• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III SETTING PENELITIAN(DESKRIPSI WILAYAH & OBYEK PENELITIAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III SETTING PENELITIAN(DESKRIPSI WILAYAH & OBYEK PENELITIAN)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

50 BAB III

SETTING PENELITIAN(DESKRIPSI WILAYAH & OBYEK PENELITIAN)

Penelitian ini dilakukan di Kota Malang dikarenakan Kota Malang merupakan suatu kota yang bersifat multikultural. Karena Kota Malang dikenal dengan Kota Pendidikan sehingga sebagian besar penduduknya merupakan mahasiswa yang berasal dari berbagai macam daerah. Dikarenakan penduduknya berasal dari berbagai macam daerah tersebutlah sehingga pasti juga terdapat berbagai macam perbedaan tingkah laku, kebiasaan, dan lain sebagainya yang dilatar belakangi oleh adanya perbedaan latar belakang budaya yang dapat mempengaruhi kehidupan mulai dari aspek sosial, budaya, kebiasaan, tingkah laku dan lain sebagainya.

Sehingga ditemukan banyak perbedaan-perbedaan dalam kehidupan sosial yang mana jika seseorang tidak dapat menyesuaikan diri dengan orang lain yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda dengan orang tersebut, tentu dapat berpotensi untuk memicu munculnya suatu konflik sosial seperti jarak sosial.

Karena hal tersebutlah yang membuat peneliti memilih melakukan penelitian ini di Kota Malangkarena peneliti merasa bahwa Kota Malang memiliki peluang yang cukup besar akan terjadinya jarak sosial khususnya dalam kehidupan mahasiswa yang ada di Kota Malang karena disebabkan oleh perbedaan unsur latar belakang budaya antara yang satu dengan yang lainnya.

Kota Malang merupakan sebuah kota yang dikenal sebagai kota pendidikan, karena memiliki berbagai macam perguruan tinggi/universitas ternama. Contohnya adalah seperti Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, dan lain sebagainya. Akibatnya banyak calon mahasiswa yang berdatangan dari berbagai macam daerah yang ingin melanjutkan studi atau pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di Kota Malang. Sebagai kota pendidikan, banyak mahasiswa yang berasal dari luar Kota Malang yang pada akhirnya menetap di Malang, mulai dari wilayah Indonesia Timur seperti Nusa Tenggara, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua, bahkan ada juga mahasiswa yang berasal dari luar negri. Dengan terdapatnya berbagai macam

(2)

51 mahasiswa yang berasal dari berbagai macam daerah tersebut, membuat Kota Malang menjadi sebuah kota pendidikan yang bersifat multikultural.

3.1 Gambaran Umum Perumahan Puri Bunga

Perumahan Puri Bunga merupakan suatu usaha yang bergerak dalam bidang jasa dengan visi yaitu “Hunian yang mengutamakn kenyamanan, keamanan serta kebersihan”. Perumahan Puri Bunga mulai berdiri sejak tahun 2002 yang berlokasi di Jl. Akordion Selatan Kav.17, Kel. Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Perumahan tersebut telah berdiri hingga saat ini dan memiliki 1 cabang yang berlokasi di Jl. Saxophone, Kel. Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang.

Gambar 1Denah Lokasi Perumahan Puri Bunga.

Usaha perumahan tersebut dimiliki oleh Pak Erwin dengan memiliki jumlah partner kerja sebanyak 3 orang yang berperan sebagai marketing pemasaran dan arsitek. Dalam perkembangan tiap tahunnya, perumahan Puri Bunga memiliki kemajuan dalam pembangunan yang sangat pesat. Saat ini, jumlah karyawan yang terdapat pada usaha tersebut yang diposisikan untuk bekerja di kantor pemasaran adalah berjumlah 6 orang. Sedangkan yang bekerja dengan diposisikan di lapangan kurang lebih sekitar 45 orang yang merupakan gabungan dari tukang harian dan borongan serta bagian kebersihan. Usaha perumahan tersebut dikenal serta diketahui oleh banyak orang dalam kurun waktu yang begitu cepat dikarenakan

(3)

52 lokasinya sangat strategis dan berhadapan langsung dengan Kampus Stikes Maharani dan SMK National Media Center (MNC).

Banyak konsumen yang membeli rumah di perumahan tersebut yang kemudian rumah tersebut mereka gunakan untuk membangun asrama mahasiswa (student dormitory) antar daerah sehingga memudahkan mahasiswa yang sedang mencari asramakarena lokasinya yang sangat strategis dan dekat dengan kampus.

Berdasarkan pada penjelasan tersebut, berikut daftar tabel pemilik usaha Asrama Mahasiswa (student dormitory) yang berada di dalam lingkungan Perumahan Puri Bunga:

Tabel 1Daftar Nama Pemilik Asrama Mahasiswa (Student Dormitory) Di Perumahan Puri Bunga

Blok A Blok B Blok C Blok D

Bapak Rahmat (A3)

Ibu Meri (B12) Bapak Fadil (C6) Bapak Parto (D5)

Ibu Nia (A8) Ibu Fitri (B26) Bapak Supri (C9) Bapak Heri (D11)

Ibu Nita (A9) Bapak Joko (D18)

Berdasarkan penjelasan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam lingkungan Perumahan Puri Bunga khususnya pada blok A terdapat 3 rumah yang dijadikan sebagai Asrama Mahasiswa (student dormitory). Sedangkan pada blok B terdapat 2 rumah, pada blok C terdapat 2 rumah dan blok D terdapat 3 rumah.

Namun tidak semua Asrama Mahasiswa (student dormitory) tersebut di huni oleh Mahasiswa yang berasal dari Pulau Kalimantan dan Pulau Jawa. Kemudian, pada Asrama Mahasiswa (student dormitory) yang ada di lingkungan Perumahan Puri Bunga yang dihuni oleh Mahasiswa Jawa, Mahasiswa Kalimantan akan dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 2 Daftar Nama Pemilik Asrama Mahasiswa (Student Dormitory) Yang Dihuni Oleh Mahasiswa Jawa dan Mahasiswa Kalimantan

No.

Nama Pemilik Asrama Mahasiswa

(student dormitory).

Nomor Rumah

Jumlah Penguni

Jumlah Mahasiswa

Jawa

Jumlah Mahasiswa Kalimantan

(4)

53 1. Bapak Rahmat A3 20 orang 10 orang 3 orang

2. Ibu Nita A9 6 orang 3 orang 1 orang

3. Ibu Fitri B26 10 orang 5 orang 1 orang

4. Bapak Supri C9 3 orang 3 orang -

5. Bapak Parto D5 4 orang - 4 orang

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada Asrama Mahasiswa (student dormitory) blok A3 yang dihuni oleh 20 mahasiswa terdiri atas 10 Mahasiswa Jawa, 3 Mahasiswa Kalimantan. Pada Asrama Mahasiswa (student dormitory) blok A9 yang dihuni oleh 6 mahasiswa terdiri atas 3 Mahasiswa Jawa dan 1 Mahasiswa Kalimantan. Pada Asrama Mahasiswa (student dormitory) blok B26 yang dihuni oleh 10 Mahasiswa terdiri atas 5 Mahasiswa Jawa dan 1 Mahasiswa Kalimantan. Pada Asrama Mahasiswa (student dormitory) blok C9 yang dihuni oleh 3 mahasiswa terdiri atas 3 Mahasiswa Jawa dan 1 Mahasiswa Kalimantan. Pada Asrama Mahasiswa (student dormitory) blok D5 yang dihuni oleh 4 orang Mahasiswa terdiri atas 4 Mahasiswa Kalimantan.

Adapun peraturan dibuat untuk penghuni Asrama Mahasiswa (student dormitory) agar lebih tertata lagi dan peraturan ini telah disepakati oleh Pemilik Asrama Mahasiswa (student dormitory) dan Perusahaan Perumahan Puri Bunga Malang:

1. Setiap penghuni asrama wajib menyerahkan identitas diri seperti KTP/KK/KTM.

2. Setiap penghuni asrama wajib menjaga nama baik diri sendiri dan lingkungan.

3. Setiap penghuni asrama wajib menjaga kebersihan dan kerapihan wilayah asrama dan lingkungan.

4. Setiap penghuni asrama wajib menjaga ketertiban dan tidak membuat keributan.

5. Setiap penghuni asrama harus sopan dan saling menghormati serta menghargai sesama penghuni asrama lainnya.

6. Setiap penghuni asrama wajib tidak berbuat yang anehaneh dan mengada- ngada.

(5)

54 7. Setiap penghuni asrama dilarang menduplikat atau memberikan kunci

kamar asrama kepada orang lain.

8. Setiap penghuni asrama dilarang memasukkan tamu lawan jenis ke dalam kamar asrama.

9. Setiap penghuni asrama dan tamu dilarang membawa senjata tajam, minuman keras, dan narkoba ke dalam lingkungan asrama.

3.2 Kehidupan Sosial Antar Mahasiswa Kalimantan dan Mahasiswa Jawa Di Kota Malang

Kehidupan sosial merupakan kehidupan yang ada dalam masyarakat yang di dalamnya terdapat unsur-unsur sosial. Sebuah kehidupan dapat dikatakan sebagai kehidupan sosial pabila dalam kegiatan yang dilakukan antar individu yang satu dengan individu lainnya terdapat sebuah interaksi dan komunikasi yang mana hal tersebut kemudian dapat membuat masing-masing individu merasa saling membutuhkan satu sama lain dalam aspek kehidupan sosialnya.

Dalam kehidupan sosial, masyarakat dianggap sebagai makhluk sosial karena dalam kehidupan sehari-harinya, mereka pasti saling membutuhkan satu sama lain dalam aspek sosialnya. Kehidupan sosial manusia sangat beragam, mulai dari kebutuhan untuk saling berhubungan dengan orang lain, kebutuhan pendidikan, kebutuhan kesehatan serta kebutuhan keamanan. Manusia dianggap sebagai makhluk sosial dikarenakan mereka tidak dapat dipisahkan dari kelompok- kelompok manusia lainnya.

Sebagai makhluk sosial, manusia pasti akan selalu berinteraksi satu sama lain dalam kehidupan sosialnya. Manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial apabila memiliki ciri sebagai berikut:

a. Manusia tidak dapat hidup sendiri, tanpa ada bantuan dari orang lain.

b. Manusia dapat mengembangkan potensi yang ia miliki apabila ia hidup berada di tengah-tengah masyarakat lainnya.

c. Manusia memiliki kebutuhan sosial atau social needs yaitu saling berinteraksi satu sama lain.

Jika dilihat dari topik permasalahan yang peneliti angkat mengenai jarak sosial khususnya antar Mahasiswa Jawa dan Mahasiswa Kalimantan yang ada di Kota

(6)

55 Malang, dalam kehidupan sosialnya tidak terjalin dengan baik. Ikatan-ikatan sosial yang terjadi cenderung kurang baik karena terdapat jarak-jarak tertentu dalam kegiatan berinteraksinya satu sama lain.

Berdasarkan yang peneliti amati, bentuk gaya hidup atau kehidupan sosial mahasiswa yang berasal dari Pulau Jawa dan mahasiswa yang berasal dari Pulau Kalimantan khususnya yang berada di Kota Malang tentu sangat berbeda. Tidak lain hal tersebut dapat terjadi karena disebabkan oleh berbagai macam faktor.

Contohnya adalah seperti karena disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang budaya.

Perbedaan latar belakang budaya tersebut mencakup berbagai macam aspek seperti gaya hidup, kebiasaan, penggunaan bahasa dalam berkomunikasi, dan lain sebagainya. Adanya perbedaan-perbedaan tersebut jika keduanya tidak dapat saling menerima atau bahkan saling memahami satu sama lain maka dapat saja dapat menyebabkan timbulnya suatu konflik sosial seperti jarak sosial.

Hubungan sosial antar Mahasiswa Jawa dan Mahasiswa Kalimantan cenderung tidak baik karena disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang budaya. Selain itu juga disebabkan oleh faktor adanya prasangka-prasangka cenderung bersifat negatif. Bentuk-bentuk dari prasangka sosial itu sendiri dapat berupa pemberian cap atau labelling, pemberian julukan dan lain sebagainya.

Hubungan sosial yang terjadi diantara keduanya dilihat dari adanya jarak sosial yang terjadi antar Mahasiswa Jawa dan Mahasiswa Kalimantan. Masing- masing dari mereka saling memiliki prasangka-prasangka yang cenderung bersifat negatif. Mereka berprasangka tanpa mau mengetahui terlebih dahulu bagaimana atau apa yang sebetulnya terjadi. Padahal jika di telaah lebih lanjut, tidak semua yang mereka pikirkan sesuai dengan kondisi realita yang ada.

Berdasarkan realita yang telah peneliti amati, bentuk perbedaan gaya hidup yang terjadi antar Mahasiswa Jawa dan Mahasiswa Kalimantan yang ada di Kota Malang contohnya adalah seperti adanya perbedaan gaya hidup. Gaya hidup mahasiswa asal pulau Jawa cenderung lebih bersifat sederhana jika dibandingkan dengan gaya hidup mahasiswa yang berasal dari Pulau Kalimantan.

Hal tersebut dapat peneliti temui dalam pemilihan tempat makan.

Mahasiwa yang berasal dari Pulau Jawa tidak terlalu memikirkan atau merasa

(7)

56 kebingungan jika mau mencari tempat makan. Dalam artian, mereka tidak terlalu milih-milih untuk menentukan tempat makan. Tidak harus selalu makan di tempat yang mewah sertabagus. Tentu hal tersebut terkadang cenderung bertolak belakang dengan mahasiswa yang berasal dari Pulau Kalimantan.

Sedangkan mahasiwa yang berasal dari Pulau Kalimantan, jika peneliti amati mereka cenderung lebih milih-milih untuk menentukan tempat makan. Karan ada perbedaan selera jenis makanan. Karena tidak semua orang Kalimantan menyukai masakan-masakan yang ada di Jawa. Orang Jawa dan Orang Kalimantan tentu memiliki lidah yang berbeda dalam menentukan selera makanan.

Selain itu, Mahasiswa Kalimantan cenderung lebih sering makan di tempat- teempat yang harganya dianggap relatif mahal oleh sebagian Mahasiswa Jawa.

Contohnya adalah seperti lebih memilih untuk makan di restaurant cepat saji seperti KFC, Mc Donald, Richeese dan lain sebagainya. Tentu hal tersebut disebkan karena sebagian besar Orang Kalimantan termasuk ke dalam jenis masyarakat modern. Maka dari itu sebagian dari Mahasiswa Kalimantan yang ada di Kota Malang sangat mementingkan serta memperhatikan status sosialnya. Akan tetapi tidak semua Mahasiswa Kalimantan yang menganggap penting status sosial tersebut.

Dalam kehidupan sosialnya, khususnya dalam berkomunikasi terdapat perbedaan bahasa yang digunakan oleh Mahasiswa Jawa dan Mahasiswa Kalimantan. Mahasiswa Kalimantan cenderung menggunakan Bahasa Indonesia sebagai media berkomunikasi. Sedangkan Mahasiswa Jawa cenderung menggunakan Bahasa Jawa sebagai media berkomunikasinya.

Perbedaan penggunaan bahasa tersebut dalam berkomunikasi, berpotensi menimbulkan adanya jarak sosial diantara keduanya. Dikarenakan tidak semua mahasiswa yang berasal dari Pulau Kalimantan dapat memahami serta dapat menggunakan Bahasa Jawa sebagai media dalam berkomunikasi. Meskipun Mahasiswa Kalimantan sudah bertahun-tahun menjadi perantau di ranah orang belum tentu mereka dapat memahami serta mengerti bahasa yang digunakan.

Hal tersebut dapat menimbulkan adanya jarak sosial dikarenakan masing- masing diantara keduanya merasa kurang sefrekuensi jika sedang melakukan komunikasi. Karena disebabkab oleh adanya perbedaan penggunaan bahasa

(8)

57 tersebut. Terlebih jika sedang melakukan kerja kelompok ataupun yang lainnya, Mahasiswa Kalimantan cenderung merasa bahwa dirinya merupakan minoritas dan merasa seperti diasingkan karena tidak mengerti percakapan yang dibicarakan oleh Mahasiswa Jawa tersebut. Karena mereka pasti lebih dominan menggunakan Bahasa Jawa dalam berkomunikasi.

Jika permasalahan jarak sosial tersebut tidak segera ditangani, maka hal tersebut dapat berakibat fatal. Diantara keduanya dapat menjadi tidak lagi saling berkomunikasi satu sama-lain lagi. Bahkan tidak mau menjalin hubungan pertemanan satu sama lain. Karena mereka saling beranggapan bahwa mereka sama-sama tidak dapat menjalin hubungan kekerabatan yang baik karena ada ketidak cocokan diantara keduanya. Serta mereka sama-sama terlanjur memiliki prasangka-prasangka yang cenderung negatif yang mana prasangka yang mereka miliki tersebut sesuai dengan realita yang ada.

Referensi

Dokumen terkait

Mereka mempersiapkan diri dan mengantisipasi problem-problem yang mungkin akan timbul; mereka mengkonfirmasi peluang yang ada, dan apa yang diperlukan untuk meraih keberhasilan;

 Mohon kehadiran anggota Komisi Germasa dan Pengurus Inti ke-6 Pelkat dalam pertemuan dengan Ketua II PHMJ yang akan dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 19 Juli

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan tujuan mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Nata de Pina untuk melatihkan keterampilan proses sains

Tugas akhir ini saya beri judul “Analisa Beban Kalor Pada Ruangan Server Sebuah Gedung Perkantoran”, ini merupakan studi kasus yang dilakukan pada sebuah

Sebagaimana kita tau pasar adalah sebuah tempat bertemunya pembeli dengan penjual guna melakukan transaksi ekonomi yaitu untuk menjual atau membeli suatu barang

Untuk dapat menyiapkan kemandirian peserta didik, sekolah dapat melakukan berbagai cara dengan mengarahkan orientasi kurikulum yang fungsional, mengembangkan program

Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa sistem pengupahan karyawan perkebunan di PTPN IV Kebun Balimbingan telah sesuai dengan perjanjian kerja bersama yang

Pada PLTGU, sistem kontrol SPEEDTRONIC TM MARK V dapat melakukan kontrol, proteksi dan monitoring pada Gas Turbin Generator (GTG), salah satunya yaitu untuk