PEMERINTAH KABUPATEN BUTON TENGAH
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KURIKULUM SMP NEGERI 1 TALAGA RAYA
TAHUN PELAJARAN 2016/2015
SMP NEGERI 1 TALAGA RAYA
Alamat: Jalan Pendidikan Nomor…….Tlp……Talaga
Kelurahan Talaga 1 Kecamatan Talaga Raya
Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara
BERITA ACARA
RAPAT PENYUSUNAN KURIKULUM
SMP NEGERI 1 TALAGA RAYA
Pada hari ini Senin tanggal Lima bulan Januari tahun Dua Ribu Tujuh Belas bertempat di Ruang Dewan Guru SMP Negeri 1 Talaga Raya telah diselenggarakan Rapat Penyusunan Kurikulum SMP Negeri 1 Talaga Raya yang dihadiri oleh Pengurus Komite Sekolah dan Dewan Guru. Berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya.
Yang Membuat Berita Acara
Ketua Komite,
SAMSU UMAR, S.Pi
Kepala Sekolah,
H A D I R U N, S.Pd
NIP. 19631231 198803 1 209
LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN KTSP
PENETAPAN DAN PENGESAHAN
Setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah, dengan ini
Kurikulum SMP Negeri 1 Talaga Raya ditetapkan dan disahkan untuk
diberlakukan mulai tahun pelajaran 2016/2015.
Ditetapkan dan disahkan di Talaga
pada tanggal 5 Januari 2017
Ketua Komite Sekolah,
Kepala Sekolah,
SAMSU UMAR, S.Pi
H A D I R U N, S.Pd
NIP. 19631231 198803 1 209
Mengetahui:
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Buton Tengah
Dr. Anzar, M.Pd
KATA PENGANTAR
Dengan senantiasa memanjatkan puji dan syukur kehadlirat Allah,
SWT dan bersholawat untuk Rosulullah Muhammad SAW, tim penyusun
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 1 Talaga Raya
Kabupaten Buton Tengah dapat menyelesaikan KTSP SMP Negeri 1 Talaga
Raya. KTSP ini disusun untuk digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pendidikan pada SMP Negeri 1 Talaga Raya dalam
menentukan berbagai kebijakan dan kegiatan belajar mengajar tahun
pelajaran 2016/2015 dan seterusnya, agar terencana, terarah, dan tepat
dalam mencapai tujuan khususnya dalam mengantarkan perserta didik
SMP Negeri 1 Talaga Raya menjadi peserta didik yang berkualitas sebagai
bekal hidup dan bekal membangun negeri tercinta Indonesia.
Dalam penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini
kami berupaya semaksimal mungkin menyajikan konsep, perangkat, serta
strategi yang ideal, namun karena berbagai keterbatasan yang ada pada
kami kekurangan dan kesalahan tidak bisa kami hindari.
Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta
bimbingan demi terselesaikannya KTSP ini, kami ucapkan terimakasih.
Talaga, 20 Juni 2016
Kepala SMPN 1 Talaga
Raya,
H A D I R U N, S.Pd
DAFTAR ISI
BERITA
ACARA ...
...
LEMBAR
PENGESAHAN ...
...
i
ii
KATA
PENGANTAR ...
...
Iii
DAFTAR
ISI ...
...
Iv
BAB I
PENDAHULUAN ...
...
1
A
.
Rasionalisasi ...
...
1
B
.
Pengertian
Kurikulum ...
...
1
C
.
Landasan ...
...
1
D
.
Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah
Atas ...
3
E
.
Prinsip Pengembangan
Kurikulum ...
3
F. Prinsip Pelaksanaan
Kurikulum ...
4
BAB II
KONDISI OBJEKTIF SMP NEGERI 1 TALAGA
RAYA...
6
A
.
Profil
Sekolah ...
...
6
B
.
Lingkungan
Sekolah ...
...
7
C
.
Keadaan
Sekolah ...
...
7
D
.
Personil
Sekolah ...
...
8
E
.
Kedaan Peserta
Didik ...
....
10
F. Kedaan Orang Tua Peserta
Didik ...
11
G
.
Kerja Sama
Sekolah ...
...
11
H
.
Prestasi
Sekolah ...
...
12
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN
KURIKULUM ...
13
A
.
Struktur
Kurikulum ...
...
13
B
.
Muatan
Kurikulum ...
...
17
BAB
IV
KALENDER PENDIDIKAN DAN JADWAL KEGIATAN
...
36
A
.
Permulaan Awal Tahun
Pelajaran ...
36
B
.
Alokasi
Waktu ...
...
36
C
.
Penetapan Kalender Pendidikan
…...
37
D
.
Jadwal
Kegiatan ...
...
38
BAB V PENUTUP ...
...
39
LAMPIRAN – LAMPIRAN
...
40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badar Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum, yaitu Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007.
Untuk memenuhi amanat undang-undang tersebut di atas, SMP Negeri 1 Talaga Raya sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah di Kabupaten Buton memandang perlu menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP SMP Negeri 1 Talaga Raya Kabupaten Buton dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan dan Standar Penilaian Pendidikan.
Melalui KTSP SMP Negeri 1 Talaga Raya ini sekolah dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar sekolah.
Dalam dokumen KTSP SMP Negeri 1 Talaga Raya ini secara keseluruhan mencakup:
1. Struktur dan Muatan Kurikulum; 2. Beban Belajar Peserta Didik; 3. Kalender Pendidikan;
4. Silabus; dan
5.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
B. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.
Silabus adalah rencara pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
C. Landasan
1. Landasan Filosofi
Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai budaya dan karakter yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai budaya karakter yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yang mencakup religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam pengembangan kurikulum SMP Negeri 1 Talaga Raya.
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan, kondisi sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi pertimbangan dalam penentuan Struktur Kurikulum sekolah ini.
2. Landasan Yuridis
Penyususunan kurikulum untuk tingkat satuan pendidikan (KTSP) ini dilaksanakan berdasarkan landasar yuridis sebagai berikut:
(1) Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” dan Pasal 32 ayat (1), “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya.”
(2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3: ”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”.
(3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Pasal 38 ayat (2): “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk Pendidikan Dasar dan Provinsi untuk pendidikan menengah”.
Pasal 51 ayat 1 “Pengelola satuan pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar dan menengah didasarkan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah”.
(4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan:
Pasal 17 ayat (1):, “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/ SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, peserta didik”.
Pasal 17 ayat (2): “Sekolah dan komite sekolah atau madrasah
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintah di bidang agama untuk MI, MTs, MA dan MAK”.
Pasal 42 ayat (1): “Pengelola satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas”.
(5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
(6) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
(7) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23 Tahun 2006.
(8) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, “Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan Dasar dan Menengah yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional bersama unit terkait”.
D. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Secara umum tujuan pendidikan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Selanjutnya secara khusus tujuan pendidikan SMP Negeri 1 Talaga Raya adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi;2.
Meningktakan pengetahuan peserta didik untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian yang berlandaskan oleh iman dan taqwa;3. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar yang berlandaskan iman dan taqwa.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, maka Kepala Sekolah dan Dewan Guru serta dengan persetujuan Komite SMP Negeri 1 Talaga Raya menetapkan sasaran program sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki sekolah sebagai berikut:
RENCANA STRATEGIS SMP NEGERI 1 TALAGA RAYA
RENCANA STRATEGIS 1 RENCANA STRATEGIS 4 RENCANA STRATEGIS 8TAHUN ( 2016/2017 ) (Program Jangka Pendek)
TAHUN ( 2016 / 2020 ) (Program Jangka Menengah) TAHUN ( 2016 / 2024 ) (Program Jangka Panjang) 1. Kehadiran Peserta
didik, Guru dan Karyawan lebih dari 95%.
1. Kehadiran Peserta didik, Guru dan
Karyawan lebih dari 97%.
1. Kehadiran Peserta didik, Guru dan Karyawan lebih dari 98 %.
2. Target pencapaian rata-rata Nilai Ujian Nasional 5,0 dan Ujian Sekolah 6.0.
2. Target pencapaian rata-rata Nilai Ujian Nasional 6,0 dan Ujian Sekolah 7.0.
2. Target pencapaian rata-rata Nilai Ujian Nasional 7,0 dan Ujian Sekolah 7.5.
3. 50% peserta didik yang beragama Islam dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
3. 80% peserta didik yang beragama Islam dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
3. 100% peserta didik yang beragama Islam dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. 4. Memiliki ekstra
kurikuler unggulan (KIR, Olahraga dan CC) 4. Extra kurikuler unggulan dapat menjuarai tingkat provinsi 4. Ekstrakurikuler unggulan dapat meraih prestasi tinggkat nasional 5. 25 % peserta didik
dapat aktif berbahasa Inggris.
5. 40 % peserta didik dapat aktif berbahasa Inggris.
5. 60 % peserta didik dapat aktif berbahasa Inggris.
6. 50 % peserta didik dapat mengoperasikan program MS Word dan MS Excel.
6. 75 % peserta didik dapat mengoperasikan 2 program komputer (Microsoft Word, Excel, Power Point dan Internet).
6. 100 % peserta didik dapat mengoperasikan 2 program komputer (Microsoft Word, Excel, Power Point dan Internet). 7. 15 % peserta didik mampu mengembangkan budidaya terumbu karang. 7. 30 % Peserta didik mampu mengembangkan budidaya terumbu karang. 7. 40 % Peserta didik mampu mengembangkan budidaya terumbu karang 8. 15 % peserta didik mampu melakukan tranplantasi karang 8. 30 % Peserta didik mampu melakukan tranplantasi karang 8. 40 % peserta didik mampu melakukan tranplantasi karang 9. 15 % peserta didik
mampu melakukan budi daya salah satu jenis tumbuhan atau ikan yang bernilai ekonomis.
9. 30 % peserta didik mampu melakukan budi daya salah satu jenis tumbuhan atau ikan yang bernilai ekonomis.
10. 40 % peserta didik mampu melakukan budi daya salah satu jenis tumbuhan atau ikan yang bernilai ekonomis.
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh satuan pendidikan dan komite sekolah berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendudukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. 2. Beragam dan terpadu.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agam, suku, budaya dan adat istiadat, serta status
sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan bermasyarakat, dunia usaha dan duania kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan beripikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian, keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antar unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antar kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan dengan motto Bhihneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
F. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Dalam pelaksanaan kurikulum pada setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasasi kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. 2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu:
(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk kehidupan bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan dan moral.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing
ngarsa sung tulada (di belakang memberi daya dan kekuatan, di tengah
membangun semangat dan prakarsa, di depan memberi contoh dan teladan).
5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar, dengan prinsip alam
takambang jadi guru
(semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
7. Kurikulum mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan dan kesinam-bungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
BAB II
KONDISI OBJEKTIF SMP NEGERI 1 TALAGA RAYA
A. Profil Sekolah
1.
Visi Sekolah
SMP Negeri 1 Talaga Raya Kabupaten Buton sebagai lembaga pendidikan menengah perlu mempertimbangkan harapan peserta didik, orang tua peserta didik, penyerap lulusan dan masyarakat dalam merumuskan visi sekolah. SMP Negeri 1 Talaga Raya Kabupaten Buton juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan, era informasi dan globalisasi yang sangat cepat. SMP Negeri 1 Talaga Raya Kabupaten Buton ingin mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut:
VISI
SMP NEGERI 1 TALAGA RAYA
” Unggul Dalam Prestasi, Budi Luhur, Berdasarkan Iptek dan Imtak Serta Berwawasan Lingkungan ”Indikator Visi:
1. Terwujudnya peserta didik yang teladan dalam prestasi akademik
dan non akademik.
2. Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam penguasaan
teknologi yang tepat guna dan bermanfaat baik untuk dirinya
maupun untuk masyarakat.
3. Terwujudnya peserta didik yang mampu menjalankan ajaran agam
secara utuh.
4. Terwujudnya peserta didik yang mampu mengedepankan akhlak
dan menjadi teladan dalam masyarakat.
Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita sekolah yang
berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekikinian,
sesuai dengan norma dan harapan masayarakat.
2.
Misi Sekolah
Untuk mewujudkan visi sekolah, SMP Negeri 1 Talaga Raya
Kabupaten Buton Tengah menentukan langkah-langkah strategis
yang dinyatakan dalam misi berikut:
MISI
SMP NEGERI 1 TALAGA RAYA
Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan IPTEK serta menyelenggarakan pendidikan yang senantiasa
berlandaskan pada IMAN dan TAKWA terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara:
B. Tujuan Sekolah
Mengacu pada visi dan misi SMP Negeri 1 Talaga Raya serta tujuan umum pendidikan dasar dan menengah, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut:
1. Semua kelas melaksanakan pendekatan “pembelajaran aktif” pada semua mata pelajaran.
2. Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas berbasis pendidikan budaya dan karakter bangsa.
3. Mengembangkan budaya sekolah yang kondusif untuk mencapai tujuan pendidikan dasar.
4. Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial yang menjadi bagian dari pendidikan budaya dan karakter bangsa.
5. Menjalin kerja sama lembaga pendidikan dengan media dalam memublikasikan program sekolah.
6. Memanfaatkan dan memelihara fasilitas untuk sebesar-besarnya dalam proses pembelajaran.
C. Lingkungan Sekolah
SMP Negeri 1 Talaga Raya terletak di pulau Talaga kecil tepatnya dibagian Talaga !, termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara. Kabupaten Buton Tengah dikenal sebagai Kawasan Kepulauan merupakan perairan laut di bagian selatan Pulau Sulawesi.
Untuk pengembangan wilayah, transportasi darat dan laut sangat strategis dan dibutuhkan. Jalan Transportasi laut yang merupakan jalan menuju kabupaten dan jalan provinsi sudah sangat mendukung baik untuk hubungan ke ibu kota kabupaten maupun ke ibukota provinsi. Sarana transportasi laut juga sangat menunjang karena telah terbukanya jalur kapal laut maupun alat transportasi laut lainnya.
Dalam bidang informasi dan komunikasi, juga sudah sangat mendukung dengan terbukanya layanan telepon seluler Telkomsel. Hal ini dapat semakin memberikan peluang akses informasi dan komunikasi termasuk pemanfaatan jaringan internet untuk pengembangan sekolah dalam menghadapi era globalisasi.
Dalam bidang pendidikan sudah terdapat sekolah dari SD hingga SMA. Mutu pendidikan secara umum baik. Namun hal ini masih belum didukung dengan tingkat ekonomi masyarakat yang masih berada dalam level menengah ke bawah.
C. Keadaan Sekolah
1.
Tanah dan Halaman Sekolah1. Menciptakan lingkungan pelajaran yang kondusif dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
2. Menumbuhhkembangkan semangat keunggulan
bernalar,perilaku sehat para peserta didik,guru dan karyawan sehingga berkemauan kuat untuk terus maju.
3. Mengkatkan komitmen seluruh pendidik,tenaga kependidikan,dan strakeholder terhadap tugas dan pokok dan fungsinya.
4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologidalam pembelajaran dan administrasi sekolah.
5. Menumbuhkembangkan wawasan budaya loka dan global .
6.
Menciptakan budaya kerja dan budaya organisasi yang sinergisTanah sekolah sepenuhnya milik negara. Luas areal seluruhnya 20.224 m2. Sekitar sekolah akan dikelilingi oleh pagar sepanjang 490 m.
Keadaan Tanah Sekolah SMP Negeri 1 Talaga Raya
Status : Milik NegaraLuas Tanah : 20.224m2 Luas
Bangunan : 2.168 m2
Pagar : 490 m
2.
Gedung SekolahBangunan sekolah pada umumnya dalam kondisi baik namun ada beberapa bangunan yang sudah harus direhabilitasi. Jumlah ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar belum memadai.
Keadaan Gedung Sekolah SMP Negeri 1 Talaga Raya
Luas Bangunan
: 2.168 m2
Ruang
Kepala
Sekolah
: 1 Baik
Ruang TU
: 1 Baik
Ruang Guru
: 1 Baik
Ruang Kelas 18
RKB
: 18 Baik
Ruang Lab. IPA
: 1 Rusak Total
Ruang
Lab.
Komputer
: 1 Baik
Ruang
Perpustakaan
: 1 baik
Musholla
: 1 baik
Ruang Sekretariat
Osis
: 1 Baik
Ruang
Kantin
Sekolah
: 1 Baik
Pos Security
:
-Tempat
Parkir
Siswa
: 1 Baik
D. Personil Sekolah
SMP Negeri 1 Talaga Raya didirikan pada tahun 1982 berstatus swasta
(filial) dan baru dinegerikan pada tahun 1985 berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Buton Nomor 0557/0/1984 tanggal 20 November
1984. Pimpinan sekolah yang pernah bertugas di SMP Negeri 1 Talaga
Raya sejak awal berdirinya (1982) adalah:
1. Tahun 1982 – 1984
: Muntahi
2. Tahun 1984 – 1985
: Raanti
3. Tahun 1985 – 1987
: Buhima
5. Tahun 1999 – 2005
: Kadir Madani
6. Tahun 2005 – 2013
: Drs. La Nani
7. Tahun 2013 – 2015
: La Alwi, S.Pd
8. Tahun 2015 – 2017
: Hadirun, S.Pd
9. Tahun 2017 – sekarang
: Syamsuddin, S.Pd
Jumlah seluruh personil sekolah ada sebanyak 32 orang, terdiri atas
guru 30 orang, Tata Usaha 1 orang dan pustakawan 1 orang.
1.
Keadaan Guru
NO
NAMA
PENDIDIKAN
JABATAN
STATUS
1.
Syamsuddin, S.Pd.
NIP. 19700629 199412
1 002
Pembina, IV/a
Sarjana
Bahasa
Indonesia
Kepala Sekolah
PNS
2.
Ade Makmur, S.Pd.
NIP. 19730328 200604
1 03
Pengatur. TK.I
Sarjana
Bahasa
Indonesia
Guru Bahasa
Indonesia/
Wakasek
Kurikulum
PNS
3.
Wa Ode Weza, S.Pd.
NIP. 19651231 199002
2 013
Pembina, IV/a
Sarjana
Matematika
Guru Bahasa
Indonesia/
Wakasek
Kesiswaan
PNS
4.
Hamsinah, S.Pd.Mat
NIP. 19700205 199412
2 002
Pembina, IV/a
Sarjana
Matematika
Matematika
Guru
PNS
5.
Zainab, S.Ag
NIP 19701231 200701
2 125
Sarjana
Pend.
Agama
Guru Agama
PNS
6.
7.
Kasno La Embi, S.Pd
NIP -
Sarjana
Sejarah
Guru PKN
Non-
PNS
8.
Hasanudin, S.Pd.
NIP -
Sarjana
PGSD
Guru IPA
Non-
PNS
9.
Elianto, S.Pd.I.
NIP -
Sarjana
Pend.
Agama
Islam
Guru Pend.
Agama/Penjaske
s
Non-PNS
10.
Kusnan, S.Pd.I
NIP -
Sarjana
Pend.
Agama
Islam
Guru IPA
Non-
PNS
11.
Drs. La Ahli
NIP -
Sarjana PKN
PKn/Kelautan
Guru
Non-
PNS
12.
Sardin, S.Kom
NIP -
Komputer
Sarjana
Guru TIK
Non-
PNS
13.
Tiliani, S.Pd.
NIP -
Bimbingan
Sarjana
Konseling
Guru Bimbingan
14.
Hasriyani, S.Pd.
NIP -
Matematika
Sarjana
Matematika
Guru
Non-
PNS
15.
Mudianto, S.Pd.
NIP -
Sarjana
Bahasa
Inggris
Guru Bahasa
Inggris
Non-
PNS
16.
Sunarjo, S.Pd
NIP -
Sarjana
Fisika
Guru IPA
Non-
PNS
17.
Hajria, S.Pd
NIP -
Ekonomi
Sarjana
Guru IPS
Non-
PNS
18.
Ode Yuniarti, S.Pd
NIP -
Sarjana
Bahasa
Inggris
Guru Bahasa
Inggris
Non-
PNS
19.
Wa Ode Hasnawati,
S.Pd
NIP -
Sarjana
Bahasa
Indonesia
Guru Bahasa
Indonesia
Non-
PNS
20.
Muslimin
NIP -
Tamatan
SMA
Guru Agama
Non-
PNS
21.
Ismail, S.Pd.
NIP -
Penjaskes
Sarjana
Rek.
Guru Penjas
Non-PNS
22.
Uswatun, S.Pd.
NIP -
Sarjana
Biologi
Guru IPA
Non-
PNS
23.
La Ode Abdul Rahman,
ST
NIP -
Sarjana
Teknik
Komputer
Guru TIK
Non-PNS
24.
Dian Ardita, S.Pd
NIP.
Pendidikan
Sarjana
Ekonomi
Guru IPS
Non-PNS
25.
La Iwo
NIP.
Sarjana
Bahasa
Indonesia
Guru Bahasa
Indonesia
Non-
PNS
26.
Faldan Muzdin, S.Pd
NIP.
Sarjana
Bahasa
Inggris
Guru Bahasa
Inggris
Non-
PNS
27
Wa Ode Fitriati, S.Pd
NIP.
Sarjana
Bahasa
Indonesia
Guru Bahasa
Indonesia
Non-
PNS
28
Novalianti, S.Pd
Sarjana
Bahasa
Indonesia
Guru Bahasa
Indonesia
Non-
PNS
29
Nining Helmi, S.Pd
NIP -
Bimbingan
Sarjana
Konseling
BK
Non-PNS
30
Minarti Biadi, S.Pd
NIP.
Bimbingan
Sarjana
Konseling
BK
Non-PNS
Dari sejumlah guru, 17,24% berstatus guru PNS dan sisanya 82,76%
berstatus honorer. Sedangkan berdasarkan kualifikasi akademik yang
dimiliki sarjana 96,55% dan nonsarjana 3,45%.
2
. Keadaan Tenaga Administrasi dan Karyawan
1.
Fauza Gawu, S.Pd
NIP -
PGSD
TU/BK
Non-PNS
2.
Tugianti
NIP. -
Tamatan SMA
Pustakawati Non-PNS
E. Keadaan Peserta Didik
1. Jumlah peserta didik
Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2016/2017 seluruhnya berjumlah 533 orang.
Persebaran jumlah peserta didik antar kelas merata. Peserta didik di kelas VII sebanyak 6
rombongan belajar berjumlah 177 orang. Peserta didik pada di kelas VIII 6 rombongan belajar
berjumlah 172. Sedangkan kelas IX sebanyak 6 rombongan belajar berjumlah 184.
Sebagian peserta didik berasal dari luar Kecamatan Talaga Raya, antara lain dari
Kecamatan Kabaena Utara, Kecamatan Kabaena Timur, Kecamatan Siompu, Kecamatan
Kadatua dan dari beberapa daerah di sekitar Provinsi Maluku. Rata-rata yang berasal dari luar
Kecamatan Talaga Raya tinggal menetap di Desa Talaga Raya dan sekitarnya selama mengikuti
pendidikan dengan cara tinggal bersama keluarga. Biasanya, setelah liburan semester atau
liburan-liburan lain mereka pulang ke rumah orang tua masing-masing dan kembali pada saat
pembukaan sekolah.
Keadaan Peserta Didik Baru
NO.
PELAJARAN
TAHUN
PESERTA DIDIK
BARU
KETERANGA
N
L
P
JML
1.
2016/2017
26
0
27
3
53
3
-Keadaan Lulusan
NO . TAHUN PELAJARA NUJIAN NASIONAL/UJIAN SEKOLAH PERSENTASE
PESERTA LULUS TIDAK LULUS L P JML L P JML L P JML
1. 2016/2017 70 102 172 - - - 100%
Keadaan Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir
NO. PELAJARANTAHUN KELASVII KELAS VIII KELAS IX JUMLAH
1. 2016/2017 177 172 183 533
2. 2015/2016 132
2.
Keadaan Tidak Naik Kelas dan Putus Sekolah/Droup OutPeserta didik yang tidak naik kelas dan angka putus sekolah
(Droup-Out) peserta didik ternyata cukup tinggi setiap tahunnya
.
TAHUN
PELAJARAN
KELAS
JUMLA
H
TIDAK
NAIK/TIDA
K LULUS
PUTUS
SEKOLAH
/DO
2016/2017
VIII
VII
IX
177
172
183
-Angka tidak naik kelas dan putus sekolah secara statistik menunjukkan keadaan normal. Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan peserta didik putus sekolah karena masih terdapat orang tua dan peserta didik yang belum memahami arti pentingnya pendidikan serta faktor kesulitan ekonomi.
Untuk mengatasi kendala ekonomi, sekolah telah mengupayakan berbagai bantuan dari berbagai pihak. Pada tahun pelajaran 2016/2017 sebagian peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi lemah mendapatkan beasiswa dari pemerintah melalui BSM/PIP.
Selain beasiswa BSM, untuk memberi motivasi belajar peserta didik pada tahun pelajaran 2016/2017 peserta didik yang berprestasi diberikan Piagam Penghargaan dan Pembebasan Siswa dari Iuran Komite dan atau OSIS.
F. Keadaan Orang Tua Peserta Didik
Wilayah Kecamatan Talaga Raya dan sekitarnya secara umum merupakan wilayah yang hanya potensial untuk pertanian dan usaha nelayan. Oleh karena itu hasil yang diharapkan oleh sebagian besar orang tua peserta didik adalah hasil pertanian antara lain jambu mete, kelapa, ubi, jagung, dan pepaya jangka pendek. Kondisi ini memaksa orang tua peserta didik untuk berprofesi ganda selain sebagai petani dan nelayan, juga berprofesi sebagai pedagang, wiraswasta dan bahkan ada yang menjadi TKI di luar negeri. Namun demikian di antara sekian orang tua peserta didik ada juga yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil, TNI dan Polri.
Keadaan Orang Tua Peserta didik
NO
.
PEKERJAAN
PROSENTASE
1
Petani
25 4.69%
2
Nelayan
148 27.7%
3
Wiraswasta
125 23.45%
4
Pedagang
16 3%
5
PNS/TNI/Polri
26 4.87%
6
Buruh
129 24.2%
7
Wirausaha
7 1.3%
8
Karyawan
swasta
8 1.5%
9
Peternak
1
10
Pensiunan
1
11
Lainnya
4
12
Tidak bekerja
7
Berasarkan tabel di atas menunjukan keadaan orang tua peserta
didik sebanyak 23 memiliki mata pencaharian sebagai petani, 27%
memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, 17% memiliki mata
pencaharian sebagai wiraswasta, 23% memiliki mata pencaharian
sebagai pedagang dan 10% sebagai PNS/TNI/Polri.
G. Kerja Sama Sekolah
1. Kerja Sama dengan Orang Tua
Kerja sama dengan orang tua peserta didik dilaksanakan melalui Komite Sekolah. Ada tiga peran Komite Sekolah dalam pengembangan sekolah, yaitu sebagai:
1. Pemberi petimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan;
2. Pendukung (suppoting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelengaraanpendidikan di satuan pendidikan. 3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntanbilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
2. Kerja Sama dengan Alumni
Kerja sama antara sekolah dengan alumni selama ini belum dapat digali secara maksimal mengingat keberadaan alumni yang tersebar di beberapa daerah. Selain itu faktor kurangnya koordinasi antar alumni diduga menjadi penyebab belum terbentuknya ikatan alumni.
3. Kerja Sama dengan Instansi Lain
Kerja sama yang telah terjalin antara SMP Negeri 1 Talaga Raya
dengan instansi lain antara lain dengan Coremap. Coremap
merupakan sebuah LSM yang bergerak di bidang kelautan. Kerja
sama inilah yang memungkinkan SMP Negeri 1 Talaga Raya
mengembangkan Muatan Lokal Kelautan.
H. Prestasi Sekolah
1.
Bidang Akademik:
-2. Bidang Non Akademik:
-BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum SMP Negeri 1 Talaga Raya memuat kelompok mata pelajaran sebagai berikut ini:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Masing-masing kelompok mata pelajaran tersebut di implementasikan dalam kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran secara menyeluruh. Dengan demikian, cakupan dari masing-masing kelompok itu dapat diwujudkan melalui mata pelajaran yang relevan. Cakupan setiap kelompok mata pelajaran adalah sebagai berikut:
CAKUPAN KELOMPOK MATA PELAJARAN
NO KELOMPOK
MATA
PELAJARAN CAKUPAN
1. Agama dan
Akhlak Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
NO KELOMPOK MATA PELAJARAN CAKUPAN 2. Kewarganegara an dan Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMP dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
NO KELOMPOK
MATA
PELAJARAN CAKUPAN
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkanuntuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni. Kemampuan
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
5. Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMP dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
Penyusunan struktur kurikulum didasarkan atas standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP.
Sekolah atas persetujuan Komite Sekolah dan memperhatikan keterbatasan sarana belajar serta minat peserta didik, menetapkan pengelolaan kelas sebagai berikut ini.
1) SMP Negeri 1 Talaga Raya menerapkan sistem paket. Peserta didik mengikuti pembelajaran sesuai dengan yang telah diprogramkan dalam struktur kurikulum.
2) Kelas VII merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik yang terdiri dari 6 (enam) rombongan belajar.
3) Kelas VIII merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik yang terdiri dari 6 (enam) rombongan belajar.
4) Kelas IX merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik yang terdiri dari 6 (enam) rombongan belajar.
a. Struktur Kurikulum Kelas VII
1)
Kurikulum Kelas VII terdiri atas:(1) 11 mata pelajaran, (2) muatan lokal (Kelautan),
2) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
3) Sekolah menambah alokasi waktu untuk beberapa mata pelajaran dari struktur kurikulum yang ada per tahun pelajaran dengan perincian sebagai berikut:
Struktur Kurikulum Kelas VII
Komponen
Alokasi Waktu
Semester
1
Semester
2
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 4 4 6. IPS 4 4 7. IPA 4 4 8. Seni Budaya 2 2 9. Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan 2 2
10. Teknologi Informasi dan
Komunikasi 2 2
B. Muatan Lokal (Kelautan) 2 2
Jumlah
32
32
b. Struktur Kurikulum Kelas VIII dan IX
1) Kurikulum Kelas VII, VIII dan IX terdiri atas: (1) 11 mata pelajaran,
(2) muatan lokal (Kelautan),
2) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
Struktur Kurikulum Kelas VIII dan IX
Komponen
Kelas VIII
Alokasi Waktu
Kelas IX
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 4 4 5. Matematika 4 4 4 4 6. IPS 4 4 4 4 7. IPA 4 4 4 4 8. Seni Budaya 4 4 4 4 9. Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2
10.Teknologi Informasi dan
Komunikasi 2 2 2 2
B. Muatan Lokal (Kelautan) 2 2 2 2
Jumlah
32
32
32
32
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum SMP Negeri 1 Talaga Raya meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh BSNP, dan muatan lokal yang dikembangkan oleh sekolah serta kegiatan pengembangan diri.
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan sebagai berikut:
a. Mata Pelajaran Wajib:
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPS, IPA, Penjasmani, Seni Budaya, dan Teknologi Informasi Komunikasi.
b. Mata Pelajaran Pilihan:
Keterampilan (pilihan mata pelajaran ini dimungkinkan dengan adanya sumber daya manusia yang memadai dan kehidupan masyarakatnya yang menunjuang program pembelajaran tersebut).
Pembelajaran setiap mata pelajaran dilaksanakan dalam suasana yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat antara peserta didik dan pendidik.
Metode pembelajaran diarahkan berpusat pada peserta didik. Guru sebagai fasilitator mendorong peserta didik agar mampu belajar secara aktif, baik fisik maupun mental. Selain itu, dalam pencapaian setiap kompetensi pada masing-masing mata pelajaran diberikan secara
’’kontekstual’’ dengan memperhatikan perkembangan kekinian dari
berbagai aspek kehidupan.
2. Muatan Lokal
Letak geografis SMP Negeri 1 Talaga Raya yang berada di kawasan pesisir pantai akan banyak memberi warna terhadap proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, program Muatan Lokal yang dipilih adalah yang berkaitan dengan kondisi geografis di lingkungan sekitar sekolah.
Program Muatan Lokal disusun bekerja sama antara sekolah dengan Coremap Kabupaten Buton Tengah. Muatan Lokal ini ini juga sekaligus merupakan unggulan lokal. Berikut ini adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Kelautan yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik.
Program Muatan Lokal Kelautan
Kelas VII Semester 1STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mampu memahami pengetahuan tentang laut. 2. Mampu memahami dasar laut. 3. Mampu memahami sifat-sifat fisika dan kimia badan laut.
1.1. Mampu menceritakan pengertian tentang laut.
1.2. Mampu menjelaskan laut dunia. 1.3. Mampu mendeskripsikan laut
nusantara.
1.4. Mampu menjelaskan status hukum perairan nusantara.
2.1. Mampu membandingkan antara darat dan laut.
2.2. Mampu menjelaskan mengenai topografi dasar laut.
2.3. Mampu menjelaskan cara-cara pengukuran kedalaman laut.
2.4. Mampu mendeskripsikan topografi dasar laut Indonesia.
3.1. Mampu mendeskripsikan sifat-sifat fisika air laut, seperti suhu, salinitas, cahaya, dan tekanan hidrostatik.
3.2. Mampu menjelaskan sifat-sifat kimia air laut, seperti pengaruh kandungan oksigen dan karbondioksida di air laut.
Kelas VII Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
4. Mampu memahami
pergerakan arus laut. 4.1. Mampu menjelaskan pengertian arus laut.
4.2. Mampu menjelaskan pola arus laut di samudra dunia dan perairan Indonesia. 4.3. Mampu membedakan proses terjadinya
upwelling dan downwelling.
4.4. Mampu mendeskripsikan Arlindo (Arus Lintas Indonesia).
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 5. Mampu memahami keadaan gelombang. 6. Mampu memahami pasang surut. 7. Mampu memahami hubungan cuaca dan laut.
5.1. Mampu menidentifikasi terjadinya gelombang laut.
5.2. Mampu mendeskripsikan model gelombang laut sederhana.
5.3. Mampu mengidentifikasi macam-macam gelombang.
6.1. Mampu menjelaskan model pasang-surut.
6.2. Mampu mendeskripsikan kisaran pasang-surut.
6.3. Mampu mendesripsikan pola pasang surut.
7.1. Mampu mengidentifikasi macam-macam angin.
7.2. Mampu menceritakan tentang siklon tropis, angin musim, angin laut, dan angin darat.
7.3. Mampu mendeskripsikan el-nino dan la-nino.
Kelas VIII Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mampu memahami prinsip dasar ekosistem. 2. Mampu memahami ekosistem estuari. 3. Mampu memahami ekosistem mangrove. 4. Mampu memahami ekosistem lamun. 5. Mampu memahami ekosistem terumbu karang. 6. Mampu memahami keaneka-ragaman hayati di wilayah pesisir dan laut.
1.1. Mampu menjelaskan tentang prinsip dasar ekosistem.
2.1. Mampu menjelaskan definisi ekosistem estuari.
2.2. Mampu menceritakan sifat fisika dan kimia di estuari.
2.3. Mampu mendeskripsikan lingkungan hidup di estuari.
2.4. Mampu menggambarkan rantai makanan di estuari.
3.1. Mampu menjelaskan ekosistem mangrove dan faktor lingkungan yang berpengaruh.
3.2. Mampu menceritakan pembagia zonasi hutan mangrove.
4.1. Mampu menjelaskan ekosistem lamun. 4.2. Mampu menjelaskan manfaat
ekosistem lamun.
5.1. Mampu menjelaskan ekosistem terumbu karang.
5.2. Mampu menjelaskan manfaat terumbu karang.
5.3. Mampu menceritakan kondisi ekosistem terumbu karang Indonesia. 6.1. Mampu menceritakan jenis-jenis
makhluk hidup yang mampu bergerak seperti hewan namun juga mampu berfotosintesa seperti tumbuhan (protista).
6.2. Mampu menjelaskan jenis-jenis flora atau tumbuhan yang hidup di wilayah pesisir dan laut.
6.3. Mampu mendeskripsikan jenis-jenis fauna atau hewan yang hidup di wilayah pesisir dan laut.
Kelas VIII Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
7. Mampu memahami potensi dan
pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut. 8. Mampu memahami
potensi dan
pemanfaatan sumber daya non hayati pesisir dan laut.
7.1. Mampu mendeskripsikan potensi dan pemanfaatan sumber daya hayati pesisir dan laut.
8.1. Mampu mendeskripsikan potensi dan pemanfaatan sumber daya non hayati pesisir dan laut.
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
9. Mampu memahami potensi dan
pemanfaatan jasa-jasa lingkungan di pesisir dan laut.
10. Mampu memahami berbagai usaha budi daya laut dan pesisir. 11. Mampu memahami
berbagai usaha
pengolahan hasil laut di wilayah pesisir dan laut.
9.1. Mampu mendeskripsikan potensi dan pemnafaatan jasa-jasa lingkungan di pesisir dan laut.
10.1. Mampu mendeteksi usaha budi daya laut dan pesisir.
11.1. Mampu mendeskripsikan berbagai usaha pengolahan hasil laut di wilayah pesisir dan laut.
Kelas IX Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mampu memahami penyebab kerusakan lingkungan laut karena fenomena alam.
2. Mampu memahami penyebab kerusakan lingkungan karena ulah manusia.
3. Mampu memahami bencana alam yang terjadi di wilayah pesisir. 4. Mampu memahami
bencana geologis di
1.1. Mampu mendeskripsikan dan
menjelaskan kerusakan lingkungan laut karena gempa bumi dan badai tropis. 1.2. Mampu mendeskripsikan dan
menjelaskan kerusakan lingkungan laut karena suhu dan pencemaran.
1.3. Mampu mendeskripsikan dan
menjelaskan kerusakan lingkungan laut karena ledakan populasi jenis biota tertentu dan penyakit.
2.1. Mampu mendeskripsikan dan menjelaskan kerusakan lingkungan karena penangkapan ikan dengan teknik yang tidak ramah lingkungan
(penggunaan bom, racun sianida, jaring muroami, bubu, dan pukat harimau. 2.2. Mampu mendeskripsikan dan
menjelaskan kerusakan lingkungan penambangan karang, pasir dan granit. 2.3. Mampu mendeskripsikan dan
menjelaskan kerusakan lingkungan karena kegiatan pariwisata.
wilayah pesisir.
5. Mampu memahami bencana akibat
perubahan iklim/cuaca (klimatologis).
3.1. Mampu menjelaskan pengertian bencana alam.
3.2. mampu mengidentifikasi jenis-jenis bencana.
4.1. Mampu mendeskripsikan bencana geologis: gempa bumi, tsunami, dan gunung berapi.
4.2. Mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya bencana.
4.3. Mampu menjelaskan upaya mitigasi dan pengurangan resiko bencana. 5.1. Mampu mendeskripsikan bencana
akibat perubahan iklim: badai tropis, gelombang pasang, banir dll.
5.2. Mampu menjelaskan faktor-faktor penyeban terjadinya bencana akibat perubahan iklim.
5.3. Mampu menjelaskan upaya mitigasi dan pengurangan resiko bencana akibat perubahan iklim.
Kelas IX Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
6. Mampu memahami konsep pengelolaan wilayah. 7. Mampu memahami peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan laut. 8. Mampu memahami pengelolaan kawasan konservasi laut. 9. Mampu memahami pengelolaan ekosistem dan sumber daya laut.
6.1. Mampu menjelaskan konsep dan jenis pengelolaan wilayah pesisir dan laut. 7.1. Mampu mendeskripsikan peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang pengelolaan wilayah laut; pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; pengelolaan penangkapan ikan, serta pengelolaan pencemaran dan perusakan laut.
8.1. Mampu mengidentifikasi pembagian kawasan konservasi laut, seperti Taman Nasional Laut, Taman Wisata Alam Laut, Cagar Alam Laut, Suakamargasatwa Laut, Kawasan Konservasi Laut Daerah, Daerah Perlindungan Laut, Hak Ulayat dan Petuanan Laut.
9.1. Mampu menjelaskan tentang pengelolaan ekosistem dan sumber daya laut, seperti pengelolaan ekosistem mangrove, lamun, terumbu karang, dan pengelolaan perikanan.
4. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah. Guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam KTSP, silabus dan RPP yang sudah ada. Indikator nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ada dua jenis yaitu (1) indikator sekolah dan kelas, dan (2) indikator untuk mata pelajaran.
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga
dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Perilaku yang dikembangkan dalam indikator pendidikan budaya dan karakter bangsa bersifat progresif, artinya, perilaku tersebut berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas dengan jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.
Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Di kelas dikembangkan melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di sekolah dikembangkan dengan upaya pengkondisian atau perencanaan sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Di masyarakat dikembangkan melalui kegiatan ekstra kurikuler dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta tanah air dan melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial.
Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu pada indikator pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan), maupun memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya.
Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan yang dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut ini.
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten)
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)
5. Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup yang diterapkan oleh sekolah merupakan bagian integral dari pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Dengan demikian, materi kecakapan hidup akan diperoleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran sehari-hari yang diemban oleh mata pelajaran yang bersangkutan.
Sekolah menetapkan beban belajar peserta didik sebagai berikut: a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
b. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur 30% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
c. Alokasi waktu untuk praktik adalah satu jam tatap muka setara dengan dua jam kegiatan praktik di sekolah atau empat jam praktik di luar sekolah.
Beban Belajar Peserta Didik
Kelas Satu jam tatap muka (menit) Jumlah jam pembela-jaran Per minggu Minggu Efektif per tahun ajaran Waktu pembelajaran per tahun Jumlah jam per tahun (@60 menit) VII s.d. IX 40 32 32 1764 jam pel (79.380 menit) 1323 jam
7. Ketuntasan Belajar
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.
1. Pendidikan Agama Islam
a.
Memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan fungsi manusia sebagai khalifah, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.b. Meningkatkan keimanan kepada Allah sampai Qadha dan Qadar melalui pemahaman terhadap sifat dan Asmaul Husna.
c. Berperilaku terpuji seperti hasnuzzhan, taubat dan raja dan meninggalkan perilaku tercela seperti isyrof, tabzir dan fitnah. d. Memahami sumber hukum Islam dan hukum taklifi serta
menjelaskan hukum muamalah dan hukum keluarga dalam Islam. e. Memahami sejarah Nabi Muhammad pada periode Mekkah dan
periode Madinah serta perkembangan Islam di Indonsia dan di dunia.
2. Pendidikan Kewarganegaraan
a.
Memahami hakekat bangsa dan Negara Kesatuan Repubilik Indonesia.b. Menganalisis sikap positif terhadap penegakan hukum, peradilan nasional, dan tindakan anti korupsi
c. Menganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun di luar negeri .
d. Menganalisis peran dan hak warganegara dan sistem pemerintahan NKRI.
e. Menganalisis budaya politik demokrasi, konstitusi , kedaulatan negara, keterbukaan dan keadilan di Indonesia.
f. Mengevaluasi hubungan internasional dan sistem hukum internasional.
g. Mengevaluasi sikap berpolitik dan bermasyarakat madani sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
h.
Menganalisis peran Indonesia dalam politik dan hubungan internasional, regional, dan kerja sama global lainnyai. Menganalisis sistem hukum internasional, timbulnya konflik internasional, dan mahkamah internasional.
3. Bahasa Indonesia
a.
MendengarkanMemahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian berita, laporan, saran, berberita, pidato, wawancara, diskusi, seminar, dan pembacaan karya sastra berbentuk puisi, cerita rakyat, drama, cerpen, dan novel.
b. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan berkenalan, diskusi, bercerita, presentasi hasil penelitian, serta mengomentari pembacaan puisi dan pementasan drama.
c. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis teks nonsastra berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, teks pidato, serta teks sastra berbentuk puisi, hikayat, novel, biografi, puisi kontemporer, karya sastra berbagai angkatan dan sastra Melayu klasik.
d. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, teks pidato, proposal, surat dinas, surat dagang, rangkuman, ringkasan, notulen, laporan, resensi, karya ilmiah, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik, dan esei.
4. Bahasa Inggris
a.
Mendengarkan
Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
recount, narrative, procedure, descriptive, news item, report,
analytical exposition, hortatory exposition,
spoof,
explanation, discussion, dan review, dalam konteks
kehidupan sehari-hari.
b.
Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana
interpersonal dan transaksional, secara formal maupun
informal, dalam bentuk recount, narrative, procedure,
descriptive, news item, report, analytical exposition,
hortatory exposition, spoof, explanation, discussion, dan
review, dalam konteks kehidupan sehari-hari.
c.
Membaca
Memahami makna dalam wacana tertulis interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
report, analytical exposition, hortatory exposition, spoof,
explanation, discussion, dan review, dalam konteks
kehidupan sehari-hari.
d.
Menulis
Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana
interpersonal dan transaksional, secara formal maupun
informal, dalam bentuk recount, narrative, procedure,
descriptive, news item, report, analytical exposition,
hortatory exposition, spoof, explanation, discussion, dan
review, dalam konteks kehidupan sehari-hari.
5. Matematika
a. Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkarannya, menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor, serta menggunakan prinsip logika matematika dalam pemecahan masalah.
b. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar sederhana, fungsi kuadrat, fungsi eksponen dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi invers, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran dan persamaan garis singgungnya, suku banyak, algoritma pembagian dan teorema sisa, program linear, matriks dan determinan, vektor, transformasi geometri dan komposisinya, barisan dan deret, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
c.
Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang di ruang dimensi tiga serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.d. Memahami konsep perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri, rumus sinus dan kosinus jumlah dan selisih dua sudut, rumus jumlah dan selisih sinus dan kosinus, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
e. Memahami limit fungsi aljabar dan fungsi trigonometri di suatu titik dan sifat-sifatnya, turunan fungsi, nilai ekstrem, integral tak tentu dan integral tentu fungsi aljabar dan trigonometri, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah.
f. Memahami dan mengaplikasikan penyajian data dalam bentuk tabel, diagram, gambar, grafik, dan ogive, ukuran pemusatan, letak dan ukuran penyebaran, permutasi dan kombinasi, ruang sampel dan peluang kejadian dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
g. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan.
h. Memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mempunyai kemampuan bekerjasama.
6. Seni Budaya
Seni Musik
a.
Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni musik tradisional dan nontradisional dengan beragam teknik, media, dan materi musik daerah setempat.b. Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni musik tradisional dan nontradisional dengan beragam proses, teknik, prosedur, media, dan materi musik nusantara.