• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN. Kapal TANTO HORAS mempunyai Length Over All 98,35 meter, Length

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN. Kapal TANTO HORAS mempunyai Length Over All 98,35 meter, Length"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Kapal TANTO HORAS mempunyai Length Over All 98,35 meter, Length Between Perpendicular 89,95 meter, Breadth Moulded 17,40 meter, Depth

7,85 meter, Air Draft 33 meter, Summer Draft 5,765 meter, Summer DWT 5.063,84 ton, Light Ship 1.977.08 ton, Light Draft 1,70 meter, Gross Tonnage 3.814 ton, dan Netto Tonnage 1.970 ton. Salah satu armada PT. Tanto Intim Line, yang sebelumnya berjenis general cargo menjadi containership.

Gambar 4.1 KM TANTO HORAS

Kapal MV. TANTO HORAS mempunyai route yang tidak tetap atau tramper ship, dimana route pelayaran yang ditempuh tergantung order dari perusahaan kapal untuk memuat dari suatu pelabuhan dan membongkar muatan di pelabuhan tujuan. Sebagian besar route pelayaran MV. TANTO HORAS adalah route dengan jarak pelayaran yang pendek, dari Surabaya tujuan Ternate, Surabaya tujuan Banjarmasin, Surabaya tujuan Makassar, Surabaya tujuan Gorontalo dan Surabaya tujuan Kendari.

(2)

Dalam pengoperasiannya, muatan yang akan dibongkar dan dimuat sudah terdapat di dalam bay plan yang dibawa oleh foreman dan chief officer.

Setelah selesai melakukan pembongkaran muatan, awak kapal akan melaksanakan hatchcleaning untuk mempersiapkan palka untuk memuat muatan selanjutnya.

B. Hasil Penelitian 1. Penyajian Data

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap alat bantu kerja di atas kapal MV. TANTO HORAS. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi, untuk tata cara pembersihan dan cara merawatnya adalah sebagai berikut :

a. Cara Pembersihan

NO Nama Cara Pembersihan

Panduan Y T Ket

1 Alat

pelindung kepala

1. Cuci minimal 1 kali seminggu

√ Dicuci setiap 1 bulan sekali 2. Cuci dengan air

sabun

2 Alat

pelindung mata

1.Pencuci an dengan menggunakan air bersih & detergent

√ Pencuci an dengan

menggunakan air bersih &

detergent

3. Alat

pelindung muka

1. Pencucian dapat dilakukan dengan menyeka

√ Setiap sehabis pemakaian, langsung dilap dengan

menggunakan kain lap basah 2. Pencucian meng

gunakan kain lap basah maupun air.

4. Alat

Pelindung Telinga

1. Cuci earplug dengan

menggunakan sabun lunak, lebih baik bila ada air hangat.

√ Setiap sehabis pemakaian, langsung dicuci menggunakan sabun lunak

(3)

2. Hindarkan

penggunaan alkohol &

pembersih lain dari solvent, kemudian keringkan pada udara kamar.

5. Alat

pelindung tangan

1. Sarung tangan kain dapat dicuci dengan air & detergent

√ Bila rusak / sobek langsung ganti dengan yang baru 2. Pengeringan dapat

dilakukan pada suhu kamar maupun sinar matahari

6. Alat

pelindung kaki

1.Lakukan pembersih an dengan

menggunakan sikat sepatu atau lap kain basah / kering

√ Lakukan pembersihan dengan menggunakan sikat sepatu atau lap kain basah / kering

2. Penggunaan detergent bisa

merusak kulit sepatu.

7. Pakaian pelindung

1. Untuk pemakaian rutin, lakukan pencucian minimal seminggu sekali.

√ Pencucian tergantung pada pemakaian, dicuci setiap hari (bila kerja berat), dicuci 3 hari sekali (bila kerja ringan)

2. Pencucian meng gunakan air, tidak boleh disikat dan terkena sabun asam / basa.

8. Alat

pelindung jatuh perorangan

1. Untuk pemakaian rutin, lakukan pencucian minimal seminggu sekali.

√ Setiap sehabis pemakaian langsung bersihkan kembali 2.Pencucian

menggunakan air, tidak boleh disikat dan terkena sabun asam / basa.

b. Cara Perawatan

(4)

NO Nama Cara Pembersihan

Panduan Y T Ket

1 Alat

pelindung kepala

1.Disimpan di tempat penyimpanan tertutup

√ Penyimpanan di gudang atau loker khusus peralatan ringan 2. Dalam keadaan

tertelungkup.

2 Alat

pelindung mata

1. Simpan di tempat bersih & kering.

√ Penyimpanan ditempat lemari peralatan

3. Alat

pelindung muka

1. Simpan di tempat kering dan bersih dan

√ Penyimpanan ditempat lemari peralatan 2.hindarkan dari

benda keras dan tajam.

4. Alat

Pelindung Telinga

1.Masukkan earplug ke dalam wadah.

√ Penyimpanan ditempat wadah khusus earplug yang tersimpan dilemari

peralatan 2. Simpan di tempat

sejuk dan kering.

Hindarkan tempat yang lembab dan terkena sinar Matahari langsung.

5. Alat

pelindung tangan

1.Simpan di tempat kering dan bersih.

√ Penyimpanan di gudang atau loker khusus peralatan ringan 2. Pengeringan dapat

dilakukan pada suhu kamar maupun sinar matahari

6. Alat

pelindung kaki

1. Simpan di tempat sejuk dan kering dengan sirkulasi udara yang cukup.

√ Penyimpanan di gudang atau loker khusus peralatan ringan 2. Hindarkan tempat

yang lembab &terkena sinar matahari

langsung.

7. Pakaian pelindung

1. Disimpan pada tempat yang berventilasi,

√ Penyimpanan ditempat lemari pakaian kerja 2.Hindari sinar

matahari langsung atau panas di atas 40oC.

8. Alat

pelindung

1. Disimpan pada tempat yang

√ Penyimpanan di gudang atau

(5)

jatuh perorangan

berventilasi loker khusus

peralatan ringan 2. hindari sinar

matahari langsung atau panas di atas 40oC.

Berdasarkan observasi penelitian yang dilakukan penulis, perawatan dan pembersihan alat bantu kerja juga terkait dengan jarak dan waktu dilaksanakannya pembersihan dan perawatan, dikarenakan jadwal (schedule) sandar pada sebuah pelabuhan tidak tepat waktu seperti contoh jika sedang berlabuh dan para ABK Deck sedang melaksanakan kerja harian pada jam 09.00 dan kemudian jam 10.00 ada perintah dari nahkoda untuk melaksanakan OHN (One Hour Notice) untuk persiapan sandar, maka alat pelidung diri tidak sempat untuk di rawat maupun dibersihkan setelah kerja harian dikapal karena para abk dek pasti diperintahkan untuk menyiapkan tali untuk sandar dan standby menunggu tug boat untuk memudahkan manouvre saat sandar.

Stok untuk pengganti alat pelindung diri yang sudah rusak atau tidak layak pakai terbatas, maka alat pelindung diri yang lama tetap dipakai atau melakukan penyesuaian. Misalnya : Jika alat pelindung telinga (Earmuff) rusak / tidak layak pakai, maka bisa menggunakan kapas, atau jika alat pelindung mata (goggles) rusak, maka bisa menggunakan kacamata lain dengan syarat menutupi seluruh bola mata / kacamata dengan ukuran kaca yang lebar.

2. Wawancara

(6)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis selama praktek di kapal MV. Tanto Horas, penulis juga melakukan wawancara kepada beberapa perwira kapal di MV. TANTO HORAS dengan hasil sebagai berikut :

a. Nahkoda (Captain / Master)

Menurut Capt. Widarto selaku Nahkoda di MV. TANTO HORAS, alat pelindung diri dirawat dan diperiksa setiap bulan sekali di saat kapal dalam perjalanan di hari minggu (jika rute pelayaran jarak jauh, contoh Surabaya – Makassar – Ternate) dengan dibantu mualim III karena untuk persiapan pada saat akan melaksanakan latihan keadaan darurat (Drill) saat berlabuh.

b. Mualim 1 (Chief Officer)

Menurut Muh. Rusdi selaku Mualim 1 di MV. TANTO HORAS, alat pelindung diri dirawat dan diperiksa setiap kapal sandar dipelabuhan daerah, diperiksa ketika kapal akan berlayar kembali ke Surabaya, untuk dibuat laporan bulanan tentang jumlah dan kondisi alat keselamatan itu sendiri dan jika ada dari salah satu peralatan tersebut rusak / tidak layak pakai maupun untuk cadangan, maka mualim 1 akan membuat laporan pengadaan / permintaan peralatan tersebut.

c. Mualim 2 (second Officer)

Menurut Bahri Alief Nufriadi selaku mualim II di MV. TANTO HORAS, alat pelindung diri dirawat dan diperiksa minimal setiap sekali perjalanan pulang pergi / voyage rute panjang (contoh : Surabaya – Makassar – Gorontalo – Surabaya) atau 2 kali rute

(7)

pendek (Surabaya – Banjarmasin). Bisa juga diperiksa minimal 1 bulan sekali, mengingat laporan kegiatan situasi darurat (Drill) yang dibuat oleh mualim III dan disetujui oleh nahkoda yang harus disetor ke kantor sebelum akhir bulan. maka laporan jumlah dan kondisi alat keselamatan harus segera dikumpulkan kepada Mualim II.

d. Mualim 3 (third Officer)

Menurut Wahyu Deni Prana selaku Mualim III di MV. TANTO HORAS, alat pelindung diri dirawat dan diperiksa setiap 1 bulan sekali, terhitung diawal bulan atau akhir bulan saat kapal dalam perjalanan. Mualim III akan membuat laporan bulanan tentang jumlah dan kondisi peralatan dan melaporkannya kepada Nahkoda untuk persiapan latihan situasi darurat (Drill) dan mualim I.

e. Bosun (Boatswain)

Menurut Masykur selaku Bosun di MV. TANTO HORAS, alat pelindung diri dirawat dan diperiksa setiap akan melaksanakan dan selesai kerja harian dikapal, setiap akan melaksanakan kerja harian dikapal bosun akan memerintahkan untuk mengecek kelengkapan peralatan kerja yang akan dipakai oleh para ABK Deck kapal sebelum kerja harian mulai dari Bosun, Jurumudi dan Cadet Deck untuk menjamin keselamatan kerja.

3. Gambar alat bantu kerja yang tersedia di MV. Tanto Horas

(8)

Gambar a. Alat Pelindung Kepala (Safety Helmet)

Gambar b. Alat Pelindung Mata (Safety Goggles)

Gambar c. Alat Pelindung Telinga (earplug dan earmuff)

(9)

Gambar d. Alat Pelindung Tangan (Sarung tangan kain dan kulit)

Gambar e. Alat Pelindung Kaki (Safety Shoes)

Gambar f. Pakaian Pelindung (Wearpack)

(10)

Gambar g. Alat Pelindung Jatuh Perorangan (harness)

4. Gambar tempat penyimpanan alat bantu kerja yang tersedia di MV. Tanto Handal

Gambar Tempat Penyimpanan alat bantu kerja (lemari dan loker khusus peralatan ringan)

(11)

C. Pembahasan

Berdasarkan data diatas, penulis mendapatkan informasi bahwa perawatan dilaksanakan setiap hari untuk keperluan kerja harian, sebulan sekali untuk persiapan latihan situasi darurat dan laporan bulanan kapal.

Beberapa alat pelindung yang seharusnya dirawat setelah kerja harian tidak dilaksanakan, dikarenakan jadwal (schedule) sandar pada sebuah pelabuhan tidak tepat waktu seperti contoh jika sedang berlabuh dan ABK Deck sedang melaksanakan kerja harian pada jam 09.00 dan kemudian jam 10.00 ada perintah dari nahkoda untuk melaksanakan OHN (One Hour Notice) untuk persiapan sandar, maka alat pelidung diri tidak sempat untuk dirawat maupun dibersihkan setelah kerja harian dikapal karena para abk dek pasti diperintahkan untuk menyiapkan tali untuk sandar dan standby menunggu tug boat untuk memudahkan manouvre saat sandar.

Ada beberapa peralatan yang tidak dilakukan perawatan namun dilakukan pergantian dengan yang baru jika alat tersebut rusak atau sudah tidak layak pakai. Contoh : Sarung tangan kain dan sarung tangan kulit, dalam pemakaiannya 1 – 2 kali sudah berlubang / rusak maka diganti dengan yang baru dan sarung tangan kain dan sarung tangan kulit yang lama tidak dilakukan perawatan atau dibuang.

Permintaan pergantian alat bantu kerja yang baru diajukan ke perusahaan namun penerimaan barang setiap bulannya tidak langsung diberikan oleh perusahaan atau tetap diberi tetapi tidak sesuai dengan jumlah yang diminta membuat stok didalam store kapal berkurang dan jika stok cadangan kosong, maka alat pelindung diri yang lama tetap dipakai atau melakukan

(12)

penyesuaian. Misalnya : Jika alat pelindung telinga (Earmuff) rusak / tidak layak pakai, maka bisa menggunakan kapas, atau jika alat pelindung mata (goggles) rusak, maka bisa menggunakan kacamata lain dengan syarat

menutupi seluruh bola mata / kacamata dengan ukuran kaca yang lebar.

Peralatan yang sudak rusak atau tidak layak dipakai membuat keselamatan dan kenyamanan saat melashing kontener berkurang dan ketika para ABK Deck yang melashing saat itu tidak bekerja secara maksimal dapat membuat lashingan kontener mudah kendor / tidak kencang, ditakutkan jika lashingan kontener tidak kencang, lalu jika kapal berlayar dalam cuaca buruk dengan ombak besar, kapal dapat mengakibatkan oleng sehingga kontener mudah goyang dan jatuh ketempat yang tidak semestinya, jika sampai terjadi maka perusahaan akan mendapat kerugian yang sangat besar, karena muatan yang didalam kontener rusak.

(13)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan memperhatikan permasalahan yang telah diuraikan pada bab - bab sebelumnya menunjukkan bahwa segala permasalahan bersumber pada sumber daya manusia diatas kapal itu sendiri, yaitu:

1. Perawatan alat bantu kerja dilaksanakan setiap hari untuk keperluan kerja harian, sebulan sekali untuk persiapan latihan situasi darurat dan laporan bulanan kapal.

2. Pengecekan dan perawatan alat bantu kerja dilaksanakan dengan memperhatikan waktu dan jarak saat akan dilaksanakannya perawatan dan jika ada alat bantu kerja yang sudah rusak atau tidak layak pakai maka akan dilakukan pergantian.

3. Penerimaan alat bantu kerja yang baru terkadang tidak diberikan tiap bulannya atau diberi tapi tidak sesuai dengan jumlah yang diminta dan jika didalam stok kapal ada kekurangan atau tidak ada stok pengganti alat bantu kerja yang baru maka akan dilakukan penyesuaian

B. Saran

Berdasarkan kenyataan yang telah dihadapi, dapat dilakukan beberapa hal untuk tetap memperhatikan masalah tersebut diatas kapal, yaitu:

1. Kepada pihak perusahaan pelayaran:

a. Mengadakan pengarahan terhadap anak buah kapal (ABK) tentang pentingnya merawat alat bantu kerja guna meningkatkan keamanan

(14)

dan keselamatan kerja serta mengurangi resiko kecelakaan kerja dikapal

b. Perusahaan harus menambah dan mengganti peralatan alat bantu kerja sesuai dengan jumlah permintaan atau memberi lebih agar peralatan yang tidak memenuhi persyaratan maupun tidak layak pakai dapat segera diganti, sehingga anak buah kapal (ABK) dapat bekerja dengan aman dan selamat.

2. Kepada pihak kapal:

a. Mengadakan rapat (safety meeting) mengenai alat – alat keselamatan yang dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam satu bulan. Tujuannya adalah mengevaluasi kekurangan – kekurangan dari alat-alat bantu kerja, khususnya alat pelindung diri diatas kapal.

b. Memberi tahu tata cara merawat alat bantu kerja yang baik dan benar sehingga alat alat bantu kerja dapat terawat.

Bila telah terjalin kerjasama yang baik antara manajemen perusahaan, seluruh anak buah kapal (crew) dan antar manajemen yang ada di kapal, akan terbentuk tim keselamatan yang solid dan berkualitas.

Dengan demikian masing-masing awak kapal akan dapat memahami dan mengerti arti pentingnya alat-alat keselamatan terutama alat bantu kerja di atas kapal.

Referensi

Dokumen terkait

- 16041930 Ikan lainnya utuh atau dalam potongan, tetapi tidak dicincang diolah atau diawetkan, dalam kemasan kedap udara untuk penjualan eceran Diasapi 0305490000 - Ikan

Ada lima syarat dalam penggunaan diksi, yakni (1) kebakuan, kata yang benar adalah kata yang mengikuti kaidah morfologi dan menggunakan ragam bahasa baku, (2)

Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan pelatihan dan pembimbingan untuk menerapkan hasil pelatihan (dalam praktek simulasi). Berdasarkan evaluasi yang

Pengujian aktivitas antimikroba yang dilakukan adalah menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) dengan metode mikrodilusi, konsentrasi bakterisid minimum (KBM)

dengan dikemukakannya teori mengenai tindak kriminalitas perkotaan oleh Jane Jacobs dengan pendekataan fisik maka dimulailah penelitian-penelitian yang dilakukan

Selain itu bisa dengan memberikan harga promosi awal yang lebih murah untuk dapat menarik konsumen untuk membeli produk kita, atau bias juga dengan memberikan potongan harga

Adapun hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan menerapkan metode Yanbu‟a dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-Qur’an di SMP Negeri 3 Salatiga

Grup menyajikan dua komponen pertama dari biaya imbalan pasti di laba rugi. Keuntungan dan kerugian kurtailmen dicatat sebagai biaya jasa lalu. The Group presents the