• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Pengertian Akuntansi

Akuntansi menurut A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) yang diterbitkan oleh American Accounting Association (AAA) pada tahun 1966, akuntansi didefinisikan “proses mengidentifikasi, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi bagi para penggunanya dalam mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada dan membuat kesimpulan (Mahmudi, 2011).

Menurut(Kiezo, 2016:2)pengertian akuntansi adalah akuntansi terdiri dari 3 aktivitas yang mendasar yakni identifikasi, pencatatan dan pengkomunikasian peristiwa ekonomi sebuah organisasi kepada pihak yang berkepentingan. Perusahaan mengidentifikasi peristiwa ekonomi sesuai dengan aktivitas usahanya dan mencatat peristiwa tersebut untuk menyediakan catatan kegiatan keuangan. Pencatatan dilaksanakan secara sistematis, kronologis setiap peristiwa, dalam satuan mata uang.

Akhirnya pada pengkomunikasian kumpulan informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan dalam sebuah bentuk laporan akuntansi atau dikenal dengan laporan keuangan.

Dari definisi akuntansi menurut para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi adalah suatu proses yang menekankan pada prosedur dan komponennya yang terdiri dari 3 aktivitas mendasar yaitu, identifikasi,

(2)

pencatatan dan pengkomunikasian peristiwa ekonomi sebuah organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

2.1.2 Laporan keuangan

Menurut (Kasmir (2015:10), 2015) laporan keuangan adalah “output dan hasil akhir dari proses akuntansi”.

Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability, sekaligus menggambarkan indikator kesuksesan dalam mencapai tujuannya.

Laporan keuangan adalah catatan mengenai informasi keuangan suatu perusahaan padaperiode akuntansi tertentu yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan terdiri dari :

a. Neraca (Laporan Posisi Keuangan)

Dokumen yang berisi kondisi keuangan perusahaan dalam periode tahun tertentu. Unsur dalam neraca ada tiga yaitu aset/harta, liabilitas dan equitas. Fungsi neraca adalah untuk melihat keadaan sehat atau tidaknya keuangan perusahaan dan berfungsi untuk menganalisis perubahan kondisi keuangan, likuiditas serta kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek sebelum jatuh tempo.

b. Laporan laba rugi

Salah satu komponen laporan keuangan yang berisi pendapatan, keuntungan, beban dan kerugian perusahaan. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan pada periode tertentu.

(3)

c. Laporan perubahan ekuitas

Laporan keuangan perusahaan yang memuat informasi tentang peningkatan atau penurunan kekayaan perusahaan dalam periode tertentu. Tujuanya untuk membantu mengidentifikasi faktor - faktor penyebab perubahan dalam equitas pemilik perusahaan.

d. Laporan arus kas

Laporan arus kas menyajikan laporan arus kas keluar dan arus kas masuk dalam perusahaan. Laporan ini berguna untuk menilai transaksi investasi & pendanaan kas, kemampuan entitas dalam mendapatkan arus kas, kemampuan entitas untuk membayar dividen dan kewajiban dan keterangan atas perbedaan antara angka laba bersih & kas bersih.

e. Catatan atas laporan keuangan

Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan yang memuat informasi tentang penjelasan atau analisis lebih lanjut nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan.

2.1.3 Standar Akuntansi Keuangan

Disebutkan dalam PSAK No.1(IAI, 2013:01.2), bahwa Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, yang terdiri sebagai berikut.

1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK).

2. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan(ISAK).

Standar Akuntansi Keuangan hanya berlaku untuk laporan keuangan dan tidak untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan, dokumen yang disampaikan kepada regulator, atau dokumen lainnya (IAI, 2013:01.18). Tujuan

(4)

Laporan keuangan memberikan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagaian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Juga menunjukan hasil pertanggungjawabanmanajemen atas penggunaan sumber daya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi : (a) asset, (b) Liabilitas, (c) Ekuitas, (d) Penghasilan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian (e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik (f) arus kas.

Oleh karena itu, sangat penting bagi entitas untuk mengidentifikasi laporan keuangan secara jelas dan membedakannya dari informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama sehingga pengguna dapat membedakan laporan yang disusun sesuai SAK dengan informasi lain yang juga bermanfaat bagi pengguna laporan.

2.1.4 Konsep Zakat

(Abdullah, 2014)menyatakan zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam yang juga merupakan salah satu kewajiban yang mendasar dalam Islam. Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan pertumbuhan sosial ekonomi yang seimbang, dan untuk memurnikan jiwa dan kekayaan seseorang sehingga kekayaan mereka diberkati oleh Allah SWT (Tuhan). Zakat tentunya memiliki beberapa karakteristik, dan karakteristik tersebut tercantum di dalam PSAK No.109 (IAI, 2011:3) yang menjelaskan beberapa macam karakteristik zakat sebagai berikut:

1. Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus

(5)

diserahkan oleh muzakki kepada mustahiq baik melalui amil maupun secara langsung. Ketentuan zakat mengatur mengenai persyaratan nisab, haul (baik yang periodik maupun yang tidak periodik), tarif zakat (qadar), dan peruntukannya.

2. Infak/sedekah merupakan donasi sukarela, baik ditentukan maupun tidak ditentukan peruntukannya oleh pemberi infak/sedekah.

3. Zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh amil harus dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan tata kelola yangbaik.

2.1.5 Laporan Keuangan PSAK No. 109

Sistem akuntansi dan laporan keuangan lembaga amil zakat dibagi menjadi dua bagian yaitu, untuk dana yang terbatas dan untuk dana yang tidak terbatas. Dana yang terbatas yaitu, zakat dan infaq sedangkan dana yang tidak terbatas yaitu dana shodaqoh. Meskipun demikian, sebagai satu kesatuan lembaga amil zakat harus menyiapkan satu laporan keuangan yang komprehensif yang menggabungkan laporan keuangan kedua dana tersebut. Laporan keuangan Amil menurut PSAK No.

109(IAI, 2011) adalah Neraca, (Laporan Posisi Keuangan), Laporan Perubahan Dana, Laporan Perubahan Aset Kelolaan, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Neraca dan Laporan Penerimaan, Pengeluaran dan Perubahan Dana untuk Lembaga amil zakat ini merupakan gabungan dari dua dana tersebut, yaitu dana zakat dan dana shadaqah, sedangkan Laporan Perubahan Posisi Keuangan, dan Catatan Atas Laporan Keuangan perlu ditambahkan sehingga menjadi laporan keuangan yang menyeluruh yang menggambarkan kondisi keuangan lembaga amil zakat. Dalam catatan ini menjelaskan

(6)

mengenai kebijakan-kebijakan akuntansi dan prosedur yang diterapkan oleh organisasi yang bersangkutan sehingga diperoleh angka-angka dalam laporan keuangan tersebut.

TABEL 2.1

Laporan keuangan Lembaga Amil Zakat Neraca (Laporan Posisi Keuangan)

BAZ ...

Per 31 Desember 20xx

Keterangan Rp Keterangan Rp

Aset

Aset Lancar Kas dan Setara Kas Instrumen Keuangan Piutang

Aset tidak Lancar Aset Tetap

xx x xx x xx x

xxx

Kewajiban

Kewajiban Jangka Pendek Biaya yang Masih Harus dibayar Kewajiban Jangka Panjang Imbalan Kerja Jangka Panjang

Jumlah Kewajiban

xxx xxx xxx xxx xxx

Akumulasi Penyusutan (xxx) Saldo Dana Dana Zakat Dana Infaq/Shadaqah Dana Amil

Dana Nonhalal Jumlah Dana

xxx xxx xxx xxx

Jumlah Aset Xxx Jumlah Kewajiban Saldo Dana

Xxx

(7)

TABEL 2.2

Laporan Perubahan Dana BAZ ...

Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 20xx

Keterangan Rp

(8)

DANA ZAKAT Penerimaan

Penerimaan dari Muzaki Muzaki Entitas Muzaki Individual

Hasil Penempatan

Jumlah Penerimaan Dana Zakat

Bagian Amil atas Penerimaan Dana Zakat

Jumlah Penerimaan Dana Zakat setelah Bagian Amil Penyaluran

Fakir-Miskin Riqab Gharim Muallaf Sabilillah Ibnu Sabil

Jumlah Penyaluran Dana Zakat Surplus (Defisit)

Saldo Awal Saldo Akhir

xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) DANA INFAQ/SHADAQAH

Penerimaan Infaq/Shadaqah terikat Infaq/Shadaqah tidak terikat

Bagian Amil atas Penerimaan Dana Infaq/Shadaqah Hasil Pengelolaan

Jumlah Penerimaan Dana Infaq/Shadaqah Penyaluran Infaq/Shadaqah

terikat Infaq/Shadaqah tidakterikat

Alokasi Pemanfaatan Aset Kelolaan(misalnya bebanpenyusutan danpenyisihan)

Jumlah Penyaluran danaInfaq/Shadaqah Surplus(defisit)

xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) SaldoAwal

SadoAkhir

(xxx) DANA AMIL

Penerimaan

Bagian Amil dari Dana Zakat

Bagian Amil dari Dana Ifaq/Shadaqah Penerimaan Lainnya

Jumlah Penerimaan Dana Amil

xxx xxx xxx xxx

(9)

PENGGUNAAN Beban Pegawai Beban Penyusutan

Beban Umum dan Administrasi lainnya Jumlah Penggunaan Dana Amil

Surplus(defisit) Saldo Awal Saldo Akhir

(xxx) (xxx) (xxx) (xxx) xxx xxx xxx DANA NONHALAL

Penerimaan Bunga Bank Jasa Giro

Penerimaan nonhalal

Jumlah Penerimaan Dana nonhalal Peggunaan

Jumlah Penggunaan Dana nonhalal Surplus (defisit)

Saldo Awal Saldo Akhir

xxx xxx xxx xxx (xxx)

xxx xxx xxx Jumlah saldo dana zakat, dana infaq/shadaqah, dan amil dan dan

Nonhalal

Xxx

TABEL 2.3 Laporan

Perubahan Aset Kelolaan BAZ

“XXX”

Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2XX2

Sald o Awal

Penamb ahan

Pengur angan

Penyi sihan

Akumulasi Penyusutan

Saldo Akhir Dana infaq/shadaqah-aset

kelolaan lancar (misal piutang

bergulir)

Xxx xxx (xxx )

(xxx) - Xxx

Dana infaq/shadaqah-aset kelolaan tidak lancar (missal rumah sakit atau sekolah)

Xxx xxx (xxx )

- (xxx) Xxx

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan hasil penelitian terdahulu terkait dengan penelitian penerapan PSAK no 109 tentang laporan keuangan syariah zakat infak shodaqoh seperti pada tabel di

(10)

bawah ini:

TABEL 2.4 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian 1. Maya

Romantin, Efri Syamsul Bahri, Ahmad

Tirmidzi Lubis (2017)

Analisis Kinerja Keuangan Lembaga Amil Zakat ( Studi Kasus : Badan Amil Zakat Nasional )

Deskriptif Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja keuangan BAZNAS selama periode 2004 - 2013 dimulai berdasarkan rasio Ritchie &

Kolodinsky (2003) berdasarkan hasilpenelitian ini dinyatakan baik.

BAZNAS memiliki kekuatan daike lima rasio yang dijadikan alat pengukuran. Pada rasio pertama, dengan memutarkan Rp. 1 dana dalam bentuk aset yang dimilikinya BAZNAS mampu memperoleh nilai rasio rata - rata Rp. 1,74 dalam periode 10 tahun. Kemudian rasio kedua memperoleh nilai rata - rata 0,13, artinya perolehan dana tahunan lebih besar dari penggunaan dananya sehingga BAZNAS memiliki proporsi aset yang diputarkan kembali untuk menghimpun dana. Pada rasio ketigs dan keempat, dengan nilai rasio rata - rata 0,05 membuktikan bahwa perolehan dana yang bersumber dari dana kontribusi sangat rendah. Hal tersebut menunjukan bahwa BAZNAS mampu menghimpun dana dan

(11)

menjalankan program - program yang dimilikinya secara mandiri tanpa bergantung kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Rasio terakhir beada pada posisi 32,08, hal tersebut

menunjukan bahwa setiap Rp. 1 dana yang digunakan untuk menghimpun dana (sosialisasi dan publikasi) berpengaruh positif terhadap perolehan dana BAZNAS.

2. Balqis Fani Rachmawati, Nunung Nurhayati, Ifa Hanifia

Senjiati (2019)

Analisis Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 109 Terhadap

Akuntabilitas dan Transparansi Laporan Keuangan di Badan Amil Zakat Nasional Kota Cimahi

Deskriptif BAZNAS Kota Cimahi mencatat penerimaan zakat ketika menerima dana zakat dan mencatat

pengeluaran yang dikeluarkan ketika menyalurkan zakat.

Penerimaan dana zakat diakui sebagai penambah dana zakat sebesar jumlah dana yang muzaki serahkan. Pengakuan dana zakat dilakukan ketika muzaki

memberikan zakat dengan mengisi kuitansi (bukti setor zakat)

penerimaan zakat dan

menandatanganinya. Selanjutnya muzaki akan mendapatkan bukti setoran zakat yang telah

dibayarkannya. BAZNAS Kota Cimahi melakukan pengukuran zakat menggunakan harga pasar dalam menentukan nilai untuk aset

(12)

nonkas, meskipun dalam praktiknya BAZNAS Kota Cimahi belum pernah menerima zakat dalam bentuk aset nonkas. Karena amil belum pernah menerima zakat dalam bentuk nonkas, maka amil belum pernah melakukan

pengukuran dalam hal penentuan nilai wajar aset nonkas dan

penurunan nilai aset zakat nonkas.

BAZNAS Kota Cimahi

menentukan persentase bagian untuk masing-masing mustahik sesuai dengan ketentuan syariah, yaitu untuk fakir miskin sebesar 67,5 persen, untuk amil sebesar 12,5 persen, untuk muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah dan ibu sabil masing-masing sebesar 4 persen.

Zakat yang disalurkan kepada mustahik termasuk amil diakui sebagai pengurang dana zakat sebesar jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas dan sebesar jumlah tercatat, jika dalam bentuk nonkas. Selama ini BAZNAS Kota Cimahi banyak menyalurkan zakat dalam bentuk kas.

BAZNAS Kota Cimahi menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah dan dana amil secara terpisah dalam laporan posisi keuangan. BAZNAS

(13)

Kota Cimahi memiliki kebijakan penyaluran zakat untuk masing- masing asnaf. Skala priotitas penyaluran zakat banyak

diperuntukkan untuk fakir miskin.

Dalam pengungkapan penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak/sedekah, BAZNAS Kota Cimahi telah menyebutkan rincian- rincian penyaluran dana zakat, infak/sedekah kepada masing- masing mustahik pada laporan perubahan dana dan catatan atas laporan keuangan.

Dalam hal penyajian BAZNAS Kota Cimahi menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah dan dana amil secara terpisah dalam laporan posisi keuangan. Dalam

pengungkapan penerimaan dan penyaluran dana zakat,

infak/sedekah, BAZNAS Kota Cimahi telah menyebutkan rincian- rincian penyaluran dana zakat, infak/sedekah kepada masing- masing mustahik pada laporan perubahan dana dan catatan atas laporan keuangan.

(14)

3. Shahnaz,sabrin a(2015)

PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT,

INFAQ/SEDEKA H PADA

BADAN AMIL ZAKAT

PROVINSI SULAWESI UTARA

Deskriptif Hasil penelitian mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.109 di BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, maka diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut : 1. BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara belum menerapkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan format laporan akuntansi keuangan zakat,

infak/sedekah yang terdapat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.109, karena untuk penyusunannya BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara hanya mengacu sesuai arahan dan kebutuhan dari badan amil tersebut yang bentuknya masih berupa laporan penerimaan dan penyaluran zakat.

2. Untuk semua dana kas yang masuk pada BAZNAS Prov.

SULUT belum dipisahkan

berdasarkan golongan dana zakat, dana infaq/sedekah, dan amil, dan dana non halal.

3. Walaupun tidak mengikuti format laporan keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, namun secara umum tujuan penyusunan laporan

keuangan pada BAZNAS Provinsi

(15)

Sulawesi Utara telah tercapai, dengan catatan masih ada

informasi-informasi tertentu yang belum jelas.

4. Sartika Wati HS Arief , Hendrik Manossoh, Stanly W.

Alexander (2017)

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT,

INFAQ/SEDEKA H PADA

BADAN AMIL ZAKAT

NASIONAL KOTA MANADO

Deskriptif Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.109 di BAZNAS Kota Manado, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. BAZNAS Kota Manado dalam penyusunan laporan keuangannya belum menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.

109 Tentang Akuntansi Zakat, Infaq/Sedekah. Penyusunan laporan keuangan BAZNAS Kota Manado masih berupa laporan penerimaan dan penyaluran saja.

2. Untuk semua dana kas yang masuk pada BAZNAS Kota Manado hanya dana sedekah dan dana zakat yang dipisahkan, sedangkan golongan dana amil dan

(16)

dana non halal masih digabungkan dan diaggap sebagai penambah dana zakat.

3. Walaupun BAZNAS Kota Manado belum menerapkan PSAK 109 namun secara umum

penyusunan laporan keuangan pada BAZNAS Kota Manado sudah bisa dipahami, dengan catatan masih ada beberapa informasi yang belum jelas.

Persamaan dengan penelitian terdahulu adalah menggunakan metode penelitian yang sama,yaitu penerapan deskriptif kualitatif, Terdapat perbedaan pada objek penelitian yaitu objek penelitian di BAZNAS Kabupaten Malang dan tahun penelitiannya.

2.3 Kerangka Konseptual Penelitian

Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Malang merupakan salah satu Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) yang dibentuk oleh Pemerintah berdasarkan Undang-undang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Baznas bergerak dibidang pengumpulan, pengadministrasian, pendistribusian, dan pendayahgunaan Zakat, Infaq dan Shadaqah. Untuk pencatatan zakat, infaq dan shadaqah, Baznas Kabupaten Malang dapat dilihat dari penyajian laporan keuangan yaitu: Neraca, Laporan Perubahan Dana, Laporan Perubahan Aset Kelolaan, dan Catatan Atas Laporan Keuangan sesuai dengan PSAK No.109 sehingga dapat menambah kepercayaan muzzaki.Pada OPZ seperti Baznas memerlukan adanya sistem akuntansi yang baik dalam

(17)

mengumpulkan, mengolah dan menyalurkan dana zakat, infaq dan shadaqah. Salah satunya dengan adanya perlakuan akuntansi zakat yang baik.

Untuk itu penelitian dilakukan menggunakan PSAK No.109 yaitu menerangkan tentang Akuntansi Zakat yang bertujuan untuk mengetahui apakah laporan keuangan Baznas telah sesuai dengan PSAK No.109 sehingga penyajian laporan keuangan dapat lebih relevan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat di gambarkan sebagai berikut:

Gambar. 2.1 Kerangka Konseptual

BAZNAS

(Badan Amil Zakat Nasional)

Akuntansi Zakat, Infaq dan Shodaqoh

Laporan Keuangan PSAK no. 109 tentang Akuntansi

Zakat, Infaq dan shodaqoh

Gambar

TABEL 2.4 Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Cara Karnoto dan Farida dalam mengimprovisasi gerak yaitu dengan cara memperagakan ragam gerak yang ada pada tari Gambyong, pada setiap ragam geraknya kemudian

Pengukurannya ialah dengan menghitung angka koefisien determinasi (r2). Bangkinang dipengaruhi oleh semangat kerja, sedangkan sebesar 26,2% berikutnya dipengaruhi oleh

Akuntansi Keuangan (PSAK) tetapi tidak disajikan di Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber dan Penggunaan dana Zakat,2.

Setiap pos dalam Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana

Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian adalah Bagaimana Perlakuan Akuntansi Dana Zakat, Infaq da Shodaqoh dalam Penyajian Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dana

yaitu Laporan Neraca, Laporan Perhitungan Hasil Usaha, dan Laporan Perubahan Ekuitas, untuk dua laporan keuangan yaitu Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,

4 Tahun 2014 tentang pengelolaan zakat, ayat 1( satu) dan ayat 5 (lima) bahwa BAZNAS Kabupaten/Kota wajib menyampaikan Laporan Pelaksanaan pengelolaan Zakat, Infaq, Shadaqah