuma.

Mang Koko melihat pentingnya pendidikan seni sehingga mendirikan sekolah karawitan yang pada perkembangan selanjutnya bergabung dengan ASTI Bandung (sekarang STSI) menjadi jurusan Karawitan. Mang Koko adalah seniman yang serba bisa, selain mahir nembang dan ngacapi, banyak lagu dan komposisi yang dibuatnya dan cukup dikenal pada masanya. Selain itu Mang Koko juga pribadi yang rendah hati, mau menjadikan kediaman pribadinya dengan keluarga, tempat berkumpul para seniman, dengan dijadikan sebagai kantor Yayasan Cangkurileung.

Lagu karangan Mang Koko masih sering diperdengarkan di sekolah dasar di Jawa Barat saat peringatan tujuh belas Agustus seperti lagu Karatagan Pahlawan, namun sosoknya tidak lagi populer. Lagu lain yang juga populer hingga kini adalah Badminton karena memang olahraga Badminton cukup merakyat di Indonesia. Dilihat dari upaya Mang Koko pada masanya seharusnya ada sesuatu yang melekat tentang beliau pada diri kita sebagai masyarakat.

Kenyataannya, belum tentu orang Sunda saat ini dapat menjabarkan sosoknya.

(5)

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas terdapat beberapa pokok pikiran yang merupakan permasalahan dan akan menjadi kajian dalam penulisan skripsi ini.

Permasalahan pokok yang akan dikemukakan adalah bagaimana upaya Mang Koko dalam mengembangkan Seni Sunda (1915-1985)? Supaya kajian penelitian

ini lebih fokus, maka disusun rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang kehidupan yang membentuk karakter dan gaya berkesenian Mang Koko?

2. Bagaimana upaya yang dilakukan Mang koko dalam mengembangkan seni Sunda?

3. Bagaimana pengaruh Mang Koko dalam mengembangkan seni Sunda?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mendapatkan kejelasan mengenai Mang Koko dan Perkembangan Seni Sunda (1915-1985). Adapun secara khusus penelitian dalam skripsi ini bertujuan antara lain :

1. Menjelaskan latar belakang Mang koko yang meliputi masa muda, latar belakang sosial budaya, serta aktivitas diluar kesenian yang ikut mempengaruhi pemikirannya dalam berkesenian.

2. Menganalisis lirik lagu-lagu karya Mang Koko dalam upaya melestarikan seni Sunda yang meliputi: lagu untuk anak-anak dan masyarakat.

(6)

3. Menganalisis pengaruh dari karakter dan gaya kepemimpinan Mang Koko dalam melestarikan seni Sunda.

D. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dalam penyusunan skripsi ini adalah :

1. Memberikan informasi peranan Mang koko sebagai seniman Sunda yang mengembangkan seni Sunda yang dapat menambah khasanah sejarah lokal, sejarah budaya dan sejarah kesenian.

2. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan penelitian sejarah mengenai hubungan perkembangan kesenian daerah dengan perkembangan negara Indonesia sebagai suatu bangsa.

E. Metode dan Teknik Penelitian 1. Metode penelitian

Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah yang umumnya digunakan dalam penelitian sejarah. Menurut Helius Sjamsudin (2007:13) metode adalah prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam suatu penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu (sejarah) untuk mendapatkan objek atau bahan-bahan yang diteliti. Begitupun menurut Louis Gottschalk (1986:32) ”metode historis adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau”. Metode ini berusaha menggali, menimbang dan menafsirkan data- data masa lampau menjadi fakta-fakta masa lampau yang dianalisis dan ditarik suatu kesimpulan mengenai peristiwa tersebut.

(7)

2. Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Studi literatur, yaitu yaitu teknik penelitian dengan cara mengumpulkan dan menganalisis materi dari berbagai literatur dan dokumen yang relevan untuk menganalisa permasalahan penelitian. Peneliti juga berusaha untuk membandingkan antara literatur yang satu dengan yang lainnya, agar mendapatkan data yang akurat. Dalam hal ini peneliti menggunakan buku yang berhubungan dengan kebudayaan secara umum,kebudayaan Sunda, seni secara umum, dan seni Sunda psikologi, sejarah dan kependidikan.

b. Wawancara, yaitu teknik penelitian dengan cara mendapatkan informasi dengan bertanya kepada beberapa tokoh masyarakat yang pernah mengenal Mang Koko. Untuk teknik wawancara ini, penulis menghubungi putera Mang Koko yang dikenal aktif berkesenian yaitu, Tatang Benyamin dan Ida Rosida. Selain itu penulis menemui Tardi Ruswandi yang juga merupakan murid Mang Koko dan pernah meneliti karya-karya Mang Koko. Selanjutnya penulis mendapatkan nama-nama lain menurut rekomendasi mereka seperti Daum Sumardi yang pernah menjadi sekretaris pada Yayasan Cangkurileung yang dipimpin Mang Koko. Teknik wawancara ini berkaitan erat dengan penggunaan sejarah lisan, seperti yang diungkapkan oleh Koentowijoyo (2003: 28-30) bahwa sejarah lisan dapat digunakan sebagai sumber sejarah.

(8)

F. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan skripsi ini tersusun sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah penelitian, perumusan dan pembatasan masalah penelitian. Selain itu terdapat tujuan penulisan, manfaat penelitian, metode dan teknik penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Kepustakaan. Bab kedua dalam tinjauan kepustakaan, mengemukakan penjelasan beberapa sumber kepustakaan atau literatur. Yaitu kepustakaan yang menjadi rujukan dan dianggap relevan dengan permasalahan yang dibahas penulis. Selain itu membantu penulis dalam menguraikan dan melakukan analisis dalam penulisan skripsi yang berjudul Mang Koko Karya dan Pengabdian dalam Seni Sunda (1915-1985).

Bab III Metode dan Teknik Penelitian. Dalam bab ketiga ini menguraikan bagaimana penulis mengkaji tentang langkah-langkah yang dipergunakan dalam penelitian. Berupa, metode Sejarah dan teknik penelitian yang menjadi titik tolak penulis, dalam mencari sumber serta data-data, pengolahan data dan cara penulisan.

Bab IV Mang Koko: Karya dan Pengabdian Dalam Seni Sunda (1915-1985). Pada bab empat ini, merupakan pembahasan utama serta isi dari jawaban dalam pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah yang telah penulis susun sebelumnya. Penulis akan menjelaskan riwayat kehidupan Mang Koko dan bagaimana pemahamannya terhadap kesenian. Hal-hal apa saja yang membuat

(9)

hidupnya begitu dekat dengan kesenian hingga menjadi orang yang berpengaruh dalam perkembangan kesenian sunda.

Bab V Kesimpulan. Bab terakhir dalam penulisan skripsi ini merupakan jawaban dari sejumlah pertanyaan penelitian yang ada dalam rumusan masalah. Terdapat pula pandangan dan interpretasi penulis dari hasil penelitian yang penulis lakukan dalam proses penyusunan skripsi.

Referensi

Dokumen terkait

20 Berbeda dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti yang berfokus pada kesejahteraan psikologis dan motivasi berprestasi pada mahasiswa penderita kanker payudara,

Kelompok tani yang ada di Kecamatan Belik mempunyai kegiatan, baik yang bersifat kegiatan rutin maupun yang tidak rutin. Kegiatan rutin yang umum dilaksanakan adalah

Kosa Kata Bahasa Inggris Yang Paling Sering

Lupiyoadi, Rambat, ManajemenPemasaran Jasa:Teori dan Praktek, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta, 2004.. Machfoedz, Mahmud, Pengantar Bisnis, Edisi Pertama,

[14] Tampubolon Harry Laksana, Darwis Syarifuddin Hutapea, Indra Surya, “Pengaruh Penambahan Alkanolamida Terhadap Karakteristik Pematangan Dan Kekerasan Vulkanisat

Maka penelitian ini dibatasi pada pembahasan tentang hubungan rasio likuiditas ( current ratio dan cash ratio ) dan leverage ( debt to assets ratio, debt to equity ratio, dan

Accordingly, the organizational change leading to gender- responsive schools in strategic dimension is not done in the schools’ vision, but in positions, programs