BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori2.1.1 Pengertian Akuntansi
Akuntansi menurut A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) yang diterbitkan oleh American Accounting Association (AAA) pada tahun 1966, akuntansi didefinisikan “proses mengidentifikasi, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi bagi para penggunanya dalam mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada dan membuat kesimpulan (Mahmudi, 2011).
Menurut(Kiezo, 2016:2)pengertian akuntansi adalah akuntansi terdiri dari 3 aktivitas yang mendasar yakni identifikasi, pencatatan dan pengkomunikasian peristiwa ekonomi sebuah organisasi kepada pihak yang berkepentingan. Perusahaan mengidentifikasi peristiwa ekonomi sesuai dengan aktivitas usahanya dan mencatat peristiwa tersebut untuk menyediakan catatan kegiatan keuangan. Pencatatan dilaksanakan secara sistematis, kronologis setiap peristiwa, dalam satuan mata uang.
Akhirnya pada pengkomunikasian kumpulan informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan dalam sebuah bentuk laporan akuntansi atau dikenal dengan laporan keuangan.
Dari definisi akuntansi menurut para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi adalah suatu proses yang menekankan pada prosedur dan komponennya yang terdiri dari 3 aktivitas mendasar yaitu, identifikasi,
pencatatan dan pengkomunikasian peristiwa ekonomi sebuah organisasi kepada pihak yang berkepentingan.
2.1.2 Laporan keuangan
Menurut (Kasmir (2015:10), 2015) laporan keuangan adalah “output dan hasil akhir dari proses akuntansi”.
Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability, sekaligus menggambarkan indikator kesuksesan dalam mencapai tujuannya.
Laporan keuangan adalah catatan mengenai informasi keuangan suatu perusahaan padaperiode akuntansi tertentu yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan terdiri dari :
a. Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
Dokumen yang berisi kondisi keuangan perusahaan dalam periode tahun tertentu. Unsur dalam neraca ada tiga yaitu aset/harta, liabilitas dan equitas. Fungsi neraca adalah untuk melihat keadaan sehat atau tidaknya keuangan perusahaan dan berfungsi untuk menganalisis perubahan kondisi keuangan, likuiditas serta kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek sebelum jatuh tempo.
b. Laporan laba rugi
Salah satu komponen laporan keuangan yang berisi pendapatan, keuntungan, beban dan kerugian perusahaan. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan pada periode tertentu.
c. Laporan perubahan ekuitas
Laporan keuangan perusahaan yang memuat informasi tentang peningkatan atau penurunan kekayaan perusahaan dalam periode tertentu. Tujuanya untuk membantu mengidentifikasi faktor - faktor penyebab perubahan dalam equitas pemilik perusahaan.
d. Laporan arus kas
Laporan arus kas menyajikan laporan arus kas keluar dan arus kas masuk dalam perusahaan. Laporan ini berguna untuk menilai transaksi investasi & pendanaan kas, kemampuan entitas dalam mendapatkan arus kas, kemampuan entitas untuk membayar dividen dan kewajiban dan keterangan atas perbedaan antara angka laba bersih & kas bersih.
e. Catatan atas laporan keuangan
Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan yang memuat informasi tentang penjelasan atau analisis lebih lanjut nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan.
2.1.3 Standar Akuntansi Keuangan
Disebutkan dalam PSAK No.1(IAI, 2013:01.2), bahwa Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, yang terdiri sebagai berikut.
1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK).
2. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan(ISAK).
Standar Akuntansi Keuangan hanya berlaku untuk laporan keuangan dan tidak untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan, dokumen yang disampaikan kepada regulator, atau dokumen lainnya (IAI, 2013:01.18). Tujuan
Laporan keuangan memberikan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagaian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Juga menunjukan hasil pertanggungjawabanmanajemen atas penggunaan sumber daya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi : (a) asset, (b) Liabilitas, (c) Ekuitas, (d) Penghasilan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian (e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik (f) arus kas.
Oleh karena itu, sangat penting bagi entitas untuk mengidentifikasi laporan keuangan secara jelas dan membedakannya dari informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama sehingga pengguna dapat membedakan laporan yang disusun sesuai SAK dengan informasi lain yang juga bermanfaat bagi pengguna laporan.
2.1.4 Konsep Zakat
(Abdullah, 2014)menyatakan zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam yang juga merupakan salah satu kewajiban yang mendasar dalam Islam. Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan pertumbuhan sosial ekonomi yang seimbang, dan untuk memurnikan jiwa dan kekayaan seseorang sehingga kekayaan mereka diberkati oleh Allah SWT (Tuhan). Zakat tentunya memiliki beberapa karakteristik, dan karakteristik tersebut tercantum di dalam PSAK No.109 (IAI, 2011:3) yang menjelaskan beberapa macam karakteristik zakat sebagai berikut:
1. Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus
diserahkan oleh muzakki kepada mustahiq baik melalui amil maupun secara langsung. Ketentuan zakat mengatur mengenai persyaratan nisab, haul (baik yang periodik maupun yang tidak periodik), tarif zakat (qadar), dan peruntukannya.
2. Infak/sedekah merupakan donasi sukarela, baik ditentukan maupun tidak ditentukan peruntukannya oleh pemberi infak/sedekah.
3. Zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh amil harus dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan tata kelola yangbaik.
2.1.5 Laporan Keuangan PSAK No. 109
Sistem akuntansi dan laporan keuangan lembaga amil zakat dibagi menjadi dua bagian yaitu, untuk dana yang terbatas dan untuk dana yang tidak terbatas. Dana yang terbatas yaitu, zakat dan infaq sedangkan dana yang tidak terbatas yaitu dana shodaqoh. Meskipun demikian, sebagai satu kesatuan lembaga amil zakat harus menyiapkan satu laporan keuangan yang komprehensif yang menggabungkan laporan keuangan kedua dana tersebut. Laporan keuangan Amil menurut PSAK No.
109(IAI, 2011) adalah Neraca, (Laporan Posisi Keuangan), Laporan Perubahan Dana, Laporan Perubahan Aset Kelolaan, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Neraca dan Laporan Penerimaan, Pengeluaran dan Perubahan Dana untuk Lembaga amil zakat ini merupakan gabungan dari dua dana tersebut, yaitu dana zakat dan dana shadaqah, sedangkan Laporan Perubahan Posisi Keuangan, dan Catatan Atas Laporan Keuangan perlu ditambahkan sehingga menjadi laporan keuangan yang menyeluruh yang menggambarkan kondisi keuangan lembaga amil zakat. Dalam catatan ini menjelaskan
mengenai kebijakan-kebijakan akuntansi dan prosedur yang diterapkan oleh organisasi yang bersangkutan sehingga diperoleh angka-angka dalam laporan keuangan tersebut.
TABEL 2.1
Laporan keuangan Lembaga Amil Zakat Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
BAZ ...
Per 31 Desember 20xx
Keterangan Rp Keterangan Rp
Aset
Aset Lancar Kas dan Setara Kas Instrumen Keuangan Piutang
Aset tidak Lancar Aset Tetap
xx x xx x xx x
xxx
Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek Biaya yang Masih Harus dibayar Kewajiban Jangka Panjang Imbalan Kerja Jangka Panjang
Jumlah Kewajiban
xxx xxx xxx xxx xxx
Akumulasi Penyusutan (xxx) Saldo Dana Dana Zakat Dana Infaq/Shadaqah Dana Amil
Dana Nonhalal Jumlah Dana
xxx xxx xxx xxx
Jumlah Aset Xxx Jumlah Kewajiban Saldo Dana
Xxx
TABEL 2.2
Laporan Perubahan Dana BAZ ...
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 20xx
Keterangan Rp
DANA ZAKAT Penerimaan
Penerimaan dari Muzaki Muzaki Entitas Muzaki Individual
Hasil Penempatan
Jumlah Penerimaan Dana Zakat
Bagian Amil atas Penerimaan Dana Zakat
Jumlah Penerimaan Dana Zakat setelah Bagian Amil Penyaluran
Fakir-Miskin Riqab Gharim Muallaf Sabilillah Ibnu Sabil
Jumlah Penyaluran Dana Zakat Surplus (Defisit)
Saldo Awal Saldo Akhir
xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) DANA INFAQ/SHADAQAH
Penerimaan Infaq/Shadaqah terikat Infaq/Shadaqah tidak terikat
Bagian Amil atas Penerimaan Dana Infaq/Shadaqah Hasil Pengelolaan
Jumlah Penerimaan Dana Infaq/Shadaqah Penyaluran Infaq/Shadaqah
terikat Infaq/Shadaqah tidakterikat
Alokasi Pemanfaatan Aset Kelolaan(misalnya bebanpenyusutan danpenyisihan)
Jumlah Penyaluran danaInfaq/Shadaqah Surplus(defisit)
xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) SaldoAwal
SadoAkhir
(xxx) DANA AMIL
Penerimaan
Bagian Amil dari Dana Zakat
Bagian Amil dari Dana Ifaq/Shadaqah Penerimaan Lainnya
Jumlah Penerimaan Dana Amil
xxx xxx xxx xxx
PENGGUNAAN Beban Pegawai Beban Penyusutan
Beban Umum dan Administrasi lainnya Jumlah Penggunaan Dana Amil
Surplus(defisit) Saldo Awal Saldo Akhir
(xxx) (xxx) (xxx) (xxx) xxx xxx xxx DANA NONHALAL
Penerimaan Bunga Bank Jasa Giro
Penerimaan nonhalal
Jumlah Penerimaan Dana nonhalal Peggunaan
Jumlah Penggunaan Dana nonhalal Surplus (defisit)
Saldo Awal Saldo Akhir
xxx xxx xxx xxx (xxx)
xxx xxx xxx Jumlah saldo dana zakat, dana infaq/shadaqah, dan amil dan dan
Nonhalal
Xxx
TABEL 2.3 Laporan
Perubahan Aset Kelolaan BAZ
“XXX”
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2XX2
Sald o Awal
Penamb ahan
Pengur angan
Penyi sihan
Akumulasi Penyusutan
Saldo Akhir Dana infaq/shadaqah-aset
kelolaan lancar (misal piutang
bergulir)
Xxx xxx (xxx )
(xxx) - Xxx
Dana infaq/shadaqah-aset kelolaan tidak lancar (missal rumah sakit atau sekolah)
Xxx xxx (xxx )
- (xxx) Xxx
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut ini merupakan hasil penelitian terdahulu terkait dengan penelitian penerapan PSAK no 109 tentang laporan keuangan syariah zakat infak shodaqoh seperti pada tabel di
bawah ini:
TABEL 2.4 Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian 1. Maya
Romantin, Efri Syamsul Bahri, Ahmad
Tirmidzi Lubis (2017)
Analisis Kinerja Keuangan Lembaga Amil Zakat ( Studi Kasus : Badan Amil Zakat Nasional )
Deskriptif Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja keuangan BAZNAS selama periode 2004 - 2013 dimulai berdasarkan rasio Ritchie &
Kolodinsky (2003) berdasarkan hasilpenelitian ini dinyatakan baik.
BAZNAS memiliki kekuatan daike lima rasio yang dijadikan alat pengukuran. Pada rasio pertama, dengan memutarkan Rp. 1 dana dalam bentuk aset yang dimilikinya BAZNAS mampu memperoleh nilai rasio rata - rata Rp. 1,74 dalam periode 10 tahun. Kemudian rasio kedua memperoleh nilai rata - rata 0,13, artinya perolehan dana tahunan lebih besar dari penggunaan dananya sehingga BAZNAS memiliki proporsi aset yang diputarkan kembali untuk menghimpun dana. Pada rasio ketigs dan keempat, dengan nilai rasio rata - rata 0,05 membuktikan bahwa perolehan dana yang bersumber dari dana kontribusi sangat rendah. Hal tersebut menunjukan bahwa BAZNAS mampu menghimpun dana dan
menjalankan program - program yang dimilikinya secara mandiri tanpa bergantung kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Rasio terakhir beada pada posisi 32,08, hal tersebut
menunjukan bahwa setiap Rp. 1 dana yang digunakan untuk menghimpun dana (sosialisasi dan publikasi) berpengaruh positif terhadap perolehan dana BAZNAS.
2. Balqis Fani Rachmawati, Nunung Nurhayati, Ifa Hanifia
Senjiati (2019)
Analisis Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 109 Terhadap
Akuntabilitas dan Transparansi Laporan Keuangan di Badan Amil Zakat Nasional Kota Cimahi
Deskriptif BAZNAS Kota Cimahi mencatat penerimaan zakat ketika menerima dana zakat dan mencatat
pengeluaran yang dikeluarkan ketika menyalurkan zakat.
Penerimaan dana zakat diakui sebagai penambah dana zakat sebesar jumlah dana yang muzaki serahkan. Pengakuan dana zakat dilakukan ketika muzaki
memberikan zakat dengan mengisi kuitansi (bukti setor zakat)
penerimaan zakat dan
menandatanganinya. Selanjutnya muzaki akan mendapatkan bukti setoran zakat yang telah
dibayarkannya. BAZNAS Kota Cimahi melakukan pengukuran zakat menggunakan harga pasar dalam menentukan nilai untuk aset
nonkas, meskipun dalam praktiknya BAZNAS Kota Cimahi belum pernah menerima zakat dalam bentuk aset nonkas. Karena amil belum pernah menerima zakat dalam bentuk nonkas, maka amil belum pernah melakukan
pengukuran dalam hal penentuan nilai wajar aset nonkas dan
penurunan nilai aset zakat nonkas.
BAZNAS Kota Cimahi
menentukan persentase bagian untuk masing-masing mustahik sesuai dengan ketentuan syariah, yaitu untuk fakir miskin sebesar 67,5 persen, untuk amil sebesar 12,5 persen, untuk muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah dan ibu sabil masing-masing sebesar 4 persen.
Zakat yang disalurkan kepada mustahik termasuk amil diakui sebagai pengurang dana zakat sebesar jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas dan sebesar jumlah tercatat, jika dalam bentuk nonkas. Selama ini BAZNAS Kota Cimahi banyak menyalurkan zakat dalam bentuk kas.
BAZNAS Kota Cimahi menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah dan dana amil secara terpisah dalam laporan posisi keuangan. BAZNAS
Kota Cimahi memiliki kebijakan penyaluran zakat untuk masing- masing asnaf. Skala priotitas penyaluran zakat banyak
diperuntukkan untuk fakir miskin.
Dalam pengungkapan penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak/sedekah, BAZNAS Kota Cimahi telah menyebutkan rincian- rincian penyaluran dana zakat, infak/sedekah kepada masing- masing mustahik pada laporan perubahan dana dan catatan atas laporan keuangan.
Dalam hal penyajian BAZNAS Kota Cimahi menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah dan dana amil secara terpisah dalam laporan posisi keuangan. Dalam
pengungkapan penerimaan dan penyaluran dana zakat,
infak/sedekah, BAZNAS Kota Cimahi telah menyebutkan rincian- rincian penyaluran dana zakat, infak/sedekah kepada masing- masing mustahik pada laporan perubahan dana dan catatan atas laporan keuangan.
3. Shahnaz,sabrin a(2015)
PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT,
INFAQ/SEDEKA H PADA
BADAN AMIL ZAKAT
PROVINSI SULAWESI UTARA
Deskriptif Hasil penelitian mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.109 di BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut : 1. BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara belum menerapkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan format laporan akuntansi keuangan zakat,
infak/sedekah yang terdapat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.109, karena untuk penyusunannya BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara hanya mengacu sesuai arahan dan kebutuhan dari badan amil tersebut yang bentuknya masih berupa laporan penerimaan dan penyaluran zakat.
2. Untuk semua dana kas yang masuk pada BAZNAS Prov.
SULUT belum dipisahkan
berdasarkan golongan dana zakat, dana infaq/sedekah, dan amil, dan dana non halal.
3. Walaupun tidak mengikuti format laporan keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, namun secara umum tujuan penyusunan laporan
keuangan pada BAZNAS Provinsi
Sulawesi Utara telah tercapai, dengan catatan masih ada
informasi-informasi tertentu yang belum jelas.
4. Sartika Wati HS Arief , Hendrik Manossoh, Stanly W.
Alexander (2017)
ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT,
INFAQ/SEDEKA H PADA
BADAN AMIL ZAKAT
NASIONAL KOTA MANADO
Deskriptif Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.109 di BAZNAS Kota Manado, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. BAZNAS Kota Manado dalam penyusunan laporan keuangannya belum menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
109 Tentang Akuntansi Zakat, Infaq/Sedekah. Penyusunan laporan keuangan BAZNAS Kota Manado masih berupa laporan penerimaan dan penyaluran saja.
2. Untuk semua dana kas yang masuk pada BAZNAS Kota Manado hanya dana sedekah dan dana zakat yang dipisahkan, sedangkan golongan dana amil dan
dana non halal masih digabungkan dan diaggap sebagai penambah dana zakat.
3. Walaupun BAZNAS Kota Manado belum menerapkan PSAK 109 namun secara umum
penyusunan laporan keuangan pada BAZNAS Kota Manado sudah bisa dipahami, dengan catatan masih ada beberapa informasi yang belum jelas.
Persamaan dengan penelitian terdahulu adalah menggunakan metode penelitian yang sama,yaitu penerapan deskriptif kualitatif, Terdapat perbedaan pada objek penelitian yaitu objek penelitian di BAZNAS Kabupaten Malang dan tahun penelitiannya.
2.3 Kerangka Konseptual Penelitian
Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Malang merupakan salah satu Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) yang dibentuk oleh Pemerintah berdasarkan Undang-undang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Baznas bergerak dibidang pengumpulan, pengadministrasian, pendistribusian, dan pendayahgunaan Zakat, Infaq dan Shadaqah. Untuk pencatatan zakat, infaq dan shadaqah, Baznas Kabupaten Malang dapat dilihat dari penyajian laporan keuangan yaitu: Neraca, Laporan Perubahan Dana, Laporan Perubahan Aset Kelolaan, dan Catatan Atas Laporan Keuangan sesuai dengan PSAK No.109 sehingga dapat menambah kepercayaan muzzaki.Pada OPZ seperti Baznas memerlukan adanya sistem akuntansi yang baik dalam
mengumpulkan, mengolah dan menyalurkan dana zakat, infaq dan shadaqah. Salah satunya dengan adanya perlakuan akuntansi zakat yang baik.
Untuk itu penelitian dilakukan menggunakan PSAK No.109 yaitu menerangkan tentang Akuntansi Zakat yang bertujuan untuk mengetahui apakah laporan keuangan Baznas telah sesuai dengan PSAK No.109 sehingga penyajian laporan keuangan dapat lebih relevan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat di gambarkan sebagai berikut:
Gambar. 2.1 Kerangka Konseptual
BAZNAS
(Badan Amil Zakat Nasional)
Akuntansi Zakat, Infaq dan Shodaqoh
Laporan Keuangan PSAK no. 109 tentang Akuntansi
Zakat, Infaq dan shodaqoh