• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Desain Dermaga Tipe Pier Di Desa Temkuna, Nusa Tenggara Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis dan Desain Dermaga Tipe Pier Di Desa Temkuna, Nusa Tenggara Timur."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

viii Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS DAN DESAIN DERMAGA TIPE PIER DI

DESA TEMKUNA, NUSA TENGGARA TIMUR

Yuda NRP: 1021051

Pembimbing: Olga C. Pattipawaej, Ph.D

ABSTRAK

Dalam perkembangan teknologi saat ini, manusia cenderung memanfaatkan segala cara untuk mencukupi kebutuhannya, tanpa memikirkan

efek samping yang terjadi. Pemanasan global sebagai contoh yang akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan. Pemanasan global adalah meningkatnya suhu bumi yang terjadi secara terus menerus dan cenderung semakin tidak dapat terkendali. Indonesia merupakan negara yang merasakan langsung dampak dari pemanasan global ini. Beberapa pulau dinyatakan lenyap dikarenakan kenaikan permukaan air laut. Departemen Kelautan dan Perikanan memperkirakan Indonesia akan

kehilangan 2000 pulau pada tahun 2030. Pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia oleh karenanya harus lebih intensif melakukan renovasi terhadap tinggi

dermaga dimana permukaan air laut yang terus meningkat setiap tahunnya. Ada

beberapa tipe dalam pembuatan dermaga, salah satunya yaitu tipe pier.

Keuntungan dalam pembuatan dermaga yang menggunakan tipe ini adalah akses keluar masuk kapal lebih mudah karena tidak perlu menunggu kapal didepannya.

Maksud dari Tugas Akhir ini adalah mengetahui pengaruh pemanasan global terhadap struktur dermaga dan menentukan struktur dermaga yang sesuai dengan jenis kapal yang akan berlabuh. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk menganalisis desain dermaga akibat kenaikan muka air laut. Dermaga yang akan

didesain adalah tipe pier dengan kapasitas 1 kapal di setiap sisinya. Lokasi dermaga berada di Nusa Tenggara Timur tepatnya di Desa Temkuna Kecamatan

Sawan Kabupaten Timor Tengah Utara, secara geografis terletak pada posisi

dan dimensi 120 x 150 cm. Kebutuhan tulangan untuk balok 40x60 adalah 5D22 dan 3D22 untuk daerah tumpuan, serta 3D22 dan 3D22 untuk daerah lapangan. Sedangkan untuk balok 120x150 menggunakan 6D22 dan 4D22 untuk daerah tumpuan, serta 4D22 dan 6D22 untuk daerah lapangan. Elemen struktur tiang

pancang beton yang dalam hal ini disebut kolom, berbentuk lingkaran dengan diameter 85 mm. Kebutuhan tulangan untuk kolom tersebut sebanyak 21D22,

dengan sengkang Ø10 – 225 mm untuk daerah tumpuan dan 2Ø10 – 450 mm untuk daerah lapangan.

(2)

ix Universitas Kristen Maranatha

ANALYSIS AND DESIGN OF PIER

AT DESA TEMKUNA, EAST NUSA TENGGARA

Yuda NRP: 1021051

Supervisor: Olga C. Pattipawaej, Ph.D

ABSTRACT

In the current technological developments, people tend to use all means to

meet their needs, without the side effects that occur. Global warming as an example that recently more and more alarming. Global warming is the increase in

global temperatures that occur continuously and tend increasingly unable to control. Indonesia is a country that feel the direct impact of global warming.

Some of the island declared lost due to sea level rise. Ministry of Maritime Affairs and Fisheries estimates that Indonesia will lose the 2000 islands in 2030. Ports in Indonesia should therefore be more intensive to do renovations to the high dock where sea levels continue to rise every year. There are several types in the making dock, one of which is the type of pier. Advantage in making this type of access in and out of the boat is much easier because it does not need to wait for the ship in front of it.

The purpose of this final project was to determine the effect of global warming of the pier structures appropriate to determine the type of vessel to be anchored. The purpose of this final project is to analyze the design of the pier due to rising sea levels. Pier will be designed is the type with a capacity of one boat on each side. Pier locations in East Nusa Tenggara precisely in the village of Sawan Temkuna District of North Central Timor is geographically located at position 9 ° 10 '40 "South Latitude and 124 ° 30' East Longitude.

Dock is designed to serve two ships DWT 70000, with a quay length of 350 m and 35 m wide dock. This dock will be supported by concrete piles by the num-ber of 568 pieces, with a length of 17 m. Beam structural elements used are beam dimensions of 40 x 60 cm and the dimensions of 120 x 150 cm. Reinforcing the need for 40x60 block is 5D22 and 3D22 to the pedestal, and 3D22 and 3D22 to the field. As for the beam 120x150 using the 6D22 and 4D22 for the pedestal, and 4D22 and 6D22 to the field. Structural elements of concrete piles in this case is called a column, a circle with a diameter of 85 mm. Column of reinforcing the need for as much as 21D22, with a cross bar O10 - 225 mm for the pedestal and 2Ø10 - 450 mm for the field.

(3)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR NOTASI & SINGKATAN ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

2.3 Faktor-faktor Perencanaan ... 10

2.3.1 Topografi ... 11

2.3.2 Bathimetri ... 11

2.4 Pemodelan Struktur Dermaga ... 12

2.5 Perencanaan Pembebanan Struktur Dermaga ... 12

2.5.1 Beban Vertikal ... 13

2.5.2 Beban Horizontal ... 13

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Data Kapal ... 20

3.2 Perhitungan Layout Dermaga ... 20

3.3 Perhitungan Gaya yang Bekerja pada Struktur Dermaga ... 21

3.3.1 Gaya Gelombang ... 21

3.3.2 Gaya Berthing ... 25

3.3.3 Pemilihan Fender ... 27

3.3.4 Gaya Mooring ... 28

3.3.5 Gaya Gempa ... 30

BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS STRUKTUR ... 33

4.1 Pengumpulan Data ... 33

4.2 Pemodelan Struktur ... 33

4.3 Perencanaan Pembebanan ... 34

(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.3.2 Beban Horizontal ... 37

4.4 Perhitungan Gaya-gaya Dalam Elemen Struktur ... 39

4.5 Perencanaan dan Analisis Penampang ... 40

4.5.1 Balok ... 40

4.5.2 Kolom ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 56

(5)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Akses Keluar Masuk Kapal Dermaga Tipe Pier ... 2

Gambar 1.2 Dermaga Tipe Pier dengan Satu Kapal di Setiap Sisinya ... 3

Gambar 2.1 Peta Lokasi Pembangunan Dermaga ... 5

Gambar 2.2 Pier Tipe Terbuka ... 6

Gambar 2.3 Pier Tipe Tertutup ... 6

Gambar 2.4 Pier dengan Lebar Besar ... 7

Gambar 2.5 Dimensi Kapal ... 9

Gambar 2.6 Wilayah Gempa Indonesia dengan Percepatan Puncak Batuan Dasar dengan Perioda Ulang 500 Tahun ... 17

Gambar 2.7 Respons Spektrum Gempa Rencana ... 17

Gambar 3.1 Grafik Hubungan Gaya Terhadap Kedalaman ... 24

Gambar 3.2 Grafik Hubungan Momen Terhadap Waktu ... 25

Gambar 4.1 Perletakan Struktur Jepit... 34

Gambar 4.2 Potongan Tampak Atas Struktur Dermaga ... 34

Gambar 4.3 Potongan Tampak Samping Struktur Dermaga ... 34

Gambar 4.4 Pendistribusian Beban pada Balok dengan Metode Amplop ... 36

Gambar 4.5 Potongan Tipe Pembebanan pada Balok ... 36

Gambar 4.6 Potongan Balok dengan Input Beban Mati ... 37

Gambar 4.7 Potongan Balok dengan Input Beban Hidup ... 37

Gambar 4.8 Potongan Kolom dengan Input Gaya Gelombang ... 38

Gambar 4.9 Potongan Tampak Atas Dermaga dengan Input Gaya Berthing .... 38

Gambar 4.10 Potongan Tampak Atas Dermaga dengan Input Gaya Mooring .... 39

Gambar 4.11 Penempatan Tulangan di Daerah Lapangan Balok 40x60 ... 43

Gambar 4.12 Penempatan Tulangan di Daerah Tumpuan Balok 40x60 ... 45

Gambar 4.13 Penempatan Tulangan di Daerah Lapangan Balok 120x150... 50

Gambar 4.14 Penempatan Tulangan di Daerah Tumpuan Balok 120x150 ... 53

Gambar L6.1 Define Grid Data ... 64

Gambar L6.2 Define Materials ... 65

Gambar L6.3 Material Property Data ... 66

Gambar L6.4 Add Frame Section Property ... 66

Gambar L6.5 Rectangular Section untuk Balok 40x60 ... 67

Gambar L6.6 Rectangular Section untuk Balok 120x150 ... 67

Gambar L6.7 Rectangular Section untuk Kolom... 68

Gambar L6.8 Define Loads ... 68

Gambar L6.9 Combination Data ... 69

Gambar L6.10 Joint Restraint Jepit ... 70

Gambar L6.11 3-DView ... 70

Gambar L6.12 Frame Distributed Loads untuk Beban Mati (DL) ... 71

(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

Gambar L6.14 Joint Forces... 72

Gambar L6.15 Assign Constraints to Diaphragm ... 72

Gambar L6.16 Define Loads ... 73

Gambar L6.17 User Seismic Loading ... 73

(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dimensi Kapal Sesuai Bobot Kapal ... 10

Tabel 2.2 Faktor Keutamaan I untuk Berbagai Kategori Gedung dan Bangunan ... 18

Tabel 2.3 Faktor Reduksi Gempa Maksimum Beberapa Jenis Sistem Struktur Gedung ... 18

Tabel 3.1 Data Kapal ... 20

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Nilai FT... 23

Tabel 3.3 Kondisi Tumbukan Kapal ... 26

Tabel 3.4 Hubungan Antara Kondisi Tumbukan, Energi dan Gaya Reaksi .. 27

Tabel 4.1 Gaya-gaya Dalam Maksimum Balok ... 40

(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

b Lebar penampang balok (mm)

B Lebar kapal (m)

c Jarak dari serat tekan ekstrim ke sumbu netral (mm)

C Koefisien dasar gempa

CB Koefisien blok kapal

CC Koefisien konfigurasi penambatan

CD Koefisien drag

CE Koefisien eksentrisitas

CM Koefisien massa hidrodinamik

CS Koefisien kekerasan

d Kedalaman perairan (m)

d Kedalaman efektif penampang diukur dari serat tekan ekstrim ke sentroid tulangan tarik (mm)

D Diameter tiang pancang (m)

(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha D Draft kapal (m)

DPL Displacement Tonnage Loaded (ukuran isi tolak kapal) (Ton)

DWT Dead Weight Tonnage (bobot mati kapal)

d' Jarak dari serat tekan ekstrim ke sentroid (titik pusat) baja tekan (mm)

E Energi (J/m2)

E Modulus elastisitas beton (kg/m2)

EB Energi berthing (kN m)

F Freeboard, tinggi kapal di atas permukaan air (m)

F Gaya gelombang per unit panjang tiang (N) f’c Kuat tekan karakteristik beton (MPa)

FC Gaya arus sejajar as kapal (kg)

FD Gaya drag per unit panjang tiang (N)

FI Gaya inersia per unit panjang tiang (N)

FLC Gaya arus tegak lurus as kapal (kg)

FLW Gaya angin tegak lurus as kapal (kg)

FW Gaya angin sejajar as kapal (kg)

FX Gaya dengan arah sejajar as kapal (kg)

fy Tegangan leleh baja non-prategang (MPa)

FY Gaya dengan arah tegak lurus as kapal (kg)

g Gravitasi (m/det2)

GRT Gross Register Tons (ukuran isi kotor kapal) (feet3)

GT Gross Tons (bobot kapal)

h Tinggi penampang balok (mm)

(10)

xvii Universitas Kristen Maranatha H Tinggi struktur dermaga (m)

I Faktor keutamaan bangunan

jd Lengan momen (mm)

k Faktor panjang efektif dari suatu elemen tekan (kN)

L Lebar dermaga (m)

L Panjang gelombang (m)

L Panjang tiang pancang (m)

LBP Length between perpendicular (m)

Lf Jarak fender (m)

Lo Panjang gelombang laut (m)

LoA Panjang keseluruhan kapal (m)

m Massa struktur dermaga (kN)

M Momen total (N m)

MD Displacement dari kapal (Ton)

Mu Momen ultimate (kN m)

Mn Momen nominal (kN m)

n Jumlah tulangan yang digunakan

Nf Jumlah fender (buah)

NRT Netto register tons (ukuran isi bersih kapal) (feet3)

P Panjang dermaga (m)

PPI Pusat Pelelangan Ikan

QW Tekanan angin (kg/m2)

(11)

xviii Universitas Kristen Maranatha R Faktor reduksi gempa

R Gaya mooring (ton)

T Perioda gelombang (det)

u Kecepatan partikel air pada arah sumbu x (m/det)

V Gaya gempa (kN)

V Kecepatan kapal saat membentur dermaga (m/det)

VC Kecepatan arus maksimum (m/det)

Vc Kekuatan geser rencana beton (kN)

VW Kecepatan angin maksimum (m/det)

Vu Kekuatan geser maksimum dari beton dan tulangan geser (kN)

W Berat struktur ditambah beban hidup (kN)

 Faktor reduksi kekuatan

αb Sudut kapal saat menabrak fender (0)

ω Lebar retak

σ Sigma (rad/det)

π Phi

ρb Rasio tulangan tarik yang menghasilkan kondisi regangan seimbang

ρ Massa jenis air laut (kg/m3)

(12)

xix Universitas Kristen Maranatha ρ’ Rasio tulangan tekan dalam suatu penampang

(13)

xx Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga ... 59

Lampiran L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga ... 60

Lampiran L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga ... 61

Lampiran L.4 Tabel Fungsi � � untuk Pertambahan Nilai � �0 ... 62

Lampiran L.5 Tabel Pemilihan Fender ... 63

Lampiran L.6 Pemodelan Struktur pada Perangkat Lunak SAP 2000 ... 64

(14)

58 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59

L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60

L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61

L.4 Tabel Fungsi

untuk Pertambahan Nilai

�� 62

L.5 Tabel Pemilihan Fender 63

L.6 Pemodelan Struktur pada Perangkat Lunak SAP 2000 64

(15)

59 Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 1

(16)

60 Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 2

(17)

61 Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 3

(18)

62 Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 4

TABEL FUNGSI

UNTUK PERTAMBAHAN NILAI

(19)

63 Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 5

(20)

64 Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 6

PEMODELAN STRUKTUR PADA

PERANGKAT LUNAK SAP 2000

Pemodelan struktur dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SAP 2000, dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Input Grid Data

Aktifkan program SAP 2000, pilih File, New Model… dan pilih Grid Only. Klik kanan pada layar, lalu pilih Edit Grid Data…, sehingga muncul tampilan seperti Gambar L6.1, dan input Grid pada kolom ordinat sesuai dengan ukuran yang tertera pada denah struktur, setelah itu pilih OK.

(21)

65 Universitas Kristen Maranatha 2. Mendefinisikan material serta properties dari masing-masing elemen

struktur.

Pilih Define, Materials…, Add New Material… (Gambar L6.2).

Gambar L6.2 Define Materials

Material yang digunakan adalah beton. Kemudian mengisi data properties dari material (Gambar L6.3), yaitu:

Weight per unit volume = 2400 kg/m3

fc' = 25 MPa

(22)

66 Universitas Kristen Maranatha Gambar L6.3 Material Property Data

3. Mendefinisikan balok dan kolom

Pilih Define, Frame Section…, Add New Property…, lalu pilih tipe Concrete, Rectangular. Sehingga muncul tampilan seperti Gambar L6.4.

(23)

67 Universitas Kristen Maranatha Setelah itu muncul tampilan seperti Gambar L6.5 sampai L6.7, input kan ukuran-ukuran yang telah ditentukan, ubah material sesuai dengan yang digunakan, yaitu beton.

a. Balok B 40x60

Gambar L6.5 Rectangular Section untuk Balok B 40x60

b. Balok B 120x150

(24)

68 Universitas Kristen Maranatha c. Kolom

Gambar L6.7 Rectangular Section untuk Kolom

4. Mendefinisikan beban yang akan digunakan.

Pilih Define, Load Cases…, input kan beban yang diinginkan, maka muncul tampilan seperti Gambar L6.8.

Gambar L6.8 Define Loads

5. Menentukan kombinasi pembebanan yang akan digunakan.

Pilih Define, Combinations…, Add New Combo…, maka akan muncul

(25)

69 Universitas Kristen Maranatha Gambar L6.9 Combination Data

Kombinasi pembebanan yang digunakan berjumlah 3 combo, yaitu: 1. 1,4 DL

2. 1,2 DL + 1,6 LL

3. 1,2 DL + 0,5 LL + 1,1 EQx + 0,3 EQy

6. Pemasangan balok dan kolom pada grid.

a. Balok

Klik Quick Draw Frame/Cable Element, pilih Section sesuai tipe balok, lalu klik pada grid yang akan dipasang balok tersebut.

b. Kolom

Klik Quick Draw Frame/Cable Element, pilih Section kolom, lalu klik pada grid yang akan dipasang kolom.

7. Pemasangan perletakan struktur.

Klik joint yang akan diberi perletakan. Pilih Assign, Joint, Restrains…,

(26)

70 Universitas Kristen Maranatha Gambar L6.10 Joint Restrains Jepit

Setelah dipasang balok, kolom dan perletakan, maka tampilan potongan struktur dalam 3-D seperti terlihat pada Gambar L6.11.

Gambar L6.11 3-D View

8. Pembebanan Beban Vertikal

Klik balok yang akan dibebani beban vertikal, pilih Assign, Frame Loads,

(27)

71 Universitas Kristen Maranatha Gambar L6.12 Frame Distributed Loads untuk Beban Mati (DL)

Gambar L6.13 Frame Distributed Loads untuk Beban Hidup (LL)

Beban Horizontal

Pembebanan horizontal terdiri dari gaya gelombang, gaya berthing, gaya

mooring dan gaya gempa, sebagai beban terpusat.

Untuk gaya gelombang, gaya berthing dan gaya mooring dilakukan langkah-langkah berikut: klik pada joint yang akan dibebani, Assign, Joint

(28)

72 Universitas Kristen Maranatha

Besarnya beban yang di input disesuaikan dengan perhitungan masing-masing beban.

Gambar L6.14 Joint Forces

Untuk gaya gempa statik ekuivalen, mengikuti langkah berikut: klik seluruh elemen struktur, Assign, Joint, Constraints…, pilih tipe

Constraints ke Diaphragm (Gambar L6.15).

Gambar L6.15 Assign Constraints to Diaphragm

Setelah itu, pilih Define, Load Cases…, pilih Load Name “gempax”,

Modify Lateral Load… (Gambar L6.16). Lalu isi kolom Fx sesuai beban gempa yang telah dihitung (Gambar L6.17). Lakukan hal yang sama untuk

(29)

73 Universitas Kristen Maranatha Gambar L6.16 Define Loads

Gambar L6.17 User Seismic Loading

9. Run Analysis

Klik simbol , kemudian muncul tampilan seperti pada Gambar L6.18.

(30)

74 Universitas Kristen Maranatha

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa:

Nama : Yuda

N R P : 1021051

Menyatakan bahwa Tugas Akhir dari mahasiswa tersebut di atas dengan judul:

ANALISIS DAN DESAIN DERMAGA TIPE PIER

DI DESA TEMKUNA, NUSA TENGGARA TIMUR

dinyatakan selesai dan dapat diajukan pada Ujian Sidang Tugas Akhir (USTA).

Bandung, 23 Juli 2012

(31)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangan teknologi saat ini, manusia cenderung memanfaatkan segala cara untuk mencukupi kebutuhannya, tanpa memikirkan efek samping yang terjadi. Pemasanan global sebagai contoh yang akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan. Pemanasan global adalah meningkatnya suhu bumi yang terjadi secara terus menerus dan cenderung semakin tidak dapat terkendali.

Indonesia merupakan negara yang merasakan langsung dampak dari pemanasan global ini. Beberapa pulau dinyatakan lenyap dikarenakan kenaikan permukaan air laut. Hingga tahun 2009 data yang dihimpun oleh Departemen Kelautan dan Perikanan mencatat jumlah pulau di Indonesia dari 17 506 pulau kini jumlahnya menjadi 17 480 pulau. Departemen Kelautan dan Perikanan juga memperkirakan bahwa Indonesia akan kehilangan 2000 pulau pada tahun 2030. Pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia oleh karenanya harus lebih intensif melakukan renovasi terhadap tinggi dermaga dimana permukaan air laut yang terus meningkat setiap tahunnya.

Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa pelabuhan

adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu, sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi

yang digunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan mitra dan antar moda transportasi. Sedangkan dermaga adalah tempat merapat kapal dan berfungsi sebagai tempat melakukan pemindahan muatan dari angkutan laut ke angkutan darat ataupun sebaliknya.

Ada beberapa tipe dalam pembuatan dermaga, salah satunya yaitu tipe

(32)

2 Universitas Kristen Maranatha akses keluar masuk kapal lebih mudah karena tidak perlu menunggu kapal didepannya, seperti terlihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Akses Keluar Masuk Kapal Dermaga Tipe Pier

[Triatmodjo, 2010]

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari Tugas Akhir ini adalah mengetahui pengaruh pemanasan global terhadap struktur dermaga dan menentukan struktur dermaga yang sesuai dengan jenis kapal yang akan berlabuh. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk menganalisis desain dermaga akibat kenaikan muka air laut.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian pada Tugas Akhir, maka pembahasan dibatasi sebagai berikut:

1. Desain dan analisis yang dilakukan disesuaikan berdasarkan ketentuan yang terdapat pada Kriteria Perencanaan Standar untuk Pelabuhan di Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Januari 1984.

(33)

3 Universitas Kristen Maranatha Gambar 1.2 Dermaga Tipe Pier dengan Satu Kapal di Setiap Sisinya

3. Lokasi dermaga berada di Nusa Tenggara Timur tepatnya di Desa Temkuna Kecamatan Sawan Kabupaten Timor Tengah Utara, secara geografis terletak pada posisi 9° 10' 40” Lintang Selatan dan 124° 30' Bujur Timur.

4. Data lapangan bagi perencanaan dermaga meliputi bathimetri laut, elevasi muka air rencana yang ada, arah, kecepatan dan tinggi gelombang pada perairan.

5. Panjang dan lebar dermaga disesuaikan dengan kapasitas kebutuhan kapal yang akan berlabuh.

6. Ketinggian demaga memperhatikan kondisi pasang surut dan kenaikan muka air laut akibat pemanasan global.

7. Beban horizontal dermaga meliputi beban angin, arus, beban akibat benturan dan tambat kapal, serta gaya gempa yang dihitung menggunakan metode statik ekuivalen.

8. Beban vertikal dermaga adalah beban mati dan beban hidup.

(34)

4 Universitas Kristen Maranatha 10.Analisa geoteknik tidak diperhitungkan pada Tugas Akhir ini.

11.Pemodelan dan analisis dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SAP 2000.

1.4 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian Tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, berisi latar Belakang Masalah, Tujuan, Ruang Lingkup, dan Metodologi Pembahasan.

BAB II Dasar Teori, berisi teori yang mendasari Tugas Akhir ini serta langkah kerja yang digunakan dalam studi ini.

BAB III Metode Penelitian, berisi langkah kerja yang digunakan dalam penyelesaian studi ini.

BAB IV Perencanaan dan Analisis Struktur, Membahas mengenai pemodelan struktur 3 dimensi, perhitungan struktur serta hasil akhir berupa sebuah analisa struktur.

(35)

56 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan desain dermaga tipe pier yang telah dilakukan, didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dermaga didesain agar dapat melayani dua kapal DWT 70000, dengan ukuran panjang dermaga 350 m dan lebar dermaga 35 m. Dermaga ini akan ditopang oleh tiang pancang beton dengan jumlah 568 buah, dengan panjang 17 m.

2. Elemen struktur balok yang digunakan adalah balok dimensi 40 x 60 cm dan dimensi 120 x 150 cm. Kebutuhan tulangan untuk balok 40x60 adalah 5D22 dan 3D22 untuk daerah tumpuan, serta 3D22 dan 3D22 untuk daerah lapangan. Sedangkan untuk balok 120x150 menggunakan 6D22 dan 4D22 untuk daerah tumpuan, serta 4D22 dan 6D22 untuk daerah lapangan. 3. Elemen struktur tiang pancang beton yang dalam hal ini disebut kolom,

berbentuk lingkaran dengan diameter 85 mm. Kebutuhan tulangan untuk kolom tersebut sebanyak 21D22, dengan sengkang Ø10 – 225 mm untuk daerah tumpuan dan 2Ø10 – 450 mm untuk daerah lapangan.

5.2 Saran

1. Analisis dan desain struktur dermaga mengikuti setelah analisis geoteknik. 2. Analisis dan desain dermaga untuk tipe lain disesuaikan dengan lokasi dan

kebutuhan pelabuhan.

(36)

57 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. CERC, 1984, Shore Protection Manual, US Army Coastal Engineering Research Center, Washington.

2. Departemen Pekerjaan Umum, 1983, Peraturan Muatan Indonesia 1983, Dept. PU, Bandung.

3. Departemen Pekerjaan Umum, 2002, SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, Dept. PU, Bandung. 4. Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002, SNI 03-1726-2002

Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung, Dept. Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Bandung.

5. Triatmodjo, Bambang, 1999, Teknik Pelabuhan, PT. Beta Offset, Yogyakarta.

6. Triatmodjo, Bambang, 2009, Perancangan Pelabuhan, PT. Beta Offset,

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah Memperoleh pengalaman pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dengan model Discovery Learning, Meningkatkan hasil

Menurut Suprapti (2016:121) indikator lingkungan kerja dapat diukur dengan beberapa indikator di bawah ini diantaranya, sebagai berikut. Suasana kerja, setiap

Peran vital lainnya dari kumbang tinja dalam ekosistem adalah sebagai agen penyebar biji tumbuhan dengan jalan membenamkan biji yang terdapat pada kotoran hewan ke dalam tanah

Dalam penelitian ini dikemukakan mengukur kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan dari media online. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, dengan melakukan

Namun setelah dilakukan tindakan siklus I dengan media manipulatif dapat dilihat hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika cukup memuaskan, dimana terdapat

Nutrisi yang baik untuk penderita thalasemia yaitu dengan mengkonsumsi makanan rendah zat besi dan menghindari makanan yang kaya akan zat besi, seperti makanan

Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh bahwa Kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dengan lifeskill lebih dominan pada aktivitas belajar siswa dalam

KTSP ini disusun untuk digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan pada SMP Negeri 1 Talaga Raya dalam menentukan berbagai