• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) DENGAN METODE TRAFFIC SHAPING PADA JARINGAN INTERNET (STUDI KASUS : PT TOYONAGA INDONESIA) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) DENGAN METODE TRAFFIC SHAPING PADA JARINGAN INTERNET (STUDI KASUS : PT TOYONAGA INDONESIA) SKRIPSI"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) DENGAN METODE TRAFFIC

SHAPING PADA JARINGAN INTERNET (STUDI KASUS : PT TOYONAGA INDONESIA)

SKRIPSI

diajaukan guna melengkapi skripsi dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan Program Studi Strata I Teknik Informatika

dan guna mencapai gelar Sarjana komputer

Disusun Oleh:

FUAD ABDUL MAJID 311410455

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA

BEKASI

2018

(2)
(3)
(4)
(5)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kerja praktek ini. Dan tak lupa pula Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi besar Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.

Penulisan laporan kerja praktek ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat lulus pada Program Teknik Informatika di STT Pelita Bangsa Cikarang, judul yang penulis ajukan adalah :

Dalam penyusunan dan penulisan laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh Karen itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Ir. Mardiana, MM selaku Senat Yayasan Pelita Bangsa 2. Bapak Dr. Ir. Supriyanto M.P., Selaku Ketua STT Pelita Bangsa

3. Bapak Aswan Sunge, S.Kom, M.Kom selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika STT Pelita Bangsa

4. Bapak Ahmad Turmudi Z.Y, S.Kom, M.Kom selaku Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini 5. Ibu Nisa Nurhidayanti, S.Pd., M.T selaku Pembimbing Kedua yang telah banyak

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

(6)

Kedua Orang Tua Mustahil Laporan Kerja Prakek ini Dapat Terselesaikan

7. Teman-teman TI.14.E.3 dan TI.14.J.1 teman Seperjuangan Atas Bantuan dan Kerjasamanya yang Sangat Berarti Bagi Penulis

8. Semua Pihak yang Telah Banyak Membantu Penulis Dalam Pembuatan Laporan Kerja Praktek ini

Bekasi, November 2017

Penyusun

(7)

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN………... iii

PENGESAHAN……….... iv

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN……….. v

KATA PENGANTAR……….. vi

DAFTAR ISI………. viii

DAFTAR GAMBAR……… xi

DAFTAR TABEL………. xii

ABSTRACT……….. xiii

ABSTRAK……… xiv

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Identifikasi Masalah……….. 3

1.3 Rumusan Masalah………. 3

1.4 Batasan Masalah……… 3

1.5 Tujuan dan Manfaat………... 4

1.6 Sistematika Penulisan……… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….. 6

2.1 Kajian Pustaka……… 6

(8)

2.4.1 Pengertian QOS……… 8

2.4.2 Pentingnya QOS……….. 9

2.4.3 Parameter QOS………. 10

2.4.4 Mekanisme QOS……….. 14

2.4.5 Algoritma Antrian……… 15

2.5 Traffic shaping………. 16

2.6 Jaringan Komputer………. 18

2.6.1 Jenis-Jenis Jaringan Komputer………..……….. 19

2.6.2 Jaringan Wireless LAN……….……….. 21

2.6.3 Topologi Jaringan Komputer..………. 25

2.7 Program Aplikasi……… 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….. 34

3.1 Objek Penelitian………. 34

3.1.1 Waktu penelitian……….. 35

3.2 Metode Pengumpulan Data………... 36

3.2.1 Studi Literatur……….. 37

3.2.2 Studi Lapangan……… 37

3.3 Alat dan Bahan……….. 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 41

(9)

x

4.1 Hasil Penelitian……….. 41

4.1.1 Hasil Pengukuran QOS……… 42

4.2 Pembahasan……… 52

BAB V PENUTUP……… 54

5.1 Kesimpulan………. 54

5.2 Saran……….. 54

DAFTAR PUSTAKA………... 55

LAMPIRAN……….. 57

(10)

GAMBAR 1 : Topologi Bus……… 27

GAMBAR 2 : Topologi Star………... 29

GAMBAR 3 : Topologi Tree………... 30

GAMBAR 4 : Topologi Ring ………... 31

GAMBAR 4 : Topologi Mesh………. 32

GAMBAR 6 : Tampilan Software Axence NetTool ……… 33

(11)

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 : Standarisasi Nilai Delay Versi TIPHON ………. 11

TABEL 2 : Standarisasi Nilai Throughput versi TIPHON………. 13

TABEL 3 : Standarisasi Nilai Jitter Versi TIPHON……….. 14

TABEL 4 : jadwal Penelitian ……….……… 36

TABEL 5 : Wawancara …….……….……… 38

TABEL 6 : Nilai Bandwith pada komputer HRD………... 42

TABEL 7 : Nilai Delay pada komputer HRD………. 44

TABEL 8 : Nilai Packet loss pada komputer HRD……… 45

TABEL 9 : Nilai Bandwith pada komputer PURCHASING……….. 46

TABEL 10 : Nilai Delay pada komputer PURCHASING………. 47

TABEL 11 : Nilai Packet loss pada komputer PURCHASING………. 48

TABEL 12 : Nilai Bandwith pada komputer QC……… 49

TABEL 13 : Nilai Delay pada komputer QC………. 50

TABEL 14 : Nilai Packet loss pada komputer QC………. 51

TABEL 15 : Klasifikasi Perhitungan Delay………... 52

TABEL 16 : Klasifikasi Perhitungan Loss………..……… 53

(12)

The development of communication services has developed very rapidly,One of them is the use of bandwidth to access the internet network, Therefore there must be a monitoring system that can know the quality of the network we are using The method used in this study is the literature method, namely the method of data collection carried out by collecting related data sources and experimental methods (observation) namely doing research on QOS (Quality Of Service) on the internet network at PT TOYONAGA INDONESIA which has been configured with RouterOS Router to do traffic shaping bandwidth The results of this study are that QOS (Quality of Service) quality at PT TOYONAGA INDONESIA is quite good by using the Traffic shaping Method but it does not demand the possibility that it can still change according to the conditions in the field, namely in terms of transmission distance and also the number of users, and in terms of things that affect network performance according to parameters (QOS), namely throughput, packet lost and delay.

Keywords: Quality of service (Qos), Traffic Shaping Method, Pt Toyonaga Indonesia

(13)

xiv

ABSTRAK

Perkembangan layanan komunikasi telah berkembang sangat pesat. Salah satunya adalah pemanfaatan penggunaan bandwith untuk mengakses jaringan internet.Oleh karena itu harus ada sistem monitoring yang dapat mengetahui kualitas dari jaringan yang kita pakai.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode literatur yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan sumber- sumber data yang terkait dan metode (observasi) yaitu melakukan penelitian QOS (Quality Of Service) pada jaringan internet di PT TOYONAGA INDONESIA yang sudah dikonfigurasi dengan Mikrotik RouterOS untuk melakukan traffic shaping bandwith. Hasil penelitian ini adalah kualitas QOS (Quality of Service) di PT TOYONAGA INDONESIA sudah cukup baik dengan meggunakan Metode Traffic shaping tapi tidak menunut kemungkinan masih bisa berubah sesuai kondisi dilapangan yaitu dari segi transmisi, jarak dan juga banyaknya pengguna (user), maupun dari segi hal yang mempengaruhi kinerja jaringan menurut parameter (QOS) yaitu troughput, paket lost dan delay.

Kata kunci : Quality of service (Qos), Metode Traffic Shaping, Pt Toyonaga Indonesia

(14)

1.1 Latar belakang masalah

Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi telah sukses melahirkan teknologi baru yang kita sebut dengan teknologi internet. Semenjak kelahirannya teknologi internet berkembang dengan pesat dan sudah dipakai di seluruh dunia. Dengan teknologi internet, manusia telah berhasil menghubungkan wilayah-wilayah dunia ini menjadi satu dalam jaringan komputer yang sangat besar, sehingga seakan-akan tidak ada batas-batas wilayah yang satu dengan yang lain.

Internet (interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Pemanfaatan internet saat ini sudah menjadi kebutuhan mulai dari dunia bisnis, pendidikan, pemerintahan, hiburan dan lain-lain.

Pada dunia pendidikan penggunaan internet sudah diterapkan mulai dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi, begitu juga pada instansi perusahaan ini, yaitu PT Toyonaga Indonesia. Fasilitas internet yang tersedia digunakan untuk mempermudah proses kerja para karyawan, memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam mengelola dan mendapatkan informasi. Tetapi jaringan internet tersebut masih tidak stabil, dan sering terjadi kemacetan pada lalu lintas aliran paket didalam jaringan. Ketidakstabilan jaringan salah satunya adalah traffic bandwidth.

(15)

2

Dalam hubungannya dengan manajemen bandwidth dan jaringan, TCP/IP didesain dengan tujuan utama untuk mendukung lalu lintas aplikasi pada jaringan.

Aplikasi jaringan dan kebutuhan pengguna akan berubah seiring dengan kemajuan Teknologi Informasi dan Internet. Dengan bertambahnya pemakai yang menggunakan teknologi jaringan berkecepatan tinggi dan bertambah lebarnya jalur data, akan membuat semakin besarnya penggunaan bandwidth pada Teknologi Jaringan. Dengan demikian, hal ini berimbas pada beberapa masalah jaringan dalam jumlah yang lebih besar lagi yaitu memperlambat jalur data seperti delay queuing (antrian tunda), bottleneck (lebih banyak input dari pada kemampuan sebuah jalur data untuk mengirim) dan congestion (kemacetan hingga deadlock (berhenti).Karena itu, perlu adanya suatu analisis QOS untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pengukuran QOS (Quality of Service) dilakukan agar pengguna internet dapat mengetahui apakah kualitas layanan internet yang mereka peroleh sudah baik atau belum. Analisis kinerja jaringan internet pada PT Toyonaga Indonesia menekankan proses monitoring dan pengukuran parameter kualitas jaringan pada infrastruktur jaringan internet seperti kecepatan akses dan kapasitas transmisi, kerja, dari titik pengirim ke titik penerima yang menjadi tujuan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan judul “ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) DENGAN METODE TRAFFIC SHAPING PADA JARINGAN INTERNET (STUDI KASUS : PT TOYONAGA INDONESIA) “

(16)

1.2 Identifikasi masalah

Permasalahan yang sering timbul yang penulis temui dalam ruang lingkungan kerja adalah sebagai berikut:

1. Kecepatan Internet yang sering kali menurun dan tidak stabil

2. Tidak adanya sistem yang digunakan untuk mengetahui kualitas sinyal dari ISP

3. Sistem komputerisasi yang ada tapi tidak berjalan dengan sebagai mana mestinya karena persoalan jaringan internet yang tidak stabil

berdampak buruk dengan informasi.

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil analisis kualitas jaringan internet yang ada dalam lingkup PT Toyonaga Indonesia?

2. Apakah penggunaan metode Traffic Shaping dapat mengoptimalkan jaringan internet yang ada di PT Toyonaga Indonesia?

1.4 Pembatasan masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih fokus, sempurna dan mendalam maka penulis memandang permasalahan yang diangkat perlu dibatasi:

1. Penulis hanya akan mengambil masalah dalam lingkup mengenai “Analisis QOS (Quality Of Service ) dengan Metode Traffic Shaping Pada Jaringan Internet (Studi Kasus : PT Toyonaga Indonesia) “

(17)

4

2. Penulis hanya menganalisa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai QOS yang terdiri dari bandwidth, delay dan packet loss dalam jaringan internet di PT TOYONAGA INDONESIA.

3. Tidak menjabarkan secara terperinci mengenai tahapan implementasi atau setup metode traffic shaping menggnakan Mikrotik Os

1.5 Tujuan dan manfaat 1.5.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk memperoleh hasil analisis kulaitas jaringan internet yang ada dalam lingkup PT Toyonaga Indonesia

2. Untuk mengoptimalkan jaringan internet di PT Toyonaga Indonesia dengan menggunakan metode traffic shaping

1.5.2 Manfaat Penelitian 1 Bagi Mahasiswa

Dengan adanya penelitian ini memberikan tambahan pengalaman dalam menangani langsung masalah yang ada disekitar kita dalam dunia informatika dan juga cara menanganinya.

2 Bagi perusahaan

Memberikan solusi permasalahan yang ada dan memberi efek meningkatkannya lagi kualitas jaringan intenet yang digunakan di Pt Toyonaga Indonesia dan dapat digunakan sebagaimana mestinya 3 Bagi Program Studi Teknik Informatika STT Pelita Bangsa

(18)

Dalam hal ini diajukan untuk SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA sebagai inventaris dan sebagai bahan referensi Skripsi sebagi mahasiswa angkatan mendatang.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami laporan Tugas Akhir ini, maka laporan Tugas Akhir dikelompokkan ke dalam beberapa sub bab pembahasan dan menggunakan sistematika. Berikut sub bab pembahasan laporan antara lain, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan dasar-dasar teori yang diambil dari beberapa kutipan buku, jurnal, dan studi pustaka lainnya yang berupa pengertian yang berkaitan dengan penelitian yang dibahas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan hasil dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

(19)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Tinjauan pustaka berisi landasan teori serta referensi yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini penulis mengkaji beberapa referensi atau penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan. Penelitian pertama oleh Riadi (2010)

“Optimasi Bandwith Menggunakan Traffic Shaping” menggunakan media router dari MikroTik berdasarkan penelitian tersebut bahwa konfigurasi traffic shapping bandwith yang dilakukan dengan cara memisahkan traffic dan menerapkan limitasi bandwith menggunakan simple queues dapat memaksimalkan bandwith lebih optimal

Penelitian kedua Wijaya dan Handoko (2013) dengan judul : "Manajemen Bandwith Dengan Metode HTB (HIERARCHICAL TOKEN BUCKET) Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 SEMARANG yaitu : Konfigurasi dan Analisis Manajemen Bandwidth pada PC Router Menggunakan Metode HTB (Hierarchy Token Bucket) dan CBQ (Class Based Queue)untuk mengoptimalkan berbagai jenis jaringan dengan menerapkan layanan Quality Of Service (QOS) untuk menetapkan tipe-tipe lalu lintas jaringan.

Penelitian ketiga Silitonga dan Morina (2015) yang berjudul : "Analisis QoS (Quality of Service) Jaringan Kampus dengan Menggunakan Microtic Routerboard

(20)

(Studi Kasus : Fakultas Ilmu Komputer Unika Santo Thomas S.U) Menggunakan router Microtic Routerboard RB 1200 dan menggunakan metode simple queue dan queue tree bertujuan untuk melakukan Manajemen bandwith yang baik dan dapat menjadi tolak ukur tingkat QoS jaringan serta dapat menjamin pemakaian bandwith yang terkontrol dan tidak mengalami kebocoran.Hasil pengujian parameter QoS yaitu manajemen bandwith menunjukkan penggunaan bandwith yang lebih baik dan merata bagi setiap pengguna jaringan

Penelitian ke empat oleh Oleh Moningkey (2017) “Analisa Of Service (QOS) Jaringan Komputer DI SMK KRISTEN 1 TOMOHON “ menggunakan Axence nettools pro5 dan speed test sebagai media dalam penelitian mereka. Hasil dari penelitian diatas adalah Faktor yang mempengaruhi nilai QOS selain media transmisi dan kurangnya manajemen bandwidth yaitu media wifi yang menyebabkan delay yang besar, selain itu waktu proses yang melewati beberapa alat dan media mempengaruhi waktu delay untuk setiap perangkat yang diukur.

Penelitian kelima oleh Rismawati dan Mulya (2018) “Analisis Pemilihan Metode Quality of Service dengan Traffic Policing dan Traffic Shaping sebagai Pembanding Bandwidth pada Cisco Router Internet Service Provider” mereka menggunakan media router dari Cisco dan menggunakan sebuah software sniffer freeware yaitu wireshark (software open source).Hasil dari penelitian mereka mengatakan metode Traffic Shaping lebih baik dari pada metode Traffic Policing.

(21)

8

Adapun Nilai Persentase (%) QOS sebesar 100% untuk Traffic Shaping dengan Indeks Sangat Baik dan 93,42% untuk Traffic Policing dengan Indeks Baik

2.2 Dasar Teori

Dasar teori berisi landasan-landasan yang terkait dalam penelitian yang dilakukan. Pengertian-pengertian serta teori yang akan dijabarkan yaitu mengenai pengertian analisis, Quality of Service (QOS), Jaringan Komputer, Metode Traffic shaping dan Program Aplikasi.

2.3 Pengertian Analisis

Dalam linguistik, analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.(Bogdan, 2013:244) Analisa atau analisis merupakan suatu proses mengurai suatu hal menjadi berbagai unsur yang terpisah untuk memahami sifat, hubungan dan peranan masing- masing unsur. Analisis secara umum sering juga disebut sebagai pembagian.

2.4 Quality of Service (QOS)

2.4.1 Pengertian QOS

(22)

Menurut Rahmad (2014), Quality of Service (QOS) adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan bandwith, mengatasi jitter dan delay. Parameter QOS adalah latency, jitter, packet loss, throughput, MOS, echo cancellation dan PDD. Q0S sangat ditentukan oleh kualitas jaringan yang digunakan. Terdapa beberapa faktor yang dapat menurunkan nilai QOS, seperti : Redaman, Distorsi, dan Noise.

Quality of service (QOS) didefinisikan sebagai suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari suatu layanan. QOS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda QOS merupakan suatu tantangan yang besar dalam jaringan berbasis IP dan internet secara keseluruhan. Tujuan dari QOS adalah untuk memenuhi kebutuhan layanan yang berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang sama. QOS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan yang disediakan, baik secara kualitatif maunpun kuantitatif. Qos (Quality of service) merupakan sekumpulan teknik dan mekanisme yang menjamin performansi dari jaringan komputer (terutamanya di internet) di dalam penyediaan layanan kepada aplikasi-aplikasi di dalam jaringan komputer. Q0S (Quality of service) dilihat dan diukur dari sudut pandang penyedia layanan. Berbeda dengan QOE (Quality of experience) dimana penilaian dilakukan dari sudut pandang

(23)

10

pengguna. Quality of service berkaitan erat dengan data multimedia, layanan multimedia, dan real-time multimedia.

2.4.2 Pentingnya QOS

Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan QOS, yaitu :

a) Untuk memberikan prioritas untuk aplikasi-aplikasi yang kritis pada jaringan

b) Untuk memaksimalkan penggunaan investasi jaringan yang sudah ada.

c) Untuk meningkatkan performansi untuk aplikasi-aplikasi yang sensitif terhadap delay, seperti Voice dan Video.

d) Untuk merespon terhadap adanya perubahan-perubahan pada aliran trafik di jaringan.

2.4.3 Parameter QOS

a. Bandwidth

Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam medium transmisi . Dalam kerangka ini, bandwidth dapat diartikan sebagai perbedaan antara komponen sinyal frekuensi tinggi dan sinyal frekuensi rendah.

b. Latency (maximum packet delay)

(24)

Latency didefinisikan sebagai total waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay di dalam jaringan dapat digolongkan sebagai berikut delay processing, delay packetization, delay serialization, delay jitter buffer dan delay network. Rumus untuk menghitung nilai delay menurut (Rahmad ,2014):

Rata Rata Delay = Total Delay / Total Paket Yang Diterima Tabel 2.1 Standarisasi Nilai Delay Versi TIPHON(1999)

Kategori Delay Indeks

Sangat Bagus <150 ms 4

Bagus 150 s/d 300 3

Sedang 300 s/d 450 2

Jelek >450 1

c. Packet loss atau error

Packet loss adalah merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang. Salah satu penyebab packet loss adalah antrian yang melebihi kapasitas buffer pada setiap node.

Beberapa penyebab terjadinya paket loss yaitu :

(25)

12

1. Congestion, disebabkan terjadinya antrian yang berlebihan dalam jaringan.

2. Node yang bekerja melebihi kapasitas buffer.

3. Memory yang terbatas pada node.

4. Policing atau kontrol terhadap jaringan untuk memastikan bahwa jumlah trafik yang mengalir susuai dengan besarnya bandwidth. Jika besarnya trafik yang mengalir di dalam jaringan melebihi dari kapasitas bandwidth yang ada maka policing control akan membuang kelebihan trafik yang ada.

d. Throughput

Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bite per second (bps). Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut (sama dengan jumlah pengiriman paket IP sukses per service second) . Rumus untuk menghitung nilai througput menurut ( Rahmad ,2014) adalah sebagai berikut:

Througput =jumlah data yang dikirim waktu pengiriman data

Dalam standar TIPHON throughput dihitung dalam persen, untuk mendapatkan nilai throughput dalam persen hasil perhitungan throughput

(26)

kemudian dibagi dengan besarnya nilai bandwidth dan dikalikan dengan 100% untuk mengetahui besarnya persentase nilai throughput yang sebenarnya

Throughput % = 𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔𝑝𝑢𝑡𝐵𝑎𝑛𝑑𝑤𝑖𝑡ℎ X 100%

Tabel 2.2 Standarisasi Nilai Throughput versi TIPHON (1999)

Kategori Troughput Indeks

Sangat bagus 100 % 4

Bagus 75 % 3

Sedang 50 % 2

Jelek < 25 % 1

e. Jitter

Jitter atau variasi kedatangan paket, hal ini diakibatkan oleh variasi- variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter.

Jitter lazimnya disebut variasi delay berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan banyaknya variasi delay pada taransmisi data di jaringan Delay antrian pada router dan switch dapat menyebabkan jitter.Rumus untuk menghitung jitter menurut (Rahmad ,2014) adalah sebagai berikut.

(27)

14

Jitter = = total variasi delay total paket yang siterima−1

Total variasi delay merupakan jumlah dari selisih tiap nilai delay, dengan rumus

perhitungan. Total variasi delay = (delay 2 – delay 1) + (delay 3 – delay 2) +…..+ (delay n – delay (n-))

Tabel 2.3 Standarisasi Nilai Jitter Versi TIPHON(1999)

Kategori Jitter Indeks

Sangat Bagus 0 ms 4

Bagus 0 s/d 75 ms 3

Sedang 75 s/d 125 ms 2

Jelek 125 s/d 225 1

2.4.4 Mekanisme Qos

Mekanisme QoS digunakan untuk mengimplementasi kebijakan QOS yang tepat pada peralatan sepanjang jaringan. Pada saat paket IP memasuki jaringan, paket tersebut diklasifikasikan dan ditandai dengan identifikasi kelas tersebut. Kemudian, paket akan diperlakukan dengan berbagai mekanisme QOS sesuai dengan klasifikasi paket. Tipe mekanisme QOS yang merupakan alat bantu utama untuk mengimplementasi QOS pada jaringan:

1. Classification dan marking.

(28)

Klasifikasi merupakan pengidentifikasian dan pemisahan traffic menjadi beberapa kelas yang berbeda. Sedangkan, marking meliputi penandaan paket sebagai anggota dari jaringan berdasarkan ciri-ciri traffic dan kebijakan yang ingin diterapkan.

2. Congestion management.

Mekanisme congestion-management menggunakan marking pada setiap paket untuk menentukan paket tersebut akan diletakkan dimana.

3. Congestion Avoidance.

Mekanisme congestion-avoidance membuang paket pada antrian tertentu secara acak ketika melebihi batasan yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Policing dan Shaping.

Policing merupakan tindakan untuk mengatur jika terjadinya burst ("Iedakan") dan menyesuaikan traffic agar dapat memastikan traffic dengan tipe tertentu mendapatkan tipe bandwidth tertentu pula. Sedangkan, shaping membantu memperhalus perbedaan kecepatan yang tidak sebanding dan membatasi transmission rates.

5. Link Efficiency.

Link efficiency merupakan mekanisme yang sering diterapkan pada link WAN untuk meningkatkan throughput, dan untuk mengurangi delay dan jitter.

(29)

16

2.4.5 Agoritma Antrian

Algoritma antrian terdiri dari:

1) First-In-First-Out (FIFO) : algoritma paling sederhana dengan melayani paket suai dengan urutan tibanya paket.

2) Priority Queuing (PQ) : mengizinkan traffic tertentu untuk diprioritaskan.

3) Round Robin: mengizinkan beberapa flow traffic untuk berbagi bandwidth.

4) Weighted Round Robin (WRR) mengizinkan pembagian bandwidth dengan perlakuan istimewa.

5) Deficit Round Robin (DRR) : algoritma yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan alokasi bandwidth pada WRR. DRR menggunakan deficit counter untuk menyimpan jumlah ekstra byte untuk dikirirnkan pada ronde berikutnya

2.5 Traffic Shaping

Traffic shaping digunakan untuk mengatur traffic yang keluar ke interface agar alirannya sesuai dengan kecepatan dari target interface dan menjamin bahwa traffic memberitahukan ulang kebijakan yang dibuat untuk nya. Oleh karena itu, pengalamatan traffic pada umumnya yang dapat dibentuk untuk memenuhi permintaan downstream, sehingga dapat mengeliminasi bottleneck dalam topologi dengan data- rate mismatches . Traffic shaping mencegah packet loss, dengan menggunakan Frame Relaynetwork karena switch tidak dapat menunjukkan paket mana yang

(30)

mendahuluinya. Oleh karena itu packet di drop ketika terjadi kemacetan. Untuk penerapan traffic shaping dalam komputer dapat menggunakan Mikrotik. Dengan menggunakan teknik traffic shaping maka kita dapat mengoptimalkan pemakaian bandwidht. Traffic Shaping dapat mengontrol jumlah volume trafik data yang dikirim ke dalam jaringan yang akan dikirim dengan melewati mikrotik. Dengan penerapan traffic shaping dapat menghasilkan kinerja jaringan yang lebih stabil pada setiap aplikasi sesuai yang dibutuhkan. Dengan mikrotik RouterOS yang berbasis linux yang didesain untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna. Untuk memanagement bandwidth, mikrotik menggunakan algoritma Token Bucket (HTB). Setelah instalasi mikrotik, lakukan cek interface yang terdeteksi oleh mikrotik dan setting IP address, konfigurasi gateway, dan setting DNS. Setelah berhasil maka sudah dapat melakukan alokasi bandwidth yang disediakan oleh winbox. Alokasi sendiri terbagi menjadi dua yaitu simple queue dengan besarnya bandwidth bersifat fixed dan queue tree yang membawahi beberapa kelas. Dengan pengalokasian bandwidth menggunakan mikrotik nilai maksimal upload dan download melebihi bandwidth yang ditentukan, karena adanya peminjaman bandwidth dari klien yang tida terpakai. Sedangkan kecepatan upload dan download cenderung lebih stabil.

Berdasarkan jurnal yang menjadi referensi dari paper ini, untuk mengalokasikan bandwidth harus dilakukan monitoring dimana kebijakan alokasi harus sering diubah dalam sehari. Hal ini dikarenakan, untuk jaringan yang besar, prioritas utama akan berubah-ubah tidak selalu pada satu keputusan pengalokasian

(31)

18

bandwidth saja. Untuk meminimalkan biaya yang dikeluarkan untuk traffic shaping, terdapat metode Lagrangean yang mudah diimplementasikan pada real-time.

Pengguna hanya memerlukan informasi untuk menentukan prosedur CAC dan batasan QOS.

2.6 Jaringan Komputer

Menurut Setiawan (2014:9) Memberikan batasan bahwa “Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari komputer-komputer yang dirancang untuk dapat berbagi resource (Printer,CPU), berkomunikasi (dalam bentuk surel, pesan instant) dan dapat mengakses informasi secara bersama-sama (Peramban Web)”.Komputer- komputer berkomunikasi melalui media transmisi yang adalah peralatan yang menghubungkan komputer-komputer tersebut, sedangkan protokol adalah cara atau bahasa yang dimiliki kedua komputer untuk dapat berkomunikasi. Jaringan komputer adalah hubungan dari sejumlah perangkat yang dapat saling berkomunikasi satu sama lain Perangkat yang dimaksud pada definisi ini mencakup semua jenis perangkat komputer (komputer desktop, compute jinjing, smartphone, PC tablet) dan perangkat penghubung (router, switch, modem, hub) .Di dalam sebuah jaringan komputer yang lebih luas akan terdapat beragam perangkat komputer dan perangkat terhubung lainnya yang saling terhubung. Terjadi proses komunikasi dan transfer data di dalamnya.

Berdasarkan definisi mengenai jaringan komputer maka untuk dapat disebut sebagai jaringan komputer, terdapa empat buah syarat yang harus dipenuhi. Keempat syarat tersebut yaitu :

(32)

a. Minimal terdapat dua buah perangkat/komputer yang terhubung. Hubungan ini dapat menggunakan sarana kabel (wired) maupun nirkabe (wireless).

b. Terdapat pengguna di dalamnya yang berinteraksi dengan pengguna lainnya maupun terhadap layanan dan penyedia layanan.

c. Terdapat data yang dipertukarkan di dalamnya. Selain data juga terdapat konten (teks,multimedia) maupun informasi (hasil pengolahan data).

d. Terdapat pemakaian secara bersamasama (sharing) terhadap perangkat 2.6.1 Jenis-Jenis Jaringan Komputer

Menurut Sofan,a (2013) untuk memudahkan memahami jaringan komputer para ahli kemudian membagi jaringan komputer berdasarkan beberapa klasifikasi, di antaranya :

1. Area

a) LAN (Local Area Network)

LAN (Local Area Network) adalah suatu kumpulan komputer, dimana terdapat beberapa unit komputer (client) dan 1 unit komputer untuk bank data (server). Antara masing-masing client maupun antara client dan server dapat saling bertukar file maupun saling menggunakan printer yang terhubung pada unit-unit komputer yang terhubung pada jaringan LAN.

b) MAN (Metropolitan Area Network)

(33)

20

Teknologi yang digunakan MAN mirip dengan LAN. Hanya saja areanya lebih besar dan komputer yang dihubungkan pada jaringan MAN jauh lebih banyak dibandingkan dengan LAN. MAN merupakan jaringan komputer yang meliputi area seukuran kota dan gabungan beberapa LAN yang dihubungkan menjadi sebuah jaringan besar.

c) WAN (Wide Area Network)

WAN adalah kumpulan dari LAN yang dihubungkan dengan media komunikasi publik atau media lainnya, seperti jaringan telepon dan melibatkan area geografis yang cukup besar, seperti antar negera antar benua, atau jaringan yang berskala besar. Hampir sama dengan internet hanya saja menggunakan jaringan privat.

d) Internet

Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif.

2. Media Penghantar a) Wired Network

Wired network adalah jaringan komputer yang menggunakan kabel sebagai media penghantar. Jadi, data dialirkan melalui kabel. Kabel yang umum yang digunakan pada jaringan komputer biasanya menggunakan bahan dasar tembaga. Ada dua jenis kabel yang menggunakan bahan fiber optic atau serat

(34)

optik. Biasanya bahan tembaga digunakan pada LAN. Sedangkan untuk MAN dan WAN menggunakan kabel tembaga dan serat optik.

b) Wireless Network

Wireless Network adalah jaringan komputer yang menggunakan media penghantar berupa gelombang atau (infrared dan laser). Sedangkan pengguna infrared dan laser pada umumnya terbatas untuk jenis jaringan yang hanya melibatkan dua titik saja atau disebut juga point to point.

3. Fungsi

a) Client Server adalah jaringan komputer yang salah satu (boleh lebih) komputernya difungsikan sebagai server untuk melayani komputer lain.

Komputer yang dilayani oleh server disebut client. Layanan yang diberikan bisa berupa akses web, email, file atau yang lain. Client server banyak dipakai oleh internet atau intranet.

b) Peer to Peer adalah jenis jaringan komputer dimana setiap komputer bisa menjadi server sekaligus client. Setiap komputer dapat menerima dan memberikan akses dari satu komputer ke komputer lainnya

2.6.2 Jaringan Wireless LAN (WLAN)

Menurut Madcoms (2009, dalam Usman, F. dkk, 2015) Wireless LAN (Local Area Network) yaitu jaringan komputer yang menggunakan gelombang radio sebagai media transmisi data dimana informasi dari satu komputer ke komputer lainya tanpa menggunakan kabel sebagai media perantara. Dimana

(35)

22

ketika sebuah data dikirimkan baik oleh pengirim sinyal Wi-Fi (Wireless Fidelity), maka data biner akan dikodekan menjadi sebuah frekuensi radio kemudian akan di transmisikan oleh perangkat wireless router.

Wireless LAN merupakan salah satu media transmisi yang menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya. Data-data digital yang dikirim melalui wireless akan dimodulasikan ke dalam gelombang elektromagnetik.

Media wireless yang umum digunakan adalah dengan menggunakan gelombang radio yang diset untuk bekerja di bidang frekuensi tertentu sesuai dengan standar.

Sugiantoro, B dkk (2017).

Pada dasarnya Wireless dengan LAN merupakan sama-sama jaringan komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya, yang membedakan antara keduanya adalah media jalur lintas data yang digunakan. Jika LAN masih menggunakan kabel sebagai media lintas data, sedangkan Wireless menggunakan media gelombang radio/udara, adapun standar wireless dan keandalan transfer data menurut versinya seperti (Wireless Fidelity), 802.11a (WIFI5), dan 802.11.

ketiga standard tersebut biasa di singkat 802.11a/b/g. Versi Wireless LAN 802.11b memilik kemampuan transfer data kecepatan tinggi hingga 11Mbps pada frekuensi 2,4 Ghz. Versi berikutnya 802.11a,untuk transfer data kecepatan tinggi hingga 54 Mbps pada frekuensi 5 Ghz. Sedangkan 802.11g berkecepatan 54 Mbps dengan frekuensi 2,4 Ghz.

Adapun jenis-jenis wireless seperti dibawah ini:

(36)

1. Wireless Wide Area Networks (WWAN)

Teknologi WWAN memungkinkan pengguna untuk membangun koneksi nirkabel melalui jaringan publik maupun privat. Koneksi ini dapat dibuat mencakup suatu daerah yang sangat luas, seperti kota atau negara, melalui penggunaan beberapa antena atau juga sistem satelit yang diselenggarakan oleh penyelenggara jasa telekomunikasinya. Teknologi WWAN saat ini dikenal dengan sistem 2G (second generation). Inti dari sistem 2G ini termasuk di dalamnya Global System for Mobile Communications (GSM), Cellular DigitalPacket Data (CDPD) dan juga Code Division Multiple Access (CDMA).

Berbagai usaha sedang dilakukan untuk transisi dari 2G ke teknologi yang lebih handal seperti 3G (third generation) yang akan segera menjadi standar global dan memiliki fitur roaming yang global juga.

2. Wireless Metropolitan Area Networks (WMAN)

Teknologi WMAN adalah koneksi nirkabel antara beberapa lokasi di dalam suatu area metropolitan (contohnya, antara gedung yang berbeda-beda dalam suatu kota atau pada kampus universitas), dan ini bisa dicapai tanpa biaya fiber optic atau kabel tembaga yang terkadang sangat mahal. Sebagai tambahan, WMAN dapat bertindak sebagai backup bagi jaringan yang berbasis kabel dan dia akan aktif ketika jaringan yang berbasis kabel tadi mengalami gangguan.

WMAN menggunakan gelombang radio atau cahaya infrared untuk mentransmisikan data. Jaringan akses nirkabel broadband, yang memberikan pengguna dengan akses berkecepatan tinggi, merupakan hal yang banyak

(37)

24

diminati saat ini. Meskipun ada beberapa teknologi yang berbeda, seperti multichannel multipoint distribution service (MMDS) dan local multipoint distribution services (LMDS) digunakan saat ini, tetapi kelompok kerja IEEE 802.16 untuk standar akses nirkabel broadband masih terus membuat spesifikasi bagi teknologi-teknologi tersebut. Wireless Local Area Networks (WLAN) Teknologi WLAN membolehkan pengguna untuk membangun jaringan nirkabel dalam suatu area yang sifatnya lokal (contohnya, dalam lingkungan gedung kantor, gedung kampus atau pada area publik, seperti bandara atau kafe).

WLAN dapat digunakan pada kantor sementara atau yang mana instalasi kabel permanen tidak diperbolehkan. Atau WLAN terkadang dibangun sebagai suplemen bagi LAN yang sudah ada, sehingga pengguna dapat bekerja pada berbagai lokasi yang berbeda dalam lingkungan gedung. WLAN dapat dioperasikan dengan dua cara. Dalam infrastruktur WLAN, stasiun wireless (peranti dengan network card radio atau eksternal modem) terhubung ke access point nirkabel yang berfungsi sebagai bridge antara stasiun-stasiun dan network backbone yang ada saat itu. Dalam lingkungan WLAN yang sifatnya peer-to- peer (ad hoc), beberapa pengguna dalam area yang terbatas, seperti ruang rapat, dapat membentuk suatu jaringan sementara tanpa menggunakan access point, jika mereka tidak memerlukan akses ke sumber daya jaringan.

3. Wireless Personal Area Networks (WPAN)

Teknologi WPAN adalah suatu jaringan nirkabel (ad hoc) bagi peranti sederhana, seperti telepon seluler atau laptop. Ini bisa digunakan dalam ruang

(38)

operasi personal (personal operating space atau POS). Sebuah POS adalah suatu ruang yang ada disekitar orang, dan bisa mencapai jarak sekitar 10 meter. Saat ini, dua teknologi kunci dari WPAN ini adalah Bluetooth dan cahaya infra merah sebagai media transmisi data. Bluetooth merupakan teknologi pengganti kabel yang menggunakan gelombang radio untuk mentransmisikan data sampai dengan jarak sekitar 30 feet. Data Bluetooth dapat ditransmisikan melewati tembok, saku ataupun tas. Teknologi Bluetooth ini digerakkan oleh suatu badan yang bernama Bluetooth Special Interest Group (SIG), yang mana mempublikasikan spesifikasi Bluetooth versi 1.0 pada tahun 1999. Cara alternatif lainnya, untuk menghubungkan peranti dalam jarak sangat dekat (1 meter atau kurang), maka user bisa menggunakan cahaya infra merah.

2.6.3 Topologi Jaringan Komputer

Berikut adalah jenis-jenis topologi jaringan : 1. Topologi Bus

Topologi bus ini merupakan topologi yang banyak digunakan di awal penggunaan jaringan komputer karena topologi yang paling sederhana dibandingkan dengan topologi lainnya. Jika komputer dihubungkan antara satu dengan lainnya dengan membentuk seperti barisan melalui satu single kabel maka sudah bisa disebut menggunakan topologi bus. Dalam topologi ini dalam satu saat, hanya satu komputer yang dapat mengirimkan data yang berupa sinyal

(39)

26

elektronik ke semua komputer dalam jaringan tersebut dan hanya akan diterima oleh komputer yang dituju, karena hanya satu komputer saja yang dapat mengirimkan data dalam satu saat maka jumlah komputer sangat berpengaruh dalam unjuk kerja karena semakin banyak jumlah komputer, semakin banyak komputer akan menunggu giliran untuk bisa mengirim data dan efeknya unjuk kerja jaringan akan menjadi lambat.

Sinyal yang dikirimkan oleh satu komputer akan dikirim ke seluruh jaringan dari ujung satu sampai ujung lainnya. Jika sinyal diperbolehkan untuk terus menerus tanpa bisa di interrupt atau dihentikan dalam arti jika sinyal sudah sampai di ujung maka dia akan berbalik arah, hal ini akan mencegah komputer lain untuk bisa mengirim data, karena untuk bisa mengirim data jaringan bus mesti bebas dari sinyal-sinyal. Untuk mencegah sinyal bisa terus menerus aktif (bouncing) diperlukan adanya terminator, di mana ujung dari kabel yang menghubungkan komputer-komputer tersebut harus di-terminate untuk menghentikan sinyal dari bouncing (berbalik) dan menyerap (absorb) sinyal bebas sehingga membersihkan kabel tersebut dari sinyal-sinyal bebas dan komputer lain bisa mengirim data.

Dalam topologi bus ada satu kelemahan yang sangat menganggu kerja dari semua komputer yaitu jika terjadi masalah dengan kabel dalam satu komputer (ingat topologi bus menggunakan satu kabel menghubungkan komputer) misalnya kabel putus maka semua jaringan komputer akan terganggu dan tidak

(40)

bisa berkomunikasi antar satu dengan lainnya atau istilahnya down. Begitu pula jika salah satu ujung tidak diterminasi, sinyal akan berbalik (bounce) dan seluruh jaringan akan terpengaruh meskipun masing-masing komputer masih dapat berdiri sendiri (stand alone) tetapi tidak dapat berkomunikasi satu sama lain.

Gambar 2.1 Topologi Bus

Sumber : https//jaringankomputer.org 2. Topologi Star

Topologi star merupakan topologi jaringan yang paling sering digunakan.

Pada topologi star, kendali terpusat dan semua link harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebut ke semua simpul atau komputer yang dipilihnya.

Simpul pusat disebut dengan stasiun primer atau server dan bagian lainnya disebut dengan stasiun skunder atau client. Pada Topologi star, koneksi yang terganggu antara suatu node dan hub tidak mempengaruhi jaringan. Jika hub terganggu (rusak) maka semua node yang di hubungkan ke hub tersebut tidak

(41)

28

dapat saling berkomunikasi. Node adalah titik suatu koneksi atau sambungan dalam jaringan, sedangkan hub berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal dan meneruskan ke semua komputer yang terhubung dengan hub.

Keuntungan menggunakan topologi star yaitu:

1. Fleksibelitas tinggi.

2. Penambahan atau perubahan komputer sangat mudah dan tidak menganggu bagian jaringan lain, yaitu dengan cara menarik kabel menuju hub.

3. Kontrol terpusat sehingga mudah dalam pengelolaan jaringan.

4. Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan atau kerusakan, jika terdapat salah satu kabel yang menuju node terputus maka tidak akan mempengaruhi jaringan secara keseluruhan. Hanya kabel yang putus yang tidak dapat digunakan.

5. Jumlah pengguna komputer lebih banyak daripada topologi bus.

Kelemahan menggunakan topologi star, bila traffic data cukup tinggi dan terjadi collision, semua komunikasi akan ditunda, dan koneksi akan dilanjutkan/

dipersilahkan dengan cara random ketika hub mendeteksi tidak ada jalur yang sedang digunakanoleh node lain.

(42)

Gambar 2.2 Topologi Star Sumber : https//jaringankomputer.org 3. Topologi Tree

Topologi tree disebut juga topologi star-bus. Topologi tree merupakan gabungan beberapa topologi star yang dihubungkan dengan topologi bus.

Topologi tree digunakan untuk menghubungkan beberapa LAN dengan LAN lain. Hubungan antar LAN dilakukan via hub. Masing – masing hub dapat dianggap sebagai akar (root) dari masing – masing pohon (tree). Topologi tree dapat mengatasi kekurangan topologi bus yang disebabkan persoalan broadcast traffic, dan kekurangan topologi star yang disebabkan oleh keterbatasan kapasitas port hub. Karakteristik yang dimiliki topologi tree mirip dengan topologi bus dan star. Begitu juga dengan peralatan, kabel , dan teknik pemasangannya. Walaupun disebut sebagai jaringan bus, namun tidak selalu harus menggunakan kabel coaxial, bisa saja menggunakan serat optik, wireless, atau jenis kabel yang lain.

Topologi tree banyak digunakan untuk WAN.

(43)

30

Gambar 2.3 Topologi Tree Sumber : https//jaringankomputer.org 4. Topologi Ring

Topologi ring sangat berbeda dengan topologi bus. Sesuai dengan namanya, jaringan yang menggunakan topologi ini dapat dikenali dari kabel backbone yang membentuk cincin. Setiap komputer terhubung dengan kabel backbone. Setelah sampai pada komputer terakhir maka ujung kabel akan kembali dihubungkan dengan komputer pertama.

Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar.

(44)

Gambar 2.4 Topologi Ring

Sumber : https//jaringankomputer.org

Cara kerja topologi ring dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut.

Apabila sebuah node ingin mengirim data maka node tersebut hanya menunggu kehadiran token bebas. Token yang sampai di node pengirim kemudian

”ditempel” data yang akan dikirim. Selanjutnya data mengalir ke node penerima.

Node lain tidak dapat mengirim data karena token sudah ”tidak bebas”. Setelah sampai di node penerima, data di-copy-kan dan data mengalir kembali ke node pengirim. Kemudian data ”dimusnahkan” dan token kembali ”bebas”. Token dapat diibaratkan seperti sebuah kereta api yang sedang berjalan pada rel dan berhenti di setiap stasiun. Penumpang dapat naik kereta api dan kemudian kereta berangkat ke stasiun tujuan. Setelah tiba penumpang turun dan kereta melanjutkan perjalanan kembali. Walaupun ilustrasi ini tidak 100% cocok dengan kondisi sebenarnya, namun mudah – mudahan bisa memberikan gambaran umum bagaimana topologi ring bekerja.

(45)

32

5. Topologi Mesh

Topologi mesh dapat dikenali dengan hubungan point to point atau satu – satu ke setiap komputer. Setiap komputer terhubung ke komputer lain melalui kabel, bisa menggunakan kabel coaxial, twisted pair, bahkan serat optik. Pada awalnya jaringan mesh dikembangkan untuk keperluan militer, barang kali pusat kontrol senjata nuklir menggunakan topologi ini, apabila salah satu atau beberapa kabel putus masih tersedia rute alternatif melalui kabel yang lain.

Gambar 2.5 Topologi Mesh Sumber : https//jaringankomputer.org 2.7 Program Aplikasi

Monitoring Application berfungsi sebagai antar muka pengguna aplikasi jaringan. Komponen ini berfungsi mengambil informasi lalu lintas paket data yaitu memonitor Adapun aplikasi yang digunakan untuk Monitoring informasi lalu lintas paket data untuk parameter QoS yang terdiri dari bandwidth, delay, dan packet loss.

Axence Nettools Pro

(46)

Axence Nettools merupakan aplikasi untuk menguji konektivitas pada sebuah jaringan dengan cara mengirimkan paket data ke server yang dituju. Menurut klopototolia (2012:01) NetTools adalah Merupakan salah satu network monitoring tools yang mengukur performa jaringan, pemindaian jaringan, keamanan, alat administrasi dan dapat mendiagnosa persoalan jaringan, NetTools terdiri atas beberapa tool popular seperti trace, lookup, port scanner, network scanner,dan SNMP browser Yang membuat NetTools menjadi unik adalah NetTools mempunyai user interface yang memudahkan untuk penggunanya Baris navigasi digunakan untuk memilih tool yang ingin digunakan sedangkan address bar digunakan untuk memasukkan nama DNS (atau IP) host yang akan diperiksa atau di-scan. Slidebar biasanya terdiri atas informasi umum (seperti jumlah paket yang dikirinkan) dan option.Main area berisi tampilan hasil monitoring tergantung pada tool yang dipilih. Tool yang tersedia pada NetTools meliputi NetWatch,WinTools,Localinfo, Ping, Trace, Lookup, Bandwidth, NetCheck, TCP/IP workshop, Scan host, Scan network, dan SNMP.

(Sumber : http://www.axencesoftware.com) Gambar 2.6 Tampilan software Axence Netool 5.0

(47)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Toyonaga merupakan perusahaan yang mendukung seluruh proses pembuatan menggunakan teknologi terbaru serta merupakan produsen yang produktif dikarenakan menjadikan kepuasan pengguna sebagai prioritas nomor satu.Teknologi yang handal dibudidayakan lebih dari setengah abad sejak berdiri pada akhir tahun 1950, diawal berdirinya bernama Toyonaga Takayasu , bergerak di bidang pembuatan dan penjualan tabung.Pada tahun 2005 Toyonaga mulai masuk ke Indonesia dengan mendirikan Toyonaga Indonesia bertempat di Kawasan Industri Delta Silicon 3 Jalan Kayu Manis 1 Blok F10-01E Lippo Cikarang Jawa Barat. Perusahaan ini membawa beberapa visi dan misi kedepan yakni :

Visi : Menjadi Perusahaan Manufaktur yang selalu mengutamakan Kualitas dan Kepuasan Konsumen

Misi :

a. Memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi individu yang berkualitas dan tangguh serta berdedikasi

b. Terus berusaha untuk mengutamakan kualitas produk

(48)

c. Melayani konsumen dengan baik dan benar serta tepat waktu dalam pengiriman.

Produk yang dihasilkan dari Pt Toyonaga Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Bagian yang merapatkan komutator berukuran kecil

2. Titik cincin bagian kontak,

3. Presisi plastik cetakan bagian presisi tekan bagian,

4. Bagian mesin bubut disinter bubuk.

5. Gear part mobil dan motor

3.2 Waktu Penelitian

Observasi dalam penelitian ini dilakukan di PT TOYONAGA INDONESIA yaitu di Jalan Kayu Manis 1 Blok F10-01E kawasan Industri Delta Silicon 3 Lippo Cikarang, selain itu penulis juga berkonsultasi dengan Staff IT di area kerja yaitu bpk Gunawan Listiyanto supaya data yang diperoleh juga valid, penelitian dilakukan mulai 18 Juli sampai 05 Oktober 2018. Adapun jadwal penelitian, Penulis jadwalkan pada table dibawawh ini:

(49)

36

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

3.3 Metode Pengumpulan Data

Strategi awal yang penulis lakukan untuk merancang sistem adalah dengan No Kegiatan

Juli 2018 Agusutus 2018 September 2018 Oktober 2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Identifikasi

2.

Analisis dan pengumpulan

data

3.

Perancangan Sistem 4. Desain

5.

Pengujian QOS

6.

Evaluasi Hasil Pengukuran

QOS

7.

Penulisan Laporan

(50)

cara studi literatur dan penelitian lapangan.Adapun penjelasan kedua metode, penulis jelaskan sebagai berikut :

3.3.1 Studi Literatur

Studi ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku perpustakaan,mencari informasi melalui internet untuk dipelajari, dan mengambil kesimpulan dari data dan informasi melalui pustaka yang erat kaitannya dengan permasalahan yang dibahas, serta mempelajari jurnal terkait dengan penelitian metode ini yang dijadikan referensi dalam penulisan.

3.3.2 Studi Lapangan

Studi lapangan ini penulis lakukan untuk melihat langsung terhadap jaringan internet yang ada pada PT TOYONAGA INDONESIA. Dalam studi lapangan ini dipergunakan teknik pengumpulan data antara lain dengan cara :

a. Wawancara

Pengumpulan data dengan wawancara ini dilakukan untuk mencari data dan informasi tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian.

Wawancara dilakukan dengan Staff IT yaitu Bpk Gunawan Listiyanto yang ada di PT TOYONAGA INDONESIA.

(51)

38

` Tabel 3.2 Tabel Wawancara

No Penulis Staf IT

1 Apa nama penyedia jasa internet yang ada di PT Toyonga Indonesia dan berapa jumlah bandwith yang digunakan tiap bulan?

ISP dari PT Tele Globe Global dengan bandwith 15 Mbps perbulan

2 Menggunakan berapa router di PT toyonaga Indonesia?

Menggunakan Cisco dan MikrotikRB 450G yang DIsetup oleh pihak ISP

3 Apakah dengan jumlah Bandwith sebesar 15 Mbps masih terjadi gangguan jaringan internet?

Masalah jaringan bisa terjadi karena banyak factor dilapangan, kemungkinan

gangguan masih tetap saja ada

4 Apakah ada sistem monitoring untuk melakukan analisa jaringan internet?

Untuk sampai saat ini belum ada, yang ada masih sebatas laporan apabila ada masalah dilapangan.

(52)

5 Apakah ada pembagian Bandwith untuk semua computer client di PT Toyonaga Indonesia?

Iya ada dan semuanya saya bagi rata, tergantung kebutuhan juga.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan berbagai informasi dari PT TOYONAGA INDONESIA yang berkaitan dengan variabel penelitian yang belum didapatkan dari hasil penelitian.

c. Observasi

Penulis mengadakan praktek langsung dalam aliran jaringan internet yang ada di PT TOYONAGA INDONESIA.

3.4 Alat dan Bahan

Alat adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu dalam menganalisis quality of service jaringan komputer, dalam hal ini alat yang digunakan terdri dari 2 bagian yaitu :

1). Hardware

 Processor Intel (R) Core(TM) i3-2350M CPU @ 2.30GHz

 RAM 4,00 GB

 Harddisk 350GB HDD

(53)

40

 Keyboard dan Mouse 2). Software

Software yang digunakan Axence Nettools Pro 5.0

Bahan, pada proses menganalisis quality of service jaringan komputer ini selain alat-alat yang diperlukan, maka dibutuhkan juga bahan-bahan sebagai pelengkap untuk menyempurnakan penelitian tersebut, bahan yang digunakan berupa informasi- informasi atau data-data tentang jaringan komputer di PT TOYONAGA, ruang-ruang yang menyediakan layanan jaringan internet serta banyaknya pengguna yang memanfaatkan jaringan internet.

(54)

4.1 Hasil Penelitian

Untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun, maka model sistem monitoring QOS yang digunakan untuk pengukuran parameter megunakan software Axence NetTools pada jaringan WLAN di PT TOYONAGA INDONESIA yaitu bandwidth, delay dan packet loss Mekanisme pengukuran parameter QOS adalah dengan menggunakan Axence NetTools yaitu dengan cara mengirimkan sebuah paket dan membebaninya dengan ukuran paket tertentu kepada alamat IP untuk setiap perangkat dan menunggu respon dari node pengirim (source) kepada node penerima (destination) di layer-layer IP pada skema jaringan yang akan diukur. Kemudian mengambil informasi nilai parameter-parameter QOS dari lalu lintas paket data dan mengumpulkan serta merekam informasi lalu lintas paket data yang selanjuntnya akan dikirimkan kepada monitoring application. Dalam implementasi dari rencana tindakan (action planning) yang telah disusun, ternyata tidak bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya waktu dan peralatan yang tidak mendukung demi tercapainya rencana yang telah disusun. Jadi proses pengukuran dilakukan dimulai pada hari Senin tanggal 03 September 2018 sampai dengan hari Jumat tanggal 07 September 2018.

(55)

42

4.1.1 Hasil Pengukuran QOS (Quality Of Service)

Dari penjelasan di atas, didapatkan hasil dari implementasi pengukuran parameter QOS yang terdiri dari bandwidth, delay dan packet loss, di mana proses pengukurannya menggunakan software Axence NetTools yaitu sebagai berikut:

1. Pengukuran QOS Pada komputer HRD a) Bandwidth

Dalam proses pengukuran Bandwidth pada area ini dilakukan selama lima hari, yang dimulai pada hari Senin tanggal 03 September 2018 sampai dengan hari Jumat 07 September 2018. Proses pengukurannya dilakukan pada akhir jam kerja dan awal jam kerja, yaitu dengan range antara jam 12.00 - 13.45 Melalui pengukuran bandwidth menggunakan Axence NetTools dapat dilihat perbandingan nilai bandwitdh antara ketiga lokasi yaitu sebagai berikut. Dari hasil pengukuran bandwidth melalui monitoring WLAN pada area HRD

Tabel 4.1 Nilai Bandwidth pada Komputer HRD

Hari/Tanggal Waktu (WIB)

Bandwith (B/s)

Min Max Rata-rata

Senin/

03 Sept 2018

12.00 – 13.45 198 349 998 683 889 291

Selasa/

12.00 – 13.45 432 589 1 078 256 958 685

(56)

04 Sept 2018

Rabu/

05 Sept 2018

12.00 – 13.45 258 258 995 682 758 689

Kamis/

06 Sept 2018

12.00 – 13.45 356 458 1 125 658 985 256

Jumat/

07 Sept 2018

12.00 – 13.45 298 458 1 065 756 965 589

b) Delay

Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik atau juga proses waktu yang lama dalam jaringan Menurut versi TIPHON sebagai standarisasi yang digunakan dalam pengukuran nilai delay, maka besarnya delay dapat diklasifikasikan sebagai kategori latensi sangat bagus jika <150 ms, bagus jika 150 ms sampai dengan 300 ms, sedang jika 300 ms sampai dengan 450 ms dan jelek jika <450 ms . Berdasarkan hasil pengukuran nilai delay terhadap skema perangkat jaringan Komputer HRD di PT TOYONAGA INDONESIA.Dapatlah nilai rata-rata response time delay minimum dan maksimum dalam milisecond (ms) yaitu sebagai berikut :

(57)

44

Tabel 4.2 Nilai Delay pada Komputer HRD

Hari/Tanggal Waktu

Delay (ms)

Min Max Rata – rata

Senin/

03 Sept 2018

12.00 – 13.45 1 ms 11 ms 6 ms

Selasa/

04 Sept 2018

12.00 – 13.45 1 ms 11 ms 6 ms

Rabu/

05 Sept 2018

12.00 – 13.45 2 ms 15 ms 7 ms

Kamis/

06 Sept 2018

12.00 – 13.45 1 ms 18 ms 5 ms

Jumat/

07 Sept 2018

12.00 – 13.45 3 ms 16 ms 6 ms

c) Packet Loss

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap skema perangkat jaringan internet di PT TOYONAGA INDONESIA didapat nilai packet loss dalam persentase nilai packet loss sesuai dengan versi TIPHON sebagai standarisasi, terhadap skema perangkat jaringan Komputer HRD di PT TOYONAGA INDONESIA untuk kategori degredasi packet loss sangat bagus jika 0%, bagus

(58)

jika 3%, sedang jika 15% dan jelek jika 25%, Dari hasil pengukuran nilai packet loss terhadap skema jaringan diperoleh nilai packet loss rata-rata sebagai berikut:

Tabel 4.3 Nilai Packet loss pada Komputer HRD

Hari/Tanggal Waktu

Packet Lost

Sent lost Lost (%)

Senin/

03 Sept 2018

12.00 – 13.45 377 0 0

Selasa/

04 Sept 2018

12.00 – 13.45 542 0 0

Rabu/

05 Sept 2018

12.00 – 13.45 536 0 0

Kamis/

06 Sept 2018

12.00 – 13.45 485 0 0

Jumat/

07 Sept 2018

12.00 – 13.45 536 0 0

2. Pengukuran Qos Pada komputer PURCHASING a) Bandwidth

Dalam proses pengukuran Bandwidth pada area ini dilakukan selama lima hari, yang dimulai pada hari Senin tanggal 03 September 2018 sampai dengan hari Jumat 07 September 2018. Proses pengukurannya dilakukan pada akhir jam

(59)

46

kerja dan awal jam kerja, yaitu dengan range antara jam 12.00 - 13.45 Melalui pengukuran bandwidth menggunakan Axence NetTools dapat dilihat perbandingan nilai bandwitdh antara ketiga lokasi yaitu sebagai berikut. Dari hasil pengukuran bandwidth melalui monitoring WLAN pada area PURCHASING

Tabel 4.4 Nilai Bandwidth pada Komputer PURCHASING

Hari/Tanggal Waktu (WIB)

Bandwith (B/s)

Min Max Rata-rata

Senin/

03 Sept 2018

12.00 – 13.45 688 599 1 079 241 794 049

Selasa/

04 Sept 2018

12.00 – 13.45 458 628 958 689 687 589

Rabu/

05 Sept 2018

12.00 – 13.45 589 632 1 069 524 754 236

Kamis/

06 Sept 2018

12.00 – 13.45 438 526 987 254 689 254

Jumat/

07 Sept 2018

12.00 – 13.45 526 896 985 258 986 254

b) Delay

Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik atau juga proses waktu yang lama dalam jaringan Menurut versi TIPHON sebagai standarisasi yang

(60)

digunakan dalam pengukuran nilai delay, maka besarnya delay dapat diklasifikasikan sebagai kategori latensi sangat bagus jika <150 ms, bagus jika 150 ms sampai dengan 300 ms, sedang jika 300 ms sampai dengan 450 ms dan jelek jika <450 ms . Berdasarkan hasil pengukuran nilai delay terhadap skema perangkat jaringan Komputer HRD di PT TOYONAGA INDONESIA.Dapatlah nilai rata-rata response time delay minimum dan maksimum dalam milisecond (ms) yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.5 Nilai Delay pada Komputer PURCHASING

Hari/Tanggal Waktu

Delay (ms)

Min Max Rata – rata

Senin/

03 Sept 2018

12.00 – 13.45 1 ms 11 ms 6 ms

Selasa/

04 Sept 2018

12.00 – 13.45 1 ms 18 ms 6 ms

Rabu/

05 Sept 2018

12.00 – 13.45 2 ms 15 ms 7 ms

Kamis/

06 Sept 2018

12.00 – 13.45 1 ms 18 ms 5 ms

Jumat/

07 Sept 2018

12.00 – 13.45 2 ms 16 ms 6 ms

(61)

48

c) Packet Loss

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap skema perangkat jaringan internet di PT TOYONAGA INDONESIA didapat nilai packet loss dalam persentase nilai packet loss sesuai dengan versi TIPHON sebagai standarisasi, terhadap skema perangkat jaringan Komputer HRD di PT TOYONAGA INDONESIA untuk kategori degredasi packet loss sangat bagus jika 0%, bagus jika 3%, sedang jika 15% dan jelek jika 25%, Dari hasil pengukuran nilai packet loss terhadap skema jaringan diperoleh nilai packet loss rata-rata sebagai berikut:

Tabel 4.6 Nilai Packet loss pada Komputer PURCHASING

Hari/Tanggal Waktu

Packet Lost

Sent lost Lost (%)

Senin/

03 Sept 2018

12.00 – 13.45 568 0 0

Selasa/

04 Sept 2018

12.00 – 13.45 627 0 0

Rabu/

05 Sept 2018

12.00 – 13.45 438 0 0

Kamis/

06 Sept 2018

12.00 – 13.45 578 0 0

Jumat/

07 Sept 2018

12.00 – 13.45 596 0 0

(62)

3. Pengukuran Qos Pada komputer QC (Quality Control) a) Bandwidth

Dalam proses pengukuran Bandwidth pada area ini dilakukan selama lima hari, yang dimulai pada hari Senin tanggal 03 September 2018 sampai dengan hari Jumat 07 September 2018. Proses pengukurannya dilakukan pada akhir jam kerja dan awal jam kerja, yaitu dengan range antara jam 12.00 - 13.45 Melalui pengukuran bandwidth menggunakan Axence NetTools dapat dilihat perbandingan nilai bandwitdh antara ketiga lokasi yaitu sebagai berikut. Dari hasil pengukuran bandwidth melalui monitoring WLAN pada area QC.

Tabel 4.7 Nilai Bandwidth pada Komputer QC

Hari/Tanggal Waktu (WIB)

Bandwith (B/s)

Min Max Rata-rata

Senin/

03 Sept 2018

12.00 – 13.45 750 769 913 779 828 952

Selasa/

04 Sept 2018

12.00 – 13.45 659 485 998 756 856 852

Rabu/

05 Sept 2018

12.00 – 13.45 569 256 1 052 758 956 435

Kamis/

06 Sept 2018

12.00 – 13.45 435 526 986 563 756 436

(63)

50

Jumat/

07 Sept 2018

12.00 – 13.45 524 436 996 6 896 5

b) Delay

Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik atau juga proses waktu yang lama dalam jaringan Menurut versi TIPHON sebagai standarisasi yang digunakan dalam pengukuran nilai delay, maka besarnya delay dapat diklasifikasikan sebagai kategori latensi sangat bagus jika <150 ms, bagus jika 150 ms sampai dengan 300 ms, sedang jika 300 ms sampai dengan 450 ms dan jelek jika <450 ms . Berdasarkan hasil pengukuran nilai delay terhadap skema perangkat jaringan Komputer HRD di PT TOYONAGA INDONESIA.Dapatlah nilai rata-rata response time delay minimum dan maksimum dalam milisecond (ms) yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.8 Nilai Delay pada Komputer QC

Hari/Tanggal Waktu

Delay (ms)

Min Max Rata – rata

Senin/

03 Sept 2018

12.00 – 13.45 1 ms 11 ms 6 ms

Selasa/

04 Sept 2018

12.00 – 13.45 1 ms 15 ms 6 ms

Rabu/ 12.00 – 13.45 2 ms 15 ms 7 ms

Gambar

Tabel 2.2 Standarisasi Nilai Throughput versi TIPHON (1999)
Tabel 2.3 Standarisasi Nilai Jitter Versi TIPHON(1999)
Gambar 2.1 Topologi Bus
Gambar 2.2 Topologi Star  Sumber : https//jaringankomputer.org  3.  Topologi Tree
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah mempermudah administrator jaringan dalam mengetahui tata letak jaringan dibuat semirip mungkin terhadap arsitektur jaringan, meningkatkan keamanan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas jaringan dengan mengukur parameter dari QOS yaitu Bandwidth, Throughput, Delay, dan Packet Loss pada sistem jaringan Pusat Internet

Pada tahap ini penulis melakukan evaluasi hasil dari pengujian performa berdasarkan standar parameter Quality of service (QoS) pada jaringan internet Fakultas

Cara mengetahui kualitas jaringan internet 4G LTE dengan cara pengambilan data menggunakan aplikasi wireshark dan melakukan analisis serta perhitungan data yang dilakukan

Rekomendasi dari hasil penelitian pada Jaringan Internet di SMK N I Sukadana pada Ruang Admin Jaringan adalah menggunakan metode Queue Tree dengan penerapan

Saat ini fasilitas internet terkoneksi pada kepala sekolah, bagian humas, tata usaha dan ruangan praktek mahasiswa, karena yang diteliti adalah jaringan internet yang

Seperti jaringan internet SMKN 1 Indralaya Selatan yang mengambil sumber internet dari lokasi Dinas Kab.Ogan Ilir dan di arahkan pancarkan menggunakan radio point

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik ke dalam beberapa kesimpulan yaitu Hasil pengukuran Quality of Service QoS jaringan internet kampus