• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V POKOK-POKOK TEMUAN DAN PEMBAHASAN. ini yakni penggunaan teknik penerjemahan. Apakah teknik yang diterapkan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V POKOK-POKOK TEMUAN DAN PEMBAHASAN. ini yakni penggunaan teknik penerjemahan. Apakah teknik yang diterapkan dalam"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB V

POKOK-POKOK TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Pokok-Pokok Temuan

Subbab ini berisi pokok-pokok temuan yang menjawab empat masalah dalam penelitian, yaitu 1) Pokok temuan pertama yang menjawab masalah pertama dalam penelitian ini yakni penggunaan teknik penerjemahan. Apakah teknik yang diterapkan dalam menerjemahkan kata dan frasa dalam teks The Choice: Islam and Christianity ke dalam bahasa Indonesia yang di dalamnya ungkapan ungkapan keagamaan sudah tepat atau belum, 2) Pokok temuan kedua menjawab permasalahan kedua, yakni setelah diketahui dan diidentifikasi teknik penerjemahan yang terdapat pada teks The Choice: Islam and Christianity ke dalam bahasa Indonesia, bagaimana dengan metode penerjemahan yang digunakan penerjemah.

Pemilihan teknik dan penentuan metode merupakan strategi yang ditempuh penerjemah dalam rangka menghasilkan karya terjemahan. 3)Pokok temuan ketiga menjawab permasalahan ketiga, yakni bagaimana kecenderungan ideologi yang dianut penerjemah setelah teknik dan metode penerjemahan teridentifikasi. Sebagai bentuk penelitian yang berorientasi kepada produk, pengidentifikasian teknik dan metode menuntun peneliti memprediksi kecenderungan ideologi penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan teks The Choice: Islam and Christianity ke dalam bahasa Indonesia. 4)Pokok temuan keempat menjawab permasalahan keempat, yakni penggunaan teknik dan metode penerjemahan terhadap kecenderungan ideologi yang berdampak pada kualitas terjemahan.

Kualitas terjemahan buku The Choice : Islam and Christianity diukur dari tiga paramater, yaitu keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan terjemahan.

Dari hasil analisis data, dapat dipaparkan mengenai penggunaan teknik, metode dan kecenderungan ideologi yang berdampak pada kualitas terjemahan, sebagai berikut.

(2)

commit to user

Penggunaan Teknik Penerjemahan

Prosen- tase (%)

Pilihan Metode

Kecenderu- ngan Ideologi

Orientasi Bahasa

Dampak pada kualitas

-peminjaman murni -peminjaman lamiah - kalke

- harfiah

72,1%

- Terikat - Setia

- Semantis Foreignisasi (susunan bahasanya formal)

Bahasa sumber

1. Keakuratan a. Akurat (50,6%)

b. Kurang akurat (35,31%) c. Tidak akurat(14,31%)

-Reduksi -Padanan budaya -Padanan fungsional -Modulasi

-Kompensasi -Perluasan dan penyempitan

27,9%

-Adaptasi -Komunikatif

Domestikasi (susunan bahasanya dinamis)

Bahasa Sasaran

2. Keberterimaan a. Berterima (53,41%) b. Kurang berterima (29,72%) c. Tidak berterima(16,82%)

3. Keterbacaan a. Tinggi (54,52%) b. Sedang (32,42%) c. Rendah (15,06%)

Tabel 5.1: Penggunaan Teknik, Metode, dan Kecenderungan Ideologi dan Dampaknya terhadap Kualitas Terjemahan

Dari empat temuan penelitian, secara rinci dapat dipaparkan sebagai berikut: 1) Pokok temuan pertama yang menjawab masalah pertama dalam penelitian ini adalah teknik penerjemahan. Dari hasil analisa dan pemetaan, teknik peminjaman murni, peminjaman lamiah, kalke dan harfiah lebih mendominasi dari teknik-teknik yang lain, yakni sekitar 72,1%. Ini mengindikasikan bahwa penerjemah lebih mengutamakan kepatuhan amanat bahasa sumber agar tidak terjadi reduksi makna. Ungkapan-ungkapan keagamaan yang memiliki kekhasan tetap dipertahankan sehingga nilai-nilai „sakral‟ dalam teks The Choice:

Islam and Christianity ke dalam bahasa Indonesia tersebut tetap terpelihara. Teknik peminjaman dan teknik harfiah memberi kontribusi yang signifikan sehingga reduksi makna bahasa sumber tidak terjadi meskipun sebagian pembaca mengalami sedikit kesulitan.

Namun demikian kesulitan itu teratasi, ketika teks yang mengandung ungkapan sangat khas tersebut diberi anotasi. Dengan sebaran penggunaan teknik yang demikian ini, berpotensi munculnya ungkapan-ungkapan keagamaan yang kurang lazim di kalangan pembaca awam. Ini merupakan delima di dalam menerjemahkan teks berungkapan keagamaan. Teks keagamaan yang seperti ini secara ektrim menggunakan bahasa yang cenderung beku (frozen language). Hal ini juga terjadi pada bahasa-bahasa untuk doa-doa,

(3)

commit to user

mantra-mantra dan sebagian dalam bahasa hukum. Jadi dalam menerjemahkan ungkapan keagamaan, satuan lingual yang diterjemahkan mencakup kata dan frasa yang terdapat dalam buku The Choice: Islam and Christianity ke dalam bahasa Indonesia, 2) Pokok temuan kedua yakni penentuan metode yang digunakan penerjemah setelah penggunaan tekniknya diketahui. Dari analisis data, penggunaan metode yang paling dominan meliputi metode terikat, setia dan semantis dibanding dengan metode yang lain. Metode terjemahan tersebut secara umum sangat setia mempertahankan makna bahasa sumber sehingga tingkat kepatuhan terhadap bahasa sumber cukup tinggi.

Metode penerjemahan terikat tidak banyak memunculkan variasi, sementara metode terjemahan setia lebih menjaga kadar makna bahasa sumber dari kemungkinan reduksi makna, demikian juga metode penerjemahan semantis lebih mengutamakan makna semantik daripada makna lain. Penerjemah menggunakan metode tersebut mengingat teks keagamaan:

The Choice: Islam and Christianity sebagai teks berkarakter khusus dan terkesan rigit karena hanya pembaca yang menghayati saja yang bisa menangkap makna dalamnya secara komprehensif. 3) Pokok temuan ketiga diketahui bahwa penggunaan teknik peminjaman murni, peminjaman lamiah, kalke, harfiah dan penentuan metode terjemahan yang meliputi metode terikat, setia dan semantis menutun kepada arah kecenderungan ideologi foreignisasi daripada ke domestikasi. Ideologi foreignisasi dalam teks The Choice: Islam and Christianity dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia terlihat jelas pada bagian judul buku tersebut (The Choice: Islam and Christianity menjadi The Choice : Dialog : Islam- Kristen).

Ideologi foreignisasi lebih berorientasi kepada bahasa sumber daripada ke bahasa sasaran, sehingga istilah-istilah khusus dalam bahasa sumber tetap dipertahankan. 3)Pokok temuan keempat dijelaskan bahwa dari pemilihan teknik, penentuan metode penerjemahan dan arah kecenderungan ideologi berdampak pada kualitas terjemahan teks The Choice:

Islam and Christianity. Kualitas terjemahan tersebut diukur dengan tiga parameter, yakni keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan terjemahan. Dari data terlihat bahwa teks The

(4)

commit to user

Choice: Islam and Christianity yang diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran memiliki tingkat keakuratan sekitar 50,6%, tingkat keberterimaan sebesar 53,41% dan memiliki tingkat keterbacaan kurang lebih 54,52%.

B. Pembahasan

Dari teknik yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan buku The Choice : Islam and Christianity ke dalam bahasa Indonesia dapat diketahui sebagai berikut.

No Pemilihan Teknik

penerjemahan

Jumlah data

Persentase Metode yang digunakan

1 peminjaman murni

46 10,7% Metode penerjemahan terikat (word for word translation)

2 peminjaman alamiah

32 7,4% Metode penerjemahan terikat (word for word translation)

3 kalke 57 13,3%. Metode penerjemahan terikat (word for word translation)

4 harfiah 175 40,7% Metode penerjemahan terikat (word for word translation)

5 reduksi 29 6,8% Metode penerjemahan terikat (word for word translation)

6 padanan budaya

30 6,9% Metode penerjemahan terikat (word for word translation)

7 padanan fungsional

10 2,3%. Metode penerjemahan terikat (word for word translation)

8 modulasi 19 4,4%. Metode penerjemahan adaptasi (adaptation translation)

9 kompensasi 12 2,8% Metode penerjemahan semantik (semantic translation)

10 Perluasan dan penyempitan makna

20 4,7 % Metode penerjemahan setia (faithful translation)

Tabel 5.2: Sebaran Penggunaan Teknik dan Metode Penerjemahan oleh Penerjemah buku teks The Choice : Islam and Christianity dan The Choice: Dialog Islam-Kristen

Data menunjukkan bahwa penggunaan teknik penerjemahan harfiah lebih mendominasi di dalam buku The Choice: Islam and Christianity dan terjemahan bahasa Indonesia The Choice: Dialog : Islam – Kristen, yakni 175 data atau sekitar 40,7%.

Berikutnya adalah teknik penerjemahan kalke sebanyak 57 data atau sekitar 13, 3% dari data

(5)

commit to user

keseluruhan sebanyak 430 data. Data ketiga adalah teknik penerjemahan peminjaman murni dan berikutnya teknik yang banyak mendominasi adalah teknik penerjemahan peminjaman alamiah yaitu sebanyak 32 data atau sekitar 7,4%.

Setelah keempat urutan data tersebut, disusul teknik penerjemahan padanan budaya sebanyak 30 data atau sekitar 6,9%, yang selanjutnya diikuti oleh teknik penerjemahan reduksi, yakni sebanyak 29 data atau sekitar 6,8%. Selanjutnya secara berturut-turut diikuti oleh teknik penerjemahan perluasan dan penyempitan makna yaitu sebanyak 20 data atau sekitar 4,7% yang kemudian disusul oleh teknik penerjemahan modulasi, yakni sebanyak 19 data atau sekitar 4,4%. Porsi yang lebih kecil berikutnya adalah teknik penerjemahan kompensasi, yaitu sebanyak 12 data atau sekitar 2,8% dan yang terakhir adalah teknik penerjemahan padanan fungsional, yaitu sebanyak 10 data atau sekitar 2,3 %.

Dari uraian teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan buku The Choice : Islam and Christianity, kecenderungan metode yang diterapkan meliputi, 1) Metode penerjemahan terikat atau kata demi kata, yang merupakan metode terjemahan dengan mempertahankan urutan pemunculan kata dalam teks bahasa sasaran. Metode ini sering disebut dengan metode interlinier, 2) Metode penerjemahan adaptasi, yakni metode yang tetap mempertahankan kosakata yang lepas konteks dan menggunakan makna yang paling umum, 3) Metode penerjemahan setia yaitu metode yang berusaha menghasilkan makna kontekstual secara tepat dari bahasa sumber dalam batas-batas struktur tata bahasa sasaran. Metode ini menerjemahkan kata-kata yang mengandung ungkapan dan mempertahankan tatabahasa dan leksikonnya, 4) Metode penerjemahan semantik yang mempunyai kemiripan dengan penerjemahan setia, 5) Metode penerjemahan saduran, yang merupakan metode penerjemahan bebas, 5) Metode penerjemahan idiomatik, yang menghasilkan kembali amanah bahasa sumber secara idiomatis yang menggunakan jargon- jargon dan idiom-idiom bahasa sasaran dan 6) Metode penerjemahan komunikatif, yang mempertahankan makna kontekstual bahasa sumber di dalam bahasa sasaran.

(6)

commit to user

Dari metode yang digunakan penerjemah tersebut didasarkan pada teknik yang dikembangkan. Setelah diketahui penggunaan teknik dan pemilihan metodenya dengan demikian akan terlihat adanya kecenderungan penerjemah terhadap ideologi yang digunakan, apakah ke domestikasi atau ke foreignisasi. Arah kecenderungan ideologi yang digunakan oleh penerjemah dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut.

C. Ideologi Penerjemahan Pada Teks Berungkapan Keagamaan

Sebagaimana dijelaskan di awal, kecenderungan ideologi suatu teks bisa dikenali setelah teknik dan metode yang digunakan penerjemah bisa ditelusuri. Sementara itu, untuk bisa mengetahui metode apa yang digunakan penerjemah, maka langkah pertama adalah mengetahui dan mengenali dengan benar teknik apa saja yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan teks. Pemilihan teknik dan penentuan metode tersebut merupakan strategi penerjemah dalam mengatasi permasalahan selama proses penerjemahan berlangsung.

Setelah peneliti meneliti secara prosedural dari teknik-teknik dan metode yang diterapkan penerjemah, maka diketahui kecenderungan ideologi yang digunakan lebih besar ke foreignisasi daripada ke domestikasi. Kecenderungan ideologi tersebut sifatnya tidak mutlak namun bersifat fleksibel. Artinya bahwa suatu teks yang diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran bisa bervariasi ideologinya. Pada bagian-bagian tertentu penerjemah menggunakan teknik dan metode tertentu, dengan demikian ideologinyapun akan bisa berubah. Oleh karena itu, tidak mustahil jika sebuah teks terdapat variasi teknik dan metode yang dipergunakan sehingga secara otomatis akan berpengaruh kepada kecenderungan ideologinya. Bagian-bagian teks tertentu cenderung ke ideologi domestikasi, namun pada bagian lain dari ranah teks bisa lebih cenderung ke ideologi foreignisasi.

Dari hasil analisis peneliti, terdapat sekitar 60% data diketahui lebih cenderung ke ideologi foreignisasi (foreignizing), dan sekitar 40% data cenderung ke domestikasi (domesticating). Dari temuan mengenai penggunaan ideologi (foreignizing atau domesticating), diuraikan juga mengenai alasan mengapa penerjemah memiliki

(7)

commit to user

kecenderungan lebih besar ke salah satu dari kedua ideologi dalam penerjemahan, serta implikasi dari penggunaan ideologi tersebut bagi kualitas terjemahan. Berdasarkan ada, diketahui bahwa penerjemah cenderung ke ideologi foreignisasi. Hal ini dapat dilihat dari teknik yang digunakan dan metode yang dipilih, sehingga kecenderungan ke bahasa sumber lebih dominan daripada ke bahasa sasaran. Kecenderungan penerjemah ke bahasa sumber didasari oleh pertimbangan bahwa dalam suatu teks terdapat kasus-kasus di mana terdapat ungkapan keagamaan yang sangat sulit diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran. Contoh mengenai hal tersebut dipaparkan sebagai berikut:

NO DATA

BSU BSA

001 By the way, latest Christian exposition of the “Beast 666”

of the Christian Bible is Dr.

Henry Kissinger.

Tetapi penjelasan mutakhir orang Kristen mengatakan bahwa “Beast 666” pada kitab Injil adalah Dr. Henry Kissinger

007 In the first place Moses was a Jew and Jesus was also a Jew;

secondly, Moses was a Prophet and Jesus was also a Prophet-therefore Jesus is like Moses and that is exactly what God had foretold Moses-

“SOOS JY IS”.

Pertama, Musa adalah seorang Yahudi dan Yesus juga seorang Yahudi; Kedua, Musa adalah seorang nabi dan Yesus juga seorang nabi-karena itu Yesus seperti Musa dan itu tepat ialah yang diramalkan Tuhan kepada Musa-Soos Jy Is.

030 Remember, there is no substitute for hard work. I believe that I say and I practice what I preach. Insha- Allah!

Ingat, tak ada yang dapat menggantikan kerja berat. Saya yakin atas apa yang saya katakan dan saya lakukan apa yang saya ucapkan. Insya Allah.

This utter neglect will continue to inflict untold suffering to the Ummah for generations to come.

Kita duduk mendengarkan ayat tersebut tetapi kita tidak melaksanakannya.

Pengabdian ini akan terus berlanjut pada umat kita generasi selanjutnya.

(8)

commit to user 136 The Arabic word which he

(Sale) perverted is litas-kunoo which means to find peace, consolation, composure or tranquillity; and not “cohabit”

meaning “To live together in a sexual relationship when not legally married.”

Kata bahasa Arab yang diselewengkan adalah litaskunoo yang berarti untuk mendapatkan kedamaian, hiburan, ketenangan atau ketentraman dan bukan hubungan seks yang berarti untuk hidup bersama dalam hubungan seksual ketika belum syah menikah.”

Di samping itu, yang berkaitan dengan ideologi ada tiga masalah yang dapat digali di sini. Tiga masalah tersebut antara lain, misi apa yang dibawa penerjemah baik secara sadar maupun tidak di dalam menerjemahkan buku The Choice: Islam and Christianity. Kedua, kesenjangan dan perbedaan apa saja yang dihadapi penerjemah dengan pandangan editor buku tersebut. Perbedaan kepentingan dan pandangan antara penerjemah dengan editor juga akan menjadi bahan temuan signifikan bagi penelitian ini.

Perbedaan sudut pandang dan kepentingan dalam kasus „Indonesia dengan Timor Timur pada saat itu (yang sekarang menjadi negara Timor Leste) terletak pada sudut pandang apakah Timor Timur berintegrasi ke Indonesia atau Indonesia mencaplok Timor Timur. Oleh karena itu, ada dua istilah yang berbeda persepsinya antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Australia. Dalam kasus Timor Timur, Indonesia memaknai dengan ungkapan „to integrate‟, sementara Australia memandang hal tersebut sebagai tindakan aneksasi atau pencaplokan. Perdebatan sengit terjadi ketika kedua belah pihak menerjemahkan antara ungkapan „integrasi‟ atau „mencaplok‟ (kata to integrate or to annex).

Perbedaan kepentingan ini terlihat dari hasil kuesioner dan wawancara dari kedua informan yang menyatakan pendapat berbeda. Dengan demikian layak diambil langkah- langkah untuk menemukan jalan kompromi sehingga buku The Choice: Islam and Christianity yang diterjemahkan dan diedit menjadi The Choice: Dialog Islam-Kristen menjadi sebuah buku yang akhirnya bisa diterbitkan. Selain dari kedua pihak ( penerjemah dan editor), ada unsur lain yang mempengaruhi naskah yang diterjemahkan, yakni unsur dari kebijakan pimpinan penerbit. Dari tiga pihak (penerjemah, editor dan pimpinan penerbit)

(9)

commit to user

masing-masing secara langsung maupun tidak langsung, sadar maupun tidak sadar membawa ideologi masing-masing dan ideologi tersebut mewarnai teks dalam proses diterbitkannya sampai pada isi dan nuansa dalam buku The Choice : Dialog Islam – Kristen.

Hubungannya dengan ideologi yang digunakan penerjemah, ada permasalahan mendasar bahwa sebuah terjemahan memiliki kecenderungan berorientasi ke bahasa sumber atau ke bahasa sasaran. Kecenderungan tersebut dipengaruhi oleh kepentingan “untuk kalangan siapa hasil terjemahan teks tersebut disajikan”. Dalam dunia penerjemahan, perdebatan mengenai apakah sebuah terjemahan seharusnya berorientasi ke bahasa sumber ataukah bahasa sasaran belum menunjukkan titik terang. Dengan kata lain, apakah suatu terjemahan sebaiknya bersifat harfiah ataukah bebas.

Perdebatan yang berlangsung sangat lama ini tidak pernah menemukan jawaban meyakinkan. Namun demikian, penelitian ini tetap berpegang kepada sudut pandang, bahwa sebuah teks adalah tindak komunikasi. Sebagai hasil tindak komunikasi, sebuah teks yang akan diterjemahkan tidak steril atau tidak bebas dari kepentingan. Karena tidak steril, penerjemahpun seyogyanya diletakkan dalam konteks tindak komunikasi, dengan mempertimbangkan hal-hal seperti (1) apa maksud dan tujuan penerjemahan buku tersebut dan apa atau bagaimana kaitan antara maksud penerjemahan tersebut dan maksud penulis teks bahasa sumber (2) siapa segmen pembaca terjemahan tersebut (3) apa jenis teks yang diterjemahkan (4) kesenjangan waktu yang begitu lama antara terbitan teks asli dan hasil terjemahan juga sangat berpengaruh terhadap hasil terjemahan dan penangkapan pembaca teks terjemahan. Dengan demikian, jenis teks bahasa sumber dengan sidang pembaca teks terjemahannya juga dipengaruhi oleh perbedaan waktu juga, sehingga perbedaan waktu tersebut mempengaruhi pemahaman pembaca teks bahasa sasaran. Setelah diketahui peta kecenderungan ideologi yang dianut penerjemah, maka dampak yang timbul akan muncul pada kualitas terjemahan teks tersebut.

(10)

commit to user

Dampak dari kualitas terjemahan tersebut dapat dilihat dari tiga kriteria, yakni keakutan, keberterimaan dan keterbacaan terjemahan sebagai faktor afektif. Ini artinya kualitas terjemahan dengan tiga parameter tersebut ditentukan oleh pembaca (afektif), baik pembaca pakar maupun pembaca awam. Pembaca pakar lebih banyak menyoroti segi keakuratan terjemahan, sementara pembaca awam memfokuskan pada keterbacaan terjemahan. Dari tiga kriteria tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

1. Keakuratan Terjemahan Buku The Choice: Islam and Christianity dan The Choice : Dialog: Islam – Kristen.

Skala Penilaian Keakuratan Ungkapan dalam Buku The Choice : Islam and Christianity dan The Choice : Dialog Islam-Kristen

SKALA KRITERIA

3 Memuat makna referensial, tidak terdapat ketaksaan tetapi terdapat atau tidak terdapat penambahan dan pengurangan nuansa makna, bila terdapat istilah merupakan istilah ungkapan keagamaan.

2 Memuat makna referensial, terdapat ketaksaan, terdapat penambahan dan pengurangan nuansa makna, istilah merupakan istilah

keagamaan.

1 Memuat makna referensial, terdapat ketaksaan, terdapat penambahan dan pengurangan nuansa makna, bila terdapat istilah bukan istilah ungkapan keagamaan

Dengan berdasar kriteria di atas, hasil analisis data diketahui sebagai berikut.

Tabel 5.3 Jumlah dan Persentase Tingkat Keakuratan Ungkapan Keagamaan pada Buku The Choice : Islam and Christianity dan The Choice: Dialog Islam – Kristen

Skala Jumlah Prosentase

3 159 50,61%

2 111 35,31 %

1 44 14,01 %

Keterangan

Skala 3 : Teks Terjemahan Akurat

Skala 2 : Teks Terjemahan Kurang Akurat Skala 1 : Teks Terjemahan Tidak Akurat

(11)

commit to user a. Terjemahan Akurat

Yang dimaksud terjemahan akurat secara umum dapat diketahui dari pesan dalam kalimat bahasa sumber yang tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Di samping itu, kalimat bahasa sasaran dapat dipahami dengan mudah. Yang termasuk data dengan terjemahan akurat antara lain :

001 002 003 016 018 019 020 021 024 026 028 031 034 037 039 044 045 048 051 053 055 056 058 060 065 066 067 069 071 072 076 080 084 086 088 089 093 096 097 100 103 105 109 110 113 114 115 116 120 123 128 131 133 134 135 136 139 143 149 151 154 155 158 163 169 170 171 173 175 177 180 182 184 185 187 189 192 195 196 198 200 203 205 207 211 214 217 219 221 223 225 227 229 230 232 235 238 240 241 243 245 249 253 258 262 263 265 267 270 274 276 279 282 285 289 291 294 297 301 303 307 309 310 311 314 316 318 319 321 322 323 325 328 331 334 337 340 341 343 347 350 352 354 360 364 367 370 373 375 376 377 379 382 383 385 388 391 394 397 399 404 406 410 412 414 416 418 419 420 422 424 428 430 431 434 438 440 441 444

Berikut ini disajikan data yang termasuk dalam kategori terjemahan akurat.

No. Data Bsu Bsa

001 By the way, latest Christian exposition of the “Beast 666” of the Christian Bible is Dr.

Henry Kissinger.

Tetapi penjelasan terakhir orang Kristen mengatakan bahwa “Beast 666” pada kitab Injil adalah Dr. Henry Kissinger.

Terjemahan data nomor 001 merupakan terjemahan yang akurat karena dalam kalimat tersebut terdapat ungkapan „beast 666‟ yaitu sebutan untuk orang yang ahli dalam agama Kristen, dan yang dimaksud disini adalah Dr. Henry Kissinger. Oleh karena itu, terjemahan ini termasuk akurat dan mudah dipahami oleh baik pembaca umum maupun secara khusus pembaca yang beragama Kristen dan Islam. Keterpahaman pembaca tersebut memang didasari oleh keterangan penjelas yang ditulis di pinggir atau sebagai anotasi. Namun

(12)

commit to user

demikian, tanpa tambahan cacatan tersebut jika pembaca mencermati dari kalimat ke kalimat berikutnya, akan memperoleh pemahaman yang komprehensif dan jelas.

No. data Bsu Bsa 002 Then surely it must be

have something to say about the greatest benefactor of mankind – the Holy Prophet Muhammad (may the peace of Allah be with him)

Maka tentunya harus ada sesuatu yang mengatakan “Israel” maka tentunya harus ada yang mengatakan tentang

kedermawanan terbesar dari umat manusia Nabi Suci Muhammad Shallalahu Alaihi wa Sallam.

Demikian juga pada data nomor 002 ungkapan „the Holy Prophet Muhammad‟ yang diterjemahkan menjadi „Nabi Suci Muhammad‟, yang bermakna bahwa Nabi Muhammad sebagai hamba pilihan Tuhan yang maksum (terjaga), sehingga ungkapan ‟the Holy Prophet‟

menjadi „Nabi suci Muhammad‟ merupakan terjemahan yang akurat, dilihat dari konteks kalimat secara keseluruhan.

No. data Bsu Bsa

003 That he gave life to the dead by God‟s

permission, and that he healed those born blind God‟s

permission

Bahwa dengan ijin Tuhan, ia dapat menghidupkan orang mati,

menyembuhkan orang buta sejak lahir

Berbeda dengan data nomor 003, „that he gave life to the dead by God‟s permission, and that he healed those born blind God‟s permission‟ yang diterjemahkan menjadi „bahwa dengan ijin Tuhan, ia dapat menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta sejak lahir‟. Terjemahan seperti ini memang cukup akurat dan sesuai dengan fakta sejarah, yang diceritakan baik yang ada di kitab injil maupun kitab Qur‟an. Satu-satunya Nabi yang bisa menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang buta dan orang kusta sejak lahir adalah Isa al-Masih atau sering disebut Yesus Kristus. Nabi Isa, yang dalam iman Kristen disebuu Yesus Kristus diabadikan kisahnya di dalam beberapa kitab suci agama besar.

(13)

commit to user

No. data Bsu Bsa

019 To the lamb of Christ I say, why not apply that acid test which the Master himself wanted you to apply to any would be claimant to prophethood? He had said: “By their fruits you shall know them.

Kepada domba-domba Kristus saya berkata, “ Mengapa tidak menerapkan ujian pahit yang Tuhan kehendaki sendiri agar diterapkan kepada siapa saja yang akan menjadi penuntut kenabian?” Dia telah berkata: “ Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.

Pada data 019 ‟to the lamb of Christ I say, why not apply that acid test which the Master himself wanted you to apply to any would be claimant to prophethood?‟ yang diterjemahkan menjadi „Kepada domba-domba Kristus saya berkata, „Mengapa tidak menerapkan ujian pahit yang Tuhan kehendaki sendiri agar diterapkan kepada siapa saja yang akan menjadi penuntut kenabian?‟.

Ungkapan „domba Kristus‟ merupakan ungkapan yang sangat populer dalam ajaran Kristen. „domba Kristus‟ maknanya hamba Tuhan yang harus diselamatkan dari kesesatan.

Domba dalam pengertian ini adalah umat manusia. Domba yang tersesat adalah umat manusia yang belum masuk dalam Kristus atau belum memeluk agama Kristen. Oleh karena itu, tugas Yesus adalah membimbing umat yang belum masuk dalam Kristus agar segera mengikuti ajaran Kristus dan mengamalkannya.

No. data Bsu Bsa

053 After his demise

someone asked his dear wife Ayesha Siddiqa about the life-style of her husband. She said,

“He was the Qur‟an in action.” He was the walking Qur‟an. He was the living Qur‟an.

Sesudah kematiannya seseorang bertanya kepada istri tercintanya Aisyah tentang gaya hidup suaminya Dia berkata,”Dia adalah Al-Qur‟an dalam perbuatan.”Dia adalah Al-Qur‟an berjalan. Dia adalah Al-Qur‟an berbicara. Dia adalah Al- Qur‟an yang hidup.

Hal ini juga terjadi pada data nomor 053 „He was the Qur‟an in action.‟ He was the walking Qur‟an. He was the living Qur‟an‟ yang diterjemahkan menjadi „Al-Qur‟an

(14)

commit to user

dalam perbuatan.‟Dia adalah Al-Qur‟an berjalan‟. Dia adalah Al-Qur‟an berbicara. Dia adalah Al-Qur‟an yang hidup. Terjemahan tersebut merupakan ungkapan yang mengandung makna perumpamaan, yakni „Al-Qur‟an dalam perbuatan‟ yang berarti bahwa pada diri Rasulullah seluruh perbuatannya merupakan cerminan dari isi kandungan Al-Qur‟an.

Demikian juga beliau sebagai Qur‟an yang berjalan. Ini mengandung arti bahwa beliau kemanapun pergi tidak meninggalkan nilai-nilai yang terdapat di alam Al-Qur‟an dan beliau adalah ruh dari Al-Qur‟an. Oleh karena itu, beliau juga merupakan cerminan Al- Qur‟an yang hidup. In berarti bahwa seluruh kehidupan Rasulullah selalu menyandarkan dirinya kepada Al-Qur‟an dimanapun dan kapanpun berada. Dengan demikian, terjemahan

„He was the Qur‟an in action. He was the walking Qur‟an. He was the living Qur‟an‟

diterjemahkan menjadi.‟Dia adalah Al-Qur‟an berjalan‟. „Dia adalah Al-Qur‟an berbicara‟. „Dia adalah Al-Qur‟an yang hidup‟ merupakan terjemahan yang akurat.

No. data Bsu Bsa

066 “Place of return,” is a title of the Holy City of Makkah. During the Hijrat (Migration) when the Holy Prophet was “fleeing” from Makkah to Madinah.

“Tempat kembali” adalah sebutan untuk Kota Suci Makkah. Selama Hijrah (migrasi) ketika Nabi Suci ”melarikan diri” dari Mekkah ke Madinah.

Demikian juga data nomor 066 „Place of return‟ yang diterjemahkan menjadi

„Tempat kembali‟. Penerjemah menangkap makna dari bahasa sumber tersebut sebagai makna yang bukan sesungguhnya. Ungkapan „Tempat kembali‟ memiliki intepretasi yang bermacam-macam. Jika dimaknai secara literal, maka ungkapan tersebut bisa diartikan sebagai „kampung halaman‟, misalnya dalam kalimat ‟para pemudik pulang ke kampung halaman saat lebaran sebagai tempat kembali‟.

Namun di sisi lain, pengertian ‟tempat kembali‟ adalah „kampung akherat‟ dimana semua manusia yang hidup sekarang ini akan mengalami mati dan akheratlah tempat kembalinya yang sesungguhnya dan akan mempertanggungjawabkan semua amal

(15)

commit to user

perbuatannya. Oleh karena itu, penulis bahasa sumber memberi tanda kutip dan penerjemah melakukan hal yang sama. Jika dilihat konteks keseluruhan, dalam kalimat yang dimaksud

‟tempat kembali‟ disini adalah kota suci Mekah, dimana Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Madinah karena tekanan dan demi keselamatan diri dan para sahabatnya karena ancaman kaum Quraisy, dan pada suatu saat akan kembali lagi ke kota suci Mekah. Maka dengan tanda kutip tersebut, penerjemah telah melakukan langkah tepat untuk memberi isyarat khusus kepada pembaca. Dengan demikian terjemahan di atas dapat dikategorikan sebagai terjemahan akurat.

No. data Bsu Bsa

420 The Holy Qur‟an can be appropriately described as „a book of telegram.‟

Kitab suci Al-Qur‟an dapat dengan tepat dilukiskan sebagai „sebuah kitab telegram‟.

Hal yang demikian juga terjadi pada data 420, yakni ungkapan „a Book of Telegram‟

yang diterjemahkan menjadi „sebuah kitab telegram‟. Terjemahan ini mengandung nuansa makna yang bisa berbeda-beda. Jika mengacu kepada pengertian telegram itu sendiri, maka maknanya adalah surat kawat yang mengandung informasi penting. Jika dihubungkan Qur‟an, maka berita atau informasi penting itu memang benar, dimana al-Qur‟an sebagai petunjuk hidup selalu menginformasikan hal-hal yang sangat penting dan fundamental dalam hidup, yang digambarkan dalam bentuk kisah-kisah para Nabi, para syuhada sampai masalah perumpamaan-perumpamaan sederhana, seperti „mengapa Tuhan menciptakan nyamuk, menciptakan lalat‟ dan sebagainya.

Oleh karena informasi penting itu dalam bentuk kitab atau buku, maka penulis mengibaratkannya sebagai „a book of telegram‟, yang diterjemahkan menjadi „sebuah kitab telegram‟. Namun demikian, ungkapan ini layak diberi penjelasan sehingga pembaca bisa menangkap maknanya dengan lengkap. Oleh karena itu, penerjemah seyogyanya memberi anotasi atau cacatan pinggir yang berkenaan dengan ungkapan spesifik tersebut.

(16)

commit to user

Terjemahan akurat tersebut bisa dilihat dari berbagai aspek, antara lain akurasi dari segi makna, dari segi struktur dan juga dari segi pesan yang disampaikan bahasa sumber.

Seorang penerjemah profesional akan menghindari memaksakan ungkapan bahasa sumber ke bahasa sasaran karena dengan memaksakan terjemahan yang sebenarnya tidak diketemukan dalam bahasa sasaran tersebut, terjemahan akan tidak akurat lagi dan cenderung akan menyesatkan pembaca. Dalam arti bahwa produk yang dihasilkan oleh penerjemah jauh dari ideal. Oleh karena itu, penerjemah profesional jika menghadapi ungkapan-ungkapan yang sangat pelik dan sulit, maka dia akan menempuh cara dengan teknik peminjaman dengan cara memberi anotasi secukupnya untuk memperjelas ungkapan tersebut.

No. data Bsu Bsa

139 An “Ummi”Prophet.

One who cannot read or write.

Seorang Nabi yang “Ummi”. Seorang yang tidak dapat membaca dan menulis.

Sebagai gambaran lain sebagaimana data nomor 139, ungkapan dalam bahasa sumber

„ummi‟ diterjemahkan menjadi „ummi‟ dalam bahasa sasaran, padahal ungkapan itu bisa diterjemahkan menjadi „orang yang tidak dapat membaca dan menulis‟ atau „buta huruf‟, namun penerjemah berpandangan bahwa jika ungkapan tersebut dipaksa diterjemahkan dengan ungkapan bahasa sasaran sebagaimana di atas, maka ada pesan yang hilang atau paling tidak mengurangi nuansa makna dalam bahasa sumber. Oleh karena itu ungkapan yang sifatnya sangat eksotik sering masuk dalam kategori ungkapan ketakterjemahan (untranslatability), namun jika dilihat secara tekstual dalam satu atau beberapa kalimat, maka terjemahannya akurat.

b. Terjemahan Kurang Akurat

Terjemahan kurang akurat secara umum dapat diketahui antara lain pesan dalam kalimat bahasa sumber belum tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Terdapat

(17)

commit to user

beberapa masalah dengan pilihan kata dan hubungan antar frasa, klausa dan elemen kalimat.

Yang termasuk data dengan terjemahan kurang akurat dalam penelitian ini antara lain : 005 008 010 013 014 022 023 025 027 029 032 033 035 036 038 040 046 049 052 054 057 061 063 070 073 074 075 077 078 079 081 082 083 085 087 091 092 093 094 098 099 101 102 104 106 107 108 111 112 117 118 119 121 122 124 125 127 130 132 137 140 141 145 146 147 150 152 153 156 157 159 160 161 162 164 165 167 168 172 174 175 176 178 179 181 186 190 191 193 194 197 199 201 203 206 208 211 215 216 218 384 395 400 401 407 423 443 445 447 448 450

Berikut ini disajikan beberapa contoh data yang termasuk dalam kategori terjemahan kurang Akurat.

U

Ungkapan „Sahabat Tuhan‟ pada data nomor 013 yang diterjemah dari ungkapan

„Friend of God‟ tidak begitu lazim, karena Tuhan secara umum tidak memiliki sahabat. Dia adalah Maha Pencipta, tidak bersekutu dan Maha Kuasa, sementara semua ciptaanNya adalah makluk yang tidak sejajar dengan derajat Tuhan. Ungkapan „Friend of God‟ diterjemahkan menjadi „Sahabat Tuhan‟, mengandung unsur kekakuan pada bahasa sasaran karena tidak lazim dalam konteks keagamaan. Sebagai alternatifnya, ‟Friend of God‟ akan lebih tepat jika diterjemahkan menjadi „hamba kekasih Tuhan‟. Dalam konteks pengertian ini adalah hamba Tuhan yang dikasihi karena kedekatannya.

No. data Bsu Bsa

013 You see, the Holy Bible speaks of Abraham as the “Friend of God”.

Abraham had two wives-Sarah and Hagar.

Perhatikanlah, kitab suci Injil menyatakan Ibrahim

(Abraham) sebagai “Sahabat Tuhan”. Ibrahim mempunyai 2 orang istri, Sarah dan Hajar melahirkan seorang anak Ibrahim, putra pertamanya.”

(18)

commit to user

No. data Bsu Bsa

014 The prophecy proceeds further:‟…

and I will put my words into his mouth‟?

Lebih jauh ramalan

mengatakan, “… dan Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya…” Apakah artinya jika dikatakan,”Saya akan menaruh firman saya dalam mulutnya?

Demikian juga ungkapan pada data nomor 014 yakni „I will put my words into his mouth‟ yang diterjemahkan menjadi „Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya‟.

Ungkapan ini agak sulit dipahami meskipun terjemahan secara kata demi kata sudah benar.

Akurasi ungkapan dari segi makna tidaklah bagus karena ungkapan terjemahan tersebut menimbulkan banyak tafsir. Sebagai alternatif terjemahan dari ungkapan yakni ‟I will put my words into his mouth‟ adalah „Saya (Tuhanmu) hendak menjadikan kamu fasih berbicara‟. Oleh karena itu, bentuk terjemahan ini dikategorikan sebagai terjemahan kurang akurat.

No. data Bsu Bsa

010 God who were helpless in the face of stubborn rejection of their message were the prophets Lot, Jonah, Daniel, Ezra and John the Baptist. They could only deliver the message, but could not enforce the law.

Beberapa orang suci Tuhan yang tidak berdaya menghadapi

penolakan yang keras atas pesan yang disampaikan mereka ini adalah nabi Lot, Jonah, Daniel, Ezra dan Yohanes Pembaptis. Mereka hanya dapat menyampaikan pesan, tetapi tidak dapat hukuman.

Data nomor 010 „God who were helpless in the face of stubborn rejection of their message‟ yang diterjemahkan menjadi „Beberapa orang suci Tuhan yang tidak berdaya menghadapi penolakan yang keras atas pesan yang disampaikan mereka‟ sulit dipahami.

Yang dimaksud dengan „beberapa orang suci Tuhan‟ membingungkan pembaca dan menimbulkan banyak pemahaman. Apakah yang dimaksud di dalam pesan itu adalah bahwa para Nabi atau Rasul, atau para ahli kitab sebagaimana disebutkan dalam kitab agama Islam, Kristen atau Yahudi, atau ada pengertian lain yang memang sifatnya tersirat. Untuk

(19)

commit to user

memahamkan pembaca, maka penerjemah layak menyertakan anotasi penjelas agar pembaca cepat memahami apa yang dimaksud dalam teks. Oleh karena itu ungkapan tersebut termasuk dalam kategori terjemahan kurang akurat.

No.mor data Bsu Bsa

035 In all his sayings and doings men of discernment could see the working of God‟s hand;” yet the sceptics called it sorcery – jugglery – magic!

Dalam setiap perkataan dan perbuatannya, orang yang bermata jeli dapat melihat peranan tangan Allah. Namun orang-orang yang skeptis menyebutnya sihir, sulap atau ilmu ghaib.

Terjemahan yang kurang akurat juga diperlihatkan pada data 035, yakni ungkapan

„the working of God‟s hand‟ yang diterjemahkan menjadi „peranan tangan Allah. Pembaca

akan sulit menangkap makna peranan tangan Allah karena Allah secara dzat tidak dapat digambarkan seperti manusia. Jika tangan dalam arti sesungguhnya, maka Allah menjadi makkluk, bukan pencipta dan ini menyalahi kaidah. Oleh karena itu, Allah tidak seperti makluk, karena Dia adalah Penciptanya. Terjemahan alternatifnya dari „the working of God‟s hand‟ adalah „kehendak dan kekuasaan Allah‟. Disini iradah Allah sangat

megdominasi dan cenderung mutlak dengan segala kekuasaanNya. Oleh karena itu, Allah sebagai Tuhan semesta mesti memang berbeda dengan makluknya di alam semesta ini.

Nomor data

Bsu Bsa

057 These are the only true bases on which the “Kingdom of God”

can be established.

Hanya atas dasar-dasar yang benar ini “Kerajaan Tuhan” dapat dibangun.

Hal ini juga terjadi pada data 057 „Kingdom of God can be established‟ yang diterjemahkan menjadi „Kerajaan Tuhan dapat dibangun‟. Terjemahan ini masih membingungkan karena dalam kajian teks keagamaan ungkapan ‟Kerajaan Tuhan‟ tidak lazim. Dalam literatur Islam, Tuhan berada di arasy, namun demikian Tuhan juga berada dimana-mana. Dimanapun manusia berada, disitulah Tuhan berada. Dalam kajian teks keagamaan Kristen, Tuhan Yesus,Tuhan Bapa dan Roh Kudus berada di surga. Karena

(20)

commit to user

terjemahan seperti ini masih membingungkan, maka dapat dikategorikan sebagai terjemahan kurang akurat.

No. data Bsu Bsa

054 If it is said that these are the words of a devoted believer about his beloved, then let us hear what a sympathetic

Christian critic had to say about His “Hero prophet!”

Jika dikatakan bahwa ini adalah kata-kata dari pengikut setia tentang yang dicintainya, maka marilah kita dengar apa yang dikatakan oleh seorang pengkritik Kristen yang simpatik tentang “Nabi

pahlawan!”nya.

Data 054 juga dapat dikatakan sebagai data yang kurang akurat. Hal ini terlihat dari bentuk terjemahan yang sulit dipahami yakni ungkapan „Hero prophet‟ yang diterjemahkan menjadi „Nabi pahlawan‟. Dalam kajian teks keagamaan, jarang diketemukan pengertian pahlawan yang melekat pada diri Nabi. Pahlawan banyak dikenal dalam konteks kebangsaan, misalnya pahlawan kemerdekaan, pahlawan revolusi, pahlawan pendidikan dan sebagainya.

Jika pahlawan dimaknai dengan „pejuang agama‟, maka istilah tersebut akan lebih tepat dengan ungkapan „Nabi‟ atau „Rasul‟ atau „utusan Tuhan‟. Terjemahan seperti ini juga terjadi pada data nomor 408 „Cultivation of science by the Muslims with the words‟ yang diterjemahkan menjadi „Pengembangan Ilmu Pengetahuan oleh Umat Islam dengan kata- kata‟. Ungkapan ini kurang menggambarkan konteks yang sesungguhnya karena umat Islam secara faktual menulis kitab dari berbagai cabang ilmu pengetahuan, mulai dari masalah- masalah agama sampai pada ilmu-ilmu umum dalam jumlah yang sangat banyak.

Oleh karena itu, kalimat terjemahan tersebut sebenarnya dapat diubah menjadi

„Pengembangan ilmu pengetahuan oleh Umat Islam dengan berbagai cara, termasuk dengan syair-syair (kata-kata)‟. Dengan demikian dapat dipahami secara sempurna bahwa pengembangan ilmu pengetahuan Islam bisa maju melalui budaya tulis maupun melalui lisan yang diingat dalam bentuk hafalan kata-kata.

(21)

commit to user

No. data Bsu Bsa

378 Islam is to master, overcome and supersede every other faith.

Islam adalah pemimpin, penguasa dan pengganti semua agama dan kepercayaan.

Kasus lain yang tampak sebagaimana dalam data nomor 378, yakni teks bahasa sumber berbunyi „Islam is to master, overcome and supersede every other faith‟. Ungkapan

„supersede every other faith‟ yang diterjemahkan menjadi „pengganti semua agama dan

kepercayaan‟. Kelihatannya terjemahan tersebut benar akan tetapi ada kesalahan fatal yang dilakukan penerjemah dalam memahami konteksnya. Islam sama sekali tidak mengganti keyakinan, kepercayaan bahkan budaya sekalipun pada fase-fase yang telah ada sebelumnya, akan tetapi Islam meluruskan sebagian dari keyakinan tersebut.

Hal-hal yang masih dipertahankan dari tradisi lama seperti, gotong royong dan hidup bersama serta kebiasaan bersyair. Sementara keyakinan dan tradisi yang dihilangkan antara lain seperti menyembah berhala, membunuh bayi perempuan, minum arak dalam pesta dan perbudakan. Oleh karena itu, alternatif terjemahan tersebut adalah „penyempurna semua agama dan kepercayaan‟.

Dalam menerjemahkan teks, persoalan konteks menjadi sangat penting karena sangat menentukan isi pesan dan informasi secara menyeluruh. Jika penerjemah gagal menangkap pesan dan informasi dari bahasa sumber, maka akibatnya pesan tidak tersampaikan secara baik dalam bahasa sasaran.

c. Terjemahan Tidak Akurat

Yang dikatakan terjemahan tidak akurat dapat lihat dari beberapa hal antara lain;

pesan dalam kata dan frasa bahasa sumber tidak diterjemahkan sama sekali ke dalam bahasa sasaran, misalnya, dengan cara dihilangkan. Yang termasuk data dalam kategori terjemahan tidak akurat dalam penelitian ini antara lain :

(22)

commit to user

041 043 047 050 062 064 068 074 095 126 129 138 142 148 166 183 182 188 202 209 210 213 254 266 268 273 277 281 288 290 298 302 317 330 333 335 345 346 356 359 368 369 371 374

Berikut ini disajikan beberapa contoh data terjemahan yang termasuk dalam kategori terjemahan yang tidak akurat.

No. data Bsu Bsa

062 …meaning The Holy Ghost, which phrase no Bible Scholar has ever dared to interpolate into any of the multifarious English version. No, not even the Jehovah‟s Witnesses. This is how the Christian

manufacture God‟s word.

…artinya Roh Kudus, rangkaian kata yang para sarjana Injil tidak pernah berani

menambahkannya ke dalam bermacam-macam versi Inggris.

Tidak, Bahkan Jehovah‟s Witnesses sekalipun. Inilah bagaimana orang-orang Kristen membuat kata-kata Tuhan.

Ungkapan ‟bible scholar‟ (data nomor 062) diterjemahkan menjadi „sarjana Injil‟

membingungkan karena ungkapan „sarjana Injil‟ sulit dipahami. Sebenarnya ungkapan

„sarjana Injil‟ akan lebih tepat jika diterjemahkan menjadi „ahli kitab‟ karena dengan demikian akan jelas bahwa orang yang menguasai kitab tersebut adalah orang yang ahli, dalam arti menguasai inti sari ajaran Injil yang terkandung di dalamnya. Jika penerjemah menggunakan ungkapan „sarjana‟ dalam konteks kalimat tersebut, maka maknanya bisa

„ilmuwan atau pakar‟, sementara dalam teks-teks keagamaan telah memiliki ungkapan tersendiri yang banyak dikenal. Dengan demikian, bentuk terjemahan tersebut tidak akurat.

No. data Bsu Bsa

068 Your plea, “I don‟t know Arabic,‟ is useless. There are millions of Christian Arabs living today. The Christians boast that there are at least 10- 15 million Coptic Christians in Egypt alone and these are not all fellaheens.

Alasan Anda “Saya tidak menguasai bahasa Arab” adalah tidak berguna. Terdapat jutaan orang Arab Kristen saat ini. Umat Kristen membual bahwa terdapat paling sedikit 10-15 juta umat Kristen di Mesir dan mereka tidak semua fellaheens. (Seorang petani atau pekerja pertanian di Negara Arab).

(23)

commit to user

Sementara Data nomor 068, ‟Your plea, „I don‟t know Arabic,‟ is useless‟. yang diterjemah menjadi „Alasan anda saya tidak menguasai bahasa Arab adalah tidak berguna‟

sulit dipahami terutama ungkapan ‟tidak berguna‟. Terjemahan alternatifnya bisa menjadi

„Sia-sia saja Anda beralasan kalau tidak menguasai bahasa Arab‟. Oleh karena itu, terjemahan ini termasuk dalam kategori terjemahan tidak akurat.

H al ini juga terjadi pada data nomor 142 ‟a supernatural authority for his dicta‟. Yang diterjemahkan menjadi „sebuah kekuatan gaib‟ untuk pendekteannya. Jika dicermati, kalimat tersebut tidak mempunyai predikat. Di samping itu, kalimat ini isinya membingungkan karena gagasan yang tertuang dalam kalimat belum utuh, yakni masih berupa sebuah frasa.

Oleh karena itu ungkapan tersebut termasuk kategori terjemahan yang tidak akurat.

No. data Bsu Bsa

371 God‟s protection is

continuous and His Plan is always to lead us from the depths of darkness into the clearest light.

Allah akan selalu menjaga, dan janji- Nya adalah untuk mengantarkan kita dari kegelapan yang dalam menuju cahaya yang jelas.

Pada data 371, ungkapan bahasa sumber „the depths of darkness into the clearest light‟ yang diterjemahkan menjadi „kegelapan menuju cahaya yang jelas‟. Ungkapan terjemahan ini sangat janggal karena kata keterangan yang dilekatkan pada kata sifat tidak

No. data Bsu Bsa

142 I am prepared to concede that Muhummed (pbuh) was a sincere man and that he gave many beautiful precepts for human welfare. What I cannot subscribe to is what you Muslims claim,‟ a supernatural authority for his dicta‟.”

Saya bersedia mengakui bahwa Muhammad adalah seseorang yang tulus dan memberikan banyak ajaran yang indah untuk

kesejahteraan manusia. Yang tidak dapat saya ikuti adalah apa yang umat Islam nyatakan‟ sebuah kekuatan gaib untuk

pendekteannya.‟

(24)

commit to user

tepat, yakni kata „gelap‟ dengan kata sifat „dalam‟, dan kata „cahaya‟ dengan kata sifat

„jelas‟. Oleh karena itu, ungkapan terjemahan tersebut sebagai alternatifnya bisa diterjemahkan menjadi „kegelapan yang penuh gulita menuju cahaya yang terang benderang‟.

No. data Bsu Bsa

395 I leave this task to my more learned brethren, and the erudite scholars of Islam.

Saya tinggalkan tugas ini kepada saudara saya yang lebih terpelajar, dan sarjana Islam yang terpelajar.

Demikian juga pada data 395, ungkapan „scholars of Islam‟ yang diterjemahkan menjadi „sarjana Islam yang terpelajar‟. Terjemahan ungkapan ini tidaklah tepat karena terjadi tumpah tinggi (redundancy) antara kata „sarjana‟ dan „terpelajar‟ karena dua kata tersebut sebenarnya memiliki makna yang sama yakni „orang yang terdidik‟. Alternatif terjemahan dari „scholars of Islam‟ adalah „sarjana ilmu keislaman.‟

2. Keberterimaan (acceptability) buku The Choice : Islam and Christianity dan The Choice : Dialog: Islam – Kristen

Keberterimaan sangat terkait dengan kewajaran terjemahan, penggunaan kata-kata dan istilah yang baku dan lazim dalam teks yang bernuansa ungkapan keagamaan, kalimat yang sesuai dengan aturan tata bahasa Indonesia. Suatu terjemahan dapat juga dikatakan berterima jika terjemahan tersebut terasa alamiah; istilah tehnis yang digunakan lazim digunakan di bidang keagamaan dan akrab bagi pembaca; kata dan frasa yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penilaian keberterimaan ini melibatkan informan yang dianggap ahli dalam masalah teks yang bernuansa ungkapan keagamaan dan satu informan yang ahli dalam bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara yang dilakukan pada tiga informan yang dianggap mampu dalam masalah teks yang bernuansa ungkapan keagamaan dan kebahasaan.

Untuk memudahkan penilaian keberterimaan dilakukan dengan pemberian skor rentang nilai 1 sampai 3. Terjemahan berterima diberi skor 3, terjemahan kurang berterima 2, dan terjemahan tidak berterima 1. Skor 3 sampai 1 dengan indikasi sebagai berikut:

(25)

commit to user

Tabel 5.4: Persentase Tingkat Keberterimaan Ungkapan Keagamaan pada Buku The Choice : Islam and Christianity dan The Choice: Dialog Islam – Kristen

Skala Jumlah Prosentase

3 178 53,41 %

2 99 29,71 %

1 56 16,82 %

Keterangan

Skala 3 : Teks Terjemahan Berterima

Skala 2 : Teks Terjemahan Kurang Berterima Skala 1 : Teks Terjemahan Tidak Berterima

Hasil penelitian menunjukkan data skor rata-rata keberterimaan terjemahan adalah 111 atau 33,4%. Ini artinya bahwa terjemahan tersebut mempunyai keberterimaan cukup baik namun masih membutuhkan revisi pada beberapa bagian. Berikut contoh terjemahan berdasarkan tingkat keberterimaannya.

a. Terjemahan Berterima

Terjemahan yang berterima mengacu pada bahasa yang digunakan pada terjemahan wajar dan sesuai dengan aturan penggunaan bahasa Indonesia, pilihan kata telah biasa dipakai untuk masa sekarang, sesuai dengan bidang teks mengenai ungkapan keagamaan, gaya bahasa dan ungkapan bahasa sasaran. Yang termasuk data terjemahan berterima dalam penelitian ini sebanyak 176. Data tersebut antara lain sebagai berikut:

016 018 019 020 021 024 026 028 031 034 037 039 044 045 048 051 053 055 056 058 060 065 066 067 069 071 072 076 080 084 086 088 089 093 096 097 100 103 105 109 110 113 114 115 116 120 123 128 131 133 134 135 136 139 143 149 151 154 155 158 163 169 170 171 173 175 177 180 182 184 185 187 189 192 195 196 198 200 203 205 207 211 214 217 219 221 223 225 227 229 230 232 235 238 240 241 243 245 249 253 258 262 263 265 267 270 274 276 279 282 285 289 291 294 297 301 303 307 309 310 311 314 316 318 319 321 322 323 325 328 331 334 337 340 341 343 347 350 352 354 360 364 367 370 373 375 376 377 379 382 383 385 388 391 394 397 399 404 406 410 412 414 416 418 419 420 422 424 428 430 431 434 438 440 441 444 447 450

(26)

commit to user

Ungkapan keagamaan yang berterima sebagaimana data di atas mengindikasikan bahwa ungkapan tersebut memiliki korelasi dengan keakuratan dan keterbacaan. Baik akurasi maupun keberterimaan secara umum dapat disandingkan untuk mengusji seberapa jauh tingkat akurasi dan keberterimaan tersebut.

Berikut ini disajikan beberapa contoh data terjemahan yang termasuk dalam kategori berterima:

No. Data Bsu Bsa

016 The domineer replied, “All your expositions sound very well, but they are of on real consequence, because we Christians have Jesus Christ the “incarnate” God, who, who has redeemed us from the Bondage of Sin!”

Dominee membalas, “Semua penjelasan anda terdengar sangat baik, tetapi itu semua tidak

mempunyai konsekuensi yang nyata, karena kami umat Kristen

mempunyai Yesus Kristus sebagai reinkarnasi Tuhan, yang

menyelamatkan kami dari perbudakan dosa!”

Ungkapan „the incarnate of God‟ pada data nomor 016 diterjemahkan menjadi

„reinkarnasi Tuhan‟ sudah tepat, meskipun demikian ungkapan ini layak diberi penjelasan secara spesifik apa yang dimaksud dengan enkarnasi Tuhan tersebut. Dalan kajian keyakinan agama tertentu (Hindu) memang ada keyakinan tentang enkarnasi, yakni kembalinya hidup ke dunia. Jika di dalam dunia berbuat baik, maka kembalinya akan baik juga, tetapi ketika hidup pertama di dunia ini jelek, maka enkarnasinya menjelma menjadi makluk yang buruk dan menakutkan. Reinkarnasi (dari bahasa Latin untuk "lahir kembali" atau "kelahiran semula") atau t(um) itis, merujuk kepada kepercayaan bahwa seseorang itu akan mati dan dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan lain. Yang dilahirkan itu bukanlah wujud fisik sebagaimana keberadaan kita saat ini. Yang lahir kembali itu adalah jiwa orang tersebut yang kemudian mengambil wujud tertentu sesuai dengan hasil perbuatannya terdahulu. Terdapat dua aliran utama yaitu pertama, mereka yang mempercayai bahwa manusia akan terus menerus lahir kembali. Kedua, mereka yang mempercayai bahwa manusia akan berhenti lahir

(27)

commit to user

semula pada suatu ketika apabila mereka melakukan kebaikan yang mencukupi atau apabila mendapat kesadaran agung (Nirvana) atau menyatu dengan Tuhan (moksha). Dengan demikian ada semacam paham menyatunya manusia dengan Tuhan di alam baka, penyatuan Tuhan dalam agama berbeda dengan keyakinan lain, seperti paham “manunggaling kawulo Gusti” yang banyak dianut di pulau Jawa.

No. data Bsu Bsa

017 In New Testament times, we all confined that the Jew were still expecting the fulfilment of the prophecy of „one like Moses‟

refer John 1:19-25. When Jesus claimed to be the Messiah of the Jews, the Jews began to enquire as to where was Elias? The Jews had a parallel prophecy that before the coming of the

Messiah, Elias must come first in his second coming. Jesus

confirms this Jewish belief:

Pada Perjanjian Baru, kita temukan bahwa orang-orang Yahudi masih mengharapkan terpenuhinya ramalan “ Seorang seperti Musa”, lihat Yohanes 1:19-25. Ketika Yesus menyatakan sebagai Mesias dari orang-orang Yahudi, mereka mulai bertanya dimana Elia? Orang-orang Yahudi mempunyai sebuah ramalan parallel bahwa sebelum kedatangan Mesias, Elia harus datang terlebih dahulu pada kedatangannya yang kedua. Yesus menyatakan kepercayaan Yahudi ini:

No. data Bsu Bsa

018 We Muslims are not denying that Jesus was the “Messiah”, which word is translated as “Christ.‟

We are not contesting the

“thousand and one prophecies”

which the Christians claim abound in the old Testament foretelling the coming of the Messiah. What we say is that Deuteronomy 18:18 does not refer to Jesus Christ but it is an explicit prophecy about the Holy Prophet Muhammed!”

Kami umat Islam tidak menyangkal bahwa Yesus adalah “Mesias”, yang diterjemahkan sebagai “Kristus”.

Kami tidak mempertentangkan

“ribuan dan satu ramalan” yang banyak dikatakan umat Kristen pada Perjanjian Lama yang meramalkan kedatangan Mesias. Apa yang kami katakan adalah Ulangan 18: 18 tidak mengacu pada Yesus tetapi itu adalah sebuah ramalan yang jelas tentang Nabi Suci Muhammad Shallallahu wa Sallam.

Demikian juga pada data nomor 017 dan nomor 018, terdapat ungkapan „New Testament‟ yang diterjemah menjadi „Perjanjian Baru‟ dan „Old Testament‟ yang diterjemah menjadi „Perjanjian Lama‟. Terjemahan ini berterima, karena „New Testatment‟

mengacu kepada „Kitab Injil‟ dan „Old Testament‟ merujuk kepada Kitab Taurat. Dua istilah

(28)

commit to user

ini sudah sangat dikenal di dalam teks keagamaan dan sudah sangat lazim. Dalam hal ini penerjemah memilih menggunakan teknik penerjemahan setia sehingga mudah ditangkap maknanya. Teknik penerjemahan setia mengutamakan kepatuhan bahasa sasaran terhadap bahasa sumber. Teknik ini lebih tepat untuk menerjemahkan satuan lingual kecil seperti kata dan frasa.

Data nomor 024, „Messenger of God‟ yang diterjemah menjadi „Utusan Tuhan‟

merupakan terjemahan yang bagus. Terjemahan ini berterima karena maknanya mudah ditangkap dan sudah lazim. Dalam hal ini penerjemah berusaha memproduksi makna secara tekstual yang dikaitkan dengan konteksnya secara tepat dan mempertahankan tata bahasa dan leksikon bahasa sumber, sehingga terjemahannya berterima.

Demikian juga data nomor 028, „there are no short cuts to Da‟wah‟ yang diterjemah menjadi „tidak ada jalan pintas dalam berdakwah‟. Penerjemah berusaha mempertahankan leksikon bahasa sumber dengan tetap memperhatikan makna bahasa sasaran dalam

No. data Bsu Bsa

024 Between the Gospels of Mathews and Luke they give this mighty Messenger of God sixty-six fathers and grandfathers

Diantara Kitab Matius dan Lukas mereka memberi Utusan Tuhan yang hebat ini 66 ayah dan kakek.

No. data Bsu Bsa

028 It is the duty of every Muslim – man, woman of child to get involved. Each according to his or her capacity. Memorize the above verse with its meaning as well as the equipped to share or deen with non-muslims. There are no short cuts to Da‟wah

(propagation).

Adalah tugas setiap Muslim-pria wanita, atau anak-anak untuk terlibat, sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Ingatlah ayat di atas dengan artinya juga kutipan yang mendahului dan mengikutinya sehingga anda mempunyai bekal untuk membagi dien kita dengan non-Muslim. Tak ada jalan pintas untuk berda‟wah.

(29)

commit to user

konteksnya. Bentuk penerjemahan ini termasuk terjemahan setia sehingga tidak mengalami reduksi makna. Dengan demikian, ungkapan tersebut berterima dalam bahasa sasaran.

Keberterimaan ungkapan tersebut disebabkan oleh seringnya ungkapan itu muncul dalam wacana keagamaan dan dipakai secara berulang-ulang.

No.

data

Bsu Bsa

431 In the beginning the word

“father” for God did not carry any blasphemous association

Pada awalnya kata “Bapa” untuk Tuhan tidak membawa asosiasi yang menghina Tuhan.

Data 431 menunjukkan sebagai bentuk terjemahan yang berterima. Ungkapan „the word father for God‟ yang diterjemahkan menjadi kata Bapa untuk Tuhan merupakan

terjemahan yang berterima karena ungkapan father tepat diterjemahkan menjadi „ayah' atau

„Bapak‟. Untuk ungkapan dalam agama Kristen, bukanlah Bapak dalam arti ayah, namun ini adalah Tuhan yang ada di Surga. Yaitu Tuhan Allah atau Allah Bapa. Istilah seperti ini sudah sangat dikenal di kalangan kaum Kristiani, sehingga terjemahan „father‟ menjadi „Bapak‟

dapat dikategorikan terjemahan yang berterima.

No. data Bsu Bsa

444 It is very easy for the followers of any religious to talk glibly about “the fatherhood of God and the brotherhood of man”

but how is this beautiful idea to be implemented?

Sangat mudah bagi pengkut statu agama untuk berbicara secara lancar

“kebapakan tuhan dan persaudaraan manusia” tetapi bagaimana ide yang begitu indah ini diimplementasikan?

Ungkapan di atas sangat terkait dengan data 444, yakni ungkapan „the fatherhood of God‟ yang diterjemahkan menjadi „kebapakan Tuhan‟. Penerjemah mampu menangkap

nuansa bahasa yang terkandung di bahasa sumber, dimana teks tersebut membicarakan mengenai sifat ketuhanan dalam agama Kristen, sementara dalam agama Islam tidak dikenal adanya Tuhan Bapa. Sehinga dalam teks keagamaan Kristen dikenal adanya; Anak Tuhan, Tuhan Bapa dan Roh Kudus. Oleh karena itu, penerjemah memahami betul akan konteks

(30)

commit to user

dalam kalimat tersebut dan memahami bidang kajian yang diterjemahkan, yakni kajian teks yang bernuansa keagamaan.

No. data Bsu Bsa

447 I have been asking the Christians whether they can find a fifth heading under which the Word of God can be lubricated

Saya telah menanyakan umat Kristen apakah mereka dapat menemukan judul kelima untuk kategori Firman Tuhan.

Hal ini juga memiliki keruntutan gagasan dengan data 447, yang masih menggunakan ungkapan Tuhan untuk berbagai maksud. Pada data 447, „the Word of God‟ diterjemahkan menjadi „Firman Tuhan‟ telah memenuhi kaidah terjemahan yang benar. Salah satunya adalah kepatuhan terhadap bahasa sumber dan kedua, isi yang diterjemahkan sesuai dengan konteks kalimat secara keseluruhan. Kata „word‟ jika dikaitkan dengan Tuhan, maka menjadi

„firman‟, bukan „kata‟, ungkapan atau ucapan karena dalam kajian teks keagamaan, hal-hal yang menyangkut Tuhan telah memiliki peristilahan yang sifatnya sangat spesifik.

Dari keseluruhan data, sejumlah 450, terdapat 178 data yang dinilai berterima oleh informan. Terjemahan dinilai berterima apabila bahasa yang digunakan pada terjemahan sesuai dengan aturan penggunaan bahasa Indonesia, pilihan kata telah lazim dipakai pada saat ini, sesuai dengan bidang teks ungkapan keagamaan serta gaya bahasa dan ungkapan bahasa sasaran, namun terdapat beberapa kata/istilah dalam terjemahan yang kurang wajar/alamiah.

Hal ini karena ketiga informan tersebut memiliki latar belakang pendidikan dan keahlian yang berbeda pula. Dari terjemahan tersebut masih ada bagian-bagian tertentu yang layak diperbaiki.

b. Terjemahan Kurang Berterima

Terjemahan dianggap kurang berterima apabila bahasa yang digunakan pada terjemahan kurang sesuai dengan aturan bahasa sasaran, pilihan kata kurang banyak dikenal dan kurang lazim dalam teks ungkapan yang bernuansa keagamaan, serta ada kata atau istilah yang kurang wajar. Dengan kata lain, terjemahan yang kurang berterima merujuk pada terjemahan

Gambar

Tabel  5.1:  Penggunaan  Teknik,  Metode,  dan  Kecenderungan  Ideologi  dan  Dampaknya   terhadap Kualitas Terjemahan
Tabel  5.3  Jumlah dan Persentase Tingkat Keakuratan Ungkapan Keagamaan  pada Buku The Choice : Islam and Christianity  dan The Choice:  Dialog Islam – Kristen
Tabel 5.4:  Persentase Tingkat Keberterimaan  Ungkapan Keagamaan pada  Buku The Choice : Islam and Christianity  dan The Choice:   Dialog Islam – Kristen
Tabel  5.5  Persentase Tingkat Keterbacaan Ungkapan Ungkapan Keagamaan  dalam  Buku  Teks The Choice : Islam and Christianity  dan The Choice: Dialog  Islam –Kristen

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan sistim aplikasi e-kinerja dalam membentuk budaya kerja Aparatur Sipil Negara pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Bima dari hasil penyebaran kuesioner

Gesekan budaya dapat terjadi saat seseorang tidak memiliki rasa simpati pada suatu kebudayaan, sehingga ia meninggalkan budayanya tersebut. Simpati dan empati sendiri perlu

Oleh karena itu, lahirnya UU No 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah dilengkapi dengan lahirnya UU No 25/1999 tentang Central dan Proporsi Keuangan Daerah, dan update dari UU No

Perlu dilakukan penelitian tentang pola penggunaan dan persediaan analgetik di Puskesmas untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan dan pengelolaan obat di fasilitas

Adanya praktik poligami suami yang istrinya menjadi tenaga kerja Indonesia di Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan, jika dipandang dalam hukum Islam tidak

Pengujian ini dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan dengan 4 sumber. Sumber pertama yaitu orang yang menggunakan sistem untuk melakukan pengawasan penjualan

merupakan salah satu jenis ikan kakap yang banyak dicari oleh konsumen. sebagai bahan konsumsi masyarakat yaitu sebagai lauk-pauk harian

menunjukkan sekumpulan foto kotoran anjing yang  ditemui Akbar dan ditampilkan secara slide show. Masih