• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PBP) SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BAJENG GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PBP) SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BAJENG GOWA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

888 [Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved]

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PBP) SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 BAJENG GOWA

Nurhikmah

ProgramStudiIlmu Hukum, Universitas Muhammadiyah Sorong, Indonesia mentari.al.hikmah@gmail.com

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara menulis anekdot melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) siswa kelas X SMA Negeri 1 Bajeng Gowa.Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki kecenderungan menggunakan penelitian kualitatif.Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bajeng Gowa. Subjek yang menerima tindakan adalah Siswa kelas X yang berjumlah 36 siswa. Sekolah ini dipilih dengan beberapa pertimbangan, antara lain dalam keterampilan menulis siswanya masih tergolong rendah.

Teknik analisis data yaitu menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif Hasil penelitian berdasarkan analisis data yang ditemukan Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang telah dilaksanakan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam menulis karangan dengan menggunakan gambar seri dengan perolehan nilai ≥ 80 berjumlah 35 orang siswa atau 85,92% dan sedangkan pada siklus II hanya mencapai 80,48% dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang.

Kata Kunci :Keterampilan, Anekdot, Pembelajaran Berbasis Proyek

Abstrak:This study aims to find out how to write anecdot through the implementation of project- based learning model (PBP) of students of class X SMA Negeri 1 Bajeng Gowa. This study includes the type of classroom action research (PTK) that has a tendency to use qualitative research. Place of research conducted in SMA Negeri 1 Bajeng Gowa. Subjects who receive the action is a student class X which amounted to 36 students. The school was chosen with several considerations, among others, in the writing skills of students is still relatively low. Data analysis technique is using qualitative and quantitative data analysis techniques. The results based on data analysis found Based on observations and evaluations that have been implemented in cycle II there is an increase in student learning outcomes in writing essays by using the drawing series with the acquisition value of ≥ 80 amounted to 35 students or 85.92% and while in cycle II only reached 80.48% with 33 students

Keywords: Skills, Anecdotes, Project Based Learning PENDAHULUAN

Anekdot adalah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya.Anekdot bisa saja sesingkat pengaturan dan provokasi dari sebuah kelakar.Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata melibatkan orang-orang yang sebenarnya, apakah terkenal atau tidak, biasanya disuatu tempat yang dapat diidentifikasi.Namun, seiring waktu, modifikasi pada saat penceritaan kembali dapat mengubah anekdot tertentu menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan kembali tapi

"terlalu bagus untuk nyata". Terkadang menghibur, anekdot bukanlah lelucon, karena tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu

(2)

[Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved.] 889 kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat mekanistis.Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori, tetapi dilaksanakan melalui latihan dan praktik yang teratur sehingga menghasilkan tulisan yang tersusun rapi.Keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri.Bagi kebanyakan orang, menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan.Bahkan bagi sebagian orang, menulis adalah suatu keharusan.Misalnya, para wartawan media cetak atau elektronik yang bertugas melaporkan suatu peristiwa dengan rangkaian kata-katanya.

Keterampilan menulis merupakan aspek produktif yang hanya dapat diperoleh sesudah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Dengan demikian, keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling. Kenyataan di atas mengharuskan pengajaran menulis digalakkan sedini mungkin. Tidak mengherankan, jika di dalam Kurikulum 2013 di SMA, pembelajaran menulis menjadi aspek pembelajaran bahasa Indonesia yang mendapat alternatif dalam pengajaran.

Kompetensi dasar yang terdapat di dalam Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah memproduksi teks anekdot secara tulisan dengan mengambil spesifikasi menulis teks anekdot. Di dalam kurikulum 2013 dinyatakan bahwa anekdot bertujuan menceritakan suatu kejadian yang tidak biasa dan lucu.Sementara itu munculnya teks anekdot sebagai teks yang diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia baru disampaikan secara tersurat dalam Kurikulum 2013. Sesuai dengan prinsip pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum tersebut yakni berbasis teks. Teks anekdot menjadi salah satu teks yang wajib dipelajari siswa.Hanya saja teks anekdot baru dikenalkan mulai jenjang SMA.

Teks anekdot dapat berisi peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel atau konyol bagi partisipan yang mengalaminya. Munculnya teks anekdot sebagai teks yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia baru disampaikan secara tersurat dalam Kurikulum 2013.

Hal tersebut tercantum dalam salah satu kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 yang menyatakan,“Siswa mampu memproduksi teks anekdot yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat dalam bentuk tulisan”. Untuk tercapainya kompetensi dasar itu, siswa harus terampil dalam menulis, khususnya menulis teks anekdot.Dalam

(3)

890 [Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved]

keterampilan menulis, siswa dituntut untuk menguasai kosakata, pengetahuan, dan pengalaman agar dapat menyampaikan gagasan-gagasan dengan baik kepada pembaca.

Upaya untuk membantu siswa mengatasi rendahnya keterampilan menulis anekdot, salah satunya dapat ditempuh dengan cara meningkatkan penggunaan metode, teknik, strategi, model dalam proses pembelajaran. Praktik menulis anekdot akan dilakukan dengan baik jika ada perasaan senang atau tertarik dari siswa terhadap kegiatan menulis tersebut.

Penelitian ini akan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) untuk meningkatkan kemampuan menulis anekdot siswa kelas X SMA Negeri 1 Bajeng Gowa.

Melalui model pembelajaran berbasis proyek (PBP) ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis anekdot siswa. Pembelajaran berbasis proyek lebih menekankan pada proyek perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.

Melalui pembelajaran berbasis proyek, siswa akan melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek diterapkan untuk memotivasi siswa lebih aktif dan berinisiatif untuk memperoleh hal-hal yang mereka inginkan baik pada sisi pengetahuan, pemahaman, dan keterampilannya.

Pembelajaran menulis teks anekdot akan lebih kreatif dan aktif, apabila guru memberikan banyak proyek atau tugas pada siswa.

Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja peserta didik yang ditampilkan dalam hasil proyek yang dikerjakan.

Dalam pembelajaran berbasis proyek, guru harus menekankan pada pendekatan saintifik agar peserta didik terdorong lebih aktif dalam belajar. Misalnya pada materi menulis teks anekdot, guru mengarahkan siswa dengan memberi tugas untuk mencari contoh teks anekdot, kemudian siswa akan merombaknya dengan mengganti subjek atau tokohnya menjadi subjek atau tokoh yang dekat dengan sekitarnya.

Proyek tersebut akan mampu membantu dan memudahkan siswa untuk menulis teks anekdot. Siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam mendaftar hal-hal yang perlu ditulis berdasarkan topik yang dipilih, menentukan gagasan yang akan dikembangkan, menyusun kerangka tulisan, dan mengembangkan kerangka menjadi sebuah teks anekdot. Beberapa kelebihan dari model pembelajaran berbasis proyek, yaitu (1) meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting dan mereka perlu untuk dihargai;

(2) membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks; (3) memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber- sumber lain seperti perlengkapan

(4)

[Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved.] 891 untuk menyelesaikan tugas; dan (4) membuat suasana belajar menjadi menyenangkan sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.Project-based learning dapat menstimulasi motivasi, proses, dan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan masalah-masalah yang berkaitan dengan mata kuliah tertentu pada situasi nyata.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki kecenderungan menggunakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini digunakan dengan alasan peneliti dapat meningkatkan kemampuan menulis anekdot, meliputi proses dan hasil pembelajaran, dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis proyek (PBP) . Penelitian melibatkan mahasiswa sebagai peneliti yang berkolaborasi dengan guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Bajeng Gowa.

Pengumpulandatadapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer

adalah sumber datayang langsung memberikan

datakepadapengumpuldata(Sugiyono,2013).Sumberdatasekundermerupakandatayangdiperole hpenulisuntukmendukung data primer(Sugiyono,2013). Sumber data sekunder dalampenelitianiniadalah pendapat parapakaryangdijadikan rujukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik Observasi,wawancara tes dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pembacaan secara cermat, terarah dan teliti. Dalam analisis data, peneliti membandingkan isi catatan yang dilakukan dengan kolaborator, kemudian data diolah dan disajikan secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Teknik data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan teknik deskripsi kualitatif. Data yang dikumpulkan berupa wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi tugas siswa. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. a) Perbandingan antara data yaitu membandingkan data-data dari setiap informasi yang diperoleh, b) kategorisasi, mengelompokkan data-data dalam kategori tertentu, c) pembuatan inferensi, memaknai data-data dan menarik kesimpulan. Analisis deskripsi kuantitatif, yaitu informasi yang muncul di lapangan dan memiliki karakteristik yang dapat ditampilkan dalam bentuk angka, berupa hasil pembelajaran pretes dan angket yang diambil sebelum maupun sesudah tindakan dilakukan. Data dapat dilihat dalam bentuk diagram atau tabel. Data yang berupa angka dideskripsikan dengan cara penyajian dalam bentuk kesimpulan.Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan, keberhasilan penelitian tindakan ini ditandai adanya perubahan ke arah perbaikan, baik terkait dengan suasana belajar dan pembelajaran. Indikator keberhasilan dapat ditentukan berdasarkan proses dan produk.

Keberhasilan berdasarkan proses apabila dalam penelitian ini terjadi peningkatan keterampilan dalam menulis anekdot dibandingkan dengan sebelum diadakannya tindakan. Hal ini, dapat dilihat adanya perubahan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis anekdot dengan Model Pembelajaran

(5)

892 [Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved]

Berbasis Proyek meliputi siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran menulis anekdot.

Siswa mampu menulis ide atau gagasan dari hasil pengamatan dengan lingkungan sekitarnya dengan demikian, siswa akan terampil dan kreatif dalam menulis anekdot.Indikator keberhasilan produk dideskripsikan dari keberhasilan siswa dalam praktik menulis anekdot dengan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) . Keberhasilan diperoleh jika telah terjadi peningkatan skor sebesar 75% dari jumlah siswa sesudah diberikan tindakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Data proses siklus 1

Perencanaan

Dari hasil diskusi antara peneliti dan guru kelas X SMA Negeri 1 Bajeng Gowa menetapkan beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain:

a) Menentukan langkah-langkah KBM yang akan dilaksanakan pada tahap siklus 1.

b) Menyiapkan tugas proyek yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran menulis anekdot

c) Menyusun rambu-rambu instrumen data keberhasilan guru maupun instrumen data keberhasilan siswa, berupa format observasi, tes, dan persiapan rekaman kegiatan tindakan berupa foto pelaksanaan tindakan.

Pelaksanaan tindakan

Pada tahap selanjutnya guru melaksanakan apersepsi sebelum memulai inti dari pembelajaran dengan mengadakan tanya jawab kepada siswa tentang pengalaman sehari-hari mereka untuk mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan.

Selama proses kegiatan awal pembelajaran berlangsung pengamat (guru) sudah mulai mengamati setiap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dan siswa dengan mengisi lembaran format observasi yang telah disediakan sebelumnya untuk mengetahui hasil pelaksanaan dari setiap kegiatan dan tindakan yang diberikan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi dan evaluasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan guru yang bertindak sebagai observer dalam pembelajaran menulis anekdot dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran bahasa Indonesia menunjukan hal-hal sebagai berikut:

a) Masih kurangnya kemampuan peneliti dalam menguasai kelas dan mengatasi setiap permasalahan-permasalahan yang muncul dari siswa.

(6)

[Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved.] 893 b) Peneliti tidak menyampaikan tujuan pembelajaran menulis anekdot dengan

menggunakan pembelajaran berbasis proyek

c) Peneliti masih kurang dalam memotivasi dan mengarahkan siswa untuk dapat belajar dengan baik.

d) Peneliti kurang merespon secara keseluruhan setiap pertanyaan yang di ajukan siswa.

e) Dalam menjelaskan materi dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek, belum terlaksana dengan baik sehingga siswa kurang mampu memahami penjelasan yang disampaikan peneliti tentang bagaimana menulisanekdot dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek.

f) Peneliti kurang maksimal dalam memantau setiap aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan memberikan bimbingan terhadap siswa yang mendapat masalah dalam menulis anekdot dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek.

Sedangkan hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa menunjukan hal-hal sebagai berikut:

a) Siswa kurang aktif secara langsung memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh peneliti.

b) Siswa kurang dapat memahami dengan cepat maksud dari setiap penjelasan materi yang disampaikan oleh peneliti.

c) Siswa masih kurang berani untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami saat peneliti menjelaskan.

d) Siswa masih kurang mampu dalam memilih dan menentukan tema/topik berdasarkan gambar seri.

Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada pelaksanaan tindakan siklus 1, belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yakni 80% yang mendapatkan nilai ≥ 80, dimana dalam pelaksanaan tindakan siklus 1 masih terdapat kelemahan-kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran dari awal sampai akhir pelaksanaan pembelajaran.

Hasil pengamatan yang telah dilaksanakan untuk mengetahui letak ketidakberhasilan yang dicapai pada pelaksanaan siklus 1 adalah dari guru dan siswa itu sendiri, dimana peneliti tidak menyampaikan tujuan pembelajaran agar pelaksanaannya lebih terarah serta kurangnya kemampuan peneliti dalam memberikan motivasi, bimbing dan menanggapi setiap

(7)

894 [Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved]

permasalahan yang muncul dari siswa.Permasalahan yang timbul dari siswa sehingga tidak mencapai keberhasilan pada tahap pelaksanaan siklus 1 adalah sebagai berikut:

a) Masih terdapat beberapa orang siswa yang kurang aktif memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh peneliti selama proses pembelajaran menulis anekdot berlangsung.

b) Kurangnya keberanian yang dimiliki oleh siswa untuk mengajukan dan menanggapi setiap pertanyaan yang diajukan peneliti tentang materi yang belum dipahami.

c) Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami dan merespon setiap penjelasan yang disampaikan oleh peneliti.

d) Masih terdapat beberapa orang siswa yang masih sulit untuk memilih dan menentukan tema/topik yang tepat berdasarkan gambar seri, serta siswa masih sulit untuk memilih dan menggunakan kata-kata yang tepat dalam merangkai sebuah kalimat.

Agar tahap pelaksanaan selanjutnya pada siklus II lebih baik dan terarah, peneliti dan guru mendiskusikan hal-hal yang perlu ditingkatkan dan disempurnakan agar tercapai indikator keberhasilan dalam pembelajaran menulis anekdot dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek.adalah sebagai berikut:

a) Mengkondisikan kelas dengan suasana yang kondusif dan menyenangkan serta menanggapi setiap permasalahan yang muncul dari siswa yang dapat menimbulkan gangguan belajar.

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai siswa.

c) Memberikan bimbingan kepada siswa agar lebih termotivasi untuk lebih giat dan aktif dalam pembelajaran.

d) Membangkitkan semangat gairah belajar siswa dengan memberikan dukungan moril dari dalam diri siswa.

e) Memberikan stimulus kepada siswa agar termotivasi untuk berani mengajukan pertanyaan.

f) Menuntun siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam menulis sebuah karangan.

Data Proses siklus II Perencanaan

Adapun langkah-langkah yang dilakukan guna menyempurnakan kelemahan- kelemahan dan kekurangan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

a) Menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh siswa sehingga pelaksanaannya lebih terarah dalam pencapaian indikator keberhasilan pembelajaran.

(8)

[Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved.] 895 b) Memberikan motivasi secara menyeluruh kepada siswa agar lebih aktif dan giat dalam

pembelajaran menulis karangan.

c) Menumbuhkan keberanian dan spirit dalam diri siswa agar berani untuk bertanya akan hal-hal yang belum dipahami siswa pada materi pembelajaran

d) Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan sehingga siswa tidak bosan ketika guru menjelaskan materi dan mudah untuk menyerap apa isi dari materi tersebut.

e) Membimbing siswa dalam menentukan tema/topik untuk menulis anekdot dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek.

f) Memberikan bimbingan secara intensif kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar saat menulis anekdot.

Pelaksanaan Tindakan

Tahap kegiatan inti tidak jauh beda seperti pada pelaksanaan sebelumnya, dimana peneliti kembali menjelaskan materi pembelajaran tentang menulis anekdot dan memberikan petunjuk tentang bagaimana menulis anekdot yang baik dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek., selanjutnya siswa menyimak dengan baik penjelasan yang disampaikan oleh peneliti agar lebih memudahkan siswa dalam menentukan tema/topik untuk menulis anekdot, setelah itu peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami pada materi pembelajaran menulis anekdot dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek.

Pelaksanaan ini peneliti memberikan motivasi untuk menumbuhkan semangat belajar siswa agar tidak ragu-ragu dan berani untuk mengajukan pertanyaan agar siswa lebih mudah memahami isi dan maksud tentang materi yang dijelaskan oleh peneliti, sehingga siswa akan lebih mudah dalam menentukan dan memilih tema/topik untuk membuat karangan yang utuh dengan menggunakan kata-kata yang tepat dan sesuai berdasarkan gambar seri.

Observasi dan Evaluasi

Hasil observasi siklus II yang dilaksanakan oleh guru dalam mengamati kegiatan proses pembelajaran dari awal sampai akhir secara keseluruhan yang dilaksanakan oleh peneliti dalam hal ini bertindak sebagai guru pengamat melaporkan hasil observasi dimana proses pembelajaran pada siklus II yang dilaksanakan peneliti mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan pada tahap tindakan siklus 1, dimana dalam pelaksanaannya berdasarkan hasil observasi terhadap peneliti menunjukan bahwa (1) peneliti menyebutkan

(9)

896 [Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved]

tujuan pembelajaran yang hendak dicapai siswa, (2) pemberian motivasi kepada siswa dalam membangkitkan minat dan gairah belajar siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran, (2) terciptanya suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa yang diciptakan oleh peneliti, (3) peneliti dapat membimbing dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam menulis karangan, (4) kejelasan peneliti dalam menjelaskan materi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PBP) dalam pembelajaran sehingga siswa lebih mudah untuk memahami apa isi dan maksud dari materi tersebut, (5) peneliti dapat mengendalikan suasana kelas apabila terdapat kegaduhan yang dapat menggangu proses berjalannya pembelajaran.

Selain dari keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti, juga tidak lepas dari keberhasilan pembelajaran yang dicapai oleh siswa pada tindakan siklus II, dimana berdasarkan hasil observasi dan evaluasi dari pengamat (guru) melaporkan bahwa (1) keaktifan siswa dalam mengikuti proses berjalannya pembelajaran, (2) keseriusan dan antusias siswa dalam memperhatikan penjelasan yang disampaikan peneliti, (3) berani untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, (4) suasana kelas menjadi tertib dan menyenangkan tanpa adanya rasa bosan yang ditunjukkan oleh siswa dalam pembelajaran, (5) ketepatan waktu dalam menyelesaikan sebuah karangan dari ketentuan waktu yang telah ditetapkan peneliti.

1) Refleksi

Berdasarkan hasil observasi/evaluasi pelaksanaan tindakan siklus II yang diperoleh, bahwa proses pelaksanaan pembelajaran pada tahap tindakan siklus II dinyatakan sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yakni 80%, hal ini ditandai dengan keberhasilan yang dicapai oleh siswa itu sendiri maupun dari guru didalam pelaksanaan pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan gambar seri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Paparan Data Kuantitatif Hasil Penelitian Data hasil siklus 1

Untuk mengetahui berhasil dan tidaknya pelaksanaan proses pembelajaran, maka diadakan evaluasi akhir terhadap siswa dengan menulis sebuah karangan berdasarkan gambar seri, dari hasil pencapaian tersebut maka dapat ditentukan sejauh mana tingkat keberhasilan dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran khususnya menulis anekdot. Data hasil tes individu yang dilaksanakan pada kelas X SMA Negeri 1 Bajeng Gowa, tentang menulis

(10)

[Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved.] 897 anekdot dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran bahasa Indonesia, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Data Hasil Evaluasi Kemampuan Siswa Menulis Anekdot Pada Siklus I

No Perolehan Nilai Frekuensi Persentase Kategori

1. 90 - 100 3 7,31% Sangat tinggi

2. 80 - 89 19 46,34 % Tinggi

3. 65-79 10 24,39 % Sedang

4. < 64 9 21,95% Rendah

Jumlah 41 100%

Sumber : Data diolah

Tabel 1 diatas maka dapat dilihat perolehan nilai yang dicapai siswa, dimana pada perolehan nilai 90-100 berjumlah 3 orang siswa dengan persentase 7,31%, yang memperoleh nilai 80 – 89 berjumlah 19 orang siswa dengan persentase 46,34%,perolehan nilai 65-79 dengan kategori sedang, berjumlah 10 orang siswa dengan persentase 24,39% dan perolehan nilai < 64 dengan kategori rendah berjumlah 9 orang dengan persentase 21,95%. Berdasarkan data hasil tersebut, maka keberhasilan yang dicapai siswa secara klasikal belum menunjukan tingkat pencapaian indikator keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti yakni 80% yang mendapatkan nilai ≥ 80. Dengan tidak tercapainya hasil belajar yang diperoleh siswa pada tahap tindakan siklus 1, maka pembelajaran menulis anekdot dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek(PBP) mata pada pelajaran bahasa Indonesia akan dilanjutkan ke siklus II.

Data hasil siklus II

Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran menulis anekdot dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek dimana dalam pelaksanaan ini dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur tingkat pencapaian hasil belajar siswa dari hasil sebelumnya, dapat dilihat pada data hasil pencapaian pelaksanaan evaluasi tindakan siklus II sebagai berikut:

Tabel 2. Data Hasil Evaluasi Kemampuan Siswa Menulis Anekdot Pada Siklus II

No Perolehan Nilai Frekuensi Persentase Kategori

1. 90 - 100 4 9,75 % Sangat tinggi

2. 80 - 89 35 85,36% Tinggi

3. 65-79 2 4,87 % Sedang

4. < 64 - 0 % Rendah

(11)

898 [Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved]

Jumlah 41 100%

Sumber : Data diolah

Tabel 2 diatas dapat dilihat perolehan nilai yang dicapai siswa pada tindakan siklus II setelah diadakan tes untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam menulis anekdot dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek (PBP). Dari hasil sebelumnya siswa yang mendapat nilai dengan kategori tinggi berjumlah 33 orang dengan persentase 80,48%

meningkat menjadi 35 orang dengan persentase 85,36% dan sedangkan siswa yang mendapat nilai dengan kategori rendah pada siklus II tidak terdapat satu orang pun siswa yang memperoleh nilai dengan kategori rendah.

Dari hasil perolehan nilai tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dari siklus I ke siklus II, dimana telah mencapai batas yang sangat maksimal dari ketentuan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yakni 80% siswa yang mendapat nilai ≥ 80 maka penelitian menulis anekdot dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek (PBP) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Bajeng Gowa dinyatakan berhasil.

Pembahasan

Tahap Perencanaan

Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis.Tahap ini mencakup beberapa langkah kegiatan di antaranya sebagai berikut.

a. Pemilihan dan Penetapan Topik

Dalam memilih dan menempatkan topik ini diperlukan adanya keterampilan atau pengetahuan atau kesungguhan.Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan di dalam tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh atau digali melalui empat sumber, yaitu :Pengamatan,Imajinasi. SertaPendapat dan keyakinan.

b. Menentukan Tujuan

Tujuan penulisan diartikan sebagai pola yang mengendalikan tulisan secara menyeluruh (Akhadiah, 1998: 89). Dengan menentukan tujuan penulisan, diketahui apa yang ingin dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang diperlukan, luas lingkup bahasan, pengorganisasian, dan mungkin juga sudut pandang yang digunakan.

Secara eksplisit, tujuan penulisan dapat dinyatakan dengan cara tesis atau dengan menyatakan maksud.

(12)

[Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved.] 899 c. Bahan Penulisan

Bahan penulisan ialah semua informasi atau data yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan, Bahan tersebut mungkin berupa rincian, sejarah kasus, contoh, penjelasan, definisi, fakta hubungan sebab akibat, gambar, dan sebagainya (Akhadiah, 1998:90).

d. Menyusun Struktur Teks Anekdot

Berikut penjelasan tentang struktur anekdot. (1) Abstraksi disebut juga dengan pembukaan dan berisi pokok pikiran utama. (2) Orientasi berfungsi untuk membangun konteks yang berisi kalimat penjelas dari absraksi. (3) Krisis dimaknai sebagai saat terjadinya ketidakpuasan atau kejanggalan. (4) Reaksi berkenaan dengan tanggapan. (5) Koda atau penutup. Menurut buku Bahasa Indonesia Kurikulum 2013, kaidah isi dan bahasa teks anekdot memuat, (1) partisipan, (2) unsur lucu (3) sindiran yang diungkapkan dengan pengandaian, (4) konjungsi yang menyatakan urutan peristiwa. Untuk memahami atau menganalisis makna sebuah anekdot memerlukan kemampuan dalam memahami makna kata, istilah, dan ungkapan.

Pelaksanaan Proses a. Menentukan Topik

Topik adalah ide ataucerita gagasan cerita dasar serita atau apa yang akan diceritakan.

Contoh : Orang Miskin Yang Mencuri b. Mencari bahan referensi

Bahan yang diperoleh bisa berupa buku, majalah, Koran, internet, observasi dan imajinasi.

c. Menentukan pesan yang akan disampaikan atau sindiran yang akan disampaikan. Pesan yang akan disampaikan bias tersirat ( implisit ) maupun tersurat ( eksplisit )

Contoh :

Katakanlah hal kebenaran, perhatikan kehidupan orang miskin, kesenangan sesaat akan menghancurkan masa depan.

d. Menentukan unsure lucu, komyol dan jengkel Contoh :

Ibu yang memuji tindakan yang salah.

e. Menentukan alur cerita berdasarkan struktur Teks Anekdot 1. Abstraksi : disebuah desa, tinggalah seorang ibu dan anaknya

(13)

900 [Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved] 2. Orientasi : keluarga itu sangat miskin, mereka kelaparan.

3. Krisis : Ibu memuji tindakan Hasan ( mencuri ) 4. Reaksi : Hasan babak belur dihajar massa.

5. Koda : Ibu menangis.

Tahap Perbaikan Materi

Tahap ini merupakan tahap yang paling akhir dalam penulisan.Jika bahan seluruh tulisan sudah selesai, tulisan tersebut perlu dibaca kembali.Hasil bacaan perlu diperbaiki, dikurangi, atau mungkin juga diperluas.Pada tahap ini, biasanya yang diteliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, pengetikan, dan sebagainya.

SIMPULAN

Berdasarkan data proses dan hasil serta pembahasannya pada tiap siklus diperoleh tingkat keberhasilan penelitian sebagai berikut : (1) Pada siklus I peneliti belum mencapai keberhasilan ini ditandai dengan perolehan hasil tes yang hanya mencapai 46,34% dan belum memenuhi standar indikator keberhasilan penelitian hal ini disebabkan karena salah satunya adalah kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. (2) Pada siklus II penelitian tersebut telah berhasil ditingkatkan, hal ini bisa dilihat pada peningkatan proses hasil pembelajaran yang di tunjukkan oleh guru dan siswa.

Proses pelaksanaannya guru (peneliti) telah mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengarahkan dan membimbing siswa serta memberikan motivasi secara maksimal dalam proses pembelajaran menulis anekdot, dan disamping itu juga keseriusan dan keaktifan siswa serta timbulnya keberanian untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami yang ditunjukkan oleh siswa dari awal sampai akhir proses berjalannya pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan gambar seri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Bajeng Gowa dalam menulis anekdot akan meningkat bila menggunakan model pmbelajaran berbasis proyek (PBP).

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. dkk. 1995. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:

Erlangga.

(14)

[Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved.] 901 Alwasilah, A. Chaedar dan SennySuzannaAlwasilah. 2008.PokoknyaMenulis.

Bandung:Kiblat

Arikunto, Suharsimi. 2009.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:PT Bumi Aksara.

Asan,AdanHaliloglu,Z.2005.ImplementingProjectBasedLearningIn

ComputerClassroom.TheTurkishOnlineJournalofEducational Technology–

TOJET,volume4Issue3.http://www.tojet.net/articles/4310.doc.Diakses3 Desember 2015

BuckInstitututeforEducation.1999.Project-

BasedLearning.http://www.bgsu.edu/organizations/etl/proj.html.

Cord,2001.ContextualLearningResource.http://www.cord.org.Diakses3 Desember 2015

Enre, Fahruddin Ambo. 1994. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Ujungpandang: IKIP Esche,S.K.2002.Project-BasedLearning(PBL)inaCourseonMechanisms

andMachineDynamics.WorldTransactionsonEngineeringand

TechnologyEducation.Volume I.No.2.201-

204.http://www.eng.monash.edu.au.Diakses 3 Desember 2015

Gabriella, BodnardanJuditHazy.2000.ExperiencesofProject-BasedTeaching AppliedInTheFieldofPsychology.JournalSocialManagement

Science.2000.VolumeVII. Page 173-190

Gaer,S.1998. WhatisProject-BasedLearning?.http://members.aol.com Gunawan, Adi.W. 2013.Genius Learning Strategy. Jakarta:PT Gramedia.

Horn, Van. 1988. Tulis Apa yang Kamu Lihat (terjemahan). Jakarta: Rosdakarya.

Husniati 2013.Peningkatan Keterampilan Menulis Anekdot melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) siswa kelas X SMA Negeri 1 Singosari.Skripsi.Unstrat.

Kartono.2009.MenulisTanpaRasaTakut MembacaRealitasdenganKritis.Yogyakarta:Kanisius.

Kemendikbud.2013.BahasaIndonesia Ekspresi Diri dan Akademik.

Jakarta:KementerianPendidikan dan Kebudayaan .

Kepala Badan PSDMPK-PMP. 2013. Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kurikulum 2013 SMA/MAdanSMK/MAKBahasaIndonesia. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kerbudayaan RI.

(15)

902 [Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved]

Koch,Chlosta.S,&Klandt.H.2006.Project Seminar Business Plan Development-An Analysis OfIntegrative Project-Based Project- Based Entrepreneurship Education. Journal of Asia Entrepreneurship and Sustain ability.Volume II(2).May.Page 1-16.

Moleong,LexyJ. 2006.Metodologi Penelitian Kulitatif. Bandung: PT Remaj Rosdakarya Mulyati. 2002. Keterampilan Menulis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munandar,Utami.1999.Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif

& Bakat .Jakarta:Gramedia Pustaka.

Munirah. 2015. Pengembangan Menulis Paragraf.Yogyakarta: deepublish.

Nuraini, Fatimah. 2013. Teks Anekdot sebagai Sarana Pengembangan Kompetensi Bahasa dan KarakterSiswa.PendidikanBahasa,Sastra Indonesia, dan DaerahFKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nurgiyantoro,Burhan. 2012.Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta:BPFE.

Nursito, 2000.Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Okudan.GulE.dan Sarah E.Rzasa.2004 .A Project-Based Approach to Entreprenurial Leadership Education. Journal Technovation.Desember.VolumeXX.Page1-16.

Rais2010.Pengembangan Model Project Based Learning: Suatu Upaya Meningkatkan Kecakapan Akademik Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UNM. Laporan PenelitianTahunIIDP2MDIKTI-LEMLITUNM.

Rudi.2011. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dalam Materi Statistika SMP.Makalah Diklat. Tidak Terbit .

Rosenfeld. 2001. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik (Edisi V). Jakarta : Bhineka Cipta.

Simkins . 2002. 1990. Teaching Balancing Proses and Product. New York: Maximillan Publishing Company.

Syafi’ie, Imam. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud

Sudjana, Nana. 2000.Cara BelajarSiswa Aktif dalamProsesBelajarMengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Stevens,D.Dannelle&Levi,J.Antonia.2005.IntroductiontoRubrics.Stylus Publishing.Sterling:Virginia.

Syamsyah. 2003. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Gema Media

Tabroni, Roni. 2007.Melejit Potensi Mengasah Kreativitas Menulis Artikel. Bandung: Nuansa

(16)

[Copyright ©2020 Universitas Muhammadiyah Purworejo.. All rights reserved.] 903 Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. 1994. Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Thomas, J.W., Margendoller, J.R., &Michaelson, A. 1999. Project- Based Learning: A.

Handbook for Middle and High School Teachers.

http://www.bgsu.edu/organizations/ctl/proj.html.

Wachidah, Siti. 2004.Pembelajaran Teks Anekdot. Jakarta: Departemen Penddidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat PendidikanLanjut Pertama.

Waras, Kamdi. 2007. Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran.Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses 3 Desember 2015

Referensi

Dokumen terkait

Petunjuk Teknis Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Siswa Madrasah Berbasis Riset Tahun 2016 Page 2 Untuk menghidupkan kegiatan penelitian di kalangan siswa Madrasah Tsanawiyah

Dalam hubungannya dengan sejarah, Marx mengatakan; Yang menentukan jalannya sejarah bukan individu-individu tertentu, melainkan kelas-kelas social yang

Dengan demikian hasil dari penilaian tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi usaha perbaikan maupun peningkatan kinerja perusahaan selanjutnya ( Sugiarso &amp;

[r]

Diejlaskan pula tentang penialaian yang akan dilakukan, yang terdiri dari perangkat, praktik mengajar, laporan PTK, Jurnal Beljar dan portofolio KPL, serta artikel

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Status Gizi

produktifitas kerja guru adalah dengan melakukan supervisi, baik yang dilakukan oleh5. kepala sekolah maupun

The role of reading identities and reading abilities in students’ discussions about texts and comprehension strategies.. Main idea identification: instructional explanation