• Tidak ada hasil yang ditemukan

pt bpr dhanatani cepiring Tahun DAFTAR ISI :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "pt bpr dhanatani cepiring Tahun DAFTAR ISI :"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

1

DAFTAR ISI :

HAL

KATA PENGANTAR 2

BAB I Pendahuluan 3

BAB II Transparansi Penerapan Tata Kelola 7

I.Pelaksanaan Tugas dan tanggung jawab Direksi 7

II.Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Komisaris 11

III.Kepemilikan Saham Anggota Direksi 14

IV.Hubungan Keuangan dan atau Hubungan Keluarga 14

V.Kepemilikan Saham Dewan Komisaris 15

VI.Hubungan Keuangan dan atau Hubungan Keluarga Dewan Komisaris, Direksi 15 Dan Pemegang Saham

VII.Paket Kebijakan Remunerasi dan fasilitas lain bagi Direksi & Komisaris 16

VIII.Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah 16

IX.Frekuensi Rapat Direksi dan Dewan Komisaris 17

X. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud) 20

XI.Permasalahan Hukum 22

XII.Transaksi yang mengandung benturan Kepentingan 22 XIII.Penyediaan dana kepada pihak terkait (BMPK) dan Penyediaan dana besar 23

XIV.Rencana Bisnis 24

XV.Transparansi kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank yang belum 24 Diungkap dalam Laporan Lainnya.

XVI.Pemberian dana untuk kegiatan social dan politik. 25 BAB III Penerapan Fungsi Kepatuhan,Audit Intern,Audit Ekstern & Sistem 26 Pengendalian Intern

BAB IV Kesimpulan Umum 31

BAB V Penutup 33

(2)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (Good Corporate Governance) untuk periode tahun 2019 ini. Tujuan Laporan Tata Kelola ini adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja Bank dengan menerapkan GCG dalam kegiatan Bank sejalan dengan Visi, Misi dan rencana Strategis usaha Bank yang telah ditetapkan sesuai Peraturan Otoritas Jasa keuangan serta peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Dalam rangka meningkatkan kinerja BPR, melindungi para pemangku kepentingan (stakeholders) yakni seluruh pihak yang memiliki kepentingan secara langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan usaha BPR. Laporan ini kami sampaikan telah sesuai dengan POJK nomor 4/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015dan Surat Edaran OJK Nomor 5/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat.

Demikian Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GC) tahun 2019 ini dibuat.

Cepiring, 29 Juni 2020

(3)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

3

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PT BPR DHANATANI CEPIRING

Tahun 2019

BAB I PENDAHULUAN

PT BPR Dhanatani Cepiring (DTC) merupakan lembaga intermediasi yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa Tabungan & Deposito dan berkewajiban untuk menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk- bentuk layanan lainnya sesuai dengan peraturan dari regulator yang berlaku dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat.

Dari definisi tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya sangat bergantung pada tingkat kepercayaan masyarakat, untuk bersedia menyimpan dana dalam bentuk Tabungan & Deposito, serta meminjam dana pada Bank dalam bentuk kredit.

Saat ini kompleksitas kegiatan usaha Bank semakin meningkat seiring perkembangan kota Kendal (Head office) dan kota Brebes (Branch office) sebagai kota industri. Peningkatan kompleksitas kegiatan usaha Bank memberikan dampak yang sangat besar terhadap eksposur risiko yang akan dihadapi oleh Bank, sehingga untuk itu diperlukan kompetensi semua anggota organisasi yang ada pada Bank dalam melakukan upaya untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko kegiatan usaha Bank dalam hal ini mulai memberlakukannya Manajemen Risiko.

Dengan semakin berkembangnya industri di Kab Kendal yaitu dengan adanya Kawasan industri Kendal (KIK), beberapa pembangunan pabrik skala international (pabrik baja) dan pembangunan Pelabuhan Kendal yang secara langsung BPR Dhanatani Cepiring (DTC) belum masuk ke sektor industri tersebut, namun dari sektor pendukung atau penunjang infrastrukturnya, yaitu bisnis kuliner,rumah kos/kontrakan dan beberapa sektor pendukung kebutuhan lainnya, berpengaruh dengan meningkatnya volume usaha BPR Dhanatani Cepiring. Di kab Brebes (Cabang) perkembangan industri juga semakin dinamis dengan

(4)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

4 ekspansinya beberapa perusaahan skala Nasional dari Jakarta ke kab Brebes. Sehingga semakin meningkatkan Volume bisnis BPR. Dengan semakin bertambahnya volume transaksi, maka secara langsung dan tidak langsung meningkatkan pula resiko pengelolaan Bank agar sesuai dengan standard regulator (OJK) tentang tata kelola sehingga sesuai dengan regulasi Good Corporate Governance (GCG), Karena Bank harus melindungi pemangku kepentingan (stakeholder) dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta nilai-nilai etika yang berlaku, maka penerapan Tata Kelola merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dan dilaksankan. Maka Bank yang pengelolaannya tidak sesuai dengan regulasi, sudah pasti akan memicu munculnya 1 (satu) atau lebih risiko dari antara 4 ( empat ) risiko yaitu Resiko operasional, Resiko kredit, Resiko kepatuhan dan Resiko likuiditas.

walaupun masih ada potensi risiko reputasi dan stratejik yang dihadapi Bank dan akan mengakibatkan kerugian pada Bank serta kepada pihak-pihak yang berkepentingan pada Bank (stakeholders), maka Bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip Good Corporate Governance (GCG) sesuai POJK No. 4/POJK.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat, yang pelaksanaannya diatur dalam SE OJK No. 5/POJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 Tentang : Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat. Yang mewajibkan semua Bank melaksanakan prinsip-prinsip Tata Kelola dalam setiap kegiatan usahanya, pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi meliputi seluruh pengurus dan karyawan Bank, mulai dari Dewan Komisaris, Direksi sampai dengan pengawai tingkat pelaksana atau staff karyawan.

Good Corporate Governance (GCG) atau Tata Kelola adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1.1. Keterbukaan (Transparency)

keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Bank mengungkapkan informasi secara jelas, tepat waktu, memadai, akurat dan mudah, dan mudah juga diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan oleh Bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia Bank sesuai Undang-Undang yang berlaku.

(5)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

5 1.2. Akuntabilitas (Accountibility)

yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Bank memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan corporate values (nilai peusahaan : Dynamic to Improvement, Team Work, Consumens Focus) sasaran dan usaha dan strategi Bank sebagai pencerminan akuntabilitas Bank. Dalam hubungan ini Bank menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan serta memastikan terdapatnya check and balance dalam pengelolaan Bank.

1.3. Tanggung Jawab (Responsbility)

Yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. Sebagai wujud pertanggung jawaban Bank untuk menjaga kelangsungan usahanya, Bank harus berpegang pada prinsip-prinsip kehati-hatian /prudential banking practices ( BMPK, KPMM, KAP, MANAJEMEN RISIKO, TKS) dan mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (warga negara perusahaan yang baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility).

1.4. Independensi (Independency)

yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders manapun, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest), dan setiap keputusan berdasarkan objektifitas serta bebas dari tekanan dari pihak manapun.

1.5. Kewajaran (Fairness)

yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment) serta memberikan/menyampaikan pendapat bagi

(6)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

6 kepentingan Bank atau mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

Sesuai SE OJK No. 5/POJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 Tentang : Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat. Pelaksanaan Tata Kelola bagi BPR menyebutkan bahwa pelaksanaan Tata Kelola merupakan salah satu faktor dalam melakukan penilaian sendiri (Self Assessment). Oleh karena itu dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima) prinsip dasar Tata Kelola, setiap Bank harus melakukan penilaian sendiri (Self Assessment) secara berkala yang paling kurang meliputi 11 (sebelas) Faktor Penilaian

Pelaksana Tata Kelola yaitu:

1. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;

2. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;

3. kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;

4. penanganan benturan kepentingan;

5. penerapan fungsi kepatuhan;

6. penerapan fungsi audit intern;

7. penerapan fungsi audit ekstern;

8. penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern;

9. Batas Maksimum Pemberian kredit,;

10. Rencana Bisnis,

11. transparansi kondisi keuangan dan non keuangan

PT BPR Dhanatani Cepiring telah melakukan penilaian sendiri (self assesment) terhadap Pelaksanaan Tata Kelola posisi 31 Desember 2019 dengan meliputi 11 (sebelas ) faktor untuk penerapan manajemen risiko belum diterapkan, dengan kondisi Modal Inti sebesar Rp.

7.620.503.658,- dan total aset sebesar Rp. 25.410.973.500 dengan bobot BPR kategori B, dan menyampaikan Hasil Laporan Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola tersebut kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk ketiga kalinya ditahun pelaporan 2019.

Laporan yang kami sajikan ini adalah Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Tahun 2019 BPR Dhanatani Cepiring dan disusun berdasarkan hasil penilaian sendiri (self assessment) terhadap Pelaksanaan Tata Kelola posisi 31 Desember 2019.

(7)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

7

BAB II

TRANSPARANSI PENERAPAN TATA KELOLA

A. Pengungkapan Penerapan Tata Kelola

I. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi :

Di tahun 2019 Bank belum memiliki 2 (dua) Anggota Direksi, Sesuai Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-51/KR.03/2019 tanggal 11 Maret 2019 tentang Hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Sdr. M Zakky Faesal selaku Calon Anggota Direksi PT BPR Dhanatani Cepiring telah memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi, tetapi Sdr M Zakky Faesal mengundurkan diri dari Direktur pada bulan Januari 2020. Bank sudah mengajukan permohonan pencalonan atas nama Sdr Dwi Yuni Widodo Wuryanto sebagai Direktur Yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sebagai pengganti dari Sdr M Zakky Faesal, dimana pada kesempatan pertama Sdr Yuni Widodo Dwi Wuryanto belum lulus uji Kemampuan dan Kepatutan sesuai Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK nomor KEP-4/KR.03/2020 tanggal 21 Januari 2020. Bank akan mengajukan kembali pencalonan Sdr Yuni Widodo Dwi Wuryanto untuk mengikuti Penilaian Kemampuan dan Kepatutan di bulan Juli 2020 pada bidang yang sama Sesuai surat OJK nomor SR-3/KR.0313/2020 tanggal 21 Januari 2020.

Susunan Direksi

Jabatan Nama

Direktur Utama Titus Sidharta Prasetyono

Direktur -

a. Jumlah, Komposisi, Direksi

Persyaratan berupa Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Direksi sesesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum terpenuhi, dengan gambaran sebagai berikut :

1. Jumlah Anggota Direksi sebanyak 1 (satu) orang yaitu Direktur Utama bertempat tinggal di kota & kabupaten yang berbeda tetapi dalam provinsi yang sama.

(8)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

8 2. Direktur Utama berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham

pengendali yakni tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Sesuai POJK No 4/POJK.03/2015 pasal 5 ayat 1.

3. Anggota Direksi memenuhi persyaratan telah lulus Penilaian, dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan , POJK No 20 /POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan Rakyat .

4. Direksi tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan.

5. Direksi tidak memiliki saham pada PT BPR Dhanatani Cepiring.

6. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi tidak memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi.

Sebagaimana yang diatur dalam Pedoman Pelaksanaan Tata Kelola BPR, yang menyebut

“Direksi dilarang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi”. Pemberian kuasa umum dimaksud adalah pemberian kuasa kepada satu orang karyawan atau lebih atau orang lain yang mengakibatkan pengalihan tugas, wewenang dan tanggung jawab Direksi secara menyeluruh tanpa batasan ruang lingkup dan waktu. Selain persyaratan berupa Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Direksi seperti yang ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan, Direksi Bank memenuhi persyaratan berupa Integritas, Kompetensi dan Reputasi keuangan.

7. Direksi memiliki Integritas paling kurang mencakup:

a. Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;

b. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat;

(9)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

9 d. Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper

test).

8. Direksi memiliki Kompetensi paling kurang mencakup :

a. Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya;

b. Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan;

c. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Bank yang sehat.

9. Direksi memiliki Reputasi Keuangan paling kurang mencakup : a. Tidak memiliki kredit macet;

b. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.

10.Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya Direksi telah memiliki Pedoman dan Tata Tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap Anggota Direksi yang mengatur tentang :

a. Pengaturan etika kerja;

b. Waktu kerja; dan c. Pengaturan rapat.

b. Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi

Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan Tata Kelola yakni sebagai berikut :

1. Direksi telah mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Direksi telah mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Direksi senantiasa menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan / atau hasil pengawasan otoritas lain.

(10)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

10 4. Direksi senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip Tata Kelola dalam setiap kegiatan

usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Direksi memberi perhatian serius dalam mewujudkan Pelaksanaan Tata Kelola senantiasa berjalan dengan baik pada seluruh insan organisasi Bank, untuk itu berbagai upaya telah dilakukan, antara lain : menambah dan melengkapi Kebijakan dan Prosedur Operasional serta sosialisasinya kepada seluruh karyawan, Pendidikan kepada karyawan yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi dan integritas karyawan . 5. Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance Direksi telah

membentuk :

a. Satuan Pengawas Intern / Fungsi Audit Internal;

Satuan Pengawas Intern (SPI) bertugas untuk menjamin berfungsinya pengawasan internal sebagai bagian penting dari pengendalian internal Bank.

SPI dibentuk independen terhadap satuan kerja operasional, sehingga dapat bekerja dengan bebas dan obyektif, serta mampu mengungkapkan pandangan, analisa dan rekomendasi tanpa pengaruh ataupun tekanan dari manajemen ataupun pihak lain yang terkait dengan Bank.

b. Fungsi Manajemen Risiko;

Pejabat Manajemen Risiko berfungsi untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan aspek risiko yang melekat pada setiap aktivitas Bank. Proses penilaian risiko yang dilakukan telah melingkupi seluruh jenis risiko : 3 (tiga) resiko : Kredit, Operasional , Kepatuhan dan dilaporkan secara rutin kepada Otoritas Jasa Keuangan.

c. Fungsi Kepatuhan.

Fungsi Kepatuhan (compliance unit) merupakan satuan kerja yang independen, dibentuk secara tersendiri dan bebas dari pengaruh satuan kerja lainnya, serta mempunyai akses langsung pada Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan. Fungsi kepatuhan dibentuk di kantor pusat Bank, namun melaksanakan Fungsi Kepatuhan di seluruh jaringan kantor Bank. Satuan Kerja Kepatuhan berfungsi untuk memastikan dan menjaga bahwa seluruh aktivitas Bank telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur peraturan dan

(11)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

11 perundang-undangan yang berlaku, sehingga potensi risiko kegiatan usaha Bank dapat diantisipasi lebih awal (early warning).

Fungsi Kepatuhan melaksanakan tindakan untuk:

- Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank;

- Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;

- Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan - Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank

kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

II. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris a. Jumlah, Komposisi, Anggota Dewan Komisaris

Bahwa jumlah Dewan Komisaris BPR Dhanatani Cepiring per 31 Desember 2019 adalah sesuai POJK No 04 / POJK.03/2016 pasal 24 ayat yang terdiri 2 (dua) orang dengan susunan anggota Komisaris sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Jabatan Nama

Komisaris Utama Ester Susilawati

Komisaris Bambang Esti Wiwoho

Persyaratan berupa Jumlah, Komposisi, Dewan Komisaris seperti yang ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan sudah terpenuhi, dengan gambaran sebagai berikut :

1. Jumlah anggota Dewan Komisaris sebanyak 2 (satu) orang yaitu Komisaris Utama dan Komisaris berdomisili di Semarang.

2. Anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris yang sifatnya Independen dimana Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan

(12)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

12 saham, dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Keberadaan Komisaris bersifat Independen ini dapat menciptakan Check and Balance, menghindari benturan kepentingan (confict of interest) dalam pelaksanaan tugasnya serta melindungi kepentingan stakeholders dan independen dalam pengawasan.

3. Anggota Dewan Komisaris ada 2 orang dimana 1 Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada 2 (dua) pada BPR atau BPRS lainnya yaitu Ester Susilawati. Sedangkan Komisaris Bambang Esti Wiwoho merangkap jabatan sebagai komisaris di PT. BPR Prima Mertoyudan Sejahtera Magelang. Selain persyaratan berupa Jumlah, Komposisi, Dewan Komisaris seperti yang ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan, semua anggota Dewan Komisaris memenuhi persyaratan Integritas, Kompetensi dan Reputasi Keuangan sehingga pelaksanaan fungsi pengawasan untuk kepentingan Bank dapat dilaksanakan dengan baik.

4. Anggota Dewan Komisaris memiliki Integritas paling kurang mencakup:

a. Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;

b. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat;

5. Anggota Dewan Komisaris memiliki Kompetensi paling kurang mencakup:

a. Pengetahuan di bidang perbankan yang relevan dengan jabatannya;

b. Pengalaman di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan.

6. Anggota Dewan Komisaris memiliki Reputasi keuangan paling kurang mencakup:

a. Tidak memiliki kredit macet;

b. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit

(13)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

13 berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.

b. Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

1. Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan secara kolektif telah bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada Direksi serta memastikan bahwa Bank telah melaksanakan Tata Kelola. Dalam melakukan pengawasan Komisaris telah mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.

2. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pengawas dan penasehat, Dewan Komisaris tidak terlibat dalam mengambil keputusan kegiatan operasional, kecuali :

a) Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit; dan

b) Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan perundangan yang berlaku.

3. Keterlibatan atau persetujuan, rekomendasi Dewan Komisaris dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional merupakan bagian dari tugas dan pengawasan Dewan Komisaris sehingga tidak meniadakan tanggung jawab Direksi dalam melaksanakan kepengurusan Bank. Tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris tersebut merupakan upaya pengawasan dini yang perlu dilaksanakan.

4. Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan / atau hasil pengawasan otoritas lain.

5.Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris yang mengatur tentang :

a. Pengaturan etika kerja;

b. Waktu kerja; dan c. Pengaturan rapat.

(14)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

14 6. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan

Komisaris telah menunjuk Pejabat Eksekutif Audit Internal dan Pejabat Eksekutif Manajemen Resiko dan Kepatuhan.

7. Dewan Komisaris telah memiliki Pedoman dan Tata Tertib Kerja.

III. Kepemilikan Saham Anggota Direksi

Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang tahun 2019, disajikan dalam tabel berikut :

Kepemilikan Saham anggota Direksi

No. Nama Jabatan

Jumlah Saham yang dimiliki Bank

tersebut

Bank lain

Lembaga Keuangan bukan Bank

Perusahaan lainnya

1. Titus Sidharta Prasetyono

Direktur Utama

0 0 0 0

Hal ini menunjukan bahwa anggota Direksi tidak memiliki saham pada PT BPR Dhanatani Cepiring, Bank lain, Lembaga Keuangan bukan Bank dan Perusahaan lainnya.

IV.Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota.

Sesuai dengan ketentuan yang ada, seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank berasal dari kalangan profesional dan seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank tidak memiliki hubungan keuangan berupa menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau pinjaman dari anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi Bank dan atau Pemegang Saham Pengendali Bank.

Seluruh anggota Dewan Komisaris dan salah satu anggota Direksi Bank tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua berupa hubungan baik vertikal maupun horizontal, termasuk mertua, menantu, ipar dan hubungan semenda dengan anggota

(15)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

15 Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi Bank dan atau Pemegang Saham Pengendali Bank.

V. Kepemilikan saham Dewan Komisaris

Kepemilikan Saham anggota Dewan Komisaris

No. Nama Jabatan Jumlah Saham yang dimiliki Bank tersebut Bank

lain

Lembaga Keuangan

bukan Bank

Perusahaan lainnya

1. Ester Susilawati

Komisaris Utama

0 0 0 0

2. Bambang Esti Wiwoho

Komisaris 0 0 0 0

Hal ini menunjukan bahwa anggota Dewan Komisaris tidak memiliki saham pada PT BPR Dhanatani Cepiring, Bank lain, Lembaga Keuangan bukan Bank dan Perusahaan lainnya.

VI. Hubungan Keuangan dan /atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dengan Anggota Komisaris lain, Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR Dhanatani Cepiring Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank berasal dari kalangan profesional dan seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank tidak memiliki hubungan keuangan berupa menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau pinjaman dari anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi Bank dan atau Pemegang Saham Pengendali Bank.

Anggota Dewan Komisaris dan salah satu anggota Direksi Bank tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua berupa hubungan baik vertikal maupun horizontal, termasuk mertua, menantu dan ipar dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi Bank dan atau Pemegang Saham Pengendali Bank. Sesuai POJK No 4/POJK.03/2015 pasal 27 ayat 3.

(16)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

16 VII. Paket atau Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris

Dalam melaksanakan paket atau kebijakan remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi tahun 2019, Bank memberikan sebagi berikut :

No. Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun Dewan Komisaris Direksi & Calon

direksi

Orang Orang

1 Mobil Dinas 0 2

2 Driver 0 1

3 Asuransi Kesehatan 2 1

4 Bonus Akhir Tahun 2 1

VIII. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah

Dalam pengungkapan aspek Transparansi dalam pelaksanaan Tata Kelola sesuai ketentuan yang berlaku, berikut ini akan diungkapkan mengenai rasio Gaji tertinggi dan terendah, dalam skala perbandingan (prosentase) dalam tabel di bawah ini :

Rasio Gaji Prosentase (%)

Rasio Gaji Pegawai yang Tertinggi dan Terendah 24,29%

Rasio Gaji Direksi yang Tertinggi dan Terendah 61,83%

Rasio Gaji Komisaris yang Tertinggi dan Terendah 83,33%

Rasio gaji Direksi tertinggi dan Komisaris tertinngi 59,14%

Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi 28,76%

Perbandingan dalam Rasio Gaji di atas adalah imbalan yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pegawai perbulan, dengan ketentuan bahwa pegawai yang dimaksud

(17)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

17 adalah pegawai Tetap. Menunjukan bahwa dalam kebijakan gaji tersebut juga berprinsip fairness atau kewajaran. Dimana gaji diberikan sesuai dengan jabatan dan masa kerja karyawan.

IX. Frekuensi rapat Anggota Direksi dan Dewan Komisaris a. Rapat Direksi :

Rapat Direktur Utama, Komisaris dan Pejabat Eksekutif selama tahun 2019 telah diselenggarakan beberapa kali dan dihadiri secara fisik tidak melalui teknologi telekonferensi.

➢ Rapat pertama pada hari Jumat tanggal 8 Februari 2019, Agenda Rapat mengenai : 1. Mempersiapkan materi fit dan proper test untuk pencalonan Anggota

Direktur sekaligus Direktur Yang membawahkan Fungsi Kepatuhan.

2. Membantu support Operasional Kantor Cabang dan Kantor Kas.

3. Fokus Pencarian DPK untuk Kantor Cabang Brebes.

4. Studi Kelayakan Rencana pembukaan Kantor Cabang Batang.

➢ Rapat kedua pada hari Senin tanggal 11 Maret 2019, Rapat mengenai : 1. Perbaikan Teknologi Sistem Informasi

2. Memnatau dan Memastikan Kepatuhan telah berjalan dan sesuai ketentuan.

3. Penyusunan dan Pengkinian Kebijakan intern BPR.

➢ Rapat ketiga pada hari Selasa tanggal 2 April 2019, Rapat mengenai : 1. Evaluasi APU PPT

2. Perhatian khusus Kantor Cabang Brebes yang mengalami penurunan outstanding kredit disertai meningkatknya NPL.

3. Penyelesaian kredit PH yang belum maksimal

➢ Rapat keempat pada hari Rabu tanggal 11 Juli 2019, Rapat mengenai :

1. Realisasi rencana bisnis Semester I yang belum tercapai dan perlunya perbaikan strategi agar terealisasi sesuai target yang direncanakan.

2. Bagian penagihan memaksimalkan penyelesaian kredit.

(18)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

18

➢ Rapat kelima pada hari Jumat tanggal 1 Agustus 2019, materi rapat :

1. Kontribusi pemjualan CMO Kantor Cepiring lebih ditingkatkan khususnya pencairan nasabah baru, karena Outstanding menurun.

2. Perlunya perbaiakan strategi dan sistem penagihan harus ditinjau ulang mengingat NPL dan PPAP alir terus.

b. Rapat Dewan Komisaris :

Frekuensi Rapat Dewan Komisaris selama Tahun 2019 telah diselenggarakan sebanyak 4 (empat) kali dalam setahun. Rapat Dewan Komisaris dihadiri secara fisik dan tidak melalui teknologi telekonferensi.

➢ Rapat pertama untuk tahun 2019 dilakukan pada Hari Selasa tanggal 9 April 2018, dihadiri secara fisik oleh Dewan Komisaris Ester Susilawati dan Bambang Esti Wiwoho. Materi rapat mengenai :

1. Sistem Informasi Manajemen dikembangkan lebih lanjut agar dapat memenuhi seluruh aspek kegiatan BPR.

2. Team Collection/Penagihan konsisten menjga NPL dan Team CMO/Marketing perihal penyaluran dana lebih ditingkatkan.

3. Pengkinian Data Nasabah terutama nasabah tabungan pasif 4. Kinerja dan kompetensi SDM lebih ditingkatkan

➢ Rapat kedua diadakan pada tanggal 23 Juli 2019, Rapat dihadiri secara fisik oleh Dewan Komisaris Ester Susilawati dan Bambang Esti Wiwoho. Materi rapat mengenai :

1. Dana Pihak ketiga Tabungan di semester ke II terelalisasi 84% dari target belum sesuai dengan target dari Rencana Bisnis Bank. Bank dapat merencanakan dengan membuat produk tabungan baru dengan suku bunga bersaing di pangsa pasar wilayah kendal

2. Dana Pihak ketiga Deposito di Semester ke II tercapai 93% dari target belum sesuai dengan target dari Rencana Bisnis Bank.

3. Bank dapat merencanakan penambahan produk tabungan dan depsoito dengan suku bunga bersaing di pangsa pasar wilayah kendal

(19)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

19 4. Penyaluran dana dalam bentuk Kredit terealisasi 85% dari target di

semester II. Marketing/CMO lebih dapat meningkatkan kinerja dan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian agar kredit yang disalurkan adalah kredit yang aman.

5. Kredit yang telah Hapus Buku tetap dilakukan penagihan agar dapat menambah pendapatan bank.

➢ Rapat ketiga diadakan pada tanggal 03 Oktober 2019, Rapat dihadiri secara fisik oleh masing masing Dewan Komisaris Ester Susilawati dan Bambang Esti Wiwoho.

Materi rapat mengenai :

a) Realisasi Rencana bisnis yang belum sepenuhnya tercapai secara optimal sesuai rencana Bisnis Bank terutama penyaluran dana dalam bentuk kredit.

b) Isu-Isu Strategis

1. Tabungan dan Deposito, Memaksimalkan pertumbuhan dana pihak ke III, khususnya dana murah dari luar existing deposan, melaksanakan program tabungan pelajar yang diselenggarakan oleh OJK.

2. Kredit yang diberikan, meningkatkan kinerja dan produkivitas CMO/Marketing, memaksimalkan produk musiman dan sistem jatuh tempo.

3. Team Collection harus tetap melakukan penagihan Kredit hapus buku, mengingat setiap tahun kredit yang dihapus buku selalu bertambah.

4. Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan pelatihan dan pendidikan seluruh karyawan.

c) Evaluasi/Penetapan Kebijakan Strategis

1. Sumber Daya Manusia, terdapat kekosongan jabatan Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan dan Manajemen Risiko

2. Operasional, Mempertahankan tingkat kesehatan Keuangan BPR dan menyempurnakan sistem pengendalian internal pada aktivitas operasional dan kredit melalui perbaikan kebijakan dan Prosedur.

3. Target Bisnis, Pemberian kredit yang berkualitas dengan menerapkan standarisasi penyusunan resume kredit dan mengoptimalkan

(20)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

20 penggunaan kelebihan likuiditas dengan tetap memperhatikan Risk dan Return.

d) Evaluasi Realisasi Rencana Bisnis BPR

1. Peningkatan kualitas SDM diperlukan karena masih belum optimal dalam mendukung pelaksanaan tugas, khususnya dalam pelayanan kepada nasabah dituntut untuk profesionalisme karyawan, keahlian dan kemampuan.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pemeriksaan internal.

➢ Rapat keempat (Triwulan IV), diadakan pada tanggal 10 Januari 2019 Rapat dihadiri secara fisik oleh masing masing Dewan Komisaris Ester Susilawati dan Bambang Esti Wiwoho. Materi rapat mengenai :

a) pencapaian pos-pos neraca dan laba rugi sepertI dana pihak ke tiga berupa tabungan dan KYD yang belum tercapai sesuai dengan rencana kerja.

b) Pengembangan SDM, merealisasikan pengembangan dan pendidikan pegawai sesuai dengan Rencana Bisnis Bank kepada seluruh karyawan c) Komunikasi, dan koordinasi seluruh pejabat dan karyawan lebih

ditingkatkan untuk mendukung Pencapaian/target yang telah ditetapkan manajemen.

Salinan risalah rapat anggota Dewan Komisaris yang telah ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris, didistribusikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.

X. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud)

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Bank dan telah dituangkan dalam Jumlah internal fraud disajikan dalam tabel berikut :

Internal Fraud

Jumlah kasus yang dilakukan oleh

dalam 1

Direksi Dewan Komisaris Pegawai Tetap Pegawai tidak tetap

(21)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

21 tahun Tahun

sebelum- nya

Tahun laporan

Tahun sebelum-

nya

Tahun laporan

Tahun sebelum-

nya

Tahun laporan

Tahun sebelum-

nya

Tahun laporan

Total Fraud

0 0 0 0 0 0 0 0

Telah diselesai- kan

0 0 0 0

Dalam proses penyele- saian di internal BPR

0 0 0 0 0 0 0 0

Belum diupaya- kan penyele- saiannya

0 0 0 0 0 0 0 0

Telah di- tindak- lanjuti melalui proses hukum.

0 0 0 0

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Bank dan telah dituangkan dalam tabel diatas tidak terdapat penyimpangan internal yang terjadi pada Bank adalah Nihil, atau dapat diartikan bahwa penyimpangan /kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan pegawai tidak tetap (kontrak) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional Bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan tidak pernah terjadi dalam periode 2019.

(22)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

22 XI. Permasalahan Hukum

Kondisi tahun 2019 tidak ada terjadi permasalahan hukum, terungkap dalam tabel tersebut dibawah ini:

Permasalahan Hukum

Jumlah

Perdata Pidana

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)

Nihil Nihil

Dalam proses penyelesaian Nihil Nihil

Total Nihil Nihil

Hasil evaluasi yang dilakukan Bank sebagaimana data tersebut diatas, jumlah permasalahan hukum yang yang dihadapi Bank tidak ada ( Nihil ).

XII. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan

No

Nama dan Jabatan Pihak yang Memiliki Benturan

Kepentingan

Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan

Jenis Transaksi

Nilai Transaksi (jutaan

Rupiah) Keterangan *)

1 Nihil Nihil Nihil Nihil

Bank sudah mempunyai kebijakan Prosedur Operasional dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat. Selain itu BPR tidak memiliki benturan kepentingan :

a) BPR tidak melibatkan perusahaan milik suami /isteri, anak, saudara atau kerabat dalam kegiatan bisnis yang terkait dengan tugas dan wewenang dalam jabatannya mengikuti proses pelaksanaan pengadaan barang dan/ atau jasa yang memiliki potensi terjadinya benturan kepentingan.

(23)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

23 b) Dewan Komisaris BPR tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan

derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi.

c) Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris

d) tidak pernah terjadi benturan kepentingan pelanggaran maupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

e) Bank tidak memberlakukan istimewa kepada pihak-pihak tertentu dalam kategori benturan kepentingan yang menimbulkan kerugian BPR atau mengurangi keuntungan BPR, Misal : pemberian suku bunga yang tidak sesuai prosedur & ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan kondisi evaluasi Bank, pada tahun 2019 tidak terdapat transaksi yang menimbulkan benturan kepentingan, baik di anggota Dewan Komkisaris Direksi Pejabat Eksekutif dan pegawai BPR, dikarenakan dalam operasional bank berpedoman pada ketentuan yang telah disusun. Bank juga tidak memiliki hubungan keuangan berupa menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau pinjaman dari anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi Bank dan atau Pemegang Saham Pengendali Bank

XIII. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait ( BMPK ) dan Penyediaan Dana Besar

Penyediaan dana kepada Pihak terkait Bank senantiasa mengacu kepada ketentuan Bank Indonesa tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit. Sepanjang tahun 2019 tidak pernah terjadi pelanggaran maupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Sesuai POJK No. 49/POJK.03/2017 Bab III pasal 5,6,7,8.

Jumlah penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Inti per posisi 31 Desember 2019 secara total disajikan sebagai berikut : ‘

(24)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

24 Penyediaan dana

No. Penyediaan Dana

Jumlah Total

Debitur Nominal

1. Kepada Pihak Terkait 0 0

2. Kepada Debitur Inti : a. Individu b. Group

3.603 0

Rp. 16.412.258.400,- 0

XIV. Rencana Bisnis ( Rencana Kerja Tahunan )

Kinerja bisnis tahun 2019 , yang mendominasi aktivitas Bank adalah realisasi Dana Pihak Ketiga dibanding target maupun pertumbuhan bisnis adalah pencapaian deposito sebesar Rp. 11.577.889.253 atau tercapai 107,18% dari target yang ditetapkan, mengalami deviasi – 7,17% dari target dikarenakan dana deposito banyak yang tertarik oleh para deposan karena digunakan untuk pembelian fixed asset. Untuk Kredit Yang Diberikan Gross sebesar Rp. 16.412.258.400,- dengan amortisasi provisi sebesar Rp. 199.503.412, sehingga terbuku Kredit Yang Diberikan Net sebesar Rp. 16.212.754.988,- dengan total Nasabah sebesar 3.603 atau tercapai 89,87% dari target. Kecukupan modal kondisinya diatas target yang ditentukan yaitu sebesar 46,21% dengan tingkat Non Performing Loan : 1,56%

dengan Net NPL : 0,91%.

Bahwa tingkat kesehatan bank sepanjang tahun 2019 dalam kategori : SEHAT.

XV. Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan Bank Yang Belum Diungkap Dalam Laporan Lainnya.

Dalam prinsip Tata Kelola menyangkut keterbukaan, maka Bank telah melakukan transparansi Laporan Tahunan (keuangan dan non-keuangan) serta Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan

(25)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

25 secara tepat waktu, disajikan melalui publikasi di kantor jaringan BPR Dhanatani Cepiring serta melalui Surat Kabar Jateng Pos.

XVI. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan politik

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk komitmen Bank untuk memberikan konstribusi pada pembangunan nasional berupa kepedulian kepada masyarakat, dengan cara memberi bantuan kepada masyarakat yang dinilai layak untuk menerima bantuan tersebut.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar dilakukan sumbangan kematian, sumbangan tempat ibadah, sumbangan HUT RI, sumbangan PMI dan dan sumbangan/bantuan lainnya sebesar Rp.9.125.000,-. Untuk kegiatan politik Bank tidak melakukan pemberian dana.

(26)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

26

BAB III

PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, FUNGSI AUIDIT INTERN, FUNGSI AUDIT EKSTERN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

1. Fungsi Kepatuhan

Sesuai dengan POJK Tata Kelola pasal 51 POJK No.4/POJK.03/2015 wajib memastikan kepatuhan terhadap Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan. Adapun Fungsi Kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat preventif untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

a. BPR Dhanatani Cepiring di Tahun 2019 ini belum memiliki anggota Direksi yang membawahkan fungsi Kepatuhan , yang tidak menangani penyaluran dana serta memahami POJK dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perbankan. Pejabat sementara yaitu Bp. M Zakky Faesal, merupakan calon Direksi yang diajukan untuk mengikuti Fit and Proper Tes pada bulan Januari 2019 , dan telah dinyatakan lulus ujian calon direksi pada Maret 2019, namun pada kenyataannya dengan melihat performance Ybs selama proses pembelajaran di BPR Dhanatani maka RUPS belum melakukan pengangkatan terhadap Bp. Zakky Faesal sehingga sampai pada akhir tahun 2019 Ybs melakukan pengajuan pengunduran diri.

b. BPR sudah menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi Kepatuhan dan telah menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem dan prosedur Kepatuhan.

Hal ini sesuai dengan SK Dir No.02/01/SK-DIR/DTC/2017 dan Surat OJK Nomor S- 201/KR.0312/2017 tanggal 22 Juni 2017 perihal Pengangkatan Pejabat Eksekutif Kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

(27)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

27 Selama tahun 2019 Bank telah melakukan Fungsi Kepatuhan yang meliputi tindakan sebagai

berikut :

a. mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank, yang dilakukan dengan cara melakukan pelatihan internal maupun eksternal seperti Pelatihan Penyegaran APU PPT, Manajemen Risiko dan Tata Kelola bagi seluruh karyawan;

b. mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank; dengan cara meminimalisir kesalahan-kesalahan pelaporan baik terhadap Pengawas Perbankan ( OJK ) maupun Pihak Lain diluar OJK, hal ini terbukti dengan jumlah tingkat kesalahan pelaporan di Tahun 2019 lebih kecil dibandingkan Tahun 2018;

c. memastikan kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; hal ini telah dilakuakn dengan melakukan Update terhadap ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh OJK selama tahun 2019 antara lain update Ketentuan Perkreditan sesuai POJK No. 33 Tahun 2018;

dan

d. memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang; hal ini dilakukan dengan pemantauan terhadap pemenuhan setiap komitmen yang dibuat BPR Dhanatani kepada Pihak OJK ataupun Pihak Lain yang berkaitan telah terpenuhi di Tahun 2019

Dalam pelaksanaan Fungsi Kepatuhan, sepanjang tahun 2019 Bank senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mematuhi berbagai kaidah perbankan yang berlaku dengan berpedoman kepada tindakan Fungsi Kepatuhan Bank, sehingga diharapkan potensi risiko yang akan muncul dapat diantisipasi lebih dini. Untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan denda juga sanksi yang dikenakan oleh Otoritas Jasa Keuangan baik sebagai akibat dari kesalahan dan atau keterlambatan penyampaian laporan, maka unit kerja Kepatuhan melakukan upaya sebagai berikut :

(28)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

28 a. Pada setiap akhir bulan mengingatkan unit kerja yang mempunyai kewajiban

menyampaikan laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan, agar menyampaikan laporan- laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan secara akurat dan tepat waktu.

b. Mengkomunikasikan kepada unit kerja terkait dengan temuan-temuan OJK ataupun dari Otoritas lain yang berdampak terhadap kelangsungan usaha BPR

c. Untuk kewajiban penyampaian laporan yang bersifat khusus dilakukan sendiri oleh Fungsi Kepatuhan.

d. Melakukan perbaikan dan penambahan Kebijakan dan Prosedur Opersional untuk meng up-date ataupun membuat aturan internal baru sehubungan dengan adanya perubahan atau penerbitan ketentuan baru. Sebelum peraturan internal tersebut diterbitkan maka Fungsi Kepatuhan untuk memastikan bahwa peraturan baru yang diterbitkan telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Sebagai pengungkapan resiko selama tahun 2019 adalah Resiko kredit dalam kategori Rendah sesuai Laporan Profile Manajemen RIsiko di Semester II tahun 2019,

2. Fungsi Audit Intern

Dalam pelaksanaan fungsi audit intern berpedoman pada Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) sebagaimana diatur dalam SE OJK No. 7/POJK.03/2016.

Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank merupakan tugas dan tanggung jawab dari Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) yang merupakan satuan kerja yang independen terhadap satuan kerja operasional, bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama, bahwa Bank telah melakukan sebagai berikut :

a. Bank telah mengangkat, menyampaikan laporan Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi Audit Intern. Jumlah personil Fungsi Audit Internal sebanyak 3 ( tiga ) orang. Susunan personil 1 (satu) Pejabat Eksekutif Audit Internal dan 2 (dua) orang auditor lapangan yaitu 1 untuk Kantor Cepiring dan 1 untuk Kantor Brebes.

(29)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

29 b. Fungsi Audit intern telah melaksanakan (kegiatan audit) yang dilaksanakan secara

memadai dan independen yang mencakup persiapan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan audit,pelaporan hasil audit, dan tindak lanjut hasil audit.

c. Hasil temuan pemeriksaaan Audit Internal telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dimana temuan ini wajib ditindaklanjuti kepada setiap bagian organ atau bagian yang bertanggung jawab atas temuan tersebut. Perihal Tindak Lanjut Atas Pemeriksaan Internal Audit dan disamping hal tersebut, Direksi juga membuat catatan ataupun instruksi pada memorandum temuan hasil pemeriksaan audit intern tersebut sebagai tanggung jawab pelaksanaan tugas. Tembusan terhadap Direktur Yang Membawahi Kepatuhan belum berjalan, mengingat posisi tersebut sampai akhir tahun 2019 masih kosong.

3. Fungsi Audit External

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Transparansi Laporan Keuangan , Direksi diberi kewenangan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan mempertimbangkan rekomendasi dari Dewan Komisaris dan hasil RUPS untuk melaksanakan audit laporan keuangan Bank, untuk tahun buku 2019 ditunjuk KAP Ruchendi, Mardjito, Rushadi dan Rekan berdasarkan RUPS No. 2 / XII / RUPS / BPR-DTC /2019 tertanggal 14 Desember 2019. Hasil audit tahun buku 2019 dan Management Letter akan disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan maximal sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditentukan oleh OJK yaitu 30 April 2020. Dalam melakukan pemeriksaan Auditor mampu bekerja secara independen dan profesional, telah bertindak obyektif dalam melakukan audit. Cakupan hasil audit telah memenuhi dengan aspek- aspek legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik dan komunikasi antara OJK dan dengan KAP dimaksud sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.

Untuk pelaksanaan audit laporan keuangan Bank, tahun buku 2019 Bank telah menunjuk KAP Ruchendi, Mardjito, Rushadi dan Rekan yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, KAP RMR dan Rekan dinilai telah memahami transaksi, sistem dan pencatatan Bank serta memiliki tenaga kerja yang kompeten dan mampu memenuhi target yang

(30)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

30 ditetapkan. Sesuai POJK No.13/POJK.03/ 2017 tentang Penggunaan Jasa akuntan Publik dan kantor Akuntan Publik Dalam Kegiatan Jasa Keuangan.

4. Sistem Pengendalian Intern

Sumber daya manusia PT BPR Dhanatani Cepiring telah mengangkat Pejabat Eksekutif Audit Internal dan Pejabat Eksekutif Yang Membawahkan Kepatuhan (merangkap pelaksana Manajemen Resiko dan APU PPT) , Bank dalam hal ini telah memiliki struktur organisasi yang memadai untuk mendukung penerapan manajemen risiko dan pengendalian intern yang baik antara lain Fungsi Audit Internal, serta Fungsi Kepatuhan.

Bahwa pelaksanaan atas Kebijakan Manajemen Risiko Bank dalam menentukan strategi dan kerangka Manajemen Risiko ditetapkan sesuai dengan tingkat risiko yang diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance), dengan mengacu pada Surat Edaran dari Otoritas Jasa Keuangan Nomor 01.SEOJK.03/2019 tentang Manajemen Risiko. Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko serta mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan laporan-laporan yang disampaikan oleh Fungsi Manajemen Resiko termasuk laporan mengenai profil risiko melalui meeting.

Ditahun 2019, Komisaris dan Direksi belum sepenuhnya melakukan pengawasan secara aktif terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko secara menyeluruh tetapi sudah mempunyai kerangka untuk melaksanaan manajemen risiko, Bank belum sudah manajemen risiko secara efektif, yang disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta kemampuan Bank. Peningkatan kualitas proses pengendalian intern Bank, difokuskan pada pembenahan Kebijakan dan Prosedur Operasional untuk menjamin akuntabilitas proses dan prinsip dual control pada setiap pelaksanaan operasional.

(31)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

31 BAB IV

Kesimpulan Umum

Hasil Self Assement Posisis Akhir Desember 2019

Hasil penilaian sendiri/self assesment Penerapan Tata Kelola BPR total penilaian faktor dengan hasil nilai 2,31 atau prediksi komposit Baik.

Dengan penjelasannya sebagai berikut :

1. Di tahun 2019 Bank belum memiliki 2 (dua) Anggota Direksi, Sesuai Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-51/KR.03/2019 tanggal 11 Maret 2019 tentang Hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Sdr. M Zakky Faesal selaku Calon Anggota Direksi PT BPR Dhanatani Cepiring telah memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi, tetapi Sdr M Zakky Faesal mengundurkan diri dari Direktur pada bulan Januari 2020. Bank sudah mengajukan permohonan pencalonan atas nama Sdr Dwi Yuni Widodo Wuryanto sebagai Direktur Yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sebagai pengganti dari Sdr M Zakky Faesal, dimana pada kesempatan pertama Sdr Yuni Widodo Dwi Wuryanto belum lulus uji Kemampuan dan Kepatutan sesuai Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK nomor KEP- 4/KR.03/2020 tanggal 21 Januari 2020. Bank akan mengajukan kembali pencalonan Sdr Yuni Widodo Dwi Wuryanto untuk mengikuti Penilaian Kemampuan dan Kepatutan di bulan Juli 2020 pada bidang yang sama Sesuai surat OJK nomor SR-3/KR.0313/2020

tanggal 21 Januari 2020.

2. Dewan Komisaris sudah sesuai ketentuan yaitu jumlah Dewan Komisaris, ketentuan sudah dinyatakan kompenten dari pihak Badan Sertifikasi , tempat tinggal masing-masing Komisaris. Dan yang menjadi perbaikan adalah tugas rapat belum semua dirisalahkan juga intensitas rapat belum sesuai ketentuan.

3. Dalam pelaksanaannya belum pernah terjadi benturan kepentingan apalagi yang menyebabkan kerugian dan atau mengurangi keuntungan BPR secara signifikan. Untuk langkah perbaikan adalah pembuatan Kebijakan dan Prosedur Operasional dalam Penanganan Benturan Kepentingan.

4. Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan tidak melakukan penyaluran kredit dan sudah menunjuk dan mengangkat Pejabat Eksekutif yang membawahkan fungsi

(32)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

32 kepatuhan yang merangkap fungsi Manajemen Risiko dan APU PPT sesuai ketentuan yang berlaku. Hal yang menjadi perbaikan adalah melengkapi, memperbaiki dan sosialisasi Kebijakan dan Prosedur Operasional.

5. Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan Fungsi Audit Internal, tersedianya Kebijakan dan Prosedur Operasional Audit Internal, Laporan sudah terdokumentasi.

6. Fungsi Audit Internal sudah sesuai ketentuan.

7. BMPK dimana Bank tidak melakukan pelanggaran atau pelampauan.

8. Rencana Bisnis 2019 sudah sejalan dengan Visi dan Misi Bank khususnya dalam misi pengembangan dan perluasan jaringan usaha, terutama daerah potensial dan indikator keuangan dalam batas toleransi yang ditentukan.

9. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan semua Laporan sudah sesuai ketentuan yang berlaku dan sudah tersedianya Transparansi Produk (Tabungan, Deposito dan Kredit).

(33)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

33

BAB V PENUTUP

Sesuai dengan POJK Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat pasal 75 ayat 2: b, c, d, e, f, g, h, i, j , adalah sebagai berikut :

1. Tidak adanya kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan atau hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain dan/atau pemegang saham BPR.

2. Tidak adanya kepemilikan saham anggota Dewan komisaris serta hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksi dan / atau pemegang saham BPR.

3. Untuk paket kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Direksi dan Dewan komisaris berupa fasilitas Mobil Dinas, Asuransi kesehatan untuk pribadi dan keluarga, Driver dan Bonus Akhir Tahun.

4. Yang berhubungan dengan rasio gaji tertinggi dan gaji terendah untuk pegawai, direksi dan dewan komisaris sesuai terungkap diatas dengan batas wajar.

5. Rapat Dewan Komisaris selama tahun 2019 dilakukan 4 (empat) kali setiap triwulan, untuk evaluasi Rencana Kerja dan kinerja bagian kredit tahun 2019.

6. Permasalahan hukum pada tahun 2019 tidak ada.

7. Benturan kepentingan baik itu karyawan, direksi, dewan komisaris dan pemegang saham selama 2019 tidak ada.

8. Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar dilakukan sumbangan kematian, sumbangan tempat ibadah, sumbangan HUT RI, sumbangan PMI sebesar dan lainnya Rp. 9.125.000,-. Untuk kegiatan politik Bank tidak melakukan pemberian dana.

(34)

DTC pt bpr dhanatani cepiring

Tahun

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

2019

34 Demikian Laporan Pelaksanaan Tata Kelola tahun 2019 kami buat, dengan harapan kami akan terus meningkatkan penerapan Tata Kelola Bank dengan baik, benar dan bermanfaat bagi yang berkepentingan.

Kendal, 29 Juni 2020 PT BPR DHANATANI CEPIRING

KENDAL

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pembahasan diatas disini penulis akan meneliti bagaimana kesiapsiagaan siswa terhadap bencana banjir setelah adanya pendidikan praktik biopori di salah satu sekolah

Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan PT. BPR Artha Huda Abadi memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan

KEDUA : Dengan dicabutnya Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Nomor … tanggal … tentang … sebagaimana dimaksud dalam

Sebagaimana yang telah ditetapkan, Perjanjian Kinerja (PK) Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab atas terlaksananya bahan perumusan kebijakan, pengendalian kegiatan

Aspek-aspek itu di antaranya : (1) menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar peserta didik; (2) memahami karakteristik peserta didik yang unik

(a) pemanfaatan kawasan gambut untuk hutan alam dan sagu (tanpa drainase) lebih lestari karena tk emisi CO 2 (dan konsekuensi laju peat subsidence nya) lebih kecil (b)emisi CO 2

“Penilaian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas tidak wajib tunduk pada Peraturan Nomor IV.C.2 tentang Nilai Pasar Wajar Dari

Hasil Tersebut Menunjukan bahwa besarnya laba yang diperoleh tidak akan berpengaruh terhadap harga saham sehingga tidak menjadi acuan para investor dalam menentukan