• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Pelatihan Konsep dan Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Modul Pelatihan Konsep dan Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 Seri Modul JF-PTP

Modul Pelatihan

Konsep dan Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran

Kegiatan Belajar 3

Pusat Teknologi Informasi &

Komunikasi Pendidikan

KEMDIKBUD

Drs. ABU KHAER, M.Pd

(2)

2 Seri Modul JF-PTP

KEGIATAN BELAJAR 3

Pemilihan Strategi Pembelajaran dan Penyusunan Tes Acuan Patokan

a. Tujuan Khusus Pembelajaran

Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Pembelajaran-3 ini, anda diharapkan dapat:

1) Menjelaskan pengertian strategi pembelajaran

2) Menjelaskan komponen metode dalam strategi pembelajaran 3) Menjelaskan komponen media dalam strategi pembelajaran

4) Menjelaskan komponen alokasi waktu dalam strategi pembelajaran 5) Menjelaskan Pemilihan strategi pembelajaran.

6) Menjelaskan pengertian tes acuan patokan 7) Menjelaskan macam-macam tes acuan patokan.

8) Mempraktekkan penyusunan kisi-kisi tes objektif, tes uraian dan nontes.

9) Mempraktekkan pengembangan butir soal.

b. Uraian Materi

Strategi Pembelajaran

Bertolak dari definisi bahwa pembelajaran adalah upaya membelajarkan peserta didik, terkandung makna bahwa dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode/strategi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan (Degeng, 1997). Metode pembelajaran diacukan sebagai carta-cara yang dapat digunakan dalam kondisi tertentu untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan, sedangkan strategi pembelajaran diacukan sebagai penataan cara-cara ini sehingga terwujud suatu urutan langkah prosedural yang dapat dipakai untuk mencapai hasil yang diinginkan. Lebih lanjut Degeng memilah strategi pembelajaran menjadi tiga, yaitu: (1) strategi pengorganisasian isi pembelajaran, (2) strategi penyampaian isi pembelajaran, dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran

Strategi Pengorganisasian sangat dipengaruhi oleh tipe isi bidang studi dan struktur isinya, sedangkan penetapan strategi penyampaian isi pembelajaran didasarkan pada hasil analisis sumber belajar dan untuk penetapan strategi pengelolaan pembelajaran amat bergantung pada hasil analisis karakteristik peserta didik (learner).

Dick dan Carey (2001: 189) menggambarkan bahwa strategi pembelajaran menjelas- kan sejumlah komponen umum dari seperangkat bahan belajar dan prosedur-

(3)

3 Seri Modul JF-PTP prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk mencapai hasil belajar. Strategi pembelajaran dibagi mernjadi lima komponen yaitu: (1) kegiatan prapem-belajaran, (2) penyajian informasi, (3) peranserta peserta didik, (4) penilaian, dan (5) kegiatan lanjutan.

Pandangan lain yang dikemukakan Atwi Suparman (2001) mengungungkapkan bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi ajar secara sistematis sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik secara efektif dan efisien. Empat hal yang terkandung dalam batasan di atas terdiri:

1) Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pengajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik;

2) Metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan peserta didik agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien;

3) Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan pengajar dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran; dan

4) Waktu yang digunakan oleh pengajar dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.

Komponen Strategi Pembelajaran

Berikut akan diuaraikan empat komponen strategi pembelajaran yakni: urutan kegiatan, metode, media dan alokasi waktu yang diadaptasi dari Suparman (2001)

Urutan kegiatan pembelajaran

Dipilah dalam tiga segmen yaitu: pendahuluan, penyajian dan penutup. Pada segmen pendahuluan berisikan: penjelasan singkat tentang isi pelajaran, penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman peserta didik, dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran. Segmen penyajian berisikan uraian, contoh dan latihan. Sedangkan segmen penutup berisi tes formatif dan umpan balik serta tindak lanjut.

Metode pembelajaran

Berfungsi sebagai cara dalam menyajikan(menguraiakan, memberi contoh, dan latihan) isi pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembela-jaran tertentu. Setiap tujuan khusus pembelajaran memiliki kekhasan dalam pencapaiannya, untuk itu pengembang pembelajaran (pengajar) dituntut jeli dan kreatif untuk memilih metode yang tepat. Berbagai metode mengajar telah banyak Anda kenal selama ini dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. Pengalaman dan pengamatan Anda sebagai peserta didik ataupun mungkin sebagai pengajar terkait metode pembelajaran bisa dijadikan refleksi dalam bahasan ini. Berikut dikenalkan berbagai metode pembelajaran yang lazim digunakan.

1) Metode Ceramah, metode ini paling banyak dan umum digunakan dalam pembe- lajaran adalah ceramah-berbentuk penjelasan materi oleh pengajar dan biasanya diikuti tanya jawab.

2) Metode Demonstrasi, mengambil bentuk sebagai contoh pelaksanaan suatu keterampilan atau proses kegiatan.

(4)

4 Seri Modul JF-PTP 3) Metode Diskusi, merupakan interaksi antara sesame peserta didik atau antara

pengajar dan peserta didik dalam rangka menggali atau memberikan pendapat atas topic yang dibahas.

4) Metode Praktikum, berupa pemberian tugas untuk penyelesaian suatu proyek menggunakan instrument tertentu.

5) Metode Bermain Peran, berbentuk interaksi antar dua atau lebih peserta didik tentang suatu topik. Masing-masing dibagi untuk memerankan suatu tokoh dengan melakukan observasi terlebih dahulu kemudian dipresentasikan.

6) Metode Studi Kasus, berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian atau situasi tertentu kemudian peserta didik ditugasi untuk mencari alternative pemecahannya.

Masih banyak pilihan metode pembelajaran disamping enam metode tersebut di atas yang bisa dihubungkan dengan media serta program pembelajarannya seperti metode pembelajaran berbantuan computer (CAL=computer assisted learning) atau berdasarkan cara/urutan penyampaian isi ajar seperti metode deduktif (umum ke khusus) dan metode induktif (khusus ke umum) dan sebagainya.

Pertimbangan Anda memilih suatu metode pembelajaran erat hubungannya dengan kemampuan yang akan dicapai peserta didik sebagaimana dirumuskan dalam tujuan- tujuan khusus pembelajaran.

Media pembelajaran

Anda sekarang sedang berinteraksi dengan media pembelajaran yang dipilih sebagai salah satu upaya mencapai tujuan pembelajaran terkait mata diklat Disain Pembelajaran.

Anda telah mengenal betul karakteristik media pembelajaran ini. Benar sekali, media ini disebut modul pembelajaran-dirancang sebagai bahan belajar mandiri yang mengacu pada kon-sep individualized instruction dan mastery learning. Berdasarkan jenis bahan atau materialnya, modul pembelajaran ini adalah media cetak (printed materials) satu kategori dengan buku teks.

Kata media merupakan bentuk jamak dalam bahasa Latin dari medium yang bermakna perantara. Istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan penerima. Smaldinino (2011) memilah enam kategori dasar media yaitu:

teks, audio, visual, video, perekayasa (manipulative) benda-benda, dan orang.Media yang paling umum digunakan adalah teks. Teks merupakan karakter alfanumerik yang mungkin ditampiulkan dalam format apapun seperti: buku, poster, papan tulis, layar computer dan sebagainya.

Pada kategori media audio visual gerak, Anda bisa mengidentifikasi: film bersuara dan program video atau televisi. Sedangkan yang masuk kategori media gambar tidak bergerak (still picture) antara lain gambar, foto, dan film slide. Objek tiga dimensi: seperti torso, model, diorama dan maket juga bisa dirancang sebagai media pembelajaran.

Kehadiran komputer dan produk teknologi informasi dan komunikasi dengan segala fitur dan variannya membawa sumbangan yang sangat besar pada upaya pembelajaran baik sebagai alat (tools) maupun media penyampaian pesan isi ajar. Kategori media pembelajaran yang berbasis komputer dan jejaring berkecenderungan tumbuh beraneka ragam seperti pembelajaran yang dimediasi komputer (computer-mediated instruction

(5)

5 Seri Modul JF-PTP

=CMI) baik melalui pola sinkronous (langsung/real time) misalnya audio/video confer- ence maupun asinkronous (setiap saat)misalnya e-mail, web blog dan milis.

Sebagai pengembang pembelajaran Anda tentu akan bersikap cermat ketika memilih media yang sesuai dengan kebutuhan penyampaian isi ajar. Allen (dalam Suparman 2001) memberikan petunjukyang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tertentu melalui penggambaran tinggi- rendahnya kemampuan setiap jenis media seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Kemampuan Setiap Jenis Media dalam Mempengaruhi Berbagai Macam Belajar

Macam Belajar Jenis Media Pembelajaran

Belajar Informasi

Faktual

Belajar Pengenalan

Visual

Belajar konsep, prinsip dan

aturan

Belajar prosedur

Menyajikan keterampilan

persepsi gerak

Mengem- bangkan sikap, opini dan motivasi

Gambar Diam Gambar Hidup Televisi

Objek tiga dimensi Rekaman Audio Programmed Instruction Demonstration Buku Teks Tercetak Sajian Oral

Sedang Sedang Sedang Sedang

Sedang Sedang

Sedang Sedang

Sedang

Tinggi Tinggi Sedang Tinggi

Rendah Sedang

Sedang Rendah

Rendah

Sedang Tinggi Tinggi Rendah

Rendah Sedang

Rendah Sedang

Sedang

Sedang Tinggi Sedang Rendah

Sedang Tinggi

Tinggi Sedang

Sedang

Rendah Sedang Rendah Rendah

Rendah Rendah

Sedang Rendah

Rendah

Rendah Sedang Sedang Rendah

Sedang Sedang

Sedang Sedang

Sedang Diadaptasi dari Suparman (2001:188)

Dikaitkan dengan pemahaman bahwa aktifitas belajar adalah pemerolehan pengalaman, tokoh pendidik bernama Edgar Dale, 1969 (dalam Smaldino, 2011) memberikan ilustrasi yang sangat bagus dengan ikon “kerucut pengalaman”. Dale mengusulkan agar dalam pembelajaran kita memulai dari yang hal-hal yang aktual/kongkrit dan melalui media peserta didik diajak mengamati simbul yang mewakili sebuah kejadian.Ia berpendapat bahwa peserta didik bisa memanfaatkan kegiatan pembelajaran yang lebih abstrak sehingga mereka membentuk sekumpulan pengalaman yang lebih kongkrit untuk memberi makna pada representasi kenyataan yang lebih abstrak. Hasil penelusuran di laman: https://google.co.id pada tanggal 14 April 2012 setidaknya ditemukan tiga ilustrasi mengenai cone of experience sebagai berikut.

(6)

6 Seri Modul JF-PTP

Gambar 3.1.

Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Dari ilustrasi di atas tampak adanya perbandingan yang sangat signifikan antara pengala- man belajar yang diperoleh melalui pengalaman langsung dengan melalui: mendengar ataupun membaca.

Perkembangan historik penelitian media pembelajaran yang disarikan oleh Wilkinson (1984) dalam buku “Media dalam Pembelajaran: Penelitian Selama 60 Tahun” bisa dijadikan sumber referensi Anda mengenai beberapa eksperimen berkaitan dengan media pembelajaran yang bermula pada Perang Dunia kedua dan bertumbuh bersama dengan berkembangnya film dan radio komersial. Salah stu studi pertama dilakukan adalah tentang penggunaan film di sekolah yang dil;akukan oleh Universitas Chicago.

Studi tersebut telah meletakkan suatu dasar yang padu bagi penelitian media.

(7)

7 Seri Modul JF-PTP Beberapa pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran selain faktor kesesuaian- nya dengan metode pembelajaran adalah:

 Faktor biaya baik saat pengadaan maupun pemeliharaan.

 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

 Pertimbangan praktis seperti: kemudahan dipindahkan, kesesuaiannya dengan

 fasilitas yang ada, keamanan penggunaan, daya tahan dan kemudahan perbaikannya.

 Ketersedian media berikut suku cadangnya di pasaran serta ketersediaannya bagi peserta didik

Alokasi waktu pembelajaran

Pengalokasian waktu pembelajaran adalah bagian dalam strategi pembelajaran yang berkaitan erat dengan: bobot materi, metode dan media yang kita pilih. Pada lingkup perencanaan satu satuan pembelajaran untuk satu pokok bahasan misalnya, Anda akan memperkirakan berapa lama waktu untuk segmen pendahuluan, penjelasan dan penutup. Sebagai alat bantu Anda bisa gunakan matriks untuk memetakan aktivitas pembelajaran pada setiap tahap/segmen beserta prakiraan alokasi waktunya.

Tabel 3.2

Contoh matriks untuk memetakan alokasi waktu.

Mata Pelajaran : ...

Tujuan Khusus Pembelajaran : ...

URAIAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN METODE MEDIA

WAKTU (dalam menit)

GURU SISWA JUMLAH

PENDAHU LUAN

PENYAJIAN

PENUTUP

(8)

8 Seri Modul JF-PTP Pemilihan Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapa dan disesuaikan dengan karakteristik materi, karakteristik peserta didik dan situasi dan kondisi di mana pembelajaran akan berlangsung. Beragam strategi pembelajaran dapat dipilih oleh para pengajar dengan mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut. Mager (dalam Uno, 2001) mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih strategi pembelajaran:

1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran

2. Pilihlah teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan.

3. Gunakan media sebanyak mungkin untuk memberkan rangsangan kepada peserta didik.

Selain kriteria tersebut di atas, pemilihan strategi pembelajaran hendaknya dilandasi prinsip-prinsip efisien dan keefektifan.dikaitkan dengan pencapaian tujuan dan keterlibatan peserta didik.

Menyusun Tes Acuan Patokan (TAP)

Langkah yang sangat penting dalam perancangan pembelajaran adalah melakukan pengukuran hasil pembelajaran yang mencakup pengukuran tingkat keefektifan, efisiensi dan daya tarik pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan proses pembelajaran dan tes hasil belajar. Berdasarkan tujuannya ada dua jenis tes yaitu: tes acuan patokan dan tes acuan norma. Tes acun patokan (TAP) adalah tes yang mengukur tingkat penguasaan peserta didik yang mengacu pada tujuan khusus pembelajaran. Istilah untuk tes ini terjemahan dari criterion-referenced test dan kadang- kadang disebut sebagai objective-referenced, content referenced, domain referenced dan universe referenced. Sedangkan jenis tes kedua, yautu tes acuan norma (norm- referenced test) Tes ini disusun untuk menen-tukan kedudukan atau posisi seorang peserta didik dalam kelompoknya. (Suparman, 2001). Pengembang pembelajaran harus menyusun tes yang dapat mengukur penguasaan peserta didik dalam setiap perilaku yang sudah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Macam-macam Tes

Beragam bentuk tes yang telah kita kenal dan bisa dipilah sebagai berikut:

i. Tes Tertulis:

Sesuai dengan namanya, tes ini dilakukan secara tertulis dengan format tertentu, Pada jenis tes tertulis berupa uraian atau ada yang menyebut tes karangan bisa bersifat bebas, dan terbatas. Jenis tes tertulis yang kedua adalah tes objektif yang variannya berupa menjawab benar salah (B/S), pilihan ganda (multiple chooice), menjodohkan, melengkapi dan jawaban singkat)

ii. Tes Lisan

Berbeda dengan tes tertulis, tes lisan sangat mengandalkan pilihan komunikasi wicara antara pendidik dan pserta didik. Tes lisan bisa dilaksanakan secara individu (face- to face) dan secara kelompok.

(9)

9 Seri Modul JF-PTP iii. Tes Tindakan atau Penampilan

Tes tindakan atau penampilan (performance) dipilih sebagai strategi mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran melalui aktifitas atau unjuk kerja yang ditampilkan oleh peserta didik (learner) setelah mengikuti program pembelajaran. Tes tindakan bisa dilakukan secara individual maupun secara kelompok.

Pembuatan Kisi-kisi Tes

Suparman (2001) mengenalkan format kisi-kisi atau cetak biru dalam penyusunan tes bisa dibuat seperti tabel berikut:

Tabel 3.3.

Format Kisi-kisi penyusunan tes

Daftar Perilaku Bobot Perilaku Jenis Tes Jumlah Butir Tes

1 2 3 4

Penjelasan pengisian kisi-kisi:

a. Kolom 1, diisi daftar perilaku atau kata kerja dan objek yang terdapat dalam tujuan khusus pembelajaran (indikator)

b. Kolom 2, diisi prosentase yang menunjukkan bobot setiap perilaku. Bobot setiap perilaku ditentukan oleh perancang pembelajaran atas dasar penting tidaknya dan keluasan perilaku dibandingkan dengan yang lain. Total bobot seluruh perilaku 100%.

c. Kolom 3, diisi jenis tes untuk setiap tujuan (indikator) yang dipertimbangkan dengan kesesuaian perilaku.

Pemilihan jenis tes yang disesuaikan dengan kata kerja yang digunakan dalam perilaku yang akan diukur, ada saran sebagaimana tampak dalam tabel berikut:

(10)

10 Seri Modul JF-PTP

Tabel 3.4.

Panduan memetakan jenis tes

Jenis Kata Kerja yang digunakan dalam tujuan

Tes Karangan/

Uraian

Tes Objektif Tes

Penampilan Mengisi/

Melengkapi

Pilihan

Berganda Menjodohkan Benar Salah

1 2 3 4 5 6 7

Menyebutkan V V

Mengidentifikasi V V V

Mendiskusikan V

Mendefinisikan V V

Memilih V V V

Membedakan V V V

Memecahkan

masalah V V V

Mengembangkan V V

Mengenerali-

sasikan V V

Melakukan

(kegiatan gerak) V

Tabel 3.5. Contoh: Kisi-kisi tes

No Daftar Perilaku Bobot

Perilaku Jenis Tes Jumlah Butir Tes

1 2 3 4 5 6

Mengidentifikasi ragam pakaian

Membedakan pakaian resmi dan kasual Menyebutkan jenis-jenis kain

Memilih kain untuk bahan pakaian olah raga Mengidentifikasi fungsi pakaian seragam Memperagakan cara berpakaian secara rapi dan sesuai.

10 15 10 20 20 25

Benar salah Menjodohkan Uraian

Pilihan Berganda Pilihan Berganda penampilan

2 3 2 5 1 1

(11)

11 Seri Modul JF-PTP

100

1 tes objektif 2 uraian 1 tes penampilan/

perlakuan

Pengembangan Butir Tes.

Setelah kisi-kisi tes telah tersusun dilanjutkan dengan mengembangkan butir-butir tes sesuai dengan peta tersebut.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis setiap butir tes adalah:

1) Macam dan jumlah butir tes sesuai dengan tabel spesifikasi (kisi-kisi)

2) Menggunakan komponen kondisi dalam tujuan khusus pembelajaran sebagai dasar dalam menyusun pertanyaan.

3) Memperhatikan kesesuaian butir soal dengan tujuan khusus pembelajaran

Dari daftar pada contoh kisi-kisi tersebut di atas, selanjutnya bisa ditulis butir -butir soal sebagai berikut.

Perilaku no.1 :

Tujuan Khusus Pembelajaran:

Dengan diberikan beberapa gambar pakaian siswa kelas X SMK Jurusan Tata Busana dapat mengidentifikasi ragam pakaian.

(12)

12 Seri Modul JF-PTP

(13)

13 Seri Modul JF-PTP

RANGKUMAN

Arah strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi ajar secara sistematis sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik secara efektif dan efisien. Cakupan strategi pembelajaran meliputi: strategi pengorganisasian isi ajar, penyampaian isi ajar dan pengelolaan pembelajaran. Komponen strategi pembela-jaran meliputi: urutan kegiatan, metode, media dan alokasi waktu. Sedangkan berdasarkan tahapannya strategi pembelajaran dibagi dalam lima pilahan yaitu: (1) kegi-atan prapembelajaran, (2) penyajian informasi, (3) peranserta peserta didik, (4) penilaian, dan (5) kegiatan lanjutan.

Dikenal banyak metode pembelajaran yang bisa dipilih oleh para pengajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan karakteristik isi ajarnya, demikian pula dengan media pembelajaran. Kelebihan dan keterbatasan setiap media pembelajaran hendaknya diidentifikasi oleh para pengajar sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan metode pembelajaran yang dipilih.Tidak ada satupun media yang paling unggul untuk menyampaikan seluruh kategori/konstruk isi (pesan) pembelajaran, masing-masing media memiliki kekhasan sesuai karakternya.

Pengukuran hasil pembelajaran mencakup pengukuran tingkat keefektifan, efisiensi dan daya tarik pembelajaran yang dilakukan dengan melalui pengamatan proses pembelajaran dan tes hasil belajar. Berdasarkan tujuannya ada dua jenis tes yaitu: tes acuan patokan dan tes acuan norma. Tes acun patokan adalah tes yang mengukur tingkat penguasaan peserta didik yang mengacu pada tujuan khusus pembelajaran.

Anda telah mengenal tiga jenis tes hasil belajar, yaitu: tes tertulis, tes lisan dan tes tindakan atau penampilan. Pada tes tertulis bisa berupa uraian dan tes objektif dengan berbagai varian seperti: menjawab benar salah, pilihan berganda (multiple chooice), menjodohkan, melengkapi dan jawaban singkat). Tes lisan lebih mengandalkan pilihan komunikasi wicara antara pendidik dan peserta didik, sedangkan tes tindakan atau penampilan dilakukan melalui aktifitas atau unjuk kerja yang ditampilkan oleh peserta didik (learner) setelah mengikuti program pembelajaran.

(14)

14 Seri Modul JF-PTP SUMBER RUJUKAN

Media cetak:

Degeng, I.N.S. 1997. Strategi Pembelajaran: Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Penerbit IKIP Malang dengan Biro Penerbitan IPTPI

Dick, W., Carey, L., and Carey, J.O., 2001. The Systematic Design of Instruction (fifth edition). Longman.

Smaldino, SE., Lowther, D.L., and Russel, J.D. 2011. Instructional Technology and Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar (dialaihbahasakan oleh: Arif Rahman). Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Suparman, A. 2001. Desain Instruksional. PAU PPAI Ditjen Dikti Depdiknas.

Uno, Hamzah, B. 2011. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Bumi Aksara. Jakarta.

Wilkinson, G.L. 1984. Media dalam Pembelajaran: penelitian selama 60 tahun. Seri Pustaka Teknologi Pendidikan. Diterbitkan oleh Pustekkom Dikbud dan CV. Rajawali dalam rangka ECD project (USAID).

Laman:

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/

1 9 6 1 0 5 0 11 9 8 6 0 11 Z A IN A L _ A R IF I N / S i l a b u s _ E v a l u a s i _ P e m b e l a j a r a n / SLIDE_EVALUASI

https://google.id

Gambar

Tabel 3.5. Contoh: Kisi-kisi tes

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Penambahan M 9 O Terhadap Konduktor Ionik Keramik C 5 Z Untuk Elektrolit Padat!. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pedagang Kaki Lima (Sektor Informal) adalah mereka yang melakukan kegiatan usaha.. dagang perorangan atau kelompok yang dalam menjalankan usahanya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on asset, return on equity, net profit margin dan total assets turnover baik

Semakin meningkatnya waktu kontak antara baja cetakan SKD 61 dengan cairan paduan Al-7%Si dan Al-11%Si, maka akan cenderung terjadi difusi atom Fe ke dalam lapisan intermetallic

Kegiatan: Dosen memberikan materi dan memberikan contoh-contoh soal, mhs membuat soal dan bertukar soal dengan rekannya. Nama Mhs Sesi

With tearful eyes Della had counted the money she had saved for Jim’s Christmas present for the tenth time 87 cents.. Then suddenly she had a

Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2014 (data 2013) ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung sistem manajemen kesehatan yang lebih

Pemilihan metode yang terbaik dan tepat untuk suatu pengukuran bergantung pada beberapa faktor seperti misalnya, banyaknya material atau sampel yang tersedia, waktu yang