• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Entrepreneurial Self-efficacy Dan Entrepreneurial Intention Pada Mahasiswafakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Entrepreneurial Self-efficacy Dan Entrepreneurial Intention Pada Mahasiswafakultas Psikologi Universitas Padjadjaran."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ENTREPRENEURIAL INTENTION PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

IKA RESTU PUTRI SARASWATI

ABSTRAK

Berwirausaha merupakan suatu kegiatan memulai usaha baru sebagai respon untuk mengidentifikasi peluang yang ada di kehidupan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, entrepreneurial self-efficacy dan entrepreneurial intention merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi individu untuk menampilkan perilaku berwirausaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara entrepreneur self-efficacy dan entrepreneurial self-efficacy beserta gambarannya pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.

Subjek penelitian ini berjumlah sebesar 70 orang. Karakteristik subjek penelitiannya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran angkatan 2011, 2012, dan 2013. Karakteristik lainnya adalah mahasiswa belum pernah berwirausaha. Penelitian ini menggunakan rancangan peneilitian non-eksperimental dengan metode korelasional untuk mengetahui gambaran derajat hubungan yang ada antara variabel entrepreneurial self-efficacy dan entrepreneurial intention. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan self-administered questionnaire yang berisikan beberapa pernyataan tentang entrepreneurial self-efficacy dan entrepreneurial intention.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara entrepreneurial self-efficacy dan entrepreneurial intention pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0.530 dan besar kontribusi (R2) sebesar 28.1%. Sebagian besar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran memiliki entrepreneurial self-efficacy yang kuat dan entrepreneurial intention yang cukup kuat. Dimensi entrepreneurial self-efficacy terkuat pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran adalah entrepreneurial self-efficacy implementing people dan determinan entrepreneurial intention terkuat pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran adalah attitude toward behavior.

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi terpadat di dunia.

Saat ini, Indonesia masih menempati posisi keempat sebagai negara dengan populasi

terpadat di dunia setelah China, India, Amerika Serikat dan India. Jumlah populasi

Indonesia pada tahun 2014 adalah sebesar 252.812.245 juta jiwa

(http://www.worldometers.info/world-population/population-by-country/ diakses pada

Selasa, 5 Mei 2015 pukul 11.29 WIB).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan Agustus 2014, jumlah

angkatan kerja yang ada di Indonesia sebesar 121,9 juta orang. Namun, dari jumlah

angkatan kerja tersebut, yang bekerja hanya sekitar 114,6 juta orang. Hal tersebut

menyebabkan 7,3 juta jiwa orang sisanya termasuk ke dalam pengangguran terbuka

(open unemployment) atau tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai

pekerjaan. Pada bulan Agustus 2014, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di

Indonesia adalah sebesar 5,94%. Angka TPT tersebut relatif meningkat bila

dibandingkan dengan data TPT yang dimiliki BPS pada bulan Februari 2014, yaitu

sebesar 5,70% (www.bps.go.id diakses pada Senin, 16 Februari 2015 pukul 07.00

WIB).

Pemerintah melakukan berbagai cara untuk mengurangi angka pengangguran

di Indonesia. Semakin menipisnya jumlah lapangan pekerjaan di Indonesia yang

berbanding terbalik dengan jumlah pengangguran di Indonesia, maka pemerintah

mencoba menggerakkan roda ekonomi nasional dengan menggencarkan program

wirausaha. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi juga gencar menggerakkan program percetakan

wirausahawan muda, khususnya mahasiswa. Beberapa cara yang sudah dilakukan

(3)

untuk dilakukan pemerintah karena hingga saat ini, sebagian besar mahasiswa masih

berpikiran bahwa setelah lulus, mereka akan mencari pekerjaan di perusahaan atau

instansi pemerintah (job seeker) daripada membuka lapangan kerja sendiri (job

creator).

Berdasarkan data awal yang didapatkan dari 100 orang mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Padjadjaran, didapatkan hasil bahwa sebagian besar mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran tidak asing dengan isu kewirausahaan,

bahkan beberapa diantara pernah mengikuti seminar kewirausahaan (30 orang) dan

pelatihan kewirausahaan (10 orang). Sebanyak 79 orang menyatakan tertarik untuk

berwirausaha. Mayoritas mahsiswa menyatakan ingin berwirausaha karena banyak

manfaat yang akan mereka peroleh, misalnya adanya tambahan finansial,

bertambahnya relasi serta koneksi, meningkatnya kemandirian diri, meningkatnya

kreatifitas diri, maupun rasa bangga karena dapat memiliki penghasilan sendiri.

Namun, tingginya ketertarikan untuk berwirausaha tidak diimbangi dengan keyakinan

yang dimiliki akan kemampuan yang dimiliki untuk berwirausaha. Hal tersebut

tampak dari 49 orang mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu dengan kemampuan

yang dimiliki untuk berwirausaha. Mayoritas mahasiswa menyatakan belum memiliki

pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk berwirausaha. Ketika ditelusuri lebih

lanjut, mahasiswa juga tidak memungkiri bahwa akan banyak tantangan dan

hambatan yang akan dihadapi ketika berwirausaha, misalnya tidak adanya jaminan

kesuksesan, besarnya resiko kegagalan yang akan dihadapi, serta menghadapi

ketidakpastian. Meskipun mahasiswa mengetahui tantangan dan hambatan dalam

berwirausaha, mereka masih tetap berpendapat bahwa lebih banyak manfaat yang

(4)

tetap menyatakan ketertarikan mereka untuk berwirausaha meskipun kurang memiliki

keyakinan akan kemampuan yang dimiliki untuk berwirausaha.

Keyakinan akan kemampuan yang dimiliki untuk berwirausaha sering disebut

sebagai entrepreneurial self-efficacy. Entrepreneurial self-efficacy adalah “construct

that measures a person’s belief in their ability to successfully launch on

entrepreneurial venture” (McGee et al, 2009). Menurut McGee (2009),

entrepreneurial self-efficacy adalah suatu konstruk yang mengukur kepercayaan

individu pada kemampuan yang dimiliki dalam berkecimpung dalam dunia

kewirausahaan. Menurut Mueller dan Goic (2003), keyakinan akan kemampuan yang

dimiliki dalam berwirausaha juga mencakup keyakinan akan kemampuan yang

dimiliki untuk menemukan ide unik dan mengidentifikasi kesempatan untuk

berwirausaha; keyakinan akan kemampuan yang dimiliki untuk mengubah ide usaha

menjadi rencana usaha yang dapat direalisasikan; keyakinan akan kemampuan yang

dimiliki untuk mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk berwirausaha; dan

keyakinan akan kemampuan untuk mengimplementasikan sumber daya dalam

berwirausaha.

Keyakinan akan kemampuan yang dimiliki dalam berwirausaha akan

berhubungan dengan intensitas kesiapan individu untuk menampilkan perilaku

berwirausaha. Kesiapan individu untuk menampilkan perilaku berwirausaha sering

disebut sebagai entrepreneurial intention. Hal tersebut sejalan dengan yang

dikemukakan oleh Ajzen (2005) bahwa intensi merupakan indikasi kesiapan individu

untuk menampilkan suatu perilaku tertentu dan dapat dijadikan sebagai munculnya

perilaku tertentu. Entrepreneurial intention ditentukan pula oleh evaluasi akan

konsekuensi yang akan didapatkan dari berwirausaha (attitude toward behavior),

(5)

perilakunya dalam berwirausaha (perceived behavioral control).

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deduktif, yaitu

keterangan, informasi, dan teori-teori mengenai entrepreneurial self-efficacy dan

entrepreneurial intention diperoleh melalui literatur yang digunakan sebagai

informasi untuk perancangan penelitian dan pengidentifikasian masalah.

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah rancangan non-eksperimental

kuantitatif. Rancangan non eksperimental kuantitatif adalah jenis deskriptif dari

penelitian yang mengumpulkan data kuantitatif atau numerik untuk menggambarkan

variabel yang dipilih (Christensen, 2007).

Penelitian ini menggunakan metode korelasi terhadap data kuantitatif.

Penelitian korelasi adalah suatu metode yang dilakukan untuk mencari gambaran

derajat hubungan yang ada antara dua variabel terukur (Christensen, 2007).

Partisipan

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Padjadjaran yang belum pernah berwirausaha angkatan 2011, 2012, dan 2013. Teknik

sampling yang digunakan adalah cluster random sampling, yaitu metode

peangambilan sampel dengan membagi populasi mejadi beberapa kelompok (cluster)

dengan karakteristik yang sama dan dilakukan pemilihan sampel secara acak sehingga

semua anggota dari kelompok (cluster) tersebut memiliki peluang yang sama untuk

menjadi sampel sesuai proporsi yang ditetapkan untuk setiap kelompok (cluster).

(6)

Pengukuran

Pengukuran variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan manggunakan dua

buah alat ukur, yaitu alat ukur entrepreneurial self-efficacy yang disusun berdasarkan

teori entrepreneurial self-efficacy (McGee, 2009) dan alat ukur entrepreneurial

intention yang disusun berdasarkan theory of planned behavior (Ajzen, 2005). Pada

alat ukur entrepreneurial intention, terdiri dari dua metode pengukuran, yaitu

pengukuran secara langsung (direct measurement) dan pengukuran tidak langsung

(indirect measurement). Kedua alat ukur ini berupa self-administered questionnaire,

yaitu kuesioner diisi sendiri oleh individu sesuai dengan kondisi yang dialami. Alat

ukur entrepreneurial self-efficacy terdiri dari 41 item pernyataan dan alat ukur

entrepreneurial intention terdiri dari 47 item pertanyaan yang terbagi menjadi 25 item

direct measurement dan 22 item indirect measurement.

HASIL

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis pembahasan mengenai

hubungan antara entrepreneurial self-efficacy dan entrepreneurial intention pada

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, didapatkan beberapa simpulan

sebagai berikut :

1. Entrepreneurial self-efficacy memiliki hubungan dengan entrepreneurial

intention pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dengan

taraf korelasi yang sedang (R = 0.530) dan besar kontribusi (R2) sebesar 28.1%.

Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin kuat keyakinan yang dimiliki

mahasiswa akan kemampuan yang dimiliki dalam berwirausaha, maka semakin

kuat pula kesiapan yang dimiliki mahasiswa untuk menampilkan perilaku

(7)

entrepreneurial self-efficacy yang kuat. Keyakinan paling kuat adalah

keyakinan akan kemampuan yang dimiliki untuk mengimplementasikan sumber

daya manusia dalam berwirausaha (entrepreneurial self-efficacy implementing

people).

3. Sebagian besar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran memiliki

entrepreneurial intention yang cukup kuat. Hal yang paling mendasari kesiapan

yang dimiliki untuk berwirausaha adalah adanya evaluasi positif terhadap

konsekuensi yang akan didapatkan dari berwirausaha (attitude toward

behavior).

4. Tidak terdapat perbedaan entrepreneurial self-efficacy dan entrepreneurial

intention pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

berdasarkan angkatan, jenis kelamin, suku bangsa, status pekerjaan orang tua,

pernah atau tidaknya mengikuti seminar kewirausahaan, dan pernah atau

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 1988. Attitudes, Personality, and Behavior. New York: Open University Press.

Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality, and Behavior 2nd Edition. USA: Open University Press.

Ajzen, Icek. 2006. Constructing a TPB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations.

Alma, Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Cetakan Keenam Bandung: Alfabeta.

Bandura, A. 1994. Self-efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of human behavior (Vol. 4, pp. 71-81). New York: Academic Press.

(Reprintedin H. Friedman[Ed.], 1998. Encyclopedia of mental health. San Diego: Academic Press).

Barbosa, Saulo Dubard. 2007. The Role of Cognitive Style and Risk Preference on Entrepreneurial Self-Efficacy and Entrepreneurial Intentions.Journal of Leadership and Organizational Studies. Vol. 13. No. 4. Université Pierre Mendès France.

Boyd, Nancy G. George S. Vozikis. (1994). The Influrnce of Self-efficacy on The Development of Entrepreneurial Intentions and Actions. Baylor University. 1042-258794-184.

Brice, Jeff, Jr; Barbara. 2007. Entrepreneurial Profiling: A Decision Policy Analysis of The Entrepreneurial Self-Efficacy on Entrepreneurial Intention. United States Jordan Whitney Enterprises, Inc.

Christensen, Larry B. 2007. Experimental Methodology. Tenth Edition. USA:Pearson. Campo, Jose Luis Martinez. 2011. Analysis of The Influence of Self-efficacy on

Entrepreneurial Intention. Vol. 2. No. 9. Universidad Autónoma del Caribe. Fishbein, Martin. Ajzen, Icek. 1988. Belief, Attitude, Intention, and Behavior.

Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

Francis, JJ. Eccles, et al. 2004. Constructing Questionnaire Based on The Theory of Planned Behavior: A Manual for Health Services Researchers. University of Newcastle: Centre for Health Services Research.

Frese, Michael. 2009. Toward a Psychology of EntrepreneurshipAn Action Theory Perspective. Foundations and Trends R _ in Entrepreneurship. 5 (6), 435-494 Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use.

Massachussets: Allyn&Bacon.

Hisrich, PhD. et al. 2005. Entrepreneurship. Sixth Edition. New York: McGraw Hill Jr. Robert J. Muretta. 2004. Exploring The Four Source of Self-Efficacy. California:

Touro University.

Jr Norris F. Krueger & Alan L Carsrud. 1993. Entrepreneurial intentions:Applying the theory of planned behaviour. Entrepreneurship & Regional Development An International Journal, 5:4, 315-330

Jung, Dong; Ehrlich, Sanford B; De Noble, Alex F; Baik, Ki Bok. 2001.

Entrepreneurial Self-Efficacy and Its Relationship to Entrepreneurial Action: A Comparative Study Between The US and Korea.

(9)

Cognitive Style on Entrepreneurial Self-efficacy and The New Venture Creation Process. Baylor University. 1042-2587

Lambing, Peggy. Charles R. Kruehl. 2000. Entrepreneurship. New Jersey: Prentince Hall.

McGee, Jeffrey E. et. al. 2009. Entrepreneurial Self-Efficacy: Refining The Measure Baylor University. DOI: 10.1111/j.1540-6520.2009.00304.x

Papalia, Diane E. et al. 2007. Adult Development and Aging. Third Edition. New York McGraw-Hill.

Pihie, Zaidatol & A. Bagheri. 2011. Malay Secondary School Student’s

Entrepreneurial Attitude Orientation and Entrepreneurial Self-efficacy. Journal of Applied Sciences. ISSN 1812-5654

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Edisi 6. Bandung: Tarsito.

Suryana. 2006. Kewirausahaan. Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sumber Skripsi dan Tesis

Effendi, Rahmadia T. 2012. Studi Deskriptif Mengenai Entrepreneurial Self- efficacy Pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha 2011 Universitas Padjadjaran. Jatinangor: Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Navira, Regina. 2014. Gambaran Intensi Karyawan di Plaza Mandiri yang Memiliki Kendaraan Pribadi untuk Menggunakan Bus Transjakarta ke Tempat Kerja. Jatinangor: Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Rahmawati, Atika. 2011. Studi Korelasional Antara Intensi Berwirausaha dan Perilaku Berwirausahan Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Jatinangor: Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.

Sumber Website

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/618933-kadin--jumlah-wirausaha-ri-kalah-dari-malaysia diakses pada hari Selasa, 5 Mei 2015 pukul 11.48 WIB

http://sbaer.uca.edu/publications/entrepreneurship/pdf/01.pdf diakses pada Selasa, 1 April 2014 pukul 21.12 WIB

http://www.worldometers.info/world-population/population-by-country/ diakses pada Selasa, 5 Mei 2015 pukul 11.29 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Eksistensi madrasah tidak bisa dipisahkan dari kesadaran masyarakat muslim akan pentingnya pendidikan, dari mulai isiniatif pendiriannya, tanah dan bangunan,

Bahan makanan yang dimakan manusia terbagi menjadi dua, yaitu yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Seluruh tumbuhan yang dapat dimakan hukumnya halal kecuali yang najis,

Perencanaan mengenai tata ruang kantor ini bukanlah sebuah hal yang dianggap tidak perlu dalam sebuah perusahaan, karena jika tata ruang yang ada pada suatu

Berdasarkan hasil tinjauan sertifikasi tanah wakaf di 23 kabupaten/kota Provinsi Aceh, luasan lahan wakaf yang tinggi di suatu daerah tidak diiringi dengan legalitas yang kuat

Adapun Hipotesis yang bisa peneliti usulkan adalah : Penggunaan zat pengatur tumbuh auksin alami ekstrak bawang merah, ekstrak bawang putih dan ekstrak bawang

Fungsi tool ini untuk menetukan keteban garis gambar yang dibuat, serta pilihan warna yang akan digunakan untuk garis pinggir ( outline ), mengaturan garis secara

Hasil Penelitian menunjukan dengan metode bermain peran (Role Playing) dapat meningkat hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada materi proses perumusan Pancasila sebagai

Analisa korelasi mencoba menguji dan mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel, dalam hal ini adalah variabel dependen Tingkat Kesehatan Bank dengan