• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta : studi kasus pada karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta : studi kasus pada karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta."

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

xvi   

ABSTRAK

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PDAM TIRTADHARMA

KABUPATEN SLEMANPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta

Anggraheni Kusumaningrum

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2013

Penelitian ini ertujuan untuk meneliti pengaruh budaya organisasi dan

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtadharma. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman

sebanyak 41 responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner

yang didistribusikan kepada seluruh population. Analisis data menggunakan teknik

analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Kepuasan kerja berpengaruh secara

positif terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa budaya

organisasi dan kepuasan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja

karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman.

(2)

xvii   

ABSTRACT

THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL CULTURE AND JOB

SATISFACTION OF EMPLOYEES ON THEIR PERFORMANCE OF PDAM

TIRTADHARMA SLEMAN DISTRICT REGION DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

Case Studies on Employee of PDAM Tirtadharma Sleman district Daerah Istimewa

Yogyakarta

Anggraheni Kusumaningrum

Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2013

This study aimed to examine the influence of organizational culture and job

satisfaction on theemployees performance of PDAM Tirtadharma. The population in

this study was all employees of PDAM Tirtadharma Sleman by 41 respondents. Data

collection techniques used is questionnaires distributed to the research. The analysis

of data technical used is multiple regression analysis techniques. The results of this

study indicate that the positive influence of organizational culture on employee

performance. The job satisfaction has a positive impact on employee performance.

The results also show that of organizational culture and job satisfaction affect

employee performance simultaneously.

(3)

 

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PDAM TIRTADHARMA

KABUPATEN SLEMANPROVINSI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Anggraheni Kusumaningrum

NIM: 082214038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

 

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PDAM TIRTADHARMA

KABUPATEN SLEMANPROVINSI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Anggraheni Kusumaningrum

NIM: 082214038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)

ii

(6)

iii

 

(7)

iv

 

Motto dan Persembahan:

“ Sesungguhnya setelah ada kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu

telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sunguh- sungguh

(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(QS Alam Nasyrah: 6-8)

“Kesuksesan seseorang tidak hanya diukur dari kepandaian dan kecerdasan saja, melainkan kemauan yang kuat dan kerja keras dari situ maka Allah akan memberikan nikmat yang luar biasa

kepada mu”

(Ali bin Abu Tholib)

“Ketika kita meminta Allah menukar ibadah kita dengan sejimpit rizki maka

hanya sebesar itulah yang kita peroleh. Jangan pernah berhitung dengan Allah

atas apa yang akan diberikan Allah atas ibadah kita, maka Allah akan

memberikan alam semesta kepada mu”

(Penulis)

Dengan bangga kupersembahkan skripsi ini kepada:

(8)

v

(9)

vi

(10)

vii   

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala karunia rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta: Studi Kasus pada Karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat

dilupakan begitu saja. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.

Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2.

Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3.

Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku dosen pembimbing I, yang

dengan bijaksana memberikan bimbingan dan saran salama penyusunan

(11)

viii   

4.

Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si., selaku dosen pembimbing II, yang

mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih

sempurna.

5.

V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku dosen penguji yang telah

menguji karya ilmiah saya dengan sangat baik dan memberikan saran

yang baik bagi karya tulis saya

6.

Dwi Nurwata, S.E., M.M. selaku direktur utama PDAM Tirtadhama

Kabupaten Sleman.

7.

Drs. Sumarwan, selaku Kepala bagian Humas PDAM Kabupaten Sleman

yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian ini.

8.

Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma.

9.

Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan, doa, kasih

sayang, nasehat, dan memberikan penghidupan yang layak bagi penulis.

10.

Kakak- kakak ku yang memberikan masukan- masukan yang berguna bagi

terwujudnya pembuatan skripsi ini.

11.

Kekasih ku, Ricko Kristiarto Nugroho yang selama ini menemani ku,

memberi semangat dan memberikan warna keceriaan dalam hidupku.

12.

Sahabat- sahabat penulis di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam pembuatan skripsi

(12)
(13)

x   

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL...xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... .xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... .xv

HALAMAN ABSTRAK...xvi

BAB I PENDAHULUAN

……… 1

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 4

C.

Pembatasan Masalah ... 5

D.

Tujuan Penelitian ... 5

E.

Manfaat Penelitian ... 6

F.

Sistematika Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

……….. 8

A.

Landasan Teori ... 8

B.

Hasil Penelitian Sebelumnya ... 28

(14)

xi   

BAB III METODE PENELITIAN

………..32

A.

Jenis Penelitian ... 32

B.

Subjek dan Objek Penelitian ... 32

C.

Waktu dan Lokasi Penelitian ... 32

D.

Variabel Penelitian ... 33

E.

Definisi Operasional ... 34

F.

Populasi dan Sampel ... 38

G.

Teknik Pengambilan Sampel ... 39

H.

Sumber Data ... 39

I.

Teknik Pengumpulan Data ... 39

J.

Teknik Pengujian Instrumen ... 40

K.

Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

... 45

A.

Sejarah PDAM……….45

B.

Profil Perusahaan ……….46

C.

Permasalahan ………..47

D.

Potensi dan Peluang……….48

E.

Struktur Organisasi PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman………..49

F.

Kedudukan, Tugas dan Fungsi………50

G.

Sub Pemasaran PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman……….65

H.

Profil Perpamsi ... 65

I.

Sejarah Berdirinya PERPAMSI ... 66

J.

Organisasi ... 68

K.

Keanggotaan PERPAMSI ... 68

(15)

xii   

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

... 71

A.

Uji Instrumen Penelitian ... 71

B.

Deskripsi Subjek Penelitian ... 75

C.

Uji Asumsi Klasik ... 79

D.

Analisis Regresi Linier Berganda ... 82

E.

Pembahasan ... 84

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

... 86

A.

Kesimpulan ... 86

B.

Saran ... 86

C.

Keterbatasan ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(16)

xiii 

 

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

V.1 Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi ... 72

V.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja ... 73

V.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan ... 74

V.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 75

V.5 Karakteristik Respoden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 75

V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 76

V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 77

V.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 78

V.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 78

V.10 Hasil Uji Multikolinieritas ... 80

V.11 Hasil Perhitungan Uji Linieritas ... 82

(17)

xiv 

 

DAFTAR GAMBAR

GambarJudul Halaman

II.1KerangkaPenelitian ... 30

V.1 Uji Normalitas ... 79

V.2 Uji Heteroskedastisitas ... 81

(18)

xv   

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Print Out HasilOlah Data KuesionerPenelitian ... 90

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 98

Lampiran 3 Print Out Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS...102

(19)

xvi   

ABSTRAK

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PDAM TIRTADHARMA

KABUPATEN SLEMANPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta

Anggraheni Kusumaningrum

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2013

Penelitian ini ertujuan untuk meneliti pengaruh budaya organisasi dan

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtadharma. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman

sebanyak 41 responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner

yang didistribusikan kepada seluruh population. Analisis data menggunakan teknik

analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Kepuasan kerja berpengaruh secara

positif terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa budaya

organisasi dan kepuasan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja

karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman.

(20)

xvii   

ABSTRACT

THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL CULTURE AND JOB

SATISFACTION OF EMPLOYEES ON THEIR PERFORMANCE OF PDAM

TIRTADHARMA SLEMAN DISTRICT REGION DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

Case Studies on Employee of PDAM Tirtadharma Sleman district Daerah Istimewa

Yogyakarta

Anggraheni Kusumaningrum

Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2013

This study aimed to examine the influence of organizational culture and job

satisfaction on theemployees performance of PDAM Tirtadharma. The population in

this study was all employees of PDAM Tirtadharma Sleman by 41 respondents. Data

collection techniques used is questionnaires distributed to the research. The analysis

of data technical used is multiple regression analysis techniques. The results of this

study indicate that the positive influence of organizational culture on employee

performance. The job satisfaction has a positive impact on employee performance.

The results also show that of organizational culture and job satisfaction affect

employee performance simultaneously.

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam suatu organisasi dipandang sebagai sumber daya. Hal ini

berarti manusia sebagai sumber penggerak dalam suatu organsasi selain

sumber penggerak lainnya seperti sumber daya alam atau teknologi. Hal ini

merupakan penandasan kembali terhadap falsafah man behind the gun. Roda

organisasi sangat bergantung pada perilaku-perilaku manusia yang bekerja di

dalamnya. Selain itu, karyawan merupakan pelaksana dari berbagai tugas dan

pekerjaan yang wajib dilaksanakan untuk mencapai tujuan yakni

mengharapkan hasil pekerjaan yang memuaskan organisasi sesuai dengan apa

yang ditentukan sebelumnya.

Selain sebagai pelaksana tugas, karyawan juga merupakan sumberdaya

yang penting bagi perusahaan, karena memiliki bakat, tenaga, dan kreativitas

yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Untuk

mendapatkan suatu hasil kerja yang baik dan sesuai dengan tujuan organisasi

maka setiap pimpinan suatu organisasi dapat dipastikan mempunyai suatu

aturan dan ketentuan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan ini

dibuat dengan maksud agar setiap komponen organisasi melaksanakan tugas

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan tentunya akan meningkatkan

(22)

Kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dapat dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001:67).

Kinerja karyawan yang tinggi akan sangat menguntungkan perusahaan karena

dengan kinerja yang tinggi dan produktif maka kinerja perusahaan akan

optimal. Sebaliknya, rendahnya kinerja karyawan berarti perusahaan tidak

akan mampu berkinerja maksimal. Dengan demikian perusahaan sebisa

mungkin meningkatkan kinerja karyawannya.

Persoalan yang ada adalah bagaimana dapat menciptakan sumber daya

manusia yang dapat menghasilkan kinerja yang optimal sehingga tujuan

perusahaan dapat tercapai. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kinerja

karyawan, oleh karena itu perusahaan harus berusaha menjamin agar

faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja karyawan dapat terpenuhi secara

maksimal. Kualitas sumber daya manusia akan terpenuhi apabila kepuasan

kerja sebagai unsur yang berpengaruh terhadap kinerja dapat tercipta dengan

sempurna (Koesmono, 2005:163).

Kepuasan kerja merupakan suatu perasaan yang dialami oleh seorang

karyawan di mana apa yang diharapkan dari pekerjaannya telah terpenuhi

(Koesmono, 2005:169). Kepuasan kerja merupakan motivator primer yang

berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri. Dengan kata lain, kepuasan kerja

merujuk pada sikap umum individu atau karyawan terhadap pekerjaannya.

Karyawan akan merasa puas jika kebutuhan- kebutuhan karyawan seperti gaji

(23)

Kepuasan maupun ketidak puasan karyawan pada akhirnya akan menentukan

sikap karyawan terhadap perusahaan, semakin positif sikap kerja maka makin

besar pula kepuasan kerja. Pada umumnya seseorang merasa puas dengan

pekerjaannya karena berhasil dan memperoleh penilaian yang adil dari

pimpinannya (Koesmono, 2005:170).

Kepuasan kerja seorang karyawan akan terpenuhi apabila beberapa

faktor yang mempengaruhinya terpenuhi, seperti culture atau budaya. Menurut

Robbins (2001:289), budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama

yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, dan merupakan suatu sistem

makna bersama. Jadi, budaya organisasi merupakan hal yang penting bagi

suatu perusahaan, karena akan selalu berhubungan dengan kehidupan yang

ada dalam suatu perusahaan atau organisasi. Selain itu, budaya organisasi juga

merupakan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam hierarki organisasi

yang mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota

organisasi. Dengan demikian budaya organisasi merupakan falsafah, ideologi,

nilai-nilai, anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan norma-norma yang

dimiliki secara bersama serta mengikat dalam suatu komunitas tertentu

(Koesmono, 2005:164).

PDAM Tirtadharma kabupaten Sleman merupakan salah satu

perusahaan air minum milik daerah. Sebagai salah satu perusahaan, PDAM

Tirtadharma tidak lepas dari permasalahan yang berhubungan dengan kinerja

karyawannya. Penerapan budaya organisasi PDAM Tirtadharma masih

(24)

pimpinan. Indikasi ini diantaranya terlihat dari keadaan karyawan yang tidak

masuk kerja dengan berbagai alasan, seperti sakit, ijin, atau tanpa keterangan.

Di samping itu, sikap dan perilaku karyawan dalam memberikan pelayanan

yang belum memberikan kepuasan kepada konsumen PDAM, sehingga masih

ada keluhan/ keberatan dari konsumen PDAM yang menunjukkan adanya

nilai-nilai atau norma- norma organisasi yang belum diterapkan oleh

karyawan. Kondisi ini menyebabkan kepuasan kerja karyawan juga

mengalami penurunan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada penurunan

kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil

judul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh yang positif dari budaya organisasi terhadap

kinerja karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman?

2. Apakah terdapat pengaruh yang positif dari kepuasan kerja terhadap kinerja

karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman?

3. Apakah budaya organisasi dan kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap

(25)

C. Pembatasan Masalah

Skripsi ini terfokus pada masalah pengaruh budaya organisasi yang

diukur dengan indikator profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya pada

rekan sekerja, keteraturan, permusuhan dan integritas dan kepuasan kerja yang

diukur dengan indikator produktivitas, angka ketidakhadiran, angka turnover,

kerja yang secara mental menantang, ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang

mendukung dan rekan kerja yang mendukung terhadap kinerja karyawan

PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman yang diukur dengan indikator kualitas

pekerjaan, kuantitas pekerjaan, ketahanan dalam bekerja, kehandalan dalam

bekerja, kemampuan dalam bekerja dan kemandirian.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dari budaya

organisasi terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten

Sleman.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dari kepuasan

kerja terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman.

3. Untuk mengetahui apakah budaya organisasi dan kepuasan kerja

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtadharma

(26)

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi atau perbaikan atas

kebijakan- kebijakan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang dapat

meningkatkan kinerja karyawan.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bacaan ilmiah dan

sebagai sumber referensi bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja

karyawan.

F. Sistematika Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, untuk mempermudah penguraian isinya

diperlukan sistematika penulisan. Penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa

bab. Masing- masing bab membahas permasalahan untuk memperoleh

gambaran yang jelas dari seluuh skripsi ini. Adapun pembagian masing-

masing bab secara terinci adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

(27)

Bab II Kajian Pustaka

Bab ini memuat tiga hal pokok, yaitu landasan teori, hasil

penelitian sebelumnya, dan kerangka pemikiran serta hipotesis.

Bab III Metode penelitian

Metode penelitian berisi hal- hal sebagai berikut: jenis penelitian,

subjek dan objek, waktu dan lokasi, variabel, definisi operasional, populasi

dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik

pengujian instrument, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Subjek Penelitian

Bab ini secara garis besar menjelaskan mengenai subjek penelitian.

Subjek penelitian yang dimaksud adalah sejarah perusahaan, bidang usaha,

dan struktur organisasi.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Analisis data dan pembahasan berisi dua hal pokok yaitu paparan

mengenai temuan yang diperoleh dan analisisnya, baik secara kuantitatif

maupun kualitatif. Memuat hasil uji statistik yaitu analisis regresi berganda.

Bab VI Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan

Kesimpulan memuat tentang apa yang diperoleh dari analisis data

dan pembahasan. Saran mengacu pada kesimpulan, bersifat operasional sesuai

dengan masalah budaya organisasi, kepuasan kerja dan kinerja karyawan

PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman. Ketebatasan mengenai secara jujur

pengakuan penulis terhadap berbagai keterbatasan dalam penelitian yang

(28)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja

Seseorang akan selalu mendambakan penghargaan terhadap hasil

pekerjaannya dan mengharapkan imbalan yang adil. Penilaian kinerja perlu

dilakukan secara obyektif karena akan memotivasi karyawan dalam

melakukan kegiatannya. Di samping itu pula penilaian kinerja dapat

memberikan informasi untuk kepentingan pemberian gaji, promosi dan

melihat perilaku karyawan.

Menurut Mangkunegara (2001:67); kinerja dapat didefinisikan

sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh

karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya. Cascio (1995:275) dalam Koesmono (2005: 171)

mengatakan bahwa kinerja merupakan prestasi karyawan dari

tugas-tugasnya yang telah ditetapkan. Soeprihantono (2001:7); mengatakan

bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan seorang karyawan selama

periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya

standard, target/ sasaran/ kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan

(29)

Menurut Roger Belows dalam Achmad (2002:12) berpendapat

bahwa kinerja adalah suatu penilaian periodic atas nilai seorang individu

karyawan bagi organisasinya, dilakukan oleh atasannya atau seorang yang

berada dalam posisi untuk mengamati/ menilai prestasi kerjanya.

Menurut Siagian (2008:78), kinerja atau performance adalah hasil

kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing

masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan

secara legal, dan sesuai dengan moral maupun etika.

Kinerja merupakan hasil dari suatu proses atau aktivitas pada

fungsi tertentu yang dilaksanakan oleh seseorang, baik sebagai individu

maupun sebagai anggota dari suatu kelompok atau organisasi bisnis pada

periode tertentu yang hasilnya dapat dinikmati sendiri maupun

kelompoknya atau organisasinya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Bernardin dan Russel (1997) dalam Wijaya (2007:36) bahwa kinerja

adalah catatan hasil (out come) yang dicapai dari fungsi suatu pekerjaan

atau kegiatan tertentu selama periode tertentu (the record of outcome

produced on a specified job function or activity during specified time

period). Ditambahkannya pula bahwa kinerja karyawan tergantung pada

kemampuan, usaha kerja dan kesempatan kerja.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kinerja adalah hasil atau apa yang keluar dari sebuah pekerjaan dan

(30)

b. Pengukuran Kinerja

Menurut Mangkuprawira (2003:26), pendekatan penilaian kinerja

hendaknya mengidentifikasi standar kinerja yang terkait, mengukur

kriteria dan kemudian memberikan umpan balik pada karyawan dan

Departemen Sumber Daya Manusia. Jika standar kinerja atau perhitungan

tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, evaluasi dapat mengarah pada

ketidak akuratan atau hasil yang tidak jelas, meregangkan hubungan

manajer dengan karyawan, dan memperkecil kesempatan kerja yang sama.

Departemen sumber daya manusia biasanya merancang dan

mengelola sistem penilaian kinerja. Sentralisasi menjamin terjadinya

keseragaman. Meskipun departemen sumber daya manusia dapat

mengembangkan pendekatan yang berbeda untuk para manajer,

profesional, pekerja, dan kelompok lain. Namun keseragaman dalam tiap

kelompok dibutuhkan untuk menjamin hasil yang dapat dibandingkan.

Dalam penelitian ini pendekatan untuk mengukur sejauh mana

kinerja karyawan secara individual menurut Bernadin (1993) dalam

Wijaya (2007:37), dengan menggunakan 6 kriteria, yaitu:

1) Kualitas

Tingkat dimana hasil aktivitas yang dilakukan mendekati sempurna

dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktivitas

(31)

2) Kuantitas

Jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah- istilah seperti dolar,

jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3) Ketepatan waktu

Tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan,

dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan

waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

4) Efektivitas

Tingkat penggunaan sumber daya organisasi dimaksimalkan dengan

maksud menaikkan keuntungan atau mengurangi kerugian dari setiap

unit atau instansi dalam penggunaan sumber daya.

5) Kemandirian

Tingkat dimana seorang karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya

tanpa meminta bantuan bimbingan dari pengawas atau meminta turut

campurnya pengawas guna menghindari hasil yang merugikan.

6) Hubungan interpersonal

Tingkat dimana karyawan/karyawati mengemukakan perasaan harga

diri, jasa baik, dan kerja sama antara rekan kerja dalam unit kerjanya.

c. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja sangat penting bagi organisasi untuk menilai

(32)

memiliki dua kepentingan, yaitu untuk kepentingan karyawan yang

bersangkutan dan untuk kepentingan organisasi.

Penilaian kinerja terdiri dari tiga langkah, yaitu mendefinisikan

pekerjaan, menilai kinerja, dan memberikan umpan balik. Mendefinisikan

pekerjaan berarti memastikan bahwa pimpinan organisasi dan karyawan

sepakat tentang tugas- tugasnya dan standar jabatan. Menilai kinerja

berarti membandingkan kinerja actual karyawan dengan standar yang telah

ditetapkan.

Gomes (2003:213) menyatakan diperlukan dua syarat utama untuk

melakukan penilaian performansi yang efektif, yaitu:

1) Adanya kriteria kinerja yang dapat diukur secara objektif

2) Adanya objektivitas dalam proses evaluasi.

Dalam hal ini terdapat tiga tipe kriteria penilaian kinerja yang

saling berbeda, yaitu :

a) Result based performance evaluation (penilaian kinerja berdasarkan

hasil);

b) Behavior-based performance evaluation (penilaian kinerja berdasarkan

perilaku);

c) Judgment-based performance evaluation (penilaian kinerja

berdasarkan judgment).

Penilaian kinerja berdasarkan hasil yaitu merumuskan kinerja

berdasarkan pencapaian tujuan organisasi atau mengukur hasil-hasil akhir

(33)

kelompok kerja. Penilaian kinerja berdasarkan perilaku, yaitu mengukur

cara (means) pencapaian sasaran (goals) dan bukan hasil akhir (end

results), sedangkan penilaian kinerja berdasarkan judgment, menilai dan

atau mengevaluasi kinerja berdasarkan deskripsi perilaku yang spesifik,

misalnya kualitas kerja, kerja sama, inisiatif, kepribadian, loyalitas

kejujuran dan lain lain.

Menurut Maier dalam As’ad (2001:63) ada beberapa criteria untuk

mengukur kinerja yang umum, antara lain: kualitas, kuantitas, waktu yang

dipakai, jabatan yang dipegang, absensi, serta keselamatan dalam

menjalankan tugas dan pekerjaan.

Untuk penilaian kinerja untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) selama

ini menggunakan DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) yang di

dalamnya terdapat 8 (delapan) unsur penilaian yaitu kejujuran, kesetiaan,

ketaatan, prestasi kerja, tanggung jawab, kerjasama, kepemimpinan dan

prakarsa (http://prasasto.blogspot.com/2008/11/manajemen-sdm-penilaian

-kinerja-pns.html).

Gary dessler (2003:108) menyebutkan beberapa faktor yaitu:

1) Kualitas (mutu) pekerjaan

Kualitas pekerjaan diukur melalui kesesuaian, kelengkapan, ketelitian

serta kerapaian setiap karyawan dalam melaksanakan tugas dan

pekerjannya.

(34)

Jumlah pekerjaan yang dikerjakan oleh setiap karyawan dengan

banyaknya waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas dan

pekerjaan oleh setiap karyawan.

3) Ketahanan dalam bekerja

Menunjukkan ketangguhan setiap karyawan dalam menyelesaikan

situasi ekerjaan yang menekan.

4) Kehandalan dalam bekerja

Kemampuan karyawan dalam menguasai atau menunjukkan performa

serta hasil yang memuaskan.

5) Kemampuan dalam bekerja

Kemampuan setiap karyawan dalam bekerja dengan berbagai tugas

yang diberikan atasan

6) Kemandirian

Kemampuan setiap karyawan dalam menjalankan atau melaksanakan

tugas dalam pekerjaannya secara individu.

Beberapa penyebab umum yang sering menimbulkan kegagalan

dalam melakukan penilaian antara lain (Ruky, 2002:38):

(1)Tidak adanya standar

Tanpa adanya standar berarti tidak terjadi penilaian prestasi yang

obyektif. Yang ada hanyalah penilaian subjektif yang

mengandalkan perkiraan dan perasaan.

(35)

Standar seharusnya ditetapkan melalui proses analisa jabatan/

pekerjaan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari pekerjaan

tersebut.

(3)Standar yang tidak realistis

Standar adalah sasaran-sasaran yang berpotensi merangsang

motivasi. Standar yang masuk akal dan menantang akan lebih

berpotensi untuk merangsang motivasi.

(4)Ukuran prestasi yang tidak tepat

Objektivitas dan perbandingan memerlukan bahwa kemajuan

terhadap standar dan pencapaian standar dapat diukur dengan

mudah dan transparan.

(5)Kesalahan penilaian

Termasuk dalam kesalahan penilai adalah keberpihakan,

terpengaruh oleh yang dinilai, kecenderungan untuk memilih nilai

tengah dan takut untuk menghadapi bawahan.

(6)Pemberian umpan balik secara buruk

Pada awal proses management performance standar harus

dikomunikasikan kepada karyawan yang dinilai untuk diketahui

dan disepakati. Demikian pula seluruh proses penilaian dan hasil

penilaian.

(36)

Proses evaluasi ternyata terganggu oleh komunikasi yang didasari

oleh sikap negatif seperti arogansi dan keakuan pada pihak penilai

dan sikap membela diri dan ketertutupan pada pihak yang dinilai.

Agar program kinerja efektif hendaknya memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut (Calcio dalam Ruki, 2002:39):

(a)Relevance

Hal- hal atau faktor- faktor yang diukur adalah relevan (terkait)

dengan pekerjaanya, apakah itu outputnya, prosesnya atau inputnya.

(b)Sensitivity

Sistem yang digunakan harus cukup peka untuk membedakan antara

karyawan yang berprestasi dan tidak berprestasi.

(c) Reliability

Sistem yang digunakan harus dapat diandalkan, dipercaya bahwa

menggunakan tolak ukur yang objektif, sahih, akurat, konsisten dan

stabil.

(d)Acceptability

Sistem yang digunakan harus dapat dimengerti dan diterima oleh

karyawan yang menjadi penilai ataupun yang dinilai dan memfasilitasi

komunikasi aktif dan konstruktif antara keduanya.

(37)

Semua instrumen, misalnya formulir yang digunakan harus mudah

digunakan oleh kedua pihak, tidak rumit, dan mengerikan serta

berbelit- belit.

2. Budaya Organisasi

a. Pengertian Budaya Organisasi

Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan terlepas dari

lingkungannya. Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh

lingkungannya dan agar kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan

perilaku yang positif tentunya harus didukung oleh suatu norma yang

diakui tentang kebenarannya dan dipatuhi sebagai pedoman dalam

bertindak. Pada dasarnya manusia atau seseorang yang berada dalam

kehidupan organisasi berusaha untuk menentukan dan membentuk sesuatu

yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak, agar dalam

menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan

perilaku dari masing-masing individu. Sesuatu yang dimaksud tidak lain

adalah budaya dimana individu berada, seperti nilai, keyakinan, anggapan,

harapan, dan sebagainya.

Menurut Sharplin dalam Sutanto (2002:65) budaya organisasi

merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan dan kebiasaan dalam organisasi

yang saling berinteraksi dengan struktur formalnya untuk menghasilkan

norma- norma perilaku organisasi.

Beraneka ragamnya bentuk organisasi atau perusahaan, tentunya

(38)

organisasinya berbeda-beda pula misalnya perusahaan jasa, manufaktur

dan trading. Robbins (2001:289); budaya organisasi merupakan suatu

persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi dan

merupakan suatu sistem makna bersama.

Mengingat budaya organisasi merupakan suatu kesepakatan bersama

para anggota dalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga

mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk kepentingan

perorangan. Keutamaan budaya organisasi merupakan pengendali dan arah

dalam membentuk sikap dan perilaku manusia yang melibatkan diri dalam

suatu kegiatan organisasi. Secara individu maupun kelompok seseorang

tidak akan terlepas dengan budaya organisasi dan pada umumnya mereka

akan dipengaruhi oleh keaneka ragaman sumber-sumber daya yang ada

sebagai stimulus seseorang bertindak.

Menurut Kartono (1994:138) dalam Koesmono (2005: 168)

mengatakan bahwa bentuk kebudayaan yang muncul pada

kelompok-kelompok kerja di perusahaan- perusahaan berasal dari macam-macam

sumber, antara lain: dari stratifikasi kelas sosial asal

buruh-buruh/karyawan, dari sumber-sumber teknis dan jenis pekerjaan, iklim

psikologis perusahaan sendiri yang diciptakan oleh majikan, para direktur,

dan manajer-manajer yang melatarbelakangi iklim kultur buruh- buruh

dalam kelompok kecil- kecil yang informal.

Definisi lain menyebutkan bahwa budaya organisasi merupakan

(39)

sebagai filosofi kerja karyawan (Djokosantoso, 2003: 17-18). Menurut

Susanto (1997:3) dalam Soedjono (2005:24), budaya organisasi

merupakan nilai- nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk

menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke

dalam perusahaan sehingga masing- masing anggota organisasi harus

memahami nilai- nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak

atau berperilaku. Manfaat yang dapat diperoleh apabila budaya organisasi

itu dipahami dapat dilihat dari dua sisi, bagi sumber daya manusia dan

bagi organisasi. Bagi sumber daya manusia berfungsi untuk memberikan

arah atau pedoman berperilaku di dalam organisasi, menyamakan langkah

dan visi dalam melakukan tugas dan tanggung jawab, dan mendorong

sumber daya manusia selalu mencapai kinerja atau produktivitas yang

lebih baik. Sedangkan bagi organisasi dapat berfungsi sebagai pedoman di

dalam menentukan kebijakan yang berkenaan dalam ruang lingkup

kegiatan internal organisasi, untuk menunjukkan kepada pihak eksternal

tentang keberadaan organisasi dari ciri khas yang dimiliki, sebagai acuan

dalam penyusunan perencanaan organisasi, dan dapat membuat program-

program pengembangan usaha dan pengembangan sumber daya manusia

dengan dukungan penuh dari seluruh jajaran sumber daya manusia yang

ada. Kontribusi budaya organisasi dalam sistem pengendalian organisasi.

Budaya organisasi membawa rasa identitas dan sarana membangun

komitmen merupakan hal yang serupa dengan penciptaan keselarasan

(40)

Berdasarkan definisi- definisi di atas, dapat disimpulkan budaya

organisasi adalah seperangkat nilai- nilai atau norma- norma yang ada

dalam suatu organisasi yang dijadikan patokan oleh karyawan untuk

bersikap dan perilaku sesuai norma- norma tersebut.

b. Karakteristik Budaya Organisasi

Budaya organisasi berfungsi sebagai sarana untuk mempersatukan

kegiatan para anggota organisasi, yang terdiri atas sekumpulan individu

dengan latar belakang kebudayaan yang khas.

Menurut Robbins (2001: 87), fungsi budaya organisasi antara lain

sebagai berikut:

1) Menentukan peran yang membedakan perusahaan yang satu

dengan perusahaan yang lain

2) Menentukan tujuan bersama yang lebih besar dari sekedar

kepentingan individu

3) Menjaga stabilitas sosial organisasi

4) Meningkatkan identitas bagi anggota organisasi

5) Memberikan pengertian dan mekanisme control yang memberi

(41)

Robbins (2001:249) memberikan karakteristik budaya organisasi

sebagai berikut:

1) Inovasi dan keberanian mengambil resiko, adalah sejauh mana

organisasi mendorong karyawan untuk bersikap inovatif dan berani

mengambil resiko. Selain itu, bagaimana organisasi menghargai

tindakan pengambilan resiko oleh karyawan dan membangkitkan ide

karyawan.

2) Perhatian terhadap detail, adalah sejauh mana organisasi mengharapkan

karyawan memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian kepada

rincian.

3) Berorientasi pada hasil, adalah sejauh mana manajemen memusatkan

perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses

yang dgunakan untuk meraih hasil tersebut.

4) Berorientasi kepada manusia, adalah sejauh mana keputusan

manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang di

dalam organisasi.

5) Berorientasi tim, adalah sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan

sekitar tim-tim tidak hanya pada individu-individu untuk mendukung

kerjasama.

6) Agresivitas adalah sejauh mana orang-orang dalam organisasi itu

agresif dan kompetitif untuk menjalankan budaya organisasi

(42)

7) Stabilitas, adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan status

quo sebagai kontras dari pertumbuhan.

Menurut Hofstede (1993) seperti dikutip dari Mas’ud (2004),

budaya organisasi dapat diukur melalui:

1) Profesionalisme

Individu yang bekerja sesuai dengan standar moral dan etika yang

ditentukan oleh pekerjaan tersebut.

2) Jarak dari manajemen

Batasan antar manajemen dalam suatu organisasi. Jarak seorang atasan

terhadap bawahan dalam melaksanakan tugas.

3) Kepercayaan terhadap rekan sekerja

Kepercayaan terhadap rekan kerja harus terjalin dengan baik sehingga

timbula rasa nyaman dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

4) Keteraturan

Setiap anggota organisasi hendaknya disiplin dalam melaksanakan

tugas dari pekerjaannya.

5) Permusuhan

Perselisihan antar anggota dalam suatu organisasi yang dapat

menyebabkan perpecahan dalam suatu organisasi.

(43)

Penyesuaian antara unsur- unsur yang saling berbeda dalam kehidupan

masyarakat sehingga menghasilkan kehidupan masyarakat yang

memiliki keserasian fungsi.

]]]’

3. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Pada dasarnya bahwa seseorang dalam bekerja akan merasa nyaman

dan tinggi kesetiannya pada perusahaan apabila dalam bekerjanya

memperoleh kepuasan kerja sesuai dengan apa yang diinginkan.

Menyadari betapa pentingnya arti kepuasan kerja bagi seseorang, maka

hendaknya sedapat mungkin perusahaan memberikan kesempatan seluas-

luasnya kepada karyawannya untuk memperoleh kepuasan kerja. Dalam

hal kepuasan kerja ini As’ad (2001:63) memberi batasan sebagai berikut:

kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaan. Atas dasar

pendapat- pendapat tersebut diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa

kepuasan kerja merupakan suatu sikap positif dari individu terhadap

pekerjaannya yang menyangkut segi sosial ekonomi, sosial psikologis,

maupun kondisi lingkungan serta pekerjaan itu sendiri.

Kepuasan kerja berasal dari dua kata yaitu kepuasan dan kerja.

Kepuasan adalah sesuatu perasaan yang dialami oleh seseorang, dimana

apa yang diharapkan telah terpenuhi atau bahkan apa yang diterima

melebihi apa yang diharapkan, sedangkan kerja merupakan usaha

(44)

kompensasi dari kontribusinya kepada tempat pekerjaannya (Koesmono,

2005:169-170).

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau

tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang

pekerjaannya (Handoko, 2001:193). Kepuasan kerja merupakan cerminan

dari perasaan pekerja terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak dalam sikap

positif pekerja terhadap pekerjaan yang dihadapi dan lingkungannya.

Sebaliknya, karyawan yang tidak puas akan bersikap negatif terhadap

pekerjaan dan bentuk yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.

b. Indikator Kepuasan Kerja

Menurut Muchinsky (1997:424) dalam Soedjono (2005:26),

variabel-variabel yang dapat dijadikan indikasi menurunnya kepuasan

kerja adalah absenteeism, turnover, and job performance. Mengutip

pendapat tersebut, As’ad (1995: 103) dalam Soedjono (2005:26)

menjelaskan bahwa variabel yang dapat dijadikan indikasi menurunnya

kepuasan kerja adalah tingginya tingkat absensi, tingginya keluar

masuknya karyawan, menurunnya produktivitas kerja atau prestasi kerja

karyawan. Apabila indikasi menurunnya kepuasan kerja karyawan tersebut

muncul ke permukaanm maka hendaknya harus segera ditangani supaya

tidak merugikan perusahaan.

Menurut Handoko (2001:167), dampak kepuasan kerja perlu

dipantau dengan mengaitkan pada output yang dihasilkan, yaitu

(45)

seperti menurunnya kesehatan fisik mental, berkurangnya kemampuan

mempelajari pekerjaan baru dan tingginya tingkat kecelakaan.

Winardi (2001:86) mengungkapkan pengaruh kepuasan kerja antara

lain:

1) Peningkatan produk

2) Absensi berkurang

3) Kecelakaan kerja dapat diminimalisir

4) Intense turn over berkurang

Menurut Luthans (1997:431) dalam Soedjono (2005:27), ada lima

indikator yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:

1) Pembayaran seperti gaji dan upah. Karyawan menginginkan sistem

upah dan kebijakan promosi yang dipersepsikan sebagai adil, tidak

meragukan dan segaris dengan pengharapannya.

2) Pekerjaan itu sendiri. Karyawan cenderung lebih menyukai

pekerjaan-pekerjaan yang memberi kesempatan untuk menggunakan kemampuan

dan keterampilannya, kebebasan serta umpan balik mengenai betapa

baik mereka bekerja. Karakteristik ini membuat pekerjaan lebih

menantang. Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan

kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang juga dapat menciptakan

frustasi dan perasaan gagal.

3) Rekan kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi

(46)

bila mempunyai rekan kerja yang ramah dan mendukung akan

meningkatkan kepuasan kerja.

4) Promosi pekerjaan. Promosi pekerjaan terjadi pada saat seorang

karyawan berpindah dari satu pekerjaan ke posisi lainnya yang lebih

tinggi, dengan tanggung jawab dan jenjang organisasionalnya.

5) Kepenyeliaan (supervise). Supervise mempunyai peran yang penting

dalam manajemen. Supervise berhubungan dengan karyawan secara

langsung dan mempengaruhi karyawan dalam melakukan

pekerjaannya. Umumnya karyawan lebih menyukai supervise yang

adil, terbuka dan mau bekerjasama dengan bawahan.

Menurut Robbins (2001:48) ada lima faktor penting yang mendorong

kepuasan kerja, yaitu:

a) Pekerjaan yang secara mental menantang

Pekerjaan yang secara mental menantang cenderung lebih disukai

karyawan, karena akan memberikan kepada mereka kesempatan untuk

menggunakan ketrampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan

beragam tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik

mereka mengerjakan.

b) Ganjaran yang pantas

Ganjaran yang pantas merupakan keinginan karyawan akan sistem

upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,

tidak kembar arti, dan segaris dengan pengharapan mereka.

(47)

Kondisi kerja yang mendukung diartikan sebagai kepedulian

karyawan akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi

maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas dengan baik, mereka

cenderung lebih menyukai lingkungan fisik yang aman dan nyaman.

d) Rekan kerja yang mendukung

Rekan sekerja yang mendukung mengandung pengertian bahwa

orang-orang mendapatkan lebih dari pada sekedar uang atau prestasi

yang berwujud dari dalam kerja, tetapi kerja juga mengisi kebutuhan

akan interaksi sosial, sehingga sangat penting bagi mereka untuk

memiliki rekan kerja yang mendukung dan dapat bekerja sama dengan

baik.

e) Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan

Kesesuaian antara kepribadian dengan pekerjaan adalah satu unsur

yang penting yang perlu ditambahkan, menurut Robbins karena unsur

tersebut merupakan unsur yang cukup berperan dalam menentukan

kepuasan kerja, yaitu bahwa karyawan cenderung akan merasa puas

apabila ada kecocokan antara kepribadiannya dengan pekerjaannya.

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Soendjono (2005) tentang pengaruh

budaya organisasi terhadap kinerja organisasi dan kepuasan kerja karyawan

pada terminal penumpang umum di Surabaya. Penelitian ini menggunakan

metode survey, sampel dan kuesioner sebagai alat pengumpul data utama.

(48)

Tambak Oso Wilangun, Joyoboyo dan Bratang. Structural Equation

Modelling (SEM) dipakai untuk menganalisis model dengan bantuan program

AMOS 4.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan dari

budaya organisasi terhadap kinerja organisasi yang ditunjukkan oleh nilai

probabilitas eror 3,5291.10-14 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 dan nilai

loading 0,756 dan ada pengaruh signifikan dari budaya organisasi terhadap

kepuasan kerja karyawan yang ditunjukkan oleh nilai probabilitas eror 2,6821

10-14 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 dan nilai loading 0,748.

Penelitian yang dilakukan oleh Koesmono (2005) yang meneliti

tentang pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi dan kepuasan kerja

serta kinerja karyawan pada sub sektor Industri Pengolahan Kayu Skala

Menengah di Jawa Timur. Unit analisisnya adalah karyawan bagian produksi

pada sub sektor industri pengolahan kayu di Jawa Timur. Teknik analisis data

menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) program Analysis of

Moment Structure (AMOS) versi 5.0. disertai dengan uji kesesuaian model

(goodness of fit) pada persamaan struktural. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja sebesar 0,003 dan budaya

(49)

C. Kerangka Konseptual Penelitian dan Hipotesis

1. Kerangka Konseptual Penelitian

Kinerja adalah hasil atau apa yang keluar dari sebuah pekerjaan dan

kontribusi mereka pada organisasi. Kinerja seorang karyawan tergantung

pada banyak faktor. Salah satunya adalah kepuasan kerja yang merupakan

unsur yang berpengaruh terhadap kinerja. Kepuasan kerja diartikan

sebagai sikap dan tingkah laku karyawan terhadap pekerjaannya, atas

institusi dalam menghargai diri seorang karyawan. Karyawan yang merasa

puas terhadap keberadaan institusi dan perlakuan organisasi/ orang-orang

di organisasi akan berdampak pada motivasi dalam bekerja yang pada

akhirnya akan mampu membuat seorang karyawan untuk meningkatkan

kinerjanya.

Kepuasan kerja seorang karyawan akan terpenuhi apabila beberapa

faktor yang mempengaruhinya terpenuhi, seperti culture atau budaya.

Budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh

anggota-anggota organisasi dan merupakan suatu sistem makna bersama.

Jadi, budaya organisasi merupakan hal yang penting bagi suatu

perusahaan, karena akan selalu berhubungan dengan kehidupan yang ada

dalam suatu perusahaan atau organisasi. Budaya organisasi yang nyaman

dan baik akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang pada

akhirnya akan meningkatkan kinerja karyawan. Adapun hal- hal tersebut

(50)

lain sehingga mendapatkan suatu lingkungan perusahaan yang nyaman

bagi para karyawan yang terlibat di dalamnya.

Untuk lebih jelasnya, kerangka penelitian dapat dilihat pada gambar

di bawah ini

Budaya Organisasi (X1):

1. Profesionalisme

2. Jarak dari manajemen

3. Percaya pada rekan kerja

4. Keteraturan

5. Permusuhan

6. Integrasi

Kinerja karyawan (Y):

1. Kualitas pekerjaan

2. Kuantitas pekerjaan

3. Ketahanan dalam

bekerja

4. Kehandalan dalam

bekerja

5. Kemampuan dalam

bekerja

6. Kemandirian

Kepuasan Kerja (X2):

1. Produktivitas

2. Angka ketidakhadiran

3. Angka turnover

4. Kerja yang secara mental

menantang

5. Ganjaran yang pantas

6. Kondisi kerja yang

mendukung

[image:50.612.74.539.165.629.2]

7. Rekan kerja yang mendukung

Gambar II.1 Kerangka Penelitian

Keterangan:

= Pengaruh X1 dan X2 secara parsial terhadap kinerja karyawan

= Pengaruh X1 dan X2 secara simultan terhadap kinerja

(51)

2. Hipotesis

Berdasarkan uraian-uraian yang terdapat dalam landasan teori,

maka perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Budaya organisasi berpengaruh secara positif terhadap kinerja

karyawan

H2 : Kepuasan kerja berpengaruh secara positif terhadap kinerja

karyawan

H3: Budaya organisasi dan kepuasan kerja berpengaruh secara simultan

(52)

32

BAB III

METODE PENELITAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat

dengan cara tertentu berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada,

kemudian mencari kembali faktor yang diduga menjadi penyebabnya

(Sumarni dan Wahyuni, 2006). Dengan demikian penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh antara budaya organisasi dan kepuasan kerja

terhadap kinerja karyawan.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PDAM

Tirtadharma Kabupaten Sleman yang berjumlah 41 orang. Objek dalam

penelitian ini yaitu pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap

kinerja karyawan.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2012. Dengan lokasi penelitian

(53)

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini budaya organisasi (X1) dan

kepuasan kerja (X2).

b. Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan (Y)

2. Definisi Variabel

a. Budaya organisasi adalah seperangkat nilai-nilai atau norma-norma

yang ada dalam suatu organisasi yang dijadikan patokan oleh

karyawan untuk bersikap dan berperilaku sesuai norma-norma

tersebut.

b. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau

tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang

pekerjaannya.

c. Kinerja karyawan adalah penilaian terhadap pegawai sampai sejauh

mana prestasi/kinerja yang dicapai oleh karyawan tersebut dalam

kurun waktu tertentu.

3. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang

dimulai dari sangat setuju yang diberi skor 5 sampai dengan sangat tidak

(54)

E. Definisi Operasional

1. Budaya organisasi menjelaskan tentang seperangkat nilai-nilai atau

norma-norma yang ada di PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman yang dijadikan

patokan oleh karyawan untuk bersikap dan perilaku sesuai norma-norma

tersebut. PDAM memerlukan budaya organisasi (perusahaan) hendaknya

secara konsisten mendorong seluruh karyawan mengimplementasikan

nilai- nilai profesionalime, spirit, proaktif dan team work.

Hal tersebut diatas dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:

a. Profesionalisme

Mengharuskan setiap karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten

Sleman untuk menguasai ilmu yang menjadi titik berpijaknya suatu

kegiatannya.

b. Jarak dari manajemen

Merupakan batasan antar manajemen yang terjadi pada PDAM

Tirtadharm Kabupaten Sleman. Karyawan dengan jabatan tinggi dapat

bekerja sama atau mengkoordinasi dengan baik dengan karyawan

biasa atau karyawan dengan jabatan di bawahnya.

c. Percaya pada rekan kerja

Membangun karakter karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten

Sleman memiliki semangat yang tinggi dalam bekerja dan berkarya

sehingga mencapai kesuksesan bersama, hal ini dibutuhkan kerjasama

antar karyawan maka perlu adanya kepercayaan antar karyawan.

(55)

Setiap karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman

mengutamakan kedisiplinan dan mengutamakan kejujuran serta

loyalitas yang tinggi dalam menjalankan tugas. Sehingga setiap

karyawan PDAM Tirtadharma dapat mengerjakan tugas nya masing-

masing dengan sangat baik.

e. Permusuhan

Dengan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman membangun karakter

yang memiliki semangat yang tinggi dalam berkarya dengan cara

bekerjasama dalam karyawan yang lain diharapkan perselisihan antar

karyawan diminimalisir atau bahkan tidak ada.

f. Integritas

Penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam

kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan

masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Diharapkan seluruh

karyawan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman dapat menelesaikan

setiap permasalahan yang ada sehingga menemukan titik temu yang

terbaik dalam setiap permalsahan yang ada.

2. Kepuasan kerja menjelaskan tentang keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dirasakan oleh karyawan

PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman terhadap pekerjaannya, diukur

dengan indikator sebagai berikut:

(56)

Menunjukkan tentang tingkat karyawan PDAM Tirtadharma

Kabupaten Sleman dalam melaksanakan setiap tugas dan pekerjaan

yang menjadi tanggung jawab masing - masing.

b. Angka ketidak hadiran

Menunjukkan tingkat absensi setiap karyawan di PDAM Tirtadharma

Kabupaten Sleman. Dengan harapan karyawan PDAM Tirtadharma

dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik.

c. Angka turnover

Mengacu pada perubahan dalam keanggotaan dari organisasi dimana

posisi yang ditinggalkan oleh karyawan pemegang jabatan yang keluar

dari organisasi digantikan oleh karyawan pendatang baru.

d. Kerja yang secara mental menantang

Sebagian besar karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan yang

menantang agar dapat mendapatkan pengalaman kerja yang lebih serta

meningkatkan kualitas kerja.

e. Ganjaran yang pantas

Setiap karyawan berhak mendapatkan upah yang sesuai dengan hasil

kerjanya atau mendapatkan sanksi yang sesuai dari setiap pelanggaran

yang dilakukan. Hal ini diterapkan untuk menambah semangat kerja

bagi para karyawan, serta agar menimbulkan efek jera bagi karyawan

yang melakukan pelanggaran, sehingga dapat meminimalisasi

pelanggaran.

(57)

Kondisi kerja yang mendukung sangat diperlukan agar menimbulkan

rasa nyaman dalam bekerja pada diri setiap karyawan.

g. Rekan kerja yang mendukung

Sudah menjadi kewajiban bagi seorang karyawan PDAM Tirtadharma

untuk saling mendukung dengan semua rekan kerjanya. Hal tersebut

akan menciptakan kerja sama tim yang solid, sehingga karyawan

dapat secara mudah dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya,

serta dapat mengatasi setiap permasalahan kerja yang muncul.

3. Kinerja karyawan menjelaskan tentang penilaian terhadap karyawan

PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman sampai sejauh mana prestasi yang

dicapai oleh karyawan tersebut dalam kurun waktu tertentu, diukur dengan

indikator sebagai berikut:

a. Kualitas pekerjaan

Kualitas kerja dapat diukur melalui ketepatan, kelengkapan, dan

kerapian setiap karyawan.

Yang dimaksud ketepatan adalah ketepatan setiap karyawan dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan, artinya terdapat kesesuaian antara

rencana kegiatan dengan sesaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan yang dimaksud dengan kelengkapan adalah kelengkapan

ketelitian setiap karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

Serta yang dimaksud kerapian adalah kerapian setiap karyawan dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaannya.

(58)

Kuantitas kerja dapat dilihat dari jumlah kerja dan penggunaan waktu.

Jumlah kerja adalah banyaknya tugas dan pekerjaan yang dapat

dikerjakan oleh setiap karyawan.Sedangkan penggunaan waktu adalah

banyaknya waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas dan

pekerjaan oleh setiap karyawan.

c. Ketahanan dalam bekerja

Menunjukkan seberapa tangguh seorang karyawan PDAM

Tirtadharma menghadapi berbagai kondisi serta situasi yang menekan

dalam suatu pekerjaan yang dihadapkannya.

d. Kehandalan dalam bekerja

Kemampuan seorang karyawan PDAM Tirtadharma menunjukkan

performa serta hasil kerja yang memuaskan dengan menunjukkan

kualitas kerja yang terbaik tanpa mengecewakan pelanggan.

e. Kemampuan dalam bekerja

Kemampuan seorang karyawan PDAM Tirtadharma dalam

melaksanakan berbagai tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh

atasan atau yang dikeluhkan oleh pelanggan sehingga tidak

mengecewakan pelanggan.

f. Kemandirian

Banyak pekerjaan di PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman yang

menuntut karyawan untuk bekerja secara mandiri sehingga diharapkan

kemampuan seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan

(59)

F. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2002), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PDAM

Tirtadharma Kabupaten Sleman yang berjumlah 41 orang karyawan. Dengan

demikian seluruh populasi dalam penelitian ini menjadi sampel, sehingga

penelitian ini merupakan penelitian populasi.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

population sampling, dimana semua populasi dalam penelitian digunakan

sebagai sampel. Dengan jumlah seluruh populasi adalah 41 karyawan.

H. Sumber Data

Data dalam penelitian ini bersumber dari data primer, yaitu data yang

diambil langsung dari responden. Data dalam penelitian ini berupa data

tentang budaya organisasi, kepuasan kerja dan kinerja karyawan.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket atau

kuesioner, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar

pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan

(60)

dan Wahyuni (2006), angket yaitu daftar pernyataan atau pertanyaan yang

diberikan kepada responden baik secara langsung atau tidak langsung.

J. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas yaitu salah satu analisis yang digunakan untuk menguji

sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi ukurnya (Sumarni dan Wahyuni, 2006). Validitas digunakan untuk

mengetahui kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada proyek yang diteliti, sehingga dapat diperoleh

data yang valid. Instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa

yang seharusnya diukur dan mampu mengungkap data yang diteliti secara

tepat, dengan cara membandingkan skor nilai item terhadap skor total.

Dalam penelitian ini digunakan koefisien korelasi pearson product

moment dengan taraf signifikansi 5%. Rumusnya adalah:

Keterangan

Rxy : korelasi product moment N : Cacah subjek uji coba

∑X : Jumlah skor butir X

(61)

∑X2 : Jumlah skor butir kuadrat X

∑Y2 : Jumlah skor variabel kuadrat Y

∑XY : Jumlah perkalian butir X dan skor variabel Y

Apabila nilai koefisien korelasi pearson product moment (r-hitung)

lebih besar dari r-tabel maka butir pernyataan dinyatakan valid. Sedangkan

jika nilai koefisien korelasi pearson product moment (r-hitung) lebih kecil

dari r-tabel, maka butir pernyataan dinyatakan tidak valid (Umar, 2002).

Pengujian validitas ini kemudian dilakukan dengan bantuan komputer

program SPSS for Windows seri 11,5.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006). Uji reliabilitas

pengukuran dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

Cronbach’s alpha.

Rumusnya adalah sebagai berikut (Suharsini Arikunto, 2005):

⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎣ ⎡ Σ ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡

= 22

11 1

1 t

ab K

K r

α

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen

K : Jumlah butir pertanyaan

(62)

Apabila suatu variabel mempunyai nilai alpha di atas 0,60

dikategorikan reliabel, dan pada nilai alpha kurang dari 0,60 dikategorikan

tidak baik atau diragukan (Sumarni dan Wahyuni, 2006).

K. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis (Uji Asumsi Klasik)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah

dalam suatu model regresi, variabel pengganggu atau residualnya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui bentuk

distribusi data kita bisa menggunakan grafik distribusi dan analisis

statistik. Data yang terdistribusi normal akan mengikuti pola distribusi

normal dimana bentuk grafiknya mengikuti bentuk lonceng. Selain

menggunakan grafik distribusi, kita juga dapat melihat uji normalitas

dengan menggunakan grafik P-Plots. Suatu data terdistribusi normal

jika nilai probabilitas yang diharapkan adalah sama dengan nilai

probabilitas pengamatan. Pada grafik PP Plots, kesamaan antara nilai

probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan ditunjukkan dengan

garis diagonal yang merupakan perpotongan antara garis probabilitas

harapan dan probabilitas pengamatan. Data dikatakan normal apabila

nilai PP Plots tidak menyimpang jauh dari garis diagonal (Santoso,

2001).

(63)

Uji linearitas ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen dan variabel dependen dalam penelitian ini mempunyai

hubungan yang linear. Dikatakan linear jika kenaikan skor variabel

independen diikuti kenaikan skor variabel dependen. Pada penelitian

ini, peneliti melakukan uji linieritas via ANOVA. Pada tabel ANOVA,

kita akan memperhatikan kolom F- Linierity dan F-deviation from

linierity.

F‐linierity menunjukkan sejauh mana variabel dependen

diprediksi berbaring persis di garis lurus. Jika hasilnya signifikan

(p<0.05) maka model linier cocok diterapkan pada hubungan model

tersebut begitu juga sebaliknya. F‐deviation of linierity menunjukkan

hal ini semakin signifikan nilai F nya maka semakin besar kasus

devian. Jika kita menemukan p>0.05 pada kolom deviation from

linearity maka data tersebut dapat dikatakan berhubungan secara linier.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas merupakan bentuk pengujian untuk asumsi

dalam analisis regresi berganda. Menurut Ghozali (2001) asumsi

multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus

terbebas dari gejala multikolinearitas. Gejala multikolinearitas adalah

gejala korelasi antar variabel independen. Gejala ini ditunjukkan

dengan korelasi yang signifikan antar variabel independen. Pengujian

terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan

(64)

menunjukkan suatu variabel bebas dari adanya multi kolinearitas

adalah jika tolerance lebih besar atau sama dengan 0,10 atau nilai VIF

kurang dari atau sama dengan 10.

d. Uji Heteroskedastisitas.

Data yang diperoleh dari responden adalah dengan menyebarkan

kuesioner dan kemudian ditarik kembali. Agar data yang diperoleh

bersifat homogen, maka perlu dilakukan penghomogenan responden.

Penghomogenan responden dengan menggunakan grafik scaterplot.

Apabila grafik tidak menunjukan pola tertentu maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

2. Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2002) analisis regresi ganda digunakan apabila

peneliti bermaksud meramalkan keadaan (naik turunya) variabel dependen

bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor

dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya).

Persamaan regresi ganda yang digunakan sebagai berikut:

2 2 1

1 X b X

b a

Y = + +

Keterangan :

Y : Kinerja karyawan

a : Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b : Harga koefisien regresi

X1 : Budaya organisasi

(65)

45 BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Sejarah PDAM Kabupaten Sleman

Mulai tahun 1974 dengan dana APBN Departemen Pekerjaan Umum

membangun prasarana dan sarana infrastruktur bagi pe

Gambar

Tabel Judul
Gambar II.1
Tabel V.1 menunjukkan bahwa dari 18 item pernyataan budaya
Tabel V.2 menunjukkan bahwa dari 17 item pernyataan kepuasan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Pembingkaian Berita tentang Penertiban Lokasi Prostitusi dan Perjudian Kalijodo Oleh Pemprov DKI Jakarta (Di Surat Kabar Pos Kota dan Warta Kota, edisi Februari

Dalam setiap kesempatan guru pembimbing memberikan arahan kepada praktikan agar melaksanakan PPL dengan baik. Guru pembimbing memberikan gambaran tentang kondisi

Ada keyakinan bahwa perputaran lingkaran kerja sama negatif antara wajib pajak dengan aparat pajak dapat diputus melalui penegakan hukum yang tegas dan konsisten terhadap

3) Pembuktian kualifikasi untuk menilai pengalaman sejenis yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dikompetisikan dilakukan dengan melihat dokumen kontrak asli dan

Proses pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih menggunakan sistem manual banyak mengalami kendala antara lain sering terjadi kesalahan ketik identitas

[r]

The Smart Campus Demonstrator building at the University of Brescia, Italy, is equipped with sensors to monitor and control comfort, indoor air quality and HVAC parameters, such

tersebut adalah biaya yang masih harus dibayar pada saat laporan keuangan