• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERSPEKTIF MAHASISWA MUSLIM DI KOTA MEDAN TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ONLINE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PERSPEKTIF MAHASISWA MUSLIM DI KOTA MEDAN TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ONLINE"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH

MIRA ELIZANNA 130501063

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)
(3)
(4)

Saya yang bertan datangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ ANALISIS PERSPEKTIF MAHASISWA MUSLIM DI KOTA MEDAN TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ONLINE “ adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari Universitas, dan/atau saya kutip dari hasil arya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, akidah, etika penulisan ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan atau plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 31` Juli 2019 Penulis

Mira Elizanna NIM: 130501063

(5)

Muslim di Kota Medan terhadap praktek jual beli online, metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui dan menganalisis perspektif mahasiswa Muslim di Kota Medan terhadap praktek jual beli online. Adapun faktor yang menjadi penilaian yaitu, perspektif mahasiswa Muslim terhadap praktek jual beli online, dampak positif serta dampak negatif dari jual beli online.

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, data primer diperoleh melalui pembagian kuesioner kepada 100 Mahasiswa Muslim di Kota Medan dari USU, POLMED, UNIMED, dan UIN SU, dan data skunder diperoleh melalui situs pemerintah yang menyajikan data yang dibutuhkan, yaitu dari pd dikti. Untuk pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling, analisis data menggunakan tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang.

Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa rata-rata mahasiswa Muslim Kota Medan memberikan perspektif yang baik terhadap praktek jual beli online karena rata- rata mahasiswa menyatakan mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari pihak pengelola perdagangan online. Dari segi dampak positif, mahasiswa beranggapan bahwa praktek jual beli online lebih banyak manfaat dibandingkan kerugiannya, hal ini dapat diketahui dari respon yang diberikan oleh mahasiswa yang secara keseluruhan tidak ada responden yang memberikan respon tidak setuju pada setiap pernyataan yang diberikan pada opsi dampak positif dari praktek jual beli online. Dari segi dampak negatif, mahasiwa muslim menilai bahwa praktek jual beli online tidak memberikan dampak negatif yang berlebihan ataupun sangat buruk.

Kata kunci : Mahasiswa Muslim di Kota Medan, Praktek Jual Beli Online, Perspektif, Dampak Positif, Dampak Negatif

(6)

descriptive qualitative research to find out and analyze the perspective.The factors that become an assessment are the perspective of Muslim students on the practice of online trading, as well as the impact of the positive and negative effects.

The types of data used are primary and secondary data, primary data is done by giving questionnaires to100 Muslim students from USU, POLMED, UNIMED, UIN SU field codes and interviews, and secondary data is done by giving of government sites that present the required data. This purposive random sampling technique,analysis method used frequency distribution table and cross tabulation.

The results obtained show that the average Muslim students in Medan city gives a good perspective (opinion and judgment) on the practice of online trading because the average states getting satisfactory service from the online trading manager. In terms of the positive impact, students assume that the practice of buying and selling online has more benefits than its disadvantages, it can be seen from the response given by students that overall no respondent gave a response disagreeing with each statement given on the positive impact option of practice online trading. In terms of the negative impact, Muslim students consider that the practice of online trading does not have excessive or much negative negative effect.

Keywords: Muslim Students of Medan, Practice Of Online Trading, Perspective, Positve Impacts, Negative Impacts

(7)

Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya lah Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Perspektif Mahasiswa Muslim di Kota Medan Terhadap Jual Beli Online”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir untuk melengkapi persyaratanmenyelesaikan perkuliahan pada jenjang pendidikan Strata- 1 dalam rangka meraih gelas Sarjana Ekonomi (SE) Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini Penulis ingin mrnyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah membantu baik dalam hal moril maupun materi selama penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Orang tua Penulis, Ayahanda Ramlan dan Ibunda Yuhilda dan saudara/i saya yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada saya dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen wali Penulis.

3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing Penulis yang telah memberikan bimbingan, saran, petunjuk, dan masukan yang sangat berarti dalam membantu Penulis menyelesaikan skripsi ini.

(8)

5. Bapak Wahyu Sugeng Imam Soepanro, SE, Msi selaku Dosen Pembanding 2 Penulis yang telah banyak memberikan kritikan dan saran yang baik bagi Penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi Penulis selama masa perkuliahan.

7. Pimpinan, Staf, dan Karyawan Universitas Negeri Medan, Politeknik Negeri Medan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara yang telah membantu Penulis mendapatkan informasi selama Penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki Penulis. Untuk itu Penulis sangat mengharapka kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, 31 Juli 2019

Mira Elizanna

130501063

(9)

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perspektif ... 8

2.2 Jual Beli ... 10

2.3 Jual Beli Online ... 11

2.4 Sejarah Jual Beli Online ... 14

2.5 Jenis- jenis Transaksi Jual Beli Online ... 15

2.6 Dasar Hukum Jual Beli Online ... 18

2.7 Penelitian Terdahulu ... 19

2.8 Kerangka Konseptual ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitan ... 22

3.2 Jenis Dan Sumber Data ... 22

3.3 Definisi Operasional ... 23

3.4 Populasi dan Sampel ... 24

3.5 Tehnik Pengumpulan Data ... 25

3.6 Pengolahan Data dan Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian ... 27

4.1.1 Gambaran Umum Kota Medan ... 27

4.1.2 Gambaran Umum Perkembangan Jual Beli Online di Indonesia ... 29

4.2 Karakteristik Responden ... 30

4.2.1 Jenis Kelamin ... 31

4.2.2 Asal Universitas ... 32

4.2.3 Suku ... 33

(10)

Positif Jual Beli Online ... 45

4.5 Perspsi Mahasiswa Muslim di Kota Medan Terhadap Dampak Negatif Jual Beli Online ... 50

4.6 Tabulasi Silang/ Crosstab ... 55

4.6.1 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Dengan Jawaban Responden Tentang Harga Sesuai Dengan Kualitas ... 55

4.6.2 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin dan Asal Universitas Dengan Jawaban Responden Tentang Kualitas Sesuai Yang Diharapkaan ... 57

4.6.3 Tabulasi Silang Antara Jenis Barang, Suku, Cara Pembelian Dengan Jawaban Responden Tentang Harga Barang Yang Dibeli Secara Online Maupun Langsung Tidak Jauh Berbeda ... 60

4.6.4 Tabulasi Silang Antara Asal Universitas, Cara Pembelian Dengan Jawaban Responden Tentang Mengharuskan Melek Teknologi ... 62

4.6.5 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin, Asal Universitas, Cara Pembelian Dengan Jawaban Responden Tentang Kesenjangan Sosial ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

DAFTAR LAMPIRAN ………. 72

(11)

1.1 Jumlah Mahasiswa di Kota Medan, Sumatera Utara ... 4

3.1 Daftar Universitas Negri di Kota Medan ... 22

3.2 Kategori Penelitian Skala Likert ... 26

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Universitas ... 32

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku ... 33

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Barang Yang Dibeli ... 34

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 35

4.6 Cara Pembelian Yang di Lakukan Mahasiswa ... 36

4.7 Jawaban Mahasiswa Mengenai Harga Yang Dibayar Sesuai Dengan Kualias Yang Diterima ... 37

4.8 Jawaban Mahasiswa Barang Diberikan Utuh Dan Tidak Rusak ... 37

4.9 Jawaban Mahasiswa Bahwa Situs Online Shop Memberikan Pelayanan Yang Baik ... 38

4.10 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Penyedia Jasa Onlone Shop Memberi Tanggapan Jika Ingin Retur ... 39

4.11 Jawaban Mahasiswa Bahwa Pengiriman Barang Sesuai Dengan Yang Disepakat ... 39

4.12 Jawaban Mahasiswa Penyedia Jasa Online Shop Tidak Pernah Mengirim Barang Yang Salah ... 40

4.13 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Kualitas Dan Kuantitas Barang Sesuai Dengan Yang Diharapkan ... 41

4.14 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Praktek Jual Beli Online Dapat Menghemat Waktu dan Tenaga ... 42

4.15 Harga Barang Yang Dibel Secara Online Tidak Jauh Berbeda Dengan Membeli Secara Langsung ... 43

4.16 Jawaban Mahasiswa Bahwa Para Penyedia Jasa Online Shop Memiliki Sistem Keamanan ... 43

4.17 Jawaban Mahasiswa Bahwa Praktek Jual Beli Online Berdampak Positif Berupa Penghematan Waktu dan Tenaga ... 45

4.18 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Dalam Jual Beli Dapat Melihat Harga Barang Tanpa Perlu Mendatangi dan Bertanya Kepada Penjual Secara Langsung ... 46

4.19 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Jual Beli Memiliki Cakupan Secara Internasional ... 46

(12)

4.23 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Praktek Jual Beli Online Dapat

Menimbulkan Perilaku Konsumtif dan Berlebihan Dalam Berbelanja ... 50 4.24 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Praktek Jual Beli Online Dapat

Menimbulkan Resiko Kerugian Karena Barang Yang Diterima

Tidak Sesuai Yang Diminta ... 51 4.25 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Praktek Jual Beli Online Dapat

Menyebabkan Konsumen Berpikir Praktis ... 52 4.26 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Praktek Jual Beli Online

Menyebabkan Maraknya Aksi Penipuan ... 53 4.27 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Membeli Barang Secara Online

Menyebabkan Pengeluaran Bertambah Karena Ongkos Kirim ... 53 4.28 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Membeli Jual Beli Online

Menyebabkan Kesenjangan Sosial dan Individualis ... 54 4.29 Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Pernyataan

Kesesuaian Harga Dengan Kualitas ... 56 4.30 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin dan Asal Universitas Dengan

Jawaban Responden Tentang Kualitas dan Kuantitas Sesuai Yang

Diharapkan ... 57 4.31 Tabulasi Silang Antara Jenis Barang, Suku,Cara Pembelian Dengan

Jawaban Responden Tentang Harga Barang Yang Dibeli Scara Online dan Langsung Tidak Jauh Berbeda ... 60 4.32 Tabulasi Silang Antara Asal Universitas, Cara Pembelian Dengan

Jawaban Responden Tentang Pernyataan Mengharuskan Melek

Teknologi ... 63 4.33 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin, Asal Universitas, Cara

Pembelian Dengan Jawaban Responden Tentang Kesenjangan

Sosial ... 64

(13)

2.1 Skema Praktek Jual Beli Online ... 13

2.2 Kerangka Konseptual ... 22

4.1 Gambar Peta Kota Medan ... 28

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

4.3 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Penyedia Jasa Online Shop Tidak Pernah Mengirim Barang Yang Salah... 41

4.4 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Penyedia Jasa Online Shop Memiliki Sistem Keamanan Informasi ... 44

4.5 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Praktek Jual Beli Online Dapat Menimbukan Perilaku Konsumtif ... 51

(14)

5 L Laki- laki ... 66 6 P Perempuan ... 66

(15)
(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia pasti tidak bisa terlepas dari hubungan dengan orang lain, hubungan ini terwujud dalam transaksi ekonomi seperti jual beli, sewa menyewa, dan lain- lain. Di era modern ini perkembangan dunia usaha telah membawa para pelaku dunia usaha kepada persaingan yang sangat ketat demi memperebutkan dan mempertahankan konsumen. Berbagai upaya pendekatan pun dilakukan untuk mendapatkan simpati dan ketertarikan masyarakat, baik melalui peningkatan sarana dan prasarana yang berfasilitas teknologi tinggi maupun dengan perkembangan sumber daya manusia. Hal ini dapat dilihat dari perubaan gaya hidup masyarakat seiring dengan semakin majunya peradaban, tidak terkecuali dengan pola menjalankan aktifitas ekonomi.

Kegiatan ekonomi tidak lepas dari bagaimana individu melakukan aktifitas transaksi guna memenuhi kebutuhan hidup yang berupa sandang, pangan, dan papan. Selain tiga kebutuhan tersebut, pada saat ini ada kebutuhan tambahan yakni pendidikan maupun teknologi. Smartphone adalah teknologi yang sangat populer disaat ini dan hampir seluruh masyarakat dari berbagai golongan sudah memilikinya.

Penggunaan teknologi modern sebagai alat bantu dalam usaha tidak bisa dibantah lagi dan sangat dibutuhkan oleh para pelaku usaha maupun konsumen.

Hampir semua kegiatan ekonomi yang dilakukan Tidak lepas dari peran teknologi, khususnya pada kegiatan jual beli. Para pelaku usaha disaat ini banyak sekali menggunakan smartphone sebagai alat untuk memasarkan produk- produk

(17)

usahanya, dan bagi konsumen dijadikan alat untuk memilih barang yang dibutuhkan yang sekarang disebut sebagai jual beli online.

Menurut Michael Aldrich (dalam Sarwandi, 2017: 10) jual beli online pertama kali dilakukan di Inggris pada tahun 1979 dari Redifon Computers dengan menyambungkan komputer dengan televisi berwarna yang mampu memproses transaksi secara real-time melalui sarana kabel telepon. Ia menjual sistem belanja daring yang ia temukan di berbagai penjuru Inggris pada tahun 1980.

Di Indonesia jual beli online baru mulai populer di tahun 2006, kemudian pada tahun 2008 toko jual beli online berkembang dengan pesat karena didukung dengan semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia, semakin murah dan mudahnya koneksi internet, serta semakin banyak pendidikan dan pelatihan pembuatan toko online dengan harga yang terjangkau. (Tustiya, 2013:11)

Disaat ini jual beli online dianggap sangat efisien karena apapun yang di inginkan bisa dilihat dan di pesan tanpa harus menemui si penjualnya secara langsung. Selain itu keuntungan dalam jual beli online bahwa pembeli dapat berbelanja kapan saja dan dimana saja tanpa adanya batasan ruang dan waktu, akan tetapi ada juga kekurangannya. Adapun kelebihan dan kekurangan dari jual beli online ini adalah sebagai berikut:

Kelebihan belanja Online

1. Tidak perlu menunggu waktu luang untuk pergi ke toko.

2. Sangat membantu bagi orang yang sibuk dengan bisnisnya.

3. Lebih hemat waktu dan tenaga, cukup mengakses internet.

(18)

Kekurangan belanja Online :

Banyak kejadian setelah melakukan pembayaran ternyata barang yang kita pesan tidak di kirim.

1. Kualitas serta fisik produk tidak sesuai dengan yang kita bayangkan, karena kita hanya melihat foto-nya saja.

2. Biaya cukup mahal karena di kenakan biaya jalan biasanya di sebut ongkos kirim.

3. Konsumen tidak bisa mencoba barang yang dipesan, seperti membeli pakaian hanya bisa memesan ukuran yang diinginkan.

Beberapa kelebihan dan kekurangan belanja online tersebut telah kita rasakan. Untuk itu jika ingin melakukan belanja online harus lebih hati – hati lagi karena banyak penipuan yang telah terjadi. Membeli barang secara online pada umumnya dilakukan oleh anak muda termasuk Mahasiswa yang pada umumnya merupakan konsumen dan juga merupakan objek dari penelitian ini.

Jaringan internet juga dapat mempengaruhi tingkat kebutuhan Mahasiswa.

Dalam praktek jual beli online pada umumnya Mahasiswa adalah sebagai konsumen. Penggunaan internet semakin populer di kalangan Mahasiswa, penggunaan internet bagi Mahasiswa bukan hanya untuk kepentingan belajar dan mencari informasi yang berkaitan dengan mata kuliah, tetapi juga dalam berbagai persoalan kebutuhan hidup termasuk berbelanja. Hal ini juga terjadi di kalangan Mahasiswa di Kota di kalangan Mahasiswa di Kota Medan. Seperti yang sudah diketahui, Kota Medan memiliki banyak Universitas dan sudah pasti didalamnya terdapat banyak Mahasiswa, sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut:

(19)

Tabel 1.1

Jumlah Mahasiswa di Kota Medan, Sumatera Utara

Nama Universitas Jumlah Mahasiswa

Universitas Sumatera Utara 33.000

Universitas Negeri Medan 20.292

Politeknik Negeri Medan 5.045

Universitas islam Negeri Sumatera Utara 6.885

Politeknik Kesehatan Medan 3.336

Universitas Al-Azhar 1.527

Universitas Al- Wasliyah 1.864

Universitas Amir Hamzah 1.582

Universitas Tjut Nyak Dien 1.897

Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan 3.797

Universitas Darmawangsa 4.064

Institut Teknologi Medan 3.856

Universitas Islam Sumatera Utara 5.517

Universitas Quality 3.757

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Medan 970

Universitas Medan Area 9.619

STMIK Budi Darma 5.086

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 23.938 Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah 9.448

Universsitas Pembangunan Panca Budi 14.159 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan 2.991

Universitas Prima Indonesoa 10.785

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehata Sumatera Utara 2.064

Universitas Sari Mutiara 3.964

Sumber: PD dikti (2017)

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa jumlah Mahasiswa paling tinggi berasal dari Universitas Sumatera Utara. Maka dalam penelitian ini sampel terbanyak akan diambil dari Universitas Sumatera Utara.

Peneliti memilih Mahasiswa Muslim di Kota Medan karena peneliti bergaul dikalangan Mahasiswa, dan peneliti menganggap bahwa jual beli online ini lebih akrab dikalangan Mahasiswa karena Mahasiswa pada umumnya lebih

(20)

cenderung mengikuti gaya hidup terkini dan lebih melek teknologi dibandingkan masyarakat lain pada umumnya.

Hal ini di ungkapkan oleh Peneliti karena melihat tingginya penggunaan internet dikalagan Mahasiswa dibandingkan masyarakat lainnya, sama halnya dengan pernyataan bahwa Generasi muda dalam rentang usia 20- 24 tahun dan 25- 29 tahun memiliki angka penetrasi hingga lebih dari 80% persen penggunaan internet di Indonesia. Angka tersebut relatif tinggi ketimbang penduduk kelompok usia lainnya berdasarkan riset terbaru yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Pada kategori 20- 24 tahun ditemukan 22,3 juta jiwa yang setara 82 persen dari total penduduk di kelompok itu. Sedangkan pada kelompok 25- 29 tahun, terdapat 24 juta pengguna internet atau setara 80 persen total jumlah jiwa, Temuan itu didukung dengan diketahuinya profesi mahasiswa sebagai profesi yang paling banyak menggunakan internet ketimbang sektor lain. (Bintoro Agung Sugiharto , CNN Indonesia, 2016)

Dalam rentang waktu hanya satu tahun mungkin tidak banyak perubahan yang terjadi, inilah mengapa peneliti memilih Mahasiswa sebagai objek dalam penelitan ini. Sehingga membeli barang online banyak dilakukan oleh Mahasiswa, namun disayangkan, masih banyak dijumpai kasus dimana pembeli kecewa dengan barang yang ia terima karena tidak sesuai dengan yang digambarkan dan yang ia harapkan, seperti ukuran yang tidak pas, dan kenyataan yang ia ketahui bahwa ternyata harga yang ia bayarkan lebih tinggi dibandingkan harga di pasaran. Selain kekecewaan yang mungkin ditimbulkan tersebut, kemungkinan si penjual berkhianat pun harus diwaspadai, bisa jadi setelah pembeli melakukan

(21)

pembayaran atau paling tidak memberikan uang muka, kemudian si penjual berkhianat dengan tidak mengirimkan barang yang di pesan.

Dari keterangan di atas disebutkan bagaimana keuntungan dan kerugian yang mungkin diperoleh oleh pembeli dari kegiatan jual beli secara online, maka rasanya perlu diketahui bagaimana perspektif Mahasiswa terhadap praktek jual beli online. Perpektif merupakan pendapat, pandangan, dan gambaran yang dimiliki seseorang terhada sesuatu. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk membahas mengenai “Analisis Prespektif Mahasiswa Muslim Kota Medan Terhadap Praktek Jual Beli Online”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pandangan Mahasiswa Muslim di Kota Medan terhadap praktek jual beli online?

2. Bagaimana pandangan Mahasiswa Muslim di Kota Medan terhadap dampak praktek jual beli online?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengkaji pandangan- pandangan Mahasiswa Muslim di Kota Medan terhadap praktek jual beli online.

2. Untuk menganalisis pandangan- pandangan Mahasiswa Muslim di Kota Medan terhadap dampak yang ditimbulkan dari jual beli online.

(22)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah, sebagai bahan masukan untuk mengambil kebijakan yang berkaitan dengan jual beli online.

2. Bagi Mahasiswa, sebagai bahan masukan dan evaluasi serta pertimbangan bagi Mahasiswa khususnya Mahasiswa Muslim Kota Medan dalam membeli barang secara online dan lebih peduli terhadap halal haramnya melakukan segala sesuatu termasuk jual beli baik jual beli secara offline maupun online agar lebih berhati- hati.

3. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti disamping memberi kontribusi pengetahuan dalam bidang praktek

jual beli online.

4. Bagi Universitas Sumatera Utara, sebagai tambahaan kekayaan penelitian studi kasus untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan bagi Program Studi Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara khususnya bagi penelitian dalam bidang ekonomi islam.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perspektif

Perspektif merupakan asumsi, perangkat nilai, dan perangkat gagasan yang mempengaruhi perspektif seseorang sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi tindakan seseorang dalam situasi tertentu. Perspektif dapat juga diartikan sebagai sudut pandang dan cara seseorang memberi penilaian terhadap sesuatu masalah yang diwujudkan secara lisan maupun tulisan. Menurut Sumaatmadja dan winardit 1999 (dalam Bawa Atmadja, 2010: 3), perspektif merupakan cara pandang atau cara seseorang berperilaku terhadap suatu fenomena kejadian atau masalah. Secara ilmiah perspektif juga diartikan sebagai cara pandang mengenai fenomena secara keseluruhan yakni interaksi, saling ketergantungan dan persaingan (Sriartha, 2004: 5).

Hampir setiap hari orang- orang selalu memberikan sudut pandang dan penilaian terhadap berbagai hal yang ia lihat dihadapannya maupun yang ia dengar. Setiap orang tentunya akan memiliki cara pandang yang berbeda, tentunya cara pandang ini akan mempengaruhi gaya hidup dan perilaku seseorang menjadi lebih baik bahkan bisa menjadi buruk. Pandangan merupakan hasil hubungan antara manusia dengan lingkungan dan kemudian di proses dalam kesadaran yang dipengaruhi ingatan tentang pengalaman masa lampau, minat, sikap, intelegensi, dimana hasilnya akan mempengaruhi tingkah laku.

Menururt Risna Sari (2014) sebelum memutuskan untuk terlibat dalam transaksi jual beli online, konsumen harus memiliki penilaian maupun

(24)

pertimbangan terhadap beberapa kemungkinan yang akan terjadi seperti berikut ini:

1. Perspektif terhadap resiko

Resiko merupakan ketidakpastian yang dihadapi ketika tidak mampu melihat kemungkinan yang akan terjadi akibat dari keputusan yang ia ambil.

Jenis- jenis resiko yang di perspektifkan oleh konsumen dalam melakukan transaksi jual beli online yaitu:

a. Resiko Keuangan, merupakan resiko yang mungkin akan dialami oleh konsumen yang mengakibatkan konsumen kehilangan uangnya karena salah membeli, ketidaksesuaian harga dengan kualitas yang diterima.

b Resiko kinerja, merupakan perspektif seseorang bahwa yang diperoleh tidak dapat memberikan kinerja seperti dan manfaat seperti diinginkan.

c. Resiko waktu, terjadi ketika ada keterbatasan waktu kemampuan produk memuaskan kebutuhan, dan potensi kerugian waktu

ketika mencari informasi mengenai produk tersebut.

d Resiko sosial, merupakan resiko yang mungkin akan dialami berupa pengakuan yang tidak baik dari orang lain maupun anggapan bahwa akan memberikan dampak kesenjangan sosial.

2. Perspektif citra merek

Citra merek meliputi kepercayaan dan wawasan terhadap atribut merek, konsekuensi dari penggunaan merek, citra merek merupakan kesan konsumen tehadap suatu merek. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007: 21) citra merek adalah sekumpulan asosiasi mengenai suatu merek yang tersimpan dalam ingatan

(25)

konsumen. Schiffman dan Kanuk menyebutkan faktor- faktor pembentuk citra merek dalam ingatan konsumen:

a Kualitas atau mutu, Berkaitan dengan kualitas produk yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu

b Dapat dipercaya atau diandalkan, Berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakattentang suatu produk yang dikonsumsi.

3 Kredibilitas

Merupakan hal- hal yang bersifat psikologis yang mengarah pada munculnya kepercayaan dan ketertarikan terhadap sesuatu yang ditawarkan.

Menurut (KBBI) kredibilitas merupakan kualitas atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. Sama halnya dengan praktek jual beli online, konsumen harus menilai memastikan penyedia usaha jual beli online tersebut dapat dipercaya sebelum memutuskan untuk membeli.

2.2 Jual Beli

Jual beli adalah kegiatan saling menukar uang atau barang dengan barang lain yang diinginkan yang memiliki nilai ekonomi . Menurut Idris Ahmad (1969:

5) jual beli adalah proses menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan cara melepaskan hak milik dari satu orang kepada orang lainnya atas dasar ridha. Secara umum jual beli adalah suatu perikatan tukar menukar sesuatu dengan akad yang mengikat dua belah pihak.

Secara ilmu fikih, jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang lain dengan rukun dan syarat tertentu. Setelah jual beli dilakukan dengan sah, maka barang yang dijual sah menjadi milik sipembeli sedangkan uang yang

(26)

dibayar pembeli sebagai harga barang menjadi milik si penjual. Menurut Hendi Suhendi (2002: 70) jual beli merupakan ikatan tukar menukar antar barang yang sudah diketahui sifat- sifatnya terlebih dahulu.

Istilah jual beli pada hakikatnya hanya berlaku pada komoditi yang berupa barang, bukan jasa. Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa jual beli merupakan perjanjian tukar menukar benda yang mana kedua belah pihak saling rela.

2.3 Jual Beli Online

Jual beli online merupakan suatu proses jual beli yang dilakukan dengan menggunakan media internet yang mana penjual dan pembeli tidak saling bertemu satu sama lain dan hanya melakukan trasfer data via internet (data intercange).

Menurut Suyanto (dalam Utami dan Triyono, 2011:36), jual beli online merupakan pengiriman produk/ layanan atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana lain. Sedangkan Chaffey (dalam Pratama, 2007:2), menyatakan mengenai jual beli online dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi komputer dan jaringan internet.

Barang yang diperjual belikan ditawarkan dengan cara memberikan gambar disuatu website agar calon pembeli bisa melihat dan memilih barang yang akan ia beli. Jual beli online sudah diatur dalam Undang- Undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE).

Dewasa ini, jual beli online sudah menjadi hal yang sangat biasa, karena yang menjadi objek penelitian adalah Mahasiswa Muslim maka sedikit banyaknya akan membahas jual beli online dalam sentuhan ilmu islam. Dalam islam jual beli online dapat digolongkan pada jual beli salam karena jual beli salam merupakan

(27)

jual beli yang dilakukan dengan pesanan tanpa melihat dan menyentuh secara langsung barang yang akan dibeli. Sebagaimana firman Allah:

Terjemahan : “Hai orang- orang yang beriman! Jika kamu bermu’ammalah buatlah secara tertulis”.(QS. AL- Baqarah [2]: 282:)

Sedangkan Ulama Syafi’iyah mengatakan (dalam M. Romdhon, 2015: 98) bahwa Sama halnya dengan jual beli online, pembelian dilakukan dengan pemesanan dengan melihat gambaran dan ciri- ciri dan dibayar di awal, jika sudah memutuskan untuk membeli barang tersebut, barang akan dikirim melalui jasa layanan pengiriman barang yang mana biaya ongkos kirim ditanggung oleh pembeli, dapat dilihat dari skema berikut:

Gambar 2.1

Skema Proses Praktek Jual Beli Online Sumber : Pengusaha Muslim.com

Jual beli online dan jual beli salam juga memiliki perbedaan. Jika jual beli online menggunakan internet sebagai media untuk menggambarkan ciri- ciri barang, maka jual beli salam tidak menggunakan media internet. Pada akad salam, pembayaran harus dilakukan di muka dan lunas. Sedangkan pada penjualan

1. Produk dipasarkan melalui internet Penjual

2. membeli produk dari

penjual

Pembeli 3. Bayar (produk +

ongkos kirim)

4. kirim

(28)

barang yang bukan miliknya, pembayaran bisa dilakukan dengan cara tunai, terhutang, atau hanya uang muka saja, sedangkan sisanya ketika barang telah diserahkan. Jual beli online membutuhkan keterangan mengenai pihak- pihak yang melakukan transaksi secara langsung.

1. Pihak- pihak yang terlibat

Pihak- pihak yang terlibat dalam transaksi jual beli ini adalah pembeli , tenaga penjual (sales) berperan sebagai orang yang memesan barang yang akan dibeli, dan pemasok (supplier) orang atau badan yang menyediakan barang bagi perusahaan. Status penjual, pembeli maupun orang yang menjadi perantara transaksi jual beli sangat diperlukan kejelasannya agar dapat mencegah atau meminimalisir terjadinya penipuan antara pihak yang terlibat dalam transaksi.

2. Syarat- syarat dalam proses jual beli

Menurut Ibnu Qudamah (dalam Tengku Muhammad, 2009: 29) Ijab qabul bisa dinyatakan dalam bentuk tulisan maupun lisan, yang dinyatakan dengan jelas, sedangkan syarat dalam ijab qabul adalah sebagai berikut:

- Dilakukan dalam satu tempo, - Ijab dan qabul harus sejalan, - Tidak ada khiyar syarat.

Dalam transaksi jual beli bentuk apapun yang paling penting adalah kejujuran, keadilan, kejelasan, dan tidak ada niat untuk menipu dan merugikan pihak manapun. Kesesuaian antara harga dan kualitas. Dalam jual beli online sering kali dijumpai pembeli yang merasa kecewa dengan barang yang ia terima, baik itu ketidaksesuaiannya antara harga dengan kualitas, maupun segala sesuatu yang kita harapka dari barang tersebut. Sebaiknya sebelum membeli barang

(29)

tersebut hendaknya dipertimbangkan terlebih dahulu dan meminta foto yang nyata dari keadaan barang yang akan dibeli.

2.4. Sejarah Jual Beli Online

Menurut Sarwandi (2017: 10) jual beli online online pertama kali dilakukan di Inggris pada tahun 1979 oleh Michael Aldrich dari Redifon Computers yang ia sambungkan melalui televisi berwarna dengan komputer yang mampu memproses transaksi secara realtime melalui sarana kabel telepon. Sejak tahun 1980, ia menjual sistem belanja daring yang ia temukan di berbagai penjuru Inggris. Pada tahun 1980, belanja online secara luas digunakan di Inggris dan beberapa negara di daratan Eropa seperti Perancis yang menggunakan fitur belanja online untuk memasarkan Peugeot, Nissan, dan General Motors.

Menurut Rahma Tustya (2013), di Indonesia jual beli online diawali dengan adanya Ekoisku. Com yang lahir dari tangan tiga pemuda kreatif. Berawal ketika pada tahun 2010 saat 3 orang pemuda yang bersahabat berkumpul lalu mendirikan sebuah group dengan nama Armada Alliance & membuat beberapa website 2.0 antara lain adalah armadaoto, armadaproperti.com, iklan dinding.com

& ripiuw.com serta beberapa proyek lainnya. Setelah berjalan beberapa waktu, salah seorang dari partner mereka mengalami penipuan saat melakukan transaksi di ecommerce (toko online).

Sejak kejadian tersebut, mereka bertekad menyediakan platform ecommerce atau toko online yang aman. Kemudian lahirlah Ekiosku.com yang menggunakan sisitem pembayaran/rekening bersama (rekber) & tenyata mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat. Akhirnya pada tanggal 27 Juni 2011 mereka menjadikan Ekiosku.com dalam bentuk perusahaan berbadan hukum.

(30)

Saat ini semakin marak jual beli online di Indonesia di ikuti dengan majunya teknologoi dapat kita lihat semakin banyak situs- situs penyedia jasa jual beli online sehingga konsumen harus teliti dan memperhatikan keamanan transaksi. Gefen (2004: 51) mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan untuk membuat dirinya peka kedalam tindakan yang diambil ole pihak yang dipercaya, pada awalnya belanja online kurang diminati karena beberapa alasan seperti faktor privasi, keamanan dan kepercayaan, oleh karena itu Security dan kenyamanan dalam bertransaksi merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kepercayaan konsumen. Bisnis online nyatanya masa ini sangat berpeluang besar adalah koneksi internet sudah menyebar sampai dengan ke pelosok kampung. Melalui lahirnya Ekiosku.com jual beli online aman menyenangkan maka cukup sudah menyenangkan bagi para orang yang berbisnis online di Republik Indonesia sekarang ini.

2.5 Jenis- jenis Transaksi Dalam Jual Beli Online

Para pelaku jual beli online semakin dituntut untuk mengetahui lebih dalam mengenai proses, resiko serta keamaan dari sebuah transaksi online. Disisi lain, saat ini jenis transaksi online juga semakin beragam mulai dari jenis konvensional dimana pembeli dan penjual harus betatap muka dalam melakukan proses transaksi hingga yang menggunakan proses transaksi otomatis tanpa harus bertatap muka. Ada 3 jenis transaksi jual beli di internet yang paling umum dilakukan di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Transfer Antar Bank

Transaksi dengan cara transfer antar bank merupakan jenis transaksi yang paling umum dan populer digunakan oleh para penjual online. Selain cukup

(31)

simple, jenis transaksi ini juga memudahkan proses konfirmasi karena dana bisa dengan cepat di cek oleh penerima dana / penjual. Proses nya adalah pertama pembeli mengirim dana yang telah disepakati lalu setelah dana masuk, maka penjual akan mengirimkan barang transaksi yang dijanjikan.

Kekurangan transaksi antar bank adalah diperlukannya kepercayaan yang tinggi dari para pembeli sebelum memutuskan mengirim dana. Jenis transaksi tidak jarang terjadi penipuan, setelah dana terkirim ternyata barang tak kunjung diterima. Oleh karena itu perlu dipastikan bahwa penjua telah mempunyai kerjasama dengan bank yang digunakan untuk proses transaksi. Dengan begitu keamanan dana kita bisa lebih terjamin.

Kredibilitas atau nama baik penjual dapat menjadi tolak ukur bagi para pembeli. Salah satu tipsnya adalah penjual yang kredibel biasanya telah mempunyai kerja sama dengan bank yang digunakan untuk proses transaksi.

Dengan begitu keamanan dana kita bisa lebih terjamin.

2. COD (Cash On Delivery)

Pada sistem COD sebenarnya masih menganut cara lama yaitu dengan bertemu antara penjual dan pembeli. Biasanya sistem transaksi ini dilakukan dalam jual beli antar orang ke orang dan pada umumnya COD digunakan untuk barang second karena pembeli harus memeriksa dengan baik keadaan barang tersebut.

Keuntungan dari sistem ini adalah antara penjual dan pembeli lebih bisa leluasa dalam proses transaksi. Pembeli bisa melihat dengan detil barang yang akan dibeli, dan juga memungkin kan tawar menawar. Jenis transaksi ini di

(32)

populerkan oleh website jual beli seperti Lazada, Shopee, Blibi dan banyak website jual beli lain.

Kekurangan dari sistem ini adalah keamanan baik penjual maupun pembeli. Karena mungkin saja pihak yang akan kita temui adalah orang yang berniat jahat kepada kita. Oleh karena itu tips yang bisa dilakukan adalah dengan menentukan tempat transaksi yang aman bisa di tempat keramaian atau pergi bersama orang yang dapat menjaga kita.

3. Rekening Bersama (Rekber)

Jenis transaksi jual beli online yang terakhir adalah dengan menggunakan rekening bersama atau yang juga disebut dengan istilah escrow. Cara pembayaran ini sedikit berbeda dengan proses pembayaran melalui transfer bank. Jika dalam transfer bank, pihak ketiga nya adalah bank, sedangkan dengan sistem Rekber yang menjadi pihak ketiga adalah lembaga pembayaran yang telah dipercaya baik oleh pihak penjual maupun pembeli.

Prosesnya yaitu pertama pembeli mentransfer dana ke pihak lembaga Rekber. Setelah dana dikonfirmasi masuk, lalu pihak Rekber meminta penjual mengirim barang yang sudah disepakati, dan jika barang sudah sampai baru dana tersebut diberikan pada sang penjual. Sistem ini banyak digunakan pada proses jual beli antar member forum Kaskus. Setelah dipopulerkan kini sistem Rekber pun kian diminati karena dianggap lebih aman.

2.6 Dasar Hukum Jual Beli Online

Hukum jual beli secara online di Indonesia diatur dalam Undang- Undang No. 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE), untuk

(33)

para pelaku usaha maupun konsumen sebagaimana diatur dalam pasal- pasal berikut:

1. Pasal 9 UU ITE yang berbunyi: “Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui sistem elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontak, produsen dan produk yang ditawarkan”.

2. Pasal 20 UU ITE yang berbunyi: “Kecuali ditentukan oleh para pihak, transaksi elektronik terjadi pada saat penawaran transaksi yang dikirim oleh pengirim telah diterima dan disetujui oleh penerima”.

Menurut madzhab Syafi’i (dalam M. Romdhon, 2015: 98) barang yang diperjual belikan disyaratkan dapat dilihat secara langsung oleh kedua belah pihak. Hal ini merupakan bentuk kehati- hatian agar tidak terjadi ghoror (penipuan) sebagaimana Rasulullah saw melarang jual beli yang didalamnya terdapat penipuan. Menurut H. Ahmad Zahro (dalam Ahmad Sarwat, 2007: 9) jual beli online diperbolehkan dan sah jika tidak ada manipulasi dan penipuan, karena pada dasarnya segala sesuatu itu hukumna boleh sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya, berpijak dari landasan kaidah fiqhiyyah.

Selama dalam transaksi dilakukan sesuai dengan rukun dan syarat jual beli yang telah ditetapkan dalam islam, maka hukum jual beli secara online maupun offline adalah boleh (Mubah). Jual beli online diharamkan apabila transaksi tersebut mengandung unsur penyimpangan, penipuan, manipulasi, dan sejenisnya.

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai pedoman untuk sebuah penelitian. Beberapa penelitian terdahulu yang telah mengkaji tentang perspektif

(34)

transaksi secara online yang digunakan sebagai referensi dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Irmadhani (2010) dari Universitas Negeri Yogyakarta dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Perspektif Kebermanfaatan, Perspektif Kemudahan Penggunaan dan Computer Self Efficacy Terhadap Penggunaan Online Banking Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”. Hasil kajian dalam penelitian ini adalah:

Perspektif kebermanfaatan berpengarh positif dan signifikan terhadap penggunaan Online Banking, perspektif kemudahan penggunaan positif namun tidak signifikan terhadap penggunaan Online Banking, Computer Self Efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap Online Banking, Computer Self Efficacy secara bersama- sama berpengaruh positif dan dan signifikan tehadap Online Banking.

2. Risna Sari (2014) dari Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dalam skripsinya yang berjudul “ Perspektif Mahasiswa Palembang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang Terhadap Barang Pasca Pembelian Secara online dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Hasil kajian dalam penelitian ini adalah: Perspektif Mahasiswa Palembang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang Terhadap Barang Pasca Pembelian Secara online berdasarkan citra merek, risiko, dan kualitas layanan memiliki indikator. Pada setiap indikator tersebut terdapat perbedaan perspektif pada setiap Mahasiswa. Perbedaan ini dikarenakan pengalaman yang dirasakan pada setiap responden dan responden yang lain berbeda

(35)

pula. Pada perspektif berdasarkan polling cluster, maka variabel berada pada kelas rendah dan sedang.

3. Sulistyowati (2011) dari Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dalam skripsinya yang berjudul “ Perspektif Ulama Semarang Terhadap Jual Beli Chip dalam Game Poker Online”. Hasil kajian dalam penelitian ini adalah: praktek transaksi jual beli chip dalam game poker ini adalah tidak sah dan haram dan ulama menolak, alasannya adalah karena ada dampak negatif dari permainan ini. Dari segi syarat sah jual beli kepemmilikan hak atas barang, karena kepemilikan chip sepenuhnya milik penyedia resmi game yaitu Zynga dan Gamer hanya memiliki hak memakai untuk bermain game poker saja. Cara yan dipergunakan dalam jual beli ini sangat merugikan Zynga karena pemain menjual chip mereka di bawah harga yang tekah ditetapkan oleh pemilik game . jenis permainan ini terdapat unsur perjudian, sehingga hasil jual beli chip poker ini tidak halal.

2.8 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalahkaitan anatara konsep yang satu terhadap konsep yang lain dari masalah yang diteliti. Menurut Hartoyo dalam Iskandar (2008: 54) kerangka konseptual merupakan variabel- variabel penelitian yang merupakan variabel bebas dengan variabel terikat. Sugiyono dalam Iskandar (2008: 54) menyatakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual mengenai bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting. Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah :

(36)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Mahasiswa Muslim

Persepsi

Jual Beli Online Praktek Dampak

Negatif Positif

(37)

METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mendukung keberhasilan penelitian ini, maka objek penelitian adalah Perspektif Mahasiswa Muslim Kota Medan Terhadap Praktek Jual Beli Online. Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Muslim yang berasal dari Universitas di seluruh Kota Medan.

Dari seluruh perguruan tinggi yang ada di Kota Medan baik itu Universitas/ Institusi/ Sekolah Tinggi, untuk mempermudah dan mempersingkat waktu pengerjaan, Peneliti hanya mengambil Mahasiswa Muslim sebagai Responden dari 4 Universitas Negeri di Kota Medan.

Tabel 3.1

Daftar Universitas Negeri di Kota Medan

Nama Universitas Jumlah Mahasiswa Jumlah Mahasiswa Muslim

USU 33.000 18.865

UNIMED 20.292 12.583

POLMED 5.045 2.472

UIN SU 6.885 6.748

Jumlah 40.668

Sumber: Biro Rektor Bagian Akademik Kemahasiswaan USU, UNIMED, UIN SU, POLMED PD dikti (2017)

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung tanpa melalui perantara. Sumber data yang akan digunakan oleh Peneliti adalah dengan wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada Mahasiswa Muslim Kota Medan yang sudah pernah melakukan transaksi jual beli online.

(38)

A. Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Pengertian ini yang selaras juga dikemukakan oleh Murni Daulay (2010:

28), yaitu variabel yang sering disebut sebagai stillmulasi prediktor, antecedent,.

Tanpa maka variabel terkait tidak akan ada atau muncul. Adapun Variabel independen dalam penelitian ini adalah :

1. Dampak jual beli online

Kegiatan jual beli online sudah menjadi hal yang umum dikalangan Mahasiswa, dari kegiatan itu akan muncul berbagai fenomena atau dampak yang akan timbul sehingga membuat Mahasiswa menilai bagaimana kegiatan jual beli online tersebut.

2. Pemahaman

Pemahaman merupakan hal yang sangat penting sebelum memberikan penilaian. Untuk memberikan perspektif, Mahasiswa Muslim harus memiliki pemahaman terhadap kegiatan jual beli online yang ia lakukan.

B. Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang

(39)

dalam penelitian ini adalah Perspektif Mahasiswa Muslim Kota Medan.

3.4 Populasi dan Sampel A. Populasi

Populasi merupakan wilayah yang terdiri dari subyek/ obyek yang dihitung secara keseluruhan. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Muslim dari 4 Universitas di Kota Medan yang sudah dituliskan oleh peneliti yang berjumlah orang.

B. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011). Jumlah sampel yang ditarik harus representive agar hasilnya bisa di analisis dengan tepat. Untuk memenuhi syarat tersebut maka diambil dengan menggunakan rumus slovin yang dikemukakan oleh Soeratno:

n = n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi

Moe : Marginal of error Maximum 10%

Dari rumus diatas akan diperoleh sampel sebagai berikut:

n=

(40)

n=

n=

n= 99, 754 / 100 Responden

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Dikatakan simpel atau sederhana karena pengambilan populasi dilakukan secara keseluruhan Mahasiswa dari 4 Universitas Negeri yang telah disebutkan sebelumnya. Dengan demikian, Peneliti mengelompokkan 100 Responden kedalam 4 bagian yaitu:

USU :

= 0,46387 x 100% = 46,387 / 46 orang.

UNIMED :

= 0,30940 x 100% = 3,940/ 31 orang.

POLMED :

= 0,06078 x 100% = 6,078/6 orang.

UIN SU :

= 0,16592 x 100% = 16,559 /17 orang.

Jumlah Responden dari perhitungan ini adalah Mahasiswa yang beragama Islam yang di ambil dari persenan dari Jumlah Mahasiswa seperti yang sudah di terangkan sebelumnya. Kuesioner disebarkan dengan teknik simpel random sampling karena disebarkan secara acak dan tidak menggunakan kriteria tertentu seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2001: 57).

(41)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan 2 cara yaitu:

A. Wawancara

Wawancara merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pengumpul data kepada responden.

Tehnik wawancara yang dilakukan oleh Penulis hanya sekedar pertanyaan apakah calon responden pernah melakukan transaksi jual beli online sebelum diberikan kuesioner.

B. Kuesioner

Kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responen untuk dijawab.

Kuesioner hanya diberikan kepada Mahasiswa Muslim. Kuesioner diberikan kepada responden setelah wawancara, data yang diperoleh akan dikelompokkan dengan menggunakan skala likert. Menurut Sugiono (2012: 93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap fenomena sosial.

(42)

Pengukuran Variabel Berdasarkan Skala Likert Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1

Setuju 4 Setuju 2

Netral 3 Netral 3

Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4

Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5 Sumber: Muhammad Jainuri, Skala Pengukuran Variabel Penelitian

Distribusi frekuensi sikap responden terhadap praktek jual beli online adalah sebagai berikut:

3.6 Pengolahan Data dan Analisis Data

Penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS (Staistic Product and Sevices solution) versi 24. Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisi deskriptif, teknik ini digunakan untuk mengukur persepsi Mahasiswa Muslim terhadap praktek jual beli online. Data- data yang telah diperoleh dianalisis dengan cara tabulasi silang (crosstabs), tabulasi, frekuensi, gambar atau grafik.

(43)

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara dan juga Kota terbesar (Metropolitan) kelima di Indonesia yang memiliki beragam etnis, diantaranya Batak (Karo, Toba, Mandailing), Melayu, Jawa, Minang, Aceh, India, dan China. Sejak kemunculan industri perkebunan di sumatera utara tepatnya pertumbuhan Kota Medan menjadi meningkat. Kota Medan muncul sebagai pusat kegiatan ekonomi, administrasi pemerintahan, politik, dan kebudayaan.

Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan yang strategis sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi sebab berbatasan dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat dengan Kota- Kota/ negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain- lain yang dapat meningkatkan perekonomian dibidang transportasi. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan Kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar.

Secara geografis Kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Seperti tergambar di peta di bawah ini.

(44)

Gambar 4.1

Gambar Peta Kota Medan Sumber : https://id.m.wikipedia.org

Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:

1. Utara berbatasan dengan Selat Malaka

2. Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang 3. Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang 4. Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan

(45)

sekitarnya.

Selain sebagai pusat kegiatan ekonomi sebagaimana disebutkan di atas Kota Medan juga merupakan Kota yang memiliki fasilitas pendidikan terbanyak di sumatera utara mulai dari sekolah untuk para pelajar hingga perguruan tinggi untuk Mahasiswa mulai dari yang bersatus negeri maupun swasta.

4.1.2 Gambaran Umum Perkembangan Jual Beli Online di Indonesia

Toko online di Indonesia baru mulai populer di tahun 2006. Pada akhir tahun 2008 jumlah toko online di Indonesia meningkat puluhan hingga ratusan persen dari tahun sebelumnya. Faktor pendukungnya adalah:

1. Semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia.

2. Semakin mudah dan murahnya koneksi internet di Indonesia.

3. Semakin banyak pendidikan dan pelatihan pembuatan toko online dengan harga sangat terjangkau.

Semakin berkembangnya e-commerce di Indonesia membuat banyak perubahan pola belanja masyarakat yang awal bersifat konvensional kini berbelanja cukup dengan memilih produk yang yang disediakan oleh penyedia jasa jual beli online. Website depkominfo telah mempunyai halaman sistem informasi pemetaan e- commerce Indonesia, namun sistem tersebut belum berjalan sebagaimana mestinya.

Beberapa toko online memiliki data web yang selalu terupdate dan memiliki informasi kontak yang jelas. Toko online lainnya ada yang datanya tidak update

(46)

yg tidak memiliki informasi kontak secara jelas, dan fitur e-commerce yang tidak lengkap.

Saat ini diperkirakan jumlah toko online di Indonesia telah berjumlah ratusan, Menurut data statistik: jumlah masyarakat online di seluruh dunia (data tahun 2007) adalah 1,2 milyar dan diperkirakan bertumbuh menjadi 1,9 milyar pada tahun 2011.

Pertumbuhan pengguna internet yang amat pesat nampak di seluruh benua, benua Asia tertinggi dari benua-benua lainnya. Data Jurnal Bisnis Internasional: para pebisnis kecil yang menggunakan internet marketing bertumbuh 46% lebih cepat dibanding mereka yang belum menggunakan internet marketing.

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden gambaran yang menjadi sampel dalam penelitian.

pada penelitian ini juga akan diterangkan hubungan antara karakteristik responden dengan penyataan yang dicantumkan dalam kuesioner.

4.2.1 Jenis Kelamin

Data responden berdasarkan jenis kelamin dapat digunakan untuk mengetahui perbandingan antar gender. Melalui tabel diperlihatkan perbandingan dalam persentase responden yang berjenis kelamin Laki- laki dan yang berjenis kelamin Perempuan dari 100 jumlah responden yang diteliti sebagai sampel diperoleh hasil sebagai berikut.

(47)

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase

1 Laki-laki 38 38 %

2 Perempuan 62 62 %

Total 100 100 %

Sumber : Data diolah dari kuisioner

Berdasarkan data pada tabel 4.1 tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah responden laki-laki lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah responden Perempuan, yakni terdiri responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 38 responden atau 38%, belum mendekati kata seimbang dengan responden Perempuan.

responden berjenis kelamin Perempuan berjumlah 62 responden atau 62% dari jumlah keseluruhan responden.

Gambar 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Data diolah dari kuesioner

62% 38%

Laki-laki Perempuan

(48)

Pada data berikut dijelaskan asal universitas para responden, tujuannya untuk mengetahui jumlah responden yang diambil disetiap universitas seperti yang dijelaskan di bawah ini.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Universitas

No Universitas Jumlah Persen

1 USU 46 46 %

2 POLMED 6 6 %

3 UNIMED 31 31 %

4 UIN SU 17 17 %

Total 100 100 %

Sumber: Data diolah dari kuisioner

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden diambil dari keempat Universitas yang ada di Kota Medan yaitu 46 atau 46% responden dari USU yang merupakan tempat peneliti malangsungkan pendidikan, kemudian peneliti mengambil 6 responden atau 6% dari POLMED, 31 responden atau 31% dari UNIMED serta 17 responden atau 17% dari UIN SU. Dapat dilihat dengan jelas bahwa responden terbanya berasal dari USU sedangkan yang paling sedikit dari POLMED.

4.2.3 Suku

Pada tabel 4.3 yang disajikan dibahwah ini akan diuraikan data responden berdasarkan suku.

(49)

Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

No Suku Jumlah Persen

1 Batak 38 38 %

2 Gayo 3 3 %

3 Jawa 10 10 %

4 Melayu 27 27 %

5 Minang 18 18 %

6 Sakai 1 1 %

7 Sunda 2 2 %

8 Tengger 1 1 %

Total 100 100 %

Sumber: Data diolah dari kuisioner

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa reponden terbanyak berasal dari suku Batak yaitu sebanyak 38 responden atau 38%, hal ini karena Provinsi Sumatera Utara memang merupakan tanah Batak baik itu Batak Mandailing, Karo maupun Toba.

Sedangkan yang paling sedikit yaitu suku Tengger dan Sakai yaitu 1 responden atau 1%.

4.2.4 Jenis Barang

Perlu diketahui barang atau jasa apa saja yang dikonsumsi oleh para responden, seperti yang disajikan pada tabel 4.4 berikut:

(50)

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Barang Yang Dibeli

No Jenis Barang Jumlah

1 Pakaian 21

2 Alat Tulis 2

3 Perlengkapan Olahraga 9

4 Kosmetik 7

5 Peralatan Rumah Tangga 10

6 Elektronik 13

7 Makanan/ Minuman 21

8 Aksesoris 4

9 Lain- lain 13

Total 100

Sumber : Data diolah dari kuesioner

Lain- lain yang dimaksudkan di atas adalah barang berupa mainan anak- anak, alat musik, kebutuhan hewan peliharaan, serta perlengkapan bayi. Dari tabel di atasdigambarkan bahwa Mahasiswa lebih tertarik untuk membeli barang yang berjenis pakaian dan makanan/ minuman bahkan memiliki jumlah yang sama yaitu sama- sama 21%. Sedangkan yang paling sedikit dipilih oleh Mahasiswa adalah barang berupa alat tulis, sepertinya Mahasiswa lebih percaya jika membelinya secara langsung, hal ini dapat dilihat dari data di atasyang hanya 2%.

4.2.5 Usia

Pada tabel 4.4 yang disajikan dibahwah ini akan diuraikan data responden berdasarkan usia.

(51)

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persen

1 18 3 3 %

2 19 14 14 %

3 20 18 18 %

4 21 47 47 %

5 22> 18 18 %

Jumlah 100 100 %

Sumber : Data diolah dari kuisioner

Pada perhitungan distribusi frekuensi responden diatas, diperoleh bahwa responden berusia 18- 22 tahun yang berpartisipasi dalam penelitian ini, dari tabel di atasdapat diketahui responden trebanyak yang besedia berpartisipasi yaitu Mahasiswa dan mahasiswi yang berumur 21 tahun yaitu sebanyak 47 responden tau sekitar 47%

kemudian diikuti oleh Mahasiswa dan mahasiswi berumur 20 dan 22 tahun yaitu sama-sama 18 responden atau 18%, kemudian yang paling sedikit berpartisipasi dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa dan mahasiswi berusia 18 tahun yaitu hanya 3 respondenatau 3% saja. Hal ini menunjukan banyaknya Mahasiswa dan mahasiswi yang aktif dikampus berdasarkan usia dari ketiga Universitas yang menjadi objek penelitian.

4.2.6 Cara Pembelian

Pada tabel 4.6 yang disajikan dibahwah ini akan diuraikan cara pembelian yang dilakukan oleh responden.

(52)

Tabel 4.6

Cara Pembelian Yang di Lakukan Mahasiswa

No Cara Pembelian Jumlah Persen

1 Langsung 78 77 %

2 Perantara 22 23 %

Jumlah 100 100 %

Sumber : Data diolah dari kuesioner

Dari tabel di atasdapat diketahui bahwa perbandingan antara transaksi secara langsung dengan perantara sangat jauh berbeda. Hal ini juga berkaitan dengan semakin meningkatnya kemampuan dan pengetahuan seseorang terhadap teknologi dan keinginan untuk selalu memanfaatkan teknologi yang ia punya yang diikuti dengan perkembangan zaman. Hal tersebut juga terlihat bahwa Mahasiswa lebih memilih melakukan transaksi jual beli online secara langsung seperti yang tertera ditabel di atasyaitu sebanyak 77 responden atau. Sedangkan yang melalukannya

melalui perantara orang lain hanya sebanyak 23 Responden atau 23%.

4.3 Persepsi Mahasiswa Muslim di Kota Medan Terhadap Praktek Jual Beli Online .

Setiap responden pasti memiliki pandangan berbeda dalam memberikan penilaian terhadap praktek jual beli online. Hal- hal yang dilihat konsumen (responden ) adalah lebih cenderung pada pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa online shop. Pelayanan yang diberikan oleh pihak penyedia jasa online shop tentunya sangat mempengaruhi penilaian konsume, baik itu respon yang baik maupun tidan baik.

(53)

Jawaban Mahasiswa Mengenai Harga Yang Dibayar Sesuai Dengan Kualitas Yang Diterima

Pernyataan Jumlah Persen

Setuju 46 46%

Netral 35 35%

Tidak Setuju 19 19 %

Total 100 100%

Sumber : Data diolah dari kuesioner

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 46 responden atau 46%

menyatakan setuju. Selanjutnya sebanyak 35 responden atau 35% memilih untuk netral. Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju berjumlah 19 responden atau 19%. Berdasarkan keterangan di atas dapat dilihat bahwa Mahasiswa Muslim di Kota Medan cenderung menilai bahwa membeli barang secara online kualitas barang yang diterima sesuai dengan yang diharapkan. Namun dalam pernyataan ini tidak ada responden yang memberikan jawaban yang berlebihan seperti sangat setuju maupun tidak setuju.

Tabel 4.8

Jawaban Mahasiswa Barang Diberikan Utuh Dan Tidak Rusak

Pernyataan Jumlah Persen

Setuju 72 72%

Netral 11 11%

Tidak Setuju 17 17%

Total 100 100%

Sumber : Data diolah dari kuesioner

Dari tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 72 responden atau 72% menyatakan setuju bahwa barang diterima dalam keadaan utuh dan tidak rusak.

Selanjutnya yang memilih netral berjumlah 11 responden atau 11%. Sedangkan yang

(54)

diambil kesimpulan bahwa Mahasiswa Muslim di Kota Medan cenderung menilai bahwa para penyedia jasa online shop memberikan barang kepada konsumennya dalam keadaan utuh dan tidak rusak, artinya memiliki pelayanan yang baik.

Tabel 4.9 Jawaban Mahasiswa Bahwa Penyedia Jasa Online Shop Melayani Konsumen

dengan Baik

Pernyataan Jumlah Persen

Setuju 57 57%

Netral 33 33%

Tidak Setuju 10 10%

Total 100 100%

Sumber : Data diolah dari kuesioner

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 57 responden atau 57%

menyatakan setuju bahwa penyedia jasa online shop memberikan pelayanan yang baik. Sebanyak 33 responden atau 33% menyatakan netral, artinya responden ini pernah dapat pelayanan yang baik dan juga pelayanan dan tanggapan yang kurang baik dari penyedia situs online shop. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju berjumlah 10 responden atau 10%. Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa Mahasiswa Muslim di Kota Medan cenderung mendapatkankan pelayanan baik.

Tabel 4.10 Jawaban Mahasiswa Muslim Bahwa Penyedia Jasa Online Shop Memberi

Tanggapan Jika Ingin Retur

Pernyataan Jumlah Persen

Setuju 30 30%

Netral 53 53%

Tidak Setuju 16 16%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Total 100 100%

(55)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 30 responden atau 30%

menyatakan setuju jika penyedia jasa online shop bersedia meretur barang yang tidak sesuai dengan yang diinginkan konsumennya. Sebanyak 16 responden atau 16%

menyatakan tidak setuju, sebanyak 53 responden atau 53% menyatakan netral, pernyataan netral yang diberikan oleh responden dikarenakan tidak tahu maupun pernah ditanggapi maupun tidak oleh penyedia jasa online shop. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju berjumlah 16 responden atau 16%, yang diikuti dengan 1 responden atau 1% yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dari keterangan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa Mahasiswa Muslim di Kota Medan masih kurang puas dengan pelayanan yang diberikan karena lebih banyak yang menyatakan netral.

Tabel 4.11

Jawaban Mahasiswa Bahwa Pengiriman Sesuai dengan Yang Disepakati

Pernyataan Jumlah Persen

Setuju 58 58%

Netral 17 17%

Tidak Setuju 25 25%

Total 100 100%

Sumber: Data diolah dari kuesioner

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 58 responden atau 58%

menyatakan setuju jika barang diterima sesuai dengan waktu yang disepakati.

Sebanyak 17 responden atau 17% menyatakan netral, sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju berjumlah 25 responden atau 25%. dapat dilihat bahwa pernyataan bahwa 25 responden atau 25% tidak setuju, artinya satu per empat ( )

Referensi

Dokumen terkait

Websocket sanggat cocok untuk sebuah aplikasi grup chatting, karena dengan fitur dan kelebihan yang dimiliki cocok dengan karakteristik chatting, seperti real time,

[r]

KEUANGAN, REAL ESTAT &

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui lebih medalam tentang praktik pembiayaan gadai emas di BMT-UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Kwanyar Bangkalan. 2)

Dengan demikian, hipotesis yang diterima adalah hipotesis Ha, yaitu terdapat interaksi antara pemanfaatan CD komputer BSE (klasikal dan kelompok kecil) dengan motivasi

Dalam rangka meningkatkan ketahanan budaya nasional dan memperkukuh jati diri bangsa diperlukan filter yang mampu menangkal penetrasi budaya asing yang bernilai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan starter cairan rumen kambing sebagai sumber mikroba dalam fermentasi jerami kacang hijau dengan lama waktu

Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridho-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang