• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri

Kehadiran BSM sejak tahun 1990, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan monoter 1997-1998.

Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan monoter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.

Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitulasi sebagai bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT. Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bak lain serta mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah dikelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai

(2)

respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberikan peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah menandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konvensi PT. Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam akta Notaris : Sutjipto, SH, No.

23 tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.

1/24/KEP.BI/1999.25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.

1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT. Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT. Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

2. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri KC. Banjarmasin

Susunan struktur organisasi Bank Syariah Mandiri KC. Banjarmasin adalah sebagai berikut:

(3)

,

.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin Sumber: Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin

(4)

3. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri 1. Visi Bank Syariah Mandiri:

“Memimpin Pengembangan Peradaban Ekonomi yang Mulia”

2. Misi Bank Syariah Mandiri:

a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industry yang berkesinambungan.

b. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada semua sekmen UMKM.

c. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.

d. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

e. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

4. Deskripsi Jabatan

Deskripsi jabatan Bank Syariah Mandiri KC. Banjarmasin, adalah sebagai berikut:

a. Kepala Cabang, memimpin, mengelola, mengawasi/mengendalikan, mengembangkan kegiatan dan mendayagunakan sarana organisasi cabang untuk mendapat tingkat serta volume aktivitas pemasaran, operasional dan layanan cabang yang efektif dan efesien sesuai dengan target yang telah ditetapkan secara prudent.

b. Marketing Manager, memastikan tercapainya target-target pembiayaan, dana dan fee based income cabang yang telah ditetapkan kantor pusat.

c. RBO (Retail Banking Officer), merealisasikan target pembiayaan dan fee based income yang telah didistribusikan oleh marketing manager.

d. PBO (Personal Banking Officer), merealisasikan target pendanaan dan fee based income yang didistribusikan oleh marketing manager.

(5)

e. BBO (Branch Banking Officer), melaksanakan pengawalan terhadap seluruh nasabah pembiayaan yang dikelola agar kolektibilitas lancar.

f. Salles Assistant atau Pelaksana Marketing Support (PMS), tercapainya pelaksanaan kegiatan administrasi pendanaan dan pembiayaan.

g. Service Manager, memastikan aktivitas operasional cabang terkelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan target bidang operasional cabang tercapai sesuai ketetapan kantor pusat.

h. Customer Service Officer (CSO), mengelola kegiatan operasional dan pelayanan nasabah sesuai dengan ketentuan dan standar pelayanan.

i. Customer Service (CS), melaksanakan kegiatan operasional dan pelayanan nasabah sesuai dengan ketentuan dan standar pelayanan.

j. Head Teller, mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan operasional/pelayanan transaksi teller dan memastikan keamanan serta efektifitas kegiatan cash management cabang.

k. Teller melayani kegiatan penyetoran dan penarikan uang tunai (rupiah dan valuta asing), pengambilan/penyetoran non tunai &

surat-surat berharga dan kegiatan kas lainnya serta terselenggaranya layanan di bagian kas secara benar, cepat, dan sesuai dengan standar pelayanan bank.

l. TRA Officer atau Domestic & Clearing Officer (DCO), memastikan ketetapan waktu dan kepatuhan pelayanan transfer, inkaso, kliring, dan aktivitas domestic & clearing lainnya.

m. Pelaksana TRA atau pelaksana Domestic & Clearing (D&C), memastikan kecepatan dan kebenaran pelayanan transfer, inkaso, kliring, dan aktivitas D&C lainnya untuk memenuhi kepuasan nasabah.

(6)

n. IT Coordinator, mengelola memonitoring dan melakukan sosialisasi penggunaan teknologi informasi dalam mendukung operasional outlet di seluruh wilayah cabang terkait.

o. Pelaksana GSA (General Support Assistant), terpenuhinya kebutuhan pegawai sesuai kondisi cabang dan terlaksananya pengembangan karir pegawai sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan pegawai yang bersangkutan dan penyediaan kebutuhan sarana dan prasarana kantor untuk mendukung kegiatan operasional dan marketing cabang.

p. CFO (Chief Financial Officer), bertanggung jawab untuk mengelola resiko korporasi, bertanggung jawab untuk perencanaan keuangan dan pencatatan serta pelaporan keuangan untuk manajemen yang lebih tinggi.

q. ASM (Area Sales Manager), bertanggungjawab dalam pencapaian target penjualan asuransi yang dilakukan oleh FA (Financial Advisor), bertanggungjawab juga dalam pelaporan kegiatan penjualan asuransi.

5. Produk Umum Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin

Dalam menjalankan kegiatan operasional, Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin memiliki berbagai produk dan jasa yang ditawarkan kepada masyarakat luas. Adapun produk dan jasa Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.1 Produk Umum Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin

No Produk Keterangan

1 Tabungan BSM Merupakan tabungan harian yang menggunakan mata uang rupiah.

Rekening ini berdasarkan sistem Akad mudharabah mutlaqah.

(7)

Lanjutan

Nasabah bisa memilih dengan fitur ATM atau tanpa ATM. Baik perorangan (lembaga, organisasi, perkumpulan, dll) diperbolehkan buka rekening ini.

2 Tabungan BSM Simpatik

Produk Bank Syariah Mandiri yang ini hampir sama dengan Tabungan BSM yang di atas. Bedanya Tabungan BSM Simpatik menggunakan sistem wadhi’ah dan hanya ditujukan perorangan saja.

3 TabunganKu BSM TabunganKu merupakan program pemerintah untuk meningkatkan gemar menabung pada masyarakat.

TabunganKu ada di seluruh bank Indonesia, termasuk juga di Mandiri.

Baik Mandiri konvensional maupun syariah memilikinya. Namun keduanya ada bedanya. Berikut inilah sedikit info mengenai TabunganKu di Bank Mandiri Syariah.

4 Tabungan

Berencana BSM

Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan.

5 Tabungan Investa Cendekia BSM

Jenis produk Bank Syariah Mandiri yang satu ini menggunakan dasar prinsip mudharabah muthlaqah.

Rekening ini sangat cocok dipilih jika

(8)

untuk keperluan pendidikan anak- anak. Merupakan tabungan berjangka dengan setoran bulanan tetap.

6 Tabungan Kurban BSM

Bank Mandiri Syariah terkenal sebagai salah satu bank yang mempermudah nasabahnya untuk menyalurkan zakat, infak, dan sedekah. Tidak hanya itu, ternyata bank ini juga mengeluarkan produk Tabungan Kurban BSM.

Sesuai namanya, tentu tabungan ini cocok bagi anda yang merencanakan ibadah kurban dan aqiqah.

7 Tabungan Pensiun BSM

Produk ini merupakan hasil kerjasama BSM dengan PT Taspen yang diperuntukkan bagi pensiunan pegawai negara Indonesia. Akad dasarnya mudharabah muthlaqah.

8 Tabungan Dolar BSM

Sebenarnya produk Bank Syariah Mandiri ini seperti tabungan harian biasa. Perbedaannya Cuma mata uang yang digunakannya, yaitu dolar.

9 Pembiayaan Griya BSM

Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer dengan sistem murabahah.

10 Gadai Emas BSM Pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif

(9)

memperoleh uang tunai dengan cepat.

11 Mudharabah BSM Pembiayaan atas seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

12 Musyarakah BSM Pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Dapat dipergunakan untuk keperluan usaha (investasi, modal kerja) dan pembiayaan konsumer.

13 Murabahah BSM Pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Dapat dipergunakan untuk keperluan usaha (investasi, modal kerja) dan pembiayaan konsumer.

14 Tabungan Mabrur BSM

Merupakan tabungan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah.

Adapun bagi hasil Tabungan Mabrur BSM ini adalah 34% untuk nasabah dan 66% untuk bank.

Sumber: www.mandirisyariah.co.id

(10)

6. Produk Tabungan Mabrur Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin Tabungan Mabrur adalah tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu pelaksanaan ibadah haji dan umrah, yang dibuat berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah. Nasabah tabungan mabrur haji dan umrah di Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan umat Islam (perorangan) yang berumur 17 tahun keatas dan berminat menunaikan ibadah haji dan umrah. Tabungan haji ini menetapkan setoran awal Rp. 100.000 dengan setoran selanjutnya minimal Rp.

100.000 dan saldo minimal Rp. 100.000. Untuk memastikan bahwa tabungan ini efektif, Bank Syariah Mandiri menetapkan bahwa Tabungan Mabrur tidak dapat dicairkan kecuali untuk melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji/Umrah (BPIH).

Saldo minimal untuk didaftarkan ke SISKOHAT adalah Rp.

25.100.000 atau sesuai ketentuan dari Kementrian Agama dan biaya penutupan rekening karena batal Rp. 25.000. Nasabah tidak akan langsung didaftarkan ke dalam Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Kementrian Agama oleh Bank kecuali saldo pada rekening nasabah sudah cukup (sesuai ketentuan pemerintah yang berlaku mengenai biaya minimal pendaftaran haji melalui SISKOHAT) dan atas perintah nasabah.

Bagi nasabah yang batal karena meninggal dunia sebelum terdaftar pada SISKOHAT, maka pewarisan hak atas Tabungan Mabrur Haji dan Umrah diserahkan kepada ahli waris yang sah menurut hukum atau pihak lain yang ditunjuk sesuai hukum. Bagi hasil tabungan mabrur Bank Syariah Mandiri adalah nasabah 34% dan bank 66%.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian tentang Produk Tabungan Haji di PT. Bank Mandiri Syariah KC Banjarmasin, meliputi penerapan akad dan perlakuan akuntansi.

(11)

1. Penerapan Akad Mudharabah pada Produk Tabungan Haji di PT.

Bank Mandiri Syariah KC Banjarmasin

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Rizqa yang menjabat sebagai Customer Service terhadap prosedur pembukaan tabungan haji pada BSM KC Banjarmasin. Syarat dan prosedur pembukaan tabungan yang dimaksudkan untuk mengetahui tahap-tahap yang harus dilalui sebelum nasabah membuka dan bisa menunaikan obadah haji.

Tujuannya adalah untuk mempermudah bank dalam memproses tabungan haji tersebut. Prosedur pembukaan rekening yang ada di dalam tabungan haji.

Seluruhnya hampir sama dengan pembukaan rekening syariah lainnya, hanya saja yang membedakan yaitu prosesnya saja. Dalam pembukaan tabungan haji nasabah bebas dari biaya administrasi atau dengan kata lain bebas dari biaya pembukaan rekening, biaya pengelola rekening, namun dikenakan biaya penutupan rekening.

Syarat untuk menjadi nasabah dari Tabungan Haji Indonesia (THI) calon nasabah dapat membuka rekening THI diseluruh cabang/capem (cabang pembantu) Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) telah tersambung oleh Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) yang berada dalam satu provinsi dengan domisili nasabah.

Setoran pertama dan merupakan saldo minimal Rp. 100.000,- selanjutnya minimal Rp.100.000,- juga. Adapun nasabah dapat melakukan transaksi setoran dan penarikan melalui semua kantor cabang dan dilakukan oleh penabung sendiri atau pihak lain secara tunai. Akan tetapi penarikan itu sendiri hanya dilakukan bersamaan dengan penutupan rekening tabungan haji. Penutupan rekening dilakukan pada saat:

a. Nasabah melakukan setoran BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) sesuai tahun keberangkatan.

b. Nasabah meninggal dunia.

(12)

c. Nasabah membatalkan rencana ibadah hajinya (batal berangkat haji) pelaksanaan penarikan saldo tabungan haji dilakukan setelah blokir saldo dalam sistem dilepas.

Syarat-syarat Pengajuan Tabungan Haji di BSM KC Banjarmasin adalah sebagai berikut:

a. Syarat dan ketentuan

1. Tabungan mabrur haji dan umrah ini menggunakan prinsip Mudharabah Muthlaqah dalam mata uang rupiah.

2. Nasabah tabungan mabrur haji dan umrah merupakan umat Islam (perorangan) yang berumur minimal /di atas 17 tahun dan berminat menunaikan ibadah haji dan umrah.

3. Nasabah dapat mencetak buku tabungan mabrur haji dan umrah di seluruh cabang terdekat.

4. Tabungan mabrur haji dan umrah tidak memperoleh fasilitas ATM dan autodebet/pendebetan otomatis.

5. Bagi nasabah yang batal karena meninggal dunia sebelum terdaftar pada SISKOHAT, maka pewarisan hak atas tabungan mabrur haji dan umrah diserahkan kepada ahli waris yang sah menurut hukum atau pihak lain yag ditunjuk sesuai hukum.

6. Bagi nasabah yang batal atas permintaan sendiri sebelum terdaftar pada SISKOHAT, maka diatur dengan ketentuan bank.

7. Jika terdapat perbedaan antara saldo yang dicatat pada administrasi SISKOHAT dengan saldo buku tabungan mabrur haji dan umrah dan saldo yang tercatat pada pembukuan bank maka yang digunakan adalah saldo yang tercatat pada pembukuan bank.

8. Bank dapat memberikan layanan notifikasi melalui pesan singkat (SMS) sebagai pemberitahuan kepada nasabah apabila jumlah saldo sudah mencapai Rp. 25.100.000,- (dua puluh lima juta seratus ribu rupiah). Terhadap layanan notifikasi

(13)

berdasarkan pasal ini, bank tidak mengenakan biaya administrasi atas layanan transaksi melalui SMS.

9. Tabungan mabrur dapat dibuka di Cabang Bank dan di Cabang Layanan Syariah Bank (LSB) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

10. Layanan Syariah Bank (LSB) merupakan layanan berupa pembukaan rekening tabungan dan transaksi yang dilakukan di jaringan Bank Mandiri.

11. Bank dan nasabah telah menandatangani dan menundukkan diri pada ketentuan-ketentuan syarat-syarat umum pembukaan rekening tabungan mabrur ini.

12. Jika tidak secara tegas dinyatakan lain dalam syarat khusus pembukaan rekening tabungan mabrur ini, maka kata-kata yang dimulai dengan huruf besar atau definisi-definisi dan istilah- istilah yang dipergunakan dalam syarat khusus pembukaan rekening tabungan mabrur ini, mengacu kepada msyarat-syarat umum pembukaan rekening.

13. Sebelum syarat khusus pembukaan rekening tabungan mabrur ini disetujui oleh nasabah, nasabah mengakui dengan sebenarnya bahwa nasabah telah membaca dengan cermat seluruh isi syarat khusus pembukaan rekening tabungan mabrur ini, sehingga nasabah memahami sepenuhnya segala yang akan menjadi akibat hukum setelah nasabah menyetujui syarat khusus pembukaan rekening tabungan mabrur ini.

14. Nasabah menyatakan bahwa kesesuaian tandatangan dan data nasabah (termasuk nomor telepon) tidak ada perubahan dengan data yang tercatat di bank.

b. Biaya Layanan

1. Minimal administrasi: bebas biaya 2. Penutupan rekening: Rp. 25.000 c. Persyaratan Pendaftaran

1. WNI (>17 tahun) : KTP dan NPWP

(14)

2. WNI (<17 tahun) : Akta kelahiran dan surat pernyataan orang tua sebagai beneficiary owner.

d. Cara Mendaftar Tabungan Haji

1. Siapkan dokumen yang lengkap dan uang yang cukup untuk penyetoran pertama.

2. Kunjungi ke outlet Bank BSM terdekat.

3. Kunjungi ke bagian customer service untuk membuka rekening tabungan haji mabrur BSM.

4. Isi formulir dan serahkan semua dokumen yang telah disiapkan.

5. Ikuti semua prosedur yang diarahkan customer service.

6. Rekening tabungan haji mabrur BSM telah siap digunakan.

Apabila nasabah sudah mencapai saldo yang sudah ditetapkan Rp. 25.100.000, nasabah ke kantor Departemen Agama untuk melakukan foto, cap jempol dan mendapatkan SPPH. Nasabah kembali ke bank untuk menginput SISKOHAT. Setelah selesai nasabah baru mendapatkan porsi haji, nasabah harus konfirmasi ke kantor Departemen Agama selambat-lambatnya 3 hari.

Dengan melihat harga atau kurs dollar terlebih dahulu pada tahun tersebut, maka jumlah dari harga yang telah dikurskan ke dalam rupiah tersebutlah yang harus dilunasi oleh nasabah.

Tabungan Haji Mabrur BSM ini dilakukan setelah nasabah selesai melakukan ibadah haji dan setelah melunasi biaya berangkat haji dimana harus menyesuaikan kurs pada saat tersebut.

Prosedur pembukaan tabungan haji dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:

a. Calon penabung datang ke kantor Departemen Agama Kabupaten/kota sesuai dengan tempat tinggal domisili untuk mengambil dan mengisi formulir Surat Permohonan Pergi Haji (SPPH) sesuai dengan KTP.

(15)

b. Surat Permohonan Pergi Haji (SPPH) yang telah diisi kemudian ditandatangani oleh penabung yang bersangkutan dan diketahui (ditandatangani oleh kepala Kantor Departemen Agama atau petugas yang ditunjuk).

c. Penabung yang telah megisi SPPH tersebut di atas, datang ke kantor cabang BSM untuk membuka rekening Tabungan Haji Indonesia (ITHI) dan kantor cabang BSM menerbitkan buku tabungan haji untuk dieserahkan kepada penabung.

d. Setelah penanbung mempunyai saldo Tabungan Haji Indonesia (ITHI) minimal Rp. 25.100.000,- dan pada kesempatan pertama petugas bank segera memasukkan data penabung ke SISKOHAT sesuai data pada SPPH untuk memperoleh alokasi nomor porsi. Petugas bank mencetak lembar Bukti Setoran Tabungan Haji (BSTH) yang meliputi:

1. Lembar bukti setoran pertama asli dibubuhi foto berwarna ukuran 3 x 4 untuk calon Jemaah Haji.

2. Lembar bukti setoran kedua dibubuhi foto ukuran 3 x 4 untuk administrasi pendaftaran pada kantor Departemen Agama kabupaten/kota.

3. Lembaga bukti setoran ketiga untuk BPS tabungan.

e. Penabung setelah menerima lembar bukti laporan tabungan haji tahun yang diinginkan, segera mendaftarkan diri pada kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota domisili selambat- lambatnya 10 hari tanggal penyetoran, dengan menyerahkan:

- Lembar bukti setoran kedua.

- Fotocopy buku tabungan haji.

- Fotocopy KTP yang masih berlaku.

- 2 buah pass foto berwarna ukuran 3 x 4.

f. Petugas kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota setelah menerima kelengkapan pesyaratan pendaftaran, selanjutnya:

1. Meneliti kelengkapan persyaratan penabung.

(16)

2. Mencatat nama identitas penabung ke buku yang telah ditandatangani petugas haji di kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota.

3. Membuat laporan tabungan haji ke kantor wilayah Departemen Agama provinsi pada setiap awal bulan.

Setelah nasabah membuka rekening tabungan haji maka selanjutnya nasabah melakukan pendaftaran ulang dan pelunasan THI sebagai berikut:

1. Cabang pemeliharaan rekening mengirimkan surat pemberitahuan kepada penabung yang telah memperoleh porsi, bahwa penabung harus melakukan setoran untuk melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang besarnya dengan keputusan presiden Republik Indonesia.

2. Masa pelunasan tabungan adjalah sesuai yang ditentukan dalam tata cara pendaftaran haji pada tahun yang besangkutan.

3. Tata cara pelunasan tabungan haji tersebut diatas akan diatur lebih lanjut dalam keputusan Direktur Jenderal Tata Cara Pendaftaran Haji pada tahun yang bersangkutan.

Penabung yang bermaksud membatalkan pendaftarannya dan atau batal berangkat menunaikan ibadah haji pada musim ibadah haji yang dipilihnya karena alasan kesehatan, meninggal dunia, atau alasan lainnya yang sah, maka setoran tabungan akan dikembalikan penuh dngan segala hak penabung (termasuk jasa tabungan) tanpa dikenakan potongan dengan cara:

a. Pembatalan Tabungan Haji Indonesia (THI) pada Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT).

Berdasarkan permohonan dari tabungan ahli waris, pengembalian Tabungan Haji Indonesia (THI) langsung dikembalikan oleh kantor cabang penabung yang meninggal

(17)

dunia, dengan penutupan rekening Tabungan Haji (THI) penabung yang bersangkutan.

b. Pembatalan Tabungan Haji (THI) yang telah terdaftar pada Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) dengan alasan:

1. Penabung atau ahli waris bagi yang batal karena meninggaldunia, membuat surat permohonan pembatalan diajukan kepada kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota domisili.

2. Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota membuat surat pengantar pembatalan dan pengembalian tabungan haji cabang pemeliharaan rekening Tabungan Haji Indonesia (THI) dengan melampirkan:

1. Surat permohonan pengembalian tabungan haji batal dari yang bersangkutan.

2. Bukti setoran tabungan haji asli lembar pertama dan kedua.

3. Surat kuasa bermaterai Rp.6000,- dari penabung yang bersangkutan dan diketahui lurah/kepala desa setempat, apabila pengembaliannya dikuasakan kepada orang lain.

4. Fotocopy surat kematian bagi penabung yang batal karena meninggal dunia.

5. Surat keterangan ahli waris bagi calon jemaah haji yang batal karena meninggal dunia.

6. Kantor cabang pemelihara rekening Tabungan Haji (THI) berdasarkan surat pengantar pembatalan dan pengembalian tabungan haji batal secara langsung kepada penabung yang brsangkutan atau kepada pihak yang diberi kuasa oleh penabung dan atau kepada ahli waris bagi penabung yang meniggal dunia.

(18)

Keahlian

Modal (100%)

Nisbah X%

Nisbah Y%

7. Kantor cabang harus melakukan “penghapusan” data penabung yang batal naik haji ke dalam SISKOHAT, setelah itu mengembalikan tabungan batal kepada penabung yang bersangkutan.

8. Kantor cabang segera melaporkan daftar nama penabung yang batal naik haji yang telah dibayarkan utangnya kepada Departemen Agama Kabupaten/Kota.

Manfaat Produk Tabungan Haji di BSM KC Banjarmasin adalah sebagai berikut:

7. Gratis biaya administrasi bulanan.

8. Mendapatkan fasilitas notifikasi saat saldo cukup untuk didaftarkan porsi haji.

9. Terhubung langsung dengan SISKOHAT Kementrian Agama secara online.

10. Alur Pelaksanaan Akad Mudharabah Muthlaqah

Perjanjian Bagi Hasil

Bank (Mudharib)

Modal Proyek/Usaha

Nasabah (Shahibul Maad)

Pembagian Keuntungan

(19)

Gambar 4.2 . Alur Pelaksanaan Akad Mudharabah

11. Rumus Perhitungan Bagi Hasil

Gambar 4.3 . Rumus Perhitungan Bagi Hasil

12. Contoh Kasus Perhitungan Bagi Hasil di BSM KC Banjarmasin

Gambar 4.4 . Contoh Kasus Perhitungan Bagi Hasil di BSM KC Banjarmasin

2. Analisis Penerapan akad Mudharabah pada Produk Tabungan Haji dan Kesesuaiannya Dengan Fatwa DSN-MUI No: 02/DSN- MUI/IV/2000 tentang Tabungan dan Fatwa DSN-MUI No:115 Tahun 2017 tentang Akad Mudharabah

Rumus : Saldo Rata-Rata Simpanan Nasabah x x Total Pendapatan

Distribusi Bagi Hasil Untuk Simpanan Sejenis Saldo Rata-Rata Seluruh Simpanan Sejenis

Nisbah Bagi Hasil

(20)

Dalam produk tabungan haji di BSM KC Banjarmasin menggunakan akad mudharabah muthlaqah sebagai prinsip dalam melaksanakan operasionalnya. Di BSM KC Banjarmasin keuntungan dinyatakan secara jelas di akad perjanjian yang dibuat oleh pihak bank dan nasabah. Keuntungan tersebut dibagikan dengan cara auotodebet langsung dari giro dengan perbandingan presentase keuntungan maksimal 15% untuk pihak nasabah dan 85% untuk pihak bank. Dan nasabah akan mendapatkan keuntungan atau nisbahnya disetiap awal bulan.

Di BSM KC Banjarmasin dalam praktiknya, sifat tabungan haji ini dikelola oleh bank, maka bank akan menyetorkan dana tersebut kepada Departemen Agama dan nasabah mendapatkan porsi haji, setelah itu pihak Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang mengelola dana tersebut.

Pada kapasitasnya posisi Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. Pemotongan biaya operasional dalam praktiknya BSM KC Banjarmasin, dari nisbah keuntungan bank. Bentuk modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk uang tunai dan bukan piutang.

Fatwa DSN-MUI tentang tabungan ditetapkan pada tanggal 1 April tahun 2000 yang ditandatangani oleh Prof. KH. Ali Yafie (ketua) Drs. H.A. Nazri Adlani (sekretaris) dengan nomor 02/DSN- MUI/IV/2000 :

Pertama: Tabungan ada 2 jenis:

a. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga.

b. Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah.

Kedua: Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Mudharrabah

(21)

g. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul al-maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

h. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.

i. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

j. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan diuangkan dalam akad pembukuan rekening.

k. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah yang menjadi haknya.

l. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.

Karena akad yang digunakan oleh bank dan nasabah adalah mudharabah muthlaqah maka bank selaku mudharib diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah. Nasabah yang ingin berangkat haji maka mereka diwajibkan membuka rekening terlebih dahulu. Setoran pertama dan merupakan saldo minimal Rp. 100.000,- selanjutnya minimal Rp.100.000,- juga. Adapun nasabah dapat melakukan transaksi setoran dan penarikan melalui semua kantor cabang dan dilakukan oleh penabung sendiri atau pihak lain secara tunai.

Pelaksanaan bagi hasil nasabah akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan antara bank dengan nasabah yang disepakati saat pembukaan rekening, bagi hasil akan diperhitungkan setiap akhir bulan dan akan ditambahkan ke rekening tabungan pada akhir bulan berjalan sesuai dengan ketentuan bank. Nisbah bagi hasil diatur dalam ketentuan tersendiri. Pajak atas bagi hasil ditanggung oleh nasabah.

(22)

Akad yang digunkan untuk merencanakan ibadah haji berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan akad mudharabah muthlaqah “investasi”, yang merupakan kerjasama antara dua pihak dengan keuntungan dan kerugian dibagi menurut nisbah yang disepakati di muka. Menurut ketentuan umum sifat dari tabungan mudharabah dalam Fatwa DSN-MUI NO.115/DSN-MUI/IX/2017 tentang akad mudharabah sebagai berikut:

1. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.

2. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam benuk tunai dan bukan piutang.

3. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

Di BSM dalam praktiknya sifat tabungan haji ini dikelola oleh bank. Proses pengelolaan tabungan haji di BSM menyimpan dana tabungan haji yang diberikan oleh nasabah pada saat menabung, setelah itu dana yang dikelola oleh bank dan nasabah akan mendapatkan porsi bagi hasil dari tabungan tersebut, setelah dana nasabah terkumpul untuk biaya perjalanan haji, maka bank akan menyetorkan dana tersebut kepada Kementrian Agama dan nasabah mendapatkan porsi haji, setelah itu pihak Kementrian Agama lah yang mengelola dana tersebut.

Dalam produk tabungan haji di BSM KC Banjarmasin menggunakan akad mudharabah muthlaqah sebagai prinsip dalam melaksanakan operasionalnya. Produk tabungan haji di BSM KC Banjarmasin ini digunakan nasabah bagi yang ingin melaksanakan rukun Islam yang terakhir. Dengan adanya produk tabungan haji di BSM KC Banjarmasin ini bermaksud mempermudah perencanaan

(23)

pemberangkatan ibadah haji bagi nasabah yang hendak berhaji ke Tanah Suci.

BSM KC Banjarmasin melakasanakan ketentuan umum produk tabungan BSM ditinjau dari Fatwa DSN-MUI NO.115/DSN- MUI/IX/2017 tentang akad mudharabah mengenai objek akad (nisbah/bagi hasil):

1. Sistem/metode pembagian keuntungan harus disepakati dan dinyatakan secara jelas dalam akad.

2. Nisbah bagi hasil harus disepakati pada saat akad.

Tabel 4.2

Tabel Kesesuaian Fatwa DSN-MUI NO.02/DSN- MUI/IV/2000 dan Fatwa DSN-MUI NO.115/DSN-

MUI/IX/2017 di BSM KC Banjarmasin

No Unsur

Fatwa DSN-MUI NO.02/DSN- MUI/IV/2000 dan

Fatwa DSN-MUI NO.115/DSN-

MUI/IX/2017

BSM KC BANJARMASIN

Sesuai Tidak Sesuai

1 Akad

Mudharabah Mutlaqah atau

Wadi’ah

Mudharabah Mutlaqah

2 Posisi

Bank Mudharib Mudharib

3

Pembagi an Bagi Hasil antara Nasabah dan Bank

Sistem bagi hasil dinyatakan dalam bentuk nisbah

Pembagian keuntungan bagi

hasil dalam bentuk nisbah dan disepakati

dari awal

4 Pemoton gan biaya

Nisbah Keuntungan Bank

Nisbah

Keuntungan

(24)

D

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa telah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI NO.115/DSN-MUI/IX/2017 tentang akad mudharabah, bahwa produk tabungan haji di BSM semua produk yang ditawarkan berdasarkan kepastian dan sesuai akad yang telah disepakati. Selain itu ditinjau dari prespektif Islam, hal ini juga tidak bertentangan dengan syariat Islam karena prinsip yang diterapkan dalam produk ini sesuai dengan prinsip syariat Islam yang penerapannya menggunakan prinsip bagi hasil yang dihasilkan dalam produk halal.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan dalam sifat tabungan haji ini telah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI NO.115/DSN-MUI/IX/2017 tentang akad mudharabah yang dimana pihak bank mengelola dana yang diberikan oleh nasabah dalam bentuk jumlah nominalnya sudah jelas. Lalu bank mengelola dana tersebut dan akan memberikan porsi bagi hasil kepada nasabah setiap bulannya.

Pemotongan Biaya Operasional pada Produk Tabungan Haji di PT. BSM KC Banjarmasin yaitu untuk pembukaan rekening tidak dikenakan biaya, biaya administrasi tidak dikenakan biaya, untuk penutupan rekening penutupan tabungan yang dilakukan karena

operasio nal

Bank

5

Sifat Tabunga

n

Tabungan mudharabah ini

bisa diambil sewaktu-waktu

Tidak bisa diambil sewaktu-waktu

6 Bentuk Modal

Modal yang diserahkan oleh

shahibul maal wajib dijelaskan

jumlah/nilai nominalnya

Jelas jumlah dan nominalnya

(25)

penyetoran BPIH atau pembayaran umrah tidak dikenakan biaya.

Tabungan yang ditutup bukan karena penyetoran BPIH atau pembayaran umrah dikenakan biaya sebesar Rp. 25.000. Dan untuk pengggantian buku/tabungan rusak/hilang dikenakan biaya Rp.10.000

Dalam operasional perbankan syariah dalam tabungan mudharabah yaitu akad keja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pihak pengelola.

Tabungan ini dikelola dengan prinsip mudharabah muthlaqah karena pengelola dana investsi tabungan ini diserahkan kepada mudharib. Menurut Fatwa DSN-MUI NO.02/DSN-MUI/IV/2000 juga dijelaskan bahwa dalam tabungan mudharib ini tidak dapat diambil sewaktu-waktu sesuai dengan prinsip syariah yang digunakan. Dalam prinsip mudharabah ini merupakan “investasi”

yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan oleh karena ini, modal yang diserahkan kepadapengelola dana (mudharib) bank tidak boleh ditarik sebelum akad tersebut berakhir.

Pada dasarnya dalam produk tabungan haji di BSM menggunakan prinsip tabungan mudharabah yang dimana pihak bank dan nasabah pada saat menabung haji dan umrah tidak bisa diambil sewaktu-waktu dikarenakan sifatnya ini buat nabung haji dan kalau mau diambil tabungannya harus ditutup rekeningnya.

Dari pemaparan di atas, penulis menyimpulkan dalam tabungan haji di BSM tidak sesuai menurut Fatwa DSN-MUI NO.02/DSN-MUI/IV/2000 karena dalam produk dana tabungan haji di BSM dalam menabung tidak boleh diambil sewaktu-waktu karena tabungan haji hanya dapat ditarik pada saat penabung akan menunaikan ibadah haji, seperti halnya dengan tabungan pendidikan hanya dapat ditarik pada saat penabung dapat membayar uang pendidikan dan tabungan lain sejenisnya.

(26)

3. Analisis Kesesuaian Perlakuan Akuntansi Tabungan Haji dengan PSAK 105

Tabel 4.3.

Analisis Kesesuaian Perlakuan Akuntansi Tabungan Haji dengan PSAK 105

Perlakuan Akuntansi

Ketentuan dalam PSAK 105 Penerapan pada PT. BSM KC Banjarmasin

Sesuai Belum Sesuai

Pengakuan dan Pengukuran

Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas yang diterima.

Dana tabungan haji yang diterima nasabah diakui sebagai tabungan mudharabah.

Jika pengelola dana menyalurkan dana syirkah temporer yang diterima maka pengelola dana mengakui sebagai aset (investasi mudharabah)

Penyaluran dana tabungan haji diakui sebagai kas.

Pengelola dana mengakui pendapatan atas penyaluran dana syirkah temporer secara bruto sebelum dikurangi dengan bagian hak pemilik dana.

PT. BSM Syariah KC Banjarmasin mengakui

pendapatan atas penyaluran dana tabungan haji secara bruto.

Dana syirkah temporer diukur sebesar jumlah kas

Dana haji yang diterima dari

(27)

atau nilai wajar aset non kas yang diterima.

nasabah diakui sebagai kas yang diterima.

Investasi mudharabah diukur sebesar jumlah kas yang dibayarkan.

Penyaluran dana tabungan haji diukur sebagai jumlah kas yang dibayarkan.

Bagi hasil mudharabah dapat

dilakukan dengan

menggunakan prinsip, yaitu bagi laba atau bagi hasil.

Bagi hasil

mudharabah

dilakukan dengan menggunakan prinsip bagi hasil.

Penyajian Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah sebagai dana syirkah temporer dan disajikan sebesar nilai tercatatnya untuk setiap jenis mudharabah.

PT. BSM KC Banjarmasin

menyajikan transaksi mudharabah

sebagai tabungan haji dan disajikan sebesar nilai tercatatnya untuk setiap jenis mudharabah.

Pengungkapan Pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah yaitu isi kesepakatan utama usaha mudharabah seperti porsi dana, pembagian hasil

PT. BSM KC Banjarmasin tidak mengungkapkan hal-hal terkait dengan transaksi mudharabah.

(28)

usaha, aktivitas usaha mudharabah dan lain-lain.

4. Analisis Kesesuaian Perlakuan Akuntansi Tabungan Haji di PT. BSM KC Banjarmasin

Penelitian ini membahas mengenai perlakuan akuntansi dana tabungan haji dimana dana tabungan haji ini menggunakan akad mudharabah muthlaqah dan hanya fokus pada penghimpunan dana mudharabah. Dalam penelitian ini, nasabah berlaku sebagai pemilik dana (shahibul maal), sedangkan PT. BSM KC Banjarmasin sebagai pemilik dana (mudharib).

Nasabah sebagai pemilik dana akan menyerahkan dananya ke BSM KC Banjarmasin selaku pengelola dana untuk mengelola dana tersebut agar dapat menghasilkan keuntungan.

Pembahasan perlakuan akuntansi tabungan haji ini meliputi pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan. Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah ke dalam akuntansi yang nantinya akan berpengaruh dalam statmen keuangan. Pengukuran adalah penentuan besarnya jumlah rupiah yang dilekatkan pada suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi.

Penyajian adalah cara melaporkan suatu pos ke dalam statmen keuangan.

Pengungkapan adalah penjelasan hal-hal informatif yang dianggap penting di luar statmen keuangan (Suwardjono, 2014).

1. Pengakuan dan Pengukuran

a. Saat penerimaan dana dari pemilik dana

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ario selaku bagian akuntansi, ketika BSM KC Banjarmasin menerima dana tabungan haji dari nasabah akan diakui sebagai tabungan haji mudharabah dengan melakukan penjurnalan yang diukur sebesar nilai yang diterima sebagai berikut:

Kas xxx

Tabungan haji mudharabah xxx

(29)

Penjelasannya ketika BSM menerima dana tabungan haji dari nasabah, maka kas BSM akan bertambah di debit dan tabungan nasabah akan bertambah juga di kredit. Karena dana tabungan haji yang diterima menggunakan akad mudharabah sehingga termasuk ke dalam kategori tabungan mudharabah, dan dicatat sebagai tabungan haji mudharabah.

Berdasarkan PSAK 105 pada paragraf 25 dijelaskan bahwa dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syrikah temporer. Implementasinya di PT. BSM KC Banjarmasin ketika menerima dana tabungan haji dari pemilik dana diakui sebagai tabungan haji mudharabah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ario selaku bagian akuntansi,, PT. BSM KC Banjarmasin mengakuinya sebagai tabungan haji mudharabah karena termasuk produk yang menggunakan akad mudharabah. Hal ini menunjukkan bahwa PT. BSM KC Banjarmasin telah menerapkan PSAK 105 paragraf 25. Karena salah satu komponen dalam dana syirkah temporer ialah tabungan mudharabah.

Berdasarkan PSAK 105 paragraf 25 juga dijelaskan bahwa dana yang diterima dari nasabah diukur sejumlah kas. Di PT. BSM KC Banjarmasin dana yang diterima dari nasabah sudah diukur sebesar jumlah kas yang diterima. Hal ini menjunjukkan bahwa PT. BSM KC Banjarmasin sudah menerapkan pengukuran yang sesuai dengan PSAK 105 paragraf 25. Berikut adalah ilustrasi saat penerimaan dana dari pemilik dana:

(30)

Gambar 4.5

Ilustrasi saat Penerimaan Dana dari Pemilik Dana

b. Saat penyaluran dana

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ario selaku bagian akuntansi, saat penyaluran dana ini adalah ketika BSM menerima dana tabungan haji dari nasabah, kemudian dana tersebut disalurkan sebagai pembiayaan. Bapak Ario selaku bagian akuntansi menginformasikan ketika terjadi penyaluran pembiayaan, maka akan dilakukan pencatatan sebagai berikut:

Pembiayaan xxx

Kas xxx

Penjelasannya yaitu pembiayaan akan bertambah di debit dan kas akan berkurang di kredit. Jadi, ketika BSM menerima dana tabungan haji maka akan masuk di akun kas. Kemudian ketika BSM akan mengeluarkan kas dan mencatatnya di kredit.

Dana Tabungan Haji

Teller

Bagian Akuntansi

Tabungan Mudharabah Dana Syirkah Temporer

Sesuai

(31)

Berdasarkan PSAK 105 paragraf 12 dijelaskan bahwa jika pengelola dana menyalurkan dana syirkah temporer yang diterima maka pengelola dana diakui sebagai investasi mudharabah.

Implementasinya di PT. BSM KC Banjarmasin ketika melakukan penyaluran dana tabungan haji ke pembiayaan diakui sebagai kas.

Dalam pengakuan transaksi ini apabila salah dalam mengakui, maka akan mempengaruhi laporan keuangan. Jika dana yang disalurkan diakui sebagai kas, bukan sebagai investasi mudharabah, maka dana yang disalurkan tersebut tidak spesifik dana khusus investasi. Hal ini menunjukkan bahwa PT. BSM KC Banjarmasin belum menerapkan pengakuan sesuai dengan PSAK 105 paragraf 12.

Selain itu, berdasarkan PSAK 105 paragraf 13 disebutkan bahwa investasi mudharabah dalam bentuk kas sebesar jumlah yang dibayarkan. Implementasinya di PT. BSM KC Banjarmasin, dana yang disalurkan dalam bentuk kas diakui sebesar jumlah kas yang dibayarkan. Hal ini menunjukkan bahwa PT. BSM KC Banjarmasin sudah menerapkan pengukuran sesuai dengan PSAK 105 paragraf 13.

Berikut adalah ilustrasi saat penyaluran dana tabungan haji ke pembiayaan:

(32)

Gambar 4.6

Ilustrasi saat Penyaluran Dana Tabungan Haji ke Pembiayaan

c. Saat pengakuan pendapatan penyaluran dana syirkah temporer

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ario selaku bagian akuntansi, ketika ada pendapatan atas penyaluran dana tabungan haji akan diakui secara bruto. Jadi, pendapatan yang diterima diakui secara bruto sebelum dikurangi dengan bagian hak pemilik dana.

Dalam PSAK 105 paragraf 27 dijelaskan bahwa pengelola dana mengakui pendapatan atas penyaluran dana syirkah temporer secara bruto sebelum dikurangi dengan bagian hak pemilik dana. Hal ini menunjukkan bahwa PT. BSM KC Banjarmasin sudah menerapkan PSAK 105 paragraf 27.

d. Penggunaan prinsip bagi hasil

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ario selaku bagian akuntansi, ketika BSM menyalurkan dana tabungan haji sebagai pembiayaan, maka nasabah akan mendapatkan bagi hasil dari pembiayaan tersebut. Perhitungan bagi hasil yang digunakan oleh BSM adalah prinsip bagi hasil, dimana dasar pembagiannya adalah laba bruto atau total pendapatan pengelola dana tabungan haji.

Dana Tabungan Haji

Pembiayaan

Kas Investasi Mudharabah

Belum sesuai

(33)

Dalam PSAK 105 paragraf 28 dijelaskan bahwa bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua prinsip yaitu prinsip bagi laba dan prinsip bagi hasil. Dasar pembagian prinsip bagi laba adalah laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah. Sedangkan prinsip bagi hasil dasar pembagiannya adalah laba bruto bukan total pendapatan pengelolaan dana. Berikut adalah contoh perhitungan bagi hasil dalam PSAK 105 paragraf 11:

Tabel 4.4

Contoh Perhitungan Bagi Hasil

Uraian Jumlah Metode Bagi Hasil

Penjualan 100

Harga Pokok Penjualan

65

Laba Kotor 35 Gross Profit Margin

Beban 25

Laba Rugi Bersih 10 Profit Sharing

Sumber: PSAK 105 paragraf 11

Implementasinya PT. BSM KC Banjarmasin sudah menerapkan salah satu prinsip dari kedua prinsip tersebut, yaitu prinsip bagi hasil.

Hal ini menunjukkan bahwa PT. BSM KC Banjarmasin sudah menerapkan PSAK 105 paragraf 28. Berikut adalah ilustrasi penggunaan prinsip bagi hasil di PT. BSM KC Banjarmasin:

(34)

Gambar 4.7

Ilustrasi Penggunaan Prinsip Bagi Hasil

e. Saat hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer belum dibagikan

Di PT. BSM KC Banjarmasin bagi hasil yang akan dibagikan diukur sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana pada perjanjian awal. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ario selaku bagian akuntansi, di PT. BSM KC Banjarmasin tidak melakukan pencatatan terkait dengan bagi hasil yang belum dibagikan.

Karena setiap bulan akan selalu dilakukan pembagian hasil atas pengelolaan dana.

Berdasarkan PSAK 105 paragraf 29, apabila hak pihak ketiga atas bagi hasil yang sudah diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik dana, maka dikui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana. Implementasinya di PT. BSM KC Banjarmasin tidak melakukan pencatatan terkait dengan bagi hasil

Pembiayaan

Bagi Hasil

Prinsip Bagi Hasil Prinsip Bagi Laba

Sesuai Dana Tabungan Haji

Prinsip Bagi Hasil

(35)

yang belum dibagikan. Karena setiap bulan akan dilakukan pembagian bagi hasil atas pengelolaan dana mudharabah.

f. Ketika terjadi kerugian akibat kesalahan/kelalaian pengelola dana Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Arioselaku bagian akuntansi, di PT. BSM KC Banjarmasin selama ini tidak pernah terjadi kerugian atas penyaluran dana syirkah temporer.

Sehingga, tidak ada pencatatan terkait dengan hal tersebut.

Dalam PSAK 105 paragraf 30 dijelaskan bahwa kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai beban pengelola dana. Implementasinya, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Ario selaku bagian akuntansi, di PT. BSM KC Banjarmasin selama ini tidak pernah terjadi kerugian atas penyaluran dana syirkah temporer. Sehingga, tidak ada pencatatan terkait dengan hal tersebut.

2. Penyajian

a. Dana syirkah temporer

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ario selaku bagian akuntansi, di PT. BSM KC Banjarmasin menyajikan dana tabungan haji ke dalam akun tabungan mudharabah sebesar nilai tercatatnya.

Penyajian ini dilakukan karena dana tabungan haji masuk dalam kategori tabungan mudharabah. PT. BSM KC Banjarmasin menyajikan dana tabungan haji ke dalam akun tabungan mudharabah.

PT. BSM KC Banjarmasin menyajikan dana tabungan haji ke dalam akun tabungan mudharabah di laporan posisi keuangan sebesar nilai tercatatnya.

Berdasarkan PSAK 105 paragraf 37 (a) dijelaskan bahwa pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah dalam laporan keuangan sebagai dana syirkah temporer sebesar nilai tercatatnya untuk setiap jenisdana tabungan haji ke dalam akun tabungan mudharabah pada laporan keuangan di bagian aktiva sbesar nilai tercatatnya.

(36)

Sedangkan dalam PSAK 105 disebutkan bahwa tabungan mudharabah seharusnya disajikan sebagai dana syirkah temporer.

BSM mencatat sebagai tabungan mudharabah karen produk tersebut termasuk dalam kategori tabungan, jadi penyajiannya dalam akun tabungan. Namun, penyajian akun tabungan ini tetap dispesifikasikan sesuai akad yang digunakan. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa PT. BSM KC Banjarmasin belum menyajikan laporan keuangan sesuai dengan PSAK 105 paragraf 37 (a).

Berdasarkan PSAK 105 paragraf 37 (a) juga dijelaskan bahwa dana syirkah temporer disajikan sebesar nilai tercatatnya.

Implementasinya, transaksi mudharabah yang diterima dari pemilik dana sudah disajikan sebesar nilai yang tercatat. Hal ini menunjukkan bahwa PT. BSM KC Banjarmasin sudah melakukan pengukuran yang benar dalam menyajikan transaksi mudharabah sesuai PSAK 105 paragraf 37 (a).

b. Bagi hasil yang sudah diperhitungkan tetapi belum dibagikan

Adanya pemberian bagi hasil kepada pihak ketiga juga harus disajikan di laporan keuangan. Dalam hal ini, penyajian yang dibahas khusus pada bagi hasil yang sudah diperhitungkan tetapi belum dibagikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ario selaku bagian akuntansi, PT. BSM KC Banjarmasin tidak melakukan pencatatan terkait dengan bagi hasil yang belum dibagikan. Karena setiap bulan akan selalu dilakukan pembagian hasil atas pengelolaan dana.

Berdasarkan PSAK 105 paragraf 37 (b) dijelaskan bahwa bagi hasil yang sudah diperhitungkan tetapi belum diserahkan kepada pemilik dana disajikan sebagai pos bagi hasil yang belum dibagikan.

Karena setiap bulan akan selalu dilakukan pembagian hasil atas pengelolaan dana mudharabah.

(37)

3. Pengungkapan

Selain menyajikan laporan transaksi-transaksi keuangan, sebuah entitas juga harus mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan penjelasan transaksi-transaksi tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ario selaku bagian akuntansi, PT. BSM KC Banjarmasin tidak mengungkapkan hal-hal terkait dana tabungan haji yang termasuk ke dalam transaksi mudharabah seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha dan lain-lain. Bahkan BSM tidak mengungkapkan catatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan PSAK 105 paragraf 39 dijelaskan bahwa pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait tabungan haji yang masuk ke dalam transaksi mudharabah yaitu isi kesepakatan usaha mudharabah, dan lain- lain. Implementasinya, PT. BSM KC Banjarmasin tidak mengungkapkan hal-hal yang terkait dana tabungan haji di dalam catatan atas laporan keuangan. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT. BSM KC Banjarmasin belum menerapkan pengungkapan yang sesuai dengan PSAK 105 paragraf 39.

Dari analisis di atas, PT. BSM KC Banjarmasin belum menerapkan semua item yang ada di PSAK 105, bahkan sebagian besar item yang belum diterapkan. Menurut analisis peneliti, hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai aturan PSAK 105 tentang akuntansi mudharabah. Kurangnya pemahaman tersebut disebabkan karena sumber daya manusia di PT. BSM KC Banjarmasin belum ber-background syariah, termasuk bagian akuntansinya. Oleh karena itu, bagian akuntansi pun belum memahami aturan PSAK 105 yang merupakan pedoman pencatatan akuntansi berbasis syariah, sehingga berdampak pada pencatatan akuntansi yang belum sesuai dengan PSAK 105.

Referensi

Dokumen terkait

Dari peta anomali terlihat merata di seluruh wilayah Jawa Timur dengan anomali positif 02 – 10 % dari rata-ratanya, dimana hal ini berkorelasi positif dengan kejadian

Kegiatan berkomunikasi secara santun sangat diperlukan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam berinteraksi dengan karyawan karena lingkungan

Peran dokter umum dalam pelayanan kedokteran forensik antara lain pemeriksaan korban tindak pidana hidup, pemeriksaan korban tindak pidana meninggal, sebagai saksi

Pada umumnya titik BM pengamatan yang tersebar diwilayah pesisir Kota Surabaya mengalami penurunan tanah dari tahun 2010, 2012 dan 2014 dengan penurunan tanah

Guru menggunakan salah satu unsur gabungan metode yang sesuai dengan kemampuan, fasilitas, kebutuhan, minat, kemampuan anak sesuai lingkungannya, sesuai pola dan bahan

Dengan jumlah remaja 94 orang, menunjukkan bahwa komunikasi personal memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku seks remaja baik secara parsial maupun

Jika bayi itu tidak bisa mengelola harta waris karena keterbatasan kemampuannya maka harta itu boleh dititipkan pada orang yang amanah. Di sinilah Islam memberikan