• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA MUSI KECAMATAN KALONGAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD (Sabtu 16 Mei Mei 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA MUSI KECAMATAN KALONGAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD (Sabtu 16 Mei Mei 2015)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA INVESTASI

KEM PERTAMINAFLip DESA MUSI KECAMATAN KALONGAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

(Sabtu 16 Mei Mei 2015)

FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM

Kondisi awal lahan (marginal) KEM Musi Tanaman cabai rawit dengan MPHP

Disusun oleh:

Tim FlipMas Mapalus

Manado, 16 Mei 2015

(2)

1. SITUASI AWAL KAWASAN

NO ITEM SITUASI KAWASAN URAIAN FAKTA LAPANGAN

1. Sifat Lahan di Kawasan Sebagaimana diketahui bahwa KEM Musi memiliki potensi lahan 20 ha yang sebagian besar atau mencapai 90 persen adalah lahan yang sudah terlantar (marginal) akibat pola usahatani tradisional yang berpindah-pindah tempat dengan tanda utama adalah pisang yang sudah bertumbuh liar (tanpa perawatan).

2. Sumber Air Sampai saat ini air masih menjadi masalah utama di KEM Musi. Awalnya direncanakan menyalurkan air dari sumber mata air yang juga sumber air minum warga Musi. Namun saat ini sumber air tersebut tertimbun longsor. Sementara salah satu sumber mata air (debit ir terbatas) yang disurvey saat visitasi belum mendapat persetujuan pemilik lahan mata air tersebut berasal. Salah satu sumber air saat ini adalah dari sumur yang dipompa ke tangki (tandon air) dan digunakan seperlunya karena ketika musim panas tiba sering mengalami kekeringan ketika musim panas tiba.

3. Pertanian Bagi masyarakat Kepulauan Talaud, sektor pertanian khususnya tanaman pangan sesungguhnya memiliki posisi strateegis dan penting tidak saja karena menjadi urat nadi perekonomian tetapi juga bagi kelangsungan hidup. Namun usaha pertanian tanaman pangan tidak saja belum memberikan sumbangan signifikan dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), juga bagi kesejahteraan masyarakat. Bahkan sampai saat ini sebagian besar (60-70 persen) kebutuhan pangan masih harus didatangkan dari luar daerah melalui pengapalan dari pelabuhan Manado dan Bitung maupun Likupang.

Beberapa permasalahan pokok di sektor pertanian tanaman pangan di Kecamatan Lirung antara lain, rendahnya produktivitas lahan yang rendah akibat pola perladangan yang berpindah-pindah. Juga sebagian besar usaha tani yang djalankan masih secara tradisional sebagai implikasi rendahnya sumberdaya petani. Hal ini disebabkan karena motivasi utama untuk bertani hanya sekedar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan hanya terbatas pada komoditi pangan lokal seperti pisang, ketela pohon ubi jalar dan sayuran lokal lainnya.

4. Peternakan Usaha ternak (sapi dan unggas) potensial dikembangkan sebagai sektor potensial yang dapat mendukung upaya peningkatan ekonomi maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun usaha ternak yang selama ini diusahakan oleh masyarakat masih dilakukan secara

(3)

tradisional atau pemeliharaan lepas bebas menyebabkan terjadi perkawinan yang tidak terkontrol atau telah terjadi Imbreeding yang pada gilirannya berakibat terjadi degenertif atau penurunan mutu dan bahkan kepunahan keragaman genetic plasma nutfah seperti pada unggas ditandai dengan adanya penurunan kemampuan induk ayam untuk menghasilkan telur dan menetaskan anakan dengan bobot yang optimal dalam suatu siklus reproduksi. Juga masalah penyakit, dan ketersediaan pakan yang berkualitas menjadi salah satu faktor kunci dalam pengembangan teknologi intensifikasi. Akibatnya usaha ternak pada umumnya belum memberikan sumbangan terhadap ekonomi maupun memenuhi kebutuhan pasar.

5. Perikanan Sektor perikanan yang dominan adalah perikanan tangkap. Sehingga ketika musim angin dan gelombang maka masyarakat tidak berdaya dalam memenuhi kebutuhan konsumsi. Sesungguhnya terdapat potensi sumberdaya air yang dapat digunakan untuk usaha budidaya air tawar, namun karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya ikan air tawar menyebabkan poens tersebut tidak termanfaatkan.

6. Kondisi Warga KEM Kondisi sosial warga Musi, seluruhnya berasal dari keluarga yang kurang mampu dengan tingkat kemiskinan yaitu mencapai 53.5 persen. Kemiskinan tersebut tergambar pula dari pendapatan setiap rumah tangga yang sangat rendah atau yang diakumulasi pada pendapatan perkapita per tahun yaitu antara Rp.3.000.000 - 3.500.000. dengan demikian rata-rata setiap keluarga hanya memperoleh pendapatan sebesar Rp.250.000 – 292.000/bulan.

7. Lain-lain -

2. HASIL PEKERJAAN INVESTASI DI LAPANGAN

NO ITEM KPI PROPOSAL URAIAN FAKTA KINERJA LAPANGAN

1. Pengolahan Lahan Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa lahan KEM Musi sebagian besar adalah lahan marginal atau lahan tidur. Dan jikapun ada usaha pertanian yang dijalankan adalah sekedar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan usaha tanaman pokok seperti ketela pohon, talas, pisang, ubi jalar dan sayuran lokal. Bahkan sebagian lahan tidak hanya ditumbuhi semak belukar tetapi sudah berpuluh tahun tertidur sehingga memerlukan peralatan khusus untuk penebangan pohon yang sudah berdiameter 0.5 – 0.75 m. Sehingga pekerjaan yang paling berat yang dijalani oleh warga KEM adalah membebaskan lahan dari

(4)

semak belukar dan pepohonan. Walaupun demikian dengan kegigihan dan tekad kuat dari warga KEM, maka lahan sudah dibuka lahan seluas 12 ha, namun yang diolah lebih lanjut untuk ditanaman sudah mencapai 5 ha.

2. Pembuatan Embung/Tandon Air

Untuk pembuatan embung dan tandon air belum dapat dilaksanakan mengingat belum terfasilitasinya upaya pembangunan irigasi. Sampai saat ini masih sebatas pengadaan bahan baku untuk keperluan pembuatan tandon air.

3. Pembangunan Irigasi Kawasan

Sampai saat ini untuk pembangunan saluran irigasi belum dapat dilaksanakan. Kendala utama adalah tidak mudah untuk menyadarkan dan meyakinkan masyarakat tentang sesuatu pekerjaan dan nilai manfaatnya tidak saja bagi kelompok tertentu tetapi juga bagi orang banyak. Inti permasalahan adalah sampai saat ini kelompk belum mendapat restu dari pemilik lahan untuk menarik air dari salah satu sumber mata air yang nota bene debit airnya juga tidak banyak. Alasan utama adalah mereka juga mau menggunakan air tersebut. Ada alternatif menarik air dari salah satu hulu sungai namun terkendala jarak dan rawan bencana longsor. Langkah alternatif adalah menambah kedalaman sumur yang sudah ada karena ketika musim panas volume air menurun dan terkadang, serta membuat sumur bor di bagian hulu kawasan KEM untuk kebutuhan pengairan bagian atas lahan. Kegiatan lain yang telah dilakukan adlah pembuatan salura irigasi (saluran air) kawasan. Walaupun demikian material yang akan digunakan berupa pipa irigasi telah disiapkan.

4. Pengadaan Unggas Pengadaan unggas (ayam petelur dan pedaging sudah dilaksanakan dan dalam tenggat waktu minggu ini segera dilakukan pengiriman. Demikian halnya dengan berbagai peralatan dan obat-obatan serta pakan telah disiapkan.

5. Pengadaan dan Penanaman

Bibit Tanaman Untuk penanaman pada tahap satu telah terolah dan ditanami lahan seluas 3.5 ha dari traget 7 ha pada tahap 1.

Sesungguhnya lahan yang telah siap ditanami sudah mencapai 5 ha, namun dengan berbagai kendala teknis maka yang terolah dan ditanami. Pengadaan bibit tanaman sudah dilaksanakan sejak awal kegiatan KEM, bahkan beberapa komoditi pangan telah berproduksi, seperti jagung pipil, jagung manis, sayuran kangkung, bayam, terong, cabai dan tomat. Beberapa komoditi telah memasuki penanaman tahap kedua dan ketiga.

Sesungguhnya penanaman tanaman pangan telah mencapai 6 ha yaitu jagung pipil telah 2 kali penanaman dengan luasan mencapai 3.3 ha, padi 0.5 ha, jagung manis tiga kali penanaman seuas 0.5 ha, tomat 0.25 ha, cabai 1.2 ha, sayuran kankung dan terong 0.25 ha,

(5)

beberapa komoditi yang akan ditanam juga adalah kedelai dan padi ladang serta jagung manis. Penanaman jagung manis lebih banyak mendapat perhatian di samping masa produksi yang singkat (65 – 70 hari), juga kebutuhan pasar sangat tinggi dan dengan nilai ekonomi (hasil penjualan) yang signifikan yaitu Rp.5.000/tongkol (rebus) dan Rp.4.000/tongkol untuk jagung manis berkelobot (belum direbus).

Pembangunan Kandang

Ternak Terdapat dua kandang ternak yang dibangun di KEM Musi yaitu kandang ayam pedaging yang sudah selesai dan siap digunakan, demikian halnya kandang ayamm petelur terus dipacu pengatapannya dalam minggu ini walaupun pemanfaatannya nanti tiga bulan kedepan ketika induk ayam petelur sap memasuki masa produksi.

Pengadaan Pupuk Terdapat dua kegiatan untuk RAB pengadaan pupuk, yaitu pengadaan pupuk anorganik sebagai pensubstitusi dan pembangunan Instalasi Pengolahan Pupuk.

Pengadaan pupuk anorganik hanya sekdar pensubstitusi mengingat lahan KEM sebagian besar adalah lahan marginal dengan kesuburan yang rendah, juga karena belum tersedia pupuk organik mengingat bahan baku utamanya adalah kotoran ternak sementara ternaknya baru akan tersedia. Untuk menunjang ketersediaan pupuk organik secara kontinyu telah terbangun fasilitas instalasi pengolahan pupuk berkapasitas 15 m3.

Pengadaan alat-alat/mesin pertanian

Seluruh peralatan dan mesin-mesin pertanian serta ssarana produksi lainnya untuk kebutuhan KEM telah terpenuhi. Bahkan beberapa peralatan seperti Hand Tractor telah memberi manfaat secara signifikan tidak saja untuk kelompok tetapi juga untuk mkelompok yang lain terutaa dua kelompok binaan dan masyarakat umum dan bahkan untuk membantu pembngkara lahan/tanah untuk fasilitas umum di Kampung Musi.

Pekerjaan Jalan Masuk KEM Jalan masuk KEM telah dilakukan perintisan, pekerjaan yang sementara diselesaikan adalah pembangunan jembatan dan pemasangan tiang (Gapura) untuk pemasangan papan nama KEM.

Pembangunan Rumah Singgah

Pembangunan rumah singgah dalam proses penyelesaian.

Hambatan utama adalah ketiadaan tenaga tukang diantara anggota KEM. Untuk mengatasi masalah tersebut saat ini telah diidatangkan 5 orang tukang dari luar kampung.

Sesungguhnya di kampung Musi terdapat beberapa tukang, namun karena kesibukan kegiatan proyek di desa dan pembangunan rumah di kampung maka sangat sulit bag mereka mambagi waktu untuk dapat bekerja di KEM.

Hambatan lain adalah faktor non teknis akibat faktor kecemburuan sosial dan lain-lain.

(6)

Pemasangan Instalasi Listrik Kawasan

Pemasangan instalasi listrik masih mengalami hambatan karena tingginya biaya penyambungan instalasi listrik dari sumber dari PLN yaitu mencapai Rp.165.000.000.

Untuk sementara dalam rangka kepentingan penerangan sesaat dan untuk proses pembangunan rumah singgah maka telah disiapkan satu unit genset kapasitas 5000 watt beserta instalasinya.

Pembuatan Kamar Mandi Pembangunan kamar mandi dan WC pada akhirnya dibuat dua bilik karena masyarakat tidak familiar dengan WC duduk tapi lebih familiar untuk WC jongkok, juga warga KEM tidak mau mengotori WC dan kamar mandi yang akan diperutukkan untuk tamu. Pengerjaan sampai hari ini sudah mencapai 65 persen.

Pembuatan Pakan Ternak Mandiri

Untuk menunjang kesinambungan produksi ternak maka dalam kegiatan KEM Musi difasilitasi juga pembangunan Pemagaran Pemagaran dengan menggunakan baring net sudah mencapai 200 meter. Direncanakan pemagaran sekaligus pada keseluruhan lahan yang akan dikerjakan pada tahap II nanti.

Pemberian Vaksin dan Obat-

obatan Pemberian obat-obatan untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman terus dilakukan. Untuk vaksinasi ayam menunggu ketika ternak sudah tersedia.

3. FOTO2 LAPANGAN (terpilih dan mewakili).

3.1. Dokumentasi PRA KEM

Lahan marjinal dari sisi Barat KEM dengan sisa-sisa tanaman pisang yang tumbuh liar

Lahan marjinal dari sisi Barat Laut KEM (tepi jalan)

(7)

Gubug peladang liar yang sering ditemukan di lokasi KEM

Salah satu gubug peladang liar di sisi Timur Laut

Lahan tidur dengan kondisi kelapa yang memprihatinkan di sisi Selatan KEM

Pola tanam tumpang tindih antara padi ladang dan ketela pohon

Pola perladangan yang dilakoni oleh masyarakat di lahan KEM

Membuka lahan (hutan) pada sisi Utara lahan KEM

(8)

Kondisi lahan awal yang saat ini sudah pernah ditanami kedelai (sudah panen) dan jagung

Wanita dan lansia juga terlibat aktif dalam pembukaan lahan

3.2. Dokumentasi Kegiatan PASCA KEM

Sinergi antara Anggota TNI, Lapas Lirung dan Kelompok Tani KEM

Pembuatan bedengan pada sisi sebelah Selatan KEM

Pengenalan dan praktek pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) bagi warga KEM

Pemasangan MPH dari sisi Barat Laut Lahan KEM untuk ditanami cabe rawit

(9)

Cabe rawit yang sudah mulai berbuah Cabe rawit yang sudah mulai berbuah

Cabe rawit yang mulai berbuah Cabe rawit yang sementara panen

Jagung manis yang sudah berbuah di antara mulsa

Tanaman jagung manis umur 1 bulan dengan latar jagung bisi-2 yang mulai berbuah

(10)

Tanaman jagung bisi-2 yang mendekati panen Panen jagung seluas 1 hektar

Panen jagung manis Sayur kangkung yang siap panen

Tanaman Terong yang sudah memasuki masa panen

Tanaman tomat yang sudah mulai berbuah

(11)

Tanaman tomat, cabe keriting, dan cabe rawit Green house sebagai tempat pembibitan tanaman

Bangunan instalasi pengolahan pakan ternak

Bangunan instalasi pupuk organik diantara kandang ayam pedaging dan ayam petelur

Proses pembangunan instalasi pupuk organik selesai pengatapan hari ini.

Bangunan WC dan kamar mandi ada 2 bilik Septic tank WC

(12)

4. PENDAPATAN KEM

Walaupun masih dalam skala kecil, namun sejak bulan Maret 2015 untuk beberapa komoditi pangan seperti cabai, tomat, terong, kangkung darat, jagung manis, jagung pipil telah berproduksi. Bahkan jika dihitung dari produksi jagung dan kedelai yag dipanen bulan Februari 2015 (untuk penanaman bulan November 2014) sesungguhnya KEM PERTAMINAFlip Musi telah memperoleh nilai pendapatan yang cukup signifikan bila dibagi dengan jumlah anggota atau warga yang terlibat dalam KEM. Nilai ekonomi tidak saja dirasakan oleh warga KEM tetapi juga oleh masyarakat sekitar karena melalui KEM dapat diperoleh kebutuhan pangan dengan harga yang layak untuk dijual kembali. Bahkan nilai sosial dari hasil KEM juga sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitarnya maupun konsumen dari kampung tetangga yang melewati KEM karena beberapa kebutuhan pangan sehari-hari untuk masyarakat sekitar sudah dapat terpenuhi dengan harga yang murah dan sehat. Nilai ekonomi dan sosial tidak saja dirasakan oleh masyarakat tetapi juga oleh BUPATI yang setiap minggu memesan dari lokasi KEM PERTAMINAFlip dan pejabat kecamatan Lirung serta Koramil. Nilai ekonomi yang telah diperoleh yaitu dari penjualan jagung manis (1850 butir dari tiga kali penanaman/panen) sebesar Rp.8.325.000, penjualan jagung pipil sebanyak 2.9 ton mencapai Rp.14.500.000. penjualan cabai sejak Januari 2015 mencapai Rp.7.150.000, namun bila dihitung sejak bulan Oktober – Desember 2014 telah mencapai nilai yang signifikan yaitu mencapai Rp. 16.500.000 untuk penjualan cabe. Untuk panen dan penjualan tomat sejak bulan April sebanyak 85 kg x Rp. 60.000 maka telah diperoleh nilai jual Rp.6.300.000, penjuaan terong Rp. 850.000 dan kankung dua kali panen mencapai Rp.1.100.000. dengan demikian KEM PERTAMINAFlip Musi sampai bulan telah memberi nilai ekonomi bagi warganya sebesar Rp.38.225.000. Hasil tersebut akan meningkat lagi dengan pesat ketika mulai hari senan 18 Mei 2015 telah dilakukan panen jagung seluas 1.2 ha dan menyusul jagung manis serta tomat dan cabai yang pemanenannya terus dilakukan setiap 2 kali seminggu. Nilai tersebut tentunya belum seberapa dbandingkan dengan jumlah anggota kelompok yang mencapai 28 KK, walaupun demikian kehadiran KEM PERTAMINAFlip telah memberi warna baru dalam membangun kehidupan ekonmi dan sosial masyarakat KEM PERTAMINAFlip sendiri maupun warga masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud pada umumnya.

(13)

5. KEBERLANJUTAN KEM

KEM Musi mempunyai peluang besar untuk keberlanjutannya:

- Keberadaannya didukung oleh masyarakat dan aparat pemerintah desa dan Kecamatan

- Tersedia potensi lahan yang sangat memadai yaitu mencapai 22 ha untuk menunjang keberlanjutan usaha yang dijalankan di KEM Musi.

- Tersedia fasilitas produksi yang memadai berupa tersedianya sarana atau instalasi pengolahan pupuk dalam menunjang keberlanjutan usaha pertanian, instalasi penglahan pakan ternak untuk menunjang keberlanjutan budidaya ternak ayam pedaging dan petelur, serta kandang ayam pedaging dan kandang ayam petelur yang representati dan baik untuk perkembangan KEM.

- Tersedia fasilitas pengolahan lahan berupa sebuah handtractor untuk menunjang usaha pertanian tanaman pangan yang dikembangkan di KEM Musi.

- Menjadi tempat belajar dan alih teknologi dibidang pertanian tanaman pangan antara dosen dan masyarakat di samping ditunjang oleh sarana dan prasarana produksi, juga tersedia perpustakaan mini yang berkaitan dengan berbagai informasi pertanian secara luas dalam rangka menunjang upaya pengembangan sumberdaya manusia.

- Menjadi Lumbung Pangan Desa dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsi pangan nabati dan hewani yang sehat dan murah seta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat di Kampung Musi maupun wilayah lainnya.

- Menjadi satu kawasan atau cikal bakal industri pertanian skala pedesaan yang dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar maupun wilayah lainnya.

6. ANGKA IPM KAWASAN

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kampung Musi didasarkan pada data desa. Karena data yang digunakan hanya menggunakan data desa tahun 2014, maka hasil yang diperoleh disini hanya didasarkan pada Pseudo-IPM dengan penentuan berdasarkan formulasi berikut:

Pseudo-IPM = 1/3 X1 + 1/3X2 + 1/3X3 Dimana :

X1 = index kelayakan hidup =55 persen X2= index buta aksara = 9.68 persen X3= index harapan hidup = 63 persen

Berdasarkan perhitungan tersebut di atas diperoleh hasil yaitu Pseudo-IPM KEM Musi sebesar 42.56 persen. Hasil perhitung Pseudo-IPM ini lebih rendah dari nilai IPM Kabupaten Kepulauan Talaud pada tahun 2013 sebesar 76.47 persen atau berada pada kategori menengah.

(14)

Melalui perhitungan nilai IPM (Pseudo-IPM) ini, menempatkan Kampung Musi pada posisi atau masuk kategori rendah. Sehingga diharapkan melalui kehadiran KEM akan dapat memperbaiki nilai Pseudo-IPM Kampung Musi pada kategori menengah atau tinggi pada akhir kegiatan KEM.

7. KESIMPULAN

(1) Kegiatan KEM Musi sudah sangat optimal, karena dengan waktu yang relatif singkat telah mengerjakan berbagai kegiatan pertanian tanaman pangan dan peternakan.

(2) KEM Musi tidak saja memberi makna ekonomi bagi warga KEMM tetapi juga bagi masyarakat luas.

(3) KEM Musi juga telah memberi nilai sosial antara lain dapat menyiapkan kebutuhan pangan nabati yang sehat dan murah bagi seluruh lapisan masyarakat, tetapi juga dapat memutus mata rantai kebutuhan pangan yang relatif mahal karena selama ini semua kebutuhan pasar harus dari luar daerah.

8. SARAN DAN REKOMENDASI

Dengann terfasilitasinya berbagai kebutuhan untuk berbagai aktivitas produksi dan didukung oleh pemerintah serta adanya sinergi dan tingginya kinerja warga KEM Musi diusulkan untuk dilanjutkan pembiayaan pada tahap kedua.

 

       Manado, 17 Mei 2015  KETUA FW 

  Revolson A Mege 

Gambar

FOTO IKON KAWASAN PRA KEM  FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM

Referensi

Dokumen terkait

Karena adanya potensial aksi lokal bertanggung jawab untuk membuka saluran Ca2+ pada terminal, potensial aksi yang terus- menerus menyebabkan influks Ca2+ yang lebih besar

Dalam hal ini, sumberdaya alam (SDA) Pulau Sumatera telah memperlihatkan kesesuaiannya sebagai tempat yang layak untuk pengembangan sapi potong dan kerbau, terutama untuk

Hasil dari proses demineralisasi ditambahkan NaOH 3,5% dengan perbandingan 1:10 (gr/ml). Kemudian di sentrifugasi 15 menit pada kecepatan 2000 rpm dan diperoleh padatan

Berpendapat bahwa yang menjadi sumber jiwa keagamaan itu adalah rasa ketergantungan yang mutlak (sense and depend). Dengan rasa ketergantungan yang mutlak ini

Kawasan  Ekonomi  Masyarakat  KEM  Lingga  merupakan  salah  satu  model  pemberdayaan  masyarakat  yang  dapat  dilanjutkan  sehingga  menajdi  masyarakat  yang 

Selanjutnya, setelah di dapat model masing-masing pembebanan, baik, konstan maupun dengan metode statik ekivalen, kemudian, pembebanan ini diaplikasikan ke dalam

Uji statistik hubungan asupan energi dengan status indeks massa tubuh menggunakan Rank Spearman diperoleh nilai p=0,121 (p>0,05) maka dapat disimpulkan tidak