103
Analisis Deskriptif
Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren
Tahun Akademik 2009-2010
Jenis lembaga Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren yang didata meliputi Pondok Pesantren, Madrasah/Pendidikan Diniyah, Paket A, B, dan C, Taman Pendidikan Qur’an (TPQ), Majelis Taklim, dan Pondok Pesantren Muadalah. Pendataan lembaga pendidikan keagamaan tahun pelajaran 2009-2010 mencakup 33 propinsi.
I. Pondok Pesantren
Secara umum Pondok Pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan yang memiliki 5 elemen
pokok; (1) Pondok/Asrama:
adalah tempat tinggal bagi para santri. Pondok ini menjadi ciri khas yang menjadi tradisi pondok
pesantren dan
membedakannya dengan sistem pendidikan lain yang berkembang di Indonesia, (2) Masjid: Merupakan tempat untuk mendidik para santri terutama dalam praktek seperti shalat, pengajian kitab klasik, pengkaderan kyai, dll, (3) Pengajaran kitab-kitab klasik:
Merupakan tujuan utama pendidikan di pondok pesantren, (4) Santri:
Merupakan sebutan untuk siswa/murid yang belajar di pondok pesantren, dan (5) Kyai: merupakan pimpinan pondok pesantren. Kata kyai sendiri adalah gelar yang diberikan masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang menjadi pimpinan pesantren dan mengajarkan kitab-kitab klasik.
104
10.709 41,5%
2.471 9,6%
12.605 48,9%
- 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000
Salafiyah Khalafiyah Kombinasi
Tipologi Pondok Pesantren
Grafik 4.1. Komposisi Pengawas PAI Menurut Jenis Kelamin
Tabel 4.1. Ciri Khas Pendidikan di Pondok Pesantren
Ciri Khas Jumlah PP (%)
Fiqh 47,3
Aqidah 41,4
Nahwu 3,8
Tasawuf 2,3
Tafsir 1,5
Tahfidz 1,4
Pend.Ustadz 1,2
Hadits 0,9
Hisab 0,3
(Tradisi Pesantren : Zamakhsyari Dhofier, 1982)
Pendataan Pondok Pesantren tahun 2009-2010 berhasil mendata 25.785 Pondok Pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia.
1. Kelembagaan
Populasi Pondok Pesantren terbesar berada di propinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan
Banten yang berjumlah 77,8% dari jumlah seluruh Pondok
Pesantren di Indonesia.
Berdasarkan tipologi Pondok Pesantren terdapat sebanyak 10.709 (41,5%) Pondok Pesantren Salafiyah, dan 2.471 (9,6%) Khalafiyah/Ashriyah, serta
12.605 (48,9%) sebagai Pondok Pesantren Kombinasi (Grafik 4.1).
Berdasarkan ciri khas pendidikan di Pondok Pesantren, mayoritas Pondok Pesantren mempunyai ciri khas pendidikan fiqh yaitu sebanyak 47,3% Pondok Pesantren, selanjutnya adalah aqidah yaitu 41,4% Pondok Pesantren. Yang paling sedikit adalah Pondok Pesantren yang memiliki ciri khas pendidikan ilmu hisab yaitu 0,3%. Hal ini menunjukkan bahwa ciri khas Pondok Pesantren Indonesia adalah kajian ilmu fiqh yang diajarkan melalui kitab- kitab klasik yang populer dengan sebutan kitab kuning.
105
Tabel 4.2. Ciri Khas Ketrampilan di Pondok Pesantren Ciri Khas Jumlah PP (%)
Dakwah 81,9
Kaligrafi 7,6
Pertanian 4,9
B.Arab 2,3
Perdagangan 1,3
Ind.Kecil 1,2
B.Inggris 0,6
Kelautan 0,2
Jumlah Santri Pondok Pesantren
Santri Pr.;
1.671.430 45,8%
Santri Lk.;
1.980.653 54,2%
Grafik 4.2. Santri Pondok Pesantren Ciri khas pendidikan di Pondok
Pesantren dapat dilihat pada tabel diatas.
Sedangkan berdasarkan ciri khas ketrampilan di Pondok Pesantren, mayoritas Pondok Pesantren mempunyai ciri khas
ketrampilan dakwah yaitu sejumlah 81,9%
Pondok Pesantren, selanjutnya adalah ketrampilan kaligrafi yaitu 7,6% Pondok Pesantren. Yang paling sedikit adalah Pondok Pesantren yang memiliki
ciri khas ketrampilan kelautan yaitu 0,2%. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
2. Santri/Siswa
Jumlah santri Pondok Pesantren secara keseluruhan adalah 3.652.083 santri, terdiri dari 1.980.653 (54,2%)
santri laki-laki, dan 1.671.430 (45,8%) santri perempuan (Grafik 4.2). Rasio Santri setiap Pondok Pesantren adalah 142, yang berarti rata- rata setiap Pondok Pesantren mempunyai santri sebanyak 142 orang santri.
Pada gambar 4.3 terlihat bahwa daerah yang paling besar rasio santrinya adalah propinsi Nusa Tenggara Barat yaitu rata-rata 323 santri setiap Pondok Pesantren, sedangkan yang
106
Rasio Santri Pondok Pesantren
- 50 100 150 200 250 300 350
NTB Sumut Gtlo
Aceh Riau Kalteng DKI
Sulut Bengkulu
Sumbar Maluku DIY
Sulteng Sulbar
Sultra Kepri NTT
Grafik 4.3. Rasio Santri Pondok Pesantren
Tabel 4.3. Propinsi dengan Nilai APK Santri Terbesar
Propinsi Nilai APK
Aceh 20,4
Jawa Timur 13,8
Nusa Tenggara Barat 13,7
Banten 13,1
Jawa Barat 11,9
Kalimantan Selatan 8,4
paling kecil adalah propinsi Nusa Tenggara Timur yaitu 74 santri setiap Pondok Pesantren. Angka Partisipasi Kasar (APK) Pondok Pesantren secara nasional adalah 7,16%, dengan daerah yang memiliki nilai APK terbesar adalah propinsi Aceh yaitu 20,38%, sedang nilai APK terkecil adalah propinsi Nusa Tenggara Timur.
Urutan 5 besar APK tertinggi dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
3. Pondok Pesantren Salafiyah Pondok Pesantren penyelenggara Wajar Dikdas Salafiyah berjumlah 4.211 Pondok Pesantren. Berarti sekitar 16,3% Pondok Pesantren merupakan Pondok Pesantren penyelenggara Wajar Dikdas Salafiyah. Jumlah tersebut terdiri dari 2.299 (54,6%) merupakan penyelenggara Wajar Dikdas Salafiyah tingkat Ula dan 3.477 (82,6%) merupakan penyelenggara Wajar Dikdas Salafiyah tingkat Wustha.
Santri yang mengikuti program Wajar Dikdas Salafiyah yaitu berjumlah 338.624 santri, terdiri dari 116.411 (34,4%) santri tingkat Ula dan 222.213 (65,6%) santri tingkat wustha.
Pondok Pesantren
107
Perbandingan Pondok Pesantren Penyelenggara Wajar Dikdas Salafiyah
Pondok Pesantren 25.785 PPS Wajar Dikdas
Salafiyah 4.211 16,3%
Grafik 4.4. Perbandingan PPS Wajar Dikdas dan Pondok Pesantren
116.411 34,4%
222.213 65,6%
- 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000
Santri Tk. UlaSantri Tk. Wustha
Santri Wajar Dikdas Salafiyah
Grafik 4.5. Santri Wajar Dikdas Salafiyah dan santri Peserta Wajar Dikdas
Salafiyah terbanyak terdapat di propinsi Jawa Timur yaitu 1.066 Pondok Pesantren dan 104.911 santri.
4. Tenaga Pengajar
Tenaga Pengajar Pondok Pesantren seluruhnya berjumlah 264.288 orang pengajar. Dengan rasio santri dan pengajar adalah 14, yang berarti rata-rata setiap 1 orang tenaga pengajar membimbing 14 orang santri. Dari jumlah 264.2888 pengajar tersebut terdiri dari 167.788 (63,5%) pengajar laki-laki dan 96.500
(36,5%) pengajar perempuan.
Dan mayoritas pengajar berstatus Non-PNS yaitu berjumlah 97,6%
pengajar.
108
Laki-laki 167.788 63,5%
Perempuan 96.500 36,5%
- 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 160.000 180.000
Laki-laki Perempuan
Perbandingan Jumlah Pengajar Laki-laki dan Perempuan
Grafik 4.6. Perbandingan Pengajar Laki-laki dan Perempuan Tabel 4.4. Tenaga Pengajar Berdasar Pendidikan
Pendidikan Jumlah %
≤ SMA/MA 129.514 49,0 Diploma 65.047 24,6 S1 67.494 25,5
≥ S2 2.233 0,8 Berdasarkan latar pendidikan,
mayoritas pengajar Pondok Pesantren berpendidikan minimal SMA/MA yaitu sebanyak 129.514 (49,0%) pengajar dan paling sedikit berpendidikan S2/S3 yaitu 2.233 (0,8%) pengajar (Tabel 4.4), sedangkan
berdasarkan jabatan, kebanyakan pengajar menjabat sebagai ustadz yaitu sejumlah 200.543 (75,8%) pengajar, selanjutnya sebagai kyai sebanyak 35.139 (13,3%), badal kyai 200.453 (9,7%) dan
terakhir sebagai dosen sejumlah 3.189 (1,2%) pengajar.
II. Pendidikan/Madrasah Diniyah
Pendidikan/Madrasah Diniyah merupakan bagian dari sistem pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan pada jalur formal,
non formal, dan informal, serta berada pada semua jenjang pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi (PP No. 55 tahun 2007).
Pendataan Pendidikan/Madrasah Diniyah tahun 2009-2010 berhasil mendata 55.975 Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA), 8.445 Madrasah Diniyah Wustha (MDW), dan 1.849 Madrasah Diniyah Ulya (MDU) yang tersebar di seluruh Indonesia.
109
Lokasi Madrasah Diniyah
9.774
46.201
2.356
6.089
829 1.020
- 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000 50.000
Dlm PP Luar PP Dlm PP Luar PP Dlm PP Luar PP
MDA MDW MDU
Grafik 4. 7. Lokasi Madrasah Diniyah
Perbandingan Santri laki-laki dan Perempuan
Perempuan;
2.278.250 46,6%
Laki-laki;
2.610.569 53,4%
Grafik 4. 8. Perbandingan Jumlah Santri Laki-laki dan Perempuan
1. Kelembagaan
Berdasarkan lokasi Madrasah Diniyah, sejumlah 9.774 (17,5%) Madrasah
Diniyah Awaliyah berada di dalam Pondok Pesantren, dan 46.201 (82,5%) berada di luar Pondok Pesantren.
Untuk
Madrasah Diniyah Wustha sebanyak 2.356 (27,9%) berada di dalam Pondok Pesantren, dan pada Madrasah Diniyah Ulya sebanyak 829 (44,8%) berada di dalam Pondok
Pesantren. Dengan demikian, mayoritas Madrasah Diniyah diselenggarakan oleh masyarakat berlokasi di luar Pondok Pesantren.
2. Santri /Siswa
Jumlah santri Madrasah Diniyah adalah 4.888.819 orang santri, terdiri dari 4.393.999 (89,9%) santri
MDA, 410.907 (8,4%) santri MDW, dan 83.913 (1,7%) santri MDU.
Jumlah santri berdasarkan jenis kelamin hampir berimbang yaitu 53,4% santri laki-laki dan 46,6% santri perempuan.
110
277.897 71,1%
58.401
14,9% 50.671
13,0%
4.130 1,1%
- 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000
≤ SMA/MA Diploma S1 ≥ S2
Tenaga Pengajar Berdasarkan Pendidikan
Grafik 4. 9. Perbandingan Tenaga Pengajar Berdasarkan Tingkat Pendidikan
311
494
1.310
- 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400
Paket A Paket B Paket C
Lembaga Paket A, B, dan C di bawah Pontren
Grafik 4.10. Jumlah Lembaga Paket A, B, dan C di bawah Pontren
3. Tenaga Pengajar
Pengajar Madrasah Diniyah seluruhnya
berjumlah 391.099 orang, yang terdiri dari 217.071
(55,5%)
pengajar laki-laki dan 174.028 (44,5%)
pengajar perempuan.
Berdasarkan status kepegawaian sebanyak 7.827 (2,0%) pengajar berstatus PNS dan
383.272 (98,0%) pengajar berstatus Non PNS.
Berdasarkan pendidikan,
mayoritas pengajar Madrasah Diniyah berpendidikan minimal SMA/MA yaitu sebanyak
277.897 (71,1%) orang, selanjutnya Diploma sejumlah 58.401 (14,9%) orang, Sarjana S1 sejumlah 50.671 (13,0%) orang, dan Pasca Sarjana
sejumlah 4.130 (1,1%) orang pegawai.
III. Kejar Paket A, B, dan C di bawah Pondok Pesantren
Kelompok Belajar (Kejar) Paket A, B, dan C adalah pendidikan formal pada masyarakat yang difasilitasi oleh pemerintah untuk siswa dengan pembelajaran tidak melalui jalur
111
Kualifikasi Pendidikan Tutor Paket A, B, dan C
< S1 4.089 51,3%
≥ S1 3.876 48,7%
Grafik 4.11. Kualifikasi Pendidikan Tutor Paket A, B, dan C di bawah Pontren
sekolah. Kejar terdiri atas tiga paket:
Paket A, Paket B dan Paket C. Setiap peserta Kejar
dapat mengikuti Ujian Kesetaraan yang
diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Pondok Pesantren sebagai bagian dari satuan pendidikan yang
didirikan oleh masyarakat juga turut serta menyelenggarakan program Paket A, B, dan C tersebut.
1. Kelembagaan
Pondok Pesantren lebih banyak menyelenggarakan program Paket C, kemudian Paket B, dan terakhir Paket A. Pendataan tahun 2009-2010 mencatat sejumlah 1.310 lembaga pendidikan Paket C, 494 lembaga pendidikan Paket B, dan 311 lembaga pendidikan Paket A yang berada di bawah Pondok Pesantren.
2. Peserta dan Tutor Program Paket A, B, dan C
Tercatat sejumlah 93.421 orang peserta program Paket yang terdiri dari 56.128 peserta program Paket C, 20.315 peserta program Paket B, dan 16.978 peserta program Paket A.
Selain itu tercatat 7.965 tutor Paket A, B, dan C. Dari jumlah tersebut 51,3%
berpendidikan di bawah S1, dan 48,7% berpendidikan S1 dan Pascasarjana.
IV. Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ)
Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) adalah lembaga pendidikan keagamaan non formal yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik membaca, menulis,
112
Tabel 4.5. Pendidikan Pengajar TPQ
Pendidikan Jumlah %
≤ SMA 348.483 69,1 D1-S3 96.537 19,1 Lainnya 59.481 11,8
2.803.552 47,1%
3.148.959 52,9%
2.600.000 2.700.000 2.800.000 2.900.000 3.000.000 3.100.000 3.200.000
Laki-laki Perempuan
Santri Taman Pendidikan Qur'an
Grafik 4.12. Santri Taman Pendidikan Al Qur’an memahami, dan mengamalkan
kandungan Al Qur’an (PP Nomor 55 Tahun 2007).
Jumlah lembaga TPQ yang berhasil didata adalah 122.288 lembaga, dengan jumlah santri sebanyak 5.952.511 orang santri yang terdiri dari 2.803.552 (47,1%) santri laki-laki dan 3.148.959 (52,9%) santri perempuan.
Pengajar TPQ keseluruhan berjumlah 504.511 orang, dengan latar pendidikan mayoritas adalah berpendidikan minimal SMA sebanyak 348.483 (69,1%) orang pengajar,
kemudian berpendidikan Diploma–S3 berjumlah 96.537 (19,1%) pengajar, dan pendidikan lainnya (Pondok Pesantren, Diniyah, dll) sebanyak 59.481 (11,8%) pengajar.
V. Majelis Taklim
Jumlah lembaga Majelis Taklim yang berhasil didata adalah 165.224 lembaga, dengan jumlah jamaah sebanyak 9.785.280 orang jamaah yang terdiri dari 4.023.751 (41,1%) jamaah laki-laki dan 5.761.529 (58,9%) jamaah perempuan.
Pengajar Majelis Taklim keseluruhan berjumlah 371.149 orang, dengan latar pendidikan mayoritas adalah berpendidikan minimal SMA sebanyak 174.551 (47,0%) orang pengajar, kemudian berpendidikan lainnya (Pondok Pesantren, Diniyah, dll)
113
Tabel 4. 6. Pendidikan Pengajar Majelis Taklim
Pendidikan Jumlah %
≤ SMA 174.551 47,0
D1-S3 86.022 23,2
Lainnya 110.576 29,8
Jumlah Jamaah Majelis Taklim
Perempuan 5.761.529 58,9%
Laki-laki 4.023.751
41,1%
Grafik 4.13. Jamaah Majelis Taklim berjumlah 110.576 (29,8%) pengajar,
86.022 (23,2%) pengajar. dan pendidikan Diploma-S3 sebanyak 86.022 (23,2%) pengajar.
VI. Pondok Pesantren Muadalah
Pondok Pesantren Muadalah adalah pondok pesantren yang tidak memiliki satuan pendidikan formal tetapi ijazah lulusannya disetarakan dengan jenjang pendidikan formal yang diakui oleh Kementerian Agama.
Penilaian dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama berdasarkan 5 komponen yaitu ; (1) Kurikulum dan Proses Belajar Mengajar, (2) Tenaga Pendidik dan Kependidikan , (3) Peserta Didik, (4) Manajemen Pengelolaan, (5) Sarana dan Prasarana.
Terdapat 32 Pondok Pesantren Muadalah yang tersebar di 8 Propinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Pada pendataan tahun 2009- 2010 terdapat 1.739 guru (catatan : 4 propinsi tidak menyertakan data guru muadalah), dimana 316 (18,2%)
114
316 18,2%
1.423 81,8%
- 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600
< S1 ≥ S1
Pendidikan Guru PP Muadalah
Grafik 4. 14. Pendidikan Guru PP. Muadalah berpendidikan di bawah S1 dan 1.423
(81,8%) berpendidikan minimal S1.