• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Informasi Edukatif

Informasi yang bersifat edukatif akan membagikan pengetahuan baru untuk siapa saja yang membutuhkannya. Informasi utama dan yang paling mudah ditemukan adalah yang berhubungan dengan pendidikan. Seperti pada pertukaran informasi yang sifatnya edukatif. Ini adalah salah satu jenis informasi yang umumnya akan membagikan pengetahuan baru untuk khalayak. Informasi edukatif memiliki beberapa macam kelompok yaitu:

1. Informasi berisi tips 2. Informasi berisi trik 3. Informasi tutorial 4. Informasi demonstrasi 5. Informasi Tanya jawab 6. Informasi diskusi 7. Informasi pelajaran

Berbagai contoh informasi diatas merupakan jenis-jenis informasi yang bersifat edukatif. Informasi yang mempunyai isi kunci-kunci tertentu akan memberi pengetahuan baru dalam menyelesaikan suatu kerangka kegiatan. Informasi tersebut dapat berupa tulisan dan memanfaatkan media-media tertentu. Informasi juga berperan penting, terutama yang berkaitan dengan pengetahuan atau menambah ilmu kepada khalayak (audience) (Barzam, 2017).

Informasi adalah suatu data yang dapat berupa pemberitahuan, keterangan atau berita yang diproses atau dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat bagi penerima pesan. Informasi bermanfaat sebegai melaksanakan suatu kegiatan dalam membantu orang lain, membuat khalayak mengetahui dan memahami berita yang tidak diketahui sebelumnya, memberikan pilihan untuk di pertimbangkan dalam mengambil keputusan, serta membantu orang lain untuk memahami situasi dan kondisi yang sedang dihadapi (Ivony, 2017).

(2)

Sebuah informasi dapat diberikan oleh siapa saja dan lewat media apa saja, bisa secara langsung atau melalui internet, berita koran, televisi, radio, dan lain-lain. Jenis informasinya juga beragam sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, bidangnya hingga lokasi kejadian. Berikut merupakan jenis-jenis informasi yang dipaparkan oleh Pakar Komunikasi:

1. Jenis informasi berdasarkan sifatnya

- Bersifat faktual : informasi yang disampaikan berupa fakta atau peristiwa nyata. Fakta dibedakan menjadi dua yaitu umum dan khusus. Fakta umum adalah informasi yang belum menguraikan secara detail seperti nama tempat, pelaku, dan objek peristiwa. Sedangkan fakta khusus, informasi yang disampaikan secara detail peristiwa dan terperinci.

- Opini atau Konsep : informasi yang berupa pendapat atau pemikiran seseorang. Informasi yang bersifat konsep merupakan informasi berupa ide atau pemahaman yang diperoleh dari menyimpulkan suatu peristiwa.

- Deskripsi : informasi yang diuraikan secara khusus untuk menjelaskan sesuatu. Penjelasan tersebut secara rinci dapat dilakukan dalam bentuk vertical atau horizontal, sesuai kebutuhan. Sebagai contoh, hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan skincare pada wajah.

2. Jenis informasi berdasarkan sifat keilmuannya

- Informasi tidak ilmiah yaitu informasi umum yang tersedia dimana saja. Seperti berita suatu peristiwa yang disebarkan melalui televisi atau media massa lainnya. - Informasi ilmiah yaitu dirancang khusus demi kepentingan ilmiah atau penelitian.

Informasi ilmiah dibagi menjadi tiga kelompok : informasi primer (berasal langsung dari sumbernya, seperti laporan hasil penelitian), informasi sekunder (berupa kutipan atau sejenisnya untuk mengawali informasi primer, seperti biografi penulis), dan informasi tersier (berupa keterangan dari sumber untuk mempermudah pencarian informasi, seperti katalog)

3. Jenis informasi berdasarkan kegunaannya

- Informasi yang meningkatkan pengetahuan khalayak. Seperti, peristiwa bencana alam yang diberitakan oleh media massa

(3)

- Informasi yang mengajarkan sesuatu kepada khalayak. Seperti, guru yang memberikan informasi bagaimana cara menghitung luas lingkaran kepada muridnya

4. Jenis informasi berdasarkan format penyajian

Informasi dengan format penyajiannya dikemas dalam bentuk tulisan, gambar, suara atau video. Pada media online, semua format penyajian dapat dipadukan untuk menyampaikan informasi.

5. Jenis informasi berdasarkan lokasi peristiwa

Informasi yang dibedakan sesuai dengan lokasi kejadian. Seperti informasi lokal yaitu informasi yang berkaitan dengan Negara asal informasi. Sedangkan informasi mancanegara yaitu informasi mengenai kejadian dari luar negeri.

6. Jenis informasi berdasarkan bidang kehidupan

Informasi yang dibedakan sesuai dengan bidang kehidupan yang dijangkaunya. Seperti informasi tentang penyakit, cara penyembuhannya, kandungan dalam buah-buahan, semua itu masuk kategori informasi pada bidang kesehatan. Ada juga kategori informasi untuk bidang pendidikan, bidang olahraga dan lainnya.

Informasi selain memiliki jenis-jenis yang telah dijelaskan, juga memiliki fungsi secara umum. Berikut beberapa fungsi informasi :

1. Menambah pengetahuan, informasi untuk khalayak banyak, sehingga menjadi tahu informasi-informasi baru.

2. Mengurangi ketidakpastian, informasi dapat membantu khalayak memprediksi apa yang akan terjadi.

3. Mengurangi resiko kegagalan, informasi membantu menentukan langkah sehingga dapat memberikan prediksi yang akan terjadi.

4. Mengurangi keragaman versi yang tidak diperlukan, informasi dapat mempercepat pengambilan keputusan karena mengurangi berbagai perbedaan seperti pendapat. 5. Memberi standar, informasi sebagai acuan standar, ukuran, aturan sehingga hasilnya

(4)

2.2 Media Edukasi

Proses interaktif yang terjadi untuk mendorong pembelajaran yang bertujuan untuk menambah pengetahuan baru, ilmu, serta sikap melalui penguatan praktik dan pengalaman tertentu merupakan definisi edukasi (Potter & Perry, 2009:10). Edukasi pada umumnya merupakan sebuah upaya untuk mempengaruhi orang lain dengan berbagai perencanaan agar masyarakat dapat menerapkan apa yang telah diberikan oleh pelaku pendidik. Konsep dasar pendidikan merupakan proses belajar yang menurut bidang pendidikan terjadinya suatu proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih matang dan lebih baik pada diri masing-masing individu, masyarakat atau kelompok (Notoatmodjo, 2007:50-53)

Sebagai intervensi yang telah dirancang, maka edukasi membutuhkan sebuah persiapan media dalam penerapannya sehingga tujuan edukasi dapat meningkat. Edukasi merupakan proses yang berperan aktif saat berbagai informasi dalam mengubah perilaku. Media edukasi kesehatan adalah sarana-sarana yang merupakan saluran (channel) untuk memberikan informasi kesehatan (Notoatmodjo, 2007:50-53).

2.3 Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media komunikasi daring yang memiliki banyak penggunanya dapat berpartisipasi, berbagi, dalam dunia virtual. Menurut Kaplan dan Haenlein (2010) yang dikutip oleh Nurhalimah & dkk (2019:27) mengungkapkan bahwa media sosial merupakan sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membentuk di atas dasar ideology dan teknologi Web 2.0 dan memungkinkan penciptaan dan pergantian user-generated content. Media sosial memiliki jenis yang beragam dengan masing-masing fitur yang lengkap dan lebih canggih (Nurhalimah & dkk, 2019:27). McGraw Hill Dictionary yang dikutip oleh Cakranegara & Susilowati (2017) mendefinisikan media sosial sebagai sarana yang digunakan untuk berkomunikasi antara satu dengan lainya dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual. Media sosial membuat orang yang belum saling mengenal dalam kenyataan menjadi kenal dan saling terhubung dalam dunia online. Contoh media sosial yaitu facebook, twitter, instagram, tiktok dan masih banyak yang lainnya.

(5)

Adapun karakteristik media sosial menurut Nasrullah (2016:15) yaitu, “jaringan (network), informasi (information), arsip (archive), interaksi (interactivity), simulasi sosial (simulation of society), dan konten oleh pengguna (user-generated content)”. Penjelasan yang sesuai dengan penelitian ini dari karakteristik tersebut adalah informasi (information) menjadi entitas yang penting di media sosial. Sebab tidak seperti media-media lainnya di internet, pengguna media sosial mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi. Bahkan, informasi menjadi komoditas dalam masyarakat informasi (information society). Informasi diproduksi, dipertukarkan dan dikonsumsi oleh setiap individu.

Simulasi sosial (simulation of society), ketika berinteraksi dengan pengguna lain melalui antar muka (interface) di media sosial, pengguna harus melalui dua kondisi. Pertama, pengguna harus melakukan koneksi untuk berada di ruang siber, yakni melakukan log in atau masuk pada akun media sosialnya. Kedua, pengguna kadang melibatkan keterbukaan dalam identitas sekaligus mengarahkan bagaimana individu tersebut mengidentifikasi atau mengkonstruk dirinya di dunia virtual.

Konten oleh pengguna (user-generated content), term ini menunjukkan bahwa di media sosial konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. Karakter lain media sosial yaitu penyebaran (share/sharing), medium ini tidak hanya menghasilkan konten yang dibangun dan dikonsumsi oleh penggunanya, tetapi juga didistribusikan sekaligus dikembangkan oleh penggunanya. Penyebaran ini terjadi melalui dua jenis, yaitu melalui konten dan melalui perangkat (Kurnia, Johan, & Rullyana, 2018).

Media sosial digunakan oleh hampir semua kalangan di Indonesia. Seakan-akan, gaya hidup setiap orang harus melalui media sosial. Media sosial tidak bisa dipisahkan dari kegiatan sehari-hari. Mulai dari dunia pendidikan, pariwisata, bisnis, dan aspek lainnya 90% menggunakan media sosial untuk menunjang keberhasilannya masing-masing. Akses media sosial yang mudah menjadi factor banyaknya masyarakat yang tertarik menggunakan media sosial. Pengguna aktif media sosial di Indonesia berumur sekitar 13-25 tahun. Namun seiring perkembangan dalam dunia digital, saat ini banyak anak-anak dibawah umur 13 tahun sudah menggunakannya. Perlu arahan yang baik oleh orang tua, agar tidak berdampak buruk pada pertumbuhan kembang anak. Idealnya menggunakan media sosial ialah umur 13 tahun keatas (Nabila & dkk, 2020:100-119).

(6)

Pada perkembangan internet saat ini menjadi tantangan sendiri untuk generasi muda, dimana perlu adanya edukasi agar mereka dapat menggunakan media sosial dengan bijak. Media sosial akan berdampak baik dalam kehidupan masyarakat jika generasi muda dapat memanfaatkan media sosial dalam hal yang positif dan menggunakannya dengan efektif. Maka generasi muda bisa disebut sebagai masyarakat yang positif pula. Selain itu, media sosial dapat memberi pengaruh terhadap SDM yang berkualitas. Keterampilan SDM mudah didapatkan dengan adanya akses internet yang sangat berkembang. Kegunaan dan segudang manfaat dari media sosial pasti mempunyai dampak positif dan negative. Dampak positifnya adalah mempermudah interaksi dengan orang lain hingga orang banyak, memperluas pergaulan, interaksi dengan orang yang jaraknya sangat jauh, mudah menunjukkan ekspresi diri, mendapatkan dan menyebarkan informasi (Nabila & dkk, 2020:100-119).

Menurut Chris Brogen, media sosial memiliki tujuan sebagai salah satu intrumen baru untuk berinteraksi dan dapat dikombinasikan dengan jenis komunikasi sebelumnya masyarakat tidak mengetahuinya. Media sosial juga dapat mengembangkan produktivitas, karena banyak jenis pekerjaan yang muncul melalui media sosial. Dalam bekerja di media sosial harus konsisten berkarya jika ingin mencapai hasil yang lebih memuaskan dari bekerja dengan hal konvensional atau bahkan tidak menggunakan teknologi (Nabila & dkk, 2020:100-119).

2.4 Platform Digital Alternatif Tiktok

Salah satu hal yang membuat Tiktok unik dan sangat bernilai adalah algoritma Tiktok yang beredar dengan platform media sosial lainnya. Tiktok berjalan pada grafik konten, bukan grafik sosial. Perbedaan antara Tiktok dengan aplikasi jejaring sosial lainnya adalah pada hastag popular yang cenderung lebih menyukai tantangan atau format berulang lainnya. Tidak seperti media sosial lainnya, Tiktok bukan platform yang membahas apa yang sedang terjadi di dunia. Di sinilah orang-orang menggunakan dan melihat Tiktok untuk bersenang-senang menjadi kreatif tanpa tekanan dari siklus berita 24/7.

Seperti semua platform sosial, influencer dapat memainkan peran penting dalam membantu mempromosikan kampanye. Meski demikian, merek memerlukan strategi yang cermat untuk memilih influencer yang otentik dan selaras dengan merek. Konten Tiktok yang paling popular adalah permainan, kecantikan, edukasi dan olahraga.

(7)

Dengan memainkan kategori-kategori ono, sebuah merek secara instan menjadi jauh lebih terlihat, karena konten yang disesuaikan dengan minat audiens taget secara alami meningkat di Tiktok.

Selama ini aplikasi Tiktok lebih dikenal sebagai platform hiburan media sosial, namun saat ini Tiktok berusaha memjelajahi ranah edukasi untuk memposisikan diri sebagai salah satu platform alternative pembelajaran berbasis daring. Menurut Head of Public Policy Tiktok Indonesia, Malaysia dan Filipina, Donny Eryastha mengatakan hal ini dilakukan Tiktok Indonesia sebagai upaya mendorong keberagaman konten agar platform ini dapat dinikmati oleh berbagai kategori, bahkan pada akhir tahun 2019 Tiktok berhasil menjadikan konten edukasi sebagai konten yang paling diminati. Oleh karena itu, Tiktok juga kerja sama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) melalui program #SamaSamaBelajar untuk memperbanyak konten edukasi. Menurutnya video singkat Tiktok dapat menjadi platform yang tepat dalam memberikan materi edukasi, mengingat generasi Z yang hampir 100 persen konsumsi internetnya untuk video online, karena videonya bersifat singkat, menarik dan juga interaktif (Harususilo, 2020).

Aplikasi tiktok memiliki banyak manfaat yang didapatkan oleh penggunanya, namun sebagai salah satu media sosial apabila disalahgunakan dapat memberikan dampak positif maupun negative. Semuanya tergantung pada pengguna atau kreator aplikasi Tiktok itu sendiri. Selain sebagai hiburan, Tiktok juga bermanfaat untuk seseorang agar lebih kreatif dalam menciptakan video dan menjadi konten kreator untuk diri sendiri maupun orang banyak. Tiktok memberi layanan kreator untuk membuat video pendek disertai musik dan dapat menambahkan suara atau membuat video lipsync (Naisaban, 2019). Selain itu, kreator juga bisa mengganti background videonya, menambah tulisan dengan durasi yang ditentukan serta duet dengan video orang lain. Sehingga kreator satu dengan kreator lainnya atau dengan khalayak lain dapat dengan mudah berinteraksi sesuai dengan tema yang dibahas.

2.5 Teori Media Baru

Media baru adalah media yang berbasis internet dengan menggunakan komputer dan telepon genggam canggih. Dua kekuatan utama perubahan awalnya adalah komunikasi satelit dan pemanfaatan komputer.

(8)

Kunci untuk kekuatan komputer yang besar sebagai sebuah mesin komunikasi terletak pada proses digitalisasi yang memungkinkan segala bentuk informasi dibawa dengan efisien dan saling berbaur, Carey dalam (McQuail, 2011:43). Media baru disebut juga new media digital. Media digital adalah media yang kontennya berbentuk gabungan data, teks, suara, dan berbagai jenis gambar yang disimpan dalam format digital dan disebarluaskan melalui jaringan berbasis kabel optic broadband, satelit dan sistem gelombang mikro (Flew, 2008:2-3).

Ciri-ciri utama internet sebagai media adalah : a. Teknologi berbasis computer

b. Karakteristiknya hibrida, tidak berdedikasi, fleksibel c. Potensi interaktif

d. Fungsi publik dan privat e. Peraturan yang tidak ketat f. Kesalingterhubungan

g. Ada dimana-mana/tidak tergantung lokasi h. Dapat diakses individu sebagai komunikator i. Media komunikasi massa dan pribadi Perbedaan media baru dan media lama adalah:

a. Media baru mengabaikan batasan percetakan dan modal penyiaran dengan memungkinan terjadinya percakapan antar banyak pihak.

b. Memungkinkan penerimaan secara simultan, perubahan dan penyebaran kembali obyek-obyek budaya.

c. Mengganggu tindakan komunikasi dari posisi pentingnya dari hubungan kewilayahan dari modernitas.

d. Menyediakan obyek global secara instan.

e. Memasukkan subyek modern/akhir modern ke dalam mesin aparat yang berjaringan, Poster dalam (McQuail, 2011:151).

(9)

Menurut Martin Lister dan ilmuwan lain, bersama-sama merumuskan bahwa media baru memiliki beberapa ciri khas, yaitu digital, interaktif, hipertekstual, virtual, jaringan, dan simulasi. Digital mengacu pada bentuk data yang diolah dalam media baru yang merupakan sebuah data digital. Interaktif mengacu pada adanya pengguna saling berinteraksi. Hiperteks mengacu pada kemampuan pengguna untuk memulai membaca teks dari mana pun yang mereka inginkan. Jaringan mengacu pada ketersediaan konten yang cenderung banyak dan terbagi melalui jaringan internet. Virtual dan simulasi berkaitan erat dengan upaya untuk mewujudkan dunia virtual tertentu.

New Media berdasarkan pengertian, dapat disimpulkan bahwa media yang terhubung internet merupakan bagian dari media baru. Telepon genggam atau sering disebut sebagai Smartphone saat ini telah terhubung dengan jaringan internet yang menandakan bahwa media sosial menjadi salah satu bagian dari adanya teori media baru. Perkembangan tersebut membuat kecanggihan teknologi menjadi mudah diakses dengan media sosial. Media Sosial yang beragam sebagai wadah komunikasi setiap orang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Melalui media sosial juga pesan atau informasi dapat tersampaikan dengan mudah.

Menurut Lievrouw dan Livingstone (2006) editor dari buku Handbook of New Media, mendefinisikan media baru atau new media sebagai penghubung antara teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dengan situasi sosial yang berkaitan dengan tiga elemen: alat dan artefak teknologi; aktivitas, praktik, dan penggunaan; dan susunan serta organisasi sosial yang terbentuk disekitar alat dan praktik tersebut. Ciri utama dari media baru ialah kesalingterhubungan, askes terhadap khalayak invidu sebagai penerima atau penyampai pesan, interaktivitasnya, berbagai kegunaannya sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada dimana-mana.

Pada media baru ada teori yang inovatif dengan kombinasi dari interaktivitas yang diterangkan Livingstone (1999:65) yang dikutip oleh McQuail (2005) mengungkapkan bahwa tidak terbatasnya jenis konten, jangkauan public, dan komunikasi yang bersifat global. Media baru memiliki dampak utama seperti public tidak mudah percaya terhadap perubahan teknologi, dan kondisi memiliki khalayak yang luas dan popularitas yang tersebar mungkin menjadi sulit untuk diraih.

(10)

Menjadi terkenal di Internet tidaklah mudah, tanpa kerja sama dengan media massa tradisional. Semakin bertambah juga kesulitan dalam menjaga hak cipta (copyright) karena banyaknya muncul kompetisi dengan pasokan konten gratis. Media baru memulai bentuk publikasi alternative dan memberi kesempatan dan tantangan bagi para penerbitan tradisional (McQuail, 2005:138).

Keteraturan aktivitas khalayak bergerak dari penerimaan kepada pencarian, konsultasi, dan berinteraksi lebih personal. Istilah khalayak perlu dimodifikasi yang tumpang tindih dengan pengguna dalam konotasi yang berbeda. Rice (1999:29) yang dikutip oleh McQuail (2005) mengemukakan bahwa paradoks dari berbagai jenis pilihan yang dihadapi khalayak: saat ini individu perlu menciptakan lebih banyak pilihan, tetapi harus mempunyai pengetahuan lebih dulu, dan harus lebih berupaya untuk memadukan dan memaknai komunikasi. Interaktivitas dan pilihan bukanlah keuntungan universal, banyak orang yang tidak mempunyai tenaga, keinginan, kebutuhan untuk terlibat dalam proses semacam itu (McQuail, 2005:139).

Breen (2007) seperti dikutip oleh McQuail (2010) mengungkapkan ketakutannya bahwa internet tampaknya berkembang melebihi fase keterbukaan dan demokrasi, kemudian menjadi layanan multi tahap dengan akses yang lebih baik untuk menghasilkan dan menyediakan konten kepada mereka yang mampu membayar lebih, atau untuk menerima konten yang lebih bernilai. Menurut Sustein (2006), pengaturan dasar dari internet dan sifat penggunaannya mengarah pada efek perpecahan sosial. Sedangkan menurut Slevin (2000) yang dikutip oleh McQuail (2010) internet justru memberikan jalan untuk hubungan serta jaringan baru yang tidak langsung menyatu dengan cara yang berbeda dan lebih mengikat (McQuail, 2010:141).

Menurut Rasmussen (2000) yang dikutip oleh Mc.Quail 174, media baru mempunyai efek kualitatif yang berbeda terhadap integrasi sosial dalam jaringan masyarakat modern yang mengutip dari teori modernisasi Giddens (1991). Peran sertanya sebagai jembatan di jurang lebar yang terbuka antara public dan privat, antara dunia kenyataan dan dunia dalam sistem serta organisasi. Sedangkan Quortrup (2006) memberikan kesimpulan bahwa teori media tidak dapat menangani kasus media digital yang baru karena fitur yang dimiliki tidak terbatas dan tidak ada satupun yang pasti.

(11)

Meskipun demikian, ada lima kategori utama media baru yang mempunyai kesamaan saluran tertentu dan dibedakan menurut jenis penggunaan, konten dan konteks, sebagai berikut: media komunikasi antar pribadi, media permainan interaktif, media pencarian informasi, media partisipasi kolektif, dan substansi media penyiaran. Focus peneliti lebih kepada kategori media partisipasi kolektif yang mengkhususkan penggunaan internet untuk berbagi dan bertukar informasi, pikiran dan pengalaman, serta untuk meningkatkan interaksi pribadi aktif (computer sebagai perantara). Situs jejaring sosial termasuk didalamnya, penggunaannya berkisar dari yang murni peralatan hingga afektif dan emosional (Gora, 2019:181).

Teori Media Baru menurut Mark Poster dalam bukunya The Second Media Age tahun 1990, periode baru ditandai oleh adanya teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, terutama dunia maya yang akan mempengaruhi masyarakat. Era media kedua telah dikembangkan sejak tahun 1980an hingga saat ini menandai perubahan penting dalam teori media. Kekuatan media dalam dan dari media itu sendiri kembali menjadi focus, termasuk sebuah minat baru dalam karakteristik penyebaran dan penyiaran media. Era media yang pertama dapat digambarkan oleh setralisasi produksi (satu menjadi banyak), komunikasi satu arah, kendali situasi (untuk sebagian besar), reproduksi stratifikasi sosial dan perbedaan melalui media, audiens massa yang terpecah dan pembetukkan kesadaran sosial. Era media kedua kebalikannya dari era media pertama yaitu sebagai desentralisasi, dua arah, diluar kendali situasi, demokratisasi, mengangkat kesadaran individu dan orientasi individu.

Terdapat dua pandangan tentang perbedaan antara era media pertama dengan penekanan pada penyiaran, sedangkan era media kedua penekanannya pada jaringan. Kedua pandangan tersebut merupakan pendekatan interaksi sosial (social interaction) dan pendekatan integrasi sosial (social integration). Pendekatan interaksi sosial dapat menyeleksi media menurut seberapa dekat dengan model interaksi tatap muka. Bentuk media penyiaran yang lebih lama dikatakan lebih menekankan pada diseminanasi informasi yang mengurangi peluang adanya interaksi. Media tersebut ditafsir sebagai media informasional dan karenanya menjadi perantaraan realitas bagi konsumen. Sedangkan, media baru lebih interaktif dan membentuk sebuah interpretasi baru tentang komunikasi pribadi.

(12)

Dunia maya sebagai wadah pertemuan semu yang memperluas dunia sosial, memberikan pengetahuan baru, dan mempersiapkan tempat untuk berbagi pandangan secara luas. Media baru tentu berbeda dengan interaksi tatap muka, namun tetap ada bentuk dari interaksi yang baru untuk menjalin hubungan pribadi dengan cara yang berbeda dari media sebelumnya. Ada masalah yang timbul saat beberapa orang percaya bahwa media baru lebih “termediasi” dibandingkan yang akan diyakini oleh pendukungnya. Pemanfaatan terbuka dan fleksibel yang diberikan media baru juga dapat menimbulkan terjadinya kecurigaan dan kekacauan. Karena luasnya pilihan dalam media baru, belum tentu pilihan selalu tepat tanpa panduan dan susunan yang dibutuhkan. Perbedaan dalam media baru dapat menyebabkan perpecahan jika penggunaannya tidak tepat, seperti keluwesan waktu yang diberikan media baru juga dapat memunculkan ketentuan waktu yang baru. Sedangkan untuk pendekatan integrasi sosial lebih menggambarkan media dalam bentuk ritual atau menjelaskan penggunaan media sebagai cara menciptaka n masyarakat, dengan tujuan untuk menyatukan manusia dalam beberapa bentuk masyarakat dan membagi rasa saling memiliki. Menurut pandangan integrasi sosial, interaksi tatap muka bukan sebagai dasar atau syarat utama dalam perbandingan media komunikasi. Interaksi yang dimaksud tidak melulu dengan orang lain, tetapi interaksi hanya dengan media itu sendiri. Media tidak digunakan untuk mendapatkan sesuatu, melainkan makna dalam dan dari ritual diri yang dimiliki. Media digunakan sebagai semacam ritual bersama yang membentuk perasaan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri. Ritual pada media menjadi suatu kebiasaan yang lumrah dan bernilai besar dari pemakaian media itu sendiri.

Media baru mengeluarkan sesuatu yang tampaknya seperti interaksi, namun tidak persis dengan interaksi tatap muka yang sesungguhnya. Justru, media baru memberikan interaksi dengan simulasi computer. Ada tingkat interaksi yang tinggi dengan menggunakan computer, tetapi tidak dengan individu tertentu. Gagasan tersebut ditunjang oleh teori persamaan media (media-equation theory) membuktikan bahwa kita menerima media seperti manusia dan berhubungan dengan media seakan-akan mereka nyata (Littlejohn & Foss, 2012:341).

(13)

2.6 Regulasi Kosmetik Legal

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1176/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Notifikasi Kosmetika, kosmetik merupakah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada seluruh bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa disekitar mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan dan atau melidungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Dalam memproduksi kosmetik harus ada izin sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1175/Men.Kes/Per/VIII/2010 tentang izin produksi kosmetika: Pertama, Industri kosmetika yang akan membuat kosmetika harus memiliki izin produksi; Kedua, izin produksi industry kosmetika dibedakan menjadi 2 golongan yaitu Golongan A dapat membuat semua jenis kosmetika dan Golongan B dapat membuat jenis dan sediaan kosmetik tertentu dengan menggunakan teknologi sederhana; Ketiga, izin berlaku selama 5 tahun. Banyak regulasi yang harus dipatuhi dalam memproduksi kosmetika agar tercatat dalam Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Untuk bahan kosmetika izin yang dikeluarkan sesuai dengan Keputusan Kepala Badan POM RI No. HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan juga memiliki keputusan tentang Pedoman Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik pada Nomor HK.00.05.4.3870 Tahun 2003. Tak hanya itu, Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.03.42.06.10.4556 Tahun 2010 tentang Petunjuk Operasional Pedoman Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik. Sebagai penghasil kosmetik perlu diperhatikan beberapa peraturan yang tertera diatas agar kosmetik yang dipasarkan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. 2.7 Kode Etik Kedokteran

Dokter mewujudkan penyedia jasa layanan kedokteran yang memiliki tujuan utama yaitu menolong, tetapi berbeda halnya dengan penyedia jasa jenis lainnya (misalnya, jasa transportasi, komunikasi dan sebagainya). Oleh sebab itu, iklim kerja yang mencakup dunia kedokteran sepatutnya bukan iklim kompetisi bisnis untuk meraih profit (Prawiroharjo & Meilia, 2017). Kredibilitas dokter sebagai komunikator dalam melakukan komunikasi sangat penting, hal itu merupakan sebuah gambaran seseorang tentang dokter tersebut. Dengan begitu, media sosial saat ini berfungsi sebagai pilihan dokter untuk membangun awareness, sikap dan minat khalayak terhadap citra personalnya (Liliweri, 2009:179).

(14)

Media sosial telah menjadi sarana untuk berinteraksi hingga dipandang memiliki potensi luar biasa untuk membantu baik pendidik media, dokter, pustakawan dan siswa kedokteran dalam memasuki era teknologi. Riset mengatakan bahwa media sosial memiliki kontribusi positif terhadap implementasi promosi kesehatan, sehingga perlu adanya perancangan strategi promosi dan komunikasi kesehatan yang berbasis media sosial (Leonita & Jalinus, 2018).

Penggunaan media sosial untuk keperluan profesi dokter berperan dalam memperluas jaringan profesi, pendidikan profesi, promosi institusi, dan promosi kesehatan. Melalui media sosial, dokter dapat mempermudah pasien mengakses informasi kesehatan dan dapat membuat masyarakat terlibat dalam diskusi mengenai kebijakan kesehatan. Selain itu, media sosial juga memfasilitasi hubungan professional tenaga kesehatan, baik dalam skala nasional maupun internasional. Dokter juga dapat lebih mudah memberikan edukasi kepada pasien, keluarga pasien, dan teman sejawat. Dalam pengembangan profesi, penggunaan media sosial membuat dokter lebih terbuka terhadap berita dan penemuan-penemuan baru di bidang kedokteran yang dapat meningkatkan wawasan (Prawiroharjo & Libritany, 2017).

Berdasarkan Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) tahun 2012 dalam pasal 4 tentang memuji diri yang berbunyi bahwa “Setiap dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri”. Setiap dokter wajib mempertahankan profesionalisme dalam menginformasikan kualitas kompetensi dan kewenangan diri kepada sejawat profesi kesehatan dan/atau kepada public. Dokter wajib menjamin bahwa setiap informasi yang disampaikan bersifat factual dan terhindar dari segala niat dan upaya untuk menunjukkan kehebatan diri atau memuji diri melalui wahana/media public, seperti pertemuan dengan khalayak, media massa, media elektronik dan media komunikasi berteknologi canggih lainnya. Tindakan yang tergolong ke dalam kegiatan memuji diri adalah mengiklankan kemampuan atau kelebihan yang dimiliki seorang dokter baik secara lisan maupun tulisan, dalam berbagai wahana/media public dalam dan luar negeri (Prawiroharjo & Meilia, 2017). Edukasi yang diberikan dokter kepada pasien harus memegang teguh etika profesi.

(15)

2.8 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terdahulu milik Tjut Afrieda Syahara, Chusnul Azizah Indahsari dan Dwi Sutanti yang berjudul Tiktok dan Pandemi (Analisis Konten Penggunaan Tiktok sebagai Media Edukasi Covid-19 di Masa Pandemi). Teknologi yang berkembang saat ini membuat semua jenis konten dapat dikonsumsi khalayak dengan mudah. Keberadaan media sosial sangat membantu dalam mendapatkan informasi dari media tersebut yaitu Tiktok. Penggunaan aplikasi Tiktok tidak serta merta menberikan dampak negative kepada para penggunanya, namun dapat memberikan edukasi kepada khalayak melalui konten yang dibuat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis. Krippendorff (2004) mendefinisikan analisis konten sebagai sebuah teknik penelitian untuk menyimpulkan makna teks ataupun melalui prosedur yang dapat dipercaya (reliable), dapat direplikabel atau diaplikasikan dalam konteks yang berbeda (replicable), serta sah. Krippendorrff tidak membatasi konteks hanya dengan tulisan, tetapi juga “other meaningful matter” yaitu produk yang memiliki makna lainnya seperti lukisan, gambar, peta, suara, ataupun simbol (Rumata, 2017).

Kesimpulan dari penelitian ini menjelaskan bahwa konsep tersebut sama halnya dengan langkah yang diambil oleh WHO dalam mengkampanyekan dan mengedukasi khalayak mengenai Covid-19 melalui konten, dan khalayak memberikan feedback positif dari banyaknya jumlah like, comment dan share. Dalam akun Tiktok @who terdapat konten tentang pesan-pesan pencegahan penyebaran virus Covid-19, pengetahuan tentang virus corona dan pesan-pesan kemanusiaan (Syahara, Indahsari, & Susanti, 2021).

Penelitian terdahulu selanjutnya oleh Nur Shadrina Nasution, Syamsulhuda Budi Musthofa dan Zahroh Shaluhiyah dengan judul Edukasi Pencegahan Covid-19 dalam Media Sosial : Gambaran Konten Video Tiktok. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis dengan pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan menetapkan kriteria tertentu untuk menentukan sampel penelitian. Teori yang digunakan adalah model komunikasi SMCR oleh Berlo yaitu proses penyampaian pesan (message) dari sumber (source) kepada penerima pesan (receiver). Dari penelitian ini, peneliti berhasil menganalisis jenis pesan yang terkandung pada masing-masing video yakni pesan informative, edukatif, testimony dan promosi.

(16)

Dari hasil penelitian yang didapatkan sebanyak 29% penonton lebih menyukai video dengan jenis pesan edukatif.

Selain itu, Tiktok memiliki kelebihan sebagai Media Edukasi, yaitu Tiktok dapat digunakan dengan benar dalam pemanfaatan penyebaran informasi yang bersifat santai sekaligus menghibur selagi mengedukasi khalayak dan koneksi menjadi penting untuk dibangun ditengah masa pandemic seperti ini sehingga Tiktok menjadi salah satu cara untuk menjangkau banyak orang. Kekurangan dari Tiktok yaitu rata-rata video yang diunggah cenderung menampilkan gerakan sehingga edukasi masih kurang tersampaikan, beberapa orang masih menganggap bahwa tiktok hanya dibuat sebagai hiburan saja, dan mengunggah informasi kesehatan lewat media sosial yang cenderung berdurasi pendek, musical dan lucu masih menjadi tantangan lembaga kesehatan untuk mengedukasi masyarakat. (Nasution, Musthofa, & Shaluhiyah, 2021).

Referensi

Dokumen terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PUSAT SINEMA INDONESIA SEBAGAI WADAH REKREASI, EDUKASI, DAN PENGEMBANGAN PERFILMAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA DI SURAKARTA

Pakan merupakan faktor penting dalam pemeliharaan ayam, karena nutrisi yang terkandung dalam pakan digunakan untuk proses metabolisme yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan

Praktek Re-uploader Terhadap Konten Tiktok Dalam Hukum Islam Pelanggaran hak cipta yang terjadi pada aplikasi Tiktok adalah bentuk pemanfaatan yang dilakukan oleh pihak

Media massa internet yang hari ini sedang viral yang sedang banyak digemari oleh khalayak salahsatunya yaitu aplikasi Tiktok, aplikasi tiktok merupakan.. aplikasi yang

Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Satria (2017) dan Panglipurningrum et al, (2018) hasil penelitian yang dilakukan oleh Satria (2017) menyatakan

Media sosial Tiktok sebagai media penyampaian informasi seperti karena pada dasarnya aplikasi ini adalah media sosial yang mempunyai ciri-ciri dapat menyampaikan pesan dan

Metode harfiah adalah metode yang masih menggunakan penerjemahan kata demi kata pada proses menerjemahkannya, tetapi pada pelaksanaanya lebih menekankan

Dalam hal ini penulis mendapatkan data bahwa dampak dari Popularitas Tiktok untuk Selebgram Tiktok Kota Pontianak memiliki pengaruh terhadap perkembangan berpikirnya