• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INFUSA DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) DALAM BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA in vitro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH INFUSA DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) DALAM BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA in vitro"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH INFUSA DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) DALAM BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA in vitro

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya (S.KG)

Oleh :

Fauziah Qodrrine Susanto 04031181419020

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

2018

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Allah’s timing is perfect in every matter, We never understand the wisdom behind it,

But we have to learn to trust it.

And my succes can only come from Allah (QS. Hud : 88).

Terima kasih sudah sabar menunggu,

Serta tak pernah lupa menyelipkan namaku disetiap doamu, Ini kupersembahkan untukmu,

“Mama dan Papa”

(5)

v

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Infusa Daun Pepaya (Carica papaya L.) dalam Berbagai Konsentrasi terhadap Pertumbuhan Candida albicans”.

Pada halaman ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut memberikan bantuan baik berupa pikiran maupun dukungan moral dan spiritual selama masa perkuliahan hingga dapat menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada :

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Keluargaku tercinta Papa dan Mama (Ari Susanto, Ak., MM dan Kordine Akerpia) yang tidak pernah berhenti mendoakan dan memberikan dukungan moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, serta saudara- saudaraku Kak Icha, Kak Riko, Kak Nia, Nikita dan Aliyah yang terus memberikan dukungan serta menemani dan menghibur dikala penat.

3. drg. Sri Wahyuningsih, M. Kes., Sp. Pros selaku Ketua Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya dan dosen pembimbing akademik saya yang telah memfasilitasi dan mendukung segala keperluan di tingkat program studi sehingga skripsi ini berjalan dengan lancar.

(7)

vii

4. drg. Nandang Koswara, M. Kes selaku dosen pembimbing skripsi pertama yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, saran, serta masukan sejak awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. dr. Ella Amalia, M. Kes selaku dosen pembimbing skripsi kedua yang telah memberikan bimbingan, semangat, dan dukungan pada penulisan skripsi ini serta membantu penulis saat sedang melakukan penelitian.

6. drg. Siti Rusdiana Puspa Dewi, M. Kes selaku dosen penguji pertama yang telah meluangkan waktu, memberikan masukan, saran, dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. drg. Shanty Chairani, M. Si selaku dosen penguji kedua yang telah meluangkan waktu, membimbing, dan memberikan banyak masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8. Teman seperjuanganku Indah Octantia dan Cut Dhien Nissa Shella yang selalu setia menemani dari awal menempuh masa perkuliahan hingga berjalan sampai saat ini.

9. Teman-teman terbaik Ade Putri Acong, Siska Erissa, Latifah Mulyana, Reni Astriyana, Fairuz Mudiah, Ade Rizky Putri Ratih, Deratih Putri Utami yang selalu setia menemani dan menghibur.

10. Teman-teman yang pernah dan sedang tinggal seatap Syifa Khairiah, Dea Laksmi Prajwalita, Rossiana Nanggala Putri, Claudine Radot Pamela Boru Tambunan, Ashrinda Dita Mutiara.

(8)

viii

11. Abang-abangku di Indralaya Ridhoalf Nasution, Dimas Setiawan, Kak Anug, Bang Sandi, Bang Yai, Bang Mongol yang selalu menghibur, memotivasi dan memberikan saran terbaik.

12. Teman-teman bimbinganku Andi Muhammad Imam R, Rahma Yunita, Kinanti Nabila, Felianda Thalia Ramadhanty, Fadlun Alawiyah, Yon Aditama, Muhammad Ikhsan Solihin Lubis, Irwin Setiadi.

13. Pelengkap penghuni kembang dadar Melva Gita Amalia dan Izzatunnisa.

14. Teman-teman seangkatanku “Undevertien”, terimakasih untuk masa prekliniknya.

15. Seluruh dosen pengajar, staf tata usaha, dan pegawai di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

16. Pihak-pihak yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan studi preklinik.

Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi ilmu dan profesi kedokteran gigi serta dapat berguna bagi masyarakat.

Palembang, Desember 2018 Penulis,

Fauziah Qodrrine Susanto

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN JUDUL... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Pepaya (Carica Papaya L.) ... 5

2.1.1 Klasifikasi Tanaman... 6

2.1.2 Sejarah dan Penyebarannya... 6

2.1.3 Morfologi dan Ekologi ... 7

2.1.4 Kandungan Kimia ... 9

2.1.5 Efek Antijamur pada Daun Pepaya ... 12

2.1.6 Dosis Letal ... 14

2.2 Candida albicans ... 15

2.2.1 Klasifikasi ... 15

2.2.2 Morfologi ... 16

2.2.3 Kandidiasis Oral ... 18

2.3 Nistatin ... 23

2.4 Kerangka Teori... 25

2.5 Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

3.2.1 Waktu Penelitian... 26

(10)

x

3.2.2 Tempat Penelitian ... 26

3.3 Besar Sampel Penelitian ... 26

3.4 Identifikasi Variabel ... 27

3.4.1 Variabel Bebas ... 27

3.4.2 Variabel Terikat ... 27

3.4.3 Variabel Terkendali ... 27

3.4.4 Variabel Tidak Terkendali ... 27

3.5 Definisi Operasional... 28

3.6 Kerangka Konsep ... 29

3.7 Alat dan Bahan Penelitian ... 29

3.7.1 Alat Penelitian ... 29

3.7.2 Bahan Penelitian ... 30

3.8 Prosedur Penelitian... 30

3.8.1 Sterilisasi Alat ... 30

3.8.2 Pembuatan Infusa Daun Pepaya ... 30

3.8.3 Pembuatan Larutan Kontrol ... 33

3.8.4 Persiapan Koloni Candida albicans ... 33

3.8.5.Penentuan Nilai KHM Infusa Daun Pepaya... 34

3.8.6 Penentuan Nilai KBM Infusa Daun Pepaya ... 35

3.8.7 Uji Daya Hambat Infusa Daun Pepaya ... 36

3.9 Analisis Data ... 37

3.10 Alur Penelitian ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 39

4.1 Hasil ... 39

4.2 Pembahasan ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 52

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Komposisi kimia daun pepaya ... 10

Tabel 2-2 Fitokimia pepaya ... 10

Tabel 2-3 Klasifikasi toksisitas zat kimia berdasarkan LD50 ... 14

Tabel 3-1 Definisi operasional ... 28

Tabel 4-1 Hasil uji KHM dan KBM infusa daun pepaya terhadap C. albicans... 39

Tabel 4-2 Jumlah dan nilai rata-rata diameter zona hambat ... 40

Tabel 4-3 Hasil analisis uji one way ANOVA ... 41

Tabel 4-4 Perbedaan nilai rata-rata diameter zona hambat antar kelompok ... 4

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1. Distribusi pepaya ... 7

Gambar 2-2. Daun pepaya... 8

Gambar 2-3. Struktur kimia saponin steroid dan tritepen ... 11

Gambar 2-4. Struktur kimia alkaloid karpain ... 11

Gambar 2-5. Struktur kimia flavonoid ... 12

Gambar 2-6. Struktur kimia tanin ... 12

Gambar 2-7. Morfologi C. albicans ... 17

Gambar 2-8. Struktur dan komponen dinding sel C. albicans ... 18

Gambar 3-1. Cara pengukuran diameter zona hambat ... 37

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Data Output SPSS ... 52

Lampiran 2. Foto Alat dan Bahan Penelitian ... 55

Lampiran 3. Foto Prosedur Pembuatan Infusa Daun Pepaya ... 56

Lampiran 4. Foto Prosedur Penelitian ... 57

Lampiran 5. Foto Hasil Penelitian ... 57

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian... 59

Lampiran 7. Surat Selesai Penelitian ... 60

Lampiran 8. Lembar Bimbingan ... 61

(14)

xiv

PENGARUH INFUSA DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) DALAM BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP

PERTUMBUHAN Candida albicans

Fauziah Qodrrine Susanto Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Abstrak

Candida albicans merupakan mikroorganisme komensal di dalam rongga mulut C. albicans dapat bersifat patogen pada kondisi tertentu dan dapat menyebabkan kandidiasis oral. Pengobatan kandidiasis oral dapat dilakukan secara topikal maupun per oral namun keduanya memiliki kekurangan dan efek samping sehingga dibutuhkan alternatif lain dengan efek samping yang lebih kecil. Daun pepaya mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, dan tanin yang dilaporkan memiliki potensi sebagai antijamur. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh infusa daun pepaya (Carica papaya L.) dalam berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan C. albicans. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris dengan post test only control group design.

Kelompok bahan uji terdapat 7 kelompok terdiri dari infusa daun pepaya konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, kontrol positif menggunakan nistatin, dan kontrol negatif menggunakan akuades. Uji KHM dan KBM menggunakan metode dilusi, sedangkan uji daya hambat menggunakan metode difusi agar. Data dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA dilanjutkan dengan uji Post-Hoc Bonferroni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa daun pepaya dapat menghambat pertumbuhan C. albicans dibandingkan kontrol negatif secara signifikan dengan p=0,00 (p<0,05), namun efektivitasnya lebih kecil dibandingkan kontrol positif. Zona hambat infusa daun pepaya terbentuk mulai pada konsentrasi 20%. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar rata-rata zona hambat yang terbentuk. Nilai KHM dan KBM infusa daun pepaya terdapat pada konsentrasi 10%. Dapat disimpulkan bahwa infusa daun pepaya dapat digunakan sebagai bahan alternatif antijamur.

Kata Kunci: Antijamur, C. albicans, Carica papaya L.

(15)

xv

INFLUENCE OF PAPAYA LEAF INFUSION (Carica papaya L.) IN VARIOUS CONCENTRATION ON THE GROWTH OF

Candida albicans

Fauziah Qodrrine Susanto Dentistry Study Programme Medical Faculty of Sriwijaya University

Abstract

Candida albicans is a commensal microorganism in the oral cavity that can cause oral candidiasis under spesific conditions. Oral candidiasis can be treated topically or orally but both have side effect. Therefore, natural products which have fewer side effects are needed as alternative treatment. Papaya leaf contains saponins, alkaloids, flavonoids, and tannin which had reported that possess some antifungal properties. This study aimed to determine the influence of papaya leaf infusion (Carica papaya L.) in various concentration against C.

albicans. This study used post test only control group design. There were 7 groups consisted of papaya leaf infusion concentration of 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, positif control using nystatin and negative control using aquadest. The dilution method was used to determine the minimum inhibitory concentration (MIC) and the minimum bactericidal concentration (MBC), while inhibitory zone was tested using agar well diffusion method. Data were analyzed using One Way ANOVA followed by Post-Hoc Bonferroni test. The result showed that the papaya leaf infusion significantly inhibited the growth of C. albicans compared with negative control with p=0,00 (p<0,05), but the efficacy was still less than positive control.

Inhibiton zone of papaya leaf infusion was started to form at concentration of 20%. The higher concentration showed the higher mean inhibition zone. MIC and MBC value of papaya leaf infusion was 10%. It can be concluded that papaya leaf infusion can be used as an alternative of antifungal agent.

Key words: Antifungal, C. albicans, Carica papaya L.

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spesies Candida adalah jamur yang ditemukan pada beberapa bagian tubuh orang yang sehat, seperti di dalam rongga mulut, saluran pernapasan, saluran cerna, saluran genital, dan kulit.1 Jamur tersebut bersifat oportunistik patogen, yaitu tidak patogen pada individu sehat tetapi akan menjadi patogen pada individu dengan kondisi immunocompromissed.2 Persentase spesies Candida pada rongga mulut orang dewasa sehat sekitar 30-45%, pada neonatus 45%, dan pada anak-anak 45%-65%.3 Lebih dari 150 spesies dari genus Candida telah diidentifikasi.4 Paling sedikit 70% infeksi pada manusia disebabkan oleh Candida albicans, sisanya disebabkan oleh Candida tropicalis, Candida kruzei, dan

beberapa spesies Candida lainnya.4

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi C. albicans disebut candidosis atau candidiasis.4 C. albicans berproliferasi menyebabkan virulensinya meningkat dan

berubah menjadi patogen, sehingga dapat menimbulkan infeksi.2 Salah satu infeksi jamur C. albicans pada rongga mulut adalah oral thrush. Lesi tersebut tampak sebagai bercak putih pada gingiva, lidah, dan membran mukosa mulut yang jika dikerok meninggalkan permukaan yang merah.5 Kandidiasis oral cukup mengganggu penderita dengan timbulnya beberapa gejala, seperti rasa sakit, terbakar, perubahan indra perasa, dan susah mengunyah.5

Obat yang digunakan untuk mengatasi C. albicans adalah obat golongan antijamur. Obat antijamur dapat diberikan secara topikal dan per oral.6 Obat

(17)

2

antijamur yang efisien digunakan untuk perawatan kandidiasis oral adalah golongan poliena dan imidazol.6 Obat antijamur golongan poliena lebih banyak digunakan daripada obat golongan imidazol karena jarang menimbulkan resistensi.6 Salah satu obat antijamur golongan poliena yaitu nistatin.7 Penggunaan nistatin dapat menyebabkan efek samping yang merugikan para pemakainya.7 Efek samping pemakaian topikal antara lain dermatitis kontak dan urtikaria.7 Efek samping pemakaian per oral dapat berupa gatal, anoreksia, mual, muntah, nyeri perut, kram perut, ruam kulit dan diare ringan.7 Oleh karena itu, dibutuhkan obat antijamur dari bahan yang alami untuk mengurangi efek samping yang dapat terjadi.

Penggunaan bahan-bahan alami asal tumbuhan (herbal) bagi masyarakat Indonesia bukan merupakan hal yang baru.8 Modernisasi di bidang kesehatan mengakibatkan penggunaan obat-obatan herbal sempat tergeser, tetapi pada kenyataannya obat-obatan herbal tak kalah ampuh untuk mengobati penyakit.8 Pengobatan secara herbal cenderung lebih aman karena tidak memberikan efek negatif yang terlalu besar bagi tubuh serta harganya cenderung lebih murah.8

Salah satu tanaman herbal yang dapat dijadikan sebagai alternatif adalah tanaman pepaya (Carica papaya L.) terutama bagian daunnya.9,10 Daun merupakan bagian yang memiliki kandungan senyawa organik paling banyak dibandingkan bagian lainnya.10 Senyawa aktif yang terdapat dalam daun pepaya (Carica papaya L.) yaitu, saponin, alkaloid, flavonoid, dan tanin mempunyai aktivitas sebagai antijamur.10 Saponin dapat menurunkan tegangan permukaan membran sterol dinding sel jamur C. albicans, akibatnya permeabilitas membran

(18)

3

dapat terganggu sehingga sel jamur akan membengkak dan lisis.11 Alkaloid dapat menghambat esterase dan juga DNA dan RNA polimerase.12 Flavonoid dan tanin merupakan senyawa golongan fenol.13 Senyawa-senyawa tersebut mampu bereaksi dengan dinding sel jamur lalu masuk ke dalam inti sel jamur, dan membuat seluruh protein pada jamur mengalami denaturasi sehingga sel jamur menjadi rusak dan mati.13

Banyak penelitian yang telah menemukan aktivitas antijamur dari ekstrak daun pepaya dengan menggunakan beberapa macam pelarut. Pada penelitian sebelumnya oleh Suni dkk (2017), mengungkapkan infusa daun pepaya efektif menghambat pertumbuhan C. albicans pada konsentrasi 60%.14 Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh infusa daun pepaya (Carica papaya L.) dalam menghambat jamur C albicans.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh infusa daun pepaya (Carica papaya L.) dalam berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan C. albicans.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh infusa daun pepaya (Carica papaya L.) dalam berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan C. albicans.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengukur daya hambat infusa daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap pertumbuhan C. albicans pada konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%.

(19)

4

2. Mengukur Konsentrasi Hambat Minumun (KHM) infusa daun pepaya (Carica papaya L.) yang dapat menghambat pertumbuhan C. albicans.

3. Mengukur Konsentrasi Bunuh Minumun (KBM) infusa daun pepaya (Carica papaya L.) yang dapat membunuh pertumbuhan C. albicans.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta dapat digunakan sebagai tinjauan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut.

2. Sebagai sumber informasi bagi dokter gigi dan masyarakat tentang pengaruh infusa daun pepaya terhadap pertumbuhan C. albicans.

(20)

47

DAFTAR PUSTAKA

1. Nobile CJ, Johnson AD. Candida albicans biofilms and human disease. Annu Rev Microbiol. 2015; 6(3); 71-92.

2. Jyoti DM, Awasthi RS. Evaluating the prevalence of Candida species in the oral cavity of immunocompromised patients. IJSR. 2014; 3(3): 179-83.

3. Rathod P, Rohit P, Vipinder D, Dhamanjay R. Oral candidiasis widely prevalent frequently missed review article. International Journal of Scientific Study. 2015; 3(6): 192-8.

4. Butel JS. Medical microbiology. 24th Ed. New York: Mc Graw hill; 2007.

p.86-9.

5. Haikael M, Joram B, Pammla P. Prevalence and predictors of oral thrush among Maasai in Ngorongoro conservation area: a preliminary consideration.

Imedpub Journals. 2014; 6(2): 1-12.

6. Reichart PA, Samaranayake LP, Philipsen HP. Pathology and clinical correlates in oral candidiasis and its variants: a review. Oral Dis. 2000; 6(2):

85–91.

7. Sulistia GG, Rianto SN, Elysabeth. Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta:

Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI. 2007.

p.581.

8. Mardiana Lina. Daun ajaib tumpas penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya; 2013.

p.26-7.

9. Rukmana R. Pepaya budidaya dan pasca panen.Yogyakarta: Kanisius; 2007.

p.23-8.

10. Alorkpa EJ, Boadi NO, Badu M, Saah SA. Phytochemical screening, antimicrobial and antioxidant properties of assorted Carica papaya leaves in Ghana. Journal of Medicinal Plants Studies. 2016; 4(6): 193-98

11. Luning AIG, Gandjar. Kimia farmasi analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar;

2008. p.433.

12. Rahmawati I, Noviana S, Rinanto Y. Uji aktivitas antifungi fraksi n-heksan, etil asetat dan air dari daun pepaya (Carica papaya linn.) terhadap Candida albicans ATCC 10231. Jurnal Farmasi Indonesia. 2010; 7(1): 30-34.

13. Mauseth JD. Botany: an introduction to plant biology. 5th ed. Burlington:

Jones and Bartlett Learning; 2013. p.578.

14. Suni NA, Wowor VNS, Leman MA. Uji daya hambat rebusan daun pepaya (carica papaya) terhadap pertumbuhan Candida albicans pada plat resin akrilik polimerisasi panas. Journal e-GiGi. 2017; 5(1): 74-8.

(21)

48

15. MoEF. Biology of Carica papaya (Papaya). Series of Crop Specific Biology Documents New Delhi: Ministry of Environment, Forests and Climate Change and the Department of Biotechnology, Ministry of Science and Technology.

2011.

16. Orwa C, A Mutua, Kindt R , Jamnadass R, S Anthony. Agroforestree database:a tree reference and selection guide version 4.0. 2009. [Online].

Tersedia:http://www.worldagroforestry.org/treedb/AFTPDFS/Carica_papaya.

PDF , diunduh tanggal 8 Oktober 2017.

17. Warisno. Budidaya pepaya. Yogyakarta: Kanisius; 2003. p.18.

18. Priyono, Suci RP, Sukirman JS. Training use of papaya (Carica papaya L.) dried fruit papaya into sweets. International Journal of Small Business and Entrepreneurship Research. 2014; 2 (3) : 33-41.

19. Vaughan JG, Geissler CA. The new oxford book of food plants. Oxford:

University Press; 2009. p.233-8.

20. Ming R, Moore PH. Genetics and genomics of papaya. New York: Springer;

2014. p.142-6.

21. A’yun Q, Laily A N. Analisis fitokimia daun pepaya (Carica papaya L.) di balai penelitian tanaman aneka kacang dan umbi, Kendalpayak, Malang.

JKUIN. 2015: 2(2): p.134-37.

22. Muhlisah, Fauziah. Tanaman obat keluarga (TOGA) revisi. Jakarta: Penebar Swadaya; 2011. p.17-20.

23. Hanani E. Analisis fitokimia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2014.

p.56-63.

24. Hopkins, W.G. Introduction to plant physiology. 2nd Ed. New York: John Wiley and Sons, Inc; 2006. p.133-8.

25. Rosari IR, Zulfian, Sjahriani T. Pengaruh ekstrak daun pepaya (Carica Papaya L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans. JIKK. 2014;1(2): 127- 34.

26. Barton D, Baldwin JE, Ollis WD. Tetrahedron Reports on Organic Chemistry.

Oxford: Pergamon Press; 2004. p.116.

27. Moreno J, Peinado R. Enological chemistry. London: Academic Press; 2012.

p.187.

28. Donald, I, Gail B, Patt R. An Introduction to Modern Genetics. Philippines:

Addison Wesley; 2006. p.179.

29. Agnol R, Ferraz A, Bernardi AP, Albring D, Nor C, Sarmento L, Lamb L, Hass M. Antimicrobial activity of some hypericum species. Journal of Phytomedicine. 2003. 10(7): 141-47.

30. Sasmito WA, Wijayanti AD, Fitriana I, Sari PW. Pengujian toksisitas akut obat herbal pada mencit berdasarkan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Jurnal Sain Veteriner. 2015; 33(2): 234-39.

(22)

49

31. Santi TD. Uji toksisitas akut dan efek antiinflamasi ekstrak metanol dan ekstrak n-heksana daun pepaya (Carica papaya L.). Pharm Sci Res. 2015;

2(2): 101-14.

32. Powers RH, Dean DE. Forensic toxicology mechanism and pathology. United States: CRC Press; 2015. p.27.

33. Ansah C, Appiah JA, Mensah KB, Mante PK. Aqueous leaf extract of Carica papaya (Caricaceae) Linn. causes liver injury and reduced fertility in rats.

International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science. 2016; 8(2):

261-65.

34. Tsai PW, Chen YT, Hsu PC, Lan CY. Study of Candida albicans and its interactions with the host: a mini review. Bio Medicine. 2013; 3(2): 51-64.

35. Komariah RS. Kolonisasi Candida dalam rongga mulut. Majalah Kedokteran FK UKI. 2012; 28(1): 39-47.

36. Musrati ASA. Oral immune defense against chronic hyperplastic candidiasis.

Disertasi. Findland: University of Helsinki; 2008. p.12-5.

37. Tjampakasari RC. Karakteristik Candida albicans. Cermin Dunia Kedokteran Edisi 151. 2006: 33- 6

38. Sudbery PE. Review growth of Candida albicans hyphae. Nat Rev Microbiology. 2011; 3(2): 737-48.

39. Kusumaningtyas E. Mekanisme infeksi Candida albicans pada permukaan sel.

Loka Karya Nasional Penyakit Zoonosis; 2006; 5(6): 304-13.

40. Mutiawati VK. Pemeriksaan mikrobiologi pada Candida albicans. JKS. 2016;

16(1): 53-63.

41. Mc Farlane. Essential of microbiology for dental student. 2nd Ed. New York:

Oxford University Press; 2006. p.287.

42. Hakim L, Ramadhan MR. Kandidiasis oral. Majority. 2015; 4(8): 5 3-7.

43. Tarcin BG. Oral candidosis: aetiology, clinical manifestations, diagnosis and management. Journal of Mamara University Institute of Health Science. 2011;

1(2): 140-8.

44. Samaranayake L. Essential microbiology for dentistry. 4th Ed. Churchill Livingstone : Elsevier; 2011. p.144-157.

45. Glick M. Burcket’s oral medicine. 12th ed. India: Jaypee Brothers Medical;

2015. p.221-227.

46. Wongsohardjo SB, Subagyo G. Kandidiasis di mulut akibat khemoterapi dan penatalaksanaannya. Maj Ked Gi. 2011; 18(2): 173-7.

47. Rundjan L, Andriani R. Nistatin oral sebagai terapi profilaksis infeksi jamur sistemik pada neonatus kurang bulan. Sari Pediatri. 2010; 11(6); 420-7.

48. Denning DW. Dose range evaluation of liposomal nystatin and comparison with amphotericin B and amphotericin B lipid complex in temporarily neutropenic mice infected with an isolate of Aspergillus fumigatus with

(23)

50

reduced susceptibility to amphotericin B. Antimicrobial agents and chemotherapy. 2007; 43(11): 2592-99.

49. Pratiknya AW. Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan.

Jakarta: Raja Grafindo Persada; 2008. p.18.

50. Suryanto, Aris P, Henang W, Kuncoro PR. Kimia. Jakarta: Grasindo; 2008.

p.79.

51. Azwanida NN. A review on the extraction methods use in medicinal plants, principle, strength and limitation. Med Aromat Plants. 2015; 4 (3): 1-6.

52. Andriani, Ririn. Pengenalan alat-alat laboratorium mikrobiologi untuk mengatasi keselamatan kerja dan keberhasilan praktikum. Jurnal Mikrobiologi. 2016; 1(1): 1-7.

53. Soemiyati A, Elya B. Uji pendahuluan efek kombinasi antijamur infusa daun sirih (Piper betle L.), kulit buah delima (Punica grantum L.), dan rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap jamur . Makara Seri Sains. 2002;

6(3): 149.

54. Rezeki S, Chismirina S, Iski A. Pengaruh daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap pertumbuhan Candida albicans. Journal of Syiah Kuala Dentistry Society. 2017; 2(1): 52-62.

55. Sheehan DJ, Brown SD, Pfaller MA, Warnock DW, Rex JH, Chaturvedi V, et al. Method for antifungal disk diffusion susceptibility testing of yeast;

approved guidline. NCCLS Journal. 2006; 24(15): 1-36.

56. Balouiri M, Sadiki M, Ibnsouda SK. Method for in vitro evaluating antimicrobial activity: a review. JPA. 2016; 6(2): 71-9.

57. Kusrini D, Anam K, cahyono B. Potensi antimikosis beberapa tumbuhan obat Indonesia. JSKA. 2006; 9(3): 1-9.

58. Anita R, Nurcholis A, Retno S. Pengaruh pemberian infusa jintan hitam terhadap pertumbuhan Candida albicans. Jurnal Analisis Kesehatan. 2012;

1(1): 16-20.

59. Sulistyawati D, Sri M. Uji aktivitas antijamur infusa daun jambu mete (Artocarpus altilis) terhadap Candida albicans. Biomedika. 2009; 2(1): 47-51.

60. Frendsiane P, Novel K, Paulina VY. Uji aktivitas antijamur ekstrak etanol kulit batang rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap jamur Candida albicans secara in vitro. Jurnal MIPA UNSRAT. 2011; 3(2): 7-12

61. Khasanah I, Sarwiyono, Surjowardojo P. Ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) sebagai antibakteri terhadap streptococcus agalactiae penyebab mastitis subklinis. JPI. 2014; 2(1): 1-7.

62. Morales G, Sierra P, Mancilla A, Parades A. Secondary metabolites from four medicinal plants from northern chile: antimicrobial activity and biotoxicity against Artemia salina. Jou Chil Chem Soc. 2003; 48(2): 13-8.

Referensi

Dokumen terkait

Padahal dengan tertundanya jadwal pemeliharaan rutin akan mengakibatkan bertumpuknya kualitas kerusakan ( multiplier effect ) yang akhirnya membutuhkan biaya

Metode ini menggunakan empat tahap penelitian yaitu, Heuristik (Pengumpulan sumber), Verifikasi (Kritik Sumber), Interpretasi (Penafsiran Sumber), dan Historiografi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama bulan November 2017 – bulan Januari 2018 dapat disimpulkan bahwa perairan Sungai Way Kiri sangat sesuai untuk dilakukan budidaya

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “Penambahan Kayu Manis ( Cinnamomum Burmanii) sebagai Sumber Antioksidan : Pengaruhnya terhadap Karakteristik

[r]

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan sebuah instrumen Operasi Pasar Terbuka yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai pembuat kebijakan moneter dalam

Selain itu pada penelitian ini yang respondennya adalah penjual makanan Online , dari hasil analisis masih menemukan bahwa ada 9 orang (28,2%) yang memiliki

Yang membedakan tipe bercerita berpasangan dengan lainnya adalah dalam tipe ini guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa