Dibuat oleh KANIT REGIDENT
LALU PANCA WARSA, SH IPDA NRP 68070339
Diperiksan oleh KASAT LANTAS
BAYU PANDU EKO WINOTO, S.I.K AKP NRP 83071352
Disahkan oleh KAPOLRES LOMBOK TIMUR
KARSIMAN, S.I.K.M.M AKBP NRP 71040692
1. Tujuan
Standar Operasional Prosedur Pelayanan Penerbitan STNK Bidang Registrasi dan Identifikasi Korlantas Polri bertujuan sebagai pedoman bagi petugas pelaksanasehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara sederhana, cepat, akurat, aman, transparan, informatif, profesional, akuntabel dan nyaman.
2. Pedoman / Acuan
2.1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian NegaraRepublik Indonesia;
2.2 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
2.3 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
2.4 Peraturan Pemerintah Nomor 50Tahun 2010 tentang Tarif Atas Jenis PNBP yang berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2.5 Peraturan Kapolri Nomor 21 Tahun 2010 tanggal 14 September 2010 tentang Susunan organisasi dan tata kerja satuan organisasi pada tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2.6 Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang Susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Daerah;
2.7 Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang Susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor;
2.8 Peraturan Kapolri Nomor 17 Tahun 2007 tanggal 17 Agustus 2007 tentang Kearsipan di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2.9 Peraturan Kapolri Nomor 5 Tahun 2012 tanggal 16 Pebruari Tahun 2012 tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor;
2.10 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2010 Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2.11 Keputusan Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tanggal 10 Juli 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
3. Pengertian
3.1 Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat STNK adalah bukti registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor yang berfungsi sebagai kelengkapan kendaraan bermotor ketika bergerak dijalan, berisikan identitas pemilik, identitas kendaraan bermotor, nomor registrasi dan masa berlaku termasuk pengesahannya;
3.2 Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat TNKB adalah tanda berbentuk plat, yang dipasang pada kendaraan bermotor, berfungsi sebagai bukti registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor berisikan nomor registrasi dan masa berlaku yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan spesifikasi teknis tertentu;
3.3 Buku Pemilik Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat BPKB adalah bukti kepemilikan kendaraan bermotor untuk pencatatan identitas kendaraan bermotor dan pemilik yang berlaku selama tidak dipindahtangankan;
3.4 Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap, yang selanjutnya disebut Samsat, adalah serangkaian kegiatan dalam penyelenggaraan RegidentRanmor,pembayaran pajak Ranmor, bea balik nama Ranmor, dan pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan secara terintegrasi dan terkoordinasi dalam Kantor Bersama SAMSAT;
3.5 Kartu Induk BPKB adalah kartu yang memuat data identitas pemilik dan kendaraan bermotor beserta perubahan-perubahannya yang disimpan sebagai arsip pada Kepolisian Negara Republik Indonesia;
3.6 Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat Regident Ranmor adalah pencatatan di buku register dan pendataan melalui sistem komputerisasi yang meliputi data identitas serta kepemilikan kendaraan bermotor dan diterbitkan BPKB dan STNK serta TNKB;
3.7 Nomor registrasi kendaraan bermotor adalah nomor urut registrasi kendaraan bermotor yang meliputi kode wilayah, angka dengan/atau tanpa kombinasi huruf seri yang berfungsi sebagai nomor identifikasi kendaraan bermotor;
3.8 Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat STCK, adalah bukti registrasi dan identifikasi sementara yang berfungsi sebagai kelengkapan kendaraan bermotor ketika bergerak di jalan, berisikan identitas badan usaha di bidang penjualan, pembuatan, perakitan, atau impor kendaraan bermotor dan identitas kendaraan bermotor, nomor registrasi dan masa berlaku;
3.9 Tanda Coba Nomor Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut TCKB adalah tanda nomor kendaraan bermotor yang bersifat sementara, berbentuk plat yang dipasang pada kendaraan bermotor, berfungsi sebagai bukti registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor sementara berisikan kode wilayah, nomor registrasi dan masa berlaku yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan spesifikasi teknis tertentu;
3.10 Pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor adalah proses identifikasi fisik kendaraan bermotor yang meliputi nomor rangka, nomor mesin, warna, bentuk dan jenis/tipe kendaraan bermotor untuk mencari kesesuaian identitas fisik dengan dokumen kendaraan bermotor termasuk pemeriksaan aspek keselamatan terhadap perlengkapan dan persyaratan teknis kendaraan bermotor;
3.11 Tanda Registrasi Tipe dan Varian yang selanjutnya disebut TPT adalah surat bukti yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian yang isinya meliputi jenis, tipe kendaraan dan jumlah kuota yang diizinkan untuk diproduksi dan di impor (TPT produksi atau TPT impor);
3.12 Pemberitahuan Impor Barang yang selanjutnya disebut PIB adalah bukti dokumen impor kendaraan bermotor yang dikeluarkan oleh Ditjen Bea Cukai yang berisikan jumlah kendaraan, jenis, merk, tipe, nomor rangka dan nomor mesin;
3.13 Sertifikat Uji Tipe Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut SUT adalah tanda bukti telah kendaraan bermotor telah dilakukan uji tipe di Kementerian Perhubungan Ditjen Perhubungan Darat;
3.14 Sertifikat registrasi Uji Tipe yang selanjutnya di sebut SRUT adalah tanda bukti kendaraan bermotor telah dilakukan registrasi uji tipe untuk setiap unit kendaraan di Kementerian Perhubungan Ditjen Perhubungan Darat;
3.15 Vehicle Identification Number yang selanjutnya disebut VIN adalah tanda nomor rangka kendaraan bermotor yang dikeluarkan oleh produsen luar negeri khusus untuk kendaraan bermotor imporCBU;
3.16 Nomor Induk Kendaraan yang selanjutnya disebut NIK adalah tanda nomor rangka kendaraan bermotor yang dikeluarkan oleh produsen Indonesia yang berpedoman pada Peraturan Menteri Perindustrian;
3.17 Bukti kepemilikan kendaraan bermotor yang sah adalah suratbukti awal kepemilikan kendaraan bermotor berupa faktur kendaraan bermotor, risalah lelang, surat keputusan dump, surat keterangan hibah, surat pernyataan dari ahli waris dan kwitansi pembelian;
3.18 Faktur kendaraan bermotor adalah surat tanda bukti pembelian kendaraan bermotor yang memuat identitas pemilik dan kendaraan yang dikeluarkan oleh APM atau Importir Ranmor;
3.19 Agen Pemegang Merk yang selanjutnya disebut APM adalah Badan usaha atau produsen yang melakukan produksi kendaraan bermotor dengan merk tertentu dalam bentuk CKD atau import CBU;
3.20 Mutasi Kendaraan BermotorKeluar Daerah adalah proses perpindahan registrasi dan identifikasi Kendaraan Bermotordari wilayah registrasi asal ke wilayah registrasi lain baik masih dalam satu Polda maupun antar Polda yang dipungut biaya PNBP;
3.21 Perubahan Registrasi adalah proses penyesuaian registrasi dan identifikasi Kendaraan Bermotor yang meliputi perubahan alamat, nomor registrasi, peruntukan, bentuk, warna, mesin dan modifikasi;
3.22 Formulir A adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Ditjen Bea Cukai dan digunakan untuk Kendaraan Bermotor yang diimpor dalam utuh (yang telah melunasi bea masuk dan pajak impor);
3.23 Formulir B adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Ditjen Bea Cukai dan digunakan untuk Kendaraan Bermotor yang diimpor dalam keadaan utuh (CBU- Completely Built Up) atau hasil rakitan industri dalam negeri (CKD-Completely Knock Down) yang memperoleh fasilitas pembebasan, keringanan atau penangguhan pembayaran bea masuk dan/atau pajak dalam rangka impor, bagi Kedutaan, Badan-badan Internasional dan badan usaha transportasi sesuai persetujuan Menteri Keuangan;
3.24 Formulir C adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Ditjen Bea Cukai dan digunakan untuk Kendaraan Bermotor yang diberikan fasilitas dengan menggunakan formulir B yang dijual/dipindahtangankan dengan persetujuan Ditjen Bea Cukai dan telah dipenuhi kewajiban pabean serta telah dilunasi bea masuk dan/atau pajak dalam rangka impor;
3.25 Fiskal antardaerah yang selanjutnya disebut FAD adalah surat keterangan yang menyatakan pelunasan pajak Kendaraan Bermotor dan/atau bea balik nama Kendaraan Bermotor, sebagai akibat mutasi/pindah ke luar wilayah asal registrasi Kendaraan Bermotor;
3.26 Dump adalah penghapusan Kendaraan Bermotor dinas milik TNI dan Polri yang dibuktikan dengan Surat Keputusan penghapusan dari Panglima TNI atau Kapolri;
3.27 Blokir adalah keadaan atau status ketika proses registrasi tertentu tidak dapat dilakukan terhadap Kendaraan Bermotor yang terkait perkara pidana dan perdata yang bersifat sementara;
3.28 STNK Rahasia adalah STNK yang diterbitkan untuk Kendaraan Bermotor Pejabat/Petugas yang bertugas di bidang Intelijen dan penyidik Polri dalam rangka menjaga/menjamin kerahasiaan identitas baik diri pribadi maupun sarana yang digunakan dengan seri huruf yang ditentukan Polda masing-masing;
3.29 STNK Khusus adalah STNK yang diterbitkan berdasarkan STNK kendaraan bermotor Dinas TNI atau Polri dan Instansi Sipil yang digunakan oleh pejabat eselon tertentu di lingkungan instansinya dalam rangka menjamin/memelihara keamanan/pengamanan bagi pejabat yang bersangkutan dengan seri huruf yang ditentukan Polda masing-masing;
3.30 Balik nama atau yang disebut BBN adalah proses penggantian nama pemilik kendaraan bermotor pada STNK dari pemilik lama ke pemilik baru;
3.31 Surat Ketetapan Pajak Daerah yang disingkat SKPD adalah surat tanda bukti atas pelunasan pembayaran pajak kendaraan bermotor, BBN-KB dan SWDKLLJ yang dikeluarkan oleh Dipenda di masing-masing Samsat;
3.32 Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan yang disingkat SWDKLLJ adalah setiap pemilik STNK diwajibkan membayar dana kecelakaan lalu lintas oleh PT. Jasa Raharja;
3.33 Bendahara Penerima atau yang disebut Benma adalah petugas pada satuan kerja (Satker)/
Ditlantas Polda yang mempunyai tugas dan tanggung jawab menerima dan menyetor PNBP dari penerbitan STNKdan TNKB ke Bank Persepsi yang selanjutnya disetor Kas Negara serta membukukan dan melaporkan sesuai dengan tanggung jawabnya;
3.34 Bendahara pembantu atau yang disebut Benma Pembantu adalah petugas yang ditunjuk untuk membantu Benma dalam pemungutan PNBP penerbitan STNK dan TNKB yang berada di Kantor Samsat.
4. Sarana
4.1 Perangkat komputer dan komunikasi data terdiri dari :
4.1.1 Central Processing Unit (CPU), kelengkapan LCD, Keyboard dan mouse serta server untuk operator pendaftaran/pengesahan;
4.1.2 Printer komputer;
4.1.3 Scanner;
4.1.4 Alat komunikasi data (modem);
4.1.5 Router.
4.2 Kantor Bersama SAMSAT dilengkapi dengan beberapa fasilitas sarana pendukung sebagai berikut : 4.2.1 Kursi dan meja untuk tempat perangkat komputer dan tempat pelayanan;
4.2.2 ruang tunggu yang nyaman;
4.2.3 Listrik / Genzet;
4.2.4 Monitor TV untuk informasi;
4.2.5 Fasilitas nomor urut/nomeratur (FIFO) secara elektronik/manual;
4.2.6 Alat pendeteksi keaslian uang dan dokumen kendaraan bermotor (Ultra Violet);
4.2.7 Informasi (moving sign) besaran nilai uang yang harus dibayar masyarakat pemilik kendaraan bermotor;
4.2.8 Penyejuk ruangan / AC / kipas angin;
4.2.9 Toillet dan alat pemadam kebakaran;
4.2.10 Ruang arsip/rak-rak arsip;
4.2.11 Ruang pelayanan pengaduan.
5. Persyaratan Personel
Persyaratan kemampuan personel pelayanan pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor, sebagai berikut :
5.1 Memiliki integritas, disiplin, jujur, ramah, sopan dan mampu berkomunikasi dengan baik;
5.2 Menguasai prosedur dan mekanisme pelayanan pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor;
5.3 Memiliki sertifikat Dikbangspers bidang Regident Ranmor atau Sertifikasi Kompetensi Petugas Pelayanan Penerbitan BPKB dan STNK;
5.4 Telah mengikuti pelatihan pelayanan pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor dimasing- masing Satker;
5.5 Menguasai hukum dan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelayanan pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor sesuai dengan tugasnya;
5.6 Mampu mengoperasionalkan komputer;
5.7 Mampu melakukan penggesekan/perekaman dengan sempurna nomor mesin dan nomor rangka masing-masing merk kendaraan bermotor
5.8 Mengerti dan memahami posisi/letak nomor mesin dan nomor rangka masing-masing merk kendaraan bermotor;
5.9 Mampu melakukan verifikasi karakter huruf dan angka nomor mesin serta nomor rangka masing-masing merk kendaraan bermotor;
5.10. Mengerti dan memahami ketentuan VIN (Vihecle ldentification Number) dan NIK (Nomor Prosedur Mutasi Kendaraan Keluar Daerah
5.11 Mampu dan mengerti ruang lingkup pemeriksaan aspek kelengkapan dan fungsi keselamatan kendaraan bermotor
6. Waktu Pelayanan
Waktu pelayanan pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor dilaksanakan sebagai berikut : 6.1 Hari Senin s.d Hari Kamis : Pukul 08.00 Wita s.d. Pukul 13.00 Wita
6.2 Hari Jum'at : Pukul 08.00 Wita s.d. Pukul 10.00 Wita 6.3 Hari Sabtu : Pukul 08.00 WIB s.d. Pukul 12.00 Wita
7. Standar Waktu Penyelesaian Pelayanan Pemeriksaan Cek Fisik Kendaraan Bermotor
7.1 Dalam pelayanan pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor dibatasi dengan standar waktu penyelesaian;
7.2 Standar waktu penyelesaian pelayanan pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada point (8.1) terhitung dimulainya pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor sampai dengan penyerahan hasil cek fisik kendaraan bermotor yang telah disahkan kepada pemohon maksimum 30 (tiga puluh) menit.
8. Materiil Cek Fisik Kendaraan Bermotor
8.1. Pengadaan dan Spesifikasi Teknis Materiil Formulir dan Blanko Cek Fisik Kendaraan Bermotor dilaksanakan secara terpusat oleh Korlantas Polri;
8.2. Materiil Cek Fisik Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut : 8.2.1. Formulir Hasil Pengesahan Cbk Fisik;
8.2.2. Blanko Cek Fisik.
9. Prosedur Pemeriksaan Cek Fisik Kendaraan Bermotor 9.1. Petugas Lapangan
9.1.1. Mengarahkan kendaraan bermotor pemohon ke tempat ruang pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor R2iR3 maupun R4/Lebih;
9,1.2. Mengarahkan pemohon untuk pengambilan kelengkapan blangko cek fisik yang berada di loket pendaftaran dengan menunjukkan dokumen persyaratan;
9.1,3. Petugas melakukan penggesekan/perekaman nomor mesin dan nomor rangka pada kendaraan;
9.1.4. Petugas melakukan pengecekan aspek kelengkapan dan fungsi keselamatan kendaraan bermotor yang terdiri dari :
9.1.4.1. Karoseri/rancang bangun sesuai peruntukan ranmor;
9.1.4.2. LampuJamPu;
9.1.4.3. Kaca spion;
9.1.4.4. Kondisi ban;
9.1.4.5. Dimensi ranmor untuk mengetahui kesesuaian tinggi, lebar dan panjang;
9.1.4.6. Panel kontrol;dan
9.1.4.7. Sabuk keselamatan dan segitiga pengaman untuk ranmor R4/Lebih
9.1.5. Setelah penggesekan selesai, petugas mengarahkan pemohon untuk memindahkan kendaraan bermotornya ke tempat parkir yang telah disediakan;
9.1.6, Apabila petugas menemukan sesuatu ketidaksesuaian hasil pemeriksaan nomor mesin dan nomor rangka dengan dokumen ranmor, petugas menyerahkan hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor ke loket pendaftaran untuk ditindaklanjuti;
9.1.7 . Waktu pelaksanaan selama 5 (lima) menit, 9.2. Petugas Pendaftaran
9.2.1. Menerima hasil penggesekan/perekaman cek fisik kendaraan bermotor dan formulir hasil cek fisik kendaraan bermotor serta kelengkapan dokumen ranmor dari petugas lapangan;
9.2.2. Menyerahkan hasil rekaman cek fisik dan formulir hasil cek fisik kendaraan bermotor serta dokumen ranmor kepada petugas verifikasi;
9.2.3. Waktu pelaksanaan selama 2 (dua) menit.
9,3. Petugas Verifikasi
9.3.1 Menerima hasil penggesekan/perekaman cek fisik dan formulir hasil cek fisik kendaraan bermotor serta dokumen ranmor dari petugas pendaftaran;
9.3.2 Mencocokkan hasil penggesekan/perekaman cek fisik dengan karakter huruf dan angka nomor mesin serta nomor rangka dari masing-masing merk kendaraan bermotor sesuai dengan standar APM;
9.3.3 Apabila ditemukan ketidaksesuaian hasil penggesekan/perekaman cek fisik dengan karakter huruf dan angka nomor mesin serta nomor rangka dari masing-masing merk
dengan standar APM, selanjutnya diserahkan kepada petugas pendataan untuk dibuat Berita Acara hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor;
9.3.4 Waktu pelaksanaan selama 8 (delapan)menit 9,4. Petugas Pendataan
9.4.1 Menerima hasil penggesekan/perekaman cek fisik dan formulir hasil cek fisik kendaraan bermotor serta dokumen ranmor dari petugas verifikasi;
9.4.2 Melakukan input data identitas pemilik dan identitas ranmor pada formulir hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor disesuaikan dengan hasil penggesekan/perekaman pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor;
9.4.3 Membuat Berita Acara hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor yang hasil penggesekan/perekaman pemeriksaan cek fisik tidak sesuai dengan standart APM untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku;
9.4.4 Waktu pelaksanaan selama 5 (lima)menit.
9.5. Petugas Pengesahan
9.5.1 Menerima berkas hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor dari petugas pendataan;
9.5.2 Melakukan pemeriksaan hasil cek fisik kendaraan bermotor dan membubuhkan tandatangan pejabat yang ditunjuk pada formulir hasil pemeriksaan cek fisik ranmor;
9.5.3 Melakukan pemeriksaan hasil Berita Acara hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan Bermotor dan membubuhkan tandatangan pejabat yang ditunjuk pada Berita Acara dimaksud;
9.5.4 Berkas hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor dan Berita Acara hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor yang telah dibubuhi tanda tangan diserahkan ke petugas pencatatan;
9.5.5 Waktu pelaksanaan selama 2 (dua) menit.
9.6. Petugas Pencatatan
9.6.1 Menerima berkas hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor dan Berita Acara pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor dari petugas pengesahan;
9.6.2 Mencatat pada buku register hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor;
9.6.3 Mencatat pada buku register hasil Berita Acara pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor untuk dilaporkan kepada pimpinan secara berjenjang;
9.6.4 Menyerahkan berkas hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor kepada petugas PenYerahan;
9.6,5 Waktu pelaksanaan selama 3 (tiga) menit.
9.7, Petugas Penyerahan
9.7.1 Menerima berkas hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor dari petugas pencatatan;
9.7.2 Petugas menyerahkan berkas hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor kepada pemohon,
9.7.3 Waktu pelaksanaan selama 5 (lima) menit, 6. Mekanisme
Mekanisme Pelayanan Mutasi Ranmor Keluar Daerah