• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Load Balance Metode NTH dan Failover dengan Mikrotik pada PPA IO 0956 Sinar Kasih. Gambar 1. Topologi Jaringan Lama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penerapan Load Balance Metode NTH dan Failover dengan Mikrotik pada PPA IO 0956 Sinar Kasih. Gambar 1. Topologi Jaringan Lama"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

6

1. Judul

Penerapan Load Balance Metode NTH dan Failover dengan Mikrotik pada PPA IO 0956 Sinar Kasih

2. Gambaran Singkat

Dokumentasi yang dituliskan pada dokumen teknis ini merupakan konfigurasi Load Balance dan Failover. Load balance sendiri pada jaringan komputer merupakan teknik untuk membagi beban trafik ke dalam dua jalur atau lebih, dengan tujuan agar tidak ada jalur yang memiliki beban berlebih dibanding jalur yang lain, sehingga jalur-jalur tersebut dapat berjalan seimbang [1]. Sedangkan Failover adalah teknik untuk membuat jalur cadangan dalam jaringan komputer. Teknik ini bertujuan untuk menangani jalur koneksi yang terputus agar jalur koneksi dapat dipindahkan ke jalur koneksi lainnya [2].

Implementasi Load Balance dan Failover pada PPA Sinar Kasih adalah dengan melakukan penambahan 1 ISP, berikut desain topologi jaringan sebelum dan sesudah diimplementasikan Load Balance dan Failover.

Gambar 1. Topologi Jaringan Lama

Gambar 2. Topologi Jaringan Baru

(2)

7

3. User Manual

a. Masuk Winbox

Winbox adalah aplikasi yang digunakan untuk mengatur konfigurasi mikrotik.

Konektivitas dengan router mikrotik ini menggunakan MAC Address atau alamat IP. Berikut tampilan awal Winbox, untuk masuk ke dalam Winbox, pilih router yang tersedia yang terdapat pada tabel neighbors. Klik pada alamat MAC atau alamat IP pada informasi router yang tampil, kemudian masukkan username dan password, klik connect untuk masuk ke router.

Gambar 3. Tampilan Awal Winbox

Berikut tampilan dan daftar menu setelah berhasil masuk winbox dan terkoneksi dengan router mikrotik. Pada deskripsi jendela terdapat tulisan admin yang merupakan penanda user yang login, lalu disebelahnya terdapat alamat IP yang berarti user admin login melalui alamat IP tersebut.

Gambar 4. Tampilan dalam Winbox

(3)

8 b. Konfigurasi IP Address

Langkah awal untuk mengimplementasikan Load Balance dan Failover adalah melakukan konfigurasi alamat IP. Berikut cara untuk mengkonfigurasikan alamat IP, pertama buka menu IP kemudian pilih sub-menu Addresses.

Gambar 5. Tampilan sub-menu IP

Tampilan menu IP Address adalah sebagai berikut, untuk menambahkan konfigurasi baru, tekan tombol plus berwarna biru.

Gambar 6. Tampilan menu IP Address

Untuk menambahkan alamat IP baru, masukkan alamat IP yang diinginkan pada kolom Address beserta subnetnya, misal 192.168.1.0/24 dan tekan enter, nantinya untuk kolom network akan terisi otomatis, kemudian pilih port ethernet/wi-fi yang akan memakai lokasi alamat IP tersebut dengan memilih pada kolom interface.

(4)

9

Gambar 7. Tampilan tambah alamat IP

c. Konfigurasi Firewall (NAT dan Mangle)

Setelah alamat IP untuk masing-masing interface sudah terkonfigursi, langkah berikutnya adalah mengkonfigurasikan firewall khususnya pada bagian NAT dan Mangle. Untuk menuju ke menu firewall pilih menu IP dan sub-menu Firewall seperti gambar di bawah ini.

Gambar 8. Tampilan sub-menu IP

Tampilan menu firewall adalah sebagai berikut, dapat dilihat bahwa pada bar atas terdapat beberapa tab, diantaranya adalah yang akan dipakai pada konfigurasi Load Balance dan Failover ini yaitu NAT dan Mangle.

Gambar 9. Tampilan awal menu IP Firewall

(5)

10

Untuk mengkonfigurasikan NAT, pergi ke tab NAT, kemudian tekan tombol plus berwarna biru untuk menambahkan rule baru. Pada konfigurasi Load Balance dan Failover ini terdapat dua rule yang digunakan, rule ini keduanya dikonfigurasikan dengan mengatur pada bagian chain = srcnat, lalu out interface yang dipilih adalah interface yang digunakan sebagai sumber internet.

Gambar 10. Tampilan menambahkan rule NAT

Langkah selanjutnya untuk konfigurasi NAT adalah berpindah menuju ke tab action pada pengaturan NAT rule, kemudian pada kolom action dipilih masquerade, pengaturan ini berlaku ke kedua rule yang dibuat.

Gambar 11. Tampilan tab Action

Konfigurasi yang kedua pada IP Firewall adalah konfigurasi Mangle. Pada konfigarsi Mangle ini terdapat total 12 rule, namun 12 rule ini adalah 3 bagian yang sama yang memuat 4 rule berbeda, perbedaan dari ketiga bagian ini hanyalah interface yang digunakan. Untuk mengkonfigurasikan Mangle, pergi ke tab Mangle lalu tekan tombol plus berwarna biru seperti sebelum-sebelumnya.

(6)

11

Konfigurasi pada firewall mangle ini yang merupakan konfigurasi untuk Load Balance dengan metode NTH. NTH adalah metode untuk memilih sebuah item pada posisi n secara berurutan. NTH bukanlah sebuah singkatan, melainkan sebuah bilangan integer (bilangan ke-N) [3].

Metode NTH memiliki 2 parameter yaitu “Every” dan “Packet”. "Every"

merupakan parameter penghitung (counter) sedangkan "Packet" adalah penunjuk paket keberapa rule dari NTH ini akan dijalankan. Dengan demikian penggunaan NTH ini dilakukan dengan mengaktifkan counter pada mangle, kemudian ditandai dengan 'Route-Mark'. Sehingga dengan route mark ini digunakan sebagai dasar untuk membuat policy route.

Jumlah N yang akan digunakan sebagai penghitung dan penanda, ditentukan dari jumlah ISP yang digunakan. Karena ISP yang digunakan di sini adalah dua, maka jumlah N yang digunakan dalam konfigurasi adalah 2.

Rule pertama dikonfigurasikan dengan mengatur pada bagian chain = prerouting, lalu In.Interface dipilih interface yang digunakan sebagai yang meneruskan koneksi internet. Kemudian bergeser pada tab extra, pada kolom Nth atur Every = 2, Packet = 1. Lalu bergeser lagi ke tab Action, atur Action = mark connection, dan New Connection Mark = koneksi1 (nama ini bebas dimasukkan apa saja karena hanya digunakan sebagai pendanda koneksi). Keterangan lebih jelas bisa dilihat pada Gambar 10, 11 dan 12.

Rule kedua dikonfigurasikan kurang lebih hampir sama dengan rule pertama, perbedaannya hanya terletak pada tab Extra dan Action. Pada tab Extra, rule kedua untuk bagian kolom Nth, packet = 2. Pada tab Action, bagian new connection mark = koneksi2. Keterangan lebih jelas bisa dilihat pada gambar 13 dan 14.

Gambar 12. Tampilan menambahkan rule mangle

(7)

12

Gambar 13. Tampilan tab Extra

Gambar 14. Tampilan tab Action

Gambar 15. Tampilan tab Extra

(8)

13

Gambar 16. Tampilan tab Action

Rule ketiga dikonfigurasikan dengan mengatur pada tab General, Chain = prerouting, In.Interface dipilih interface yang digunakan sebagai yang meneruskan koneksi internet, dan Connection Mark = koneksi1 (disesuaikan dengan yang dibuat pada rule sebelumnya). Konfigurasi selanjutnya bergeser ke tab Action lalu mengatur Action = mark routing, dan New Routing Mark = jalur1 (nama ini bebas dimasukkan apa saja karena hanya digunakan sebagai pendanda jalur). Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 15 dan 16.

Gambar 17. Tampilan menambahkan rule mangle

(9)

14

Gambar 18. Tampian tab Action

Rule keempat dikonfigurasikan hampir sama seperti rule ketiga, yang dibedakan adalah untuk Connection Mark = koneksi2 (disesuaikan dengan yang dibuat pada rule sebelumnya). Lalu pada tab Action, New Routing Mark = jalur2.

Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 17 dan 18.

Gambar 19. Tampilan menambahkan rule mangle

Gambar 20. Tampian tab Action

(10)

15

Keempat rule di atas adalah rule yang mengatur untuk 1 interface, untuk mengaplikasikan ke interface yang lain, buat 4 rule yang sama dengan keempat rule sebelumnya, hanya saja pada interface diganti sesuai dengan interface yang akan dipakai.

d. Konfigurasi IP Route

Setelah melakukan konfigurasi Firewall¸ konfigurasi yang dilakukan selanjutnya adalah IP Route. Untuk menuju ke menu Route pilih menu IP dan sub- menu Route.

Untuk menambahkan konfigurasi baru, sama seperti sebelum-sebelumnya yaitu dengan menekan tombol plus berwarna biru. Pada konfigurasi IP Route ini, terdapat 4 konfigurasi yang akan diatur secara statik (manual). 2 konfigurasi merupakan konfigurasi untuk Load Balance yang akan mengatur rute dari jalur koneksi yang sudah ditandai di mangle, 1 konfigurasi untuk Failover yang berguna mengarahkan koneksi ke sumber internet yang lain saat salah satu sumber internet mati, dan 1 konfigurasi untuk default route.

Konfigurasi pertama, Dst. Address = 0.0.0.0/0 untuk menghubungkan ke seluruh jaringan, Gateway = 10.10.10.1 (gateway dimasukkan sesuai IP ISP pertama), Routing Mark = jalur1 (sesuai yang sudah diatur pada konfigurasi Mangle).

Gambar 21. Tampilan menambahkan Route baru

Konfigurasi kedua, Dst. Address = 0.0.0.0/0 untuk menghubungkan ke seluruh jaringan, Gateway = 192.168.1.1 (gateway dimasukkan sesuai IP ISP kedua), Routing Mark = jalur2 (sesuai yang sudah diatur pada konfigurasi Mangle).

(11)

16

Gambar 22. Tampilan menambahkan Route baru

Konfigurasi ketiga untuk Failover, Dst. Address = 0.0.0.0/0 untuk menghubungkan ke seluruh jaringan, Gateway = 10.10.10.1 (gateway dimasukkan sesuai IP ISP cadangan yaitu ISP kedua), Check Gateway = ping, Distance = 2.

Gambar 23. Tampilan menambahkan Route baru

Konfigurasi keempat untuk default gateway, Dst. Address = 0.0.0.0/0 untuk menghubungkan ke seluruh jaringan, Gateway = 192.168.1.1 (gateway dimasukkan sesuai IP ISP utama yaitu ISP pertama), Check Gateway = ping, Distance = 1.

(12)

17

Gambar 24. Tampilan menambahkan Route baru

Konfigurasi ketiga dan keempat bekerja dengan cara dilihat dari distance paling kecil maka itu yang akan dijalankan lebih dulu, kemudian akan dilakukan ping ke gateway, jika distance yang lebih kecil (distance 1 atau ISP utama) saat dilakukan ping dalam jangka waktu tertentu tidak merespon, maka akan dijalankan konfigurasi dengan distance yang lebih besar (distance 2 atau ISP cadangan).

e. Konfigurasi DNS

Konfigurasi terakhir untuk implementasi Load Balance dan Failover adalah konfigurasi DNS. Untuk menuju ke menu DNS, masuk ke menu IP kemudian pilih sub-menu DNS seperti gambar di bawah ini.

Gambar 25. Tampilan sub-menu IP

Konfigurasi DNS ini hanya akan menambahkan DNS Server yang akan digunakan, pada konfigurasi ini akan ditambahkan 3 DNS Server, yaitu dimasukkan IP Gateway dari ISP 1 dan 2 yang berarti akan otomatis mengambil DNS Server yang digunakan kedua ISP tersebut, dan yang ketiga adalah dimasukkan 8.8.8.8 yaitu DNS Server milik google.

(13)

18

Gambar 26. Tampilan konfigurasi DNS

4. Daftar Pustaka

[1] R. Wiratman, S. A. Purnomo, and D. Hermanto, “Implementasi metode per connection classifier dengan failover dan fitur notifikasi email,” no. x, pp. 1–

10, 2014.

[2] D. Herdiana, A. I. Gufroni, and ..., “Integrasi Failover dengan Load Balancing Metode NTH dan PCC untuk Pengaturan Bandwidth pada Mikrotik Router,”

SAIS| Sci. Artic. …, vol. 3, no. 1, pp. 10–16, 2020, [Online]. Available:

http://publikasi.unsil.ac.id/index.php/sais/article/view/103.

[3] Purbo W. Onno, Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot. Jakarta: PT.

Elex Media Computindo, 2006.

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan berusaha untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat dengan menerapkan program-program yang sesuai dengan harapan masyarakat, seperti implementasi nyata

Persamaan penelitian ini adalah variabel bebas yaitu depresi postpartum dan variabel terikat yaitu pemberian ASI dalam dua bulan pertama setelah kelahiran, alat ukur yang

Dalam penelitian ini, citra isyarat tangan diambil menggunakan kamera kemudian akan dilakukan pengenalan isyarat tangan dan di proses menggunakan single board computer

Kegiatan dan kinerja usaha sapi perah melalui peningkatan produksi susu perlu terus ditingkatkan agar usaha lebih menguntungkan dan meningkatkan kesejahteraan

Fase terakhir, yaitu architecture change management merupakan tahapan monitoring untuk memastikan arsitektur yang dibangun mencapai target bisnisnya termasuk mengelola

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan motivasi belajar dengan prestasi peserta didik pada program paket C di SKB Kota

Pengaruh dalam jangka pendek baik untuk jalur konvensional dan syariah tidak signifikan yang membuktikan bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter membutuhkan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) konsep diri, self-efficacy , dan motivasi karir berpengaruh terhadap kematangan karir pada taraf signifikansi sebesar 0,000