• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Mojokerto, Januari 2021 KEPALA DINAS PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Mojokerto, Januari 2021 KEPALA DINAS PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 i KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, telah tersusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2020 Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto yang berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA-OPD) Tahun 2020.

Laporan ini disusun untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan pengelolaan/penyelenggaraan pemerintahan pada urusan Pangan dan Perikanan sebagaimana yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2016-2021, selama Tahun 2020 dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat .

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2020 ini semoga dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan menjadi sarana evaluasi untuk mengoptimalkan kinerja Organisasi Pemerintah Daerah untuk lebih baik pada masa mendatang.

Mojokerto, Januari 2021

KEPALA DINAS PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MOJOKERTO

NURUL ISTIQOMAH, SE MM Pembina Utama Muda NIP. 19711116 199703 2 004

(3)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ………... 1

B. Landasan Hukum ………... 3

C. Gambaran Umum Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto ………... 3

D. Keadaan Sumberdaya Manusia ………... 9

E. Sistematika Penulisan ………... 10

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ………... 11

A. Rencana Strategis Tahun 2016-2021 ... ..………... 11

1. Visi dan Misi ………... 12

2. Tujuan dan Sasaran Kabupaten Mojokerto ………... 14

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2020 ...………... 21

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ………..………... 26

A. Capaian Kinerja Organisasi………... 26

B. Realisasi Anggaran ………... 39

BAB IV PENUTUP ………... 55

(4)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 ... 9

Tabel 1.2 ... 9

Tabel 1.3 ... 10

Tabel 2.1 ... 21

Tabel 2.2 ... 22

Tabel 2.3 ... 23

Tabel 2.4 ... 24

Tabel 3.1 ... 27

Tabel 3.2 ... 28

Tabel 3.3 ... 29

Tabel 3.4 ... 31

Tabel 3.5 ... 34

Tabel 3.6 ... 36

Tabel 3.7 ... 39

(5)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penguunaan anggaran. Hal yang terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisa terhadap pengukuran kinerja.

Akuntabilitas, sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan yang baik, merupakan pertanggungjawaban atas mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut, maka Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKjIP ) Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2020 ini disusun. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini menyajikan capaian indikator kinerja sasaran sebagai hasil pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2020 yang merupakan pelaksanaan mandat yang diemban oleh Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto melalui Perjanjian Kinerja juga sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang mengharuskan setiap instansi Pemerintah menyusun laporan akuntabilitas.

Selain itu LKjIP ini juga merupakan kebutuhan dalam melakukan analisis dan evaluasi kinerja dalam rangka peningkatan kinerja Pemerintah Kabupaten Mojokerto secara menyeluruh.

Berdasarkan pengukuran indikator kinerja utama, rata-rata capaian indikator

kinerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto tahun 2020 memenuhi target yang ditentukan. Dari 6 (enam) indikator kinerja yang

(6)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 2

digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran strategis dalam Perjanjian Kinerja tahun 2020 Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto, 6 (enam) indikator kinerja tersebut capaian kinerjanya cukup baik. Demikian juga dengan capaian realisasi anggaran tahun 2020 cukup bagus sebesar 87,78

%, walaupun ada refocusing anggaran untuk percepatan penanganan covid-19.

Maksud disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 adalah sebagai evaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bagi aparatur Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto dalam jangka waktu satu tahun anggaran. Tujuan penyusunan LKjIP adalah menyajikan pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah, Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto dalam mencapai sasaran strategis instansi sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja di awal tahun anggaran. Dokumen LKjIP ini dapat digunakan sebagai :

1. Sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto dengan pembanding hasil pengukuran kinerja dan perjanjan kinerja ; 2. Bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja Dinas

Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto ;

3. Bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kegiatan dan kinerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto pada tahun berikutnya.

4. Bahan masukan dan pertimbangan pengambilan kebijakan sektor pangan dan perikanan ;

5. Meningkatkan kualitas perencanaan di segala bidang, baik perencanaan program / kegiatan dan perencanaan penggunaan sumberdaya serta sumber dana;

Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. perumusan kebijakan di bidang pangan dan perikanan ; 2. pelaksanaan kebijakan di bidang pangan dan perikanan;

3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pangan dan perikanan;

(7)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 3

4. pelaksanaan administrasi di bidang pangan dan perikanan;

5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.

B. Landasan Hukum

Dasar hukum yang melandasi disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) hasil Kinerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2020, antara lain :

1. Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

C. Gambaran Umum Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 9 Tahun

(8)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 4

2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Mojokerto dan Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 74 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto, namun nomenklatur baru tersebut belum dilantik oleh Kepala Daerah karena terkendala Undang Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilu Kepala Daerah, yang mana Kepala Daerah saat itu mencalonkan diri sebagai calon Kepala Daerah selanjutnya Bupati terpilih masih menunggu waktu setelah dilantik oleh Gubernur. Adapun susunan organisasi Dinas Pangan dan Perikanan yang baru sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan sebagian tugas Dinas Pangan dan Perikanan untuk mengkoordinasikan bidang-bidang dan memberikan pelayanan administratif serta teknis yang meliputi urusan umum, kepegawaian, penyusunan program dan keuangan.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Sekretaris membawahi : a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ;

1) melakukan pengelolaan dan pembinaan urusan administrasi umum dan kepegawaian;

2) melakukan pengelolaan surat menyurat, kearsipan, ketatalaksanaan, kerumahtanggaan, hubungan masyarakat dan keprotokolan;

3) menyusun rencana kebutuhan, pengadaan, distribusi dan pemeliharaan perlengkapan dan peralatan kantor;

4) menyusun bahan koordinasi dibidang administrasi umum dan kepegawaian;

5) melakukan pengelolaan dan pengamanan aset;

6) menyusun bahan koordinasi pelaksanaan tugas bidang-bidang dan UPTD di lingkungan Dinas dibidang administrasi umum dan kepegawaian;

7) melakukan evaluasi dan menyusun laporan;

(9)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 5

b) Sub Bagian Penyusunan Program ;

1) menyusun bahan koordinasi dan menyusun rencana kerja, rencana program, kegiatan dan anggaran;

2) menyusun bahan koordinasi dan menyusun laporan kinerja;

3) melakukan pengelolaan data dan perencanaan program;

4) menyusun bahan koordinasi dibidang penyusunan program;

5) menyusun bahan koordinasi pelaksanaan tugas bidang-bidang dan UPTD di lingkungan Dinas dibidang penyusunan program;

6) melakukan evaluasi dan menyusun laporan;

c) Sub Bagian Keuangan

1) menyusun bahan koordinasi dan menyusun anggaran keuangan;

2) melakukan pengelolaan dan pembinaan administrasi keuangan;

3) melakukan evaluasi anggaran dan penggunaan keuangan;

4) menyusun laporan keuangan;

5) menyusun bahan koordinasi di bidang keuangan;

6) menyusun bahan koordinasi pelaksanaan tugas bidang-bidang dan UPTD di lingkungan Dinas di bidang keuangan;

7) melakukan evaluasi dan menyusun laporan; dan

3. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan sebagian tugas Dinas Pangan dan Perikanan yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan serta pemantauan dan evaluasi di bidang ketersediaan dandistribusi pangan, membawahi :

a) Seksi Ketersediaan Pangan b) Seksi Distribusi Pangan c) Seksi Kerawanan Pangan

(10)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 6

4. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan sebagian tugas Dinas Pangan dan Perikanan yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan serta pemantauan dan evaluasi di bidang konsumsi dan keamanan pangan, membawahi :

a) Seksi Distribusi Pangan b) Seksi Harga Pangan c) Seksi Cadangan Pangan

5. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan sebagian tugas Dinas Pangan dan Perikanan yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan serta pemantauan dan evaluasi di bidang konsumsi dan keamanan pangan, membawahi :

a) Seksi Konsumsi Pangan

b) Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan c) Seksi Keamanan Pangan

6. Bidang Produksi Perikanan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan sebagian tugas Dinas Pangan dan Perikanan yaitu merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir pengembangan perikanan budidaya, pengembangan perikanan tangkap dan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungan., membawahi :

1) Seksi Perikanan Budidaya 2) Seksi Perikanan Tangkap

3) Seksi Kelembagaan dan Penyuluhan

7. Bidang Usaha dan Agribisnis Perikanan membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan sebagian tugas Dinas Pangan dan Perikanan yaitu merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan usaha dan agribisnis perikanan, membawahi :

(11)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 7

1) Seksi Pengembangan Pengolahan Hasil Perikanan 2) Seksi Bina Mutu dan Usaha

3) Seksi Pengembangan Pemasaran dan Promosi h. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu

(12)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 8

(13)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 9 D. Keadaan Sumber Daya Manusia

Sampai dengan akhir tahun 2020 Pegawai Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto berjumlah 49 (empatpuluh sembilan) orang PNS dan 4 (empat) orang tenaga kontrak dengan rincian menurut jenis pendidikan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Jenis Pendidikan

No Jenis Pendidikan Jumlah (orang)

1. Strata – 2 13

2. Strata – 1 19

3. S L T A 19

4. S L T P 1

J u m l a h 52

Tabel 1.2 Keadaan Personil

No. Golongan Laki-laki (orang) Perempuan (orang)

1 IV / c - 1

2 IV / b 2 -

3 IV / a 7 4

4 III /d 5 4

5 III / c 1 1

6 III / b 2 1

7 III / a 7 4

8 II / d - -

9 II /c 3 2

10 II / b - -

11 II / a 4 -

12 Tenaga Harian Lepas 3 1

Jumlah 34 18

(14)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 10

Tabel 1.3

Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin PNS Tenaga Kontrak

1. Perempuan 17 1

2. Laki-laki 31 3

Jumlah 48 4

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang Pangan dan Perikanan, analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir tersebut, sistematika penyajian Laporan Kinerja Dinas Pangan dan Perikanan adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang B. Landasan Hukum

C. Gambaran Umum Dinas Pangan dan Perikanan D. Keadaan Sumber Daya Manusia

E. Sistematika Penulisan

BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

A. Reviu Rencana Strategis Tahun 2016 – 2021 B. Perjanjian Kinerja Tahun 2020

BAB III Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja Organisasi B. Realisasi Anggaran

BAB IV Penutup

(15)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 11 BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis 2016 – 2021

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategi. Berdasarkan visi dan misi Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 - 2021 dan tujuan pembangunan Kabupaten Mojokerto, maka ditetapkan tujuan pembangunan Dinas Pangan dan Perikanan adalah “Meningkatnya Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap PDRB ”

Untuk menentukan arah, tujuan dan masa depan yang hendak dicapai secara komprehensif, maka disusunlah Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah (Renstra OPD) merupakan konsep yang digunakan dalam menjalankan organisasi.

RENSTRA OPD adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode 5 (lima) tahun, yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi OPD serta berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan bersifat indikatif berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan Renstra 2016 – 2021 Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto telah mengacu kepada RPJMD Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2021 merupakan perencanaan jangka menengah yang bersifat global, yang perlu dijabarkan dalam perencanaan yang lebih mikro dan dijalankan oleh masing-masing OPD. Selanjutnya Renstra dijabarkan secara lebih rinci ke dalam Rencana Kerja Tahunan serta Perjanjian Kinerja yang disusun pada setiap awal tahun anggaran.

(16)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 12

Perencanaan Strategis merupakan proses secara sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi dan sistematis.

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang merupakan instrumen pertanggungjawaban, perencanaan strategis merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan ini merupakan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional.

Dengan demikian rencana strategis Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto merupakan Rencana Induk (master plan) yang komprehensif tentang bagaimana Dinas Pangan dan Perikanan akan mencapai misi dan tujuannya. Rencana Strategis Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang mengacu pada Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Mojokerto 2016-2021 yang disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan perencanaan pembangunan selama lima tahun ke depan berdasarkan visi, misi, tujuan, strategi yang dirumuskan dan disepakati sebagai dasar untuk melaksanakan program dan kegiatan.

1. Visi dan Misi

Visi pembangunan daerah dalam RPJMD Kabupaten Mojokerto 2016-2021 adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah. Visi

Pembangunan Pemerintah Kabupaten Mojokerto untuk periode tahun 2016-2021 adalah:

(17)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 13

“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Mojokerto yang Mandiri, Sejahtera, dan Bermartabat Melalui Penguatan dan

Pengembangan Basis Perekonomian, Pendidikan, serta Kesehatan”

Visi Pembangunan jangka menengah Kabupaten Mojokerto tahun 2016-2021 diwujudkan dengan Misi sebagai berikut :

1. MISI 1 :

Meningkatkan kualitas keimanan dan ketagwaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang selaras dengan semangat revolusi mental untuk memperkuat citra PNS sebagai abdi Negara sekaligus pelayan masyarakat.

2. MISI 2 :

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, akuntabel, bersih, dan berwibawa melalui penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang lebih profesional, aspiratif, partisipatif dan transparan

3. MISI 3 :

Membangun kemandirian ekonomi yang berdimensi kerakyatan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui penguatan struktur ekonomi yang berorientasi pada pengembangan jaringan infrastruktur, UMKM, agrobisnis, agroindustri dan pariwisata .

4. MISI 4 :

Membuka ruang komunikasi yang efektif dan efisien untuk menumbuhkembangkan kepercayaan social (social trust) dan menstimulasi kreatifitas serta inofasi masyarakat berlandaskan pada etika budaya dan kearifan local yang lebih berkarakter.

(18)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 14 5. MISI 5 :

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara memperbesar peluang memperoleh akses pendidikan yang lebih baik untuk mengoptimalkan kemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6. MISI 6 :

Memperlebar akses dan kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang mudah dan murah serta mampu menjangkau semua lapisan masyarakat

7. MISI 7 :

Memperkuat kondusifitas ketertiban dan keamanan serta peningkatan pemberian pelayan prima di semua sektor bagi masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto melaksanakan Misi Pembangunan Kabupaten Mojokerto yang Ke 3 (tiga) yaitu “Membangun kemandirian ekonomi yang berdimensi kerakyatan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui penguatan struktur ekonomi yang berorientasi pada pengembangan jaringan infrastruktur, UMKM, agrobisnis, agroindustri, dan pariwisata”

2. Tujuan dan Sasaran Kabupaten Mojokerto

Tujuan pembangunan Kabupaten Mojokerto adalah penjabaran atau implementasi dari misi daerah yang akan dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 2016-2021, yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif.

Adapun tujuan pembangunan Kabupaten Mojokerto untuk mewujudkan Misi Pembangunan Kabupaten Mojokerto tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Pemberian pembinaan peningkatan disiplin dan peningkatan SDM serta peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan kehidupan bermasyarakat;

(19)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 15

2. Pelaksanaan reformasi birokrasi dan peningkatan kinerja aparatur Pemerintah Daerah;

3. Pemerataan pertumbuhan ekonomi sesuai potensi daerah yang dimiliki Kabupaten Mojokerto;

4. Peningkatan hubungan yang harmonis antara Pemerintah Daerah dan Masyarakat;

5. Peningkatan pelayanan pendidikan bagi masyarakat;

6. Peningkatan pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas;

7. Peningkatan pemberian perlindungan keamanan serta pemberian perlindungan keamanan serta pemberian pelayanan prima.

Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan yang diukur dengan jelas, terintegrasi, terkoordinasi dan konsisten yang akan dicapai dalam kurun waktu 2016–2021 di Kabupaten Mojokerto adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya kualitas keimanan dan ketaqwaan serta implementasinya dalam kehidupan masyarakat;

2. Meningkatnya sumber daya manusia PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mojokerto;

3. Meningkatnya kualitas PNS selaku pelayan masyarakat;

4. Meningkatnya profesionalisme aparatur Pemerintah Daerah sekaligus membangun terwujudnya aspirasi, partisipasi dan transparansi serta keterlibatan peran serta masyarakat;

5. Terciptanya peran serta masyarakat dalam pembangunan ekonomi berdimensi kerakyatan;

6. Terciptanya infrastruktur perekonomian dalam peningkatan pemberdayaan lingkungan sosial ekonomi;

7. Tumbuh dan berkembangnya usaha agrobisnis, agroindustri dan pariwisata serta ketertiban UMKM secara aktif;

8. Terjalinnya hubungan harmonis dengan organisasi kemasyarakatan, keagamaan, tokoh agama dan tokoh masyarakat;

(20)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 16

9. Terjalinnya hubungan yang harmonis serta koordinasi yang efektif mulai dari Pemerintah Daerah sampai ke tingkat Pemerintahan terendah (Pemerintah Desa);

10. Terserapnya informasi, kreativitas dan inovasi masyarakat dan turut serta pada pembangunan daerah;

11. Meningkatnya prasarana pendidikan, tenaga pendidik dan prasarana lainnya yang dapat mendukung terbentuknya SDM yang berkualitas;

12. Terciptanya keselarasan antara imtaq dan iptek yang harus dimiliki oleh semua masyarakat (pelajar);

13. Meningkatnya kualitas prasarana dan sarana rumah sakit dan puskesmas serta peningkatan penyedia tenaga medis dan paramedis;

14. Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat;

15. Meningkatnya rasa aman dan nyaman bagi masyarakat sehingga terwujud suatu kondisi daerah yang dapat mendukung pelaksanaan pembangunan;

16. Meningkatnya pemberian pelayanan yang prima bagi masyarakat baik pelayanan yang bersifat perijinan maupun non perijinan ; Sasaran organisasi yang ditetapkan pada dasarnya merupakan bagian dari proses perencanaan strategis dengan fokus utama berupa tindakan pengalokasian sumber daya organisasi ke dalam strategi organisasi. Oleh karenanya penetapan sasaran harus memenuhi kriteria specific, measurable, agresive but attainable, result oriented dan time bond. Guna memenuhi kriteria tersebut maka penetapan sasaran harus disertai dengan penetapan indikator sasaran, yakni keterangan, gejala atau penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan upaya pencapaian sasaran atau dengan kata lain disebut sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran.

Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto berkewajiban memberikan dukungan, motivasi yang kuat dan ikut bertanggung jawab

(21)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 17

atas tercapainya sasaran Pemerintah Kabupaten Mojokerto sesuai dengan fungsi / bidang kewenangannya.

Berdasarkan makna tersebut maka Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto periode 2016 – 2021 menetapkan 4 (empat) sasaran dengan rincian sebagai berikut :

a. Meningkatnya Ketersediaan Pangan (Food Availibility), Akses Pangan Masyarakat (Food Access) dan Cadangan Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling esensial untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Begitu pentingnya pangan sehingga setiap individu bahkan negara harus mampu mempertahankan pangan. Ketahanan pangan di Indonesia telah ditetapkan dalam Undang- Undang nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan pasal 1. “Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.” Adapun 3 (tiga) aspek ketahanan pangan adalah ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan.

Sedangkan Undang-Undang Pangan mendefinisikan ketersediaan pangan sebagai kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Penyediaan pangan diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan dan konsumsi pangan bagi masyarakat, rumah tangga dan perseorangan secara berkelanjutan. Sebagai indikator pencapaian sasaran adalah :

(1) Persentase Tingkat Ketersediaan Pangan

(2) Persentase Tingkat Ketersediaan Cadangan Pangan

b. Meningkatnya Penanganan Daerah Rawan Pangan

(22)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 18

Masalah pangan akan dapat menjadi pemicu terjadinya masalah rawan pangan dan masalah gizi. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami daerah, masyarakat atau rumah tangga pada waktu tertentu untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologi bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat, yang dapat terjadi karena alas an ekonomi / kemiskinan (kronis) dan dapat juga terjadi akibat keadaan darurat seperti bencana alam maupun sosial (transien). Penanganan rawan pangan dengan melakukan pencegahan kerawanan pangan untuk menghindari terjadinya rawan pangan di suatu wilayah sedini mungkin dan melakukan penanggulangan kerawanan pangan pada daerah yang rawan kronis melalui program-program sehingga rawan pangan di wilayah tersebut dapat tertangani, dan penanggulangan daerah rawan transien melalui bantuan sosial. Sebagai indikator pencapaian sasaran adalah :

(1) Persentase Penanganan Wilayah Rawan Pangan (2) Persentase Pengembangan Desa Mandiri Pangan

c. Meningkatnya Penganekaragaman Konsumsi Pangan

Hasil analisa menunjukkan bahwa upaya penganekaragaman konsumsi pangan sampai saat ini masih belum berjalan sesuai harapan. Pola pangan lokal cenderung ditinggalkan, berubah ke pola beras dan pola mi. Rata-rata kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia juga masih rendah, kurang beragam, masih didominasi pangan sumber karbohidrat terutama dari padi-padian. Implikasinya adalah bahwa dalam mengimplementasi kebijakan penganekaragaman pangan diperlukan penjabaran strategi pokok atau elemen-elemen penting terkait dengan kebijakan umum ketahanan pangan. Berbagai strategi yang terkait dengan upaya penganekaragaman konsumsi pangan antara lain adalah :

(23)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 19

(1) Diversifikasi usaha rumahtangga diarahkan untuk meningkatkan pendapatan produsen, terutama petani, peternak dan nelayan kecil melalui pengembangan usaha tani terpadu

(2) Diversifikasi usaha atau produksi pangan dan diversifikasi konsumsi pangan dilakukan melalui pengembangan diversifikasi usaha tani terpadu bidang pangan, perkebunan, peternakan, perikanan

(3) Pengembangan pangan lokal sesuai dengan kearifan dan kekhasan daerah untuk meningkatkan diversifikasi pangan lokal (4) Pengembangan sumberdaya manusia di bidang pangan dan gizi

dilakukan melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan secara lebih komprehensif.

Sebagai indikator pencapaian sasaran adalah :

(1) Persentase Nilai Skor Pola Pangan Harapan (PPH) (2) Persentase Pangan Yang Aman Dikonsumsi

d. Meningkatnya Produksi dan Konsumsi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat.

Hal ini penting, untuk menghela produksi ikan baik penangkapan maupun budidaya perikanan, yang pada akhirnya membangkitkan sektor kelautan dan perikanan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam konteks pembangunan masyarakat Indonesia, peningkatan konsumsi ikan diharapkan mampu meningkatkan asupan gizi masyarakat, dimana ikan merupakan bahan pangan yang mengandung protein berkualitas tinggi. Hasi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) menunjukkan 8% penduduk Indonesia masih menghadapi permasalahan kekurangan gizi, yang

(24)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 20

tentunya berpotensi menurunkan kualitas hidup dan produktivitas masyarakat.

Selanjutnya pada tahun 2020 s/d 2024, KKP menargetkan peningkatan angka konsumsi ikan nasional dari 56,39 kg/kapita/tahun di tahun 2020 menjadi 62,50 kg/kapita/tahun ditahun 2024. Hal ini berarti, pada periode tersebut KKP merencanakan peningkatan Angka Konsumsi Ikan sebesar 6,11 kg/kapita/tahun.

Pada tahun 2019, KKP dalam hal ini Direktorat Jenderal PDSPKP melakukan survei penghitungan sementara capaian angka konsumsi ikan nasional di 34 provinsi, yang mencapai sebesar 55,95 kg/kapita/tahun.

Dari data ini realisasi sementara angka konsumsi ikan nasional telah melebihi dari target nasional tahun 2019 sebesar 54,49 Kg/kapita/tahun.

Data konsumsi ikan nasional yang dihitung KKP merupakan jumlah kilogram ikan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia selama satu tahun yang dikonversi setara ikan utuh segar. Peningkatan angka konsumsi ikan nasional ini, menggambarkan masyarakat Indonesia mulai terbiasa makan ikan dan diharapkan menjadi transformasi budaya pola makan di keluarga.

Sebagai indikator pencapaian sasaran adalah : (1) Persentase Kenaikan Produksi Konsumsi Ikan (2) Persentase Peningkatan Konsumsi Ikan

Sedangkan kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu.

Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang

(25)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 21

diinginkan. Dengan kata lain kebijakan adalah arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu perubahan.

Kebijakan Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto yang tertuang dalam Rencana Strategis 2016 – 2021 adalah :

a. Peningkatan untuk ketahanan pangan seperti padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, tebu dan daging yang berdampak bagi perekonomian

b. Peningkatan kesejahteraan masyarakat petani dengan fokus pada kelembagaan, sarana prasarana, dan permodalan usaha pertanian dalam arti luas

c. Peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan dan produksi peternakan dengan fokus pada peningkatan kapasitas SDM di bidang pertanian

d. Peningkatan nilai tambah hasil pertanian dengan fokus pada pengembangan produk unggulan daerah

B. Perjanjian Kinerja 2020

Perjanjian Kinerja adalah lembar / dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program / kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja

No Sasaran Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya Ketersedian Pangan (Food Availability ).

Akses Pangan (Food Access),

Persentase tingkat ketersediaan

pangan 3

Persentase Tingkat Ketersediaan

(26)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 22

dan Cadangan Pangan Cadangan Pangan 90

2 Meningkatnya Penanganan Daerah Rawan Pangan dan Jumlah Desa Mandiri Pangan

Persentase penanganan wilayah

rawan pangan 2

Persentase pengembangan desa

mandiri pangan 5

3 Meningkatnya

Penganekaragaman Konsumsi Pangan

Persentase nilai skor Pola Pangan

Harapan (PPH) 5

Persentase pangan yang aman

konsumsi 90

4 Meningkatnya Produksi dan

Konsumsi Perikanan Persentase kenaikan produksi

konsumsi ikan 5

Persentase peningkatan konsumsi

ikan 5

Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja tahun 2020 tersebut, Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto mengalokasikan total anggaran sebelum refocussing sebesar Rp. 2.445.252.920,00 (Dua Miliar Empat Ratus Empat Puluh Lima Juta Dua Ratus Lima Puluh Dua Ribu Sembilan Ratus Dua Puluh Rupiah) yang terbagi dalam 8 (delapan) program yang dilaksanakan oleh 4 bidang dan 1 sekretariat di lingkungan Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.2

Program dan Anggaran 2020 (Sebelum Refocussing Anggaran)

No Program Anggaran (Rp) Ket

1 Pelayanan Administrasi Perkantoran 334.107.920,00 APBD 2020 2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 137.000.000,00 APBD 2020 3 Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan 13.500.000,00 APBD 2020 4 Pembinaan Lingkungan Sosial Lingkup Pangan 418.145.000,00 APBD 2020 5 Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 257.500.000,00 APBD 2020

(27)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 23

6 Distribusi dan Cadangan Pangan 400.000.000,00 APBD 2020 7 Konsumsi dan Keamanan Pangan 390.000.000,00 APBD 2020

8 Produksi Perikanan 495.000.000,00 APBD 2020

Namun pada Maret 2020, melalui Perpu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan / atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan / atau Stabilitas Sistem Keuangan. Selanjutnya ada upaya penanganan bersama antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah melalui realokasi dan refocussing pada APBN dan APBD Tahun Anggaran 2020 untuk penanganan pandemi dan dampak covid-19 yang dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor 119/2813/SJ dan Nomor 177/KMK.07/2020 tentang Percepatan Penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2020 Dalam Rangka Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Serta Pengamanan Daya Beli Masyarakat dan Perekonomian Nasional.

Terkait penanganan covid - 19, Pemerintah Kabupaten Mojokerto juga melaksanakan refocussing anggaran terhadap semua Perangkat Daerah termasuk Dinas Pangan dan Perikanan, sehingga anggaran berubah menjadi Rp. 1.936.077.935,00 (Satu Miliar Sembilan Ratus Tiga Puluh Enam Juta Tujuh Puluh Tujuh Ribu Sembilan Ratus Tiga Puluh Lima Rupiah), dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.3

Program dan Anggaran 2020 (Setelah Refocussing Anggaran)

No Program Anggaran (Rp) Ket

1 Pelayanan Administrasi Perkantoran 250.539.985,00 APBD 2020 2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 98.500.000,00 APBD 2020 3 Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan 13.500.000,00 APBD 2020 4 Pembinaan Lingkungan Sosial Lingkup Pangan 818.145.000,00 APBD 2020

(28)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 24

5 Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 39.752.400,00 APBD 2020 6 Distribusi dan Cadangan Pangan 352.900.000,00 APBD 2020 7 Konsumsi dan Keamanan Pangan 47.404.400,00 APBD 2020

8 Produksi Perikanan 315.336.150,00 APBD 2020

Dari table di atas, ada beberapa program yang tidak bisa dilaksanakan, sedangkan kegiatan yang masih bisa dilaksanakan dan justru ada tambahan adalah kegiatan yang dianggap sebagai salah satu upaya penanganan covid- 19.

Berikut juga disampaikan program dan anggaran Dinas Pangan dan Perikanan setelah adanya perubahan pada Oktober 2020 dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 4.368.741.935,00 (Empat Miliar Tiga Ratus Enam Puluh Delapan Juta Tujuh Ratus Empat Puluh Satu Ribu Sembilan Ratus Tiga Puluh Lima Rupiah) :

Tabel 2.4

Program dan Anggaran Perubahan 2020

No Program Anggaran (Rp) Ket

1 Pelayanan Administrasi Perkantoran 314.539.985,00 P-APBD 2020 2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 193.640.000,00 P-APBD 2020 3 Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan 13.500.000,00 APBD 2020 4 Pembinaan Lingkungan Sosial Lingkup Pangan 1.205.245.000,00 P-APBD 2020 5 Ketersediaan dan Kerawanan Pangan 103.102.400,00 P-APBD 2020 6 Distribusi dan Cadangan Pangan 777.727.000,00 P-APBD 2020 7 Konsumsi dan Keamanan Pangan 663.551.400,00 P-APBD 2020

8 Produksi Perikanan 1.097.436.150,00 P-APBD 2020

Masih dalam rangka percepatan penanganan Covid-19, pada September 2020, Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto menyampaikan usulan kegiatan pemulihan ekonomi yang bersumber dari Dana Insentif Daerah ( DID Periode 2 ) Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp. 913.350.000,00 (Sembilan Ratus Tiga Belas Juta Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah), yang diarahkan untuk kegiatan :

(29)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 25

1. Peningkatan Konsumsi Pangan Sehat dan Diversifikasi Pangan Melalui Pekarangan Pangan Lestari (P2L)

2. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Kawasan Organik 3. Pemberdayaan Pelaku Usaha Poklahsar

4. Penyediaan Sarana Produksi Perikanan Budidaya 5. Pemberdayaan Unit Pembenihan Rakyat

(30)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 26 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan / kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi sesuai dengan Peraturan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Sebagai salah satu pilar good governance, akuntabilitas menempati posisinya sebagai media penghubung kedua pilar lainnya yaitu transparansi dan partisipasi masyarakat. Sesuai fungsinya sebagai mediator inilah, akuntabilitas dapat diartikan bentuk tanggung jawab pemerintah daerah untuk menjelaskan kepada pemberi amanat mengenai hasil yang dicapai atas pelaksanaan tugas atau amanah yang diembannya. Simpangan yang terjadi antara realisasi dengan hasil yang diharapkan akan tercapai, menuntut penjelasan yang sistematik, logis dan transparan dalam kerangka anggaran berbasis kinerja. Simpangan inilah yang kemudian kita menyebutnya dengan istilah “kinerja” diperoleh dengan melalui tahapan-tahapan pengumpulan data kinerja, pengukuran data kinerja, dan terakhir analisa atas setiap pencapaian kinerja baik positif maupun negatif. Political will jajaran birokrasi Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam mengelola data kinerja adalah gambaran yang tajam mengenai keinginan Pemerintah Kabupaten mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance) melalui budaya berakuntabilitas dengan melakukan penilaian, analisa dan evaluasi atas setiap indikator kinerja yang telah ditetapkan pada awal tahun di setiap bidang penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten sebagai berikut:

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Indikator kinerja adalah media untuk menilai ukuran pencapaian suatu kinerja tertentu. Bagi stake holder hasil pengukuran dapat digunakan untuk memberikan penilaian atas keberhasilan pemerintah kabupaten menjalankan program-program pembangunan yang telah disepakati dalam Arah Kebijakan

(31)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 27 Umum Daerah. Sedangkan bagi Kepala Daerah, media ini adalah alat yang paling efektif dan cepat untuk menginformasikan setiap perubahan pelaksanaan maupun kendala yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Dengan tersedianya informasi yang cepat, bisa dipastikan bahwa langkah-langkah solutif dapat segera dilakukan sehingga menjamin bahwa program pembangunan berjalan sesuai dengan koridor yang telah disepakati dengan pihak legislatif.

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan yang diperoleh dengan memanfaatkan data kinerja. Pengukuran kinerja mencakup :

1. kinerja kegiatan merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan

2. pencapaian sasaran instansi pemerintah merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana dituangkan dalam dokumen rencana kinerja.

Hasil pengukuruan kinerja dengan menggunakan skala pengukuran kinerja, yang dibuat dengan menggunakan skala pengukuran ordinal sebagai berikut :

Tabel 3.1

Skala Pengukuran Kinerja

No Jumlah Nilai Kategori

1 85 – 100 Sangat berhasil

2 70 - < 85 Berhasil

3 55 - < 70 Cukup berhasil

4 < 55 Tidak berhasil

Pengukuran kinerja dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja.

Pengumpulan data kinerja dilakukan untuk memperoleh data kinerja yang akurat, lengkap dan tepat waktu sehinga bermanfaat bagi pengambilan keputusan dan perbaikan dengan tidak meninggalkan prinsip efisiensi, efektifitas dan penghematan biaya. Analisis tentang pencapaian kinerja secara keseluruhan dimaksudkan sebagai bahan laporan tentang keberhasilan ataupun kegagalan kepada atasan dan pihak-pihak yang berkepentingan.

(32)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 28 Pengukuran tingkat capaian kinerja organisasi Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran serta membandingkan capaian kinerja. Rincian tingkat capaian kinerja masing- masing indikator tersebut seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.2

PENCAPAIAN KINERJA BERDASARKAN PERJANJIAN KINERJA 2020

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

1 2 3 4 5 6

1 Meningkatnya Ketersedian Pangan (Food Availability ).

Akses Pangan (Food Access), dan Cadangan Pangan

Persentase tingkat

ketersediaan pangan 3 0,7 23,3%

Persentase Tingkat Ketersediaan Cadangan

Pangan 90 45,32 50,4%

2 Meningkatnya Penanganan Daerah Rawan Pangan dan Jumlah Desa Mandiri Pangan

Persentase penanganan

wilayah rawan pangan 2 1,24 62%

Persentase

pengembangan desa

mandiri pangan 2 0,75 37,5%

3 Meningkatnya Penganekaragaman Konsumsi Pangan

Persentase nilai skor Pola

Pangan Harapan (PPH) 5 0 0%

Persentase pangan yang

aman konsumsi 90 89 98,9%

4 Meningkatnya Produksi

dan Konsumsi Perikanan Persentase kenaikan

produksi konsumsi ikan 5 4,75 95%

Persentase peningkatan

konsumsi ikan 5 4,75 95%

(33)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 29 Dari table tersebut di atas, bisa dilihat bahwa capaian indikator kinerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto sebagai berikut :

1. Persentase Tingkat Ketersediaan Pangan

Salah satu cara untuk mengetahui tingkat ketahanan pangan adalah dengan mengukur rasio ketersediaan dengan konsumsi pangan. Rasio pangan ini berguna sebagai masukan bagi pemangku kepentingan untuk memperbaiki dan meningkatkan penyediaan pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan Kabupaten Mojokerto, berikut data ketersediaan pangan sampai dengan Desember 2020 :

Tabel 3.3

Data Ketersediaan Pangan Tahun 2020

Komoditas Luas Lahan

(Ha)

Luas Panen

(Ha)

Produktiv itas (Kw/Ha)

Produksi

(Ton) Ketersediaan

(Ton) Kebutuhan Konsumsi Riil

(Ton)

Surplus/

Minus (Ton) Padi 50.553 23238,38 56,21 130622,92 82.553,68 108.525,78 (25.972,10) Jagung 28.142 19190,53 56,79 108982,16 68.876,73 2.370,00 66.506,73

Kedelai 1.306 124,40 16,07 201,51 127,35 6.342,00 (6.214,65)

Kacang Tanah 630 270,47 13,45 363,78 229,91 437,40 (207,49)

Kacang Hijau 2.930 41,09 8,61 35,38 22,36 218,64 (196,28)

Ubi Kayu 352 375,01 164,48 6168,09 3.898,23 5.082,88 (1.184,65) Ubi Jalar 1.983 1371,31 391,94 53747,32 33.968,31 3.733,80 30.234,51

Dari data table di atas, untuk ketersediaan komoditas selain jagung dan ubi jalar adalah minus, antar lain padi 25.972,10 ton, kedelai 6.214,65 ton.

Sedangkan untuk memenuhinya harus mendatangkan dari daerah lain.

Data tersebut di atas berdasarkan eksisting lahan yang ada di Kabupaten Mojokerto, tanpa memperhatikan impor dari luar daerah. Namun sepanjang tahun 2020, tidak ada gejolak harga pangan walaupun ketersediaan pangan hanya jagung dan ubi jalar yang surplus. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi pangan di Kabupaten Mojokerto cukup bagus.

2. Persentase Tingkat Ketersediaan Cadangan Pangan

Persoalan pangan tidak semata menjadi domain tanggung jawab Pemerintah, namun perlu melibatkan dan memberdayakan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan. Pasal 33 ayat 2 Undang-Undang

(34)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 30 Pangan Nomor 18 Tahun 2012 mengamanatkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi pengembangan cadangan pangan masyarakat sesuai dengan kearifan lokal. Pengembangan cadangan pangan masyarakat ini, memiliki dua sisi relevansi yakni :

a. memantapkan keberadaan cadangan pangan untuk mewujudkan keterjaminan atas ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat. Untuk itu perlu ada sinergitas antar anggota kelompok penerima manfaat, penyuluh pertanian, aparat ketahanan pangan pusat dan daerah.

b. mengembangkan peran serta masyarakat secara optimal untuk mengembangkan kelembagaan cadangan pangan masyarakat. Hal ini mengarah pada upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kegiatan usaha ekonomi produktif di bidang pangan yang pengelolaannya dilakukan secara sinergis oleh kelembagaan lumbung pangan masyarakat.

Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) memiliki peran strategis dalam penyediaan pangan untuk penanganan bencana, kerawanan pangan, kondisi darurat serta menjaga stabilisasi harga pangan di daerah. Salah satu kelebihan CPPD adalah apabila terjadi bencana alam, non alam atau sosial dalam skala kecil dan bersifat lokal, pemerintah daerah dapat langsung menyalurkan bantuan kepada korban bencana. Berikut data cadangan pangan Kabupaten Mojokerto Tahun Anggaran 2019 – 2020 :

(35)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 31 Tabel 3.4

Data Cadangan Pangan Pemerintah

Tahun Anggaran Volume Gabah Kering Giling

Penyaluran Sisa Stok Gabah Kering Giling

2019

30,769 ton gabah setara 19,077 ton beras

20,303 ton gabah setara 12,6 ton beras

10,466 ton gabah setara 6,477 ton beras

2020

33,33 ton gabah setara 20 ton beras

0,65 ton gabah setara 0,4 ton beras

64.08 ton gabah setara 38,448 ton beras

Jumlah

64,099 ton gabah setara 39,077 ton beras

20,953 ton gabah setara 12,5 ton beras

74,546 ton gabah atau setara 46,964 ton beras

Dari data tersebut di atas, Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Mojokerto hampir mendekati jumlah standar cadangan pangan kabupaten / kota, sedangkan sisa stok saat ini sebesar 74,546 ton gabah kering giling atau setara 46,964 ton beras setelah didistribusikan untuk keperluan bencana alam maupun pandemi. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/ 12/2012 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/ Kota, bahwa cadangan pangan Pemerintah Kabupaten/Kota 100 ton beras atau setara 200 ton gabah kering giling, sedangkan untuk Provinsi sebesar 200 ton beras atau setara 400 ton gabah kering giling.

Sedangkan apabila mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11/Permentan/KN.130/4/2018 tentang Penetapan Jumlah Cadangan Beras Pemerintah Daerah, perhitungan jumlah Cadangan Beras Pemerintah Kabupaten (CBPK) berdasarkan kriteria sebagai berikut :

a. Jumlah Penduduk

b. Konsumsi beras per kapita per tahun c. Proporsi terhadap cadangan beras nasional

(36)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 32 Asumsi perhitungan Cadangan Beras Pemerintah Provinsi (CBPP) dan Cadangan Beras Pemerintah Kabupaten (CBPK) :

a. Cadangan Beras Nasional sebesar 20 % (AFSIS) dari total kebutuhan beras nasional. Cadangan tersebut terbagi atas 11,5 % di masyarakat, 8

% dikuasai oleh Pemerintah Pusat dan 0,5 % di Pemerintah Daerah.

b. Pemerintah Daerah memiliki kontribusi dalam penyediaan cadangan pangan nasional sebesar 0,5 %. Angka tersebut menjadi proporsi utama dalam perhitungan CBPP.

c. Cadangan Beras Total Provinsi adalah Cadangan Beras Pemerintah Provinsi ditambah dengan Cadangan Beras Pemerintah Kab/Kota di Provinsi.

d. Cadangan Beras Pemerintah Provinsi diasumsikan memiliki proporsi 20 % dari total Cadangan Beras Total Provinsi.

Cadangan Beras Kabupaten Mojokerto bisa diketahui pada penghitungan berikut :

a. Cadangan Beras Total Provinsi Jawa Timur Diketahui :

Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Timur : 39.577.201 jiwa

Konsumsi beras per kapita per tahun di provinsi : 91,3 kg/kap/tahun Cadangan Beras Total Provinsi :

(0,5% 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) 1000

= ( 0,5 % 𝑥 39.577.201 𝑥 91,3 ) 1000

= 18.067 ton

b. Cadangan Beras Pemerintah Provinsi Jawa Timur Diketahui :

Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Timur : 39.577.201 jiwa

Konsumsi beras per kapita per tahun di provinsi : 91,3 kg/kap/tahun Perhitungan :

CBPP Jawa Timur = 20% x Cadangan Beras Total Provinsi

= 20% x 18.067 ton

= 3.613 ton ≈ 1.000 ton

(37)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 33 c. Cadangan Beras Pemerintah Kabupaten Mojokerto

Diketahui :

Jumlah Penduduk Kabupaten Mojokerto : 1.082.916 jiwa Perhitungan :

CBPK Kab. Mojokerto = 80% 𝑥 CBT Provinsi (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐾𝑎𝑏/𝐾𝑜𝑡𝑎) 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢d𝑢𝑘 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 = 80% 𝑥 18.067 ton ( 1.082.916 )

39.577.201 = 395 ton

3. Persentase Penanganan Wilayah Rawan Pangan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2010 tentang Pedoman Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi, pengertian kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu atau sekumpulan individu di suatu wilayah untuk memperoleh pangan yang cukup dan sesuai untuk hidup sehat dan aktif. Kerawanan pangan dapat juga diartikan sebagai kondisi suatu daerah, masyarakat atau rumah tangga yang tingkat ketersediaan dan keamanan pangannya tidak cukup untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan sebagian masyarakat.

Hasil analisa Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) atau Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten Mojokerto bahwa desa rentan pangan prioritas 1-3 sebanyak 24 desa dari 304 desa dan kelurahan (7,89 %) yang terdiri dari 2 (dua) desa (0,66 %) masuk prioritas 1, 5 (lima) desa (1,64 %) masuk prioritas 2, dan 17 (tujuhbelas) desa (5,59 %) prioritas 3, sebagaimana data berikut :

(38)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 34 Tabel 3.5

Kecamatan Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3

Gondang Desa Dilem Desa Begaganlimo Desa Gumeng

Desa Kalikatir Desa

Kebontunggul Desa Ngembat Desa Bening Desa Tawar Desa Karangkuten

Ngoro Manduromanggunggajah Desa Kunjorowesi

Jetis Desa Lakardowo

Trowulan Desa Tawangsari

Jatirejo Desa Sumberjati Desa Lebakjabung

Pacet Desa Candiwatu

Desa

Mojokembang

Dlanggu Desa Talok

Trawas Desa Kedungudi

Desa

Ketapanrame Desa Sukosari

Pungging Desa Curahmojo

Dawarblandong Desa Temuireng

Desa

Brayublandong

Desa/kelurahan diklasifikasikan dalam 6 (enam) kelompok ketahanan pangan dan gizi berdasarkan tingkat keparahan serta penyebab situasi ketahanan pangan dan gizi, yaitu :

a. Prioritas 1 tingkat rentan pangan tinggi b. Prioritas 2 tingkat rentan pangan sedang

(39)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 35 c. Prioritas 3 tingkat rentan pangan rendah

Sedangkan untuk prioritas 4,5,6 merupakan wilayah tahan pangan rendah, sedang dan prioritas 6 tahan pangan tinggi.

4. Persentase Pengembangan Desa Mandiri Pangan

Desa Mandiri Pangan adalah desa yang masyarakatnya mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi melalui pengembangan subsistem ketersediaan, subsistem distribusi, dan subsistem konsumsi dengan memanfaatkan sumberdaya setempat secara berkelanjutan. Program peningkatan ketahanan pangan dan penanganan kerawanan pangan di wilayah Kabupaten Mojokerto diarahkan pada :

a. Peningkatan penyediaan pangan di daerah non sentra produksi dengan mengoptimalkan sumberdaya pangan lokal.

b. Pembukaan lahan pertanian baru.

c. Penanganan kemiskinan melalui penyediaan lapangan kerja, padat karya, redistribusi lahan, pembangunan infrastruktur dasar (jalan, air bersih) dan pemberian bantuan social serta pembangunan usaha produktif / UMKM / padat karya untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.

d. Peningkatan akses air bersih melalui penyediaan fasilitas dan layanan air bersih, sosialisasi dan penyuluhan.

e. Penyediaan tenaga kesehatan

Desa mandiri pangan berdasarkan prioritas, ada pada prioritas 5 dan 6 sebagaimana tabel berikut berdasarkan FSVA Kabupaten Mojokerto :

(40)

LKJIP Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto 2020 36 Tabel 3.6

Prioritas Jumlah Desa Persentase Keterangan

1 2 0,66 Sangat rentan rawan pangan

2 5 1,65 Rentan rawan pangan

3 17 5,59 Cukup rawan pangan

4 44 14,47 Cukup tahan pangan

5 70 23,03 Tahan pangan

6 166 54,61 Sangat tahan pangan

Dari data di atas, desa sangat tahan pangan persentase relative tinggi yaitu 54,61 % sedangkan desa tahan pangan 23,03 %.

5. Persentase Nilai Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Penghitungan Skor Pola Pangan Harapan dimaksudkan untuk menganalisa pola konsumsi pangan suatu masyarakat terhadap pola konsumsi pangan yang ideal, Skor PPH ini berfungsi sebagai Indikator mutu gizi dan keragaman konsumsi atau pangan, dan merupakan baseline data untuk mengestimasi kebutuhan pangan ideal di suatu wilayah.

PPH merupakan susunan beragam pangan yang didasarkan atas proporsi keseimbangan energi dari berbagai kelompok pangan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya, baik dalam jumlah maupun mutu dengan mempertimbangkan segi daya terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama. PPH mencakup 9 (Sembilan) bahan pangan yaitu :

a. Padi-padian yang terdiri atas beras, jagung, terigu dan padi-padian lainnya.

b. Makanan berpati atau umbi-umbian yang terdiri dari kentang, ubi kayu, sagu, talas dan umbi-umbian lainnya.

c. Pangan hewani yang terdiri dari ikan, daging, telur, susu dan lemak hewani.

d. Lemak dan minyak yang terdiri dari minyak kelapa, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan margarin.

e. Buah biji berminyak yang terdiri dari kelapa, kemiri, kenari, mete dan coklat

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

ini yaitu tersedianya operasional UPTD Pasar Ikan selama 12 bulan, sedangkan Outcomenya yaitu meningkatnya pengelolaan UPTD Pasar Ikan dalam penyediaan jasa

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Koperasi dan UKM DIY Tahun 2020 disusun berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2020. LKjIP Dinas Koperasi dan UKM DIY Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban kegiatan dalam pelaksanaan misi organisasi

BAB IV berisi kontribusi kegiatan PKTQ dalam membentuk karakterikstik generasi muda Qur’ani di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan hidayahNya yang diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti diberikan kesabaran, kekuatan,

Pada dasarnya, tujuan utama dari pembelajaran bahasa adalah kemampuan dalam menggunakan bahasa tersebut se-natural mungkin (meskipun hal itu tidak selalu menjadi tuntutan),

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) TAHUN 2020 DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN DEMAK 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat

Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam hal menyiapkan bahan perumusan kebijakan di bidang perencanaan, keuangan dan pelaporan, umum, kepegawaian dan aset